Anda di halaman 1dari 10

SURAT GUGATAN

By :

(LEONARD P SINAGA S.H.,M.H)

APA ITU SURAT GUGATAN?

Surat Gugatan adalah suatu surat yang dibuat untuk melakukan suatu gugatan kepada tergugat
karena suatu wanprestasi atau perbuatan melawan hukum dalam kasus perdata di pengadilan.

Ciri-ciri Surat Gugatan :

 Pihak yang mengajukan gugatan disebut dengan penggugat


 Pihak lawan dari pihak penggugat disebut dengan tergugat
 Sengketa diajukan ke pengadilan.

UNSUR-UNSUR SURAT GUGATAN :

1. Mencantumkan identitas para pihak. adalah Hal pertama yang harus dicantumkan
dalam suatu surat gugatan adalah identitas para pihak. Jika identitas para pihak tidak
dicantumkan maka akan cacat formil yang berarti gugatan tersebut tidak dapat diterima.
Identitas para pihak biasanya terdiri dari nama, alamat, usia serta pekerjaan.

2. Posita(FundamentumPetendi) adalah dalil gugatan atau dasar adanya suatu


gugatan/tuntutan. Posita dianggap lengkap apabila sudah memenuhi dua unsur, yaitu :
dasar hukum dan dasar fakta.
 Petitum gugatan adalah tuntutan yang dimintakan pihak penggugat kepada pihak
tergugat untuk dikabulkan oleh Hakim.

KOMPONEN DALAM SURAT GUGATAN :

 Surat gugatan ditujukan kepada Pengadilan Negeri tempat gugatan ditujukan


 Materi gugatan
 Identitas kuasa hukum yang mengajukan gugatan (jika ada)
 Surat Kuasa
 Identitas penggugat in person (pemberi kuasa)
 Penyebutan sebagai penggugat
 Identitas pihak tergugat
 Penyebutan sebagai tergugat
 Dasar hukum gugatan
 Memuat perbuatan yang tidak dilakukan pihak tergugat
 Memuat bahwa perbuatan tergugat telah menimbulkan kerugian bagi pihak penggugat
 Adanya permohonan sita jaminan
 Petitum yang menyatakan menerima dan mengabulkan gugatan pihak penggugat
untuk seluruhnya
 Petitum yang menyatakan perjanjian antara penggugat dan tergugat adalah sah dan
mengikat
 Putusan yang menyatakan bahwa pihak tergugat telah melakukan wanprestasi atau
perbuatan melawan hukum
 Hukuman atau sanksi kepada tergugat untuk melaksanakan kewajibannya
 Beban biaya perkara kepada tergugat
 Permohonan untuk putusan seadil-adilnya
 Kolom nama dan tanda tangan kuasa penggugat (in person).

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat mengajukan gugatan :

1. identifikasi masalah : menentukan apakah perkara pidana, perkara perdata, perkara


TUN (tata usaha negara) dll.
2. menentukan para pihak dan kedudukan hukum para pihak : menentukan siapa
yang akan menjadi pihak tergugat atau turut tergugat, dan siapa nantinya yang menjadi
saksi. (jangan sampai terjadi kurang pihak tergugat/plurium litis consortium, hakim akan
menyatakan gugatan tidak dapat diterima/niet ontvankelijke verklaard. jadi lebih baik
tergugat kelebihan pihak hakim hanya mengeluarkan pihaktersebut dari perkara.
3. menentukan kasus posisi : dibuat hubungan hukum dan peristiwa hukum kaitan
antara para pihak dan tuntutan yang diajukan ke pihak tergugat sangat jelas.
4. memahami objek sengketa : apakah itu permasalahan ingkar janji (wanprestasi),
perbuatan melawan hukum (pmh), permasalahan pembagian waris, sengketa kepemilikan
tanah
5. Memahami teori dan landasan hukum : untuk membantu hakim memeriksa perkara,
dan melihat bagaimana pertimbangan hakim dan biasa menjadi alasan untuk upaya
hukum.
6. Mempersiapkan alat bukti : pembuktian merupakan hal yang paling penting dan
utama karena pada prinsipnya siapa yang mendalilkan sesuatu harus dibuktikan, alat
bukti harus sudah siap sejak awal, mulai dari surat,saksi,ahli atau bukti elektronik.

STRUKTUR DARI SURAT GUGATAN :

1. Tujuan surat gugatan dan keterangan jenis surat gugatan (kompetensi relatif
pengadilan)

Surat gugatan ditujukan kepada pengadilan negeri tempat gugatan ditujukan.

kompetensi relatif : kewenangan pengadilan untuk mengadili perkara berdasarkan


wilayah dimana pengadilan negeri itu berada berdasarkan pada :

 Domisili Tergugat (actor sequitor forum rei): tempat kediaman, alamat berdasarkan
ktp, Kartu keluarga, anggaran dasar perseroan.
 Actor sequitor forum rei dengan hak Opsi (pilihan) :

hak ini dikarenakan orang yang digugat (tergugat) lebih dari satu orang dan tinggal pada
wilayah pengadilan negeri yang berbeda-beda. Penggugat harus memilih pengadilan
negeri yang menguntungkan penggugat.

 Actor sequitor forum rei Tanpa Hak Opsi : apabila satu orang yang digugat merupakan
penutang (debitur) pokok dan selebihnya adalah penjamin hutang, maka gugatan harus
ditujukan pada pengutang pokok bukan pada penjamin hutang.
 Tempat Tinggal Penggugat : mengajukan gugatan ke pengadilan negeri tempat
kediaman penggugat apabila tempat tinggal tergugat tidak diketahui berdasarkan
surat keterangan pejabat setempat dan apabila penggugat nya banyak maka gugatan
diajukan pada salah satu pengadilan negeri tempat penggugat.
 Tempat barang disengketakan : apabila domisili penggugat dan benda yang
disengketakan letaknya berbeda dan tergugat tidak diketahui keberadaanya, maka
gugatan ditujuka pada pengadilan negeri dimana benda itu berada, benda yang
dimaksud adalah benda tetap (benda yang tidak dapat dipindahkan yaitu tanah,rumah,
pohon ,gedung mesin pabrik dan lain-lain.
 Berdasarkan pemilihan domisili : adanya klausul ketentuan pilihan domisili hukum
dalam perjanjian yang dibuat para pihak, maka pengadilan yang ditujukan adalah
pengadilan yang tertuang di dalam perjanjian.

2. Identitas para pihak adalah identitas yang ditujukan dalam surat gugatan adalah
identitas para pihak yaitu Penggugat, Tergugat dan juga Turut Tergugat. Bila terjadi salah
menggugat maka disebut ERROR IN PERSONA, apabila dalam gugatan tersebut ada error
in persona maka gugatan itu dapat ditangkis atau di eksepsi sebagaimana kewenangan
relatif pengadilan.

ERROR IN PERSONA di golongkan menjadi tiga jenis yaitu :

a. Orang yang menggugat (Penggugat) tidak memenuhi syarat karena tidak mempunyai hak
untuk menggugat dan tidak cakap melakukan tindakan hukum yaitu orang yang berada
dibawah umur atau perwalian, pemboros, orang gila, maupun orang yang berada dibawah
pengampu
b. Salah sasaran menggugat
c. Gugatan kurang pihak atau masih ada pihak lain yang dapat ditarik menjadi tergugat.
3. Fundamentum petendi/posita (dasar gugatan)

Unsur yang penting dalam posita adalah dasar hukum dan dasar fakta. Dasar hukum yang
dipertegas adalah hubungan hukum antara Penggugat dengan objek sengketa dan
Tergugat dengan objek sengketa.

4. Petitum/hal yang dituntut

Petitum adalah isi pokok gugatan, tanpa petitum tidak dapat dikatakan sebagai surat
gugatan. Petitum bagian penting dalam surat gugatan sehingga petitum harus sinkron
dengan posita, apabila petitum tidak sinkron dengan posita, maka tergugat dapat
mengajukan Eksepsi kepada Penggugat dengan alasan ketidakjelasan Obscuur libel.

Petitum terdiri dari PETITUM PRIMAIR dan PETITUM SUBSDAIR. Tujuan dibuat nya
dua pokok gugatan agar apabila petitum primair (pokok) tidak dikabulkan maka petitum
subsdair yang diharapkan dikabulkan.

Isi petitum primair berisi pokok-pokok yang digugat, sedangkan yang subsdair biasanya
berbunyi “ ex aequo et bono” (mohon putusan yang seadil-adilnya) artinya apabila
hakim berpendapat lain terhadap putusan akhir, maka penggugat mohon putusan yang
seadil-adilnya.

5. Penutup
- Tempat penulisan gugatan
- Tanggal dibuat gugatan
- Tanda tangan pihak penggugat beserta kuasanya (bila terdapat kuasa) biasanya pada
praktek ditempel materai.
CONTOH SURAT GUGATAN :

_____________________________________________________________________________

KOP SURAT KANTOR

_____________________________________________________________________________

Yth.Ketua Pengadilan Negeri Medan

Di Pengadilan Negeri Kelas 1A Medan

Jl. Pengadilan No. 8, Medan.

Perihal : GUGATAN WANPRESTASI

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini LEONARDSINAGA S.H.,M.H adalah Advokat/Pengacara,


Penasehat Hukum, Konsultan Hukum di kantor LDP LAW FIRM & Partners beralamat di Jl.
Setiabudi Medan no. 127 D . Dalam hal ini berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 10 juni
2023. Bertindak untuk dan atas nama serta kepentingan pemberi kuasa

Nama : ASEP
Tempat/tgl lahir :-
Pekerjaan :-
Agama :-
Alamat : Kota Medan
Selanjutnya disebut sebagai......................................................................................PENGGUGAT

Dengan ini mengajukan gugatan wanprestasi terhadap :


1. Nama : DEF
Tempat/tgl lahir : -
Pekerjaan :-
Agama :-
Alamat : Kota Medan

Selanjutnya disebut sebagai...........................................................................TERGUGAT


2. Nama : ANI
Tempat/tgl lahir : -
Pekerjaan : NOTARIS
Agama :-
Alamat : Kota Medan

Selanjutnya disebut sebagai.........................................................TURUT TERGUGAT 1

3. Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan,

beralamat di Jl. STM Kota Medan

Selanjutnya disebut sebagai.......................................................TURUT TERGUGAT 11

Adapun dahli-dahlil dalam mengajukan gugatan ini adalah sebagai berikut :


1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah rekanan bisnis dalam bidang usaha jual beli
property;
2. Bahwa untuk kelancaran bisnis dan usaha Tergugat, Tergugat membutuhkan modal
usaha sebesar Rp.1.000.000.000 ( Satu miliar rupiah). Dan meminta pinjaman kepada
Penggugat ;
3. Bahwa Penggugat memberikan pinjaman modal kepada Tergugat untuk modal usaha
sebesar Rp.1.000.000.000 ( Satu miliar rupiah). Dengan perjanjian di buat dihadapan
Notaris ANI beralamat di kantor Notaris dengan nomor perjanjian 05/2022 tertanggal 10
januari 2022;
4. Bahwa Tergugat memberikan jaminan Surat Tanah dengan Sertifikat Hak Milik (SHM)
Nomor : 888 atas nama Saudara DEF beralamat di kota medan, surat tanah diserahkan
kepada Penggugat sebagai jaminan pinjaman.
5. Bahwa dalam perjanjian apabila Tergugat tidak memenuhi kewajiban nya maka Pihak
Penggugat dapat melakukan eksekusi terhadap objek jaminan tersebut;
6. Bahwa Tergugat berjanji akan mengembalikan uang tersebut beserta bunga pinjaman
sebesar 0.5% perbulan pada 20 januari 2023 sebagaimana telah tertuang dalam perjanjian
nomor 05/2022 ;
7. Bahwa berjalan nya waktu sampai tanggal pengembalian uang yang telah disepakati di
perjanjian, Tergugat tidak ada itikad baik bahkan sulit untuk diajak berkomunikasi.;
8. Bahwa adapun kerugian penggugat adalah
- hutang pokok tergugat Rp.1.000.000.000 (satu miliar rupiah)
- Bunga 0.5% perbulan selama setahun menjadi 6% x Rp.1.000.000.000 = Rp.
60.000.000
- Denda 4 (empat) bulan keterlambatan dikalikan 0,5% menjadi 2% x 1.000.000.000
= Rp. 20.000.000
- Total kerugian Materil Penggugat Rp. 1.080.000.000 (satu miliar delapan puluh juta
rupiah)
9. Bahwa Penggugat telah melayangkan somasi sebanyak 2 (dua) kali kepada Tergugat
namun tidak ada jawaban dan itikad baik.;
10. Bahwa Penggugat telah berupaya untuk mengajak Tergugat untuk duduk bersama
mendiskusikan permasalahan ini secara itikad baik namun Tergugat seakan-akan
menghindar;

Maka berdasarkan seluruh dalil-dalil Penggugat diatas Penggugat memohon kepada majelis
Hakim Yang Terhormat untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara dengan memberikan
putusan berikut ini.

PETTITUM

Primair :

1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya


2. Menyatakan Tergugat telah melakukan wanpretasi sebagaimana dalam perjanjian No.
05/2022 dihadapan Notaris Ani.
3. Menghukum Tergugat untuk mengembalikan pinjaman uang beserta bunga dan denda
keterlambatan sebesar Rp.1.080.000.000 (satu miliar delapan puluh juta rupiah).
4. Menghukum Tergugat membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.10.000.000
(sepuluh juta rupiah) per hari kepada Penggugat apabila ternyata Tergugat lalai mematuhi
putusan pengadilan ini;
5. Meletakkan Sita Jaminan atas harta milik Tergugat dengan SHM No.888 atas nama
Tergugat;
6. Memerintahkan Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II untuk mematuhi putusan dalam
perkara a quo;
7. Membebankan biaya perkara a quo kepada Tergugat.

Subsidair :

Apabila majelis hakim yang terhormat berpendapat lain mohon putusan perkara a quo
yang seadil-adilnya “ex aequo et bono”

Medan, 20 Mei 2023

Hormat kami
Kuasa Hukum
PENGGUGAT

_TTD_MATERAI_

(Leonard P Sinaga S.H.,M.H)


Istilah-istilah hukum dalam gugatan :

1. Kompetensi absolut : wewenang badan pengadilan dalam memeriksa jenis perkara


tertentu yang secara mutlak tidak dapat diperiksa oleh badan pengadilan lain.

2. Legal standing : keadaan dimana seseorang atau suatu pihak memenuhi syarat
mempunyai hak untuk mengajukan di muka pengadilan

3. Error in persona : salah orang, gugatan diajukan pada orang yang salah

4. Obscuur libels : gugatan yang samar-samar atau mengandung ketidakjelasan.

5. Dwangsom : Tuntutan agar tergugat dihukum membayar uang paksa

6. Ex aquo at bono : mohon putusan seadil-adilnya

7. Niet ontvankelijk verklaard (N.O) : Tidak dapat diterima,

8. Primair (Petitum Primair) : Tuntutan Pokok

9. Subsidair (Petitum subsidair) : tuntusan tambahan atau pengganti

Anda mungkin juga menyukai