Anda di halaman 1dari 6

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TA 2022/2023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


Perilaku Organisasi dan Magister
MATA KULIAH
Kepemimpinan Pendidikan PRODI Manajemen
(sks) : :
( 3 SKS ) Pendidikan
Prof. Suyata, M.Sc,Ph.D /
DOSEN : KELAS/SEM : B/2
Dr.Achmadi Budi Santosa
HARI/TANGGAL : Kamis , 25 Mei 2023 RUANG :
JAM
: 13.00 – 14.30 SIFAT UJIAN : Open Book
MULAI/WAKTU

Penyerahan pekerjaan hari tgl. Senin 29 Mei 2023 via email file MS Words!

1. Kepemimpinan pendidikan yang sukses membuat sekolah baik dan semua siswa
belajar berkesinambungan dibedakan yang berlaku untuk semua situasi dan ada yang
bergantung pada situasi-situasi tertentu, apakah yang dimaksud dengan ucapan
tersebut? Manakah ciri sukses kepemimpinan yang berlaku umum dan manakah yang
berlaku bergantung pada konteks?
Jawab :
Ciri-Ciri Pemimpin yang Baik
1. Problem-solver.
2. Berani mengambil risiko.
3. Mau mendengarkan.
4. Komunikatif.
5. Mengapresiasi tim.
6. Peduli pada tim.
7. Transparan.
8. Merangkul seluruh anggota.
9. Memberikan feedback yang membangun.
10. Berpikir strategis.
11. Memberi teladan.
12. Percaya pada orang lain. (Arviana, 2023)

2. Apakah maknanya bahwa peranan kepala sekolah dewasa ini perlu memusatkan pada
kepemimpinan pengajaran/ instruksional? Apakah tujuan dari pergeseran peranan
kepala sekolah ke kepemimpinan instruksional tersebut?
Jawab :
Kepemimpinan instruksional adalah pendampingan yang fokus pada pembelajaran
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran sesuai kurikulum,
dan mengembangkan keprofesionalan guru guru untuk meningkatkan proses dan hasil
belajar siswa.
Tujuan kepemimpinan instruksional adalah:
(1) Terwujudnya peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa secara terus-
menerus.
(2) Terfokusnya guru pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa. (Usman,
2015)

Manfaat kepemimpinan instruksional adalah:


National Comprehensive for Teacher Quality mengidentifikasi manfaat
pengembangan kepemimpinan guru sebagai berikut
1. Memperbaiki mutu guru.
2. Memperbaiki belajar siswa.
3. Menjamin keberhasilan reformasi Pendidikan.
4. Dapat memilih, mempertahankan, memotivasi dan memberi penghargaan guru
sukses.
5. Menyediakan peluang perkembangan professional guru.
6. Memperluas kapasitas kepala sekolah.
7. Lingkungan sekolah lebih demokratis/ pancasilais.

Indikator kepemimpinan instruksional yang efektif adalah:


(1) Merumuskan konsep dan strategi pelaksanaan.
(2) Menetapkan strategi.
(3) Menetapkan target yang akan dicapai.
(4) Konsisten berusaha meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa secara
kontinyu.

Strategi kepemimpinan instruksional adalah:


(1) Keteladanan.
(2) Pembelajaran di kelas dan luar kelas.
(3) Iklim kondusif.
(4) Budaya kondusif.
(5) Penguatan kepemimpinan kepala sekolah.
(6) Kepala sekolah menjadi model.
(7) Banyak berdiskusi dengan guru tentang peningkatan mutu pembelajaran.
(8) Mendampingi guru.
(9) Menetapkan sasaran mutu.
(10) Membuat program pelaksanaan kegiatan untuk mencapai sasaran mutu.
(11) Monev pelaksanaan program.
(12) Menindaklanjuti hasil monev.

Cara praktis kepala sekolah melakukan kepemimpinan pembelajaran adalah:


(1) Menetapkan sasaran mutu.
(2) Membuat program pelaksanaan kegiatan untuk mencapai sasaran mutu.
(3) Melaksanakan persiapan administrasi pembelajaran.
(4) Memotivasi siswa.
(5) Memberikan materi pembelajaran.
(6) Membuat jadwal pelajaran.
(7) Melaksanakan monev proses pembelajaran di kelas secara periodik.
(8) Memberikan rekomendasi bagi guru yang dimonev untuk perbaikkan.
(9) Menindaklanjuti hasil monev. (Usman, 2015)

3. Mengapa kepemimpinan guru banyak direkomendasikan untuk membuat semua anak


di kelas belajar dan sukses? Apakah kendala mengembangkan kepemimpinan guru di
sekolah berhadapan dengan praktik birokrasi pendidikan yang masih dominan selama
ini bahwa kepemimpinan pendidikan intinya adalah kepemimpinan kepala sekolah?
Jawab :
Karena seorang guru dituntut untuk menumbuhkan dan menyuburkan suasana mencari
ilmu di kelas, untuk mengambil hati dan pikiran pribadi-pribadi yang ada disekitarnya,
bermitra dalam bekerja dengan orang lain serta mau mengerti diri sendiri dan orang
lain. (Suhedi, 2015)

Sistem Pendidikan Dengan Manajemen Birokratik


1. Struktur kewenangan berjenjang banyak.
2. Regulasi berlebihan dan formal.
3. Kegiatan rutin dominan.
4. Prakarsa perubahan terbatas.
5. Perilaku reaktif mendominasi kehidupan.
6. Berkembang kepatuhan semu.
7. Trust timbal balik melemah.

4. Ambillah satu definisi kepemimpinan guru! dan jelaskan! Manakah yang banyak
disarankan model kepemimpinan guru yang berbentuk formal ataukah yang berbentuk
informal, berikan alasan masing-masing!
Jawab :
Kepemimpinan instruksional menurut Bush (2011:17), “Instructional leadership focusses on
teaching and learning and on the behavior of teachers in working with students. Leader’s
influences is targeted at students learning via teachers.” Jika di artikan ke dalam Bahasa
Indonesia adalah Kepemimpinan instruksional berfokus pada pengajaran dan pembelajaran
dan pada perilaku guru dalam bekerja dengan siswa. Pengaruh pemimpin ditargetkan pada
pembelajaran siswa melalui guru.

Seseorang dipilih menjadi pemimpin karena ia memiliki kelebihan tertentu di


kelompoknya dan mendapat kepercayaan dari bawahannya. Seseorang yang tidak
dipercaya sulit menjadi pemimpin. Pemimpin dipercaya bawahannya karena
kejujurannya. Pemimpin dapat bersifat formal dan nonformal. Pemimpin formal ialah
pemimpin yang diangkat dengan surat keputusan (SK). Pemimpin nonformal ialah
pemimpin yang diangkat kelompoknya tanpa SK. Pemimpin nonformal dapat pula
terjadi karena seseorang mengangkat dirinya di saat keadaan darurat atau genting.
Pemimpin berbeda dengan pimpinan. Pimpinan adalah posisi atau jabatan atau orang
yang memiliki kedudukan tertinggi dalam suatu organisasi. Pimpinan tertinggi di
sekolah disebut kepala sekolah (principal atau head master). Pimpinan berbeda
dengan kepemimpinan (leadership). (Usman, 2015)

Perbedaan antara Kepemimpinan Formal dan Kepemimpinan Non Formal :


1. Kepemimpinan Formal adalah Jabatan yang dimiliki seseorang dalam kemampuannya
meliputi proses mempengauhi orang lain dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Dimana Kepemimpinan Formal dalam jabatannya diperoleh
dari suatu usaha tertentu dalam pencapaiannya.
2. Kepemimpinan Non Formal (Informal) adalah Jabatan yang dimiliki seseorang dalam
kemampuannya meliputi proses mempengauhi orang lain dalam menentukan tujuan
tertentu, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya. Dimana Kepemimpinan Non Formal dalam
jabatannya diperoleh tanpa suatu usaha tertentu dalam pencapaiannya. (Wirasandi, 2016)

Melihat dari perbedaan di atas, model kepemimpinan guru yang banyak di gunakan di
dunia Pendidikan yang ada di Indonesia adalah model kepemimpinan formal. Karena
setiap guru pastinya diangkat dengan SK (Surat Keputusan) dari Dinas Pendidikan,
Yayasan, UPT dan lain sebagainya.

5. Kewenangan dan tanggungjawab manajerial dapat diserahkan dari atas ke bawah,


kewenangan dan tanggungjawab kepemimpinan pendidikan tak seperti pendelegasian
manajerial, jelaskan!
Jawab :
Kepala sekolah merupakan orang yang mempunyai pengaruh besar dalam sebuah sekolah.
Sebagai seorang manajer kepala sekolah berperan dalam mengelola sumber daya pendidikan
yang dimiliki. Kepala sekolah harus mampu membawa perubahan untuk sekolah yang
dipimpinnya menjadi sekolah berkualitas dengan mendayagunakan sumber daya terutama
guru. (Dwi Chayani, 2016)

Kepala sekolah sebagai manajer adalah salah satu peran kepala sekolah diantara peran-peran
kepala sekolah yang lain seperti peran sebagai educator (pendididik), admisistrator,
supervisor, leader, innovator, dan motivator. Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai
peran yang mentukan dalam pengelolaan manajemen sekolah, berhasil tidaknya tujuan sekolah
dapat dipengaruhi bagaimana kepala sekolah menjalankan fungsifungsi manajemen. Fungsi-
fungsi manajemen tersebut adalah planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
actuating (pergerakan), dan controlling (pengontrolan). Dalam rangka melakukan peran dan
fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi
kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong
keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang progam
sekolah. (Ii, 2011)
SELAMAT BEKERJA SEMOGA SUKSES! Copy paste pekerjaan tak akan dikoreksi!

Diverifikasi oleh : Disusun oleh :

Ketua Program Studi Penanggungjawab Keilmuan Dosen Pengampu

Dr. Enung Hasanah, M.Pd Dr. Achadi Budi Santosa, M.Pd Prof. Suyata, M.Sc.,Ph.D/
Dr. Achadi Budi Santosa, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai