Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Politeknik adalah sebuah lembaga pendidikan prefesional yang telah


menghasilkan banyak tenaga kerja yang terampil, didukung dengan fasilitas serta
sarana dan kurikulum yang memadai merupakan jawaban dari semua tantangan di
atas.Sesuai dengan kurikulum yang di terapkan di Politeknik Negari Sriwijaya
maka mahasiswa diwajibkan mempunyai keterampilan di bidang teknologi.
Program Studi Teknik Listrik adalah salah satu prodi dari jurusan Teknik Elektro
pada Politeknik Sriwijaya Palembang yang membina mahasiswa sehingga
mendapat suatu keterampilan dan dengan keterampilan itu mahasiswa diharapkan
mampu menguasai ilmu listrik.

Materi pokok yang diambil dalam praktik kerja bengkel listrik menitik
beratkan pada perencanaan instalasi penerangan semi control otomatis. Dimana
dalam melakukan praktik ini mahasiswa melakukan pekerjaannya disuatu papan
kerja sebagai simulasi. Dalam praktik ini mahasiswa diberikan keterampilan
berpikir secara ilmiah dan teknik bagaimana cara perencanaan, pelaksanaan,
pengoperasian, pemanfaatan, dan perbaikan suatu instalasi listrik. Dari tenaga-
tenaga terampil inilah masyarakat banyak dapat berguna bagi industri-indsutri
atau masyarakat banyak dan dapat mengembangkan teknologi kelistrikkan dimasa
depan .

Pada semester III ini dititik beratkan pada perancangan, pemasangan dan
analisa terjadinya kesalahan-kesalahan serta memperbaiki pada instalasi sederhana
dalam bentuk mini, khususnya instalasi papan yang merupakan dasar untuk
memasang instalasi rumah tinggal di papan kayu pada kerja bengkel. Dengan
diadakannya mata kuliah panel instalasi bekerja secara manual & semi otomatis
ini pelaksanaan, pengoperasian serta perbaikan sesuatu instalasi listrik diharapkan
dapat mampu dikuasai dengan baik oleh setiap mahasiswa untuk menciptakan
tenaga-tenaga kerja yang berkualitas.

1
1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan praktik bengkel ini antara lain


sebagai berikut:

1. Mahasiswa mengetahui dan mengenal semua material lisrtik yang di


gunakan dalam praktik bengkel listrik dan menggunakan material itu
sesuai dengan fungsinya.
2. Mahasiswa mengetahui, memahami, dan mengenal cara
mempergunakan peralatan kerja sesuai dengan fungsinya.
3. Mahasiswa mampu menganalisa gambar diagram kerja dan
menerapkannya di bengkel listrik.
4. Mahasiswa mampu merancang instalasi penerangan semi control
otomatis dengan baik dan benar dengan menurut langkah-langkah
kejra
5. Mahasiswa mampu mengatasi jika terjadi kesalahan atau trouble
shoting.

1.2.2 Manfaat

Adapun manfaat utama praktik bengkel listrik ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat membaca gambar pekerjannya dan


mengaplikasikan pekerjaannya disuatu tempat kerja.
2. Mahasiswa mengetahui dan mengenal macam- macam bahan dan
komponen listrik yang digunakan dalam praktik.
3. Mahasiswa dapat terampil dalam mempergunakan peralatan listrik
sesuai dengan fungsinya.
4. Mahasiswa mengetahui dan dapat menentukan kesalahan suatu
pemasangan instalasi listrik.

2
1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam praktik bengkel mata kuliah kabel dan teknik
pemasangan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara penggunaan material yang digunakan dalam praktik


instalasi penerangan semi control otomatis ?

2. Bagaimana fungsi dari material-material tersebut ?

3. Bagaimana cara menganalisa diagram kerja untuk diaplikasikan dalam papan


kerja ?

4. Bagaimana langkah-langkah untuk pemasang instalasi penerangan semi


control otomatis ?

5. Bagaimana mengatasi trouble shoting?

1.4 Metode Penulisan


Dalam menyusun laporan ini penulis menggunakan metode tinjauan
pustaka. Metode ini menggunakan sumber tertulis yang didapatkan baik melalui
buku atau internet sebagai dasarnya.

1.5 Sistematika Penulisan


Masalah yang disajikan dalam praktek instalasi penerangan control semi
otomatisini disusun dengan menggunakan cara terarah dan terpadu yang
dirangkum dalam sistematika penulisan. Adapun sistematika penulisan dalam
laporan bengkel listrik adalah sebagai berikut :

3
Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang penulisan, tujuan dan manfaat penulisan,
rumusan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini membahas tentanguraian teori – teori prinsip dasar instalasi
dan bahan atau peralatan bengkel instalasi penerangan yang akan
digunakan pada kerja papan.

Bab III Instalasi Penerangan Kontrol Semi Otomatis.

Pada bab ini membahas mengenaibenda kerja, alat-alat dan bahan yang
digunakan pada saat praktikum.

Bab IV Hasil dan Pembahasan.

Pada bab ini secara garis besar menjelaskan hasil dari praktikum yang
dikerjakan.

Bab V Penutup

Menguraikan tentang kesimpulan yang merupakan uraian-uraian terdahulu


serta saran yang dianggap perlu .

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DASAR INSTALASI LISTRIK

2.1.1. Standarisasi

Tujuan Standarisasi adalah untuk mencapai keseragaman, antara lain


mengenai:

a. Bentuk dan mutu Barang


b. Cara menggambar dan cara kerja

2.1.2. Prinsip Dasar Instalasi Listrik

Dalam pemasangan instalasi terlebih dahulu harus mengenal fungsi


dan prinsip peralatan atau bahan yang akan digunakan atau dipasang.
Kemudian memahami symbol-simbol yang digunakan dalam gambar.
Perencanaan instalasi yang baik akan didapat jika dalam perencanaan itu
mengikuti peraturan yang berlaku.

Adapun ketentuan yang digunakan dalam perencanaan instalasi listrik,


yaitu:

1. PUIL 1987, digunakan sebagai dasar merencanakan instalasi listrik.


2. Standar IEC, digunakan sebagai ukuran standar dalam menggambar teknik
seperti symbol-simbol.
3. Undang-undang keselamatan kerja yang ditetapkan dalam UU Bo. 1 tahun
1987.
4. PLN no. 18 tahun 1987, tentang perusahaan listrik Negara
5. Peraturan mengenai kelistrikan yang tidak bertentangan dengan peraturan
induk (PUIL dan IEC).

5
Selain ketentuan di atas, perencanaan dan pemasangan instalasi listrik juga
harus merujuk pada prinsip dasar instalasi listrik. Prinsip dasar tersebut adalah
sebagai berikut:

a. Keamanan
Pemasangan instalasi harus dipasang sedemikian rupa sehingga
kemungkinan terjadinya kecelakaan dapat diminimalisir. Hal ini
bertujuan untuk mengamankan manusia, peralatan dan lingkungan dari
bahaya akibat gangguan listrik.
b. Keandalan
Instalasi yang dipasang harus tahan terhadap gangguan mekanik
maupun termis dan dapat beroperasi dengan baik pada keadaan
normal.
c. Ketersediaan
Peralatan atau komponen instalasi yang dipasang harus mudah
didapat dan sesuai dengan keadaan standar rumah yang akan dipasang
instalasi.
d. Keindahan
Instalasi yang dipasang harus tertata rapi mengikuti peraturan yang
diizinkan. Selain itu instalasi juga disesuaikan dengan keadaan
lingkungan.
e. Ekonomis
Perencanaan dan pemasangan instalasi listrik haruslah menggunakan
komponen yang sesuai dengan keuangan konsumen dan tingkat
keelitan bangunan tersebut.
f. Kemudahan Tercapai
Instalasi dipasang harus disesuaikan dengan konsumen dalam arti
peralatan yang dipasang harus mudah dicapai atau dijangkau baik
dalam pengoperasian, pemeriksaan, pengawasan, pemeliharaan,
perbaikan serta kemudahan dalam menghubungkannya. Contohnya
menurut PUIL letak saluran dipasang 1,5 m dari lantai.

6
2.2. PERLENGKAPAN INSTALASI

2.2.1 Kabel instalasi

Kabel penghantar banyak digunakan pada sutau instalasi rumah tinggal


pasangan tetap, yaitu kabel NYA (seperti pada gambar). Ketentuan yang
harus diperhatikan didalam pemasangan kabel NYA sebagai berikut :

 Kabel NYA tidak pada boleh dipasang langsung menempel atau ditanam
pada plesteran atau kayu, tetapi harus dilindungi dengan pipa instalasi.
 Untuk pemasangan tetap dalam jangkauan tangan, kabel NYA harus
dilindungi pipa instalasi.
 Jika dipasang diruang lembab,kabel NYA harus didalam pipa pvc
pemasangannya.
 Kabel NYA tidak boleh dugunakan diruang basah, didalam terbuka,
tempat kerja gedung dengan bahaya kebakaran atau ledakan.

Sedangkan ketentuan-ketentuan untuk pemasangan kabel NYM adalah


sebagai berikut :

 Kabel NYM boleh dipasang langsung menempel atau di tanam pada


plesteran,diruang lembab ataupun basah, di tempat kerja atau gedung
dengan bahaya kebakaran atau ledakan.
 Kabel NYM boleh di pasang langsung pada bagian-bagian lain dari
bangunan, konstruksi, rangkanya dan lainnya.dengan syarat pemasangannya
tidak merusak selubung luar ledakan.
 Kabel NYM tidak boleh dipasang dalam tanah.
Dalam hal penggunaan, kabel instalasi yang berselubung memiliki beberapa
keuntungan di bandingkan dengan instalasi dalam pipa yaitu:

 Lebih mudah dilengkungkan


 Lebih tahan terhadap pengaruh asam, uap atau gas

7
 Sambungan dengan alat pemakai dapat ditutup lebih rapat.
Untuk penandaan fungsi penghantar maka di beri tanda warna. Tanda warna tersebut
adalah:

o Merah untuk fasa R


o Kuning untuk fasa S
o Hitam untuk fasa T
o Biru untuk Netral
o Kuning hijau untuk pentanahan
Pemilihan penghantar kawat berisolasi maupun kabel harus menggunakan
pertimbangan yang meliputi:

 Tegangan nominal kabel, dipengaruhi oleh mutu bahan isolasi yang


digunakan.
 Kemampuan hantar Arus (KHA), dipengaruhi oleh pemasangan beberapa
tabel yang berdekatan.
 Konstruksi kabel dapatc mempengaruhi tagangan nominal \dan
Kemampuan Hantar Arus (KHA).Jenis dan arti penandaan suatu kabel
adalah:
oHuruf pertama menyatakan jenis penghantar.
oHuruf kedua menyatakan jenis isolasi
oHuruf ketiga menyatakan jenis pelindung.
oHuruf keempat menyatakan selubung pelindung kabel.
Contoh macam kabel yang digunakan dalam pemasangan instalasi
penerangandengan disertai jenis dan penandaannya, sebagaiberikut:
 NYA
N: Kabel penghantar terbuat dari tembaga

Y: Isolasi dari PVC

A: Selubung dari yute

8
Kabel ini digunakan untuk instalai ruangan lembab yang
penggunaannya didalam pipa dan tidak boleh ditanam plaster.

Gambar 2.1. Kabel NYA

 NYM
N: Kabel penghantar terbuat dari tembaga

Y: Isolasi dari PVC

M: Berselubung PVC

Kabel ini digunakan untuk instalasi diruang lembab ataupun kering


dimanadalam penggunaannya dapat ditanam di dalam plaster dan menempel
didinding.

Gambar 2.2. Kabel NYM

2.2.2. Pipa
Pipa adalah bahan listrik yang digunakan sebagai selubung dari kabel atau
penghantar suatu impedansi instalasi

9
Gambar 2.3.
Persyaratan yang harus dipenuhi Pipapipa yang dipakai untuk pemasangan
untuk
instalasi listrik :

a. Bahan
Tahan panas, tahan tekanan tinggi, tahan tekanan dan tidak menjalar api.

b. Konstruksi
1. Melindungi tekanan mekanis .
2. permukaan rata dan dilindungi karet.
3. Jari-jari pada pembengkokan pipa adalah 3D untuk pipa PVC, 4D untuk
pipa baja 16 mm, 6D untuk pipa baja 16 mm.
4. Penyambungan pipa harus baik.
c. Mekanis
Tidak boleh pecah, retak, berubah bentuk bila terkena benda luar.

d. Thermis
Pipa PVC tidak menjalarkan api.

e. Elektris
Pipa PVC harus mempunyai tahanan isolasi yang baik.

10
Table Diameter dalam minimum pipa instalasi

Jumlah kabel rumah PVC (NYA) 1 2 3 4 5 6

No Luas penampang Diameter luar Diameter dalam minimum dari pipa

nominal (mm2) maks (mm) (mm)

1 1,5 3,3 7 9 9 11 13 13

2 2,5 3,9 7 10 11 13 14 16

3 4 4,4 7 11 13 14 16 17

4 6 2,4 9 14 16 17 20 21

5 10 6,8 10 17 19 22 24 27

6 16 8,0 13 20 22 26 29 34

7 25 9,8 14 24 27 34 35 38

8 35 11,0 16 27 34 35 40 44

9 50 13,0 19 34 35 44 46 56

10 70 15,0 22 36 44 48 56 -

11 95 17,0 24 44 48 56 - -

12 120 19,0 27 48 56 - - -

11
13 150 21,0 34 56 - - - -

2.2.3. Kotak hubung

Penyambungan atau percabangan hantaran listrik pada instalasi


dengan pipa harus dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan
untuk melindungi sambungan atau percabangan hantaran dari gangguan
yang membahayakan. Pada umumnya bentuk sambungan yang digunakan
pada kotak sambung ialah sambungan ekor babi kemudian sambungan
ditutup dengan las dop setelah di isolasi.

2.2.4. Saklar

Saklar adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai control, yaitu


menghubungkan atau memutuskan arus listrik pada suatu rangkaian.
Terdapat beberapa saklar yang digunakan dalam praktik bengkel kali ini,
yakni antara lain:

a. Saklar tunggal
b. Saklar seri
c. Saklar tukar
d. Saklar Silang
e. Saklar tekan

a. Saklar tunggal

Fungsi saklar adalah untuk menyalakan dan mematikan lampu. Saklar ini
terdapat dua titik kontak yang meghubungkan hantara fasa dengan lampu

Gambar 2.4 Saklar

12
b. Saklar Seri

Untuk melayani dua buah lampu yang berjauhan namun

dihidupkan dari satu tempat dapat digunakan pengaturan saklar seri yang

mana lampu satu dihubungkan dengan saklar sisi kiri dan lampu dua

dihubungkan dengan saklar sisi kanan dan untuk kawat netral / nol dikopel

dan dihubungkan ke sumber AC.

Gambar 2.5.Simbol Lokasi Gambar 2.6. Kontruksi Dalam

Gambar 2.7. Saklar Seri Gambar 2.8. Diagram Pengawatan

c. Saklar tukar

Pengaturan saklar tukar ini adalah untuk melayani beberapa buah

lampu yang dinyalakan dari satu tempat, misalnya untuk lampu 1 saklar

pada posisi 1, untuk lampu 2 saklar pada posisi 2 dan seterusnya.

13
Gambar 2.9. Konstruksi Dalam Gambar 2.10. Simbol Lokasi

Gambar 2.11. Diagram Pengawatan dan Saklar Tukar

d. Saklar Silang

Pengaturan saklar silang ini digunakan untuk melayani satu buah

lampu yang dihidupkan dari dua tempat misalnya untuk menerangi sebuah

lorong yang panjang lampu berada ditengah dan saklar silang berada pada

pintu masuk dan pintu keluar, juga pada sebuah tangga, dan lain-lain.

Saklar ini dapat dihidupkan dipintu masuk dan dimatikan dipintu

keluarnya dan daapat juga dihidupkan sebalik

14
Gambar 2.12 Simbol Lokasi Gambar 2.13. Diagram Pengawatan

e. Saklar Tekan

Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar


sederhana yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran
arus listrik dengan sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem
kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai device
penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan saat
tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi
normal.

Gambar 2.14. Push button switch

Berdasarkan fungsi kerjanya yang menghubungkan dan memutuskan,


push button switch mempunyai 2 tipe kontak yaitu NC (Normally Close)
dan NO (Normally Open).

 NO (Normally Open), merupakan kontak terminal dimana kondisi


normalnya terbuka (aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika tombol
saklar ditekan, kontak yang NO ini akan menjadi menutup (Close) dan
mengalirkan atau menghubungkan arus listrik. Kontak NO digunakan
sebagai penghubung atau menyalakan sistem circuit (Push Button ON).
 NC (Normally Close), merupakan kontak terminal dimana kondisi
normalnya tertutup (mengalirkan arus litrik). Dan ketika tombol saklar
push button ditekan, kontak NC ini akan menjadi membuka (Open),

15
sehingga memutus aliran arus listrik. Kontak NC digunakan sebagai
pemutus atau mematikan sistem circuit (Push Button Off).

2.2.5. Kotak Kontak

Sebuah komponen listrik yang difungsikan sebagai beban pada


rangkaian. Alat ini biasanya dijadikan sebagai media penyalur energi listrik ke
berbagai peralatan elektronik atau motor listik.

Gambar 2.15. Kotak kontak

2.2.6 Fitting

Fiting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan


kawat-kawat hantaran. Fitting terbuat dari bahan isolasi yaitu bakelit atau porselin
dan menurut penggunaanya dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu fitting langit-
langit, fitting kedap air dan fitting gantung. Fitting di gunakan sebagai alat untuk
menaruh atau menempatkan lampu. Dalam praktik ini digunakan sedikitnya 6
(enam) fitting lampu.

16
Gambar 2.16. fitting lampu

2.2.7. Lampu

Lampu pada instalasi listrik difungsikan sebagai komponen penghasil


cahaya yang kemudian cahaya ini berguna untuk penerangan. Sifat penerangan
cahayanya tergantung pada besarnya daya lampu.

Gambar 2.17 lampu

2.2.8. LDR

LDR dapat diasumsikan sebagai saklar yang prinsip kerjanya berdasarkan


perubahan dan pengaruh cahaya. Dalam komponen LDR ini terdapat sebuah
resistor yang resistansinya dapat berubah-ubah bila mendapat sinar dengan
kekuatan cahaya yang berubah-ubah.

Harga resisten LDR pada tempat terang adalah lebih besar dari pada yang
gelap, perubahan dari kekuatan cahaya dengan level tertentu ke tempat yang
cahayanya rendah atau gelap dalam waktu tertentu akan merubah harga resistansi
menjadi lebih kecil. Dengan mengecilnya harga resistansi itu, LDR tersebut akan
mengerjakan sistem operasi saklar timer untuk menghubungakan anak kontaknya.

17
Gambar 2.18. LDR

18
2.2.9. Klem
Klem adalah suatu alat listrik yang terbuat dari aluminium yang
digunakan untuk mengklem pipa atau kabel agar tidak lepas dan kelihatan
rapi.

Gambar 2.19 Klem

2.2.10. Roset
Roset kayu ialah semacam kayu berbentuk bulat menyesuaikan dengan
sakelar sebagai penyangga sakelar ke dinding namun apabila bagian tersebut
beton maka digunakan roset kayu dahulu untuk menempel di dinding
tersebut.

Gambar 2.20 Roset Kayu

2.2.11. Multitester

Alat ukur ini berfungsi sebagai alat pengukuran tegangan, arus dan
tahanan. Berkaitan dengan fungsinya sebagai pengukur tahanan alat ini
dapat di manfaatkan untuk mengetes rangkaian instalasi sebelum di beri
tegangan.

19
Gambar 2.21. Multitester

2.3 PERLENGKAPAN PANEL LISTRIK

Peralatan yang digunakan pada pemasangan panel kendali secara umum


adalah sebagai berikut:

2.3.1 Kotak Panel


Box Panel merupakan tempat alat-alat kendali dirangkai. Terdiri
dari alat yang dipasang tetap (dalam box pada pelat pemasangan) dan alat
yang dipasang bergerak (pada pintu panel).

2.3.2. Saluran Pengawatan Kabel


Pada pengawatan tipe ini, kawat-kawat penghubung dari terminal
strip ke peralatan atau dari satu alat ke alat lainnya dipasang dalam saluran
plastik yang menempel pada panel pemasangan. Saluran pengawatan
untuk sistem listrik ( saluran segi empat dengan tutup sistem pegas) terbuat
dari plastik abu-abu. Untuk pemasangan dan penahanan kawat penghantar
pada tempatnya, alasnya berlubang-lubang. Saluran pengawatan harus
dipasang pada permukaan yang kuat (pelat pemasangan ) dan tidak cocok
untuk instalasi yang menopang sendiri. Untuk pemasangan saluran
pengawatan digunakan elemen-elemen pemasangan utama yang terbuat
dari bahan isolasi, misalnya paku keling plastik yang mekar sendiri atau
sekerup plastik.

2.3.3. Pengikat Kabel


Pengikat kabel digunakan pada pengawatan ikatan bulat. Kawat-
kawat digabungkan menjadi berkas yang bulat. Ikatan bulat diikat dengan
pengikat kabel dari plastik dan tidak boleh menyentuh pelat pemasangan.
Pada pengawatan ikatan bulat, saluran pengawatan tidak diperlukan. Ikatan
hantaran dipasang diantara alat-alat. Kawat dimasukkan dalam terminal
dengan lintasan melengkung. Keuntungannya bila suatu ketika perlu

20
pemindahan klem atau terjadi kawat putus, masih mempunyai kelebihan
panjang.
2.3.4 Line Up Terminal

Line up terminal adalah suatu alat listrik yang berfungsi sebagai


penghubung kabel penghantar.

Gambar 2.22. Line Up Terminal

2.3.5. Terminal Pin

Di gunakan sebagai tempat penyambungan kabel pada pengawatan suatu


instalasi listrik maupun tenaga.

` Gambar 2.23. Terminal Pin

Untuk menghubungkan (tempat sambungan ) kabel dari dalam Panel ke pintu


panel maupun dari dalam panel kel luar panel, digunakan terminal sambungan.
Salah satunya adalah terminal. Misalnya terminal Strip. Terminal dipasang pada
dudukan (misalnya rel topi) dengan ukuran menyesuaikan.

2.3.6 Bus Bar


Bus bar adalah penghantar arus listrik yang terbuat dari tembaga. Busbar
memiliki fungsi yang sama dengan kabel. Tetapi kapasitas hantar arus busbar

21
lebih besar daripada kabel. Untuk arus diatas 250 A maka disarankan untuk
memakai busbar.

Pemakaian busbar ini untuk mempermudah pemasangan sambungan


komponen-komponen lainnya pada panel. Apabila arus 250 A ke atas dan
menggunakan kabel maka pemasangannya akan lebih sulit untuk sambungan ke
penghantar lainnya. Hal ini dikarenakan pada busbar pada tiap bagian
penampangnya terdapat lubang-lubang yang dapat dijadikan tempat penghubung
dengan penghantar lainnya.

Gambar 2.24. bus bar

2.3.7 Pengaman

Pengaman yang digunakan yaitu :

a. Fuse

Alat yang berfungsi sebagai pengaman pada sebuah rangkaian listrik.


Seperti halnya MCB, fuse bekerja pada saat terjadi gangguan pada rangkaian,
misalnya beban lebih atau hubung singkat arus listrik.

Gambar 2.25. Fuse

22
Arus nominal fuse adalah arus yang tidak membuat kerusakan fuse
yang bekerja pada kondisi normal. Pesyaratan yang dipenuhi oleh peralatan
ini adalah dapat bekerja terus-menerus dengan dibebani arus dalam waktu
yang lama.

Gambar.2.26 Konstruksi Potrun Lebur dan Belahan Fuse

Untuk menentukan besar pengaman terlebih dahulu mencari nila In rangkaian


dengan persamaan:

Ptotal
¿=
V . Cosφ

Besar pengaman yang kita pakai adalah: I =1.1 xIn

23
b. MCB

MCB adalah untuk memutuskan hubungan rangkaian apabila terjadi


konsleting atau beban lebih. Konstruksi di dalamnya berupa bimetal atau
perangkat elektromagnet. Bimetal tersebut akan membuka kontak atau
memutus saklar ketika ada arus berlebih pada suatu rangkaian listrik. Bila
bimetal ataupun elektromagnet bekerja, maka ini akan memutus hubungan
secara otomatis kontak yang terletak pada pemadam busur dan membuka
saklar. berikut ini gambar dasar MCB.

Gambar. 2.26. Tipe MCB

Gambar.2.27. bagian-bagian dari MCB

Keterangan gambar :

1. Tuas aktuaror operasi On-Off


2. Mekanisme Actuator
3. Kontak penghubung
4. Terminal Input-Output
5. Batang Bimetal
6. Plat penahan & penyalur busurapi
7. Solenoid / Trip Coil
8. Kisi-kisi pemadam busur api

24
2.3.8 Alat Pengendali
a. Relay
Relay adalah sebuah alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur
atau memasukkan suatu instruksi (trip/alarm) pada rangkaian listrik.
Alarm/trip akan masuk apabila tekanan dalam ruanganya mencapai nilai
tertentu akibat adanyaperubahan dari rangkaian hidrolik. Fungsi relay
adalah untuk mengamankan peralatan dari kemungkinan buruk yang
terjadi.

Gambar 2.28. Relay

b. Saklar Staircase

Saklar Starcase adalah Suatu alat pengatur pada sistem pengaturan


penerangan starcase dapat dihubungkan/disambung dengan dua cara
yaitu:

- Sistem pengaturan starcase dengan empat kawat

- Sistem pengaturan starcase dengan tiga kawat

Prinsip kerjanya:

Pada saat tombol di tekan maka terminal P akan menarik anak


kontak 1 dan 2 sehingga arus mengalir ke lampu dan lampu menyala

25
setelah beberapa waktu kemudian baru lampu akan mati berdasarkan
waktu yang telah kita atur pada relay starcase tersebut.

Gambar 2.29. Staircase dan Bagiannya

c.Timer
Timer adalah saklar waktu yang bekerja berdasarkan magnetis yang
akan memutuskan rangkaian beban secara otomatis dengan batasan waktu
yang telah ditentukan. Timer memutuskan rangkaian beban secara
otomatis pada pengoperasian pertama bila kontak dioperasikan kembali
tidak mempengaruhi batasan waktu timer. Timer juga berfungsi
menghemat energi listrik dan pemakaian umur lampu.

Gambar 2.30 Timer dan Bagian-bagian Timer

d. Impuls

26
Saklar Implus adalah suatu saklar yang berbeda berdasarkan magnet
dimana posisi saklarnya akan berubah pad asetiap implus, lamanya
pengoperasian dari kotak tekan tidak mempengaruhi system kerjanya
saklar implus mempunyai dua posisi kontak yaitu : kontak ON pada
pengoperasian lampu pertama dan kontak OFF untuk pengoperasian pada
lampu implus kedua.

Gambar 2.31 Impuls dan Bagiannya

Dengan pengaturan saklar ini sebuah beban dapat dioperasikan dari


berbagai tempat yaitu dengan memasang tombol tekan dalam hubungan
paralel. Penempatan tombol tekan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Penggunaan saklar ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Penggunaan saklar ini dapat menggantikan sebuah sitem pengaturan


dua arah dan saklar silang. Keuntungannya adalah pengoperasian
listriknya lebih praktis.

27
Gambar 2.32. Diagram Pengawatan Saklar Impuls

2.4. PERALATAN/PERKAKAS

a. Tespen

Alat yang menyerupai obeng minus (-) tetapi fungsi utamanya


adalah mengetahui ada tidaknya tegangan pada suatu penghantar.

Gambar 2.33. Tespen

b. Bor Penusuk

Bor penusuk adalah alat untuk membuat lubang pada


komponen, seperti pertinax, busbar dan papan panel.

28
Gambar. 2.34. Bor Penusuk

c. Palu Baja (steel Hammer 300 gram)

Palu baja adalah alat untuk memukul yang terbuat dari baja
yang kedua ujungnya dikeraskan. Fungsi alat ini sama dengan nylon
hammer yaitu memukul peralatan-peralatan yang dioperasikan pada
benda kerja misalnya adalah sebagai berikut ini :

 Pengecapan atau Stamping pada benda kerja.


 Penitikan pada benda kerja.
 Pelurusan benda kerja yang bengkok dan lainnya.

Gambar 2.35.Palu baja

d. Palu Karet

Palu karet adalah alat yang digunakan untuk memukul,


meratakan benda kerja dan membengkokkan plat agar benda yang
letaknya dibagian depan atau muka tidak mengalami lecet atau
kerusakan. Palu jenis ini terbuat dari plastik/karet.

29
Gambar 2.36 Palu plastik

e. Obeng Negatif dan Obeng Positif

Alat yang berfungsi untuk mengencangkan dan mengendurkan


screw atau baut yang di gunakan untuk menempelkan benda pada papan
kerja.

Gambar 2.37. Obeng negatif dan positif

f. Gergaji Besi/Gergaji Tangan (Steel Saw)

Gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong benda kerja.


Adapun bagian-bagian gergaji adalah sebagai berikut

 Bingkai
Terbuat dari pipa baja yang kuat dan kaku agar hasilnya lurus dan kuat.

 Tangkai
Biasanya terbuat dari logam yang lunak.

 Pasak dan Gergaji


Pasak ini dipasang pada kedua pasang yang terdapat pada kedua
bingkainya.

 Mur Kupu – Kupu

30
Mur kupu – kupu digunakan untuk mengencangkan daun gergaji. Pada
pemasangan mata gergaji perlu diperhatikan arah matanya.

Gambar 2.38 Gergaji Besi

g. Tang Pembulat

Peralatan listrik yang berfungsi untuk membulatkan kawat


penghantar yang di gunakan untuk pembuatan mata itik.

Gambar 2.39. Tang pembulat

h. Tang Buaya atau Penjepit

Berfungsi untuk menjepit dan menahan kawat penghantar.

31
Gambar 2.40. Tang penjempit

i. Tang Pengupas

Berfungsi untuk mengupas kabel penghantar yang akan di


gunakan untuk penyambungan.

Gambar 2.41. Tang pengupas

j. Tang Pemotong

Alat listrik yang berfungsi untuk memotong kabel atau kawat


penghantar dengan ukuran sesuai dengan benda kerja.

Gambar 2.42 Tang


pemotong

k. Tang Kombinasi

Alat listrik yang berfungsi untuk menjepit, memotong dan


memutar benda yang akan di kerjakan seperti kabel atau kawat yang
di gunakan pada instalasi penerangan dan tenaga.

32
Gambar 2.43. Tang kombinasi

l. Obeng Penusuk

Obeng ini mempunyai ujung yang lancip yang di gunakan untuk


menusuk papan kerja yang terbuat dari kayu dan tidak dapat di gunakan
untuk benda kerja yang terbuat dari sculen, plastic, baja, dan lainnya.

Gambar 2.44. Obeng Penusuk

BAB III

PRAKTEK BENGKEL INSTALASI PENERANGAN KONTROL SEMI


OTOMATIS

33
3.1 Daftar Alat dan Bahan

Table daftar alat dan bahan

NO Nama Bahan / peralatan Jumlah Satuan Keterangan

A. Pipa dan alat Bantu

Pipa union (5/8”) (Φint. 15 mm) 3,6 Meter Lokal


1.
Pipa sintetis lokal (5/8”) PVC 1,9 Meter Lokal
2
Pipa kir 11 mm (Φint. 13,5 mm) 1,25 Meter Import/tender
3.
Benda siku 5/8” union 3 Buah Untuk union
4.
Benda siku sintetik 2 Buah pipa, lokal
5.
Benda siku KIR 1 Buah Untuk pipa
6.
Sok (benda sambung) KIR 1 Buah pvc, lokal
7.
Cabang T (KIR) 1 Buah Import/tender
8.
Tole union 16 Buah Import/tender
9.
Klem aluminium 16 mm 40 Buah Import/tender
10.
Klem import kir 12 Buah Lokal
11.
Klem NYM 9 mm sebelah paku 14 Buah Lokal
12.
B. Saklar dan peralatannya Import/tender

Saklar timer (LDR) 1 Buah Lokal


13.
Saklar tukar 2 Buah
14.
Saklar silang 1 (+1 Buah Import/tender
15.
Saklar seri spare) Buah Import/tender
16.
Saklar golongan (selektor) 1 Buah Import/tender
17.
Saklar tekan (impuls) dgn lampu tnda 1 Buah Import/tender
18.
Saklar tekan (impuls) dgn lmpu IP 55 1 Buah Import/tender
19.
Lampu tanda ( Merah ) 1 (+2 Buah Import/tender
20.
Kotak hubung spare) Buah Import/tender
21.

34
NO Nama Bahan / peralatan Jumlah Satuan Keterangan

22. Kotak kontak 1 fasa + PE 1 Buah Import/tender

23. Fiting duduk 4 Buah Import/tender

24. Roset kayu 3 Buah Lokal

25. Fiting duduk (import) 4 Buah Lokal

26. Saklar tekan 4 Buah Lokal

C. Panel 2 Import

27. Sekering diazca lengkap 10 A 2 Buah Import/tender

28. Sekering diazca lengkap 6A Buah

29. Relai kontaktor 220 V / 10 A 3 Buah Import/tender

1 Import/tender

30. Saklar relai impuls 220 V 2 Buah Import/tender

DRA 0033,

31. Saklar waktu 220 V 1 Buah K7, K9A

Tender DRA

32. Saklar relai tambaga 3-5 x 15 mm 1 Buah 0033

33. Bus bar tembaga 3,5 x 1,5 mm Mm K1 import

34. Profil C 22 s 12 mm alu 1 Mm Tender DRA

35. Profil untuk terminal 280 Mm 0033

36. Profil dudukan relai 100 Mm K4 T import

37. Terminal 4 mm2 150 Buah Tender DRA

38. Penahan terminal 200 Buah 0033

39. Treepleks, Lebar x panjang x tebal : 15 K6 T import

253 x 453 x 4 mm 1 Lembar Lokal

40. Asbes flapon,Lebar x panjang x tebal: Lokal

253 x 453 x 4 mm 1 Lembar Import/tender

41 Asbes flapon, Lebar x panjang x tebal : Import/tender

35
NO Nama Bahan / peralatan Jumlah Satuan Keterangan

353 x 603 x 8 mm,skrup kayu, rata terpsng 1 Lembar Import/

42. Plat penutup untuk item 40 (keterangan) Buah tenderSet

43. Terminal 6 mm2 1 Buah screw

44. Plat penutup 6 mm2 untuk item 46 1 Buah

45. Plat pemisah 6 mm2 1 Buah Lokal (atau 9

46. Saluran kabel 1 Meter mm)

47. Plastik pengikat kabel 1 Buah

48. Kabel NYM 3x1,5 mm2 warna untuk 400 Lokal (atau 8

2 ph + N 10 Meter mm)

49. Kabel NYM 3x1,5 mm2, warna untuk Lokal (atau

Ph+N+PE 3,4 Meter 2x4 mm)

50. NYA merah dan kuning dan hitam 1,5mm2 Meter Import/tender

51. NYA coklat, putih, dan merah jambu 1,0 Meter (cover)

52. NYA biru tua 1,5 mm2 17,0 Meter Import/tender

53. NYA hijau / kuning 1,5 mm2 12 Meter Import/tender

54. NYA hijau 1,5 mm2 13 Meter Import/tender

55. Dempul untuk kayu (putty) 13,5 Kg Import/tender

56. Nomor-nomor untuk terminal blok 8,5 Serie Lokal

57. Steker 10-16 A PNE 0,1 Buah Lokal (pejal)

58. Kabel NYM 3x 1 mm2 (fleksibel) 1 Meter

1 Lokal (pejal)

D. Mur, baut dan sekrup serta panel 2,0

59. Sekrup kayu, kepala ½ bulat Lokal (pejal)

3,5 x 15 Buah Lokal (pejal)

3,5 x 30 Buah Lokal (pejal)

3,5 x 20 100 Buah Lokal (pejal)

36
NO Nama Bahan / peralatan Jumlah Satuan Keterangan

4,0 x 40 40 Buah Lokal (pejal)

60. Sekrup kayu, rata perseng 4 x 30 (20) 20 Buah Lokal

4 x 50 (45) 10 Buah Import/tender

3,5 x 25 8 Buah Lokal

61. Mur baut M4 x 10 4 Buah Lokal

62. Mur baut M4 x 50 6 Buah Lokal

63. Mur baut M4 x 15 20 Buah Lokal

Rumah kontrol panel (housing) 8 Buah Lokal

Bingkai panel (multiplex) 4 Buah Lokal

Mur geser M4 1 Buah Lokal

1 Lokal

4 Lokal

Lokal

Lokal

Lokal

Persiapan

(housing)

Persiapan

(frame)

3.2 Mempersiapkan Peralatan dan Bahan

Sebelum pekerjaan dimulai hal pertama yang harus dilakukan adalah


mempersiapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk memasang
instalasi yang telah dirancang. Hal ini bisa dilakukan dengan terlebih dahulu

37
mencatat semua peralatan yang dibutuhkan kemudian catatan tersebut
diserahkan kepada toolman untuk selanjutnya dapat di bagikan. Segera itu
juga, semua peralatan harus ditandai dan dipahami setiap karakteristik serta
prinsip kerjanya. Jika masih kurang memahami tentang peralatan tersebut
bisa ditanyakan langsung kepada instruktur.

3.3 Pembuatan Skala dan Penandaan pada Papan Kerja

Membuat skala dan penandaan pada papan kerja mutlak diperlukan.


Langkah memudahkan praktikan dalam menentukan keakuratan dalam
pemasangan instalasi listrik. Terlebih dalam menentukan posisi komponen
listrik. Cara membuat penandaan ini dapat dilakukan dengan membuat garis
vertikal dan horizontal pada papan kerja sesuai skala yang ditunjukan di job
sheet.

3.4 Pemasangan Komponen pada Papan Kerja

Langkah ini terbilang inti karena pada bagian ini praktikan memasang
komponen-komponen listrik pada papan kerja sesuai dengan gambar dan
skala yang telah ditentukan. Komponen-komponen tersebut antara lain:
saklar, fitting, kotak hubung, panel, kotak kontak dan roset kayu. Komponen
tersebut dapat dipasang dengan menggunakan sekrup.

3.5 Pemasangan Pipa Instalasi

Pipa instalasi berfungsi melindungi kabel atau penghantar dari


kerusakan selain itu juga memperindah pemasangan suatu instalasi.
Pemasangan pipa pada praktik ini dilakukan setelah selesai memasang
material dan komponen-komponen listrik pada papan kerja. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam pemasangan pipa ini, terutama pada setiap
terbentuk sudut. Pada kondisi ini pipa dapat dibengkokkan dengan sudut
sesuai dengan sudut kemiringan yang terbentuk. Pembengkokkan ini dapat
dilakukan dengan sedikitnya dua cara, yaitu dipanaskan atau dipasang
menggunakan elbow. Untuk meguatkan pipa pada papan kerja digunakan

38
klem pipa yang terbuat dari plastik atau dari alumunium. Jarak maksimal
setiap klem adalah satu meter.

3.6 Memasang Pengawatan Instalasi

Pengerjaan ini merupakan inti kedua dari sistem instalasi. Pengawatan


atau pemasangan penghantar untuk masing-masing group instalasi harus
dilakukan dengan hati-hati dan teliti. Hal ini tentu saja agar instalasi tersebut
dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan harapan praktikan. Kemudian
besar penampang kabel juga menjadi prioritas dalam pengawatan instalasi.
Besar penampang kabel yang dipasang harus sesuai dengan besar arus yang
melalui penghantar itu. Penghantar yang tidak sesuai (terlalu kecil) dapat
menyebabkan penghantar tersebut mudah memanas dan akibat terburuknya
bisa terjadi hubung singkat arus listrik.

Selain luas penampang, warna kabel juga sangat penting untuk


diperhatikan. Sesuaikan warna tersebut dengan warna yang telah ditentukan
dalam PUIL. Hal ini bertujuan untu mempermudah pengkopelan dan
membedakan antar penghantar.

3.7 Pengawatan Kontrol Panel

Pengawatan kontrol panel dilakukan setelah pengawatan group 1 s/d 4


sudah selesai. Untuk mempermudah pengawatan pada kontrol panel terlebih
dahulu lakukan penandaan pada line up terminal yang terdapat pada kotak
panel dengan nomor yang sesuai pada gambar rencana yang terdapat dalam
job sheet. Hal ini juga dimaksudkan agar jika terjadi kesalahan pengawatan
dapat dengan mudah mencari letak kesalahan tersebut.

3.8 Pengujian Rangkaian

39
Langkah akhir yang dilakukan dalam pemasangan instalasi adalah
pengujian terhadap rangkaian yang telah dirancang. Tujuan dari pengujian ini
adalah untuk mengetahui kebenaran instalasi. Jika instalasi bekerja sesuai
fungsinya maka rangkaian dikatakan berhasil dan sebaliknya. Trouble
shooting dilakukan jika rangkaian tidak beroperasi sebagaimana mestinya.

3.9 Pembongkaran Rangkaian

Akhir dari kerja bengkel semester III adalah pembongkaran rangkaian


yang telah diuji dan dinilai oleh instruktur. Pembongkaran rangkaian ini
diikuti dengan pengembalian alat-alat praktik kepada teknisi. Pengembalian
ini tentu saja dilakukan uji kelayakan terhadap alat-alat tersebut. Jika
ditemukan alat yang rusak maka itu menjadi tanggung jawab pengguna.

3.10 Denah Lokasi Praktek

1 7 13 19

2 8 14 20

3 9 15 21

4 10 16 22

5 11 Tri Wahyu Saputra 23

6 12 18 24

3.11 Jurnal Kegiatan

40
Selasa, 27 September 2016

No Waktu Kegiatan

1 07.00 – 07.05 Apel pagi, absen, berdo’a

2 07.05 – 09.30 Mendapatkan instruksi, dan pembagian alat

3 09.30 – 10.00 Break

4 10.00 – 12.00 Penghalusan papan kerja, dan pembuatan garis


pembatas.

5 12.00 – 12.20 Cek Out, Apel Siang, absen, berdo’a,

Rabu, 28 September 2016

No Waktu Kegiatan

1 07.00 – 07.05 Apel pagi, absen, berdo’a

2 07.05 – 09.30 Penjelasan mengenai Diagram Intalasi

3 09.30 – 10.00 Break

4 10.00 – 12.00 Memulai pemasangan Komponen

5 12.00 – 12.20 Pembersihan, Apel Siang, berdo’a.

Kamis, 29 September 2016

No Waktu Kegiatan

41
1 07.00 – 07.05 Apel pagi, absen, berdo’a

2 07.05 – 09.30 Pemasangan pipa PVC sesuai dengan diagram instalasi


penerangan dan pemasangan fiting lampu

3 09.30 – 10.00 Break

4 10.00 – 12.00 Pemasangan kotak panel, LDR, MCB dan socket


Starcase/Relay

5 12.00 – 12.20 Apel Siang, absen, berdo’a,

Jum,at, 30 September 2016


No Waktu Kegiatan

1 07.00 – 07.05 Apel pagi, absen, berdo’a

2 07.05 – 09.30 Pemasangan kabel NYA pada grup 2

3 09.30 – 10.00 Break

4 10.00 – 11.00 Lanjutan grup 2 dan penyambungan kabel NYA dari


lampu ke saklar dan kotak kontak

5 11.00 – 11.20 Apel Siang, absen, berdo’a

Senin, 3 Oktober 2016

42
No Waktu Kegiatan

1 07.00 – 07.05 Apel pagi, absen, berdo’a

2 07.05 – 09.30 Penyambungan Grup 2 ke MCB 2

3 09.30 – 10.00 Break

4 10.00 – 12.00 Pemasangan kabel NYA di grup 1

5 12.00 – 12.20 Apel Siang, absen, berdo’a.

Selasa, 4 Oktober 2016

No Waktu Kegiatan

1 07.00 – 07.05 Apel pagi, absen, berdo’a

2 07.05 – 09.30 Melanjutkan pengerjaan grup 1

3 09.30 – 10.00 Break

4 10.00 – 12.00 Lanjutan grup 1


5
12.00 – 12.20 Apel Siang, absen, berdo’a

Rabu, 5 Oktober 2016

No Waktu Kegiatan

1 07.00 – 07.05 Apel pagi, absen, berdo’a

2 07.05 – 09.30 Lanjutan grup 1

3 09.30 – 10.00 Break

4 10.00 – 12.00 Lanjutan grup 1 dan penyambungan kabel ke MCB 1 dan

43
5 ke Wiring Terminal

12.00 – 12.20 Apel Siang, absen, berdo’a

Kamis, 6 Oktober 2016

No Waktu Kegiatan

1 07.00 – 07.05 Apel pagi, absen, berdo’a, Cek In

2 07.05 – 09.30 pemasangan grup 3 kabel NYM pada LDR

3 09.30 – 10.00 Break

4 10.00 – 12.00 Penyambung kabel NYA pada line up terminal

5 12.00 – 12.20 Cek Out, Apel Siang, absen, berdo’a,

Jum’at, 7 Oktober 2016

No Waktu Kegiatan

1 07.00 – 07.05 Apel pagi, absen, berdo’a

2 07.05 – 09.30 Lanjutan grup 1

3 09.30 – 10.00 Break

4 10.00 – 11.00 Lanjutan grup 1

5 11.00 – 11.20 Apel Siang, absen, berdo’a

Senin, 10 Oktober 2016

44
No Waktu Kegiatan

1 07.00 – 07.05 Apel pagi, absen, berdo’a

2 07.05 – 09.30 pemasangan lampu taman grup 4

3 09.30 – 10.00 Break

4 10.00 – 12.00 Lanjutan pemasangan kabel pada line up terminal


5
12.00 – 12.20 Apel Siang, absen, berdo’a

Selasa, 11 Oktober 2016

No Waktu Kegiatan

1 07.00 – 07.05 Apel pagi, absen, berdo’a

2 07.05 – 09.30 Melanjutakan grup 3 dan 4

3 09.30 – 10.00 Break

4 10.00 – 12.00 Pemasangan komponen pada kotak hubung


5
12.00 – 12.20 Apel Siang, absen, berdo’a

Rabu, 12 Oktober 2016

No Waktu Kegiatan

1 07.00 – 07.05 Apel pagi, absen, berdo’a

2 07.05 – 09.30 Pemasangan kabel pada kotak hubung

3 09.30 – 10.00 Break

4 10.00 – 12.00 Melanjutkan

45
5 12.00 – 12.20 Apel Siang, absen, berdo’a

Kamis, 13 Oktober 2016

No Waktu Kegiatan

1 07.00 – 07.05 Apel pagi, absen, berdo’a, Cek In

2 07.05 – 09.30 Lanjutan pemasangan kabel NYA ke line up terminal

3 09.30 – 10.00 Break

4 10.00 – 12.00 Pengujian Rangkaian, dan memperbaiki kesalahan yang


terjadi pada saklar selektor

5 12.00 – 12.20 Apel Siang, absen, berdo’a

Jum’at, 14 Oktober 2016

No Waktu Kegiatan

1 07.00 – 07.05 Apel pagi, absen, berdo’a

2 07.05 – 09.30 Mempersiapkan sebelum pengujian oleh instruktur,


Pengecekan Hasil bengkel oleh instruktur

3 09.30 – 10.00 Break

4 10.00 – 12.00 Pembongkaran hasil bengkel

5 12.00 – 12.20 Apel Siang, absen, berdo’a

Senin, 17 Oktober 2016

46
No Waktu Kegiatan

1 07.00 – 07.05 Apel pagi, absen, berdo’a

2 07.05 – 09.30 Pengecekan alat

3 09.30 – 10.00 Break

4 10.00 – 12.00 Pengembalian alat-alat bengkel

5 12.00 – 12.20 Apel Siang, Pengarahan, absen, berdo’a.

BAB IV

47
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam praktek bengkel teknik listrik semester III ini rangkaian instalasi
penerangan control semi otomatis, penyambungan antara penghantar dan
hubungan penghantar dengan komponen harus dilakukan dengan baik dan kuat.
Sehingga tahanan terhadap beban terus-menerus ataupun keadaan hubungan arus
pendek yang mungkin terjadi harus diminalisir atau jangan sampai terjadi.

Bahan dan perlengkapan yang digunakan untuk penyambungan dan


penghubungan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan. Terminal
penghubung pada saklar atau stop kontak, tidak boleh digunakan lebih dari satu
inti, apabila ada beberapa penghantar disambungkan / dihubungkan, misalnya
jumlah inti, luas penampang penghantar dan macam isolasinya.

Terminal perlengkapan lampu tidak boleh digunakan untuk menyambung


penghantar. Penghantar utama tetap diluar perlengkapan tersebut.

Penghantar yang boleh dipasang dalam pipa instalasi adalah penghantar


yang memiliki isolasi yang baik. Di dalam pipa instalasi tidak boleh ada
sambungan. Bila ada maka harus dilakukan dalam kotak sambung atau kotak
cabang yang diperuntukkan bagi tujuan tersebut (ayat 743.A.2).

Penghantar yang berisolasi PVC, seperti NYA harus dipasang dalam pipa
instalasi harus diusahakan penghantar tidak dipasang didalam atau pada kayu dan
tidak boleh pula langsung di dalam atau di bawah plasteran, penghantar tersebut
dipasang sedemikian sehingga jarak minimum 1 cm terhadap dinding bangunan
(ayat 742.A.2) Penghantar instalasi tidak boleh dipasang dalam pipa sebelum
pekerjaan kasar seperti pembetonan, dan plasteran diselesaikan. Penghantar hanya
boleh dimasukan / ditarik dalam pipa instalasi setelah pipa untuk setiap bagian
telah terpasang lengkap.

Jumlah penghantar berisolasi PVC NYA yang dipasang dalam pipa harus
memungkinkan penarikan dengan mudah Jumlah peghantar yang diijinkan dalam
pipa.Pada Praktikum ini melakukan pemasangan instalasi listrik pada papan

48
praktek yang terbagi atas 4 group. Dimana masing-masing group diamankan oleh
sebuah MCB dan pemasangan instalasi dilakukan di permukaan papan praktek
yang tentunya tidak lepas dari pemasangan pipa beserta penghantarnya.

4.1 Group 1 (satu)

Instalasi penerangan group satu merupakan penerangan kamar tamu,


ruang makan dan ruang dapur. Penerangan group satu pengaturannya
dilakukan oleh relay impuls. Pada saat saklar tekan dioperasikan arus yang
berasal dari mcb satu masuk ke koil dari impuls. Kemudian pada impuls ini
akan terdapat kumparan dan jika ada arus masuk ke koil maka terjadi fluks
magnet. Di kumparan tadi akan menarik kontak bantu impuls akan mengubah
kontak bantu dari NO ke NC sehingga lampu pada group satu menyala, untuk
mematikan tekan kembali saklar tekan s, pada praktikum kali ini saat ingin
menghidupkan lampu penekanan saklar haruslah dua kali karena pada
praktikum kali ini menggunakan saklar tekan bukan tombol tekan. Saklar
tekan memiliki kunci sehingga impuls akan bergetar apabila hanya ditekan
satu kali.

4.2 Group 2 (Dua)

Intalasi penerangan group dua merupakan penerangan kamar mandi,


ruang tamu, dan teras. Pada rangkaian ini pengoperasian dilakukan dengan
menggunakan kombinasi dua saklar tukar dan satu saklar silang agar lampu
dapat menyala dari berbagai tempat. Berdasarkan diagram dari gambar
terlihat jika saklar dioperasikan, saklar ditekan maka arusnya berpindah ke
posisi 2, dengan demikaian arus akan masuk dari terminal 2 saklar tukar dan
masukke terminal 2 saklar tukar lainnya sehingga lampu akan menyala.
Kemudian jika saklar tekan ditekan maka posisi akan berubah ke posisi 1
dengan demikian arus saklar tekan satu akan masuk, tetapi posisi saklar tekan
ke dua pada posisi arus tersebut akan putus dan ini menyebabkan lampu
padam. Pengoperasian ini akan terjadi berulang-ulang.

49
4.3 Group 3 (Tiga) dan 4 (Empat)

Pada penerangan ini ditentukan oleh group 3 dan 4, baik secara manual
maupun otomatis. MCB 3 pada penerangan lampu taman atau penerangan
tempat parkir sedangkan MCB 4 untuk control lampu jalan, dan conrol di
dalam rumah melalui cahaya.

a. Penerangan Secara Manual

Pada saat MCB 3 dan 4 dinaikan maka arus mengalir menuju selector,
pada saat selector ditekan maka posisi selector berada pada posisi manual, pada
saat posisi manual yang bekerja adalah staircase dan saklar tekan, lampu H5
akan menyala karena arus MCB 4 masuk melalui kontak NC relay K9A. arus
yang masuk ke terminal B dan masuk ke K5T (staircase) dan menarik anak
kontak K5T dan merubah posisinya. Arus yang masuk melalui anak kontak
K5T akan masuk ke A1 K7 sehingga menarik anak kontak K7 dan lampu jalan
atau parker akan menyala, lampu tersebut akan terus menyala sampai setting
waktunya habis, saat waktu habis lampu akan padam dengan sendirinya dan
saat ingin menghidupkan kembali bisa dengan menekan saklar tekan s1 atau s2,
Jika saklar tangga ini setting waktunya habis maka tombol akan terlepas
dengan sendirinya sebab arus akan putus dan lampu akan padam.

b. Penerangan Secara Otomatis

Pada sistem otomatis ini menggunakan saklar cahaya LDR atau timer pada
posisi selector 2, saat kita ingin mengubah selector ke posisi 2 kita hanya perlu
menekan selector maka selector yang tadinya pada posisi manual akan pindah
pada posisi otomatis saat selector ditekan dan sebaliknya. Lampu akan
otomatis menyala pada posisi 2 dan staircase mati / tidak dapat bekerja karena
posisi 2 ini akan langsung menyalakan relay K9A dan lampu tanda itu terseri
dengan anak kontak NC K9A, arus juga masuk ke terminal B.

Tombol S6 ditekan, arus akan mengoperasikan K5T dan menarik anak


kontaknya kemudian menghubungkan ke LDR sangat kecil dan ini

50
menyebabkan arus masuk ke A1 K7 sehingga menarik anak kontaknya dan
lampu jalan atau parker menyala. Lampu akan menyala selama setting waktu
yang diatur oleh K4T kondisi ini dinamakan system otomatis.Saat lampu posisi
mati kita hanya perlu meredupkan cahaya pada LDR atau LDR ditutup, maka
lampu akan menyala sedangkan saat ingin mempadamkan lampu kita hanya
perlu menerangkan LDR dengan bantuan cahaya maka lampu akan padam.

4.4. Perhitungan

a. Penentuan MCB
Besarnya mcb ditentukan dari banyaknya beban yang dipakai. Jika beban
yang dipakai pada diagram instalasi setiap daya terpasang sendiri. Untuk
daya lampu 100 watt dan untuk kotak kontak 250 VA.Besarnya arus yang
masuk ditentukan oeh factor kerja maka yang digunakan adalah cos φ=0.8
ini merupakan factor kerja untuk rumah tinggal.

1. Kelompok Satu
Jumlah titik lampu 3 buahx 100 watt=300 watt

Jumlah kotak kontak 2 buahx 250 VA=500VA

Konversi daya semu ke daya nyata = kontak kontak x power factor

= 500 VA x 80% = 400 watt

P∑Total=300 watt +400 watt=700 watt

P
Maka besar I = x 0,8
V

= 700/220 x 0,8

= 2, 54 A

Berdasarkan peraturan pada table, maka mcb yang dipakai adalah 4


amper

51
2. Kelompok 2 (dua)
Jumlah titik lampu 1 buah = 100 watt

Jumlah kotak kontak 1 buah = 250 VA

Konversi daya semu ke daya nyata = kontak kontak x power factor

= 250 VA x 80% = 200 watt

P∑Total=100 watt +200 watt=300 watt

P
Maka besar I = cos φ
V

= 300/220 x 0.8

=1,09 A

Berdasarkan peraturan pada table maka mcb yang dipakai adalah 2


ampere

3. Kelompok 3 dan 4
Jumlah titik lampu 2 buah x 100 watt = 200 watt

P
Maka I = cos φ
V

= 200/220 = 0,9 A

Berdasarkan peraturan pada table maka mcb yang dipakai adalah 2


ampere

4. Pengaman Utama
Jumlah total = 2.54 + 1.09 + 0.9 = 4.53 A

Jadi MCB yang dipakai adalah 6 ampere

52
b. Penentuan Luas dan panjang Penghantar

1. Luas penampang penghantar

Luas penampang kabel untuk semua group adalah sebagai berikut:

a. Kelompok 1
Karena arus yang mengalir sebesar 4.54 A maka luas penampang
adalah 1.5 mm
b. Kelompok 2
Karena arus yang mengalir sebesar 2 A maka luas penampang adalah
1.5 mm
c. Kelompok 3 dan 4
Karena arus yang mengalir sebesar 2.3 A maka luas penampang
kabel adalah 2.5 mm

2. Penentuan panjang penghantar

Dalam menentukan panjang penghantar maka persamaan yang dipakai


adalah persamaan di bawah ini:

21 Lcos θ
S=
Vr

Maka panjang kabel masing-masinggroup adalah:

a. Kelompok 1
I =2 A ;S=1.5 mm2 ; ρ=0.0175

1.5
L= =11.8 m
2 x 4.54 x 0.0175

Panjang penghantar 11.8 m ini adalah jumlah kabel phasa dan


netral.Jadi masing-masing ialah 5.9 m.

53
b. Kelompok 2
I =2 A ;S=1.5 mm2 ; ρ=0.0175
1.5
L= =26.8m
2 x 2 x 0.0175 x 0.8

Panjang penghantar adalah 26.8 meter jumlah phasa dan netral adalah
13,4 m.

c. Kelompok 3 dan 4

2
I =2.3 ; S=1.5 mm ; ρ=0.0175

1.5
L= =23.3 m
2 x 2.3 x 0.0175 x 0.8

Panjang penghantar 23.3 meter.Jumlah masing-masing penghantar


untuk phasa dan netral adalah 11.7 m.

54

Anda mungkin juga menyukai