Anda di halaman 1dari 12

Pekan pemilihan KADES akan segera tiba bagi seluruh warga Desa Suka

Bahagia. Ada hal yang sedikit berbeda daripada pekan pemilihan sebelum –
sebelumnya, yaitu pada kesempatan kali ini, tak hanya petinggi saja yang mengurus
keperluannya tetapi para pemuda juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi.

SCENE 1

Suatu hari, matahari menyengat para pemuda yang sedang berkumpul di lapangan
balai desa untuk mendiskusikan kegiatan – kegiatan yang terkandung dalam acara
PILKADES

Bom : “Woi (sambil menyikut teman disebelahnya) kita kabur bentar yuk, cari makan.. aku
udah kelaperan ini, dari tadi rapatnya nggak selesai – selesai.” (sambil berbisik)

Samid : (diam tidak merespon)

Bom : “woi (menyikut beberapa kali) ayoo, aku udah nggak kuat”

Ezar : “Mas yang dibelakang bisa tenang sebentar, kita sedang rapat ini.” (menegur dengan
suara tegas)

Bom : “Iya..mas, maaf. Silahkan dilanjutkan pembicaraanya”

Samid : “Makannya, jadi orang itu tenang, sabar sedikit. Paling sebentar lagi, rapatnya juga
selesai. Aku mau nunggu sampai selesai. Kamu, kalo mau makan ya sana berangkat, aku
nggak laper.”

Bom : “Huuh, Ayolah, masa aku sendirian? Mid, ayoo (sambil menyikut – nyikut lagi)

Samid : (tetap diam)

Bom : “Huuh, ya sudah. Aku juga nunggu sampe rapat selesai..”

Beberapa saat kemudian

Ezar : “Baiklah saudara – saudara semuanya, untuk rapat kali ini saya akhiri. Sampai bertemu
di rapat selanjutnya.

Rapat usai...

Samid : “Kenapa lemes?”


Bom : “Ya laper lah dari tadi. Sudah yang mimpin rapat itu kalo ngomong agak nggak jelas,
lama lagi... “

Samid : “Ya sudah ayo makan..aku juga laper sekarang.”

Di jalan...

Samid : “Kita enaknya makan apa ini? aku tidak punya ide”

Bom : “Banyak yang enak, bakso, mie ayam, semua juga boleh..”

Kemudian mereka berpapasan dengan Tri, yaitu teman satu sekolah dengan mereka.

Bom : “Hai, Tri.. kamu dari mana dan mau kemana?”

Tri : “Eh, samid, bom. Ini aku baru saja dari toko membeli sembako, kalian sendiri dari
mana?

Samid : “Kami baru selesai rapat di balai desa dan sekarang kami sedang ingin mencari
makan. Kamu ingin bergabung?”

Tri : “Tidak terima kasih, aku juga masih ada urusan. Apakah tadi rapatnya membahas
mengenai kegiatan Pilkades?”

Bom : “Iya, tetapi tadi rapatnya sedikit tidak jelas karena pemimpinnya Ezar, biasa dia kan
suka basa – basi. Aku sampai kelaparan menunggu rapat selesai.”

Samid : “Kamu kok tidak hadir tadi? Padahal kamu kan salah satu panitia penyelenggara?

Tri : “Aku tadi sedang ada kerja kelompok di rumah teman, jadi tidak sempat untuk
menghadiri rapatnnya. Ya sudahh, aku duluan ya?”

Samid+Bom : “Iya Tri, hati – hati”

Samid : “Eh kamu tau tidak? Kalo Tri itu juga salah satu tim sukses dari calon kepala desa
kita.”

Bom : “Oh ya? Wah dia hebat, di rekrut menjadi tim sukses. Apalagi kalo direkrut sama Pak
Rahmat, dia sudah kaya, suka bagi – bagi uang, dan makanan lagi.” (membayangkan
makanan)
Samid : “itu Cuma politik, kamu seperti tidak tau dia saja... dia butuh kita untuk
memenangkannya, jadi dia melakukan strategi seperti itu. kalo sudah jadi kepala desa,
manusia seperti kamu tidak akan di beri makan lagi. Tapi aku dengar dia bukan tim sukses
dari bu Pipit atau Pak Rahmat

Bom : Lalu siapa? Apakah ada kandidat lain yang bisa menyaingi mereka?

Samid : nggak tahu, Sudahlah.. itu ada warung, kita makan disana saja”

Bom : “Ya sudah, ayo”

SCENE 2

Ezar : Ayo..ayo semua rapikan kursi – kursinya, sebentar lagi Pak Rahmat akan datang untuk
melakukan peninjauan terhadap lingkungan kita. Harap semua sudah siap dan rapih

Yumna : Baik Zar

BEBERAPA SAAT KEMUDIAN...

P.Rahmat : Selamat Siang warga desa sekalian, terima kasih kehadiran saya disini sudah
disambut sangat baik dan saya meminta maaf sudah merepotkan Anda semuanya

Bom : oh tidak apa – apa Pak

P R : Melihat pemilihan kepala desa sudah semakin dekat, maka tak panjang lebar saya disini
ingin seluruh warga bisa memilih seseorang yang berpengalaman, berpendidikan, dan mampu
memberikan dukungan secara moral maupun finansial seperti saya. Bukannya saya ingin
merendahkan kandidat yang lain, tapi Anda sendiri yang bisa menilainya. Dibawah
kepemimpinan saya, desa ini akan terkenal diantara desa yang lain karena tekhnologi yang
dimiliki sudah maju, selain itu rumah yang sudah tak layak huni akan saya robohkan dan
akan saya dirikan kawasan baru yang nyaman dan sehat. Begitu pula dengan pasar. Saya akan
jadikan pasar sebagai pusat pembelanjaan utama yang bersih dan sehat, agar tidak ada lagi
kasus kematian karena keracunan dan lain sebagainya.

Samid : Bagus Pak, kami setuju. Tapi kami ingin semua direalisasikan segera pak, sebagai
bukti awal.
P R : Oh, kalo masalah itu Anda tidak usah khawatir, karena saya sudah memiliki rencana
tersendiri. Jangan cemas, semua itu akan terealisasikan dibawah kepemimpinan saya, bukan
dibawah kepemimpinan yang lain.

Bom : Tapi Pak, saya ingin buktinya sekarang..

P R : Begitu? Oke, disana ada supermarket, beli apa saja yang kamu mau, ini uangnya
(menyodorkan uang 100k). Dan bukan hanya kamu, semua yang disini bebas membeli apa
saja yang kalian inginkan... Asisten saya kan memberi uangnya pada kalian

(Pembagian uang)

PR : (senyum – senyum melihat anak – anak)

Ezar : (datang dari belakang) Pak, maafkan remaja kami jika merepotkan mereka terkadang
suka sembarang bicara

P R : Tidak apa – apa nak Ezar, biarkan mereka bersenang – senang. Oh iya, kamu masih
remaja tapi pemikiran kamu dewasa sekali, sampai – sampai menjadi ketua panitia.. kamu
memang pantas jadi contoh.

Ezar : Terima kasih pak.... tidak usah berlebihan

P R : km mau jajan juga?

Ezar : tidak, terima kasih Pak saya sudah kenyang.

P R : Oh kalau begitu ini simpan saja buat ongkos kamu pulang nanti.

Ezar : ah tidak usah pak, saya naik sepeda motor kok. Hehehe

P R : Oh gitu, yasudah ini buat Nak Bom saja.

Bom : Wah asik nih, makasih ya Pak. Akhirnya bisa jajan banyak lagi (dengan membelakangi
Pak Rahmat)

Samid : Husss... malu maluin aja kamu tuh (menyikut bom)

Bom : halah kamu mau juga tapi kan? Gampang deh entar aku bagi - bagi. Semangkok bakso
berdua.
Samid : Nggak deh, itu namanya politik uang, kampanye hitam. Lagian aku juga gak bakal
milih Pak Rahmat.

Yumna yang dari tadi melihat percakapan Bom dan samid akhirnya
menghampiri mereka.

Yumna : Jadi kalau bukan Pak Rahmat kamu pilih siapa Mid?

Samid : Eh yumna, ya pilih bu pipit dong.

Yumna : yakin? Dia kan masih belum punya pengalaman memimpin jadi aku masih ragu.

Samid : Tapi, kalo diliat sih Bu pipit lebih baik daripada pak Rahmat.

Bom : Hm.... sebenernya aku denger denger ada satu lagi kandidat , tapi aku lupa dan tak tahu
siapa orangnya.

Yumna : AH IYA! Pak itu... aku tahu siapa dia, Pak Barkah namanya. Beliau sangat bijak
dan berpengalaman dalam memimpin, aku pasti milih dia lah dibanding kandidat yang lain.

Bom : Eh Pak Barkah? Itukan yang rumahnya di sebelah balai desa gak sih?

Yumna : Iya pak barkah yang itu.

Bom : Loh pak itukan cacat. Emang bisa mimpin?

Samid : Iya kamu tuh yum, masa orang kayak gitu dipilih . Gimana sih.

Ditengah perdebatan mereka, datanglah Tri yang dari tadi membantu Ezar
mempersiapkan hal - hal untuk melaksanakan kampanye tiap - tiap kandidat.

Tri : Hai , lagi pada ngomongin apa sih? Suaranya banter banget .

Bom : Ini nih Tri, masa si Yumna milih Pak Barkah jadi Kades. Padahalkan Pak Barkah
itu.....

Samid : CACAT.

Yumna : Eh kamu gak boleh gitu ya.

Tri : Pak Barkah? Dia memang cacat. Tapi dia justru memiliki lebih banyak pengalaman
memimpin tidak seperti bu pipit, dia juga kehilangan fungsi salah satu kakinya karena
kecelakaan, wajar. Setiap orang kan berhak menyalonkan dirinya menjadi pemimpin. Lagian
juga aku bangga sebagai timses Pak Barkah, dia begitu bijak dan rendah hati tidak seperti pak
rahmat yang sukanya menyombongkan diri yang katanya bisa membangun desa. Lagian kan
udah jelas di UUD 1945 Pasal 28D ayat (3) bahwa Setiap warga negara berhak memperoleh
kesempatan yang sama dalam pemerintahan

Yumna : Dengerin tuhh apa kata Tri. Eh tapi kamu tadi bilang kamu timses Pak Barkah?

Tri : Iya, aku bangga jadi timses pak barkah. Aku juga tidak dipaksa, diantara kalian apa ada
yg menjadi timses kandidat lain?

Bom , samid : Kita? Tidak.

Tri : Yah sayang, padahal itung itung belajar politik.

Yumna : entahlah, tapi aku juga tidak minat jadi timses.

Tri : Oh gitu, ya sudahlah masih ada kesempatan lain untuk belajar berpolitik.

Bom : semoga saja.

Tri : yasudah kalau begitu, aku mau pulang duluan ya. Semua persiapannya sudah beres kok,
kalian juga boleh pulang. Kalo ada apa apa hubungin aku aja. Assalamualaikum

Yumna : Iya hati hati di jalan Tri

Bom samid : Waalaikumsalam tri.

Tri pergi meninggalkan balai desa.

Yumna : Eh udah yuk, kita pulang juga.

Samid : Iya udah sore nih Bom

Bom : Iyadeh. Ayuk aku juga udah laper. Pamitan dulu sama ezar lah.

(Jalan ke arah ezar)

Yumna : Zar, aku bom samid pulang duluan ya. Kata Tri tadi persiapannya udah selesai kan?

Ezar : Oh iya udah selesai kok, pulang aja duluan gapapa aku masih ada perlu sama Pak
Rahmat habis ini.

Samid : Oke, duluan ya zar.

Menjelang petang, samid yumna dan bom pulang ke rumah masing - masing.
SCENE 3 :

Ezar yang tadi siang sedang mempersiapkan balai desa untuk kampanye, tiba -
tiba di hampiri Pak Rahmat dan menyuruhnya untuk berkunjung ke rumah setelah
urusannya selesai.

DI RUMAH PAK RAHMAT

Ezar : Assalamualaikum Pak Rahmat. (Membunyikan bel rumah sambil berteriak)

Pak Rahmat : Waalaikumsalam, eh nak ezar. Masuk masuk.

---

Pak Rahmat : Gimana tadi persiapannya sudah selesai?

Ezar : Alhamdullilah sudah Pak. Ada perlu apa ya Bapak tadi menyuruh saya mampir ke
rumah Bapak?

Pak Rahmat : Kamu sibuk tidak? Ada acara lain habis ini?

Ezar : Saya sehabis ini masih ada perlu dengan anggota karangtaruna dan perkumpulan
remaja desa yang lainnya Pak.

Pak Rahmat : Oh kalau begitu langsung saja pada pointnya. Gini loh Nak ezar, kamu kan
sebagai pemimpin dari perkumpulan remaja desa, saya mau kamu mengarahkan mereka
untuk memilih kandidat yang benar benar bisa membawa desa ini ke arah yang jauh lebih
baik. Kamu tahu kan siapa orangnya?

Ezar : (hanya tersenyum)

Pak Rahmat : Ya saya lah orangnya. Saya bisa membangun fasilitas lebih baik untuk desa,
saya juga yakin bisa memimpin desa ini. Saya sangat butuh bantuan kamu untuk
mengarahkan anggota anggota kamu agar banyak yang memilih saya nak ezar. Bisakan?

Ezar : Wah kalau begitu sih......

Pak Rahmat : Tenang dulu, tentu ada imbalannya. Kamu bisa saya jadikan timses saya, kamu
juga pasti dapat keuntungan yg lain Nak Ezar.
Ezar : Wah Pak, bukan begitu maksut saya. Saya tidak bisa melakukan hal yang bapak minta,
karena itu melanggar janji saya. Saya juga tidak bisa untuk begitu saja menyuruh anggota
saya untuk memilih Bapak, mereka mempunyai suara sendiri Pak. Itu sangat tidak
diperbolehkan. Tapi mungkin bila bapak menyalurkan isi dari program kerja bapak dengan
baik, pasti banyak yang memilih Bapak.

Pak Rahmat : Oh begitu ya nak ezar (sambil tersenyum,sedikit merasa malu)

30 menit berlalu, jam sudah menunjukkan jam 7 malam, ezar berpamitan untuk bertemu
dengan anggotanya menyusun daftar acara.

Ezar : Pak saya pamit dulu ya, mau langsung ketemu temen temen.

Pak Rahmat : oh iya nak ezar, silahkan... hati hati di jalan.

Ezar : baik pak, Assalamualaikum Pak.

Pak Rahmat : Waalaikumsalam.

SCENE 4

H-7 sebelum pilkades, para kandidat kini melaksanakan kampanye di balai desa
untuk menjelaskan program kerja mereka dan engumpulkan pendukung. Para
kandidat memberikan pidato sesuai dengan nomor urut masing - masing. Dimulai dari
Pak Rahmat, Bu Pipit dan terakhir Pak Barkah.

Ezar : Baiklah, kandidat no 1 dipersilahkan untuk menempati tempat yang sudah disediakan
dan membacakan program kerja yang sudah disusun.

Pak Rahmat naik ke panggung balai desa yang sudah disediakan.

Pak Rahmat : Assalamualaikum wr wb

Warga : Waalaikumsalam wr wb

Pak Rahmat : hadirin yang terhormat, puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME karena
atad rahmatNya lah kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat. Saya kandidat no 1 ,
Rahmaditya Vito di sini saya akan membacakan program kerja yang sudah saya pikirkan
dengan matang matang .......... (membacakan pidatonya)
Ezar : Terimkasih Bapak Rahmat atas pidatonya. Sekarang kandidat no 2 dipersilahkan untuk
mengambil tempat dan waktu yang sudah disediakan.

Bu Pipit : hadirin yang terhormat, puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME karena atad
rahmatNya lah kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat. Saya kandidat no 2 ,
Pipit Puspita di sini saya akan membacakan program kerja .... (membacakan program kerja)

Ezar : Terimkasih Ibu pipit atas pidatonya. Saat ini sudah diakhir acara untuk menyampaikan
program kerja masing - masing, dan kini kandidat no 3 dipersilahkan untuk mengambil
tempat dan waktu yang sudah disediakan.

Pak Barkah : Terimakasih Nak Ezar. Assalamualaikum Wr Wb . Hadirin yang terhormat, puji
syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME karena atad rahmatNya lah kita dapat berkumpul
dalam keadaan sehat wal afiat. Saya kandidat no 3 , Barkah wisisto di sini saya akan
membacakan program kerja .... (membacakan program kerja)

Ezar : Terimakasih atas pidato dan program kerja yang telah disampaikan oleh seluruh
kandidat. Setelah ini akan ada sesi terpenting dari acara ini yaitu sesi tanya jawab. Tapi
sebelumnya akan ada jeda beberapa saat. Seluruh kandidat dan timses dapat menempati
tempat duduk yang sudah disediakan.

-------- BREAK --------

Ezar : Ya kini sudah sampai pada sesi tanya jawab. Setiap kandidat dipersilahkan untuk
menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh warga. Mari kita mulai. Pertanyaan pertama
untuk Bapak Rahmat.

Warga 1 : Saya disini mewakili seluruh warga mau bertanya, tentang bagaiamana cara bapak
agar dapat memajukan desa kita ini dan apakah bapak optimis dan benar benar mampu untuk
memimpin? Terimakasih.

Pak Rahmat : Ya sebelumnya terimakasih atas pertanyaan anda. Di sini saya akan menjawab,
pertanyaan dari saudara. Pertama – tama,saya sangat yakin saya dapat memimpin desa ini
menuju kondisi yang jauh lebih baik. Saya juga cukup berpengalaman, saya juga sudah
menyediakan anggaran sendiri untuk mengikuti seminar kepemimpinan dan ikut dalam
berbagai studi banding, jadi saya yakin saya mampu. Selain itu, saya akan membangun
berbagai fasilitas agar desa ini tidak kalah dengan daerah kota. Tidak usah peduli, bila uang
dari pemda belum juga turun, saya akan menanggung semuanya dengan uang pribadi saya.
Harta saya pasti cukup untuk itu. Dan tentunya……

Ezar : Baiklah Bapak Rahmat atas jawabannya, waktu yang disediakan telah habis. Dan
silahkan untuk mengambil tempat duduk yang sudah disediakan. Pertanyaan untuk no urut 2.

Warga 2 : Assalamualaikum wr wb, disini saya mewakili warga desa ingin bertanya,
bagaiman pengalaman dan kredibilitas ibu dalam memimpin dan apa yang akan ibu lakukan
agar tingkat pengangguran di desa kita ini berkurang, apalagi sekarang dolar sedang naik dan
harga semua bahan pokok menjadi mahal apakah itu tidak semakin meyusahkan warga desa?

Bu Pipit : Baik, di sini saya akan menjawab pertanyaan dari (--------), sebelumnya saya
memiliki pengalaman dalam memimpin di emmmm….. (kebingungan)

Arum : Ekhem….

Bu Pipit : Oh iya, akan saya buktikan saja ketika saya sudah terpilih. Dan untuk mengurangi
tingkat pengangguran saya akan membuka banyak lapangan kerja, tapi saya tidak tahu pasti
jenis usaha apa yang cocok dengan desa ini. Jadi…., ya kita lihat saja nanti.

Ezar : Itu saja Ibu Pipit? Baiklah, sekarang kesempatan menjawab pertanyaan untuk kandidat
no 3.

Di deret penonton Bom tiba – tiba saja menyeletuk

Bom : Singkat sekali , gak jelas pula.

Samid : Hush,,, apasih kamu, diem aja kalo gak ngerti.

Warga 3 : Apa yang akan Bapak lakukan ketika Bapak sudah terpilih menjadi kepala desa,
dana meneurut Bapak apakah yang menyebabkan desa kita ini sulit sekali untuk berkembang.
Disambing itu, maaf, dengan kondisi Bapak, pasti banyak warga yang sedikit berpikir bahwa
bapak tidak dapat memimpin desa ini, bagaimana pendapat Bapak?

Pak Barkah : Sebelumnya terimakasih atas pertanyaan yang sudah diberikan, di sini saya
akan menjawab sebaik mungkin. Hal pertama yang akan saya lakukan adalah tentu
mengerjakan tugas saya sebagai kepala desa sesuai dengan program kerja yang sudah saya
susun sebelumnya, bukan berpesta atau arak-arakan. Desa ini sebenarnya sangat bisa
berkembang, dengan bantuan dari seluruh warganya sendiri dan semua harus ikut turut andil
di dalamnya, contoh kecilnya saja dalam organisasi – organisasi di sekitar,pendidikan tentang
kepemimpinan juga sangat untuk penting diberikan. Mengenai kondisi saya, saya rasa itu
tidak akan mempengaruhi pandangan pemilih terhadap saya, karena kualitas daris eorang
pemimpin tidak ditentukan dari itu saja, tetapi juga pengalaman yang dimiliki.

Ezar : Baik Bapak Barkah waktu yang diberikan sudah habis. Terimakasih atas jawabannya,
dipersilahkan untuk mengambil tempat yang sudah disediakan.

Dengan itu ,kampanye bersama yang isinya menjelaskan program kerja para
kandidat berakhir, seluruh kandidat , timses maupun pendukung kembali ke kediaman
masing – masing.

SCENE 5 :

H-3 sebelum pilkades, di kediaman Pak Rahmat sedang ramai akan timses dan
pendukung. Diantaranya adalah Ega sebagi timses yang paling dipercaya untuk menjalankan
program kampanye Pak Rahmat. Dan sering sekali Pak Rahmat meminta masukan dari Ega
apa yang harus ia lakukan untuk mendapatkan simpati dari warga desa.

Ega : Bagaimana Pak? Apa yang harus kita lakukan sekarang?

Pak Rahmat : Apalagi yang sekiranya bias membuat warga bersimpati untuk memilih saya?

Ega : Dalam kampanye bapak yang terakhir apakah bapak lancar dalam menyampaikan visi
misi bapak? Apakah warga desa tertarik?

Pak Rahmat : Lumayan lancar, tapi saya atidak yakin dengan ekspresi wajah mereka. Para
warga hanya bertepuk tangan saja. Saya takut saya gagal dalam pilkades ini padahal saya
sudah menggelontorkan uang yang tak sedikit untuk membuat banner dan lainnya.

Ega : Apalagi hamper seluruh dari kampanye bapak menggunakan uang sendiri. Saya juga
ingin dapat keuntungan sebagai timses seperti yang bapak janjikan jika bapak terpilih
menjadi kepala desa. Mungkin sebentar lagi saya akan menemukan cara paling jitu untuk
menarik warga.

Pak Rahmat : Cara apa saja cepat pikirkan, aku butuh saranmu, cara terburuk dengan resiko
terburuk pun aku terima sudah h-3
Ega : Ah,,, ada suatu cara yang dari dulu dijalankan oleh kandidat kepala desa sebelum
bapak.

Pak Rahmat : Apa itu?

Ega : Tapi bapak akan mengeluarkan banyak uang untuk ini.

Pak Rahmat : Uangku masih banyak, tak akan habis untuk itu. Jelaskan saja.

Ega : Ada sebutan untuk cara ini, yaitu “serangan fajar” jadi h-1 atau hari h pemilihan nanti
saat subuh kita akan menyebar seluruh timses dan pendukung untuk membagikan sejumlah
uang ke seluruh warga agar mereka mau memilih Bapak, ya…seperti menyuap. Atau bisa
saja membagikan semabako untuk pencitraan diri bapak.

Pak Rahmat : Wah ide bagus itu,saya lupa kalo ada “serangan fajar” .

Ega : Bagaimana Pak?

Pak Rahmat : Bisa kita mulai besok saja H-2 sebelum pemilihan, karena saya kira jika pada
hari H akan menimbulkan kecurigaan dari kandidat lain. Apakah kamu yakin dengan cara
ini?

Ega : Tentu Pak, siapa yang dapat menolak uang. Kita hanya perlu membuat mereka berjanji
dan benar – benar memilih Bapak sebagai kades.

Pak Rahmat : Baiklah, segera kerjakan yang satu ini.

Ega : Baik Pak.

Setelah berdikusi cara apa yang akan digunakan untuk menarik simpati warga
agar memilih Pak Rahmat, Ega segera menuju tempat percetakan brosur dan membeli
amplop untuk diisi uang yang siap dibagikan keesokan harinya.

Anda mungkin juga menyukai