Individu BAB I - 6 TB BTA Positif
Individu BAB I - 6 TB BTA Positif
PENDAHULUAN
kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi individu atau masyarakat
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur
Tuberkulosis Paru (TB Paru) telah dikenal hampir di seluruh dunia, sebagai
penyakit kronis yang dapat menurunkan daya tahan fisik penderitanya secara
serius. Hal ini disebabkan oleh terjadinya kerusakan jaringan paru yang bersifat
tuberkulosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru
dan organ di luar paru seperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta
karena sebanyak 95% kasus tuberkulosis paru berada di negara tersebut dan
1
sebanyak 98% kematian yang ada di negara itu disebabkan oleh tuberkulosis paru.
dengan jumlah penderita tuberculosis paru terbesar setelah India dan Cina dengan
jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien tuberkulosis paru di dunia.
kematian setiap tahunnya sebanyak 101.000 orang dengan kasus baru sebanyak
539.000 kasus dan insiden tuberkulosis paru BTA Positif sekitar 110 per 100.000
negara maju TB paru menyerang 1 per 10.000 populasi. TB paru paling sering
menyerang Asia, Cina, dan India Barat. Demikian juga, kematian wanita akibat
TB lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan, persalinan, dan nifas.
Sekitar 75% pasien TB merupakan kelompok usia yang paling produktif secara
rata-rata waktu kerjanya tiga sampai empat bulan, hal tersebut berakibat pada
secara sosial seperti dikucilkan oleh masyarakat. Orang lanjut usia, orang yang
malnutrisi, atau orang dengan penekanan sistem imun (infeksi HIV, diabetes
2
militus, terapi kortikosteroid, alkoholisme, limfoma intercurrent) lebih mudah
Dalam Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013, angka notifikasi kasus baru TB
paru BTA+ dan angka notifikasi seluruh kasus TB per 100.000 penduduk dari
tahun 2008-2013 di Jawa Barat sebesar 54% dari target minimal sebesar 65%. Hal
ini menunjukan bahwa penemuan kasus TB paru masih di bawah target dan
Selain itu dalam Profil Kesehatan Jawa Barat tahun 2012 menunjukkan kasus
baru dan kasus lama TB paru di Kabupaten Garut sebanyak 2.627 orang.
kasus TB paru yang serius salah satunya melalui kerjasama dalam upaya
penyakit ini terus menyebar ke seluruh masyarakat Garut. (Dinkes Jabar, 2012).
orang, oleh karena itu upaya penjaringan kasus ini harus tetap dilakukan untuk
hingga Bulan April 2019 yaitu berjumlah 17 kasus TB dengan BTA (+). Dari 17
namun ada 3 orang pasien yang droup out (DO) dikarenakan putus obat. Maka
3
dari itu kami tertarik untuk membuat laporan pratikum kesehatan masyarakat yang
Tahun 2019.
4
3. Menyusun rencana pemecahan masalah Capaian Kesembuhan Pasien TB
5
1.4 Manfaat Penulisan
masyarakat.
penyelesaian masalah.
pengalaman dalam menerapkan ilmu yang didapat selama kuliah ke dalam praktik
nyata.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pelayanan kesehatan dasar (basic health care service) yang lebih mengutamakan
7
a. Visi UPT Puskesmas Leuwigoong
Berdasarkan kondisi sampai saat ini dan tantangan yang masih akan
modal dasar yang dimiliki, maka Visi UPT Puskesmas Leuwigoong adalah :
masyarakat.
8
kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk
bagi lingkungan.
UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan
c. Motto
2.2.1 Pengertian
dan risiko kematian pada penderita adalah salah satu masalah yang perlu ditangani
oleh segenap lapisan masyarakat dan petugas kesehatan (Depkes RI, 2012)
khas tahap terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai
Basil Tahan Asam (BTA), kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung
tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama beberapa
tahun.
9
1. Infeksi Primer
Infeksi Primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman
TBC, droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya sehingga dapat melewati
dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelenjar limfe di sekitar
hilus paru dan ini di sebut sebagai kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.
masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (immunitas seluler). Pada umumnya
meskipun demikian ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister
bersangkutan akan menjadi penderita TBC, masa inkubasi yaitu waktu yang
Tuberculosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun
sesudah infeksi primer, misalnya akibat daya tahan tubuh menurun akibat
terinfeksi HIV atau status TB paru. Ciri khas dari tuberculosis pasca primer
adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.
10
2.2.3 Gejala-gejala TBC
1. Gejala Utama
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang
2. Gejala Tambahan
b. Batuk darah
d. Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang
pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga spesimen SPS
lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS diulang.
11
3. Kalau hasil rontgen tidak mendukung TBC, maka pemeriksaan dahak SPS
diulangi.
misalnya biakan.
6. Bila tidak ada peubahan namun gejala klinis tetap mencurigakan TBC,
7. Kalau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TBC BTA positif.
8. Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada
10. Bila hasil rontgen tidak mendukung TBC penderita tersebut bukan TBC.
11. UPK yang tidak memiliki fasilitas rontgen penderita dapat di rujuk untuk
Di Indonesia pada saat ini, uji tuberculin tidak mempunyai arti dalam
menentukan diagnose TBC pada orang dewasa sebab sebagian besar masyarakat
TBC. Suatu uji tuberculin positif hanya menunjukkan bahwa yang bersangkutan
12
2.2.5 Pencegahan Penularan
pada anak sesuai dengan jadwal, memberi makanan bergizi untuk menjaga
kekebalan tubuh anak, pada bayi berikan asi ekslusif minimal selama enam bulan
rumah setiap hari, bersihkan jamban dan kamar mandi, jaga sirkulasi udara dalam
rumah, usahakan jendela dan pintu di rumah setiap hari dibuka agar ruangan
dalam rumah terkena sinar matahari (bakteri TB akan mati bila terkena matahari),
lakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), usahakan agar anak tidak
TB.
2.2.6 Pengobatan
bulan. Setelah masa pengobatan 6 bulan harus dilakukan evaluasi baik secara
13
kemampuan dalam menyusun rencana promosi kesehatan dan strateginya yang
bersifat makro dan berjangka panjang, dan kurang kuatnya memahami konsep
pusat dan provinsi serta antar provinsi yang masih kurang, dan terakhir
pasien TB paru.
14
positif serta pada keluarga pasien penderita TB paru yang menunjukan
positif yaitu
yang diperiksa sebanyak tiga sampel yaitu dahak sewaktu, pagi dan
15
sebuat pot dahak untuk mengumpulkan dahak pagi pada hari
kedua.
2. Pemeriksaan biakan
ganda.
16
pengobatan yang dapat mengakibatkan MDR (Multiple Drugs
cegah.
kegiatan.
b. Pemberantasan TB Paru
17
ditindaklanjuti dengan paket-paket pengobatan intensif. Melalui paket
tidak terselesaikan atau drop out (DO), terjadinya resistensi obat atau
2.3 Kinerja
kerja para pakar banyak memberikan deginisi tentang kinerja secara umum dan
fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu (Bernardin
dan Russel. 1993 dalam As’ad, 2003). Kinerja adalah pekerjaan yang merupakan
18
Sedangkan Yaslis Ilyas (2010) yang dimaksud dengan kinerja adalah
penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja
merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu
menekankan apa yang dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan atau apa yang
keluar (outcome). Bila disimak lebih lanjut apa yang terjadi dalam sebuah
pekerjaan atau jabatan adalah suatu proses yang mengilah input menjadi output
(hasil kerja), penggunaan indikator kunci untuk mengukur hasil kinerja individu
19
1. Perbaikan prestasi kerja atau kinerja. Umpan balik pelaksanaan kerja
didasarkan atas prestasi kerja atau kinerja masa lalu atau antisipasinya.
dikembangkan.
diteliti.
departemen personalia.
tidak tepat.
20
8. Mendeteksi kesalahan-kesalahan desain pekerjaan. Prestasi kerja yang
9. Menjamin kesempatan kerja yang adil. Penilaian prestasi kerja yang akurat
diskriminasi.
secara tepat apa yang sedang dihadapi dan target apa yang harus dicapai. Melalui
kerja yang dilakukan secara tidak tepat akan sangat merugikan karyawan dan
kinerja yang tidak sesuai dengan hasil kerjanya. Dampak motivasi yang menurun
adalah ketidakpuasan kerja yang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi proses
pelayanan. Bagi organisasi, hasil penilaian kinerja yang tidak tepat akan
21
promosi mempromosikan karyawan yang tidak tepat untuk menduduki level
adalah alat yang paling dapat dipercaya oleh manajer pegawai dalam mengontrol
sumber daya manusia dan produktivitas. Proses penilaian kinerja dapat digunakan
jasa kepegawaian dalam kualitas dan volume yang tinggi. Pegawai manajer dapat
menggunakan proses appraisal kinerja untuk mengatur arah kerja dalam memilih,
melalui evaluasi reguler dari setiap pelaksanaan kerja pegawai, manajer dapat
mencapai beberapa tujuan. Hal ini berguna untuk membantu kepuasan pegawai
promosi atau kenaikan gaji, mengenal pegawai yang memenuhi syarat penugasan
bimbingan khusus.
22
2.3.4 Pengukuran Kinerja
Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting untuk dilakukan oleh
seorang manajer atau pimpinan. Kegiatan penilaian ini penting, karena dapat
umpan balik kepada para karyawan tentang kinerja mereka. Mnurut Handoko
(2003), Yaslis Ilyas (2010) secara garis besar ada beberapa metode penilaian
kinerja karyawan :
23
mereka. Spesialis personalia mendapatkan informasi khusus dari atasan
pekerjaan itu.
6. Tes dan observasi prestasi kerja, bila jumlah pekerja terbatas penilaian
prestasi kerja bisa didasarkan pada tes pengetahuan dan keterampilan, tes
reliable dan valid metode evaluasi kelompok ada tiga yaitu ranking,
siapa yang paling baik dan menempatkan setiap karyawan dalam urusan
24
sejumlah nilai total dialokasikan di antara para karyawan dalam kelompok.
Para karyawan diberi nilai lebih besar dan pada para karyawan dengan
kinerja lebih jelek kebaikan dari metode ini penilai dapat mengevaluasi
kelemahan efek halo (halo effect) dan bisa kesan terakhir masih ada.
kinerja yang baik adalah dengan evaluasi 360 degree assesment (360 ° ). Teknis ini
merupakan pengembangan terakhir dari teknik penilaian sendiri. Teknik ini akan
memberikan data yang lebih baik dan dapat dipercaya karena dilakukan penilaian
silang bawahan, mitra dan atasan personel. Data penilaian merupakan nilai
kumulatif dari penilaian ketiga penilai, hasil penilaian silang ini diharapkan dapat
1. Penilaian Atasan
dinilai oleh manajer yang tingkatnya lebih tinggi, penilaian termasuk yang
personel disampaikan. Penilaian ini dapat juga melibatkan manajer lini unit
lain. Sebagai contoh, personel bagian pembelian dapat dinilai oleh manajer
produksi sebagai pemakai yang dibeli hal ini normal terjadi bila interaksi
antara personel dan unit lain cukup tinggi. Sebaiknya penggunaan penelitian
atasan dari bagian lain dibatasi, hanya pada situasi kerja kelompok dimana
25
individu sering melakukan interaksi. Pada penelitian manajer, biasanya
dilakukan oleh beberapa atasan manajer dengan tingkat lebih tinggi yang
sering bekerja sama dalam kelompok kerja penilaian kerja kelompok akan
sangat bernilai jika penilaian dilakukan dengan bebas dan kemudian dilakukan
2. Penilaian Mitra
Biasanya penilaian mitra lebih cocok digunakan pada kelompok kerja yang
anggota kelompok kerja. Penilaian mitra dilakukan oleh seluruh anggota kerja
kelompok dan umpan balik untuk personel yang dinilai dilakukan oleh komite
kelompok kerja dan bukan oleh penyelia penilaian mitra biasanya lebih
penilaian mitra kerja telah dikenal cukup lama tetapi penilaian ini tidak cukup
26
3. Penilaian Bawahan
tujuan untuk pengembanan dan umpan balik personel, bila penilaian ini
manajer dalam rangka perencanaan dan penilaian kinerja manajer. Program ini
dan imbalan kinerja. Temuan yang menonjol dari usaha manajemen LOF ini
27
namun produktifitas mereka tidaklah sama. Menurut Gibson (1997) ada tiga
kepuasan kerja.
Menurut Tiffin dan Mc. Cormick (dalam As’ad, 2003) secara garis besar
perbedaan kinerja ini disebabkan oleh dua faktor (As’ad 2003), yaitu : faktor
individual lainnya.
a. Faktor fisik dan pekerjaan, terdiri dari : metode kerja, beban kerja,
lingkungan sosial.
28
motifasi (motivation). Hal ini sesuai dengan Keith Davis (1964) yang
merumuskan bahwa :
1. Faktor kemampuan
Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai
dengan keahliannya (the right man in the right place, the right man on the
right job).
2. Faktor motivasi
Selain kedua faktor diatas, ada faktor lain yang turut mempengaruhi
29
yang mendukung. Dengan kata lain tingkat keterampilan yang tinngi pun
tidak akan banyak artinya apabila tidak didukung oleh kondisi tempat
2. Pengawasan
sumber kepuasan tetapi lebih kepada hal yang dapat mencegah atau
30
adanya hubungan kelompok tetapi dalam suatu organisasi hubungan
pribadi manusia ini adalah dalam rangka hubungan kerja, hal ini sangat
BAB III
dengan tanggal 27 April Tahun 2019 ditemukan adanya permasalahan pada salah
31
Puskesmas Leuwigoong masih belum optimal, keadaan ini dapat di lihat dari
masih adanya kasus TB di wilayah Puskesmas yang pada tahun 2018 berjumlah
Maret saja sudah ditemukan 10 kasus TB, bahkan 1 diantaranya sudah drop out
P2TB adalah kurangnya jumlah SDM serta kompetensi sumber daya manusia
kesehatan memiliki tugas dan fungsi sebagai promosi kesehatan, surveilans TB,
kompetensi sumber daya yang tidak memadai dan kurangnya sarana yang ada di
puskesmas tersebut.
32
Berdasarkan identifikasi masalah yang menjadi permasalahan dalam
Diagram 3.1
Analisis Penyebab Masalah
AKIBAT Masalah
Pencapaian Program TB belum optimal Utama
PENYEBAB
Garut.
1. Akibat
33
pemeriksaan. Dari hasil penjaringan tersebut ditemukan 79 orang yang
penderita TB. SelanJutnya pada 2019 sampai dengan bulan Maret saja
telah ditemukan 10 Kaus TB dengan BTA (+). Dari 10 kasus tersebut telah
orang pasien diantaranya ada yang drop out (DO) dikarenakan putus obat
2. Masalah Utama
belum merata selain itu kompetensi SDM yang tidak sesuai juga akan
3. Masalah Pokok/Penyebab
pada tempat yang sesuai dan waktu yang tepat sehingga mampu
34
Leuwigoong SDM yang bertugas dalam program TB hanya berjumlah satu
sosialisasi, selain itu petugas tersebut pula yang bertugas mengantar pasien
TB, yaitu :
1 perawat/program TB.
program TB.
35
mengingat pentingnya peran sumber daya manusia dalam organisasi atau
Dengan kompetensi yang tinggi atau sesuai yang dimiliki oleh SDM dalam
suatu organisasi atau perusahaan tertentu hal ini akan menentukan kualitas
tenaga analis sehingga tidak jarang orang yang memegang program tidak
BAB IV
4.1 Intervensi
36
optimal karena ditemukannya kasus sampai ei 2019 mencapai 10 kasus dan 1
Tabel 4.1
Realisasi Kegiatan Mingguan
No Minggu Kegiatan
37
Merancang kegiatan media kesehatan untuk
penyuluhan
Melakukan penjaringan pasien TB
4.2 Rekomendasi
1. Perlu adanya peningkatan kerja sama lintas sektor dan lintas program
BAB V
5.1 Pembahasan
38
Dalam kegiatan praktikum kesehatan masyarakat di Puskesmas
sampai dengan 27 April 2019 diketahui akar permasalahan dari program P2TB ini
berhubungan dengan kegiatan program yang cukup banyak namun SDM yang
targetnya.
Pemerintah, non pemerintah dan swasta, Rumah Sakit paru (RSP), Balai
39
5. Keberpihakan kepada masyarakat dan pasien TB, pasien TB tidak
penanggulangan TB.
penjaringan pasien TB, pengobatan, tes mantux pada suspek TB anak (dilakukan
yang harus dilakukan oleh pemegang program P2TB tidak sebanding dengan
SDM yang ada sehingga tidak semua kegiatan dapat dilakukan secara optimal dan
40
Sumber daya manusia adalah suatu proses mendayagunakan manusia
sebagai target kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang
Sebuah program harus didukung oleh sumber daya yang memadai akan mendapat
hambatan dalam tahap implementasi. Sumber daya yang dimaksud dapat berupa
sumber daya finansial maupun kompetensi implementor. Maka dari itu, penulis
tertarik untuk melihat bagaimana ketersediaan sumber daya manusia yang ada
hanya memiliki seorang pemegang program yang merupakan perawat tentu saja
Leuwigoong tidak memenuhi standar dalam sumber daya dan juga kompetensi
41
mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang
(Opportunities), dan ancaman (Threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau
proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan
yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan
dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat
mampu menghadapi ancaman (Threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana
tabel berikut :
Tabel 5.1
Analisis Pemecahan Masalah
No Kegiatan Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
(Strength) (Weaknes) (Opportunities) (Threats)
42
1 Rekrutmen Telah disahkannya Keterbatasan Perguruan tinggi Sarana bagi
jenis tenaga beberapa aturan dana perekrutan setiap tahunnya tenaga
kesehatan perundang- dan penempatan menghasilkan kesehatan
yang undangan terkait tenaga lulusan tenaga baru belum
dibutuhkan tenaga kesehatan kesehatan kesehatan memadai
2 Pembentuka Telah Keterbatasan Adanaya Anggaran
n kader TB dibentukannya formasi beberapa untuk
terutama bidang regulasi institusi pembentukan
PMO kebijakan pendidikan kader TB
kesehatan di dinas kesehatan di belum jelas
kesehatan Kab Kab Garut
Garut
3 Pelatihan Adanya permenkes Kurang Adanya SDM Tidak adanya
bagi SDM mengenai sadarnya kesehatan tenaga
Puskesmas penanggulangan masyarakat (tenaga terlatih
mengenai TB dan untuk menjadi kesehatan dan sebagai
penanggula pembentukan kader tenaga sukarela non kesehatan) narasumber
ngan TB TB di setiap
Paru puskesmas
Adanya UU no 36 Terlalu banyak Kader yang aktif Tidak adanya
tahun 2014 program yang anggaran
mengenai melibatkan khusus untuk
pendidikan dan kader penambahan
pelatihan bagi kompetensi
nakes SDM
Telah disahkannya SDM memiliki Adanya SDM di Sarana bagi
beberapa aturan tupoksi puskesmas tenaga
Leuwigoong kesehatan
baru belum
memadai
Perundang- Masing-masing
undangan terkait dalam
43
tenaga kesehatan pekerjaannya
P2TB yang belum optimal ini adalah dengan menambah sumber daya manusia,
2014 mengenai pendidikan dan pelatihan bagi nakes. Sedangkan kelemahan dari
kegiatan tersebut adalah sarana bagi tenaga kesehatan baru belum memadai
terlatih sebagai narasumber sehingga pelatihan bagi SDM pun tidak dapat
Puskesmas mencari tenaga kerja baru yang sesuai kualifikasinya dan di dukung
kesehatan ( tenaga kesehatan dan non kesehatan) di setiap Puskesmas serta kader
yang aktif yang dapat di ajak kerjasama untuk melakukan kegiatan dalam program
TB. Adapun ancaman yang akan terjadi yaitu keterbatasan dana perekrutan dan
untuk menjadi tenaga sukarela dan terlalu banyak program yang melibatkan kader
44
seperti KIA. Imunisasi dan lainnya, SDM di puskesmas juga memiliki tupoksi
system. Yang terdiri dari unsur manajemen dan dikelompokan dalam 6 elemen
Management mengatakan, ada enam sumber daya pokok dari manajemen, yaitu:
1. Man
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.
yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia
adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-
2. Materials
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli
salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi
3. Machines
45
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau
4. Methods
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan
kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang
dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
5. Money
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.
Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan
dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu
uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala
sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan
berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat
yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
6. Markets
46
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan
penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi
barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab
itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan
harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen.
yaitu :
1. Masukan (input) yakni bagian atau elemen yang terdapat dalam system
yang disingkat 7 M + 1 I
2. Proses (process) yakni bagian atau elemen dari sistem yang berfungsi
yang direncanakan
3. Hasil antara (output) yakni bagian atau elemen dari sistem yang
47
4. Hasil akhir (outcome) yakni hasil yang dicapai dari suatu program
5. Manfaat dan dampak (impact) yakni efek langsung atau tidak langsung atau
6. Umpan balik (feed back) yakni bagian atau elemen dari sistem yang
merupakan hasil antara dan hasil akhir dari sistem dan sekaligus
sebagai masukan bagi sistem tersebut serta informasi yang diterima dari
lingkungannya
Tabel 5.2
Metode Pendekatan sistem
Kegiatan Input Proses Output Outcome Benefit Impact
48
ukan -Petugas TB nakan nya penguatan ipasi an
kader TB -Kepala PKM rekrutme kader kader program
informas
PMO Leuwigoong n kader TB/PM TB/PMO P2TB
i merata,
b. Money TB/PMO O -
Puskesmas Penugasan penjaring
atau
an pasien
pemerintah
TB
daerah
c. Method meningk
Rekrutmen
at, angka
secara
DO obat
langsung pada
kader menurun
kesehatan atau
masyarakat
49
infokus/proye
ktor, sound
system
d. Method
Ceramah
Tanya jawab
dalam perencanaan tindak lanjut dapat dilakukan dengan dua kegiatan yaitu
sebagai berikut :
Dalam kegiatan ini input nya yaitu dari faktor manusia adalah petugas TB
optimal.
Dalam kegiatan ini inputnya yaitu dari faktor manusia adalah petugas TB
50
diharapkan dapat membantu program TB dalam melakukan penjaringan
Dalam kegiatan ini inputnya yaitu dari faktor manusia adalah adanya SDM
peran dan fungsi SDM. Serta benefitnya adalah program capaian sesuai
51
BAB VI
6.1 Kesimpulan
79 orang selama tahun 2018, namun pada tahun 2019 sampai bulan Maret
saja sudah ditemukan 10 orang yang BTA (+) tersebut telah droup out
obat atau DO. Keadaan ini terjadi karena banyaknya pasien TB yang tidak
52
c. Kurang optimalnya program P2TB di puskesmas Leuwigoong perlu
menjadi perhatian, oleh karena itu untuk pemecahan masalah yang dapat
6.2 Saran
prasarana yang ada agar setiap program yang ada di Puskesmas dapat berjalan dan
targetnya tercapai.
SOP sehingga data mudah di akses dan di baca untuk mempermudah analisis
lainnya seperti pemerintah sektor lain, Toma, Toga dan turut memberikan
pasien yang ditemukan tidak berada dalam kondisi yang sudah parah, selain itu
53
memantau masyarakat yang ada di sekitarnya yang menderita TB agar dapat
54