Anda di halaman 1dari 18

MUSRENBANG KECAMATAN PATEHAN

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam menyongsong diberlakukannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang


Desa dan peraturan pelaksanaannya telah dilaksanakan pelatihan atau bimbingan teknis
mengenai pengelolaan keuangan desa kepada SKPD Kabupaten terkait, camat dan perangkat
camat terkait serta kepala desa dan perangkat desa terkait. Dengan pembekalan melalui
bimbingan teknis tersebut, diharapkan aparat terkait sudah dalam mengelola dana desa di
tahun 2015 dengan transparan dan akuntabel. Sehingga penyelenggaraan pemerintahan desa
dapat berjalan dengan baik dan optimal. Disamping itu, Pemerintah Daerah DIY untuk
kegiatan bimbingan teknis juga sudah mempersiapkan buku pedoman adminsitrasi
pengelolaan keuangan desa.

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) adalah forum antar pelaku


dalam rangka menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.
Musrenbang dilaksanakan dimulai dari tingkat desa/kelurahan yang disebut Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Tingkat Desa/Kelurahan (Musrenbang Desa/Kelurahan). Dalam
Musrenbang Desa/Kelurahan diawali melalui penggalian gagasan ditingkat dusun yang
bersifat partisipatif dan melibatkan segenap elemen masyarakat Desa/Kelurahan. Hasil
Murenbang desa/kelurahan ini menjadi masukan dalam Musrenabang tingkat kecamatan.

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tingkat Kecamatan (Musrenbang


Kecamatan) adalah forum musyawarah tahunan para pemangku kepentingan ditingkat
kecamatan untuk mendapatkan masukan kegiatan prioritas dari desa/kelurahan serta
menyepakati rencana kegiatan lintas desa/kelurahan di kecamatan yang bersangkutan sebagai
dasar penyusunan Rencana Kerja Kecamatan dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah kabupaten/kota pada tahun berikutnya. Musrenbang Kecamatan Dilaksanakan
bertujuan untuk Membahas dan menyepakati hasil-hasil Musrenbang dari tingkat
desa/kelurahan yang akan menjadi kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan
yang bersangkutan, membahas dan menetapkan kegiatan prioritas pembangunan di tingkat
kecamatan yang belum tercakup dalam prioritas kegiatan pembangunan desa/kelurahan,
melakukan klasifikasi atas kegiatan prioritas pembangunan kecamatan sesuai dengan fungsi-
fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemahaman Aparat Kelurahan dan Masyarakat tentang Musrenbang

Sesuai amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (UU-SPPN), salah satu tahap yang harus dilalui dalam proses
penyusunan rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan adalah
melalui penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional
(Musrenbangnas). Dalam Pasal 20, Ayat (1) UU-SPPN diatur bahwa Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
menyiapkan rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahunnya.

Musyawaran Perencanaan Pembangunan atau biasa disingkat Musrenbang merupakan


agenda tahunan di mana warga kelurahan saling bertemu mendiskusikan masalah yang
mereka hadapi dan memutuskan prioritas pembangunan jangka pendek. Ketika prioritas telah
tersusun, kemudian di usulkan kepada pemerintah di level yang lebih tinggi yaitu kecamatan,
dan melalui Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA) usulan masyarakat dikategorisasikan
berdasar urusan dan alokasi anggaran. Musrenbang di kelurahan dilaksanakan selama bulan
Januari.

Di dalam pemahaman masyarakat, Musrenbang identik dengan diksusi di masyarakat


tingkat kelurahan atau desa tentang kebutuhan pembangunan daerah menggunakan anggaran
dari pemerintah. Namun mereka masih cukup awam dengan sistemasi proses realisasi dari
Musrenbang. Untuk aparat kelurahan mayoritas sudah memahami apa itu Musrenbang dan
bagaimana proses-proses yang perlu dilakukan karena mereka adalah pihak yang terlibat
langsung dalam pelaksanaan Musrenbang ini.

Proses penganggaran partisipatif ini menyediakan ruang bagi masyarakat untuk


menyuarakan kebutuhan mereka pada pihak pemerintah. Proses Musrenbang juga terjadi di
leval kecamatan dan kota demikian pula di provinsi dan nasional. Musrenbang merupakan
pendekatan bottom-up di mana suara warga bisa secara aktif mempengaruhi rencana
anggaran kota dan bagaimana proyek-proyek pembangunan disusun.

Pada awalnya, Musrenbang diperkenalkan sebagai upaya mengganti sistem


sentralistik dan top-down. Masyarakat di tingkat lokal dan pemerintah punya tanggung jawab
yang sama berat dalam membangun wilayahnya. Masyarakat seharusnya ikut berpartisipasi
aktif karena ini merupakan kesempatan untuk secara bersama menentukan masa depan
wilayah. Masyarakat juga harus memastikan pembangunan yang dilakukan pemerintah sesuai
dengan kebutuhan daerah mereka sendiri.

B. Pentingnya Musrenbang

Adanya Musrenbang ini sangat penting untuk dilaksanakan karena Musrenbang


dimaksudkan sebagai forum musyawarah perencanaan pembangunan yang mengakomodasi
peran-peran segenap komponen masyarakat, sebagai media koordinasi, komunikasi dan
konsultasi program pembangunan dengan fokus pada realisasi kebutuhan masyarakat secara
nyata. Sedangkan yang menjadi tujuannya adalah membahas, menilai dan menyepakati
prioritas kegiatan pembangunan sesuai dengan Renja SKPD/Rencana Kerja Satuan Kerja
Pemerintah Daerah yang telah dikomplikasi dengan hasil musrenbang tingkat sebelumnya,
menghasilkan konsesus, komitmen, kesepakatan dan kemitraan antara pemerintah dengan
pelaku pembangunan, mewujudkan kualitas perencanaan perencanaan pembangunan dengan
lebih meningkatkan kemampuan mengakomodir aspirasi masyarakat, memberdayakan
masyarakat dan memberdayakan sumber daya lokal.

C. Hal yang Dimusyawarahkan dalam Pelaksanaan Musrenbang


1. Melakukan penyempurnaan rancangan akhir RKP tahun berikutnya
2. Melakukan penyerasian dan penyempurnaan rancangan Renja K/L tahun berikutnya
3. Melakukan penyerasian program, kegiatan, indikator serta lokasi kegiatan yang
disusun oleh K/L dan pemerintah provinsi sesuai sasaran 24 PN, tiga dimensi
pembangunan, kondisi perlu serta faktor pendorong pertumbuhan.
4. Memperkuat koordinasi dan sinergi pembangunan melalui pembahasan detail
kerangka pelaksanaan RKP tahun berikutnya yaitu kerangka regulasi, kerangka
kelembagaan dan kerangka anggaran agar terwujud penggunaan sumber daya secara
efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan
5. Menyediakan arahan bagi penyempurnaan rancangan akhir RKPD tahun berikutnya
D. Hasil Luaran dari Musrenbang Desa
Luaran Musrenbang Desa adalah
1. Daftar prioritas kegiatan untul menyusun Rencana Kerja Pembangunan desa untuk
tahun anggaran yang direncanakan.
2. Daftar prioritas masalah daerah yang ada didesa untuk disampaikan di
musrenbang kecamatan.
3. Daftar nama tim delegasi desa yang mengikuti musrenbang kecamatan (3 orang
atau 5 orang, bila 3 orang minimal 1 perempuan, bila 5 orang minimal 2 orang
perempuan)
4. Berita acara musrenbang
E. Kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan sebagai langkah awal pelaksanaan
musrenbang, cari bukti fisiknya seperti siapa saja yang terlibat, dan latar belakang,
jabatan dan pendidikannya.

1. Kegiatan awal pelaksanaan musrenbang 


a. Pembentukan Tim Penyelenggara Musrenbang (TPM) oleh Lurah
b. Menetapkan fasilitator yang berasal dari aparat (ditentukan oleh Lurah) dan
masyarakat (dipilih oleh warga);
c. Menyusun jadwal dan agenda Musrenbang Kelurahan;
d. Mempersiapkan bahan/materi untuk Musrenbang Kelurahan;
e. Mengumumkan secara terbuka tentang jadwal, agenda, dan tempat
Musrenbang Kelurahan;
f. Melakukan musyawarah/rembug dusun/RW
g. Daftar prioritas masalah dari tingkat di bawah Kelurahan
h. Peta potensi dan permasalahan Kelurahan (peta kerawanan kemiskinan,
pengangguran, dll.);
i. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kelurahan;
j. Informasi dari Pemerintah Kota tentang perkiraan jumlah Dana Alokasi
Kelurahan yang akan dialokasikan Kelurahan yang bersangkutan;
k. Informasi dari Pemerintah Kota tentang isu-isu strategis daerah;
l. Informasi tentang jumlah usulan yang dihasilkan pada forum sejenis di tahun
sebelumnya yang telah terealisasi.
m. Evaluasi pelaksanaan pembangunan Kelurahan pada tahun sebelumnya.
n. Daftar nama para wakil kelompok fungsional/asosiasi warga, koperasi, LSM
yang bekerja di Kecamatan, atau organisasi tani/ nelayan dan pedagang.

2. Aktor yang terlibat, dan latar belakang, jabatan dan pendidikannya.


a. Narasumber
1) Lurah
2) Ketua dan para anggota LPM,
3) Camat dan aparat Kecamatan,
4) Kepala sekolah,
5) Kepala puskesmas,
6) Pejabat instansi yang ada di Kelurahan, dan
7) LSM yang bekerja di Kelurahan yang bersangkutan
b. Partisipan Musrenbang Kelurahan
Seluruh komponen masyarakat yang berada di Kelurahan, seperti :
1) Lurah
Partisipan utama dalam implementasi musrenbang di Kelurahan
Patehan adalah 30 Ketua RT, dan 12 Ketua RW. Latar belakang rata-
rata dari Ketua RT maupun Ketua RW bermacam-macam, diantaranya
pegawai, wirausahawan, pegawai negeri sipil, dan guru atau pendidik.
Untuk pendidikan rata-rata dari Ketua RT maupun Ketua RW yaitu S1,
dan D3. Sehingga dalam segi kemampuan mempimin dan mengelola
masyarakat cukup baik.
2) Ketua RT/RW
Partisipan utama dalam implementasi musrenbang di Kelurahan
Patehan adalah 30 Ketua RT, dan 12 Ketua RW. Latar belakang rata-
rata dari Ketua RT maupun Ketua RW bermacam-macam, diantaranya
pegawai, wirausahawan, pegawai negeri sipil, dan guru atau pendidik.
Untuk pendidikan rata-rata dari Ketua RT maupun Ketua RW yaitu S1,
dan D3. Sehingga dalam segi kemampuan mempimin dan mengelola
masyarakat cukup baik.
3) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan di Kelurahan
Patehan bertujuan untuk meminjamkan dana usaha kepada masyarakat,
dan membantu dalam program pemberdayaan masyarakat lewat
program-program mandiri berbasis ekonomi kreatif. Latar belakang
rata-rata dari anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan
(LPMK) beragam diantaranya pegawai, wirausahawan, pegawai negeri
sipil, dan guru atau pendidik.
4) Kelompok Perempuan
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) turut berperan
dalam pembentukan musrenbang Kelurahan Patehan. Terdapat 120
anggota dalam seluruh Kelurahan Patehan, namun dalam musrenbang
terdapat keterwakilan. Latar belakang rata-rata dari anggota Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) bermacam-macam, diantaranya
pegawai, wirausahawan, pegawai negeri sipil, dan guru atau pendidik.
Untuk pendidikan rata-rata dari Ketua RT maupun Ketua RW yaitu S1,
dan D3. Sehingga dalam segi kemampuan mempimin dan mengelola
masyarakat cukup baik.
5) Tokoh Agama
Terdapat 7 tokoh agama dalam seluruh Kelurahan Patehan,
namun dalam musrenbang terdapat keterwakilan. Latar belakang rata-
rata dari tokoh agama bermacam-macam, diantaranya pegawai,
wirausahawan, pegawai negeri sipil, dan guru atau pendidik. Untuk
pendidikan rata-rata dari Ketua RT maupun Ketua RW yaitu S1, dan
D3. Sehingga dalam segi kemampuan mempimin dan mengelola
masyarakat cukup baik.
6) Guru
Terdapat 10 guru dalam seluruh Kelurahan Patehan, namun
dalam musrenbang terdapat keterwakilan. Untuk pendidikan rata-rata
dari guru yaitu S1, dan S2. Sehingga dalam segi kemampuan
mempimin dan mengelola masyarakat cukup baik.
7) Kecamatan
Terdapat 25 pegawai kecamatan dalam seluruh Kelurahan
Patehan, namun dalam musrenbang terdapat keterwakilan. Latar
belakang rata-rata dari pegawai kecamatan bermacam-macam,
diantaranya karyawan, dan pegawai negeri sipil. Untuk pendidikan
rata-rata dari pegawai kecamatan yaitu S1, S2, dan D3. Sehingga
dalam segi kemampuan mempimin dan mengelola masyarakat cukup
baik.

8) Polsek Kraton
Terdapat 25 anggota polsek dalam seluruh Kelurahan Patehan,
namun dalam musrenbang terdapat keterwakilan. Untuk pendidikan
rata-rata dari anggota polsek yaitu bintara hingga perwira. Sehingga
dalam segi kemampuan mempimin dan mengelola masyarakat cukup
baik.
9) Keterwakilan Puskesmas Kraton
Terdapat 17 anggota puskesmas Kraton dalam seluruh
Kelurahan Patehan, namun dalam musrenbang terdapat keterwakilan.
Latar belakang rata-rata dari anggota Puskesmas Kraton bermacam-
macam, diantaranya pegawai,dokter, karyawan. dll. Untuk pendidikan
rata-rata dari anggota puskesmas yaitu S1, dan S2. Sehingga dalam
segi kemampuan bidang kesehatan sudah mumpuni.

Setiap aktor memiliki harapan agar usulan yang mereka tawarkan


disetujui,perbandingan-perbandingan kondisi pembangunan yang ada di dusun lain
juga menjadi salah satu cara yang dilakukan oleh peserta agar usulan mereka menjadi
prioritas dalam program Musrenbang Desa, terdapat aspek mengakomodir pihak lain
dan muncul kepentingan agar apa yang diusulkan dapat diterima dan muncul dilema
kepercayaan, bisakah peserta Musrenbang percaya bahwa pihak lain akan melakukan
apa yang mereka inginkan.

Setelah proses pengumpulan aspirasi masyarakat yang dituangkan kedalam


berita acara Musrembang Desa akan dilanjutkan pada tahap Musrenbang Kecamatan
untuk dilakukan pembahasan prioritas atas usulan yang telah masuk kemudian akan
diserahkan pada Musrenbang tingkat Kabupaten yang menentukan

dapat terlaksanakan atau tidaknya usulan yang telah dibuat masyarakat. Pada
tingkat Kabupaten semua usulan yang telah diprioritaskan akan dipertimbangkan
kembali sesuai dengan ketetapan dana, namun terkadang usulan yang diterima pada
tingat desa bukan sebagai priotas yang diutamakan dan yang sedang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat.

No. Jabatan/Organisasi Jumlah


1. Lurah 1
2. Pengurus Wilayah 7
3. LPMK 2
4. PKK 2
5. Tokoh Agama 2
6. Guru 2
7. Kecamatan 2
8. Polsek Kraton 1
9. Bidan Kraton atau 1
Puskemas Kraton

Sumber: Dokumen Musrenbang Kelurahan Patehan

Merupakan daftar kehadiran dari aktor-aktor yang mengikuti pelaksanaan


Musrenbang Kelurahan di Kantor Kelurahan Patehan. Ada 22 keterwakilan melalui
tokoh atau organisai yang ada di Kelurahan Patehan, masing-masing dari mereka
menjadi perwakilan dalam menyampaikan usulan untuk prioritas pembangunan desa.
Mereka hadir sebagai aktor yang berperan untuk mengusulkan dan mempertahankan
pendapat agar usulan tersebut terpilih menjadi program prioritas dalam pembanguan
desa.

a. Jenis program dan implementasinya, ambil program yang menjadi prioritas


dan masing masing lembaga.
Program prioritas kelurahan Patehan yaitu:
1) Pelatihan SIM PKK
Sasaran dalam program ini yaitu Dasa Wisma, PKK RT, PKK
RW. Implementasi dari adanya program ini dimana dalam setiap bulan
diadakan pelatihan SIM PKK untuk memberikan pemahaman kepada
anggota PKK dalam berbagai aspek diantaranya mengenai kesadaran
menjaga lingkungan dengan adanya berbagai program diantaranya
bank sampah, dll. Juga terdapat sosialisasi mengenai pembuatan hand
craft yang kemudian dapat dijual kepasaran. Selain itu juga terdapat
sosialisasi mengenai program KB, cara cerdas mendidikan anak, dll.
Untuk pembicara dalam pelatihan ini yaitu berasal dari lembaga yang
fokus dalam materi sosialisasi yang telah bekerjasama oleh kelurahan.
Pada pelatihan ini sumber pembiayaan yang diajukan dalam
musyawarah musrenbang sebesar Rp. 6.225.000. Dana tersebut dibagi
sesuai pembagian dalam Dasa Wisma, PKK RT, dan PKK RW.
Program ini bertujuan untuk peningkatan sumber daya manusia.
2) Pengecoran Jalan
Sasaran dalam program ini yaitu khususnya di Kampung
Taman, dimana kampung tersebut menjadi lokasi wisata tamansari.
Sehingga perhatian dalam peningkatan akses jalan perlu diperhatikan
mengingat jalan di kampung tersebut sering mengalami kerusakan. Hal
tersebut tentu dapat menganggu wisatawan yang berniat berwisata di
tamansari. Pada program ini kelurahan bekerjasama dengan
masyarakat dan ahli bangunan. Sumber pembiayaan dalam program
pengecoran jalan khususnya di Kampung Taman yaitu Rp. 70.250.000.
Dana tersebut dimanfaatkan untuk membeli material bangunan, dan
pembiayaan pekerja pengecoran.
3) Penyuluhan bagi Pemandu Wisata
Sasaran dalam program ini yaitu peningkatan kualitas sumber
daya manusia dalam pemandu wisatabagi 60 pemandu wisata di
Kampung Taman, Patehan, dan Ngadisuryan,dimana kampung tersebut
menjadi lokasi wisata tamansari. Sehingga perhatian dalam
peningkatan pengetahuan dan ilmu mengenai sejarah dan melayani
wisatawan, dan memenuhi fasilitas di temppat wisata tamansari dan
kraton. Pada program ini kelurahan bekerjasama dengan masyarakat
dan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Sumber pembiayaan dalam
program pengecoran jalan khususnya di Kampung Taman yaitu Rp.
4.750.000. Dana tersebut dimanfaatkan untuk sosialisasi, dan
pembelajaran mengenai kepariwisataan.
F. Tim Pemandu Musrenbang

Pemandu menyiapkan topik dan pertanyaan kunci untuk suatu diskusi,namun dalam
pelaksanaan tidak semua pertanyaan kunci tersebut dipergunakankarena harus diganti dengan
yang pertanyaan-pertanyaan penggerak diskusiyang lebih cocok.Pemandu Musrenbang yang
baik akan berusaha mengikuti ritme yangberkembang di tengah para peserta sehingga bisa
mencapai tujuan danmenghasilkan sesuatu yang benar-benar terbaik, yaitu proses
Musrenbang yanglebih mengedepankan musyawarah warga dan menghasilkan rencana kerja
yangbenar-benar berdasarkan prioritas kepentingan dan kesepakatan bersama.Pemandu yang
baik akan mengalir bersama peserta untuk mencapai tujuandan menghasilkan sesuatu yang
benar-benar terbaik, yaitu forum diskusi yangprosesnya benar-benar musyawarah warga dan
hasilnya adalah kesepakatankegiatan prioritas pembangunan. Pemandu berupa Camat atau
Ketua TPM

G. Kajian Untuk Melakukan Penyusunan Musrenbang

salah satu kegiatan penting dalam mempersiapan musrenbang yaitu melakukan kajian
seperti pengumpulan data/informasi kondisi desa, permasalahan, potensi yang menjadi bahan
penting bagi penyusunan musrenbang. Kajian ini perlu melibatkan masyarakat agar terjadi
kesepakatan bersamam tentang hal-hal penting yang terjadi di desa dan apa pandangan
masyarakat tentang permasalahan yang harus ditangani dalam upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat desa.

Kajian desa secara partisipatif menggunakan metode PRA (PArtisipatory Rural


Appraisal) dilakukan melalui metode pengumpulan data/informasi yang menggambarkann
desa(ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, Pendidikan dll) yang dilakukan Bersama warga
masyarakat. Kajian ini bukan hanya sekedar kajian tetapi sebagai forum diskusi warga untuk
persiapan musrenbang. Hal ini dilakukan dengan proses:

1. Mengajak masyarakat untuk menggambarkan keadaan desa dengan topik tertentu dan
dilakukan dengan berdiskusi dengan pertanyaan, bagaimana kondisi kesehatan
masyarakat? Apakah tingkat kesakitan tinggi atau rendah? Mudahkah akses terhadap
layanan kesehatan? Apakah kebutuhan anak-anak untuk Pendidikan sudah terpenuhi?
Dll
2. Setelah itu mengidentifikasi masalah dan potensi desa yang telah di diskusikan

Dengan cara tersebut maka proses pengkajian masalah dan potensi untuk pelaksanaan
musrenbang akan berjalan dengan baik karena melibatkan masyarakat setempat.

H. Peran Masyarakat Miskin Dan Perempuan Dalam Musrenbang

Prinsip dari perencanaan dan penganggaran yang berpihak pada kelompok miskin dan
perempuan adalah kesejahteraan dan keadilan sosial. Setara dan adil bukan berarti sama
persis. Kebutuhan dasar merupakan hak semua orang tetapi pelaksanaannya bisa berbeda.
Pemerintah memfokuskan pembangunan pda upaya mengurangi ketimpangan sosial-ekonomi
antara golongan kaya dan miskin, kelompok/golongan usia, perempuan dan laki-laki, dengan
mengacu pada upaya pemenuhan setiap kebutuhan dasar bagi semua. Konsep standar
pelayanan minimal digunakan pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.

Secara prinsip APBD haruslah mencerminkan kebutuhan masyarakat secara nyata.


Oleh karena itu APBD dapat dijadikan indicator tentang sejauhmana pemerintah desa
memiliki kepekaan, keberpihakan dan prioritas terhadap upaya-upaya menjawab kebutuhan
dasar, mengurangi kemiskinan dan memperhatkan kebutuhan marjinal. Dengan mencermati
alokasi APBD dapat dilihat sejauhmana komitmen dari pemerintah desa terhadap pemenuhan
hak masyarakat.

I. Praktik Perencanaan dan Penganggaran yang BerpihakKepada Kelompok Miskin


dan Perempuan

Prinsip kesetaraan dan keadilan sosial dalam Musrenbang, dijabarkan


menjadipenyusunan RKP Desa dan APB Desa yang berpihak kepada pemenuhankebutuhan
dasar warga serta memprioritaskannya untuk kalangan marjinal(miskin, minoritas,
perempuan, dan sebagainya). Secara umum perencanaanpenganggaran yang berpihak kepada
kelompok miskin dan perempuan dapatdilihat dalam Skema 1

 Contoh Praktik Perencanaan dan Penganggaran yangBerpihak


kepada Kelompok Miskin dan Perempuan
Prinsip kesetaraan dan keadilan sosial dalam Musrenbang, dijabarkan
menjadipenyusunan RKP Desa dan APB Desa yang berpihak kepada
pemenuhankebutuhan dasar warga serta memprioritaskannya untuk kalangan
marjinal(miskin, minoritas, perempuan, dan sebagainya). Praktiknya antara lain
sebagaiberikut:

1. Penjaringan Aspirasi dan Kebutuhan Perempuan
Penjaringan aspirasi dilakukan menggunakan metode/teknik yang
memungkinkan perempuan, anak, serta kelompok marjinal lain untukdapat turut
memberikan pendapat dan gagasan terkait dengan berbagaipermasalahan
pembangunan yang berpengaruh (berdampak) bagikehidupan mereka. Selama ini
permasalahan dan kebutuhan yang dibahasdalam Musrenbang selalu bersifat umum
dan tidak menggambarkanperbedaan kebutuhan dan permasalahan dari perempuan
dan laki-laki. Juga tidak membedakan kelompok miskin, minoritas, pemuda, Lansia,
dan kelompok masyarakat khusus lainnya yang belum terperhatikan;
2. Penggunaan Data Terpilah Antara Perempuan dan Laki-laki
Data dan indicator terpilah antara perempuan dan laki-laki merupakan
persyaratan yang penting dalam menerapkan prinsip-prinsip perencanaandan
penganggaran yang berpihak kepada kelompok miskin dan perempuan.Misalnya:
jumlah anak yang putus sekolah, sebaiknya dipisahkan antaraanak laki-laki dan
perempuan; jenis dan jumlah pelaku ekonomi yang perludikembangkan juga dipilah
antara laki-laki dan perempuan. Desa jugasebaiknya memiliki data dasar
(baseline ) keluarga miskin, orang miskin, termasuk jenis kelamin dan usianya, serta
prolnya (seperti pendidikan, kesehatan, dan pendapatan) untuk menjadi acuan
dalam menetapkansasaran program/kegiatan bagi mereka.
3. Program/kegiatan dan Anggaran Berbasis Kesetaraan Laki-lakidan Perempuan
Berbicara mengenai anggaran yang menjunjung tinggi kesetaraan dankeadilan,
maka kita akan melihat proses dan hasil ( output  ). APB Desa adalah wujud kebijakan
pembangunan paling konkrit karena menyangkut alokasisumber daya yang ada dan
dimiliki. Proses penyusunannya dilakukanmelalui forum Musrenbang.Perencanaan
dan penganggaran daerah yang memperhatikan kepentinganperempuan bukanlah
berarti bahwa program dan kegiatan dipilah-pilah untukperempuan dan laki-laki.
Mengalokasikan anggaran kepada kelompok PKK dankelompok khusus perempuan
tertentu, belum tentu cara yang tepat. Memperkuatusaha ekonomi keluarga, dengan
mempertimbangkan kebutuhan perempuan,mungkin lebih tepat
( pemahaman tentang perencanaan-penganggaran yang berpihakkepada kelompok
miskin/perempuan dapat dilihat pada Bahan Bacaan 1 )

J. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Musrenbang

Musrenbang diselenggarakan melalui serangkaian tahapan kegiatan yang


berjenjangmulai dari tingkat Dusun/RW, Desa/Kelurahan, Kecamatan, Forum
SKPD/GabunganSKPD, Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Diawali dari Musrenbang
Dusun/RWsebagai bahan masukan penyusunan rencana program/kegiatan pembangunan
desa/kelurahan yang dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan JangkaMenengah
Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes)untuk dilakukan
sinkronisasi dengan program SKPD dalam Forum Musrenbangcam.Selanjutnya hasil
musrenbang kecamatan dijadikan bahan Musrenbang Kabupatenyang sebelumnya sudah
dibahas dalam Forum SKPD, Forum Gabungan SKPD yangoutputnya sebagai bahan
penyusunan RKPD Kabupaten.

Secara garis besar musyawarah dusun/ rembug warga diselenggarakan


secara bertahap mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan pasca musyawarah warga.

1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan lebih dimaksudkan untuk memastikan kesiapan dan
dukunganteknis penyelenggaraan musyawarah warga itu sendiri.Adapun kegiatannya
meliputi :
a. Pembentukan Panitia Musyawarah Dusun/Rembug Warga.Panitia
musyawarah dusun/rembug warga adalah pengurus RW/perangkatdusun
setempat ditambah unsur warga lainnya. Panitia musyawarah wargaterdiri dari
1) Ketua, yaitu Kepala Dusun/Ketua RW setempat yang bertugas
sebagai pengendali dan penanggungjawab kegiatan. 
2) Sekretaris, adalah sekretaris dusun/RW atau ditunjuk dari
wargasetempat yang berkompeten untuk menjalankan tugas-tugasnya,
yaitu
a) publikasi pelaksanaan musyawarah warga;
b)  mempersiapkan danmendistribusikan undangan kepada
peserta;
c) mempersiapkan beritaacara dan daftar hadir rembug warga; dan
mempersiapkan dokumenadministratif pendukung kegiatan
3) Pemandu, fasilitator dan atau memberdayakan Kader
PemeberdayaanMasyarakat Desa (KPMD) yang ditunjuk
warga setempat yang akan bertugas memandu jalannya musyawarah
warga.
4) Bendahara, yaitu bendahara dusun/RW bertugas mengelola
anggaran penyelenggaraan musyawarah warga secara terbuka, efektif, 
danefisien.
5) Notulen, yang ditunjuk dari warga setempat, bertugas mencatat
jalannya proses rembug dan mencatat atau merekapitulasi usulan
kegiatan warga.
6) Seksi-seksi, terdiri dari warga setempat yang ditunjuk dan
bertugas pada bidang :
a) Logistik dan Perlengkapan
b) Konsumsi;
c) Acara;
d) Dokumentasi;
e) Pengumpulan Data/Informasi;
f) dan lain-lain yang dibutuhkan.
2. Persiapan Teknis
a. Penentuan jadual pelaksanaan musyawarah dusun/ rembug warga
yangdilakukan oleh Kepala Dusun/Ketua RW berdasarkan
hasilkoordinasi/komunikasi dengan pemerintah desa/kelurahannya.
b. Publikasi pelaksanaan musyawarah dusun/rembug warga ke masing-masing
RT/lingkungan setempat dan pendistribusian undangan kepada peserta
musyawarah warga oleh sekretaris.
c. Penyiapan
1) format isian data potensi dan masalah;
2) daftar usulankegiatan RT dan Dusun/RW untuk bidang sosial-budaya,
ekonomi, dansarana prasarana fisik lingkungan; dan
3) berita acara dan daftar hadiroleh sekretaris.
d. Penyiapan logistik dan kelengkapan lainnya oleh seksi logistik, seperti :
 Tempat dan ruangan rembug, lengkap berikut
soundsystem/audioapabila diperlukan
 Alat tulis, kertas plano, spidol besar, isolasi, dan lain-lain.
e. Penyiapan konsumsi rapat oleh seksi konsumsi.
f. Penyusunan rangkaian agenda musyawarah dusun/ rembug warga.
g. Penyiapan data pendukung oleh seksi pengumpulan data/informasi,seperti :
1) Peta dasar wilayah dusun/RW dan peta tematik lainnya, seperti (i)Peta
sebaran KK miskin; (ii) Peta sebaran permukiman kumuh; dan(iii) Peta
potensi dan permasalahan lainnya.
2) Data dan informasi tentang ketenagakerjaan dan pengangguran.
3) Data hasil musyawarah warga tahun sebelumnya (bila ada).
4) Data jumlah penduduk per RT.
5) Data jumlah KK miskin per RT
6) Data jumlah fasilitas umum dan sosial RT.
7) Data potensi ekonomi, seperti kelompok-kelompok usaha mikro,kecil
dan menengah.

3. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan forum musyawarah dusun/rembug warga setidaknya
meliputiagenda sebagai berikut:
a. Pembukaan oleh Kepala Dusun/Ketua RW setempat.
b. Pembacaan agenda dan penjelasan mekanisme musyawarah dusun/
rembugwarga oleh sekretaris.
c. Pemaparan-pemaparan sebagai masukan untuk bahan musyawarah dandiskusi :
1) Pemaparan Kepala Dusun/Ketua RW mengenai hasil
evaluasi pelaksanaan program / kegiatan pembangunan Tahun 2014 dan
kebijakan pembangunan yang menyangkut kepentingan
wilayahDusun/RW atau kegiatan-kegiatan yang bersifat lintas RT.
2) Pemaparan perwakilan warga dari masing-masing RT berkenaandengan
potensi, permasalahan, dan solusi pemecahannya, berikut
usulankegiatan pembangunan yang dibutuhkan lengkap beserta
indikasi biayanya.
3) Pemaparan hasil-hasil pemetaan kemiskinan pada lingkup
dusun/RWsetempat yang diwakili oleh relawan anggota Badan
KeswadayaanMasyarakat (BKM) atau Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa(KPMD).
4) Pemaparan oleh kepala desa/lurah ata aparatur
pemerintahandesa/kelurahan yang mewakili berkenaan dengan (a)
konsep dankebijakan pembangunan desa yang menyangkut kepentingan
internaldesa dan kerjasama antar desa; (b) hasil evaluasi
program/kegiatan yangdilaksanakan pada tahun sebelumnya di tingkat
desa; (c) informasisumber-sumber pendanaan pembangunan
desa/kelurahan, termasukkebijakan pemanfaatan Alokasi Dana Desa
(ADD) dan (d) informasi penting lainnya terkait dengan pembangunan
wilayah desa.
5) Tanggapan pihak pemerintahan desa/kelurahan mengenai
paparanKepala Dusun/Ketua RW dan warga yang dikaitkan dengan
kebijakan pembangunan desa/kelurahan.
6) Perumusan pokok-pokok penting hasil pemaparan di atas
dantanggapan/diskusi bersama warga peserta rembug
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan uraian dan keterangan yang telah dijabarkan dalam pembahasan, maka
dapat disimpulkan bahwa secara garis besar ketersediaan data seputar kesiapan pelaksanaan
Musrenbang Kelurahan Patehan dan usulan-usulan yang sebelumnya telah di bahas pada saat
pelaksanaan musrenbang desa sepenuhnya sudah disediakan dengan lengkap sesuai dengan
pedomannnya.
Dalam persiapan penyelenggaraan musrenbang Kelurahan Patehan, Lurah telah
membentuk tim penyelenggara yang menyiapkan informasi yang dibutuhkan peserta
musrenbang baik dari informasi isu-isu perencanaan kelurahan dan usulan-usulan prioritas
utama serta proses koordinasi dengan tim perencana untuk menyelesaikan usulan program.
Pada pelaksanaan musrenbang Kelurahan Patehan, ketersediaan tempat
penyelenggaraan dan alokasi waktu penyelenggaraan telah sesuai dengan ketentuan oleh
pemerintah daerah. Informasi yang disampaikan oleh narasumber juga mendapat dukungan
penuh dari masyarakat, terlebih lagi usulan masyarakat direspon oleh pemerintah daerah,
hanya saja alokasi waktu pembahasan musrenbang masih sangat minim sehingga masih
banyak usulan masyarakat yang tidak dapat tersampaikan dengan baik. Usulan yang
diprioritaspun belum disertain dengan perkiraan anggaran baik dari APBD maupun non
APBD.
Didalam pelaksanaan Musrenbang Kelurahan Patehan, ketersediaan format prioritisasi
untuk menentukan skala prioritas usulan dari masing-masing peserta cukup memadai
sehingga memudahkan seluruh peserta untuk menemukan kata sepakat atas usulan-usulan
yang diajukan. Sedangkan didalam penyelenggaraan Musrenbang juga telah mampu
meningkatkan animo seluruh stakeholder untuk ikut urun rembug bersama, Hanya saja animo
masyarakat yang datang masih didominasi oleh golongan pria dan sedikit perwakilan
perempuan serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) terlebih lagi tidak hadirnya kalangan
legislatif.
Agenda yang dilaksanakan pada saat musrenbang telah berjalan dengan efektif dan
sesuai dengan rencana tim penyelenggara. Hanya saja didalam pembahasan tersebut masih
terlihat sebagian masyarakat yang tidak terlibat dalam menentukan skala prioritas, hal
tersebut terindikasi akibat masih lemahnya pengetahuan masyarakat untuk menjunjung tinggi
prinsip penyelenggaraan Musrenbang.
Dari kesimpulan diatas, karena telah tercapai tujuan dari pelaksanaan Musrenbang
baik dari ketersediaan data, persiapan musrenbang, dan pelaksanaan musrenbang, maka
penyelenggaraan musrenbang di Kelurahan Patehan telah berjalan dengan cukup efektif.
Hanya saja ada beberapa hal yang masih kurang optimal sehingga perlu dilakukan perbaikan
guna lebih meningkatkan kualitas Musrenbang ditahun-tahun mendatang.

B. Saran
1. Dari sisi jadwal penyelenggaraan Musrenbang Kelurahan Patehan, tim penyelenggara
dapat lebih mengoptimalkan alokasi waktu pembahasan, sehingga usulan-usulan yang
dikaji dan diprioritaskan dapat lebih bermanfaat dan sesuai dengan keinginan seluruh
peserta Musrenbang.
2. Setiap proses pelaksanaan musrenbang Kelurahan Patehan harus dilalui dengan
berpegangan pada prinsip demokrasi dan etika. Oleh sebab itu seluruh stakeholder
harus dapat memenuhi prinsi-prinsip penyelenggaraan musrenbang berupa prinsip
kesetaraan, prinsip musyawarah dialogis, prinsip keberpihakan, dan prinsip anti
dominasi, sehingga usulan yang disepakati menjadi usulan yang diharapkan semua
pihak, dan atas keputusan bersama.
3. Keterlibatan stakeholder sangatlah penting guna meningkatkan kualitas hasil dari
usulan yang diprioritaskan. Oleh karena itu keterwakilan golongan perempuan,
lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan lembaga legislatif harus dapat ditingkatkan.
Terlebih lagi lembaga legislatif merupakan mitra pemerintah daerah, sehingga pokok-
pokok pikiran mereka akan dapat mengoptimalkan pembahasan.
4. Selain peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap prinsip penyelenggaraan
musrenbang juga perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitas fasilitator Musrenbang.
Fasilitator harus dapat menjunjung tinggi prinsip-prinsip musrenbang yaitu prinsip-
prinsip kesetaraan, menghargai perbedaan pendapat, keberpihakan terhadap kalangan
perempuan, anti dominasi anti diskriminasi, dan lebih mengutamakan kepentingan
umum desa.

Anda mungkin juga menyukai