MUSRENBANG Patehan
MUSRENBANG Patehan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pentingnya Musrenbang
8) Polsek Kraton
Terdapat 25 anggota polsek dalam seluruh Kelurahan Patehan,
namun dalam musrenbang terdapat keterwakilan. Untuk pendidikan
rata-rata dari anggota polsek yaitu bintara hingga perwira. Sehingga
dalam segi kemampuan mempimin dan mengelola masyarakat cukup
baik.
9) Keterwakilan Puskesmas Kraton
Terdapat 17 anggota puskesmas Kraton dalam seluruh
Kelurahan Patehan, namun dalam musrenbang terdapat keterwakilan.
Latar belakang rata-rata dari anggota Puskesmas Kraton bermacam-
macam, diantaranya pegawai,dokter, karyawan. dll. Untuk pendidikan
rata-rata dari anggota puskesmas yaitu S1, dan S2. Sehingga dalam
segi kemampuan bidang kesehatan sudah mumpuni.
dapat terlaksanakan atau tidaknya usulan yang telah dibuat masyarakat. Pada
tingkat Kabupaten semua usulan yang telah diprioritaskan akan dipertimbangkan
kembali sesuai dengan ketetapan dana, namun terkadang usulan yang diterima pada
tingat desa bukan sebagai priotas yang diutamakan dan yang sedang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat.
Pemandu menyiapkan topik dan pertanyaan kunci untuk suatu diskusi,namun dalam
pelaksanaan tidak semua pertanyaan kunci tersebut dipergunakankarena harus diganti dengan
yang pertanyaan-pertanyaan penggerak diskusiyang lebih cocok.Pemandu Musrenbang yang
baik akan berusaha mengikuti ritme yangberkembang di tengah para peserta sehingga bisa
mencapai tujuan danmenghasilkan sesuatu yang benar-benar terbaik, yaitu proses
Musrenbang yanglebih mengedepankan musyawarah warga dan menghasilkan rencana kerja
yangbenar-benar berdasarkan prioritas kepentingan dan kesepakatan bersama.Pemandu yang
baik akan mengalir bersama peserta untuk mencapai tujuandan menghasilkan sesuatu yang
benar-benar terbaik, yaitu forum diskusi yangprosesnya benar-benar musyawarah warga dan
hasilnya adalah kesepakatankegiatan prioritas pembangunan. Pemandu berupa Camat atau
Ketua TPM
salah satu kegiatan penting dalam mempersiapan musrenbang yaitu melakukan kajian
seperti pengumpulan data/informasi kondisi desa, permasalahan, potensi yang menjadi bahan
penting bagi penyusunan musrenbang. Kajian ini perlu melibatkan masyarakat agar terjadi
kesepakatan bersamam tentang hal-hal penting yang terjadi di desa dan apa pandangan
masyarakat tentang permasalahan yang harus ditangani dalam upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat desa.
1. Mengajak masyarakat untuk menggambarkan keadaan desa dengan topik tertentu dan
dilakukan dengan berdiskusi dengan pertanyaan, bagaimana kondisi kesehatan
masyarakat? Apakah tingkat kesakitan tinggi atau rendah? Mudahkah akses terhadap
layanan kesehatan? Apakah kebutuhan anak-anak untuk Pendidikan sudah terpenuhi?
Dll
2. Setelah itu mengidentifikasi masalah dan potensi desa yang telah di diskusikan
Dengan cara tersebut maka proses pengkajian masalah dan potensi untuk pelaksanaan
musrenbang akan berjalan dengan baik karena melibatkan masyarakat setempat.
Prinsip dari perencanaan dan penganggaran yang berpihak pada kelompok miskin dan
perempuan adalah kesejahteraan dan keadilan sosial. Setara dan adil bukan berarti sama
persis. Kebutuhan dasar merupakan hak semua orang tetapi pelaksanaannya bisa berbeda.
Pemerintah memfokuskan pembangunan pda upaya mengurangi ketimpangan sosial-ekonomi
antara golongan kaya dan miskin, kelompok/golongan usia, perempuan dan laki-laki, dengan
mengacu pada upaya pemenuhan setiap kebutuhan dasar bagi semua. Konsep standar
pelayanan minimal digunakan pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.
1. Penjaringan Aspirasi dan Kebutuhan Perempuan
Penjaringan aspirasi dilakukan menggunakan metode/teknik yang
memungkinkan perempuan, anak, serta kelompok marjinal lain untukdapat turut
memberikan pendapat dan gagasan terkait dengan berbagaipermasalahan
pembangunan yang berpengaruh (berdampak) bagikehidupan mereka. Selama ini
permasalahan dan kebutuhan yang dibahasdalam Musrenbang selalu bersifat umum
dan tidak menggambarkanperbedaan kebutuhan dan permasalahan dari perempuan
dan laki-laki. Juga tidak membedakan kelompok miskin, minoritas, pemuda, Lansia,
dan kelompok masyarakat khusus lainnya yang belum terperhatikan;
2. Penggunaan Data Terpilah Antara Perempuan dan Laki-laki
Data dan indicator terpilah antara perempuan dan laki-laki merupakan
persyaratan yang penting dalam menerapkan prinsip-prinsip perencanaandan
penganggaran yang berpihak kepada kelompok miskin dan perempuan.Misalnya:
jumlah anak yang putus sekolah, sebaiknya dipisahkan antaraanak laki-laki dan
perempuan; jenis dan jumlah pelaku ekonomi yang perludikembangkan juga dipilah
antara laki-laki dan perempuan. Desa jugasebaiknya memiliki data dasar
(baseline ) keluarga miskin, orang miskin, termasuk jenis kelamin dan usianya, serta
prolnya (seperti pendidikan, kesehatan, dan pendapatan) untuk menjadi acuan
dalam menetapkansasaran program/kegiatan bagi mereka.
3. Program/kegiatan dan Anggaran Berbasis Kesetaraan Laki-lakidan Perempuan
Berbicara mengenai anggaran yang menjunjung tinggi kesetaraan dankeadilan,
maka kita akan melihat proses dan hasil ( output ). APB Desa adalah wujud kebijakan
pembangunan paling konkrit karena menyangkut alokasisumber daya yang ada dan
dimiliki. Proses penyusunannya dilakukanmelalui forum Musrenbang.Perencanaan
dan penganggaran daerah yang memperhatikan kepentinganperempuan bukanlah
berarti bahwa program dan kegiatan dipilah-pilah untukperempuan dan laki-laki.
Mengalokasikan anggaran kepada kelompok PKK dankelompok khusus perempuan
tertentu, belum tentu cara yang tepat. Memperkuatusaha ekonomi keluarga, dengan
mempertimbangkan kebutuhan perempuan,mungkin lebih tepat
( pemahaman tentang perencanaan-penganggaran yang berpihakkepada kelompok
miskin/perempuan dapat dilihat pada Bahan Bacaan 1 )
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan lebih dimaksudkan untuk memastikan kesiapan dan
dukunganteknis penyelenggaraan musyawarah warga itu sendiri.Adapun kegiatannya
meliputi :
a. Pembentukan Panitia Musyawarah Dusun/Rembug Warga.Panitia
musyawarah dusun/rembug warga adalah pengurus RW/perangkatdusun
setempat ditambah unsur warga lainnya. Panitia musyawarah wargaterdiri dari
1) Ketua, yaitu Kepala Dusun/Ketua RW setempat yang bertugas
sebagai pengendali dan penanggungjawab kegiatan.
2) Sekretaris, adalah sekretaris dusun/RW atau ditunjuk dari
wargasetempat yang berkompeten untuk menjalankan tugas-tugasnya,
yaitu
a) publikasi pelaksanaan musyawarah warga;
b) mempersiapkan danmendistribusikan undangan kepada
peserta;
c) mempersiapkan beritaacara dan daftar hadir rembug warga; dan
mempersiapkan dokumenadministratif pendukung kegiatan
3) Pemandu, fasilitator dan atau memberdayakan Kader
PemeberdayaanMasyarakat Desa (KPMD) yang ditunjuk
warga setempat yang akan bertugas memandu jalannya musyawarah
warga.
4) Bendahara, yaitu bendahara dusun/RW bertugas mengelola
anggaran penyelenggaraan musyawarah warga secara terbuka, efektif,
danefisien.
5) Notulen, yang ditunjuk dari warga setempat, bertugas mencatat
jalannya proses rembug dan mencatat atau merekapitulasi usulan
kegiatan warga.
6) Seksi-seksi, terdiri dari warga setempat yang ditunjuk dan
bertugas pada bidang :
a) Logistik dan Perlengkapan
b) Konsumsi;
c) Acara;
d) Dokumentasi;
e) Pengumpulan Data/Informasi;
f) dan lain-lain yang dibutuhkan.
2. Persiapan Teknis
a. Penentuan jadual pelaksanaan musyawarah dusun/ rembug warga
yangdilakukan oleh Kepala Dusun/Ketua RW berdasarkan
hasilkoordinasi/komunikasi dengan pemerintah desa/kelurahannya.
b. Publikasi pelaksanaan musyawarah dusun/rembug warga ke masing-masing
RT/lingkungan setempat dan pendistribusian undangan kepada peserta
musyawarah warga oleh sekretaris.
c. Penyiapan
1) format isian data potensi dan masalah;
2) daftar usulankegiatan RT dan Dusun/RW untuk bidang sosial-budaya,
ekonomi, dansarana prasarana fisik lingkungan; dan
3) berita acara dan daftar hadiroleh sekretaris.
d. Penyiapan logistik dan kelengkapan lainnya oleh seksi logistik, seperti :
Tempat dan ruangan rembug, lengkap berikut
soundsystem/audioapabila diperlukan
Alat tulis, kertas plano, spidol besar, isolasi, dan lain-lain.
e. Penyiapan konsumsi rapat oleh seksi konsumsi.
f. Penyusunan rangkaian agenda musyawarah dusun/ rembug warga.
g. Penyiapan data pendukung oleh seksi pengumpulan data/informasi,seperti :
1) Peta dasar wilayah dusun/RW dan peta tematik lainnya, seperti (i)Peta
sebaran KK miskin; (ii) Peta sebaran permukiman kumuh; dan(iii) Peta
potensi dan permasalahan lainnya.
2) Data dan informasi tentang ketenagakerjaan dan pengangguran.
3) Data hasil musyawarah warga tahun sebelumnya (bila ada).
4) Data jumlah penduduk per RT.
5) Data jumlah KK miskin per RT
6) Data jumlah fasilitas umum dan sosial RT.
7) Data potensi ekonomi, seperti kelompok-kelompok usaha mikro,kecil
dan menengah.
3. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan forum musyawarah dusun/rembug warga setidaknya
meliputiagenda sebagai berikut:
a. Pembukaan oleh Kepala Dusun/Ketua RW setempat.
b. Pembacaan agenda dan penjelasan mekanisme musyawarah dusun/
rembugwarga oleh sekretaris.
c. Pemaparan-pemaparan sebagai masukan untuk bahan musyawarah dandiskusi :
1) Pemaparan Kepala Dusun/Ketua RW mengenai hasil
evaluasi pelaksanaan program / kegiatan pembangunan Tahun 2014 dan
kebijakan pembangunan yang menyangkut kepentingan
wilayahDusun/RW atau kegiatan-kegiatan yang bersifat lintas RT.
2) Pemaparan perwakilan warga dari masing-masing RT berkenaandengan
potensi, permasalahan, dan solusi pemecahannya, berikut
usulankegiatan pembangunan yang dibutuhkan lengkap beserta
indikasi biayanya.
3) Pemaparan hasil-hasil pemetaan kemiskinan pada lingkup
dusun/RWsetempat yang diwakili oleh relawan anggota Badan
KeswadayaanMasyarakat (BKM) atau Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa(KPMD).
4) Pemaparan oleh kepala desa/lurah ata aparatur
pemerintahandesa/kelurahan yang mewakili berkenaan dengan (a)
konsep dankebijakan pembangunan desa yang menyangkut kepentingan
internaldesa dan kerjasama antar desa; (b) hasil evaluasi
program/kegiatan yangdilaksanakan pada tahun sebelumnya di tingkat
desa; (c) informasisumber-sumber pendanaan pembangunan
desa/kelurahan, termasukkebijakan pemanfaatan Alokasi Dana Desa
(ADD) dan (d) informasi penting lainnya terkait dengan pembangunan
wilayah desa.
5) Tanggapan pihak pemerintahan desa/kelurahan mengenai
paparanKepala Dusun/Ketua RW dan warga yang dikaitkan dengan
kebijakan pembangunan desa/kelurahan.
6) Perumusan pokok-pokok penting hasil pemaparan di atas
dantanggapan/diskusi bersama warga peserta rembug
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian dan keterangan yang telah dijabarkan dalam pembahasan, maka
dapat disimpulkan bahwa secara garis besar ketersediaan data seputar kesiapan pelaksanaan
Musrenbang Kelurahan Patehan dan usulan-usulan yang sebelumnya telah di bahas pada saat
pelaksanaan musrenbang desa sepenuhnya sudah disediakan dengan lengkap sesuai dengan
pedomannnya.
Dalam persiapan penyelenggaraan musrenbang Kelurahan Patehan, Lurah telah
membentuk tim penyelenggara yang menyiapkan informasi yang dibutuhkan peserta
musrenbang baik dari informasi isu-isu perencanaan kelurahan dan usulan-usulan prioritas
utama serta proses koordinasi dengan tim perencana untuk menyelesaikan usulan program.
Pada pelaksanaan musrenbang Kelurahan Patehan, ketersediaan tempat
penyelenggaraan dan alokasi waktu penyelenggaraan telah sesuai dengan ketentuan oleh
pemerintah daerah. Informasi yang disampaikan oleh narasumber juga mendapat dukungan
penuh dari masyarakat, terlebih lagi usulan masyarakat direspon oleh pemerintah daerah,
hanya saja alokasi waktu pembahasan musrenbang masih sangat minim sehingga masih
banyak usulan masyarakat yang tidak dapat tersampaikan dengan baik. Usulan yang
diprioritaspun belum disertain dengan perkiraan anggaran baik dari APBD maupun non
APBD.
Didalam pelaksanaan Musrenbang Kelurahan Patehan, ketersediaan format prioritisasi
untuk menentukan skala prioritas usulan dari masing-masing peserta cukup memadai
sehingga memudahkan seluruh peserta untuk menemukan kata sepakat atas usulan-usulan
yang diajukan. Sedangkan didalam penyelenggaraan Musrenbang juga telah mampu
meningkatkan animo seluruh stakeholder untuk ikut urun rembug bersama, Hanya saja animo
masyarakat yang datang masih didominasi oleh golongan pria dan sedikit perwakilan
perempuan serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) terlebih lagi tidak hadirnya kalangan
legislatif.
Agenda yang dilaksanakan pada saat musrenbang telah berjalan dengan efektif dan
sesuai dengan rencana tim penyelenggara. Hanya saja didalam pembahasan tersebut masih
terlihat sebagian masyarakat yang tidak terlibat dalam menentukan skala prioritas, hal
tersebut terindikasi akibat masih lemahnya pengetahuan masyarakat untuk menjunjung tinggi
prinsip penyelenggaraan Musrenbang.
Dari kesimpulan diatas, karena telah tercapai tujuan dari pelaksanaan Musrenbang
baik dari ketersediaan data, persiapan musrenbang, dan pelaksanaan musrenbang, maka
penyelenggaraan musrenbang di Kelurahan Patehan telah berjalan dengan cukup efektif.
Hanya saja ada beberapa hal yang masih kurang optimal sehingga perlu dilakukan perbaikan
guna lebih meningkatkan kualitas Musrenbang ditahun-tahun mendatang.
B. Saran
1. Dari sisi jadwal penyelenggaraan Musrenbang Kelurahan Patehan, tim penyelenggara
dapat lebih mengoptimalkan alokasi waktu pembahasan, sehingga usulan-usulan yang
dikaji dan diprioritaskan dapat lebih bermanfaat dan sesuai dengan keinginan seluruh
peserta Musrenbang.
2. Setiap proses pelaksanaan musrenbang Kelurahan Patehan harus dilalui dengan
berpegangan pada prinsip demokrasi dan etika. Oleh sebab itu seluruh stakeholder
harus dapat memenuhi prinsi-prinsip penyelenggaraan musrenbang berupa prinsip
kesetaraan, prinsip musyawarah dialogis, prinsip keberpihakan, dan prinsip anti
dominasi, sehingga usulan yang disepakati menjadi usulan yang diharapkan semua
pihak, dan atas keputusan bersama.
3. Keterlibatan stakeholder sangatlah penting guna meningkatkan kualitas hasil dari
usulan yang diprioritaskan. Oleh karena itu keterwakilan golongan perempuan,
lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan lembaga legislatif harus dapat ditingkatkan.
Terlebih lagi lembaga legislatif merupakan mitra pemerintah daerah, sehingga pokok-
pokok pikiran mereka akan dapat mengoptimalkan pembahasan.
4. Selain peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap prinsip penyelenggaraan
musrenbang juga perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitas fasilitator Musrenbang.
Fasilitator harus dapat menjunjung tinggi prinsip-prinsip musrenbang yaitu prinsip-
prinsip kesetaraan, menghargai perbedaan pendapat, keberpihakan terhadap kalangan
perempuan, anti dominasi anti diskriminasi, dan lebih mengutamakan kepentingan
umum desa.