Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STARTEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN : DEFISIT PERAWATAN DIRI

DISUSUN OLEH :

Nama: Gilang Ramadhan


NIM : G0A020018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Masalah Utama

Defisit Perawatan Diri


B. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit
perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan
diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000).
2. Faktor Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri
adalah sebagai berikut :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor-faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.
3. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan
diri adalah:
a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor.
2) Rambut dan kulit kotor.
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif.
2) Menarik diri, isolasi diri.
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
4) Cara makan tidak teratur
5) BAK dan BAB di sembarang tempat

4. Pohon masalah
Kebersihan diri tidak adekuat (BAB/BAK, Makan minum dan berdandan)

Defisit perawatan diri

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Isolasi Sosial
5. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
1) Data subyektif : Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa
melakukan apa-apa
2) Data obyektif : Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan,
halitosis, badan bau, kulit kotor
b. Isolasi Sosial
1) Data subyektif : Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
2) Data obyektif : Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh
memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup,
Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi
janin pada saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan
kebersihan
c. Defisit Perawatan Diri
1) Data subyektif
a) Pasien merasa lemah
b) Malas untuk beraktivitas
c) Merasa tidak berdaya.

2) Data obyektif
a) Rambut kotor, acak – acakan
b) Badan dan pakaian kotor dan bau
c) Mulut dan gigi bau.
d) Kulit kusam dan kotor
e) Kuku panjang dan tidak terawat
6. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
b. Isolasi Sosial
c. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
7. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Diagnosa 1 : Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
1) Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk
memperhatikan kebersihan diri
2) Tujuan Khusus: klien mampu
a) membina hubungan saling percaya dengan perawat
b) mengenal tentang pentingnya kebersihan diri
c) melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat
d) melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri
e) mempertahankan kebersihan diri secara mandiri
f) Mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.
3) Tindakan Keperawatan
a) Membina hubungan saling percaya dengan perawat
(1) Berikan salam setiap berinteraksi.
(2) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
berkenalan.
(3) Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
(4) Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
(5) Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
(6) Buat kontrak interaksi yang jelas.
(7) Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
(8) Penuhi kebutuhan dasar klien.
b) Mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
(1)Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik.
(2)Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
(3)Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
(4)Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien
terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
(5)Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara
kebersihan diri.
(6)Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti
kebersihan diri.
(7)Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali
pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan
sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika
panjang.
c) Melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
(1)Motivasi klien untuk mandi.
(2)Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk
mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.
(3)Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
(4)Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
(5)Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas
perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.
(6)Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan
diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.
d) Melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.
Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan
untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.
e) Mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.
f) Mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.
(1)Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien
menjaga kebersihan diri.
(2)Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan
klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah
dialami di RS.
(3)Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap
kemajuan yang telah dialami di RS.
(4)Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam
menjaga kebersihan diri klien.
(5)Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga
kebersihan diri.
(6)Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga
kebersihan diri.
(7)Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-
lain.
b. Diagnosa 2 : Isolasi sosial
1) Tujuan Umum : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi
2) Tujuan Khusus :Klien mampu
a) membina hubungan saling percaya
b) menyebutkan penyebab menarik diri
c) menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain
d) melaksanakan hubungan social
e) mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
3) Tindakan Keperawatan
a) Membina hubungan saling percaya
(1)Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu.
(2)Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.
(3)Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-
buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.
b) Menyebutkan penyebab menarik diri
(1)Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya
(2)Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau mau bergaul
(3)Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda
serta penyebab yang muncul
(4)Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
c) menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
(1)Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan orang lain
(2)Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan prang lain
(3)Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang
lain
(4)Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
d) Melaksanakan hubungan social
(1)Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
(2)Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain
(3)Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai
(4)Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
(5)Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi
waktu
(6)Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
(7)Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
e) mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
(1)Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan
dengan orang lain
(2)Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan
dengan orang lain
(3)Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain
c. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
1) Tujuan Umum : Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri
2) Tujuan Khusus : Klien mampu melakukan
a) kebersihan diri secara mandiri
b) berhias/berdandan secara baik
c) makan dengan baik
d) BAB/BAK secara mandiri
3) Tindakan Keperawatan
a) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
(1)Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri
(2)Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
(3)Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
(4)Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
b) Melatih pasien berdandan/berhias
(1)Untuk pasien laki-laki latihan meliputi : berpakaian, menyisir rambut,
dan bercukur
(2)Untuk pasien wanita, latihannya meliputi : berpakaian, menyisir
rambut, berhias
c) Melatih pasien makan secara mandiri
(1)Menjelaskan cara mempersiapkan makan
(2)Menjelaskan cara makan yang tertib
(3)Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
(4)Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
d) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
(1)Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
(2)Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
(3)Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri.
Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :
Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta : Prima
Medika.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri.
Edisi 3. Jakarta. EGC
STRATEGI PELAKSANAAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Kondisi Klien
Pakaian terlihat tidak rapi, bau badan tidak sedap, tidak dapat merawat diri (tidak mau
makan).
B. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
C. Tujuan
1. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
D. Tindakan
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
a. Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Bercukur
d. Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Berhias
3. Melatih pasien makan secara mandiri
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib dan tahapan yang baik
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

STRATEGI PELAKSANAAN
MASALAH : DEFISIT PERAWATAN DIRI
PERTEMUAN KE - 1

SP1 Pasien:
Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih
pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
Orientasi
“Selamat pagi, kenalkan saya Sapti dwi kurnaningtyas”
”Namanya anda siapa, senang dipanggil siapa?”
”Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini
saya yang akan merawat T?”
“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”
” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”
” Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya.”
Kerja
“Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut
T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri?
Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira
tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?,
badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul ?” Betul ada kudis,
kutu...dsb.
“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan
sisiran dan berdandan?”
(Contoh untuk pasien laki-laki)
“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa
gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran
2x perminggu, dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya
“Berapa kali T makan sehari?
”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah
makan.
“Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya...
kita kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu
jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun”.
“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang
perlu kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti,
handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”.
”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T
melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil
shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih..
bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara
merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..
giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari
depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir
siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. T
bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir rambutnya
dengan baik.”
Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan
tadi ?”. ”Bagaimana perasaan T setelah kita mendiskusikan tentang
pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba T ulangi lagi tanda-tanda
bersih dan rapi”
”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan
sore, Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya
T..., dan beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan
tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak )
tidak melakukani? Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke?”
STRATEGI PELAKSANAAN
MASALAH : DEFISIT PERAWATAN DIRI
PERTEMUAN KE - 2

SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:


a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
Orientasi

“Selamat pagi Pak T?


“Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?”sudah dilakukan? Sudah ditandai
di jadual hariannya?
“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang
tamu ? lebih kurang setengah jam”.

Kerja

“Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?”apa T sudah ganti baju?
“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih
2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”.
“Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”Coba kita praktekkan, lihat ke
cermin, bagus…sekali!
“Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?” betul 2 kali perminggu
“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya, Bagus !”
(catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)
Terminasi

“Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”.


“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..
“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya! Mari
kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore jam berapa ?
“Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan pasien yang lain.

STRATEGI PELAKSANAAN
MASALAH : DEFISIT PERAWATAN DIRI
PERTEMUAN KE - 3

SP 3 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita


a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
Orientasi

“Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini ?Bagaimana mandinya?”Sudah di tandai


dijadual harian ?
“Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan cantik. Mari T kita dekat
cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstik )

Kerja

“ Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus….! Nach…sekarang disisir rambutnya
yang rapi, bagus…! Apakah T biasa pakai bedak?” coba dibedakin mukanyaT, yang rata dan
tipis. Bagus sekali.” “ T, punya lipstik mari dioles tipis. Nach…coba lihat dikaca!

Terminasi

“Bagaimana perasaan T belajar berdandan”


“T jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadualnya. Kegiatan harian, sama
jamnya dengan mandi. Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang makan bersama
pasien yang lain”.
STRATEGI PELAKSANAAN
MASALAH : DEFISIT PERAWATAN DIRI
PERTEMUAN KE - 4

SP 4 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri


a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
Orientasi
“Selamat siang T,”
” Wow...masih rapi dech T”.
“Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan langsung di ruang
makan ya..!” Mari...itu sudah datang makanan.“

Kerja
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T makan?”
“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan! “Bagus!
Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan T
yang pimpin!. Bagus..
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan.
Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.”“Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor.
Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus!” Itu Suster Ani sedang bagi obat,
coba...T minta sendiri obatnya.”
Terminasi

“Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama”.


”Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang baik, ambil
makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.)”
” Nach... coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam jadual?.Besok
kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman kalau jam 10.00 disini saja
ya...!”

STRATEGI PELAKSANAAN
MASALAH : DEFISIT PERAWATAN DIRI
PERTEMUAN KE - 5

SP 5 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara


mandiri
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
Orientasi
“Selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ?” Baik..! sudah dijalankan jadual
kegiatannya..?”
“Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?
“ Kira-kira 20 menit ya...T. dan dimana kita duduk? Baik disana dech...!

Kerja

Untuk pasien pria:


“Dimana biasanya T berak dan kencing?” “Benar T, berak atau kencing yang baik itu di
WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan
kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya.....”
“Sekarang, coba T jelaskan kepada saya bagaimana cara T cebok?”
“Sudah bagus ya T, yang perlu diingat saat T cebok adalah T membersihkan anus atau
kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa
di tubuh T”. “Setelah T selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air
kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika T membersihkan tinja/air kencing seperti ini,
berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air
kencing”
“Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, T perlu merapihkan kembali pakaian sebelum
keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana telah tertutup rapi , lalu cuci
tangan dengan menggunakan sabun.”
Untuk pasien wanita:
“Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah depan ke
belakang. Jangan terbalik ya, …… Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya
kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita”
“Setelah T selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan.
Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu
tidak tersisa di kakus/ WC. Jika T membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti T ikut
mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing”
“Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus, lalu cuci tangan
dengan menggunakan sabun.”

Terminasi

“Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing yang baik?”
“Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik.” Bagus...!
“Untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi ”.

“ Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana T bisa melakukan jadual
kegiatannya.

Anda mungkin juga menyukai