Anda di halaman 1dari 68

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Jurusan Teknik Sipil

PERENCANAAN OPERASI
KERETA API

Dosen: Ir. JULISON ARIFIN, MSc, PhD.


GAPEKA
Gapeka = Railway timetable

• GAPEKA : GRAFIK PERJALANAN KERETA API,


yaitu
Jadwal perjalanan KA
dalam bentuk grafis
yang menunjukkan pergerakan tiap KA
dari stasiun awal ke stasiun tujuan.
Gapeka = Railway timetable
• GAPEKA :
– perencanaan operasi KA yang paripurna,
– untuk ruas jalur rel tertentu,
– dlm perioda siklus 24 jam,
• Struktur Gapeka:
– Diagram waktu-jarak (tdd = time-distance diagram),
– Dilengkapi informasi penting lainnya spt:
• attribut-attribut KA,
• teknis jalur rel,
• fasilitas di setasiun.
Timetable: Theory & Reality
• Theoretical: MTDT (Minimum technical driving
times), waktu perjalanan minimum,

• Realitas: gapeka sangat tergantung:


– faktor manusia (human factor)
– cuaca
– lain-lain,

• Guna mencakup hal ini, waktu extra (time


supplement) ditambahkan kpd waktu perjalanan
(gapeka).
Macam-macam Gapeka
• klasik:
 garis waktu mendatar (sumbu-X),
 garis jarak vertikal (sekaligus posisi as setasiun dan km+hm)
 pada sisi vertikal ada keterangan lain utk operasi KA,
• modifikasi German:
 garis waktu vertikal (sumbu-Y),
 garis jarak (as setasiun) mendatar
• clock-face timetable (Swiss railway timetable),
 KA brkt/dtg pada menit yang sama tiap jam,
 terutama utk layanan komuter atau KA regional
• integrated schedule ialah clock-face timetable yg meliputi suatu
areal (kawasan), bukan hanya utk suatu lintasan KA. Biasanya
jadwal ini menyatukan (integration) dari beberapa moda
angkutan.
Tujuan penyusunan gapeka
• (+) penggunaan kapasitas dgn (-) “headway” atau
memaksimalkan frekuensi KA,
• (-) konsumsi energi dgn (+) kantong waktu utk
“ecodriving”, (+) penggunaan “regenerative braking
energy” dll,
• (+) ketahanan (robustness) schedule dgn (+) kantong
waktu,
• (+) mutu layanan bagi pnp dgn (-) dwell times,
memastikan koneksi (ketersambungan) antar KA dsb,
• (-) jumlah sarana atau kebutuhan awak KA dll.
Pembuatan gapeka
pembuatan gapeka ditujukan utk menentukan:
• berapa jumlah KA yg dapat dijalankan pada koridor tertentu
dalam selang waktu tertentu,
• suatu pengaturan yg baik untuk layanan KA terjadwal,
• terdapat sejumlah permintaan lintasan KA (train-paths) dari
beberapa operator, dgn spesifikasi KA:
 waktu berkt dari sts pertama,
 waktu tiba di sts akhir,
 waktu tiba dan berkt di sts (perhentian) antara,
• pada jalur lintasan yg berhubungan atau berpotongan
(junction), jadwal dat/berkt KA-KA tertentu harus saling
dicocokkan guna menyusun angkutan sambung (connecting
train), pengaturan persilangan/penyusulan dll.
Pembuatan gapeka
• Target operasional yg pertama adalah:
• menjamin keselamatan (safety)
• menjamin keteraturan (regularity):
• Peraturan harus menentukan:
• waktu minimum antara tibanya/berktnya dua KA berurutan
di tiap setasiun,
• penyusulan antara KA hanya dapat terjadi di setasiun,
• waktu henti dan tunggu/ulur yg dibolehkan di sts antara,
• maksimum waktu tempuh (termasuk kelambatan) yg
diizinkan utk tiap lintasan KA.
Pembuatan gapeka
Jika tidak semua permintaan dapat dipenuhi, (karena
terdapat bentrok lintasan), ada 3 penyesuaian guna
membuat gapeka yg dapat dioperasikan:

1. Ganti/ubah waktu berangkat beberapa KA dari sts


pertamanya (geser),
2. Perpanjang waktu berhenti (stopping time) KA-KA
tersebut di sts antara (ulur),
3. Batalkan satu kelompok permintaan lintasan KA.
Lintasan KA yg dpt diberikan Lintasan KA yg diinginkan
Waktu berkt yg Waktu berkt
dpt diberikan yg diinginkan
Setasiun 1 8:05 8:10 Geser waktu
- 5 min.

Setasiun 2

8:30 8:35 Stop 3 mnt


Setasiun 3 Ulur waktu
8:38 8:40
+ 7 min.

Setasiun 4 8:50 8:52


Pembuatan gapeka
tujuan utama: mutu layanan

– Jumlah terbanyak permintaan (request) yg dapat


dipenuhi (KA terjadwal),
– Geser waktu (shift) dan ulur waktu (stretch)
secara efektif/minimum,
– Daya tahan (robustness) gapeka thd gangguan
acak serta kegagalan/kekusutan operasi.
Dasar pembuatan Gapeka #1
• Gapeka adalah jadwal perjalanan KA dlm bentuk grafis,
• Grafik perKA adalah representasi kereta api pada waktu dan tempat tertentu
(time & space).

Garis hijau adalah suatu Kereta Api,


• berangkat dari sts A pkl 09:00
Jarak • menempuh jarak antara A & B dalam 1 jam.

Setasiun B

Setasiun A

9:00 10:00 waktu


Dasar pembuatan Gapeka #2

Beda waktu minimum KA menyusul


Jarak (tergantung persinyalan) (overtaking)

Setasiun B
KA lbh
lambat

KA lebih
cepat
Setasiun A

KA berjalan KA bersilang (x-sing) waktu


arah pada lintas sepur tunggal,
sebaliknya hanya dpt dilakukan di setasiun
KA dgn kec berbeda
KA dgn kec berbeda
• Merenc KA dgn kecepatan berbeda pada lintas yg sama akan
sangat “mengkonsumsi” (mengurangi) kapasitas lintas,

• Jika KA 01 (kec 300 km/j) dituruti oleh KA 011 (kec 200 km/j),
gapeka akan kehilangan 6 slot KA kelas 300 km/j karena slot
“dimakan” oleh KA 011 tsb,

• Keadaan ini semakin berat pada petak jalan yg lebih panjang,

• dpl, dalam perhitungan kapasitas, pada suatu ruas lintas, akan


lebih menguntungkan jika semua KA dijalankan dgn
kecepatannya sama.
KA dgn kec yg berbeda

KA KA brg
KA pnp KA brg unit
intermodal campuran
Tampilan KA yg berbeda dlm gapeka
Jarak henti (rem) yg berbeda

• Berat rangkaian dan kecepatan KA menentukan jarak henti,


• Hal ini mempengaruhi jarak sinyal (panjang blok), terutama utk
mengamankan jarak henti (rem) yg terpanjang.
Dilema lintas “campuran”
• KA brg, kec relatif rendah, maka lintas yg dijalani KA brg dan juga
KA pnp (mixed traffic) akan mengalami pengurangan kapasitas,
• Pada sistem “multi operator”, pengelola prasarana jalur rel
(railway infrastructures) akan mengenakan TAC yg lebih tinggi
karena operator KA brg “menghabiskan’ kapasitas lbh banyak,
• Hal tsb membuat tarif KA brg naik lebih tinggi, sedangkan
manfaat KA angkutan pnp tdk akan seimbang, pertimbangan
dilematis bagi regulator angkutan (Kemhub di Indonesia),
• Solusi yg kompromistis:
– KA kec tinggi (HSR) dijalankan pada jalur khusus (dedicated
line),
– Pada lin campuran (mixed traffic), KA brg dijalankan malam
hari saat KA pnp (terutama KA komuter) tdk beroperasi.
Gapeka dan kapasitas lintas
Kapasitas lintas juga ditentukan oleh cara menyusun Gapeka

KA cepat saja KA lambat saja


jarak jarak

waktu waktu

Waktu minimum antara 2 KA


KA cepat dan KA lambat

jarak

waktu
Gapeka dan kapasitas lintas
Kapasitas lintas juga ditentukan oleh cara menyusun Gapeka

KA cepat saja KA lambat saja


jarak jarak

waktu waktu

Waktu minimum antara 2 KA


KA cepat dan KA lambat

jarak

waktu
Gapeka dan kapasitas lintas
Kapasitas lintas juga ditentukan oleh cara menyusun Gapeka

Kapasitas lintas dpt ditingkatkan jika Gapeka seragam


(semua KA dgn kecepatan yg sama).
Namun dlm kenyataan, selalu kompromi antara KA
cepat dgn KA yg lbh lambat.

1 KA Lambat mengurangi 2 slot KA Cepat

jarak

waktu
Menggambar gapeka
Sepur tunggal

A C D

Semua kereta api hanya dapat bersilang atau menyusul di stasiun


Time-distance diagram
E
distance
D
C
B
A

08:30 09:30 10:30 time


08:00 09:00 10:00
KA searah, seragam, sepur tunggal
58
E
distance

47 07
D

11 13

33 53
C

Petak jalan B-C terpanjang,


(perhitungan hrs dimulai disini)
Petak jalan B-C baru aman
sesudah KA 11 langsung di sts C: 08:33

17 33 37 57 Ada waktu tambahan utk pengamanan,


B

53 misalnya: 4 mnt. Maka KA berikutnya (KA 13)


baru boleh lepas sts B pkl 08:37
12 32 52
A

08:30 09:30 10:30 time


08:00 09:00 10:00
KA searah, seragam, sepur tunggal
58
E
distance

47 07 27 47 07
D

11 13 15 17 19

33 53 13 33 53
C

17 33 37 57 17 37
B

12 32 52 12 32
A

08:30 09:30 10:30 time


08:00 09:00 10:00
KA searah, seragam, sepur tunggal
58
E
distance

47 07 27 47 07
D

11 13 15 17 19

33 53 13 33 53
C

berangkatkan
suatu Klb cepat
pkl 09:00 dari sts A

17 33 37 57 17 37
B

12 32 52 12 32
A

08:30 09:30 10:30 time


08:00 09:00 10:00
Bentrok (konflik)
58
E
distance

47 07 27 47 07
D

11 13 15 17 19

33 53 13 33 53
C

Konflik..! Tabrakan
teoretis di petak jalan B-C

17 33 37 57 17 37
B

12 32 52 12 32
A

08:30 09:30 10:30 time


08:00 09:00 10:00
Penyebab konflik
58
E
distance

47 07 27 47 07
D

11 13 15 17 19

33 53 13 33 53
C

PPKA Sts C tdk boleh memberi


aman utk Klb sebelum KA 15
langsung di Sts C pkl 09:13
17 57
13 17 37
33 37
B

12 32 52 12 32
A

08:30 09:30 10:30 time


08:00 09:00 10:00
Pemecahan (resolusi)
58
E
distance

47 07 27 47 07
D

11 13 15 17 19

33 53 13 33 53
C

Klb baru boleh


diberangkatkan
setelah diberi aman oleh
PPKA C, paling cepat 09:17
(09:13 + :04)
17 57
13 37
33 37
B

17

12 32 52 12 32
A

08:30 09:30 10:30 time


08:00 09:00 10:00
Konflik merembet
58
E
distance

47 07 27 47 07
D

11 13 15 17 19

33 53 13 33 53
C

Tapi bentrok lagi.!


Klb akan tertabrak KA 17
yg lsg di Sts B pkl 09:17
57
13 37
17 33 37 17
B

12 32 52 12 32
A

08:30 09:30 10:30 time


08:00 09:00 10:00
Cara mengurangi gangguan klb
58 18
E
distance

Klb ditahan di sts B dan KA 17 & 19


tetap dipertahankan tepat waktu….
27 47 07 18
D

22

11 13 15 17 19

33 53 27 33 53
C

17 33 37 57 17 37
B

57

12 32 52 12 32
A

08:30 09:30 10:30 time


08:00 09:00 10:00
B-C petak jalan terpanjang
58
E
distance

27
D

petak jalan terpanjang (B-C)


11 13 15 akan
17 menentukan
19 Gapeka
lintas A–E dst
33 53 27 33 53
C

17 33 37 57 17 37
B

12 32 52 12 32
A

08:30 09:30 10:30 time


08:00 09:00 10:00
Sepur ganda

A C D

Semua kereta api dapat berjalan pada lintasannya tanpa bersilang


KA balik tunggu rangkaian datang
58 18 38 58 18
E
distance

27
D

11 13 15 17 19

33 53 27 33 53
18
C

12 14 16

17 33 37 57 17 37
B

14 34 54
12 32 52 12 32
A

08:30 09:30 10:30 time


08:00 09:00 10:00
PERSILANGAN
DAN
PENYUSULAN
Persilangan & penyusulan

• Sepur tunggal sangat rentan thd penurunan kapasitas lintas,


• Kapasitas lintas tdk hanya dibatasi oleh headway (jarak antar KA),
• Pertemuan KA yg berlawanan arah (persilangan) harus juga
diperhitungkan,
• Persilangan KA sangat mengurangi kapasitas lintas.
Persilangan di sepur tunggal (T1)
Persilangan di sepur tunggal (T2)
Persilangan di sepur tunggal (T3)

WT bersilang
Penyusulan di sepur tunggal (T1)
Penyusulan di sepur tunggal (T2)

WT disusul
Perubahan Gapeka

Gapeka diubah oleh yg berwenang:


• Untuk menjalankan KA khusus/istimewa,
• Untuk menjalankan KA baru/tambahan,
• Untuk membatalkan KA,
• Untuk memberi waktu kerja (window-time).
Window time (waktu kerja)
58 28 48 08 28
E
distance

27
D

antara pkl 08:00 s/d pkl 09:30


diperlukan waktu11kerja (window
13 time)
15 17 19
untuk mengganti rel
di petak jalan antara sts C-D
33 53 27 33 53
18
C

12 14 16

17 33 37 57 17 37
B

14 34 54
12 32 52 12 32
A

08:30 09:30 10:30 time


08:00 09:00 10:00
Window time (waktu kerja)
58 28 48 08 28
E
distance

27
D

KA 11, KA1113 dan KA1315 15 17 19


harus di jadwal ulang (re-schedule)
33 53 27 33 53
18
C

12 14 16

17 33 37 57 17 37
B

14 34 54
12 32 52 12 32
A

08:30 09:30 10:30 time


08:00 09:00 10:00
Window time (waktu kerja)
58 28 48 08 28
E
distance

27
D

KA 11, KA1113 dan KA1315 15 17 19


harus di jadwal ulang (re-schedule)
hanya utk hari itu
33 53 27 33 53
18
C

12 14 16

17 33 37 57 17 37
B

14 34 54
12 32 52
A

08:00 08:30 09:30


10:00
12 10:30 32 time
09:00
SPEED PROFILES
Speed profiles
• profil kecepatan lintas (speed profiles, SP) adalah suatu poligon
yg menunjukkan perubahan kecepatan KA di suatu ruas lintas,
• SP adalah informasi yg baik utk evaluasi keadaan lintas serta dpt
dipakai utk menentukan pemeliharaan taktis ruas jalur rel,
• garis merah di sebelah atas ialah kecepatan tempuh sebenarnya
yg ditentukan oleh:
– formasi/susunan KA
– lengkung tajam (berjari-jari kecil)
– kecepatan KA di tanjakan
• pada bagian bawah gambar tercantum:
– profile vertikal (potongan memanjang) jalur rel,
– lengkung-lengkung horisontal,
– setasiun-setasiun di sepanjang lintas tsb,
– jarak (km).
Speed profiles
100
Speed (km/h)

75
60

40

0 A B C E
D

gradient
curve

0 5 10 15 20 25 30 35 40
distance (km)
KAPASITAS SISTEM
KERETA API
Pengertian kapasitas
1. Definisi umum: kapasitas adalah ukuran kemampuan utk
memindahkan sejumlah muatan pada suatu jalur rel tertentu
dgn sumberdaya tertentu serta tingkat layanan tertentu
misal: # ton yg diangkut, kec. rata2, otp, max # KA per hari dll,

2. Kapasitas lintas: jumlah terbesar (KA/hari) yg dpt dijalankan


pada ruas/lintas tertentu dgn jadwal & renop tertentu namun
tdk melebihi batas waktu (waktu perjalanan) yg ditentukan,
a. Kapasitas teoretis (fisik): jumlah max KA yg dpt dilewatkan pada
ruas/lintas tertentu,
b. Kapasitas praktis: batas praktis volume “lalu-lintas tipikal” yg dpt
dilewatkan pada jalur rel dgn mencapai batas kinerja standar.
Pentingnya kapasitas
• Aset terbesar kereta api adalah jalur rel dan prasarana lainnya,
– Penggunaan aset hrs dimaksimalkan utk menghasilkan pendapatan se-
besar2nya,
– Kelebihan kapasitas sama buruknya dgn kekurangan kapasitas,
• Pengukuran dan pemantauan kapasitas membuat penggunaan
aset yg efisien,
Tujuan:
• Penggunaan aset yg lebih baik,
• Keandalan layanan yg meningkat,
• Biaya operasi dan biaya modal yg
berkurang,

Keseimbangan optimal antara


berbagai tujuan operasi.
Mempersiapkan kapasitas

1. tahap disain (perencanaan):


– asumsi dasar, kriteria yg diambil,
– signalling/interlocking,
2. pra-operasi:
– pendekatan berbasis gapeka (rule based approach)
3. sarana (RAMS & ruang muatan),
4. prasarana (maintenance & operations),
5. manajemen operasi (efisiensi waktu),
6. kapasitas KA (muatan, kecepatan, frekuensi).
Faktor-faktor kapasitas

1. Ruang
2. Waktu
3. Efisiensi
4. Operasional.
Sumber kapasitas
• lokomotif, (ruang, waktu):
• adhesi & daya gerak (HP) yang tinggi,
• operasi dgn multi-loko (multiple locomotive
operations),
• jalur rel & emplasemen (ruang, waktu):
• IMO yang optimum, batas kecepatan yg tinggi,
• sepur persilangan, sinyal/blok , penggandaan sepur,
• manajemen operasi (efisiensi):
• jenis/tipe KA yang seragam,
• awak KA yang terlatih dan trampil,
• keseimbangan lalu-lintas KA, rotasi awak KA dan
armada.
Kapasitas sistem
jumlah
kapasitas KA pnp/brg
(daya angkut KA) dlm rangkaian KA

jumlah KA
kapasitas lintas
pada suatu lintas
(jumlah KA yg dpt dilewatkan)
dlm satu perioda waktu

kapasitas sistem = kapasitas lintas x kapasitas KA


Kapasitas sistem

daya tarik lok, # armada


kapasitas KA
daya muat krt/grb beban gandar

kapasitas
sistem

kecepatan ops,
kapasitas manajemen
waktu edar,
lintas operasi KA
block system, S&T,
KAPASITAS LINTAS
(LINE CAPACITY)
sumberdaya #1: kapasitas lintas

kriteria pemilihan lintas kereta api:


• beban gandar,
• kecepatan lintas,
• lereng penentu,
• lengkung tajam,
• ruang muatan,
• sepur persilangan.

Lintasan KA ditentukan oleh banyak kriteria


Kapasitas lintas
kapasitas teoritis

kapasitas praktis

kapasitas terpakai

Kapasitas lintas ditentukan oleh:


• kecepatan KA,
• panjang blok, jarak tempuh satu blok,
• sistem persinyalan
Faktor penentu kapasitas lintas
Kapasitas lintas sangat tergantung kpd beberapa faktor prasarana
dan faktor operasional, a.l.:
• jarak antara stasiun, panjang ruas jalan rel,
• sepur samping (siding): length, spacing, uniformity,
• jarak antara sinyal (panjang petak blok),
• persentase jumlah sepur (tunggal, dobel atau lebih),
• jumlah KA pada masa sibuk (jam puncak),
• kecepatan operasi KA rata-rata dan variasinya,
• heterogenitas jenis KA (train length, power to weight ratios),
• prioritas perjalanan KA,
• jadwal KA (Gapeka).
Meningkatkan kapasitas lintas
bidang operasi:
• tingkatkan kecepatan rata-rata,
• kurangi puncak angkutan,
• kurangi # persilangan/penyusulan,

bidang prasarana:
• lintas (jalur rel)
– tambah # blok (kurangi panjang petak jalan),
– tambah/perpanjang sepur samping (siding),
– bangun tambahan jalur rel,
• naikkan kecepatan di persilangan (simpul),
– perbaiki design konstruksi persilangan,
– jadikan persilangan tdk sebidang,

Bidang operasional harus dipertimbangkan terlebih dulu, karena lebih murah


dan cepat dapat dilaksanakan daripada bidang prasarana
Memperpendek petak jalan

hanya satu KA dalam satu petak pada satu waktu,


Jika tambah petak jalan, maka tambah kapasitas lintas

sepur/setasiun sepur/setasiun

jalur tunggal, satu petak/blok


Memperpendek petak jalan

hanya satu KA dalam satu petak pada satu waktu


Jika tambah petak jalan, maka tambah kapasitas lintas

sepur/setasiun antara (baru)


sepur/setasiun sepur/setasiun

jalur tunggal, satu petak/blok

petak jalan baru petak jalan baru


(lebih pendek) (lebih pendek)
Memperpendek petak jalan

hanya satu KA dalam satu petak pada satu waktu


Jika tambah petak jalan, maka tambah kapasitas lintas

sepur/setasiun antara (baru)


sepur/setasiun sepur/setasiun

jalur tunggal, satu petak/blok

petak jalan baru petak jalan baru


(lebih pendek) (lebih pendek)
Memperpendek petak jalan

hanya satu KA dalam satu petak pada satu waktu


Jika tambah petak jalan, maka tambah kapasitas lintas

sepur/setasiun sepur/setasiun satu


sepur/setasiun
petak/blok

satu petak/blok satu petak/blok

tambah sepur/setasiun = tambah petak/blok,


tambah petak/blok = tambah kapasitas lintas
tambah kapasitas lintas = tambah banyak KA.

Anda mungkin juga menyukai