Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ONE STOP CENTRE TERHADAP

KEPUASAN PASIEN DI UNIT HEMODIALISIS RS TK. II dr. SOEDJONO


MAGELANG
Deddy Firmansyah1, Alih Germas Kodyat2, Grace Rumengan3
1
Kesdam V/Brawijaya, 2Universitas Respati Indonesia, 3 Universitas Respati Indonesia
defirm2010@gmail.com

Abstrak
Prevalensi penyakit ginjal kronis di Indonesia mencapai 3,8 orang perseribu penduduk yang
membutuhkan terapi pengganti ginjal. Hemodialisis memperpanjang harapan hidup pasien
PGK stadium V merupakan salah satu pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit yang
merupakan tindakan medis sebagai terapi pengganti fungsi ginjal yang mengalami kegagalan
dengan menggunakan mesin cuci darah (Survei Kemenkes 2018)
Penelitian terkait dengan kepuasan pasien di unit hemodialisis yang dihubungkan dengan
dimensi mutu pelayanan cukup banyak tetapi umumnya penelitian tidak menjelaskan pola
layanan seperti proses administrasi, waktu tunggu, dan lain-lain.
Sejak Tahun 2021 RS Tk. II dr. Soedjono telah menerapkan pola One Stop Centre di Unit
Hemodialisis sebagai upaya peningkatan layanan kepada pasien sesuai dengan konsep
Patient Centered Care, namun belum dilaksanakan penelitian dan Analisa sejauh mana
proses tersebut meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel akses pelayanan, waktu
pelayanan dan pelayanan komprehensif terhadap kepuasan pasien yang mendapatkan layanan
hemodialisis. Penelitian yang dilakukan oleh selain perbedaan tempat, waktu, variabel
penelitian, menggunakan pendekatan mixed methods research yaitu penelitian kuantitatif
korelasi deskriptif dan penelitian kualitatif studi kasus.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (variabel akses
pelayanan, variabel waktu pelayanan dan variabel pelayanan komprehensif) terhadap
Kepuasan Pasien mampu menjelaskan sebesar 79,2% (R²) dan pengaruh variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependennya adalah signifikan yang ditunjukkan oleh
signifikansi nilai F yang signifikan pada level 5% (F hitung sebesar 56.530) serta hasil
kualitatif dengan FGD menunjukkan bahwa sistem layanan One Stop Centre berpengaruh
positif dan efektif dilaksanakan untuk meningkatkan kepuasan pasien.

Kata kunci: Penerapan Sistem One Stop Centre, Unit Hemodialisis, Kepuasan Pasien

Abstract
The prevalence of end stage chronic kidney disease in Indonesia reaches 3.8 people per
thousand people, requiring medical procedures to subtitute kidney function such as
.Hemodialysis using a dialysis machine (2018 Ministry of Health survey)
There are significant studies regarding patient’s satisfaction in the hemodialysis unit
associated with dimensions of service quality, but mostly does not explain service patterns
such as administration processes, waiting times, and other factors.
Since 2021 dr. Soedjono hospital has implemented one stop center system in the
Hemodialysis Unit to according to the concept of Patient Centered Care, but no research
and analysis have been carried out to inqureto what extent this process increases patient
and family satisfaction.
Study was aimed to determine and analyze the effect of service access, service time and
comprehensive service variables for the hemodialysis patients satisfaction . Mixed
methods research approach used, namely quantitative descriptive correlation research
and qualitative case study research.

Study analysis showed that the effect of the independent variables (service acces, service
time, and comprehensive service variables) for patient satisfaction able to explain 79.2%
(R²) and the effect of the independent variables in explaining the dependent variable was
significant, by the significance of the F value at the 5% level (F count of 56,530). In
accordance with the qualitative study results, showing that the one stop center service
system has a positive effect and is effectively implemented to increase patient satisfaction.

Keywords: One Stop Center System, Hemodialysis, Patient Satisfaction

PENDAHULUAN masyarakat seperti yang diharapkan oleh


WHO (World Health Organization).
Pembangunan di bidang kesehatan dewasa
ini selain bertujuan untuk kuratif dan Ahli epidemiologi dari Universitas Griffith
rehabilitatif juga untuk promosi kesehatan Australia, Dicky Budiman menyebut jumlah
dan mencegah timbulnya suatu penyakit di kasus gagal ginjal akut bukanlah kasus baru,
masyarakat. Pemerintah maupun pihak tetapi sudah mencapai 13 juta kasus di
swasta yang berkecimpung dalam bidang dunia. Menurutnya dari data tersebut,
kesehatan hendaknya memberikan negara berkembang menyumbang 85
perhatian khusus pada masyarakat ekonomi persen kasus. Pada saat ini diperkirakan 10%
bawah, anak-anak dan orang lanjut usia dari penduduk dunia terkena Penyakit Ginjal
yang ada di seluruh Indonesia sehingga Kronik (PGK), tetapi 9 dari 10 orang tersebut
pelayanan kesehatan dapat dirasakan tidak menyadari kondisinya. Berdasarkan
dengan baik dan merata (Riskesdas, 2018). survei Kementerian Kesehatan 2018,
Rumah sakit merupakan tempat penyediaan prevalensi penyakit ginjal kronis di
layanan kesehatan untuk masyarakat. Indonesia mencapai 3,8 orang per seribu
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan penduduk. Angka ini meningkat dari 2,0
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 orang per seribu penduduk pada 2013, yang
tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah berarti 3.800 orang dari satu juta
Sakit dinyatakan bahwa rumah sakit adalah masyarakat Indonesia menderita penyakit
rumah sakit yang memberikan pelayanan ginjal kronis yang meningkat sekitar 1,9 kali
kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik, lipat selama lima tahun. Dengan
pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan. meningkatnya jumlah pasien, biaya
Rumah sakit diharapkan bisa menjadi pengobatan menjadi masalah. Menurut
organisasi sosial yang bergerak di bidang data IRR (Indonesian Renal Registri) tahun
kesehatan dengan fungsi menyediakan 2018 pasien baru yang menjalani
pelayanan menyeluruh (komprehensif), hemodialisis jumlah 66433 orang dan
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pasien yang masih aktif menjalani
pencegahan penyakit (preventif) kepada hemodialisis jumlah 132142 orang, belum
ada data yang menyampaikan berapa umur
harapan hidup pasien yang menjalani Layanan hemodialisis RS Tk.II dr. Soedjono
hemodialisis. memberikan pelayanan hemodialisis
kepada pasien baik gagal ginjal akut maupun
Pola pelayanan untuk pasien gagal ginjal gagal ginjal kronik yang berkualitas,
tahap akhir sebagai terapi pengganti ginjal komprehensif, dan memberikan
hampir sama di berbagai negara. kenyamanan dan keamanan untuk pasien
Hemodialisis menjadi pilihan utama para selama menjalani terapi hemodialisis di
pasien gagal ginjal tahap akhir selain rumah sakit dengan prinsip “we provide
transplantasi dan CAPD (Chronic outstanding care”. Unit Hemodialisis RS Tk.II
Ambulatory Peritoneal Dialysis) karena dr. Soedjono Magelang menyelenggarakan
simple, mudah didapatkan dan tersedia di pelayanan dialisis sesuai dengan Peraturan
hampir seluruh rumah sakit. Pembiayaan Menteri Kesehatan Nomor
umunya di tanggung oleh asuransi dan 812/MENKES/PER/VII Tahun 2010 tentang
beberapa organisasi sosial pemerhati ginjal Penyelenggaraan pelayanan dialisis pada
seperti NKF (National Kidney Foundation) di fasilitas pelayanan kesehatan dimana
berbagai negara termasuk Indonesia. Di sarana dan prasarana, peralatan serta
Indonesia teknis pemberian pelayanan ketenagaan sudah memenuhi standar yang
berbeda antara satu rumah sakit dengan ditetapkan, berdiri pada tanggal 27 April
rumah sakit lainnya. Rata-rata pola 2007 awalnya hanya terdapat 4 mesin
pelayanan belum semua tersentralisasi di dengan 3 SDM perawat hemodialisis. Saat
unit hemodialisis. Untuk pelayanan farmasi, ini sudah terdapat 34 mesin hemodialisis
laboratorium, radiologi, pembayaran masih dengan 25 SDM perawat mahir hemodialisis
menjadi satu dalam pelayanan rumah sakit dengan pelayanan 2 shift pagi dan sore yang
tidak terpusat/pelayanan satu pintu di unit mampu melayani rata-rata perhari 64
hemodialisis yang menyebabkan pasien pasien ditambah dengan pelayanan
atau keluarga harus berpindah-pindah emergensi pada kondisi karena kegawatan.
tempat atau mobilisasi antara unit atau Pada saat situasi pandemi covid 19 saat ini
fasilitas di rumah sakit (Haksara, 2018). Unit HD RS Tk.II dr. Soedjono
mengalokasikan 2 mesin hemodialisis dan 4
Pasien GGK (Gagal ginjal kronik) dengan SDM perawat mahir hemodialisis untuk
pengganti terapi ginjal cuci darah ini, melayani pasien gagal ginjal yang terinfeksi
mempunyai perbedaan karakeristik Covid 19 yang ditempatkan di ruang isolasi
dibandingkan pasien lain, dimana rata-rata covid, cakupan rata-rata per bulan selama
pasien menjalani masa pengobatan yang pandemik untuk pasien hemodialisa covid
lama bertahun-tahun, kecuali bila 19 adalah 60 tindakan.
mendapatkan transplantasi ginjal.
Umumnya penderita menjalani terapi 2 kali Menurut data Yanmed RS Tk II. Dr. Soedjono
sampai 3 kali seminggu tergantung kondisi, pada akhir oktober 2022 ada sejumlah 135
dan setiap sesi berlangsung selama lebih pasien yang menjalani hemodialisa. Saat
kurang 4-5 jam. Data dari Bagian Pelayanan proses hemodialisis setiap pasien
Medik RS Tk.II dr. Soedjono bulan Agustus, memerlukan waktu 6 sampai 8 jam berada
September dan Oktober 2022, tercatat rata- di rumah sakit untuk mengikuti rangkaian
rata terdapat penambahan 10 pasien tiap prosedur di rumah sakit, termasuk proses
bulan, meninggal 3 pasien tiap bulan. administrasi awal sampai mendapatkan
Penderita GGK dengan Tindakan obat. Sebagian besar pasien didampingi
Hemodialisis merupakan kelompok pasien keluarga atau pengantar. Selama prosedur
dgn kunjungan tertinggi di RS Tk.II dr. cuci darah berlangsung, pasien
Soedjono dan termasuk dalam kriteria High diperbolehkan untuk melakukan kegiatan
Volume, High Risk, dan High Cost (Bid Case terbatas, seperti menonton televisi,
Mix dan Eval BPJS Kota Magelang 2021) membaca, atau tidur, tetapi harus tetap
berada di tempat tidur karena harus salah satu badan usaha jasa yang bergerak
menjalani cuci darah selama 4-5 jam. dalam bidang kesehatan keberadaannya
Kondisi ini mudah memunculkan kebosanan sangat dibutuhkan masyarakat umum. Hal
apabila tidak diberikan tempat yang ini menuntut rumah sakit agar mampu
nyaman dan kebebasan beraktivitas selama untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan
tidak mengganggu proses terapi. baik. Pelayanan yang berkualitas tentu saja
tidak sebatas senyum ramah dari pegawai
Sejak beroperasi tahun 2007, unit rumah sakit saja, melainkan lebih dari itu.
hemodialisa RS Tk II dr. Soedjono Terdapat lima dimensi utama yang relevan
menerapkan pola alur layanan seperti rawat untuk menjelaskan kualitas pelayanan yang
jalan yang lain, yaitu pasien atau keluarga dikenal dengan service quality (servqual)
mendaftar di pendaftaran bersama, yaitu : bukti fisik (tangible), keandalan
konsultasi dengan dokter Spesialis di Klinik (reliability), daya tanggap (responsiveness),
Penyakit Dalam, Proses tindakan jaminan (assurance), Empati (emphaty)
hemodialisa di laksanakan di Unit terhadap kepuasan masyarakat pada
Hemodialisa, pemeriksaan darah dan pelayanan di Rumah Sakit (Handayani,
laboratorium di Unit Laboratorium dan 2016).
Penyerahan resep dan Pelayanan obat di
Farmasi rawat jalan. Pola layan ini Keberhasilan terapi GGK dengan cuci darah
menyebabkan pasien dan keluarga harus ini sangat tergantung pada kepatuhan
berpindah lokus layanan di rumah sakit dan menjalani terapi sesuai anjuran, penelitian
juga menambah waktu tunggu dan waktu Palmer SC dkk (2013) dari beberapa klinik di
total yang dihabiskan di rumah sakit setiap Eropa dan Amerika Selatan menunjukkan
kunjungan. Berdasarkan dari bidang kurang dari setengah responden (46,5%)
pelayanan medis RS Tk.II dr. Soedjono yang merasa puas dengan layanan yang
Magelang bahwa indikator waktu tunggu diterima. Hasil yang berbeda didapatkan
pelayanan rawat jalan Triwulan Ke tiga dari penelitian Muhamad Sajid Iqbal dkk
tahun 2021 masih lebih dari 60 menit. Hasil (2019) dengan seting rumah sakit di Lahore
observasi dilapangan terlihat ada beberapa Pakistan yang mendapatkan kepuasan pada
penumpukkan pasien yang sedang 82,56% responden dari 141 pasien. . Proses
mengantri di beberapa titik pelayanan administrasi dan kemudahan layanan juga
seperti di klinik penyakit dalam, bedah dan berperan penting dalam meningkatkan
saraf. Mobilitas pasien ketika mendapatkan kepatuhan dan kepuasan pasien, sesuai
pelayanan pasien cukup tinggi tidak hanya di penelitian Mauricio Sanabria dkk
satu tempat (pendaftaran umum, mendapatkan fasilitas dan
laboratorium, hd, farmasi) sehingga cukup pengorganisasian, kemudahan proses
menyulitkan pasien apalagi masing-masing administrasi berpengaruh terhadap
lokus cukup jauh. Kondisi itu dipahami oleh kepatuhan dan kepuasan menjalani terapi
manajemen rumah sakit, sehingga sejak selain 7 faktor lainnya .
Desember 2021 diberlakukan pola layanan
One Stop Center yang diharapkan dapat Beberapa penelitian mengenai kepuasan
mengatasi persoalan tersebut. pasien terhadap pelayanan unit
hemodialisis menunjukkan tingkat kepuasan
Terciptanya kualitas layanan tentunya akan pasien yang berbeda terhadap masing-
menciptakan kepuasan terhadap pengguna masing tempat dilakukannya hemodialisis.
layanan. Kualitas layanan ini pada akhirnya Palmer SC & Berardis G, Craig JC, (2016)
dapat memberikan beberapa manfaat, melakukan penelitian kepuasan pasien di
diantaranya terjalin hubungan yang pusat pelayanan hemodialisis menunjukkan
harmonis antara petugas rumah sakit tingkat kepuasan pasien terhadap
dengan masyarakat. Rumah sakit sebagai pelayanan bahwa separuh responden
merasa puas dengan memberikan penilaian pasien yang mendapatkan pelayanan
sangat baik 46,5% terhadap beberapa hemodialisis di Unit Hemodialisis RS Tk.II dr.
dimensi mutu pelayanan, serta karakteristik Soedjono Magelang pada tri wulan ke empat
responden yaitu usia yang lebih tua kurang akhir tahun 2021 menunjukkan hasil IKM 76
kritis dan gejala depresi kurang terhadap (kategori kurang baik).
rasa puas. Penelitian (Sinurat, Jeriko;
Zulkarnain, 2016) menunjukkan bahwa Unit Hemodialisis RS Tk.II dr. Soedjono
terdapat perbedaan yang signifikan antara Magelang pada akhir tahun 2021 telah
harapan pasien dengan kinerja pelayanan di menerapkan pola One Stop Centre sebagai
bangsal hemodialisis, yaitu pasien merasa upaya peningkatan layanan kepada pasien
tidak puas pada dimensi empati sedangkan sesuai dengan konsep PCC (Patient Centered
pasien merasa puas pada dimensi Care), dengan konsep layanan satu atap
keandalan, daya tanggap, kepastian dan sejak proses pendaftaran yang sudah dapat
berwujud. Penelitian Farouk Donia, et al dilakukan secara online, cetak SEP untuk
(2015) menunjukkan rata-rata tingkat pasien BPJS, layanan konsultasi dokter,
kepuasan pasien yang merasa puas atas pemeriksaan laboratorium, pelayanan cuci
penilaian kinerja pelayanan hemodialisis darah dan pengambilan obat. Akan tetapi
sebesar 79,74% dan sekitar 20,26% pasien pernah dilaksanakan penelitian dan Analisa
merasa kurang puas. sejauh mana proses tersebut meningkatkan
kepuasan pasien dan keluarga serta para
Penelitian terkait dengan kepuasan pasien Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dan
di unit hemodialisis yang dihubungkan faktor apa yang paling berpengaruh secara
dengan dimensi mutu pelayanan yaitu parsial maupun simultan terhadap kepuasan
tangibles, reliability, responsiveness, pasien.
assurance dan empathy cukup banyak tetapi
umumnya penelitian tidak menjelaskan pola TUJUAN PENELITIAN
layanan seperti proses administrasi, waktu Tujuan Umum
tunggu, dan lain-lain. Penelitian yang Untuk menganalisis Pengaruh Penerapan
dilakukan oleh peneliti ini nantinya berbeda Sistem One Stop Centre terhadap
dengan penelitian-penelitian yang sudah peningkatan kepuasan pasien yang
dilakukan, selain perbedaan tempat, waktu, mendapatkan layanan hemodialisis di Unit
variabel penelitian juga ada perbedaan Hemodialisis RS Tk.II dr. Soedjono Magelang
dalam metode penelitiannya dimana sesuai dengan harapan pasien, mengingat di
peneliti menggunakan pendekatan mixed era digitalisasi ini prosedur dan waktu
methods research dengan eksplanatoris pelayanan yang panjang bisa dipersingkat.
sekuensial.
Tujuan Khusus
Hasil survei kepuasan pasien rawat jalan RS Secara Kuantitatif untuk Menganalisis
Tk II. Dr. Soedjono tahun 2020 sebesar 88% Pengaruh Variabel Akses Pelayanan, Waktu
sedangkan kepuasan pasien rawat inap Pelayanan dan Pelayanan Komprehensif
adalah 89% yang mengatakan puas terhadap Kepuasan Pasien yang
terhadap layanan yang diberikan. Data mendapatkan Layanan Hemodialisis di Unit
tingkat kepuasan pasien pada tri wulan ke Hemodialisis RS Tk.II dr. Soedjono Magelang
tiga dengan nilai Indek Kepuasan dan untuk mengetahui variabel manakah
Masyarakat (IKM) 84,87 atau kategori yang paling dominan mempengaruhi
sangat baik artinya pasien yang kepuasan pasien serta menindak lanjuti
mendapatkan pelayanan di RS Tk.II dr. variabel yang kurang berpengaruh terhadap
Soedjono sudah merasa puas (Bidyanmed kepuasan pasien yang mendapatkan
RS Tk.II dr. Soedjono, 2021). Namun secara layanan hemodialisis di Unit Hemodialisis RS
khusus saat dilakukan survei kepuasan Tk.II dr. Soedjono Magelang.
Secara kualitatif untuk Menganalisis Tk.II dr. Soedjono Magelang. Ho4: Tidak
pengaruh penerapan sistem one stop center terdapat pengaruh positif dan signifikan
dalam memberikan kepuasan pada pasien di antara variabel Akses Pelayanan, Waktu
unit Hemodialisis RS Tk.II dr. Soedjono Pelayanan dan Pelayanan Komprehensip
Magelang dengan mengklarifikasi kembali secara Bersama-sama/simultan terhadap
dan mengeksplorasi lebih dalam mengenai kepuasan pasien yang mendapatkan
pertanyaan-pertanyaan penelitian melalui layanan hemodialisis di Unit Hemodialisis RS
Focus Group Discussion (FGD) dengan Tk.II dr. Soedjono Magelang.
menghadirkan DPJP, Perawat Mahir H5: Terdapat pengaruh positif dan signifikan
Hemodialisis dan Pasien didampingi antara variabel Akses Pelayanan, Waktu
keluarga. Pelayanan dan Pelayanan Komprehensip
dan ada variabel yang dominan terhadap
HIPOTESIS kepuasan pasien yang mendapatkan layanan
H1: Terdapat pengaruh positif dan signifikan hemodialisis di Unit Hemodialisis RS Tk.II dr.
variabel Akses Pelayanan terhadap Soedjono Magelang. Ho4: Tidak terdapat
kepuasan pasien yang mendapatkan pengaruh positif dan signifikan antara
layanan hemodialisis di Unit Hemodialisis RS variabel Akses Pelayanan, Waktu Pelayanan
Tk.II dr. Soedjono Magelang yang signifikan. dan Pelayanan Komprehensip dan ada
Ho1: Tidak terdapat pengaruh positif dan variabel yang dominan terhadap kepuasan
signifikan variabel Akses Pelayanan pasien yang mendapatkan layanan
terhadap kepuasan pasien yang hemodialisis di Unit Hemodialisis RS Tk.II dr.
mendapatkan layanan hemodialisis di Unit Soedjono Magelang
Hemodialisis RS Tk.II dr. Soedjono
Magelang. METODE
H2: Terdapat pengaruh positif dan signifikan Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu
variabel Waktu Pelayanan terhadap untuk mengetahui Pengaruh Penerapan
kepuasan pasien yang mendapatkan Sistem One Stop Centre terhadap
layanan hemodialisis di Unit Hemodialisis RS peningkatan kepuasan pasien yang
Tk.II dr. Soedjono Magelang. Ho2: Tidak mendapatkan layanan hemodialisis di Unit
terdapat pengaruh positif dan signifikan Hemodialisis RS Tk.II dr. Soedjono Magelang
variabel Waktu Pelayanan terhadap sesuai dengan harapan pasien, mengingat di
kepuasan pasien yang mendapatkan era digitalisasi ini prosedur dan waktu
layanan hemodialisis di Unit Hemodialisis RS pelayanan yang panjang bisa dipersingkat.
Tk.II dr. Soedjono Magelang. Variabel bebas Akses Pelayanan, Waktu
H3: Terdapat pengaruh positif dan signifikan Pelayanan, Pelayanan Hemodialisis secara
variabel Pelayanan Komprehensip terhadap komprehensif dan variabel terikatnya
kepuasan pasien yang mendapatkan Kepuasan Pasien. Lokasi penelitian ini
layanan hemodialisis di Unit Hemodialisis RS dilaksanakan di Unit Hemodialisis Rumah
Tk.II dr. Soedjono Magelang. Ho3: Tidak Sakit RS Tk.II dr. Soedjono Magelang, waktu
terdapat pengaruh positif dan signifikan penelitian bulan Desember 2022 s/d Januari
variabel Pelayanan Komprehensip terhadap 2023. Desain penelitian merupakan strategi
kepuasan pasien yang mendapatkan untuk mencapai tujuan penelitian yang
layanan hemodialisis di Unit Hemodialisis RS telah ditetapkan dan digunakan sebagai
Tk.II dr. Soedjono Magelang. pedoman atau penuntun peneliti pada
H4: Terdapat pengaruh positif dan signifikan seluruh proses peneltian (Notoatmodjo,
antara variabel Akses Pelayanan, Waktu 2018).
Pelayanan dan Pelayanan Komprehensip Penelitian tentang pengaruh penerapan
secara bersama-sama/simultan terhadap sistem One Stop Centre terhadap kepuasan
kepuasan pasien yang mendapatkan pasien di Unit Hemodialisis RS Tk.II dr.
layanan hemodialisis di Unit Hemodialisis RS Soedjono Magelang menggunakan
pendekatan mixed methods research yaitu tahun, lansia awal 55-65 tahun, lansia akhir
penelitian kuantitatif korelasi deskriptif dan 66-74 tahun dan manula 75-90 tahun.
penelitian kualitatif studi kasusMenurut Pasien yang menjalani hemodialisis di Unit
Sugiyono (2011) menyatakan bahwa Hemodialisis Rumah Sakit Tk. II dr. Soedjono
metode penelitian campuran (mixed Magelang yang mendominasi berumur 45-
methods) adalah suatu metode penelitian 54 tahun sebanyak 40 orang atau sebesar
yang mengkombinasikan atau 38,1%. Gagal ginjal kronis semakin banyak
menggabungkan antara metode kuantitatif menyerang pada usia dewasa. Hal ini
dengan metode kualitatif untuk digunakan kemungkinan dikarenakan pola hidup yang
secara bersama-sama dalam suatu kegiatan tidak sehat sepetti banyaknya
penelitian, sehingga diperoleh suatu data mengkonsumsi makanan cepat saji,
yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan kesibukan yang membuat stres, duduk
obyektif. seharian di kantor, sering minum kopi,
minuman berenergi, jarang -mengkonsumsi
Strategi yang diterapkan pada mixed air putih. Kebiasaan kurang baik tersebut
methods research ini adalah eksplanatoris menjadi faktor risiko kerusakan pada ginjal
sekuensial. Strategi ini melibatkan (Dharma, 2014). Menurut data Indonesian
pengumpulan data dan analisis data Renal Registry (IRR), faktor risiko gagal ginjal
kuantitatif pada tahap pertama, kemudian kronis yang banyak terjadi di usia dewasa
diikuti oleh pengumpulan dan analisis data muda antara lain Diabetes Mellitus (DM),
kualitatif pada tahap kedua yang didasarkan hipertensi, kebiasaan merokok dan
hasil pada tahap pertama. Tujuan dari konsumsi minuman suplemen.
strategi ini adalah menggunakan data dan
hasil kualitatif untuk membantu Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
menafsirkan penemuan-penemuan bahwa bahwa pasien yang menjalani
kuantitatif. Bobot/prioritas lebih cenderung hemodialisis di Unit Hemodialisis RS Tk. II dr.
pada tahap pertama, dan proses Soedjono Magelang yang berjenis kelamin
pencampuran (mixing) antar kedua metode laki-laki lebih tinggi yaitu 61,9 % dari pada
ini terjadi ketika peneliti menghubungkan perempuan. Berdasarkan hasil Riset
antara analisis data kuantitatif dan Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Indonesian
pengumpulan data kualitatif. Renal Registry (IRR), angka kejadian gagal
Populasi dan sample pada penelitian ini ginjal kronis di Indonesia pada pria lebih
adalah pasien gagal ginjal kronis yang rutin tinggi (0,3 persen) dibandingkan wanita (0,2
melaksanakan hemodialisis di Unit persen). Namun, data dari Center Disease
Hemodialisis RS Tk.II dr. Soedjono berjumlah Control (CDC) di Amerika Serikat
135 orang (total Sampling) untuk kuantitatif menunjukkan hasil yang berbeda. CDC
dan sample kualitatif sebanyak 17 orang menyebut bahwa penyakit gagal ginjal lebih
terdiri dari 1 DPJP, 8 orang perawat, dan 8 tinggi dialami oleh wanita (18 persen)
Pasien didampingi keluarga, pengambilan dibandingkan pria (13 persen). Seperti
data melalui wawancara FGD. dilansir oleh situs John Hopkins Medicine,
diperkirakan ada 195 juta wanita mengalami
HASIL DAN PEMBAHASAN gagal ginjal di seluruh dunia dan penyakit
Kuantitatif tersebut dinobatkan sebagai penyebab
Deskriptif Statistik kematian nomor 8 di kalangan wanita.
Deskriptif statistik merupakan bagian
analisis data yang memberikan gambaran Merujuk National Kidney Foundation, alasan
awal dari setiap variabel yang digunakan mengapa wanita lebih rentan mengalami
dalam penelitian. Karakteristik responden gagal ginjal adalah karena mereka lebih
berdasarkan umur dikategorikan dewasa rentan mengalami infeksi saluran kemih
awal 18-44 tahun, dewasa madya 45-54 (ISK), dan preeklamsia yang dijumpai pada
3–10 persen wanita hamil. Selain itu, ataupun asuransi lain. Hal ini membuat
penyakit sistemik lain seperti systemic lupus pasien harus mendaftar sebagai peserta
erythematosus (SLE), rheumatoid arthritis BPJS. Semua penduduk Indonesia WAJIB
(RA), dan systemic scleroderma (SS) juga menjadi peserta JKN-KIS yang dikelola oleh
lebih berisiko dialami oleh wanita. Penyakit- BPJS Kesehatan termasuk orang asing yang
penyakit tersebut dapat menyebabkan telah bekerja paling singkat 6 (enam) bulan
komplikasi berupa gagal ginjal. Pada di Indonesia dan telah membayar iuran,
penyakit SLE misalnya, 50 persen pasien sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40
wanita yang mengalaminya berakhir pada Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
kondisi gangguan fungsi ginjal yang sangat Nasional.
mungkin berujung pada gagal ginjal.
Uji Validitas dan Reabilitas
Karakteristik berdasarkan penyebab GGK Dari 10 pertanyaan kuisioner A (Akses
pasien mengalami GGK adalah hipertensi Pelayanan) hamper semua rata-rata butir
yaitu sebesar 77,1%. Mengutip American pertanyaan nilai sig. (2-tiled) adalah <0,05 ,
Heart Association, ginjal dan sistem namun ada 2 butir pertanyaan yang nilai sig.
peredaran darah bergantung satu sama lain (2-tiled) > 0,05 yaitu butir pertanyaan no 7 =
untuk menunjang kesehatan yang baik. 0,152 dan no 10 = 0,61 yang akhirnya oleh
Ginjal membantu menyaring limbah dan penulis di eksclude.
cairan ekstra dari darah, dan mereka Dari 10 pertanyaan kuisioner B (Waktu
menggunakan banyak pembuluh darah Pelayanan) Hampir semua rata-rata butir
selama proses penyaringan tersebut. Ketika pertanyaan nilai sig. (2-tiled) adalah <0,05 ,
pembuluh darah menjadi rusak, nefron yang namun ada 1 butir pertanyaan yang nilai sig.
menyaring darah tidak menerima oksigen (2-tiled) > 0,05 yaitu butir pertanyaan no 4 =
dan nutrisi yang mereka butuhkan agar 0,205 dan oleh penulis juga di eksclude.
berfungsi dengan baik. Inilah sebabnya Dari 10 pertanyaan kuisioner C (Pelayanan
tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah Komprehensif) semua butir pertanyaan nilai
penyebab utama kedua gagal ginjal. Seiring sig. (2-tiled) adalah <0,05.
waktu, tekanan darah tinggi yang tidak Dari 10 pertanyaan kuisioner D (Kepuasan
terkontrol menyebabkan arteri di sekitar Pasien) semua butir pertanyaan nilai sig. (2-
ginjal menyempit, melemah, atau tiled) adalah <0,05.
mengeras. Arteri yang rusak ini tidak
mampu memberikan cukup darah ke Uji reliabilitas adalah untuk melihat sejauh
jaringan ginjal. mana hasil pengukuran dapat dipercaya,
andal dan konsisten. Menurut Azwar (2011)
Berdasarkan lama menjalani hemodialisis mengatakan hasil pengukuran dapat
rata-rata pasien telah menjalani dipercaya apabila dalam beberapa kali
hemodialisis selama 2-5 tahun yaitu sebesar pelaksanaan pengukuran terhadap
71,4%. Selepas 1 tahun ada hubungannya kelompok subyek yang sama diperoleh hasil
dengan faktor psikologis pasien mulai yang relative sama, artinya tetap adanya
menerima kondisinya yang mengharuskan toleransi terhadap perbedaan kecil di antara
melaksanakan cuci darah seumur hidupnya. hasil beberapa kali pengukuran. Untuk
Hal ini berbanding lurus dengan kualitas penghitungan uji reliabilitas dianalisis
hidupnya di tahun ke 2-5 kondisi pasien dengan metode Cronbachs Alpha.
cenderung stabil.
Berikut adalah hasil uji kuisioner A, B, C, dan
Berdasarkan pembiayaan bahwa D dengan Cronbach Alpha dan diperoleh
pembiayaan hemodialisis sepenuhnya oleh hasil: Kuisioner A nilai Cronbach Alpha
BPJS. Tingginya biaya hemodialisis tidak sebesar 0, 780 (reliabilitas mencukupi),
terjangkau oleh masyarakat secara umum Kuisioner B nilai Cronbach Alpha sebesar 0,
788 (reliabilitas mencukupi), Kuisioner C bivariat digunakan untuk mengetahui
nilai Cronbach Alpha sebesar 0, 780 korelasi antara variabel akses pelayanan
(reliabilitas mencukupi) Dan Kuisioner D dengan kepuasan pasien, variabel waktu
nilai Cronbach Alpha sebesar 0, 779 pelayanan dengan kepuasan pasien dan
(reliabilitas mencukupi), Standar yang variabel pelayanan komprehensif dengan
digunakan adalah nilai Cronbach Alpha > kepuasan pasien dapat dilihat pada tabel 3,4
0,70. dan 5.
Dari hasil uji korelasi diperoleh: nilai korelasi
Uji Normalitas (r) variabel X1 dengan Y adalah 0,654,
Tabel 1 Output Uji Normalitas variabel X2 dengan Y adalah 0,729, dan
variabel X3 dengan Y adalah 0,773 dengan
nilai sig 0,000 (ketiga variabel) yang
menunjukkan bahwa korelasi antara akses
pelayanan dengan kepuasan pasien, waktu
pelayanan dengan kepuasan pasien, dan
pelayanan komprehensif dengan kepuasan
pasien adalah bermakna.

Tabel 3 Korelasi Var Akses Pelayanan


dengan kepuasan pasien.

Berdasarkan hasil pengujian, terlihat bahwa


pengujian menunjukkan semua variabel
memiliki distribusi data normal, karena
Asym Sig. (2-tailed) 0.053 lebih dari 0.05.
Hasil pengujian menunjukkan uji normalitas
data yang telah dilakukan menunjukkan
hasil bahwa data berdistribusi normal.
Nilai korelasi pearson (r) variabel X1 (Akses
Multikolinieritas Pelayanan) dengan Y (Kepuasan Pasien)
Tabel 2 Hasil Uji Multikolinieritas adalah 0,753 menunjukkan korelasi yang
positif dengan kekuatan korelasi tingkat
kuat.
Pengaruh dari variabel akses pelayanan
terhadap kepuasan pasien melalui hipotesis
pertama, hasil pengujian menunjukkan
bahwa pengaruh nilai variabel akses
pelayanan mempunyai nilai korelasi kuat
memberikan pengaruh yang positif dan
Hasil uji multikolinearitas data pada variabel signifikan terhadap kepuasan pasien. Nilai
akses pelayanan, waktu pelayanan, dan pengaruh akses pelayanan terhadap
pelayanan komprehensif sama dengan nilai kepuasan pasien mengindikasikan bahwa
VIF < 10 maka dinyatakan tidak terjadi mayoritas responden mempunyai persepsi
multikolinearitas. bahwa akses pelayanan yang mudah akan
mempengaruhi kepuasan pasien.
Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk Menurut Asmarani (2013) Kepuasan
membuktikan hipotesis penelitian antara terhadap akses layanan kesehatan akan
variabel independen dan variabel dinyatakan oleh sikap dan pengetahuan
dependen. Pada penelitian ini analisis tentang : Sejauh mana layanan kesehatan
itu tersedia pada waktu dan tempat saat pasien. Nilai pengaruh waktu pelayanan
dibutuhkan, Kemudahan memperoleh terhadap kepuasan pasien, mengindikasikan
layanan kesehatan, baik dalam keadaan bahwa mayoritas responden mempunyai
biasa ataupun keadaan gawat darurat dan persepsi waktu pelayanan yang cepat dan
Sejauh mana pasien mengerti bagaimana tepat dengan tidak mengurangi waktu
sistem layanan kesehatan itu. Untuk pelayanan dialysis akan berpengaruh baik
pelayanan khusus hemodialisis tentunya terhadap kepuasan pasien. Pelayanan
akses pelayanan ini sangat dirasakan hemodialisis rata-rata 4-5 jam untuk pasien
manfaatnya oleh pasien GGK yang menjalani dengan 2x seminggu, namun ada beberapa
hemodialisis. Sebelumnya akses menuju pasien yang menjalani 3x seminggu karena
lokasi hemodialisis agak tersendat, pasien kondisi tertentu. Tentunya waktu pelayanan
harus turun di parkiran dan berjalan/dengan ini sangat membosankan bagi pasien
kursi roda/brankard menuju ke unit dialysis. Apabila waktu pelayanan pasien ini
hemodialisis karena lokasi ada di tengah mundur karena mungkin adanya masalah
rumah sakit, selain itu pasien juga harus pada akses pelayanan, pendaftaran ataupun
mendaftar dulu di tempat pendaftaran penyebab lainnya tentunya akan sangat
umum dan harus mengantri, bila dalam dirasakan pasien.
kondisi badan tidak bermasalah barangkali
pasien tidak banyak mengeluh, namun saat Tabel 5 Korelasi Var Pelayanan
kondisi tidak stabil pasien akan banyak Komprehensif dengan kepuasan pasien
masalah terkait kesehatannya. Saat ini unit
HD sudah pindah di tempat yang baru posisi
berada di pintu 3 dengan akses yang sangat
mudah dan tersedia dropzone untuk
menaikkan dan menurunkan pasien.
Dengan penerapan sistem One Stop Centre
ini pasien merasa terbantu yang sangat
dirasakan manfaatnya oleh pasien. Nilai nilai korelasi pearson (r) variabel X3
(Pelayanan Komprehensif) dengan Y
Tabel 4 Korelasi Var Waktu Pelayanan (Kepuasan Pasien) adalah 0,762
dengan kepuasan pasien. menunjukkan korelasi yang positif dengan
kekuatan korelasi kuat.
Pengaruh pelayanan komprehensif
terhadap kepuasan pasien hasil pengujian
menunjukkan bahwa pengaruh nilai variabel
waktu pelayanan mempunyai nilai korelasi
kuat yang memberikan pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kepuasan
pasien. Nilai pengaruh waktu pelayanan
terhadap kepuasan pasien, mengindikasikan
Nilai korelasi pearson (r) variabel X2 (Waktu bahwa mayoritas responden mempunyai
Pelayanan) dengan Y (Kepuasan Pasien) persepsi waktu pelayanan yang cepat dan
adalah 0,702 menunjukkan korelasi yang tepat dengan tidak mengurangi waktu
positif dengan kekuatan korelasi kuat. pelayanan dialysis akan berpengaruh baik
Pengaruh waktu pelayanan terhadap terhadap kepuasan pasien.
kepuasan pasien hasil pengujian
menunjukkan bahwa pengaruh nilai variabel Uji hipotesis dari ke 3 variabel terhadap
waktu pelayanan mempunyai nilai korelasi kepuasan pasien:
kuat yang memberikan pengaruh yang H1: Diduga terdapat pengaruh positif dan
positif dan signifikan terhadap kepuasan signifikan antara variabel Akses Pelayanan,
terhadap kepuasan pasien yang
mendapatkan layanan hemodialisis di Unit
Hemodialisis RS Tk.II dr. Soedjono Magelang
yang signifikan secara parsial. Sehingga
hipotesis pertama dalam penelitian ini
adalah diterima.
H2: Diduga terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara variabel waktu pelayanan
terhadap kepuasan pasien yang
mendapatkan layanan hemodialisis di Unit
Hemodialisis RS Tk.II dr. Soedjono Magelang
yang signifikan secara parsial. Sehingga
hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah
diterima.
H3: Diduga terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara pelayanan komprehensif
terhadap kepuasan pasien yang
mendapatkan layanan hemodialisis di Unit
Hemodialisis RS Tk.II dr. Soedjono Magelang
yang signifikan secara parsial. Sehingga
hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah
diterima.
Hasil regresi menunjukkan bahwa pengaruh
Analisis Multivariat variabel independen (variabel akses
Analisis regresi multivariat merupakan pelayanan, variabel waktu pelayanan dan
metode statistik yang memungkinkan dalam variabel pelayanan komprehensif) terhadap
meneliti hubungan lebih dari dua variabel Kepuasan Pasien mampu menjelaskan
secara bersamaan (Ghozali, 2005). Dengan sebesar 79,2% (R²) dan pengaruh variabel
menggunakan teknis analisis ini maka dapat independen dalam menjelaskan variabel
menganalisis pengaruh beberapa variabel- dependennya adalah signifikan yang
variabel lainnya dalam waktu yang ditunjukkan oleh signifikansi nilai F yang
bersamaan. Dalam penelitian ini akan signifikan pada level 5% (F hitung sebesar
menganalisis pengaruh variabel akses 56.530).
pelayanan (X1), variabel waktu pelayanan Uji hipotesis H4: Diduga terdapat pengaruh
(X2), dan variabel pelayanan komprehensif positif dan signifikan antara variabel
(X3) terhadap kepuasan pasien (Y). Untuk kemudahan akses, waktu tunggu dan
melihat pengaruh variabel akses pelayanan, pelayanan komprehensip terhadap
waktu pelayanan dan pelayanan kepuasan pasien yang mendapatkan
komprehensif terhadap kepuasan pasien layanan hemodialisis di Unit Hemodialisis RS
menggunakan regresi linear dapat dilihat Tk.II dr. Soedjono Magelang yang signifikan
pada tabel 6. secara simultan. Hasil pengujian
menunjukkan Nilai R sebesar 0,792, R
Tabel 6 Hasil uji regresi linier pengaruh square sebesar 0,627 , dan nilai Adj R²
variabel akses pelayanan, waktu pelayanan, sebesar 0,616 atau 61,6% dan pengaruh
dan Pelayanan Komprehensif terhadap variabel independen dalam menjelaskan
kepuasan pasien variabel dependennya adalah signifikan
yang ditunjukkan oleh signifikansi nilai F
sebesar 0.000 yang signifikan pada level 5%,
F hitung sebesar 56.530, F tab sebesar 2.69
(F-hitung > F-tabel) sehingga H4: Diduga
terdapat pengaruh positif dan signifikan pelayanan, dalam hal ini pelayanan
antara variabel akses pelayanan, waktu hemodialisis. Berdasarkan Permenpan RB
tunggu dan pelayanan komprehensip No. 14 tahun 2017 tentang pedoman
terhadap kepuasan pasien yang penyusunan survei kepuasan masyarakat
mendapatkan layanan hemodialisis di Unit unit penyelenggara pelayanan public
Hemodialisis RS Tk.II dr. Soedjono Magelang dilakukan Survei kepuasan pasien di Unit
yang signifikan secara simultan dalam Hemodialisis untuk mengetahui
penelitian ini adalah diterima. perbandingan antara harapan dan
kebutuhan dengan pelayanan yang
Kualitatif diberikan, Nilai IKM (Indeks Kepuasan
Penulis melakukan pengumpulan data Masyarakat) pelayanan di Unit Hemodialisis
dengan triangulasi sumber data yaitu adalah 87,44 atau kategori sangat baik.
Wawancara (FGD), dokumentasi dan
observasi. Pada skema 1 adalah keseluruhan Endang (dalam Mamik, 2010) menyebutkan
gambaran hasil tema penelitian bahwa kepuasan pasien merupakan evaluasi
atau penilaian setelah memakai suatu
pelayanan, bahwa pelayanan yang dipilih
setidak-tidaknya memenuhi atau melebihi
harapan. Sedangkan Pohan (2007)
menyebutkan bahwa kepuasan pasien
adalah tingkat perasaan pasien yang timbul
sebagai akibat dari kinerja layanan
kesehatan yang diperolehnya, setelah
pasien membandingkan dengan apa yang
diharapkannya.Kepuasan pasien menurut
Pohan (2007) dapat diukur dengan
beberapa indikator antara lain; (1) kepuasan
terhadap akses layanan kesehatan, (2)
Dari hasil observasi, dokumentasi dan kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan
wawancara FGD melalui pembahasan (3) Kepuasan terhadap proses layanan
kualitatif dapat ditarik kesimpulan bahwa kesehatan, termasuk hubungan antar
secara umum penerapan sistem One Stop manusia, (4) Kepuasan terhadap pasien.
Centre ini sangat efektif dan efisien
diterapkan di layanan hemodialisis di RS Tk.II Dari hasil analisis tersebut menggambarkan
dr. Soedjono dan bisa di replikasi di unit-unit didalam penerapan sistem One Stop Centre
lain di rumah sakit atau di rumah sakit lain, ini semua aspek saling mendukung yang
selain dari aspek biaya yang terjangkau merupakan pola pelayanan hemodialisis
sistem pelayanan dapat terkoordinasi secara terpadu diselenggarakan dalam satu
dengan baik sehingga sesuai dengan tempat dengan berbagai proses yang
harapan pasien, terbukti dari pengalaman meliputi akses informasi, pendaftaran,
pasien (Patient Eksperience) walaupun ada penerbitan SEP (Pasien BPJS), pengecekkan
sedikit kendala sebagai bahan masukan kepesertaan, pemeriksaan/assessment,
untuk dilakukan perbaikan oleh rumah sakit pelayanan hemodialisis, presecribing,
laboratorium, gizi, konsultasi dan
Survei Kepuasan Pasien pengantaran obat serta transfer pasien jika
Kepuasan pasien merupakan harapan memerlukan pelayanan rawat inap
pasien yang timbul atas tindakan tenaga (Yuwono,2018).
kesehatan sebagai akibat dari kinerja
layanan kesehatan selama proses Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
berinteraksi dalam upaya memberikan dilakukan oleh Desy amalia (2018) di Dinas
Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu menunjukkan peningkatan yang signifikan
Satu Pintu Kota Makassar gerkait dengan dibandingkan penilaian indeks kepuasan
perijinan IMB. Berdasarkan hasil penelitian unit hemodialisa RS Tk II. dr. Soedjono
dan pembahasan mengenai Efektivitas sebelum dilaksanakan Penerapan sistem
Pelayanan Satu Pintu (One Stop Service) One Stop Center.
dalam Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan Hasil penelitian kualitatif menunjukkan
(IMB) di Dinas Penanaman Modal dan secara umum dari unsur dokter penanggung
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota jawab pasien /DPJP, perawat hemodialisa
Makassar menunjukkan bahwa dalam dan pasien serta keluarga sudah puas
peningkatan kualitas pelayanan publik oleh dengan dimensi layanan dengan sistim one
pemerintah dengan melalui sistem stop center di Unit Hemodialisa RS Tk II dr.
pelayanan satu pintu. Pelayanan satu Soedjono dengan catatan yang perlu
merupakan pelayanan yang tahap diperbaiki pada aspek drop zone,
pengelolaannya dimulai dari tahap ketersediaan kursi roda, dan kekerapan
permohonan sampai tahap terbitnya suatu pertemuan dengan DPJP di area layanan
dokumen dilakukan dalam satu tempat yang Hemodialisa.
meliputi berbagai jenis pelayanan perizinan
maupun non perizinan, salah satunya yaitu Saran
pelayanan Izin Mendirikan Bangunan dinilai Perbaikan dan peningkatan fasilitas dan
efektif. sarana pendukung pelayanan unit
hemodialisa RS Tk II dr. Soedjono untuk
SIMPULAN meningkatkan kemudahan akses,
Berdasarkan hasil penelitian dan kenyamanan dan kepuasan pasien dan
pembahasan pengaruh penerapan sistem keluarga.
One Stop Centre terhadap peningkatan Peningkatan Frekuensi kehadiran dokter
kepuasan pasien yang mendapatkan penanggung jawab pelayanan / DPJP dr.
layanan hemodialisis di Unit Hemodialisis RS Spesialis Penyakit Dalam dan pertemuan
Tk.II dr. Soedjono Magelang dapat dengan pasien dan keluarga saat menjalani
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : layanan hemodialisa.
Pola layanan One stop center dapat Pola layanan Sistem One Stop center seperti
mengatasi permasalahan terkait akses, yg dilaksanakan di Unit HD dapat diterapkan
waktu tunggu, serta kebutuhan pasien di unit layanan rawat jalan yang lain di RS Tk
untuk berpindah lokasi lokus layanan di II dr. Soedjono maupun di rumah sakit lain,
dalam rumah sakit Tk II. Dr. Soedjono. selain biaya terjangkau juga sangat efektif
Penelitian tentang penerapan sistem One dan efisien dirasakan oleh pasien
Stop Centre dengan menggunakan 3 Survei kepuasan masyarakat di Unit HD
variabel independent yaitu variabel Akses maupun unit layanan yang lain perlu
Pelayanan, Waktu Tunggu dan Pelayanan dilaksanakan secara rutin dan terjadwal
Komprehensif dihubungkan dengan variabel untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
kepuasan pasien memberikan korelasi hasil layanan kepada pasien dan keluarga
positip dan signifikan baik sendiri-sendiri Peneliti selanjutnya untuk lebih
maupun secara simultan. mengelaborasi terhadap variabel lain selain
Variabel pelayanan komprehensif paling akses pelayanan, waktu tunggu dan
dominan mempengaruhi kepuasan pasien pelayanan komprehensif yang berpengaruh
dibandingkan variabel Akses Pelayanan dan terhadap kepuasan pasien yang
Waktu Tunggu. mendapatkan pelayanan dialysis.
Hasil penilaian indeks kepuasan masyarakat
pada unit Hemodialisa RS Tk II. Dr. Soedjono DAFTAR PUSTAKA
pada bulan Januari 2023 mendapatkan nilai Alhaj, E., Alhaj, N., Rahman, I., Niazi, T.O.,
indeks 87,44 (kategori sangat baik ), dan Berkowitz, R., & Klapholz, M. 2013. Uremic
cardiomyopathy: an underdiagnosed disease. Malang. University Of Muhammadiyah
Congest Heart Fail. 19(4): 40-45. Malang
Asmarani, 2013. Evaluasi Tingkat Kepuasan KDIGO. 2016. Clinical practice guideline for the
Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Dasar evaluation and management of chronic
Di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan kidney disease. Tersedia dari:
Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya. http://www.kdigo.org/clinical_pract
Meulaboh, kecamatan kuala pesisir. ice_guidelines/pdf/CKD/KDIGO_2
012_CKD_GL.pdf
Bidyanmed RS dr. Soedjono, 2021. Laporan Kuntoro, W. dan Istiono, W. 2017. Kepuasan
Survei Kepuasan Masyarakat Rumah Sakit Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan di
Tk.II dr. Soedjono Triwulan Ke 3 tahun 2021. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
Magelang: RS dr. Soedjono. Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta. Jurnal
Creswell W. John. 2013. Research Design Kesehatan Vokasional, 2(1), pp.140-47
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2016.
Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Marketing Managemen, 15th Edition,
N.K. Denzin, 1970, The Research Act: A Pearson Education,Inc
Theoretical Introduction to Sociological Mamik, 2017. Manajemen Pelayanan dan
Methods, Chicago: Aldine Publishing Kebidanan. Sidoardjo: Zifatama Jawara
Company. Notoatmodjo,S. 2018. Metodologi Penelitian
Dharma, PS. 2014. Penyakit Ginjal Deteksi Dini Kesehatan. Catatan Ketiga Jakarta : PT Rineka
dan Pencegahan. Yogyakarta: CV Solusi Cipta
Distribusi Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Dimyati & Moedjiono. 2011. Belajar dan Profesional (3rd ed.). Jakarta: Salemba
Pembelajaran. Jakarta : Kerjasama Medika.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Palmer SC, de, & Berardis G, Craig JC, et al. 2016.
dengan PT Rineka Cipta Patient satisfaction with in-centre
Fandi, Tjiptono. 2014. Service, Quality & haemodialysis care: an international survey.
Satisfaction. Edisi 3. Yogyakarta: Penerbit BMJ Open, London, 1–9. Retrieved from
Andi https://remotelib.ui.ac.id:6066/docview/178
Farouk Donia, A., Ahmed Elhadedy, M., 5300363/fulltextPDF/A1F950453AEB42C6PQ
Mohamed El-Maghrabi, H., Hamed Abbas, /18?ac countid=17242
M., & Ashraf Foda, M. (2015). Exploring the Rahmayanty, Nina. 2013. Manajemen Pelayanan
Opinion of Hemodialysis Patients about Their Prima. Graha Ilmu. Yogyakarta
Dialysis Unit. Saudi J Kidney Dis Transpl, Rose McKeon Olson ,Claudia García-Moreno,
26(1), 73–77. Retrieved from Manuela Colombini, 2019. The
https://remotelib.ui.ac.id:6066/docview/173 implementation and effectiveness of the one
4239863/fulltextPDF/A1F950453AEB42C6PQ stop centre model for intimate partner and
/104?a ccountid=17242 sexual violence in low- and middle income
Haksara, E. 2018. Inovasi Nursing Dialysis countries: a systematic review of barriers and
Development (Ndd) Terhadap Peningkatan enablers, BMJ Global Health 2020;5:e001883.
Kualitas Hidup Pasien Dialisis. Magelang: doi:10.1136/ bmjgh-2019-001883
Rumah Sakit Dr. Soedjono Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan
Handayani, Fitri. 2016. Hubungan Kualitas Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Dengan Minat Kementerian RI tahun 2018. Jakarta : Badan
Pemanfaatan Ulang Puskesmas Pangi Litbang
Kecamatan Parigi Utara Kabupaten Parigi Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Moutong. Palu: Universitas Tadulako Indonesia No 3 Tahun 2020 Tentang
Indonesian Renal Register. 2017. Tersedia dari: Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta
439 | ISSN: 2721-2882 : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
https://www.indonesianrenalregistry Peraturan Menteri Kesehatan Republik
.org/data/IRR%202017%20.pdf Indonesia No 812 Tahun 2010 Tentang
Irsanty. 2017. Hubungan Mutu Pelayanan Penyelenggaraan pelayanan dialisis pada
Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat fasilitas pelayanan kesehatan Jakarta :
Jalan Di Puskesmas Kalipare Kabupaten Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pernefri 2019, Pertemuan Ilimiah Tahunan
Konferensi Kerja Perhimpunan Nefrolog
Indonesia 2019, Best Prtactise in Kidney
Diseases and Hipertension Care in Indonesia,
Padang Indonesia
Pernefri 2020, Pertemuan Ilimiah Tahunan
Konferensi Kerja Perhimpunan Nefrolog
Indonesia 2020, Integrated Collaboration For
Excellent Kidney Care , Yogyakarta Indonesia
Ratnawati, 2016. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian Hipertensi
pada kelpmpok Lanjut usia di wilayah kerja
UPT Puskesmas Petang 1 Kabupaten Bandung
Tahun 2016
Sariastawa. Et. All. 2020. Persepsi Pasien
Terhadap Kualitas Layanan Cuci Darah Pada
Unit Hemodialisa Rsud Kabupaten Buleleng.
Denpasar: Undiknas.
Sinurat, Jeriko; Zulkarnain, A. K. 2016. Analisis
Kepuasan Pasien terhadap Kualitas
Pelayanan di Bangsal Hemodialisis RS. PKU
Muhammadiyah Yogyakarta. Majalah
Farmaseutik, 10(1), 192–196.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan
(pendekatan kuantitaif, kualitatif dan R dan
D), Bandung : CV. Alfabeta
Susanti, Achmad. 2018. Systematic Review:
Kepuasan Pasien Gagal Ginjal Terhadap
Pelayanan Di Unit Hemodialisis. Jakarta :
FKM UI
Wulandari, 2015. Hubungan Layanan
Keperawatan Dengan Tingkat Kepuasan
Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum
Daerah (Rsud) Ungaran Kabupaten
Semarang, Semarang: Unnes
Yuwono, Imam Hadi. 2018. Studi Kasus
Kecemasan Pasien Hemodialisa Dengan
Pemberian Aromaterapi Lavender Di
Rsud K.R.M.T Wongsonegoro Semarang.
Semarang: Poltekkes Kemenkes
Sihotang, Dian Permata Putra, 2016.
Efektivitas Pelaksanaan Program One
Stop Service dalam Pelayanan
Pengurusan Paspor kepada Masyarakat.
Medan: Universitas Sumatra Utara

Anda mungkin juga menyukai