Anda di halaman 1dari 93

DETEKSI DINI DEMENSIA

YUSMAHENRY GALINDRA dr, SpS

BAGIAN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIBA
BATAM KEPRI 2020
Pendahuluan
 Usia harapan hidup makin meningkat  jumlah
lansia meningkat
 Prose penuaan :
Faktor endogen
Anatomi, fungsional, genetik

Proses Penuaan

Lingkungan dan gaya hidup


faktor eksogen
Data Demografi

 Peningkatan usia harapan hidup akan meningkatkan jumlah


lansia  peningkatan demensia

Tahun Usia harapan hidup Persentase lansia


1990 59,8 tahun 5,5 %
2000 65,0 tahun 7,28%
2020 71,7 tahun 11,34%

Percepatan penambahan penduduk 1990 – 2025 = 414 %


Proses penuaan otak berpengaruh
pada fungsi kognitif
 AAMI : Perlambatan dalam pemanggilan
informasi
 MCI :
- Gangguan memori tidak sesuai dengan
usia dan pendidikan
- Aktifitas harian masih normal
 Demensia:Penurunan fungsi kognisi dan
gangguan neuropsikiatri yang menimbulkan
gangguan dalam aktifitas harian.
Deteksi dini
 Mengenal gejala demensia
 Mengenal faktor resiko
 Membedakan tipe demensia dan menentukan golongan:
 Reversibel :
Penyebab jelas, dapat diobati: intoksikasi, defisiensi
vitamin, hypo / hypertiroid, depresi
 Irreversibel :
Dapat dihambat progresifitasnya : Alzheimer, vaskuler,
degeneratif lain, trauma kapitis, infeksi
Definisi, gambaran klinis dan diagnosa
demensia
Dementia

Memori neuropsikologi Aktfitas harian &sosial


(pendek)

Gangguan bahasa / komunikasi emosi labil, agitasi,depresi # melakukan ambil keputasan tepat
Gangguan berfikir abstrak
Gangguan orientasi apatis , menarik diri Aktifas harian
Gangguan praksi perlu pertolongan rawat diri
Definisi demensia:
 Onset gradual dan terjadi penurunan fungsi kognitif
berkelanjutan.

 Tidak disebabkan oleh gangguan susunan saraf atau


penyebab penyakit lain yang jelas.

 Gangguan tidak terjadi pada keadaan


delirium,depresi atau penyakit psikiatri lainnya.
Gambaran klinis yang
mengarah ke demensia

Gangguan kognitif:
 Gangguan memori:
– Terutama memori jangka pendek
 Lupa nama,
 Lupa meletakan barang,
 Bertanya berulang-ulang.
 Memori jangka panjang masih baik,pada terganggu pada
stadium lanjut
Gambaran klinis yang
mengarah ke demensia
 Gangguan fungsi eksekutif:
 Tidak dapat melakukan pekerjaan kompleks yang sudah biasa
dilakukan: memasak,mengemudi,menggunakan peralatan
elektronik,komputer.
 Tidak dapat membuat perencanaan dan mengambil
keputusan yang baik.
 Tidak dapat melakukan pekerjaan dalam urutan yang benar.
• Kesulitan dalam komunikasi (berbahasa):
• Bicara tak lancar, percakapan sulit dimengerti,
kesulitan menemukan kata

• Disorientasi :
• Waktu :Tidak dapat mengingat hari ,tanggal,bulan.
• Tempat :Tersesat dilingkungan yang sudah dikenal.
• Personal:Lupa wajah teman /keluarga dekat.

• Kesulitan berfikir abstrak:


• Mengarang ,mengerti peribahasa, tidak dapat
melakukan perhitungan yang sulit.

• Salah meletakkan barang:


• Perhiasan dalam tempat garam.
Gambaran klinis yang mengarah
ke demensia
Gangguan non kognitif.
Gangguan neuropsikologi:

 Wandering (berkeliaran,mengikuti terus menerus)


 Agresif:Verbal,fisik.
 Gangguan pola makan:anoreksia,bulimia,pica,Gangguan
kecap.
 Disinhibisi:Disinhibisi sexual.
• Vokalisasi : Bergumam,menjerit.

• Perubahan alam perasaan dan tingkah laku

yang cepat tanpa alasan

• Perubahan kepribadian :pendiam, bingung,


curiga, ketakutan

• Kehilangan inisiatif sangat pasif, butuh


dorongan untuk melakukan pekerjaan
Gangguan klinis yang
mengarah ke demensia
 Depresi:
– Menyatakan depresi,tampak
depresi,perubahan suasana
hati,kehilangan minat.
– Bicara lambat,volume menurun.
– Aktifitas menurun,lamban,apatis.
– Gangguan pola tidur.
– Gangguan pola makan.
Gangguan klinis yang
mengarah ke demensia:
 Delusi
 Halusinasi
 Ansietas
 Eforia
 Irritabilitas
Tipe Demensia:
Tipe demensia berdasarkan penyebabnya
Irreversibel:
 Alzheimer
 Penyakit Infeksi :HIV,Lues
 Trauma Kapitis
 Parkinsonism
 Huntington
 Pick’s disease
Reversibel :
 Vaskular
 Pseudodemensia : depresi
 Intoksikasi / merokok / alkohol
 Defisiensi vitamin B 12
Tipe demensia ditentukan berdasarkan

 Riwayat perjalanan penyakit


 Akut
 Progresif lambat
 Fluktuatif
 Etiologi
 Usia awitan
 Gejala penyakit
Dementia

Dementia alzhemier Dementia vaskuler

degeratif (amiloid plaque, ggn vaskuler


neurofibraillari tangles

memori pendek fungsi kognisi tergantung letak lesi

tidak ada defesit neurologis ada defisit neurologis


irevesible progresef bisa perbaikan
Demensia Alzheimer
(Alzheimer Disease / AD)
Demensia Alzheimer ( DA )
Adalah suatu sindroma
 penurunan progresif kemampuan intelektual
dimulai dengan
 gangguan memori, diikuti satu atau lebih
gangguan kognisi lain :
– Disfasia
– Dispraxia
– Agnosia
– Gangguan fungsi eksekutif
– Gangguan visuospasial
Disertai gangguan perilaku sehingga menimbulkan
gangguan aktifitas harian dan fungsi sosial.
Patofisiologi

Akumulasi
– Senile plaques (amiloid plaques)
– Neurofibrillary tangles

Penurunan neurotransmiter:
– terutama Asetil kolin
Defisit cholinergik mendasari
gejala klinik

 Penurunan progresif neuron


kolinergik

N. basalis Meynert
 Ketersediaan asetilkolin yang
menurun

 Gangguan kognisi, ADL dan


perilaku Cortex
Hippocampus

Bartus et al., 1982; Cummings and Back, 1998, Perry et al., 1978
Kriteria diagnosa DA

 Probable DA :

 Klinis dan neuropsikologis menunjang DA

 Perburukan progresif memori, kognisi dan behavior

 Kesadaran baik

 Onset usia 40 – 90 th

 Tidak ada gangguan sistemik atau otak sebagai penyebab


Kriteria diagnosa DA
NINCDS - ADRDA

 Possible DA :
 Sindrom demensia tanpa gangguan neurologis, psikiatris
dan sistemis
 Onset, presentasi atau perjalanan penyakit bervariasi
dibanding Alzheimer klasik
 Gangguan sistemik atau gangguan otak sekunder yang
dapat menyebabkan demensia, tetapi dipertimbangkan
bukan sebagi penyebab demensia
 Untuk keperluan penelitian bila defisit kognitif berat,
progresif tanpa teridentifikasi penyebab lain .
Kriteria diagnosa DA

 Diagnosa pasti :

 Probable demensia saat hidup

 Pada otopsi : kelainan histopatologis khas untuk DA


dengan adanya neurofibrillary tangles dan neuritic plaque
Stadium demensia
Alzheimer:
 Stadium awal/ringan:
– Gangguan memori jangka pendek.
– Gangguan komunikasi ringan.
– Disorientasi waktu.
– Kesasar ditempat yang sudah dikenal.
– Kesulitan dalam mengambil keputusan.
– Kehilangan inisiatf dan motivasi.
– Menunjukan gejala depresi atau agresi.
– Tidak melakukan hobi atau bersosialisasi.
Stadium Demensia
Alzheimer:
 Stadium sedang:
– Kesulitan dalam melakukan kegiatan harian.
– Gangguan memori lebih berat,tidak dapat mengingat
kejadian baru,nama keluarga/teman akrab.
– Sering kesasar sampai hilang.
– Gangguan komunikasi berat
– Perlu bantuan dalam perawatan diri.
– Gangguan perilaku lebih menonjol.
Stadium Demensia
Alzheimer:
 Stadium lanjut/berat:
– Tidak mengenal lagi keluarga atau teman dekatnya.
– Tidak mengenal lagi situasi lingkungannya.
– Kesulitan mengenal tempat dalam rumah sendiri.
– Gangguan perilaku berat.
– Kesulitan makan/minum dan inkontinens.
– Gangguan motorik ,kelemahan dan kekakuan ,tidak
dapat keluar dari tempat tidurnya.
Demensia Vaskuler
Demensia Vaskuler:
 Demensia Vaskuler adalah suatu sindrom heterogen
yang disebabkan oleh gangguan serebrovaskuler yng
berhubungan dengan etiologi,lokasi lesi dan luasnya lesi.
 Manifestasi klinik menunjukan adanya defisit neurologis
fokal disertai gangguan kognitif ,perilaku dan
kepribadian.
 Mempunyai potensi untuk dicegah,disembuhkan atau
dihambat progresifitasnya.
Patofisiologi VaD

Faktor HOST
Infark
otak
Usia,
pendidikan,
genetik
Etiologi vaskuler
 Gangguan
serebrovaskuler Lesi
 Faktor risiko Substansia Gangguan kognisi
alba demensia
vaskuler
Patologi Alzheimer

Atrofi otak

Erkinjuntti, 1999
Klasifikasi patofisiologi VaD

 Large vessel dementia


 Small vessel dementia
 Hypoperfusive, hypoxic – ischemic dementia
 Venous infarcts dementia
 Hemorrhagic dementia

Brown A, Gustaf SML, 1988


Mixed type Dementia

AD VaD
Mixed
Mixed

Autopsy :
 78 % elderly patient  CVD
 80% demented patient  CVD
AD with vascular
risk factor
AD with vascular
lesions
VaD and AD
pathology
Kriteria Diagnosa VaD
PROBABLE VaD
Harus ditemukan:
 Tanda dan gejala demensia
 Bukti penyakit serebrovaskuler (CVD):
– defisit neurologik fokal yang konsisten dengan stroke
– Konfirmasi dengan CT sken atau MRI
 Awitan demensia 3 bulan pasca stroke
 Perburukan fungsi kognisi mendadak atau berfluktuasi,
defisit kognisi yang progresif dan bersifat stepwise.
Kriteria Diagnosa VaD
Gambaran klinis yang konsisten dengan probable VaD:
 Gangguan berjalan marche a petits-pas, magnetic,
apraxic-ataxic atau parkinsonian gait
 Sering jatuh tanpa sebab
 Gangguan berkemih “urgensi”
 Perubahan kepribadian dan suasana hati
Kriteria Diagnosa VaD

POSSIBLE VaD
 Demensia disertai defisit neurologi fokal, tetapi tanpa
konfirmasi pencitraan otak
 Atau tidak adanya hubungan waktu yang jelas antara
demensia dan stroke
 Atau awitan penyakit tidak jelas dengan perjalanan klinis
yang bervariasi seperti plateau atau perbaikan dari defisit
kognitif
Kriteria Diagnosa VaD

DEFINITE VaD

1. Kriteria klinik ‘probable’ VaD


2. Konfirmasi histopatologi penyakit serebrovaskuler
3. Adanya ‘neurofibrillary tangles’ dan ‘neurotic plaques’
sesuai umur
4. Tidak ditemukan adanya gangguan klinik dan patologik
lainnya yang dapat menyebabkan demensia.
Domain kognisi yang diperiksa MMSE

Pertanyaan dibagi dalam 7 kategori:


 Orientasi waktu 5 poin
 Orientasi tempat 5 poin
 Registrasi 3 kata 3 poin
 Atensi dan kalkulasi 5 poin
 Recall 3 kata 3 poin
 Bahasa 8 poin
 Konstruksi Visual 1 poin
B. Clock Drawing Test (CDT)
 Tes yang sensitif dalam membedakan lansia normal dari
pasien demensia Alzheimer
 Sensitif menilai kemampuan visuospasial dan
kontruksional praksis
 Menilai kemampuan konsep waktu, angka dan hubungan
waktu dan angka
 Dapat membedakan kelainan konstruksional dan
konseptual

Am Geraitr Soc.1992;40:579-584
J Am Geraitr Soc. 1992;40:1095-1099.
CLINICALLY-RELEVANT
SYMPTOMS OF DEMENTIA

Alzheimer’s pathology Vascular pathology

Visuo- Attentional
constructional deficits
Memory
disabilities
impairments Executive
dysfunction
Language
problems Constructional
problems

Behavioural Fluctuating
problems consciousness
Tatalaksana pasien demensia

•Terdiri dari : Farmakologik


Non-farmakologik
•Bersifat individual, tergantung dari:
Jenis demensia
Stadium demensia
Sosioekonomi
Terapi farmakologi
 Terapi kausal : terapi terhadap faktor resiko

disease modifying factor

 Terapi simptomatik : perbaikan fungsi kognisi

memperlambat progresifitas

gangguan neuropsikiatri
Terapi kausal :
Sampai saat ini belum ada

Disease modifying factor:


NSAID
Antioksidan
Estrogen
Gingkobiloba
Neuroprotectan
Terapi simptomatik

– Acethylcholin esterase inhibitor dan


butirylcholin esterase inhibitor:
 Rivastigmin:Dosis titrasi 3-12 mg/hari.

– Acethylcholin esterase inhibitor:


 DonepezilHCl:Dosis 5-10 mg/hari.
 Galantamin :Dosis titrasi 8-16 mg/hari.
Terapi non farmakologik

Intervensi terhadap pasien :


• orientasi realitas:Menunjukan hal yang benar.
• stimulasi kognisi:Latih,ulang,perhatikan,asosiasikan.
• reminisance:Menggali ingatan masa lalu.
• olah raga:Gerak menyilang garis tengah.konsentrasi.
Terhadap caregiver:
• edukasi:Asuhan keperawatan yang tepat.
•Mempelajari tanda dan gejala gangguan penderita.
• konseling:Masalah perawatan,kebutuhan pribadi.
•Beri waktu istirahat yang cukup dan rekreasi.
Intervensi lingkungan :
• tata ruang:sederhana,aman,susunan tidak sering berubah.
• fasilitasi aktivitas:Disertakan dalam acara keluarga.
•terapi cahaya:Siang hari ditempat terang.

Penyediaan tempat perawatan khusus :


• day care
• nursing home
• respite center
TERAPI GANGGUAN PERILAKU
Farmakologis :

Depresi  anti depresan Gol SSRI


fluoxetine
paroxetine
fluroxamine
sertraline

Ansietas : ansiolitik

Agitasi : neuroleptik atipikal


risperidon, olanzepin,quetiapin
neuroleptik tipikal
haloperidol
Non Farmakologis

Ansietas / agitasi :
 lingkungan rumah yang tenang dan aman
 tanggapi pasien dengan sabar dan penuh kasih sayang
 aktivitas konstruktif untuk penyaluran agitasi
 hindari minuman berkafein (kopi, teh) pada sore dan malam
hari
Gangguan tidur :
 perbanyak aktifitas disiang hari
 hindari tidur siang
 pencahayaan yang tinggi disiang hari
 jadwal tidur harus tetap

Sun dawning
malam hari gelisah karena kesulitan orientasi

Wondering / keluyuran :
 lindungi dan sediakan pilihan untuk penyaluran energi
 keamanan : tanda pengenal
KESIMPULAN

 Deteksi dini demensia perlu dilakukan di pelayanan


primer sehingga dapat diberikan penatalaksanaan dini
untuk mencegah, menghambat progresivitas bahkan
menyembuhkan.

 Jika terdapat keraguan dapat dilakukan rujukan ke pusat


yang lebih lengkap.
Pemeriksaan Demensia

 Wawancara dengan pasien dan caregiver


 Pemeriksaan fisik umum
 Pemeriksaan neurologi umum
 Pemeriksaan neuropsikologi
 Pemeriksaan penunjang
Wawancara dilakukan terhadap penderita dan informan
( keluarga, caregiver)
Terdapat penurunan fungsi kognitif,perilaku dan
aktifitas harian dibandingkan dengan sebelumnya
Riwayat medik umum :
 Hipo / hiperthiroid
 Neoplasma
 Infeksi umum / kronik / AIDS
 Hipertensi
 Diabetes Mellitus
 Penyakit jantung

Dari guideline demensia vaskuler PERDOSSI


RIWAYAT NEUROLOGI :
 Riwayat Stroke, TIA
 Trauma kapitis
 Infeksi SSP
 Epilepsi
 Tumor atau hidrosefalus

GEJALA NEUROLOGI PENYERTA :


 Gangguan motorik
 Gangguan sensorik
 Gangguan berjalan dan koordinasi
 Nyeri kepala
Riwayat gangguan kognitif:

 awitan, evolusi dan derajat gangguan :

 gangguan memori

 gangguan orientasi ruang dan waktu

 gangguan wicara

 gangguan fungsi eksekutif

 gangguan kemampuan mengenal wajah orang

Perubahan perilaku

Gangguan pada aktifitas harian.


Riwayat gangguan psikiatrik :
 Depresi
 Psikosis
 Perubahan kepribadian, tingkah laku agresif, delusi,
halusinasi, paranoid

Perlu diketahui apakah ditemukan :


 Gangguan murni psikiatrik
 Demensia dengan gejala psikiatrik
Riwayat keracunan, gangguan nutrisi, obat-obatan :

 Intoksikasi logam berat  ensefalopati dengan


gangguan kognisi

 Intoksikasi dengan pestisida, lem, pupuk

 Alkoholism, malnutrisi, obat psikotropik, antikolinergik


Riwayat keluarga :

 Riwayat keluarga dengan demensia ( Penyakit

Alzheimer)

 Riwayat penyakit neurologis, misalnya Parkinsonism,

Down’s Syndrome
Pemeriksaan neuropsikologi & aktivitas
fungsional

 Mini mental state examination (MMSE)


 Clock drawing test (CDT)
 Activity of daily living (ADL)
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium rutin yang dikerjakan berupa :
1. Pemeriksaan darah lengkap untuk mendeteksi kelainan
sistemik dan blood dyscrasia
2. Urinalisis untuk infeksi saluran kemih dan diabetes
3. Elektrolit serum untuk mendeteksi gangguan elektrolit
4. Kalsium darah untuk mendeteksi hiperkalsemia, hipokalsemia
5. BUN untuk mendeteksi uremia
6. Fungsi hati untuk mendeteksi ensefalopati hepatik
7. Hormon tiroid untuk mendeteksi hipo/hipertiroidism
8. Kadar asam Folat dan Vitamin B 12 serum untuk mendeteksi
defisiensi
9. Absorpsi antibodi treponemal fluresen untuk mendeteksi
neurosifilis dan pemeriksaan HIV pada pasien resiko tinggi
hanya atas indikasi
Diagnostik pencitraan:

CT scan/ MRI sangat membantu dan harus dilakukan bila perjalanan

klinis demensia atipikal, awitan (onset) demensia dibawah 60 tahun,

ada kecurigaan meningitis, hidrosefalus, riwayat tumor/kanker, riwayat

pemakaian obat antikoagulan/ blood discrasia, stroke, lesi fokal,

riwayat inkontinensia urine, gangguan gait pada awal demensia atau

curiga hematom (trauma kapitis) sebagai penyebab demensia


PET (positron emission tomography) dan SPECT (single photon
emission computed tomography) dapat memperlihatkan
kelainan metabolik pasien Alzheimer di kedua kortek
temporoparietal namun pemeriksaan ini tidak spesifik dan tidak
dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin demensia.
Penelitian terahir dengan PET scan dan Voxel-Based
Morphometry (VBM) dapat mendiagnosa MCI maupun
demensia sebelum terlihat gejala maupun tanda klinisnya.
Pemeriksaan neuropsikologi dan
aktivitas fungsional
Pemeriksaan pilihan untuk demensia

 Tes kognisi singkat : MMSE, Clock Drawing Test,


Short Blessed Test, AMT
 Tes diagnostik : Clinical Dementia Rating (CDR), Global
Deterioration Scale (GDS), CAMDEX
 Tes Perilaku : GDS 15, NPI, Geriatric Depression Scale,
Cohen Mansfield Agitation Inventory
 Tes Fungsional: ADL / IADL, FAQ,DAD
MMSE

 Pemeriksaan penapisan yang memberikan


gambaran sepintas dan objektif tentang
fungsi kognisi
Bukan merupakan tes diagnostik.
 Dapat dilakukan dalam waktu yang singkat
 10-15 menit,
 Rentang skor 0-30
Titik potong MMSE

 24-30 Tidak ada gangguan kognisi


 17-23 Probable gangguan kognisi
 0-16 Definite gangguan kognsi
A. Mini mental state examination
(MMSE)

•“ Berguna dalam memperkirakan beratnya


gangguan kognisi secara kuantitatif”

•“…pemeriksaan serial dalam mendeteksi


perubahan kognisi”

Folstein MF dkk, 1975 J Psychiatr Res 1975;12:189-198.


PEMERIKSAAN STATUS MENTAL MINI (MMSE)
Sumber: POKDI FUNGSI LUHUR PUSAT (modifikasi FOLSTEIN)

Item Tes Nilai Nilai


mak.
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 ---
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar) 5 ---
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda ( Apel, Meja, Koin), tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 3 ---
untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan

ATENSI DAN KALKULASI


4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata “ 5 ---
WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 ---
BAHASA
6 Pasien disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukkan ( pensil, buku) 2 ---
7 Pasien disuruh mengulang kata-kata:” namun”, “ tanpa”, “ bila” 1 ---
8 Pasien disuruh melakukan perintah: “ Ambil kertas ini dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”. 3 ---
9 Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah “Pejamkanlah mata anda” 1 ---
10 Pasien disuruh menulis dengan spontan 1 ---
11 Pasien disuruh menggambar bentuk di bawah ini 1 ---
Total 30 ---
Skor: Nilai: 24 -30: normal Nilai: 17-23 : probable gangguan kognitif Nilai: 0-16:definite gangguan kognitif
PEJAMKAN MATA ANDA
Kelebihan MMSE
 Paling banyak dipakai saat ini
 Konsistensi interna: baik
 Test-retest reliability: baik
 Validitas: sensitivitas & specifisitas tinggi
 Berkolerasi baik dengan Clock Drawing Test (CDT)

Kekurangan MMSE
Dipengaruhi oleh: umur, pendidikan dan budaya
Tidak dapat menilai gangguan emosi,kepribadian maupun
psikiatrik
Instruksi
 Letakan sehelai kertas dan sebuah pensil
(tanpa penghapus) di hadapan pasien .
 Katakan, “ Gambarkan sebuah jam dinding
bulat berikut angka-angkanya dalam posisi
yang benar”
 Setelah selesai digambar, katakan
“Gambarlah jarum jam yang menunjukkan
pukul sebelas lewat sepuluh menit”
Penilaian Metode 4-Poin
(Nolan KA, Mohs RC, 1994)

Menggambar lingkaran Skor 1 poin


tertutup
Meletakkan angka2 Skor 1 poin
secara tepat
Kedua belas angka Skor 1 poin
lengkap
Jarum jam dalam posisi Skor 1 poin
yang tepat
Gangguan konstruksional vs.
konseptual

Jika pasien tidak dapat menggambar jam,


berikan kepadanya gambar jam dinding bulat
dengan jarum jam menunjukkan pukul 11.10,
suruh dia baca dan kemudian menggambar
Interpretasi CDT

 Identifikasi adanya unilateral neglect atau hemianopsi jika


kedua jarum jam berada pada belahan waktu yang
berbeda ,lengkung jam hanya pada satu sisi.
 Cut-off score bersifat subjektif dan tidak mutlak
 Penelitian dr Yani (Bandung 2006) : skor < 3 indikasi
adanya gangguan kognisi
 Skor yang rendah  indikasi perlunya evaluasi kognisi
lebih lanjut
Correlation between ADL and MMSE

An integrated approach to the management of AD. Eur J Neurol.5 (suppl 4). S9-17
Clock Drawing Test dan MMSE
Activity of daily living
(ADL)
 Wawancara terhadap keluarga pasien
 Menilai kemampuan pasien melakukan aktivitas
keseharian
 Yang dinilai adalah kemampuan kognisi dalam
melakukan aktivitas bukan karena kecacatan fisik
terutama pada pasien paska stroke
Activity of Daily Living (ADL)

No Aktivitas Ketergantungan
0 1 2
1 Makan 0 1 2
2 Mengenakan dan melepaskan pakaian 0 1 2
3 Menyisir rambut dan bercukur 0 1 2
4 Berjalan 0 1 2
5 Turun dan naik ke tempat tidur 0 1 2
6 Mandi 0 1 2
7 Ke kamar mandi (toileting) 0 1 2
8 Membutuhkan bantuan untuk belanja, mandi, pekerjaan rumah 0 1 2
dan/atau pergi keluar
9 Inkontinensia skor 0: bila tidak pernah, skor 1 bila: 1-2x/minggu, 0 1 2
skor 2 bila > 3 minggu
Total skor ADL
Nilai ketergantungan pada bantuan:
0: tidak perlu/ mandiri
1: sedikit membutuhkan bantuan
2: banyak membutuhkan bantuan / ketergantungan penuh
Sumber: Katz S, Akpom CA. Index of Independence in ADL. MedCare 1976;14:116-18
Skala Depresi Geriatrik 15
 Untuk menilai adanya depresi pada
pasien,baik depresi berdiri sendiri atau
sebagai bagain dari demensia
 Adanya depresi dapat mempengaruhi
performa tes kognisi
SKALA DEPRESI GERIATRIK 15 (Yesavage)
Pilihlah jawaban yang paling tepat, yang sesuai dengan perasaaan anda dalam satu minggu terakhir.

1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ? Ya TIDAK


2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
minat atau kesenangan anda? YA Tidak
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? YA Tidak
4. Apakah anda sering merasa bosan? YA Tidak
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? Ya TIDAK
6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi
pada anda? YA Tidak
• Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda? Ya TIDAK
• Apakah anda sering merasa tidak berdaya YA Tidak
• Apakah anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar
dan mengerjakan sesuatu yang baru? YA idak
3. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah
dengan daya ingat anda dibanding kebanyakan orang? YA Tidak

• Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan Ya TIDAK
• Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda
saat ini? YA Tidak
3. Apakah anda merasa anda penuh semangat? Ya TIDAK
4. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan YA Tidak
5. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari
pada anda? YA Tidak

Skor: Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan huruf besar
 Setiap jawaban bercetak tebal dan berhuruf besar mempunyai nilai 1
 Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depres
Penatalaksanaan demensia
AD: Effects of rivastigmine on cognitive
at 5 years

Small J, 2005
VaD: Effects of rivastigmine on executive
function at 22 months

Improvement
-10 Rivastigmine 6 mg/day *
-8 Controls
Change in RSS score
vs baseline over time

-6
-4
-2
0
2
4
1 3 8 12 16 22
Months Deterioration

* p < 0.01 vs controls and p < 0.05 vs baseline


Moretti. J Neurol Sci, 2004
Aspek medikolegal
Terutama pada pasien demensia berat

Dimana terdapat gangguan fungsi kognisi berat :

tak dapat mengatur keuangan dan masalah hukum

perwalian terbatas atau penuh


 Pada deteksi dini perlu dilakukan :
- wawancara terhadap pasien dan caregivernya
mengenai adanya tanda atau keluhan gangguan
kognitif, riwayat penyakit umum dan neurologis yang
dapat menjadi faktor resiko demensia.

- pemeriksaan umum, neurologis berguna untuk


menentukan etiologi demensia dan pemeriksaan
neuropsikologis dilakukan sebagai penapisan dan
konfirmasi diagnosa demensia.
Definisi Demensia

Kumpulan gejala klinik dengan ciri :


 Gangguan memori terutama memori jangka pendek
disertai
satu atau lebih gangguan kognitif lain :
 Gangguan bahasa / komunikasi
 Gangguan berfikir abstrak
 Gangguan orientasi
 Gangguan praksis
 Gangguan Neuropsikologi:
 emosi labil, agitasi,depresi, menarik diri, apatis
 Gangguan aktifitas harian dan fungsi sosial.
 Tidak dapat mengambil keputusan yang tepat.
 Kesulitan dalam melakukan kegiatan harian.
 Perlu pertolongan dalam melakukan perawatan diri

Anda mungkin juga menyukai