Anda di halaman 1dari 11

Makalah

HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN POLITIK (NEGARA)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Agama

Yang dibimbing oleh

Prof. Dr. Ahidul Asror, M. Si

Dr. H. Sukarno, M.Si.

Disusun oleh:

Mohammad Mahdi Khered 204206080002

Umi Latifatun Nihayah 203206080011

PASCASARJANA

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER


MEI 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penyusun panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada penyusun, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan Sosiologi Agama “Hubungan Antara Agama dan
Politik (Negara)” dengan baik.

Dalam penulisan makalah ini penyusun berterima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ahidul Asror, M. Si dan Dr. H. Sukarno, M.Si. selaku dosen
pengampu mata kuliah Sosiologi Agama
2. Kepada teman-teman program study Studi Islam yang telah membantu
dalam hal sarana prasarana juga dukungan motifasi dalam menyelesaikan
tugas ini.

Penyusun menyadari dalam setiap penulisan tiada kata sempurna, penyusun


mohon kritik dan saran dalam hasil karya ini agar penyusun dapat lebih baik lagi
menulis karya ilmiah kedepannnnya.

Jember, 18 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

A. BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... 1


a. Latar Belakang ...................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
c. Tujuan Penelitian .................................................................................. 1
B. BAB II : PEMBAHASAN........................................................................... 2
a. Pengertian Politik Menurut Islam .............................................................. 2
b. Hubungan Anatara Agama dan Politik (Negara) ....................................... 3
c. Hubungan Agama dan Politik: Pemikiran Hasan Al-Banna...................... 4
C. BAB III : PENUTUP ................................................................................... 7

Kesimpulan .................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Politik menurut Aristoteles merupakan master of science, bahwa politik
kunci utama dalam memahami lingkungan dan baginya politik yang mengatur
apa yang seharusnya. Sedangkan agama merupakan sebuah sistem
kepercayaan dan sarana yang membawa ke arah kebahagiaan, yang secara
normative mengajarkan keharmonisan dan juga kasih sayang.1
Dengan hal ini agama dan politik mempunyai peran penting antara satu
sama lain. Dimana agama dalam perannya mengkontruksi dan memberikan
kerangka nilai dan norma dalam membangun sturktur negara dan
mendisplinkan masyarakat. Sedangkan politik dalam menggunakan peran
agama untuk mendogmatik agar warga negara mematuhi negara. Dari
hubungan timbal balik tersebut yang menimbulkan hubungan saling
mendominasi antara agama dan politik.2
Dari sini penyusun akan membahas lebih lanjut mengenai hubungan
agama dan politik (negara), agar lebih memahamkan.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pengertian Politik Menurut Islam?
b. Bagaimana Hubungan Anatara Agama dan Politik (Negara)?
c. Bagaimana Hubungan Agama dan Politik: Pemikiran Hasan Al-Banna?
C. Tujuan Masalah
a. Untuk Pengertian Politik Menurut Islam
b. Untuk mendeskripsikan Hubungan Anatara Agama dan Politik (Negara)
c. Untuk mendeskripsikan Hubungan Agama dan Politik: Pemikiran Hasan
Al-Banna

1
Desniati Harahap, Analisis Hubungan Antara Agama dan Politik, Ikatan Mahasiswa Tapanuli
Selatan, Yogyakarta 2014, Hal 2-3.
2
Ajat Sudrajat, Agama dan Perilaku Politik, prodi ilmu sejarah FISE UNY, hal 1.
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Politik Menurut Islam


Sebelum membahas pengertian politik dalam perspektif Islam, terlebih
dahulu ketahui pengertian politik pada umumnya menurut Asad, politik
adalah menghimpun kekuatan, meningkatkan kualitas dan kuantitas kekuatan,
mengawasi dan mengendalikan kekuatan, dan menggunakan kekuatan, untuk
mencapai tujuan kekuasan dalam negara dan institusi lainnya.
Selanjutnya pembahasan mengenai pengertian politik islam secara istilah
adalah pengurusan kemaslahatan umat manusia sesuai dengan syara’,
menurut Ibn A’qil pengertian siyasah adalah segala perbuatan yang
membawa manusia lebih dekat kepada kemaslahatan dan lebih jauh dari
kemafsadatan, sekalipun rasulullah saw tidak menetapkan dan (bahkan) Allah
swt tidak menentukannya.
Pandangan politik menurut syara’, kenyataannya akan ada hubungannya
dengan masalah mengatur urusan rakyat baik oleh negara maupun rakyat,
sehigga definisi dasarnya adalah netral. Hanya saja setiap orang mempunyai
pandangan tersendiri tentang aturan dan hukum mengatur sistem pilitik
mereka. Dalil berpolitik dalam islam Rasulullah saw sendiri menggunakan
kata politik (siyasah) sabdanya: “ Adalah Bani Israil, mereka diurusi
(siyasah) urusannya oleh para nabi (tasuhumul anbiya).
Setelah wafatnya Nabi, tidak akan ada nabi setelahku meskipun ada nabi
yang datang ingin mengantinya, karena bukan lagi nabi akan tetapi akan ada
banyak para khalifah setelahku.3
Pandangan Cendekiawan dan Ulama mengenai politik bahwa wajib
diketahui bahwa mengurusi dan melayani kepentingan manusia merupakan
kewajiban terbesar agama dimana agama dan dunia tidak bisa tegak tanpanya.

3
Atnawi, Relasi Agama dan Politik (kajian relasi islam dan politik dalam berbagai dimensi),
Februari 2018. Vol. 5. No. 1, Hal 25-26.
3

Penjelasan Fitzgerald bahwa Islam bukan semata-mata agama, namun juga


merupakan sebuah sistem politik. Meskipun dekade-dekade terakhir ada
beberapa kalangan dari umat Islam yang mengklaim sebagai kalangan
modernis, yang berusaha memisahkan kedua sisi itu, namun seluruh gugusan
pemikiran islam dibangun di atas pundamen bahwa kedua sisi itu saling
bergandengan selaras dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
B. Hubungan Agama dan Politik
Bukanlah hal yang aneh ketika Agama terseret ke dalam politik,4 karena
dalam kehidupan politik juga memerlukan landasan nilai-nila agama. Konsep
seperti ini merupakan hal yang berbeda dengan negara Barat dimana Agama
dan politik dipisahkan, yang bertujuan agar pemimpin agama tidak terlibat
dalam politik praktis.
Akan tetapi dalam masyarakat Islam tidak dapat dipisahkan oleh negara
atau politik. Dalam sejarah telah membuktikan bahwa agama memberi
pengaruh ke dalam politik. Ada dua alasan terkait hal ini bisa terjadi:
Pertama, karena secara kuantitas mayoritas di Indonesia merupakan umat
islam. Kedua, dalam pemikiran umat Islam bahwa agama dan politik tidak
bisa dipisahkan. Termasuk pandangan dari Deliar Noer bahwa Islam
mempunyai konsep negara dan Islam dengan politik yang tidak dapat
dipisahkan. Menurutnya, sebagai sebuah konsep negara Islam dilandasi oleh:
a. Al-Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai pegangan hidup bernegara
b. Hukum harus dijalankan
c. Prinsip syura’ (musyawarah) dijalankan
d. Kebebasan diberikan tempat
e. Toleransi antar agama5

Tingginya korelasi agama dan politik bisa dipahami dengan tiga cara yaitu:

4
Asep Nurjaman, Clevage Agama di Tingkat Lokak, Indonesia: Identifikasi Partai Tanpa Komitmen
Electoral, Jurnal Sospol, Vol 3 No 2 (Juli-Desember 2017), Hal 43-65.
5
Neneng Yani Yuningsih, Pola Interaksi (Hubungan Antara Agama, Politik dan Negara
(Pemerintahan) Dalam Kajian Pemikiran Politik (Islam), Hal 12
4

a. Agama adalah politik, atau bisa dibilang produk politik, karena dalam
berbagai fakta sejarah agama memang menunjukkan bahwa kelahiran
agama (terutama agama ibrahim) adalah kritik perlawanan,
pemberontakan, dan pembebasann dari hegemoni dan sisitem politik
rezim penguasa. Sehingga agama menjadi kumpulan daya kohesif
yang mengikat umat melakukan perlawanan.
b. Agama merupakan struktur penyelamat yang mengahasilkan agen
penyelamat. Agama berkaitan dengan usaha-usaha yang dilakukan
manusia sebagai tolak ukur dalamnya makna dan keselamatan diri,
keluarga dan keselamatan alam semesta. Karena agama bisa dijadikan
sebagai khayalan untuk membangkitkan kebahagian, melarikan rasa
takut bahkan agama bisa dijadikan dalam membenarkan kekejaman
pada orang lain. Sehingga dari gagasan penyelamatan yang demikian
sentral dalam setiap agama.
c. Agama merupakan sebagai alat analisis sekaligus jawaban dalam
persoalan dunia. Ia adalah sumber pembaharu-pembaharu yang
kreatif. Karena paradigma inilah, kita bisa melihat jejak rekam para
nabi yang ditempatkan sebagai tempat bertanya sekligus tempat
menjelaskan poblem umat.6
C. Hubungan Agama dan Politik: Pemikiran Hasan Al-Banna
Hasan Al-Banna biasa disebut sebagai neo-salafie dengan tiga
pandangan dasar dalam pemikirannya yaitu: pertama, islam merupakan
sebuah sistem komprehensif yang mampu berkembang sendiri. Kedua,
islam merupakan dari dua sumber fundamental yaitu al-Qur’an dan Hadits.
Ketiga, islam merupakan berlaku sebagai segala waktu dan tempat.
Dalam pemikirannya mengenai politik, ada tiga pandangan terkait
dengan politik menurutnya pertama, reformasi sosial dengan asa akidah.
Kedua, tidak adanya pemisahan antara agama dan negara. Ketiga, syariat
Islam sebagai undang-undang tertinggi dalam pemerintahan Islam.

6
Asep Nurjaman, Clevage Agama di Tingkat Lokak, Indonesia: Identifikasi Partai Tanpa Komitmen
Electoral, Jurnal Sospol, Vol 3 No 2 (Juli-Desember 2017), Hal 43-65.
5

Ada dua tujuan umum yang berkaitan dengan politik yaitu: a).
Membebaskan negara Islam dari penguasa asing. b). Mendirikan negara
Islam yang bebas melaksanakan hukum Islam, menerapkan sistem sosial
masyarakat dan menyampaikan prinsip dan dakwahnya kepada seluruh
manusia.
Politik adalah ilmu tentang pemerintahan atau ilmu siyasah, yaitu
ilmu tata negara. Pengertian dan konsep politik atau siyasah sangatlah
berbeda antara Islam dan orang-orang yang bukan Islam. Politik dalam
Islam lebih menjurus kepada kegiatan umat dengan melakukan usaha
mendukung dan melaksanakan syari’at Allah melalui sistem kenegaraan
dan pemerintahan. Ia merupakan sistem peradaban yang lengkap yang
mencakup agama dan negara secara bersamaan. Sejak IM (Ikhwatul
Muslimin) didirikan oleh Al-Banna kondisi yang hadapi oleh Mesir dan
dunia Barat banyak dipengaruhi dalam lingkungan pemikiran Barat. Para
tokoh sekuler membatasi aktivitas agama sebatas dinding masjid dan
menjadi urusan pribadi padahal pada dasarnya Islam merupakan sistem
yang sempurna.
Kesuksesan dakwah yang dilakukan Rasulullah saw merupakan
suatu implementasi strategi politik yang beliau rancang, yang kita bisa
lihat ketika Rasulullah saw dan para sahabat hijrah ke Madinah, beliau
tidak lari dari intimidasi rezim kafir Quraisy, akan tetapi beliau justru
melakukan strategi konsolidasi politik yakni dengan memulai membangun
kekuatan politik internal hingga mengadakan koalisi politik dengan kaum
Yahudi dan Nasrani dengan membuat perjanjian Piagam Madinah.
Pendapat beliau bahwa politik merupakan hal yang memikirkan tentang
persoalan-persoalan internal maupun eksternal umat.7
Politik sisi internal yang dimaksud ialah mengatur roda
pemerintahan, menjalankan tugas-tugasnya, merinci hak-hak dan
kewajiban-kewajibannya, melakukan pengawasan terhadap penguasa yang

7
Ridwan, Hubungan Islam dan politik di Indonesia perspektif Pemikiran Hasan Al-Banna, Volume
12, Nomor 2, Juli-Desember 2017, Hal 228-229.
6

ketika mereka melakukan kesalahan dikritik dan dipatuhi ketika mereka


melakukan kebaikan serta meluruskan ketika mereka menyimpang.
Sedangakn yang dimaksuk politik dari sisi ekternalnya adalah menjaga
kebebasan dan kemerdekaan bangsa, menanamkan rasa kepercayaan diri,
kewibawaan, dan meniti jalan sasaran-sasaran yang mulia, demgan cara
itulah bangsa akan menjaga menjaga diri dan kedudukan tinggi dikalangan
bangsa-bangsa lain, serta membebaskan dari penindasan dan intervensi
pihak lain dalam urusan-urusannya dengan menetapkan pola interaksi
bilateral maupun multilateral yang menjamin hak-haknya serta
mengarahkan semua negara menuju perdamaian internasional yang
peraturan ini bisa mereka sebut hukum internasional.8

8
Ridwan, Hubungan Islam dan politik di Indonesia perspektif Pemikiran Hasan Al-Banna, Volume
12, Nomor 2, Juli-Desember 2017, Hal 229-230.
7

BAB III

PENUTUP

pengertian politik pada umumnya menurut Asad, politik adalah


menghimpun kekuatan, meningkatkan kualitas dan kuantitas kekuatan,
mengawasi dan mengendalikan kekuatan, dan menggunakan kekuatan, untuk
mencapai tujuan kekuasan dalam negara dan institusi lainnya. pengertian
politik islam secara istilah adalah pengurusan kemaslahatan umat manusia
sesuai dengan syara’, menurut Ibn A’qil pengertian siyasah adalah segala
perbuatan yang membawa manusia lebih dekat kepada kemaslahatan dan
lebih jauh dari kemafsadatan, sekalipun rasulullah saw tidak menetapkan dan
(bahkan) Allah swt tidak menentukannya.
masyarakat Islam tidak dapat dipisahkan oleh negara atau politik. Dalam
sejarah telah membuktikan bahwa agama memberi pengaruh ke dalam politik.
Ada dua alasan terkait hal ini bisa terjadi: Pertama, karena secara kuantitas
mayoritas di Indonesia merupakan umat islam. Kedua, dalam pemikiran
umat Islam bahwa agama dan politik tidak bisa dipisahkan.
Menurut Hasan Al-Banna dalam pemikirannya mengenai politik, ada tiga
pandangan terkait dengan politik menurutnya pertama, reformasi sosial
dengan asa akidah. Kedua, tidak adanya pemisahan antara agama dan negara.
Ketiga, syariat Islam sebagai undang-undang tertinggi dalam pemerintahan
Islam. Ada dua tujuan umum yang berkaitan dengan politik yaitu: a).
Membebaskan negara Islam dari penguasa asing. b). Mendirikan negara Islam
yang bebas melaksanakan hukum Islam, menerapkan sistem sosial
masyarakat dan menyampaikan prinsip dan dakwahnya kepada seluruh
manusia.
8

DAFTAR PUSTAKA

Atnawi. 2018. .Relasi Agama dan Politik (kajian relasi islam dan politik dalam
berbagai dimensi). Februari Vol. 5. No. 1.

Harahap, Desniati. 2014. Analisis Hubungan Antara Agama dan Politik. Ikatan
Mahasiswa Tapanuli Selatan. Yogyakarta.
Sudrajat, Ajat. Agama dan Perilaku Politik. prodi ilmu sejarah FISE UNY.
Nurjaman, Asep. 2017. Clevage Agama di Tingkat Lokak, Indonesia: Identifikasi
Partai Tanpa Komitmen Electoral. Jurnal Sospol, Vol 3 No 2 (Juli-
Desember).

Yuningsih, Neneng Yani. Pola Interaksi (Hubungan Antara Agam., Politik dan
Negara (Pemerintahan) Dalam Kajian Pemikiran Politik (Islam).

Ridwan. 2017. Hubungan Islam dan politik di Indonesia perspektif Pemikiran


Hasan Al-Banna. Volume 12, Nomor 2, Juli-Desember.

Anda mungkin juga menyukai