Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kegiatan perdagangan dan bisnis merupakan salah satu bentuk aktivitas yang sangat
penting dalam sektor perekonomian, khususnya pada perekonomian pada suatu kota,
semakin baik dan tingginya kegiatan perdagangan dan bisnis suatu kota akan membuat
perputaran dan peningkatan ekonomi yang pada akhirnya juga memberi dampak yang positif
bagi perkembangan suatu kota. Sering kali pada kegiatan perekonomian suatu daerah para
pengusaha baik pihak swasta maupun pihak pemerintah melakukan investasi dalam berbagai
bentuk, investasi dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan perputaran ekonomi suatu
daerah dan untuk mendapatkan manfaat di masa yang akan datang.

Lokasi juga merupakan sebuah bentuk investasi yang sangat penting dan bernilai bagi
semua pihak pada masa kini, bukan hanya untuk kalangan masyarakat maupun pihak swasta,
sebuah lokasi juga sangat penting bagi pemerintah hal ini dikarenakan suatu lokasi menjadi
komponen penting yang sangat berpengaruh besar bagi pergerakan aktivitas suatu daerah
yang terjadi setiap harinya.

Menurut Hestin Mulyandari dalam bukunya Pengantar Arsitektur Kota menjelaskan ada tiga
buah elemen penting dalam penataan arsitektur kota yang saling berhubungan yakni Lokasi,
Kegiatan dan Infrastruktur, lokasi sendiri merupakan bagian terpenting dari sebuhah
kota,fasilitas perdagangna dan perkantoran yang berskala besar cenderung berada di sekitar
pusat kota sedangkan fasilitas-fasilitas perdagangan dan perkantoran berskala kecil
cenderung berda di tepian pusat kota. Di dalam kota juga ditemui beberapa perumahan
merwah namun ditepia kota juga terdapat vila-vila yang tak kalah mewah. Pabrik-pabrik
industri menempati lokasi tepi kota karena masalah pencemaran, sedangkan kantor
perusahaannya tetap ada yang ditempatkan di pusat kota untuk mempermudah aspek
perdagangan . semakin ke tepi kota dapat ditemui area tegalan dan semakin menjauhi kota
dapat ditemui penggunaan untuk area perkebunan dan persawahan lebih jauh lagi dari tepi
kota dapat dijumpai area alami yang berupa begetasi yang masih alami atau berupa hutan
(Mulyandari, 2010)

1
Setiap lokasi memiliki perbedaan dan keunikanya masing-masing, Untuk lokasi yang
memiliki kelebihan dan keunggulan tidak memiliki oleh daerah lain dan dirasa potensial
sering diberikan lebel sebagai sebuah lokasi strategis, lebel strategis ini didasarkan oleh
berbagai aspek, umumnya pemberian label dan klasifikasi strategis pada suatu lokasi merujuk
pada potensi yang paling diunggulkan lokasi tersebut, seperti Lokasi atau Kawasan Strategis
Pariwisata yang unggul pada bidang pariwisata, Lokasi strategis Bisnis dan perdagangan
dimana memiliki keunggulan pada bidang Bisnis dan perdagangan maupun berbagai bentuk
klasifikasi lokasi strategis pada bidang lainya.

Kawasan Segitiga Oeba merupakan salah satu dikota Kupang yang dirasa Memiliki
potensi yang besar untuk dijadikan sebagai suatu Lokasi Strategis dalam hal bisnis dan
perdagangan, hal ini dapat terlihat letak dari lokasi segitiga Oeba yang berada pada kelurahan
Fatubesi dan kelurahan Oeba dan diapit oleh tiga buah ruas jalan negara yang digunakan
sebagai jalan arteri yakni jalan Ahmad Yanni, Jalan Timor Raya, Jalan Sumatera, tiga buah
jalan ini yang berada pada lokasi Segitiga Oeba ini memiliki kepadatan aktivitas yang tinggi
dimana dapat terlihat pada jam sibuk (Rush Hours) sering terjadi kemacetan pada sekitar
lokasi ini.

Kawasan segitiga Oeba ini juga tetapkan menjadi salah satu kawasan strategis ekonomi
oleh pemerintah kota Kupang hal ini di atur dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota
Kupang 2011-2031 (BAPPEDA, 2012) kawasan strategis yang penetapanya berdasarkan
aspek ekonomi terutama di lihat dari adanya aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang
memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh dan merupakan sektor unggulan yang dapat
menggerakan pertumbuhan ekonomi kota.

Terdapat lima kawasan strategis ekonomi berada di Kota Kupang, meliputi :

a. Kawasan strategis Pusat Kota Lama (Kawasan Reklamasi) di Kelurahan Lai Lai
Besi Kopan, Kelurahan Bonipoi, Kelurahan Solor, Kelurahan Pasir Panjang,
Kelurahan Kelapa Lima, Kelurahan Oesapa Barat, Kelurahan Oesapa, Kelurahan
Lasiana, Kelurahan Fatubesi, dan Kelurahan Tode Kisar;
b. Kawasan strategis Pantai Pasir Panjang dan Pantai Kelapa Limadi Kelurahan Pasir
Panjang dan Kelurahan Kelapa Lima;
c. Kawasan strategis Wisata Tanjung Bululutung di Kelurahan Alak, Penkase Oeleta;
d. Kawasan strategis Industri dan Pergudangan Alak di Kelurahan Alak;

2
e. Kawasan strategis Pantai Oesapa dan Pantai Lasiana di Kelurahan Oesapa Barat,
Kelurahan Oesapa dan Kelurahan Lasiana.
f. Kawasan Strategis Minapolitan di Kelurahan Namosain dan Alak
g. Kawasan Strategis Pelabuhan Tenau di Kelurahan Alak

Kawasan ini juga menjadi sangat sangat strategis dikarenakan berdekatan dengan
berbagai pusat-pusat pelayanan jasa, pusat pendidikan, kawasan pusat perdagangan ada kota
lama, dan juga pasar tradisional Oeba sehingga membuat kawasan ini memiliki nilai guna
lahan yang tinggi. Kawasan Segitiga Oeba ini pada mulanya merupakan sebuah kawasan
dengan fungi hunian namun seiring perkembangan kota khususnya pada sektor informal
perdagangan dan jasa memaksa terjadinya alih fungsi dari fungsi hunian perlahan menjadi
kawasan dengan fungsi Perdagangan dan Jasa hal ini dapat terlihat dari banyaknya rumah tua
yang dimiliki oleh masyarakat secara perlahan dan pasti telah berubah menjadi area
pertokoan pada area tersebut.

Hal ini menunjukan terjadinya pertumbuhan pada segi ekonomi yang terjadi pada
kawasan tersebut, akan tetapi pertumbuhan fisik yang terjadi pada area tersebut terjadi begitu
cepat dan tumbuh dengan sendirinya tanpa adanya arahan yang jelas membuat kawasan
tersebut terkesan tidak tertata dan jurtru tampak kumuh, dimana bangunan pertokoan dan
lapak-lapak jualan yang berdiri tanpa adanya tata masa bangunan yang baik, bangunan
permukiman warga yang berada pada lokasi khususnya pada area yang berada pada pinggir
jalan juga menambah kesan kumuh pada kawasan segitiga Oeba ini, buruknya penataan
kawasan pada area ini juga menjadi salah satu faktor yang menjadikan sumber kemacetan
dimana tidak terencananya sistem sirkulasi dan parkir secara matang ditambah dengan
buruknya sarana dan prasarana berupa jalur pedestrian bagi pejalan kaki juga sangat minim
baik dari segi kualitas maupun kuantitas membuat kawasan segitiga Oeba yang seharusnya
memiliki nilai jual dan nilai guna lahan yang tinggi justru tidak dapat memanfaatkan potensi
dari lokasi ini sehingga pemanfaatan lahan yang sangat strategis tidak dapat dilakukan secara
optimal.Selain pada penataan kawasan secara fisik yang tidak ditata tapi juga ada beberapa
faktor yang membuat tidak maksimalnya potensi pada kawasan ini yakni penggunaan fungsi
tunggal kawasan (mono use) sebagai pertokoan pada jam-jam tertentu saja membuat aktivitas
pada malam hari menjadi mati.

3
Melihat berbagai masalah yang terjadi pada lokasi segitiga Oeba saat ini, ditakutkan
adalah kawasan ini yang belum tumbuh secara utuh dan tidak adanya penataan yang baik
sejak dini sehingga membuat ketidaksiapan kawasan ini menjadi kawasan bisnis dan
perdagangan justru akan menambah dan memperparah berbagai masalah yang ada pada
lokasi pada masa yang akan datang, maka dari itu dirasa perlu melakukan revitalisasi
kawasan ini dengan melakukan perencanaan dan penataan kawasan segitiga Oeba secara
mendalam agar dapat menjadi sebuah arahan yang dalam pengembangan kawasan sehingga
menjadi sebuah kawasan dengan fungsi campuran (mixed use) dengan penekanan utama pada
fungsi perdagangan dan bisnis yang tertata, berkelanjutan dan berkualitas dengan
pemanfaatan ruang secara tepat guna, efektif agar potensi lokasi dapat dioptimalkan yang
pada akhirnya dapat menambah dan meningkatkan vitalitas ekonomi dan kehidupan
masyarakat yang ada di sekitar area segitiga Oeba itu sendiri.

1.2. PERMASALAHAN

1.2.1. Identifikasi Masalah


Dari pemaparan pada latar belakang tersebut dapat ditarik masalah yang terjadi dan
dihadapi pada kawasan Segitiga Oeba :

 Terjadi perubahahan dan alih fungsi kawasan dari kawasan permukiman menjadi
kawasan perdagangan dan bisnis pada kawasan segitiga Oeba.
 Sering terjadi kemacetan pada lokasi segitiga Oeba pada jam puncak.
 Pertumbuhan kawasan terjadi cepat tanpa panduan dan arahan pada pembangunan
sehingga memberikan kesan kumuh pada lokasi.
 Penataan kawasan segitiga Oeba yang tidak direncakan secara tepat sehingga
pengembangan tidak tertata secara baik.
 Pola sirkulasi kendaraan pada kawasan yang tidak terencana sehingga sering
menimbulkan kemacetan .
 Kurangya sarana dan Prasaran khususnya bagi para pejalan kaki dimana tidak adanya
fasilitas penunjang dan sempitnya jalur pedestrian dengan kondisi yang
memprihatinkan.
 Kurangnya kualitas maupun kuantitas area Parkir di kawasan segitiga Oeba ini
sehinggan mengambil area bahu jalan sebagai area parkir yang berdampak pada
timbulnya kemacetan.
 Minimnya Area ruang terbuka pada kawasan segitiga Oeba saat ini saat ini.

4
 lokasi yang strategis tidak dimanfaatkan secara optimal sehingga nilai guna lahan
yang tidak seimbang dengan hasil guna lahan.

1.2.2. Rumusan Masalah


Bagaimana mampu mendayagunakan segala potensi yang ada secara tepat untuk
menciptakan kawasan segitga Oeba yang baik dalam dari segi sarana prasarana
maupun pola penataan sirkulai sehingga mampu mendukung fungsinya sebagai pusat
kawasan bisnis dan pergadangan baru dengan memperhitungkan dan kebutuhan
dimasa yang akan dating.

1.3. TUJUAN DAN SASARAN

1.3.1. Tujuan
Menciptakan sebuah kawasan yang terencana, tertata, berkelanjutan, berkualitas
dengan pemanfaatan ruang secara tepat guna dan efektif agar dapat mengatasi
berbagai masalah yang ada pada kawasan ini sehingga mampu mengoptimalkan
potensi dari kawasan segitiga Oeba sebagai sebuah kawasan perdagangan dan bisnis.

1.3.2. Sasaran
 Terciptanya kawasan bisnis perdagangandan kawasan dengan fungsi hunian yang
saling mendukung dan berkaitan satu sama lain dengan mengacu pada teori elemen
pendukung kota dari Hamid Sirvani.
 Terciptanya suatu konsep penataan masa bangunan,pola parkiran, area PKL dan jalur
pedestrian dan fasilitas pendukung lainya agar meningkatkan fungsi kawasan ini
menjadi kawasan perdagangan dan bisnis yang optimal.
 Terciptanya suatu penataan kawasan dengan memperhitungkan peningkatan
kebutuhan dan aktivitas di masa yang akan datang guna mengatasi dan mencegah
masalah perkotaan dimasa yang akan dating.

1.4. RUANG LINGKUP DAN BATASAN

1.4.1. Ruang Lingkup


a. Ruang Lingkup Materi/Substansial
Dalam melakukan penataan sebuah kawasan bukan merupakan sebuah hal yang
mudah dan sederhana, karena dalam melakukan penataan kawasan banyak hal
dan permasalahan yang kompleks dan beragam yang harus diperhatikan seperti
mulai masalah sosial, masalah perkembangan jaman, masalah politik, masalah

5
ekonomi, masalah teknis dan masih banyak hal lain yang dapat menjadi kendala
dalam melakukan penataan suatu kawasan. Oleh karena itu, akibat keterbatasan
waktu maka tindakan penataan yang bererkaitan dengan judul “PENATAAN
KAWASAN BISNIS DAN PERDAGANGAN SEGITIGA OEBA” kali ini akan
ditekankan pada beberapa aspek yang akan menjadi batasan dalam penulisan ini
yakni aspek yang berkaitan dengan aspek arsitektur yang lebih difokuskan pada
pola penataan ruang luar berskala besar seperti bubungan antar ruang, tata guna
lahan, elemen pendukung lansekap, dan bentuk penataan kota dimana akan
menghasilkan produk berupa masterplan kawasan pesisir pantai dan kawasan
pertokan yang berada di sekitar pesisir pantai Kota Lama Kupang dimana dalam
penulisan kali ini studi yang akan dlakukan mengacu pada tujuh (7) elemen fisik
kota oleh Hamid Sirvani :
1. Pemanfaatan Tanah (Land Use)
2. Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking)
3. Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing)
4. Ruang Terbuka (Open Space)
5. Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways)
6. Dukungan Aktivitas (Activity Support)
7. Petanda (Signature)

b. Ruang Lingkup Wilayah/Spasial


Lokasi yang akan dijadikan sebagai objek perancangan kali ini terletak pada
kecamatan Kota Lama namun hanya mengambil sebagian area yang terletak pada
wilayah tugu Start A mulai dari jalan Timor Raya, lalu area sekitar jalan Ahcmad
Yanni hingga Area Stadion Merdeka Kupang lalu menuju ke Tugu Kalpataru
pada jalan Sumatera. Lokasi kawasan kali ini masuk dalam BWK I.

1.4.2. Batasan
 Terbatas pada Perencanaan Lanscape dan Siteplan area kawasan Segitiga Oeba.
 Studi perencanaan kawasan kali ini berpatokan dan mengacu pada tujuh (7) elemen
fisik Kota oleh hamid shirvani.
 Perencanaan kawasan kali ini hanya akan ditekankan pada pola penataan masa
bangunan, pola sirkulasi & parkiran membahas dan mengatasi masalah yang ada pada

6
lokasi saat ini demi menjadikan kawasan sebagai fungsi bisnis dan
perdaganganmenjadi optimal.
 Penataan kawasan tidak didasarkan studi mendalam terhadap faktor ekonomi dan
sosial pada kawasan.
 Perencanaan bangunan hanya direncakan pada bentuk dan tampilan, dan masa
bangunan semata berupa selubung bangunan pada setiap blok kawasan.

1.5. METODE DAN TEKNIK

1.5.1. Jenis data


A. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung saat melakukan survey
dan observasi pada lokasi, data tersebut dapat berupa masukan dari narasumber yang
berkompeten dari hasil observasi dan wawancara yang sangat dibutuhkan, dimana
semuanya akan mendukung hasil penelitian dan objek perencanaan.

Data primer ini terdiri dari:

a. Data ukuran site, data jenis vegetasi dan kondisi topografi, geologi sehingga
menunjang analisa site dan kelayakan studi lokasi;
b. Interview dengan narasumber mengenai pemahaman objek perencanaan dan
perancangan, untuk memperoleh gambaran kebutuhan ruang, hubungan ruang,
fasilitas-fasilitas utama maupun penunjang,aktifitas utama,serta data lain yang
bermanfaat bagi hasil penelitian.

B. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat tidak secara langsung pada saat di lokasi
(data penunjang) yang didapat dari instansi-instansiterkait, perseorangan dan literature
lainnya. Dengan kata lain data sekunder berupa data literatur (library search), yang
merupakan data hasil penelitian kepustakaan untuk mendapatkan landasan teori yang
relevan dengan kenyataan di lapangan dan topik perencanaan.

7
1.5.2. Teknik pengumpulan data

A. Observasi
Pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan
secara langsung dilapangan atau lokasi penelitian, sehingga memperoleh data – data
exsisting terkait lokasi perencanaan seperti luasan lokasi, keadaan topografi, geologi,
vegetasi, hidrologi, batas administrasi site, pemetaan digitasi kawasan maupun
berbagai bentuk data yang dapat dikumpulkan langsung pada lokasi secara langsung.

B. Wawancara
Dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada seorang
informan, autoritas, atau seorang ahli yang dapat melengkapi dan mendukung data –
data yang didapat dari observasi lapangan.

C. Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto–foto, dengan pengamatan secara langsung yang
berhubungan dengan data sebagai kebutuhan perencanaan dan analisis.

D. Studi dokumen
Dilakukan dengan cara meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan
analisis. Adapun beberapa dokumen yang menjadi acuan seperti :

1) Peta digital yang berkaitan dengan kondisi lokasi studi.


2) Data administratif maupun statistik Kota Kupang secara umum dan lokasi
perencanaan secara khusus.
3) Kebijakan, aturan, strategi penataan Kota Kupang secara secara umum dan lokasi
perencanaan secara khusus.

8
1.6. KERANGKA BERPIKIR

PERSIAPAN PENGUMPULAN DATA ANALISA OUTPUT

MENEMUKAN DAN MENGENALI MASALAH, PELUANG DATA SEKUNDER


DAN POTENSI OBJEK PERANCANGAN -RENC. DESAIN TAPAK KAWASAN
MENENTUKAN JUDUL PERMEN PU NO. 06 TAHUN 2007 ANALISA KELAYAKAN STRUKTUR TATA RUANG KAWASAN
MENENTUKAN TUJUAB DAN SASARAN RTRW KOTA KUPANG 2011-2031 ANALISA KONDISI FISIK
PERUNTUKAN LAHAN DAN BANGUNAN
MENENTUKAN RUANG LINGKUPPERDA
DAN BATASAN
NO.12 TH 2011 TENTANG RDTR KOTA KUPANG ANALISA ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI
SISTIM PERGERAKAN DAN SIRKULASI
ANALISA STRATEGI REVITALISASI
WUJUD BANGUNAN
-ANALISA PERUNTUKAN LAHAN MAKRO & MIKRO
RUANG TERBUKA
AN. & SKENARIO TATA BANGUNAN DAN LINGK
AKSESIBILITAS
AN. & SKENARIO PRASARANA,SARANA DANSARANA, PRASARANA, DAN UTILITAS
UTILITAS LINGKUNGAN
AN. & SKENARIO INTEGRASI DAN PRODUKTIFITAS KAWASAN
AN. & SKENARIO PENANGANAN KAWASAN
AN. & SKENARIO PENATAAN KAWASAN

DATA PRIMER
KESESUAIAN GUNA LAHAN
SIRKULASI DAN PARKIR
TATA BANGUNAN
OBYEK BERSEJARAH
KEPENDUDUKAN
INTEGRASI KAWASAN
KELENGKAPAN LINGKUNGAN
SARANA PRASARANA
UTILITAS
PETA DASAR
TOPOGRAFI
SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI

Bagan 1 Kerangka Berpikir

(Sumber : Analisis Pribadi)

9
1.7. ANGGAPAN DASAR
Penulisan kali ini dilakukan dengan menganggap bahwa tindakan redevelopment merupakan
strategi terbaik dengan anggapan bahwa semua bangunan eksisiting pada lokasi tidak layak
huni dan tidak memiliki nilai ekonomi dan sosial yang layak digunakan lagi.

1.8. KELUARAN
Adapun keluaran yang dihasilkan dari hasil studi dan penulisan ini adalah berupa Urban
Design Guideline (UDGL) yakni berupa Panduan Desain Kawasan dimana bentuk bangunan
yang direncanakan merupakan model simulasi dan pengandaian bentuk semata khususnya
pada bangunan pada blok Hunian Apartement, Blok Perbelanjaan Komersil, Blok
Perkantoran maupun Blok Pujasera, Retail dan Food Court.

1.9. SISTEMATIKA PENULISAN


BAB 1 PENDAHULUAN, meliputi latar belakang, permasalahan (identifikasi masalah, dan
rumusan masalah), tujuan dan sasaran, ruang lingkup dan batasan, metode dan teknik (jenis
data, dan teknik pengumpulan data), kerangka berpikir, anggapan dasar, dan keluaran.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA, meliputi pemahaman judul (pengertian, interpretasi judul,


dan pembanding judul sejenis), pemahaman obyek perancangan dan perancangan
(pemahaman obyek perencanaan dan studi banding obyek sejenis), pemahaman tema
(pengertian tema, pengertian revitalisasi, tujuan revitalisasi, tujuan revitalisasi, masalah
kawasan urban yang perlu direvitalisasi, dan strategi revitalisasi), studi kasus kawasan
revitalisasi, elemen – elemen kota (5 elemen citra kota menurut Lynch dan 7 elemen bentuk
fisik kota menurut Shirvani).

BAB 3 TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN, meliputi tinjauan umum lokasi


perancangan (administratif dan geografis, fisik dasar, dan ekonomi sosial budaya), tinjauan
rencana tata ruang (batas dan luasan BWK, pusat lingkungan, kawasan perdagangan dan
jasa, kawasan permukiman, kawasan perkantoran, transportasi jalan), tinjauan khusus lokasi
perancangan (administratif dan pembentukan Kecamatan Kota Lama, topografi dan luasan
wilayah Kecamatan Kota Lama, jumlah penduduk Kecamatan Kota Lama, kondisi dan
potensi lahan, peraturan – peraturan bangunan, dan aksesbilitas), gambaran kawasan (tata
guna lahan, bentuk dan masa bangunan, ruang terbuka, jalur pejalan kaki, dukungan

10
aktivitas, petanda, sirkulasi dan parkir), dan kegiatan yang berkaitan dengan obyek
perancangan.

BAB 4 ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN, meliputi kelayakan


(kapasitas dan proyeksi), analisa strategi penataan, makro keuangan, analisa mikro keuangan
(arahan bangunan komersil, ketentuan intensitas bangunan, ketentuan sistem transportasi,
penentuan ketinggian bangunan dan KLB, perhitungan detail KDB dan KLB pada lokasi,
peruntukan lantai dasar, peruntukan lantai dasar, peruntukan lantai basement), analisa
topografi, analisa fungsi, analisa kapasitas, analisa aktivitas (analisa flow aktivitas), analisa
elemen kota (analisa pemanfaatan lahan, analisa bentuk dan massa bangunan, analisa
sirkulasi dan parkir, analisa ruang terbuka, analisa jalur pejalan kaki, analisa aktivitas
pendukung, dan analisa petanda).

BAB 5 KONSEP DAN PANDUAN PENATAAN KAWASAN, yang terdiri dari skenario
penataan, strategi penataan (strategi konservasi, dan redevelopment), konsep dasar penataan
kawasan, konsep dasar elemen kota, konsep tata guna lahan (konsep pemanfaatan tata guna
lahan), konsep sirkulasi dan parkir, konsep ruang terbuka dan tata hijau, konsep pejalan
kaki, konsep bentuk dan massa bangunan, konsep petanda, dan konsep pendukung aktivitas),
visi perancangan, dan rencana umum (struktur peruntukan lahan, intensitas pemanfaatan
lahan, tata bangunan, sistem sirkulasi dan jalur penghubung, sistem ruang terbuka dan tata
hijau, tata kualitas lingkungan, dan sistem prasarana dan utilitas lingkungan), panduan
rancangan, blok hunian apartemen, blok perbelanjaan, blok kantor sewa dan retail pujasera).

11

Anda mungkin juga menyukai