BUPATIKOTAWARINGIN TUVTUR
PROVmSl KALIMANTAN TENGAH
TENTANG
dan
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Ruang lingkup materi muatan Peraturan Daerah ini, meliputi:
a. penyelenggaraan pelayanan;
b. nama, objek, dan subjek retribusi;
c. golongan retribusi;
d. cara mengukur tingkat penggunaan jasa;
e. prinsip dan sasaran penetapan besaran tarif;
f. struktur dan besaran tarif;
g. pemungutan retribusi;
h. kedaluwarsa;
i. pengembalian kelebihan pembayaran;
j. insentif pemungutan;
k. sanksi administrasi;
1. ketentusin penyidikan;
m. i>emeriksaan;
n. keberatan; dan
o. ketentuan Iain-lain.
BABH
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
Bagian Kedua
Perencanaan
Pasal 5
Bagian Ketiga
Penerbitan
Pasal 6
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
BAB III
NAMA,OBJEK» DAN SUBJBK
Pasal 11
^ Pasal 12
(1) Objek Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,
adalah penerbitan PBG dan SLF.
(2) Penerbitan PBG dan SLF sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), meliputi kegiatan layanan konsultasi pemenuhan
standar teknis, penerbitan PBG, inspeksi bangunan
gedung, penerbitan SLF dan surat bukti kepemilikan
bangunan gedung, serta pencetakan plakat SLF.
(3) Penerbitan PBG dan SLF sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), diberikan untuk permohonan persetujuan:
a. Pembangunan bam;
b. Bangunan Gedung yang sudah terbangun dan belum
memiliki PBG dan/atau SLF;
c. PBG pembahan untuk:
1. pembahan fungsi Bangunan Gedung;
2. pembahan lapis Bangunan Gedung;
3. pembahan luas Bangunan Gedung;
-9
BAB IV
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 15
BAB V
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 16
BAB VI
PRJNSEP DAN SASARAN DALAM
PENBTAPAN BESARAN TARIF
Pasal 17
BAB vn
STRUKTUR DAN BESARAN TARIF
Pasal 19
V X1 X Ibg X HSpbg
If X X(hp X Ip) X Fm
BAB vm
PBMUNGUTAN RETRIBUSI
Bagian Kesatu
Pembayaran
Pasal 20
Pasal 22
(1) Penagihan retribusi PBG yang terutang dilakukan dengan
menggunakan STRD atau surat lain yang sejenis.
(2) Penagihan retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), didahului dengan surat teguran atau peringatan.
(3) Surat teguran atau peringatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), merupakan awal tindakan pelaksanaan
penagihan retribusi yang diterbitkan paling lama 7(tujuh)
hari sejak jatuh tempo pembayaran.
(4) Dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari setelah tanggal
surat teguran atau peringatan sebagaimsina dimaksud
^ pada ayat (3), wajib retribusi harus melunasi retribusi yang
terutang.
(5) Surat teguran atau peringatan atau surat lain yang sejenis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikeluarkan oleh
pejabat yang ditunjuk.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan
penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5), diatur dengan
Peraturan Bupati.
Bagian Ketiga
Masa Retribusi dan Saat Retribusi Terutang
Pasal 23
Bagian Keempat
Kedaluwarsa
Pasal 24
BAB IX
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 26
BABX
^ INSBNTIF PEMUNGUTAN
Pasal 27
(1) Instansi pelaksana pemungutan Retribusi PBG dapat
diberi insentif atas dasar pencapaian kineija tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan melalui APBD Kabupaten.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian insentif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diatur
dengan Peraturan Bupati dan berpedoman pada Peraturan
Perundang-Undangan.
BAB XI
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 28
(1) Dalam hal Wajib Retribusi PBG tidak membayar tepat pada
waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2%(dua persen) setiap
bulsin dari Retribusi PBG yang terutang atau kurang bayar
dan ditagih dengan menggunakan STRD.
(2) Sanksi administrasi juga diberikan terhadap pelanggaran
administrasi, dalam bentuk;
a. peringatan tertulis;
b. pembatasan kegiatan pembangunam;
c. penghentian sementara atau tetap pada pekeijaan
pelaksanaan pembangunan;
d. penghentian sementara atau tetap pada
Pemainfaatan Bangunan Gedung;
e. pembekuan PBG;
f. pencabutan PBG;
g. pembekuan SLF Bangunan Gedung;
h. pencabutan SLF Bangunan Gedung; dan/atau
i. perintah Pembongkaran Bangunan Gedung.
-15-
BABXn
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 29
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan
Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai
Pen3ddik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di
bidang Retribusi, sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan
Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah:
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak
pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan
atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan
mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran
perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak
pidana Retribusi Daerah;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang
pribadi atau Badan sehubungan dengan tindak pidana
di bidang Retribusi Daerah;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain
berkensian dengan tindak pidana di bidang Retribusi
^ Daerah;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan
bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain,
serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti
tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang
Retribusi Daerah;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang
dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak
pidana Retribusi Daer^;
i. memanggil orang untuk didengar keterangarmya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atau
16 -
BABXm
PEMERIKSAAN
Pasal 30
(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi PBG.
(2) Wajib Retribusi yang diperiksa wajib:
a. Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau
catatan, dokumen yang menjadi dasamya dan
dokumen lain yang berhubungan dengan objek
Retribusi PBG yang terutang;
b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat
atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan
bantuan guna kelancaran pemeriksaan;
dan/atau
c. Memberikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan
Retribusi PBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat(2) diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XIV
KEBBRATAN
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
Pasal 34
BAB XV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 35
BABXVl
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 36
Pasal 37
Ditetapkan di Sampit
pada tanggal [j lAarc-i 2022
WARINGIN TIMUR,
NOR
Diundangkan di Sampit
pada tanggal 8 tAnrMr 2022
S DAERAH
ATEN NGIN TIMUR,
-MAN
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
I. UMUM
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
20
Pasal 5
Ayat(1)
Pendaftaran permohonan oleh pemohon PBG melalui Sistem Informasi
Manajemen Bangunan Gedung dilakukan secara online maupun
offline. Pendaftaran secara offline dilakukan sebagai altematif apabila
terdapat gangguan atau keterbatasan dalam hal jaringan sinyal,
perangkat pendukung (seperti komputer, laptop, handphone, ga^et
dan Iain-lain), dan/atau peta kawasan secara digital. Hasil dari offline
nanti kemudian menjadi dasar penginputan secara online.
Ayat(2)
Cukup jelas.
Ayat(3)
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Ayat(1)
Penetapan nilai retribusi didasarkan pada data yang disediakan oleh
Kementerian yang membidangi Bangunan Gedung. Dalam hal data
untuk penetapan nilai retribusi tidak tersedia, maka menggunakan
data lain sesuai ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
Ayat(2)
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
-21 -
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
22 -
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
NOMOR
-23 -
LAMPIRAN I
2. Indeks Lokalltas(Uo)
a. Sederhana 1
Usaha 0,7 Kompleksltas 0,3
b. Tidak Sederhana 2
a. Non Permanen 1
Uaalia(UMKM •
0,S Fermanensi 0,2
Prototlpe)
b. Permanen 2
b. >100 m2
dan >2 0,17
lantai
Keagamaan 0
Fnngsi Khusns 1
a. Luas <500
0,6
m2 dan <2 Lantai
b. Luas
>500 m2
0,8
dan >2
lantai
-24 -
KOEPISIEN
JUMLAH LAlfTAI JUMLAH LANTAI
JUMLAH LANTAI JUMLAH LANTAI
3 1,120 37 1,738
4 1,135 38 1,746
5 1,162 39 1,754
6 1,197 40 1,761
I 7 1,236 41 1,768
8 1,265 42 1,775
9 1,299 43 1,782
10 1,333 44 1,789
11 1,364 45 1,795
12 1,393 46 1,801
13 1,420 47 1,807
14 1,445 48 1,813
15 1,468 49 1,818
16 1,489 50 1,823
17 1,508 51 1,828
18 1,525 52 1,833
19 1,541 53 1,837
20 1,556 54 1,841
21 1,570 55 1,845
22 1,584 56 1,849
23 1,597 57 1,853
24 1,610 58 1,856
25 1,622 59 1,859
26 1,634 60 1,862
27 1,645 60 + (n) 1,862 + 0,003 (n)
28 1,656
29 1,666
30 1,676
-25 -
Keterangan:
a. Untuk basemen disebut Koefisien Jumlah Lapis
b. Untuk lantai disebut Koefisien Jumlah Lantai
c. Koefisien Jumlah Lantai/Lapis digunakan sesuai dengan Jumlah Lantai atau Lapis
Basemen pada Bangunan Gedung
d. Diatas 3 lapis basemen, koefisien ditambahkan 0,1 setiap lapisnya
e. Diatas 60 lantai, koefisien ditambahkan 0,003 setiap lantainya
Koefisien Ketinggian BG =
E(LLi X KLi)) + I(LBi x KBi))
(Z LLi + ELBi)
Rehabilitasi/Renovasi BG;
a. Sedang 0,45 X 50% = 0,225
b. Berat 0,65 X 50% = 0,325
Pelestarian/Pemugaran
a. Pratama 0,65 X 50% = 0,325
b. Madya 0,45 X 50% = 0,225
c. Utama 0,30x50% =0,150
5. PEG
Contoh Simulasi
Cara Perhitungan Nilai : Luas Total Lantai(LLt) x (Indeks Lokalitas x SHST) x Indeks
Terintegrasi (It) x Indeks BG Terbangun
ARINGI TIMUR,
INNOR
LAMPIRAN II
PERATURAN DAERAH K^..XlPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
NOMOR I TAHUN 2022
TENTANG RETRIBUSI PERSETUJUAN BANGUNAN GEDUNG
TABEL STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI PRASARANA BANGUNAN GEDUNG DAN
INDEKS PRASARANA BANGUNAN GEDUNG
• r
Rusak Rusak
Jenis Prasarana 1
f' Bangunan Harga Satnan Retribusi Pembangunan
Prasarana (HSpras) Bam
Berat/Pekezjaan
Konstruksi Sebesar
Sedang/Pekeijaan
Konstruksi
r
1. Konstruksi pembatas/
f
Pagar Rp. 7.500,- /M' 1,00
65% dari Bangunan Sebesar 45% darl
Gedung
0,65 X 50%
Bangunan Gedung
0,45 X 50%
penahan/pengaman
Tanggul/ retaining wall Rp. 5.000,- /M' 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
Turap Batas Kavling Persil Rp. 5.000,- /W 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
2. Konstxuksi Penanda Gapura Rp. 20.000,- /M® 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
Masuk
Gerbang Rp. 20.000,- /M' 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
3. Konstruksi Perkerasan Jalan/Halaman/Baton Rp. 5.000,- /M» 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
Lapangan Upacara Rp. 2.500,- /M2 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
Lapangan Olah Raga Terbuka Rp. 2.500.- /M^ 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
4. Konstruksi Perkerasan Rp. 10.000,- /M® 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
Aspal Baton
5. Konstruks Perkerasan Rp. 5.000,- /M^ 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
Grassblock/Pavingblock
6. Konstruksi Perhubung Jembatan Rp. 10.000,- /M® 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
Buis Beton Rp. 10.000,- /M' 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
Box Culvert Rp. 25.000,- /M= 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
7. Konstruksi Penghubung Rp. 10.000,- /M^ 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
(Jembatan Antar Gedung)
) -28-
()
8. Konstruksi Penghubung Rp. 25.000,- /M2 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
(Jemb. Penyeberangan
Orang/Barang)
9. Konstruksi Penghubung Rp. 50.000,- /M2 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
(Jemb. Bawah Tanah/
Underpass)
10. Konstruksi Kolam Renang Rp. 50.000,- /yp 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
Kolam/Reservoir Bawah
Kolam Pengolahan Air Rp. 50.000,- /M^ 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
Tanah
Reservoir bawah tanah
18. Konstruksi Menara Rp. 5.000.000,- /Unit 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
Televisi Tinggi Maksimal 100 m,
selebihnya dihitung
kelipatan
19. Konstruksi Antena Radio 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
1) Standing tower dengan Ket. 25-50 m Rp. 5.000.000,-/ Unit 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
konstruksi 3-4 kaki:
*Berlaku Kelipatan Rp. Ket. 51-75 m Rp. 10.000.000,-/ Unit 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
250.000 setiap
penambahan ketinggian Ket. 76-100 m Rp. 15.000.000,-/ Unit 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
) -30-
<)
setinggi 25 m) Ket. 101-125 m Rp. 20.000.000,-/ Unit 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
Ket. 126-150 m Rp. 25.000.000,-/ Unit 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
Ketinggian Diatas 150 m Rp. 35.000.000,-/ Unit 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
2) Sistem Guy Wire Ket. 0-50 m Rp. 3.000.000,-/ Unit
(Bentang Kawat)
Ket. 51-75 m Rp. 6.000.000,-/ Unit
*Berlaku Kelipatan Rp.
1.000.000 setiap Ket. 76-100 m Rp. 10.000.000,-/ Unit 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
penambahan ketinggian Ketinggian Diatas 100 m Rp. 15.000.000,-/ Unit 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
setinggi 100 m)
20. Konstruksi antena (tower Menara Bersama
telekomunikasi) a. Ket Kurang dari 25 m Rp. 10.000.000,-/Unlt 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
Berlaku Kelipatan
b. Ketinggian 25-50 m Rp. 20.000.000,-/Umt 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
Rp. 1.000.000 setiap
penambahan ketinggian c. Ketinggian diatas 50 m Rp. 30.000.000,-/Unit 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
setinggi 25 m)
Menara Mandiri
a. Ketinggian Kurang dari 25 Rp. 10.000.000,-/Unlt 1,00 0,65 X 50% 0,45 X 50%
m
Contoh Simalasl
a. Pagar Rumah
b. Panjang 48m
c. Bangunan Baru
d. Lokasi di Kabupaten Kotawaringin Timur
Data Prasarana
Panjang 48 m
Cara perhitungan Volume (V) x HSpbg x Indeks Prasarana (I) x Indeks BG Terbangun .
48 X 7.500 X 1 X 1
Rp. 360.000
RINGIN TIMUR,
NOR