Anda di halaman 1dari 6

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 9 TAHUN 1982
TENTANG
TUNJANGAN PANGAN BAGI PEGAWAI NEGERI DAN PENERIMA PENSIUN,
PENYEDIAAN PANGAN BAGI PEGAWAI PERUSAHAAN DAN UNTUK
KEPERLUAN KHUSUS SERTA OPERASI PASAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa penyediaan pangan khususnya beras yang dikuasai oleh


Pemerintah dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan
Pegawai Negeri, Pegawai Perusahaan/Badan Usaha Milik negara
dan Pegawai Perusahaan/Badan Usaha Milik daerah serta untuk
penyediaan pangan khusus dan operasi pasar;
b. bahwa berdasarkan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a
di atas, dipandang perlu untuk mengatur dalam suatu Keputusan
Presiden;

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;


2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1966 tentang Pemberian
Pensiun/Tunjangan Bersifat Pensiun dan Tunjangan kepada
Militer Sukarela (Lembar an Negara Tahun 1966 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2812);
3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai
dan Pensiun Janda/Duda Pegawai (Lembaran Negara Tahun 1969
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2906);
4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor
38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);
5. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);
6. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1978 tentang Hak
Keuangan/Administratif Presiden dan Wakil Presiden serta Bekas
Presiden dan Bekas Wakil Presiden Republik Indonesia
(Lembaran Negara Tahun 1978 Nomor 52, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3128);
7. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/
Administratif Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi
Negara Serta Bekas Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara
dan Anggota Lembaga Tinggi Negara (Lembaran Negara Tahun
1980 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3128);

8. Peraturan Pemerintah …
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-2-

8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1974 tentang Gaji/Gaji


Kehormatan/Uang Kehormatan Ketua, Wakil Ketua dan Anggota
Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara (Lembaran Negara Tahun
1974 Nomor 18), sebagaimana telah beberapa kali diubah dan
ditambah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun
1980 (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 72);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan
Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor
11, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3098);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 1977 tentang Penetapan
Pensiun Pokok Bekas Pegawai Negari Sipil dan Janda/Dudanya
(Lembaran Negara tahun 1977 Nomor 12, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3099);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1977 tentang Peraturan
Gaji Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Lembaran Negara
Tahun 1977 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3103);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1977 tentang Gaji Pokok
Jaksa Agung (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 25);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1980 tentang Hak
Keuangan/Administratif Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah dan
Bekas Kepala Daerah/Bekas Wakil Kepala Daerah Serta Janda/
Dudanya (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 16, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3160), sebagai mana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1980 (Lembaran
Negara Tahun 1980 Nomor 76);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1980 tentang Hak
Keuangan/Administratif Menteri Negara dan Bekas Menteri
Negara Serta Janda/ Dudanya (Lembaran Negara tahun 1980
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3184);
15. Keputusan Presiden Nomor 39 tahun 1978 tentang Badan Urusan
Logistik;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG


TUNJANGAN PANGAN BAGI PEGAWAI NEGERI DAN
PENERIMA PENSIUN, PENYEDIAAN PANGAN BAGI
PEGAWAI PERUSAHAAN DAN UNTUK KEPERLUAN
KHUSUS SERTA OPERASI PASAR.

BAB I …
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-3-

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan Presiden ini yang dimaksud dengan:


1. Pegawai Negeri adalah :
a. Pegawai Negeri sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian yang meliputi Pegawai
negeri Sipil Pusat, Pegawai Negeri Sipil Pusat yang diperbantukan kepada
daerah Otonom, Pegawai Negeri Sipil Daerah, termasuk Calon Pegawai
Negeri Sipil dan Pegawai Bulanan, dan Anggota Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia;
b. Pejabat negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5
Tahun 1974 dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 yang baginya berlaku
ketentuan tunjangan pangan bagi Pegawai Negeri Sipil.
2. Penerima pensiun adalah bekas Pegawai Negeri yang berhak menerima pensiun
sebagaimana dimaksud dalam angka 1 pasal ini dan janda/dudanya.
3. Keluarga adalah isteri/suami dan anak dari Pegawai negeri, atau dari penerima
pensiun sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan angka 2 pasal ini yang masih
tercantum dalam daftar gaji atau daftar pembayaran pensiun.
4. Pegawai Perusahaan adalah :
a. Pegawai pada Perusahaan/Badan Usaha Milik Negara;
b. Pegawai pada Perusahaan/badan Usaha Milik Daerah.

BAB II
TUNJANGAN PANGAN BAGI PEGAWAI NEGERI
DAN PENERIMA PENSIUN

Pasal 2

(1) Pegawai Negeri Sipil beserta Keluarganya menerima tunjangan pangan dalam
bentuk beras masing-masing sebesar 10 (sepuluh) kilogram untuk setiap orang
setiap bulan.
(2) Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia menerima tunjangan pangan
dalam bentuk beras sebesar 18 (delapan belas) kilogram dan untuk keluarganya
masing-masing sebesar 10 (sepuluh) kilogram untuk setiap orang setiap bulan.
(3) Suamiisteri yangkedua-duanya Pegawai Negeri Sipil masing-masing menerima
tunjangan pangan menurut haknya, untuk anaknya tidak diberikan tunjangan
pangan secara rangkap.
(4) Pegawai Negeri yang di samping gaji menerima pensiun, tidak menerima tunjangan
pangan secara rangkap termasuk keluarganya.
(5) Harga beras sebagai dasar untuk pemberian tunjangan pangan dalam bentuk beras
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Pasal 3 …
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-4-

Pasal 3

(1) Menteri Dalam Negeri berdasarkan usul Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan
setelah memperhatikan pendapat Kepala Badan Urusan Logistik dapat menetapkan
daerah-daerah tempat tinggal Pegawai Negeri Sipil yang diberi tunjangan dalam
bentuk uang.
(2) Harga beras sebagai dasar pemberian tunjangan pangan dalam bentuk uang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Pasal 4

(1) Kepada penerima pensiun beserta keluarganya diberikan tunjangan pangan dalam
bentuk uang senilai 10 (sepuluh) kilogram beras untuk setiap orang setiap bulan.
(2) Kepada penerima pensiun yang menerima beberapa jenis pensiun, tidak diberikan
tunjangan pangan secara rangkap termasuk keluarganya.
(3) Harga beras sebagai dasar pemberian tunjangan pangan dalam bentuk uang untuk
penerima pensiun ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

BAB III
PENYEDIAAN PANGAN BAGI PEGAWAI PERUSAHAAN

Pasal 5

(1) Perusahaan/Badan Usaha Milik Negara dan Perusahaan/Badan Usaha Milik Daerah
yang memberi kan tunjangan pangan dalam bentuk beras kepada pegawai
perusahaan beserta keluarganya wajib membeli beras dari Badan Urusan Logistik
untuk keperluan itu.
(2) Harga satuan beras sebagai dasar pemberian tunjangan pangan dalam bentuk beras
kepada pegawai Perusahaan/Badan Usaha Milik Negara dan Perusahaan/Badan
Usaha Milik daerah beserta keluarganya ditetapkan oleh Kepala Badan Urusan
Logistik sesuai dengan mutu beras dengan persetujuan Menteri Keuangan.
(3) Menteri yang membidangi Perusahaan/Badan Usaha Milik Negara melakukan
pengawasan atas pelaksanaan pembelian beras tersebut.
(4) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I atau Bupati/ Walikotamadya Kepala Daerah
Tingkat II yang membawahkan Perusahaan/Badan Usaha Milik Daerah melakukan
pengawasan atas pelaksanaan pembelian beras tersebut.

BAB IV
PENYEDIAAN PANGAN KHUSUS DAN OPERASI PASAR

Pasal 6

Badan Urusan Logistik memelihara persediaan pangan untuk keperluan :


a. Cadangan Penyangga Nasional;
b. Bencana Alam;

c. Transmigrasi; …
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-5-

c. Transmigrasi;
d. Rumah Sakit;
e. Lain-lain keperluan instansi Pemerintah;
f. Keperluan darurat yang ditentukan oleh Presiden.

Pasal 7

Untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran, diadakan penjualan beras oleh Badan
Urusan Logistik secara Operasi Pasar melalui Penyalur-penyalur, Satuan Tugas, Koperasi
Unit Desa (KUD) dan Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) di tempat, daerah dan waktu
yang dipandang perlu sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah.

BAB V
PEMBIAYAAN

Pasal 8

(1) Pembiayaan tunjangan pangan bagi Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun
disediakan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
(2) Pembiayaan pembelian pangan oleh Perusahaan/ Badan Usaha Milik Negara dan
Perusahaan/badan Usaha Milik Daerah disediakan oleh masing-masing
Perusahaan/badan Usaha yang bersangkut an.
(3) Pembiayaan untuk Cadangan Penyangga Nasional diatur oleh Menteri Keuangan.
(4) Pembiayaan untuk keperluan bencana alam, transmigrasi, rumah sakit dan lain-lain
keperluan instansi Pemerintah disediakan dari anggaran Departemen/Lembaga
yang bersangkutan.
(5) Pembiayaan untuk keperluan darurat dilaksanakan oleh Departemen/Lembaga yang
bersangkutan sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan.

Pasal 9

(1) Pembayaran atas harga beras yang telah diserahkan oleh Badan Urusan Logistik
dilakukan melalui Bank Pemerintah dengan Pemindah bukuan, kecuali ditentukan
lain oleh Menteri Keuangan.
(2) Pembayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini :
a. untuk keperluan Pegawai Negeri Sipil Pusat langsung dilakukan kepada
Depot Logistik/Sub Depot Logistik setempat untuk rekening Hasil Penjualan
Beras (HPB) pada Bank Indonesia selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
Berita Acara penerimaan pangan diterima oleh Kantor Perbendaharaan
Negara (KPN);
b. Untuk kepeluan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan Pegawai Negeri
Sipil di daerah Otonom diselesaikan secara terpusat.

(3) Pembayaran …
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-6-

(3) Pembayaran kepada Badan Urusan Logistik/depot Logistik/Sub Depot Logistik


untuk Operasi Pasar :
a. oleh Penyalur dan satuan Tugas dilakukan secara tunai;
b. oleh Koperasi Unit Desa (KUD) dan Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS)
dilakukan setelah bahan pangannya terjual (secara konsignasi).

BAB VI
PENUTUP

Pasal 10

Ketentuan teknis pelaksanaan Keputusan Presiden ini ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri
yang bersangkutan, Kepala Badan Administrasi Kepagawaian Negara dan Kepada Badan
Urusan Logistik, baik secara bersama-sama ataupun secara sendiri-sendiri menurut bidang
tugasnya masing-masing.

Pasal 11

Dengan berlakunya Keputusan presiden ini maka dinyatakan tidak berlaku lagi :
a. Keputusan Presiden Nomor 272 Tahun 1967 tentang Distribusi Bahan Kebutuhan
Pokok Keperluan Hidup Bagi Pegawai Negeri/Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia dan Pengendalian/Penyediaan Jatah Bahan Pangan Bagi Pekerja harian
Tetap Pemerintah, Karyawan Perusahaan Negara, Perusahaan Swasta Penting/besar
dan Injeksi;
b. Keputusan Presiden Nomor 243 tahun 1968 tentang Tunjangan Pangan Bagi
Pegawai Daerah Otonom;
c. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 1969 tentang pembelian Beras Bagi
Keperluan Pegawai Negeri/Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Pegawai
Perusahaan Daerah, Pegawai Perusahaan Negara dan Pegawai Daerah;
d. Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1981 tentang Pembiayaan Pemberian Beras
Bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat yang diperbantukan pada Pemerintah Daerah
Otonom;
e. Segala peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan Keputusan
Presiden ini.

Pasal 12

Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku
surut sejak tanggal 1 januari 1982.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 1 Maret 1982.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SOEHARTO

Anda mungkin juga menyukai