Anda di halaman 1dari 3

70

BAB V

PENUTUP

1. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa

kesimpulan, yaitu:

1) Pandai besi “Wahyu” salah satu home industry di Nagara Kabupaten

Hulu Sungai Selatan merupakan kegiatan usaha kerajinan yang

dilakukan di bengkel (balai) pandai besi dengan mengolah logam

menjadi peralatan besi untuk pertanian/rumah tangga dengan sistem

tempa. Produk-produk yang dihasilkan beranekaragam, mulai dari

alat-alat yang digunakan untuk pertanian/pertukangan dan rumah

tangga, seperti parang, lading, kapak, dan mandau.

2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan faktor-faktor

produksi Pandai Besi “Wahyu” Nagara belum sepenuhnya dikelola

secara optimal. Faktor tenaga kerja yang rata-rata hanya SMP masih

mengandalkan keterampilan turun temurun, begitu juga teknologi

yang digunakan masih sangat sederhana dan tradisional, sehingga

kualitas produk yang dihasilkan tidak mampu bersaing dengan

produk sejenis yang dihasilkan oleh industri yang sudah

menggunakan teknologi modern. Faktor bahan baku, terutama bahan


71

baku utama besi sesungguhnya mudah didapat, karena merupakan

bahan limbah daur ulang. Faktor organisasi/manajemen juga masih

lemah, terutama manajemen produksi dan manajemen pemasaran.

Keterbatasan faktor permodalan adalah persoalan utama oleh

pengrajin, tetapi tentu saja semua faktor tersebut saling terkait.

3) Ada beberapa kendala yang dihadapi Usaha Pandai Besi “Wahyu”,

antara lain, yaitu: keterbatasan pemodalan, terbatasnya sumber daya

manusia yang berkualitas, pengetahuan yang minim mengenai bisnis,

kurangnya pemahaman dan kemampuan dalam sains dan teknologi,

lemahnya kemampuan manajemen terutama manajemen produksi

dan pemasaran juga keterbatasan akses kepada sumber teknologi

dan akses pasar. Akibatnya hasil produk Pandai Besi “Wahyu” kalah

bersaing, sehingga membuat jumlah pelanggannya terus berkurang.

Dari berbagai kendala tersebut, tampaknya, keterbatasan modal lah

yang perlu segera diatasi dan dicarikan solusinya, antara lain melalui

Program Nasional Perberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perdesaan atau bantuan usaha modal bergulir lainnya dan

penyebaran informasi yang memudahkan para pengrajin mendapat

akses untuk memperoleh kredit lunak dari lembaga jasa keuangan,

sehingga para petani dapat memperbaharui teknologi yang mereka

gunakan. Selain itu, perlunya pendampingan Pemerintah dalam


72

mengelola keuangan tersebut dengan cara memberikan pelatihan

peningkatan keterampilan dan pemahaman para pengrajin mengenai

teknologi dan sains, pelatihan dan akses informasi mengenai bisnis,

misalnya informasi mengenai perubahan dan peluang pasar yang ada,

dana pemasaran/promosi, dan strategi pemasaran.

2. Saran-saran

1) Usaha Pandai Besi “Wahyu” Nagara sebaiknya lebih meningkatkan

pengelolaan faktor-faktor produksi secara maksimal, ,baik

peningkatan keterampilan faktor tenaga kerja, memperbaharui mesin

dan peralatan teknis, serta peningkatan kemampuan manajerial, baik

manajemen produksi maupun pemasaran.

2) Perlunya pendampingan dari Pemerintah, terutama Pemerintah

Daerah yang serius terhadap para pengrajin, baik dari segi

permodalan, mapun memberikan pelatihan peningkatan

keterampilan dan pemahaman mengenai teknologi dan sains,

penyebaran akses informasi mengenai bisnis, perubahan dan peluang

pasar yang ada, dana pemasaran/promosi, dan strategi pemasaran

3) Perlunya kesadaran seluruh masyarakat Indonesia untuk selalu

mencintai, membeli, dan mempergunakan buatan anak bangsa

Indonesia sendiri.

Anda mungkin juga menyukai