Anda di halaman 1dari 25

28

BAB III

LANDASAN TEORI

1. Pengertian Produksi

Produksi adalah berkaitan dengan cara bagaimana sumberdaya

(masukan) dipergunakan untuk menghasilkan produk (keluaran). Menurut

Yus R. Harjadinata (1995:8), produksi merupakan suatu proses untuk

mengubah bentuk (form) dari barang-barang yang tidak atau kurang

berguna menjadi berguna atau lebih berguna. Lebih lanjut, Daryanto,

(2012:41), produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber

menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Sofjan Assauri (1999:7)

secara lebih terperinci menjelaskan bahwa produksi adalah kegiatan yang

mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup

semua aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, serta

kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk

menghasilkan produk tersebut.

Jadi, produksi merupakan suatu kegiatan atau setiap usaha manusia

untuk menambah kegunaan suatu barang atau jasa atau menciptakan

benda baru, sehingga lebih bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan

manusia. Misalnya menanam padi, menggiling padi, membuat roti,

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm mmmmmmmmmmm mmmm


29

membuat kerajinan atau menjual barang dagangan. Kegiatan menambah

daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi

jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan

mengubah suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan

produksi barang.

Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dapat menimbulkan

tambahan manfaatnya atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat

ini dapat terdiri dari beberapa macam, misalnya faedah bentuk, faedah

waktu, faedah tempat, serta kombinasi dari beberapa faedah tersebut.

Produksi juga tidak terbatas pada pembuatan, tetapi sampai pada

distribusi. Produksi adalah merujuk pada transformasi dari berbagai input

atau sumber daya menjadi output beberapa barang atau jasa.

Secara singkat, produksi didefinisikan sebagai salah suatu proses

transformasi, yakni mengubah input (sumberdaya) menjadi output

(barang/jasa). Input secara garis besar terdiri atas tenaga kerja,

keterampilan, modal, lahan, bahan baku, dan lain sebagainya, sedangkan

output terdiri atas barang dan jasa. Untuk lebih jelasnya, perhatikan bagan

berikut:
30

Bagan 3.1

u
Input Proses Output
Transformasi
(Produksi

Umpan Balik

Sumber: Daryanto (2012:14), Sari Kuliah Manajemen Produksi

2. Jangka Waktu Produksi

Beberapa macam proses produksi dapat ditentukan menurut periode

waktu di mana fasilitas produksi digunakan. Dalam hal ini, proses

produksi, menurut Daryanto (2012:44), dapat digolongkan menjadi dua

macam, yaitu:

a. Proses terus menerus (continuous process)

Istilah ini digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur

di mana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan

mesin dan peralatan yang akan dipakai. Dalam hal ini banyak atau

semua mesin akan melaksanakan operasi yang sama dalam waktu

yang tidak terbatas. Contoh: produksi mobil, di mana perubahan

model hanya satu kali dalam setahun. Istilah terus menerus juga
31

terdapat di dalam industri yang hanya mempunyai satu saat operasi

(satu shift), yaitu pada waktu pagi sampai sore hari, sedangkan

malam hari tidak beroperasi. Selain itu, juga terdapat dalam industri

yang mempunyai kegiatan terus menerus tanpa berhenti selama

periode waktu yang lama, seperti pabrik tekstil.

b. Proses terputus-putus (intermittent process)

Istilah terputus-putus ini dalam keadaan manufaktur di mana mesin-

mesin itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan

dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda. Jadi alat

yang sama dapat digunakan untuk membuat beberapa mmacam

produk sesuai dengan keinginan atau pesanan konsumen. Contohnya

alat-alat untuk pengecoran logam.

3. Sifat Produksi

Proses produksi yang ditentukan menurut sifat produknya, yang

melibatkan ada atau tidaknya spesifikasi pembeli suatu produk tertentu.

Dalam hal ini, Daryanto (2012:45), proses produksi dapat dibagi dalam dua

macam:

a. Produksi standar

Produksi barang-barang yang sering dilakukan oleh produsen adalah

produksi standar. Pada produksi standar ini, dihasilkan sejumlah


32

barang untuk persediaan, di samping dikirim untuk pembeli dan

penyalur. Contoh: produksi televisi, lemari es, sikat gigi, dan

sebagainya. Penggunaan produksi ini memerlukan sejumlah modal

besar untuk:

1) memelihara sejumlah persediaan

2) menyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai; dan

3) menanggung risiko kemungkinan turunnya harga pasar,

kebakaran, pencurian.

b. Produksi pesanan

Produksi pesanan ini dilakukan apabila ada pembeli yang

menghendaki spesifikasi tertentu. Contoh: pakaian seragam, furniture

tertentu, dan lain lain.

4. Faktor-faktor Produksi

Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus

dikelola yang sering disebut sebagai faktor-faktor produksi, yaitu: 1)

material atau bahan, 2) mesin atau peralatan, 3) manusia atau karyawan,

4) modal atau uang, dan 5) manajemen yang akan mengfungsionalkan

keempat faktor yang lain, Daryanto (2012:23).

Dengan demikian manajemen operasi dalam produksi berkaitan

dengan pengelolaan faktor-faktor produksi sedemikian rupa, sehingga


33

keluaran (output), yang dihasilkan sesuai permintaan konsumen, baik

kualitas harga, maupun waktu penyampaiannya.

Dalam suatu produksi sangat perlu diperhatikan faktor-faktor

produksi yang ada, tanpa salah satu dari faktor-faktor produksi tersebut

proses produksi tidak dapat berjalan. Karena itu, hubungan output

(barang/jasa) dan input (faktor produksi) untuk suatu sistem produksi

merupakan suatu fungsi dari tingkat teknologi pabrik, peralatan tenaga

kerja, bahan baku, dan lain-lain yang digunakan dalam suatu perusahaan,

Arsyad (2003, 23).

Menurut Samuelton (2002:31) fungsi produksi adalah kaitan antara

jumlah maksimum yang bisa dilakukan masing-masing dan tiap perangkat

input (faktor produksi). Fungsi ini tetap untuk tiap tingkatan teknologi

yang digunakan. Fungsi produksi ditetapkan oleh teknologi yang tersedia,

yaitu hubungan masukan/keluaran untuk setiap sistem produksi adalah

fungsi karaktristik teknologi pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan, dan

sebagainya yang dipergunakan perusahaan. Setiap perbaikan teknologi,

seperti penambahan satu komputer pengendalian proses yang

memungkinkan suatu perusahaan pabrikan untuk menghasilkan sejumlah

keluaran tertentu dengan jumlah bahan mentah, energi, tenaga kerja yang

lebih sedikit, atau program pelatihan yang meningkatkan produktivitas

tenaga kerja, menghasilkan sebuah fungsi produksi yang baru.


34

5. Manajemen Produksi

Secara harfiah, manajemen produksi terbangun dari dua kata, yaitu

manajemen dan produksi. Manajemen produksi memiliki beberapa

penamaan, yaiu manajemen operasional (operations management),

manajemen pabrik (manufacturing management), dan manajemen

produksi (production mangement), Haming & Nurnajamuddin (2011:13).

Manajemen berasal dari kata to manage, yang artinya mengatur

atau mengelola. Istilah manajemen menurut Manulang (2008:3)

mengandung tiga pengertian. Pertama manajemen sebagai suatu proses,

kedua manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan

aktivitas manajemen dan ketiga manajemen suatu seni (art) dan sebagai

suatu ilmu.

Menurut pengertian pertama, manajemen adalah suatu proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-

usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya

organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan,

Handoko (1986:8). Menurut pengertian kedua, manajemen adalah

kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi,

dengan kata lain sebagai orang yang melakukan aktivitas manajemen

dalam suatu badan tertentu dapat dikatakan sebagai manajemen dalam

arti tunggal disebut manajer. Menurut pengertian ketiga, manajemen


35

sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan

hasil atau manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi

menerangkan fenomena-fenomena (gejala-gejala) kejadian kejadian,

keadaan-keadaan, jadi memberikan penjelasan-penjelasan, Manulang

(2008:4).

Dapat pula bahwa manajemen dikatakan adalah ilmu dan seni, yang

terdiri dari perencanaan, pengorganisasiaan, pengarahan dan pengawasan

terhadap kinerja organisasi dengan menggunakan sumber daya yang

dimiliki untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Kinerja merupakan

prestasi kerja, misalnya pencapaian omset, efisiensi, keuntungan, dan

sebagainya. Sumber daya adalah input yang digunakan untuk meraih

pencapaian kinerja tertentu, dalam bentuk dana, sumber daya manusia

(SDM), tekhnologi dan bahan sebagai ilmu.

Mengapa manajemen dikatakan sebagai seni, sebagai ilustrasi,

dalam tataran pengambilan keputusan, di mana keputusan yang diambil

seringkali bervariasi meskipun mereka diberikan data dan informasi yang

sama. Oleh karena itu, manajemen juga merupakan seni, yaitu seni

pengambilan keputusan, seni pengelolaan sumber daya manusia (SDM),

seni pemasaran, dan lain sebagainya.

Baguley (2003:70) mengatakan: management is about organizing

people and thinks so that they generate the result that we want (manajemen
36

adalah tentang mengorganisir orang dan hal-hal sehingga mereka

mendapatkan hasil yang kita inginkan).

Pengertian manajemen yang lebih komprehensif adalah proses yang

dilakukan oleh satu orang atau lebih, untuk mengkoordinasi kegiatan yang

dilakukan oleh orang lain untuk mencapai hasil yang tidak dapat dicapai

oleh seseorang yang bekerja sendiri. Jadi, seorang manajer

bertanggungjawab mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengawasan dari sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan atau

hasil secara efektif dan efisien lewat usaha yang dilakukan oleh orang lain

di dalam kelompok atau di dalam organisasi.

Pokok dari manajemen tidak lain pengurus suatu usaha, mengurus,

mengatur, membimbing dan memimpin agar tujuan suatu usaha itu

tercapai seperti yang dikehendaki. Suatu prose kegiatan daripada seorang

pemimpin (manajer) yang harus dilakukan dengan menggunakan cara-cara

pemikiran yang ilmiah maupun praktis untuk mencapai kerjasama orang

orang lain sebagai sumber tenaga kerja, serta dengan memanfaatkan

sumber-sumber yang tersedia untuk itu dengan cara yang setepat-

tepatnya, Indrawati (1988:1).

Selanjutnya, istilah produksi seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya adalah merupakan serangkaian kegiatan atau proses untuk

mengubah sumber daya menjadi barang atau jasa, atau dengan kata lain
37

produksi diartikan sebagai fungsi atau sistem yang melakukan kegiatan

proses pengolahan masukan menjadi keluaran dengan nilai tambah yang

lebih besar.

Dengan memadukan pengertian kedua istilah di atas, maka

manajemen produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

dengan perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan, dan pengendalian

aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan

dengan proses pengolahan masukan menjadi keluaran dengan nilai tambah

yang lebih besar. Dari sisi definisi harfiah tersebut, manajemen produksi

memiliki beberapa unsur utama, yaitu (a) manajemen produksi adalah

sebuah proses manajemen, sehingga kegiatannya berawal dari aktivitas

perencanaan dan berakhir pada aktivitas pengendalian, (b) manajemen

produksi mengkaji kegiatan pengolahan masukan menjadi keluaran

tertentu, baik barang maupun jasa, (c) manajemen produksi bertujuan

untuk memberikan nilai tambah atau manfaat yang lebih besar kepada

organisasi atau perusahaan, dan (d) manajemen produksi adalah sebuah

sistem yang terbangun dari subsistem masukan, subsistem proses

pengolahan, dan sub sistem keluaran.

Selanjutnya, perlu pula melihat definisi manajemen produksi

sebagai suatu tipe ilmu manajemen fungsional perusahaan menurut

pandangan para pakar manajemen produksi. Menurut Sofjan Assauri


38

(1999:12) manajemen produksi merupakan kegiatan untuk mengatur dan

mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa

sumber daya manusia, sumber daya alat (mesin) dan sumber daya dana

serta bahan yang berjalan secara efektif dan efesien, untuk menciptakan

dan menambah kegunaan (utility) sesuai barang dan jasa. Manajemen

produksi juga merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses

pengambilan keputusan dalam penetapan upaya pengaturan dan

pengkoordinasian penggunaan sumber-sumber daya dari kegiatan

produksi untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen produksi menurut Chase dan Aquilano (1995), Chase,

Aquilanio, dan Jacobs (2001), Russel dan Taylor (2000), Adam dan Elbert

(1992) pada pokoknya merupakan sejumlah kegiatan yang berhubungan

dengan pendesainan, kegiatan transformasi (operations), dan perbaikan

sistem yang berfungsi untuk menciptakan dan menyerahkan keluaran yang

dihasilkan oleh perusahaan, baik produk barang atau jasa.

Memperhatikan pengertian manajemen produksi menurut para

pakar di atas, maka ada tiga kategori kebijakan utama yang tercakup di

dalamnya, yaitu sebagai berikut.

1. Kebijakan mengenai desain. Desain dalam hal ini tergolong tipe

keputusan berjangka panjang. Dan dalam arti yang luas meliputi

penentuan desain dari produk yang akan dihasilkan, desain atau


39

lokasi dan tata letak pabrik, desain atas kegiatan pengadaan masukan

yang diperlukan, desain atas metode dan teknologi pengolahan,

desain atas organisasi perusahaan, dan desain atas job description

dan job specification.

2. Kebijakan mengenai proses transformasi (operations). Keputusan

operasi ini berjangka pendek, berkaitan dengankeputusan taktis dan

operasi. Di dalamnya terkait jadwal produksi, gilir kerja (shift) dari

personel pabrik, anggaran produksi, jadwal penyerahan masukan

kesubsistem pengolahan, dan jadwal penyerahan keluaran ke

pelanggan atau penyelesaian produk.

3. Kebijakan perbaikan terus-menerus dari sistem operasi. Karena

sifatnya berkesinambungan (terus-menerus), maka kebijakan

tersebut bersifat rutin. Kegiatan yang tercakup di dalamnya pada

pokoknya meliputi perbaikan terus-menerus dari mutu keluaran,

keefektifan dan keefesienan sistem, kapasitas dan kompetensi dari

para pekerja, perawatan sarana kerja atau mesin, serta perbaikan

terus menerus atas metode penyelesaian atau pengerjaan produk.

Berpijak atas definisi manajemen produksi tersebut di atas, maka

manajemen produksi dibangun oleh tiga keputusan dan aktivitas utama,

yaitu keputusan dan aktivitas desain, transformasi, dan perbaikan terus

menerus atas sistem. Perpaduan antara aktivitas desain dan transformasi


40

ditargetkan untuk meningkatkan efisiensi proses sehingga sasaran

mewujudkan nilai tambah yang lebih besardapat dicapai. Selanjutnya,

interaksi antara aktivitas desain dengan perbaikan terus-menerus

diharapkan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan keluaran yang semakin baik, semakin diterima oleh pasar,

dan semakin berdaya saing. Dengan demikian diharapkan untuk semakin

memampukan perusahaan menjadi pemenang dalam persaingan pasar

(order-winner). Memperhatikan uraian itu, tergantung tujuan manajemen

produksi, yaitu:

1. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan

keluaran sesuai yang diharapkan oleh pasar.

2. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menghasilkan

keluaran secara efisien.

3. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk mampu

menghasilkan nilai tambah atau manfaat yang semakin besar,

4. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menjadi

pemenang dalam setiap kegiatan persaingan, dan

5. Mengarahkan organisasi atau perusahaan agar keluaran yang

dihasilkan atau disediakan semakin digandrungi oleh pelanggan.

Manajemen produksi merupakan penerapan manajemen

berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk sesuai dengan standar


41

yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik

produksi yang seefesien mungkin. Kegiatan produksi pada dasarnya

merupakan proses bagaimana sumber daya input di ubah menjadi produk

output berupa barang dan jasa.

Manajemen produksi tidak hanya manajemen pabrik dan

manufaktur, namun menyangkut pembahasan organisasi dari pabrik dan

manufaktur, juga membahas mengenai organisasi jasa. Manajemen

produksi dapat dipergunakan secara efektif untuk mengurangi biaya dan

memperbaiki hasil dari barang yang ditawarkan dan dijual. Dalam kegiatan

produksi tercaku seluruh proses yang mengubah masukan (input) dan

menggunakan sumber-sumber dana untuk menghasilkan keluaran

(output) yang berupa barang dan jasa.

Dalam kegiatan produksi, juga diperlukan manajemen yang

strategis seperti disebutkan dalam buku John E. Biernat (2003:6) yang

berjudul Strategic Management Creating Competitive Advance, “ Strategic

management consist of the analysis, decisions and action an organization

undertakes in order to create and sustain competitive advantages.” (Strategi

manajemen terdiri dari analisis, keputusan dan tindakan organisasi

dilakukan dalam rangka menciptakan keunggulan yang kompetitif).

Manajer produksi harus mampu membina dan mengendalikan arus

masukan (input) dan pengeluaran (output), sertamengelola penggunaan


42

sumber-sumber daya yang dimiliki, agar kegiatan dan fungsi produksi

terlaksana.

Dalam manajemen produksi, manajer harus mampu menciptakan

produk yang bisa memuaskan konsumen. Pada saat ini dan yang akan

datang sikap kritis dan persaingan semakin tinggi, sehingga konsumen

betul-betul menginginkan produk yang mampu memberikan kepuasan,

sementara pilihan produk yang ditawarkan pasar sangat beragam.

Sehingga seorang manajer mampu meliat realita serta mengaplikasikannya

pada produk ciptaan.

6. Fungsi Manajemen Produksi

Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik,

pengetahuan, waktu dan perhatian), sedangkan kebutuhannya terbatas.

Usaha untuk memenuhi kebutuhan, terbatasnya kemampuan dalam

melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas dan

tanggung jawab. Dengan adanya pembagian pekerjaan, tugas dan tanggung

jawab ini, maka terbentuklah kerjasama dan keterikatan/formil dalam

suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit

akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai.

Tujuan manajemen adalah mengatur semua kegiatan dalam rumah

tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintah dan lain


43

sebagainya. Adapun tujuan serta manfat diterapkannya ilmu manajemen

pada suatu organisasi adalah sebagai berikut:

1. Mampu memberikan arah pencapaian kinerja secara terukur dan

sistematis sehingga diharapkan pekerjaan dapat dikerjakan

berdasarkan time schedule.

2. Mampu menempatkan perusahaan dalam kerangka kerja yang

mengedepankan konsep efisiensi dan aktifitas. Efisiensi diliat dari

segi biaya yang dipergunakan sesuai dengan alokasi yang

dianggarkan bahkan jika memungkinkan lebih rendah dari yang

teralokasi. Sedangkan konsep efektifitas melihat pada sisi

penghematan waktu yang bisa dilakukan, artinya suatu pekerjaan

mampu dilaksanakan dan terselesaikan secara tepat waktu yang

direncanakan.

3. Membuat perusahaan telah menerapkan konsep menajemen yang

memenuhi standar-standar aturan yang telah disepakati, sehingga

para klien dan mitra bisnis menaruh simpati serta kepercayaan pada

perusahaan.

Berdasarkan pengertiannya, manajemen mempunyai fungsi-fungsi

yang terkait erat di dalamnya. Fungsi-fungsi manajemen adalah

serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan

manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu


44

tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Sebagaimana

diterangkan oleh Nickles, McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

Hampir setiap satu orang atau organisasi memiliki perencanaan.

Perencanaan menyangkut langkah-langkah yang akan diambil oleh seorang

atau manajer yang sesuai dengan kondisi sekarang dan perkembangan

yang mungkin akan dihadapi pada masa akan datang. Perencanaan

dimaksudkan untuk mengonsep keadaan yang lebih cocok dengan apa

yang diinginkan serta menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk

mencapai keadaan tersebut.

George R. Terry dan Leste W.R. (2003:10) memberikan definisi

bahwa “perencanaan adalah proses memutuskan tujuan-tujuan yang akan

dikejar selama jangka waktu yang akan datang dan hal-hal yang akan

dilaksanakan agar tuuan-tujuan itu dapat tercapai”.

John Willey dan Sons juga menjelaskan dalam bukunya The Portable

MBA in Project Management yaitu: with a clear goal in place, documented

by the statement of work and business case, the manager builds the action

plan that the describes the who, what, when,where and how off

accomlishingthe project. (Dengan tujuan yang jelas, didokumentasikan oleh

laporan kerjadan bisnis, manajer membangun sebuah rencanayang


45

menggambarkan siapa, apa, kapan, di mana dan bagaimana caranya untuk

mencapai sebuah proyek).

Perencanaan merupakan suatu proses yang digunakan oleh manajer

untuk mengidentifikasi dan memilih tujuan yang tepat dan arah tindakan

karena perencanaan merupaka kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan

dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan itu agar

mendapat hasil yang optimal. Effendy (2000:67) mengatakan, “that which

is meant with planning her is the proposed method of action or procedure,

which is an action that will be done in order to obtain result that has been

determined in th space and time span. (Apa yang dimaksud dengan

perencanaan di sini adalah metode yang diusulkan dari tindakan atau

prosedur, yang merupakan hal yang akan dilakukan untuk mendapatkan

hasil yang telah ditentukan dalam rentang ruang dan waktu).

Dalam suatu organisasi perencanaan memiliki posisi penting dari

langkah-langkah berikutnya. Perencanaan merupakan hal yang sangat

penting, karena perencanaan akan menentukan arah atau jalan kegiatan

yang akan diikuti, memperkirakan waktu, tenaga dan bahan yang akan

diperlukan agar mencapai tujuan. Kematangan dan kesalahan dalam

perencanaan mampu memberi pengaruh positif dan negatif pada masa

yang akan datang, sehingga suatu perencanaan yang dibuat adalah selalu

memikirkan dampak jangka panjang yang mungkin akan dialami.


46

2. Pengorganisasian (organizing)

Baguley :70) mengatakan, “management is about organizing people

and thinks so that thay generate the results that we want. (manajemen

adalah tentang mengorganisir orang dan hal-hal sehingga mereka

menghasilkan sebuah hasil yang diinginkan).

Siswanto (2011:3) mengatakan, “Pengorganisasian yaitu suatu

proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian kerja yang direncanakan

untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan, penentuan

hubungan pekerjaan yang baik diantara mereka serta pemberian

lingkungan dan fasilitas pekerjan yang kondusif.” Lebih lanjut, Effendy

(2000:74) mengatakan, “Everyone included within the organization have the

obligation to fulfill his or her duty and function because he/she is a part of

the organization as a whole.” (Siapa saja yang masuk dalam organisasi

memiliki kewajiban untuk memenuhi kewajibannya dan fungsinya karena

dia adalah bagian dari organisasi secara keseluruhan). Organisasi dalam

arti statis adalah skema, bentuk atau bagan yang menunjukkan hubungan

diantara fungsi serta otoritas dan tanggung jawab yang berhubungan satu

sama lain dari individu yang diberi tugas atau tanggung jawab atas setiap

fungsi yang bersangkutan. Sedangkan organisasi menurut arti dinamis

adalah proses pendistribusian pekerjaan yang harus dilakukan oleh

individu atau kelompok dengan otoritas yang diperlukan untuk


47

pengorganisasian. Jadi pengorganisasian berarti menetapkan sistem

organisasi yang dianut dan mengadakan distribusi kerja agar

mempermudah perealisasian tujuan.

Manajemen erat kaitannya dengan konsep organisasi, sehubungan

dengan hal tersebut organisasi dapat diartikan sebagai interaksi antara

orang-orang yang ada dalam suatu wadah untuk melakukan sesuatu atau

berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian

dapat dietahui indikator adanya suatu organisasi itu adalah adanya orang-

orang yang bekerja sama, ada kegiatan pekerjaan yang dilakukan bersama

yang ingin dicapai.

3. Pengarahan (Actuating)

Pengarahan merupakan fungsi manajer yang sangat penting, semua

usaha memerlukan pengarahan jika menginginkam usaha tersebut berhasil

dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok. Pengarahan adalah kegiatan

pemimpin untuk membimbing, menggerakkan, mengatur segala kegiatan

yang diberikan dalam pelaksanaan usaha.

Menurut Siswanto (2011:3), pengarahan yaitu suatu rangkaian

kegiatan untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan

kepada bawahan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam

kelompok formal dan untuk pencapaian tujuan bersama. Pengarahan juga

dapat diartikan sebagai proses implementasi program agar bisa dijalankan


48

oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua

pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh

kesadaran dan produktivitas yang tinggi.

G.R Terry dan L.W Rui (1999) mendifinasikan pengarahan sebagai

mengintregasikan usaha-usaha anggota atau kelompok sedemikian rupa

sehingga dengan selesainya tugas-tugas yang diserahkan kepada mereka,

mereka memenuhi tujuan-tujuan kelompok.

Keberhasilan dalam pengarahan ditentukan oleh partisipasi

pegawai, komunikasi yang cukup dan kepemimpinan yang kuat.

Pengarahan yang efektif yaitu pengarahan yang dilakukan oleh seorang

manajer yang banyak melakukan refleksi dan sistematis, artinya manajer

bekerja dengan cara yang teratur (tidak tergesa-gesa) dan sistematis,

melakukan pengarahan secara profesional, sesuai dengan program dan

prosedur yang sistematis, mengambil keputusan dilakukan secara benar

dan adil, mengetahui kekuatan dan kelemahan bawahan dan mengerti

akan kapasitas-kapasitas dan perhatian bawahan, serta mengetahui apa

yang dapat mereka hasilkan.

Dalam manajemen, manajer atau pemimpin harus mampu

memotivasi para bawahan dan karyawannya dengan cara menumbuhkan

kesadaran bagi para karyawan bahwa bekerja merupakan suatu


49

kebutuhan. Motivasi untuk meningkatkan etos kerja dan kualitasnya, serta

meningkatkan minat karyawan untuk mengembangkan dirinya.

Di samping etos kerja, pimpinan juga harus memotivasi unsur

pengetahuan dan keterampilan karyawan. Dari semua itu, yang paling

utama untuk dimotivasi pimpinan adalah kejujuran. Karena dalam

pembisnis tulen harus memiliki komitmen yang kuat untuk mengamalkan

akhlak yang mulia, cakap dan komunikatif, menghindari perbuatan curang

dalam berbisnis.

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan secara umum dapat didefinisikan sebagai cara suatu

organisasi mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh

mendukung terwujudnya visi dan misi organisasi.

Pengawasan berarti mengawasi aktivitas karyawan, menentukan

apakah organisasi dapat memenuhi target tujuannya, dan melakukan

koreksi bila diperlukan. Manajer harus memastikan bahwa organisasi

bergerak menuju tujuannya. Trend baru berupa pemberdayaan dan

kepercayaan terhadap karyawan telah menyebabkan banya perusahaan

tidak lagi terlalu menekankan kontrol dari atas ke bawah dan lebih

menekankan pada pelatihan karyawan untuk memantau dan mengoreksi

mereka. Berkenaan dengan pengawasan, John Wiley and Sons (2003:10-

11) mengatakan, “The control function can be likened to driving a car. The
50

driver monitors the vehicle and the environment, intentionally steers toward

the destination, and takes corrective action as obstances or unexpected

events arise. (Fungsi kontrol dapat disamakan dengan mengendarai mobil.

Pengemudi memantau kendaraan dan lingkungan, yang sengaja

mengarahkan ke tujuan dan mengambil tindakan korektif hambatan atau

kejadian yang muncul tak terduga).

Menurut G.R. Terry, “Controlling can be defined as the process of

determining what is to be accomplised that is the standard; what is being

accomplised, that is corrective measure so that performance take place

according to plans, in conformity with the standard. (Pengawasan dapat

didefinisikan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai, yang

merupakan standar, apa yang sedang dilakukan, yaitu pelaksanaan dan

menilai pelaksanaan dan apabila perlu dilakukan perbaikan-perbaikan,

sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yang selaras dengan

standar).

7. Ruang Lingkup Manajemen Produksi

Manajemen merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal

penggunaan sumber-sumber daya dalam proses transpormasi hingga

menghasilkan barang atau jasa. Sistem produksi/operasi merupakan

keseluruhan unsur, gabungan yang secara dinamis berkaitan satu sama


51

lain untuk mencapai tujuan operasi, karena itu dalam sistem

produksi/operasi mengandung tiga bahan komponen yang berbeda yaitu

input, proses dan output.

Proses produksi adalah proses transformasi atau konversi masukan

(input) sumber daya yang dapat berbentuk macam-macam dalam operasi

manufaktur, masukan ini berupa bahan baku, energy, tenaga kerja, mesin,

informasi dan teknologi, sedangkan outputnya bias muncul dalam produk,

barang kimiawi dan lain sebagainya. Proses konversi itu sendiri tidak

hanya melibatkan penerapan teknologi tetapi juga berbagai variabel yang

dapat dikendalikan.

Manajemen produksi dan operasi berhubungan dengan

pengendalian produksi dalam proses pembuatan rancangan dan

pengawasan produksi yang semuanya ditujukan untuk menambah nilai

guna barang dan jasa yang dihasilkan. Dalam menghasilkan produk dan

kualitas yang baik sesuai dengan standar yang ditentukan, maka

perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan proses produksinya,

dengan peningkatan proses produksi yang terencana. Selain dapat

meningkatkan mutu produk, perusahaan dapat menjaga standarisasi

produk yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga hal tersebut dapat

mengurangi jumlah produk yang rusak atau cacat, dalam memenuhi

keinginan konsumen atau akan kebutuhan barang dan jasa, para manajer
52

produksi dan operasi mangarahkan berbagai masukan (input) agar dapat

memproduksi berbagai keluaran (output) dalam jumlah, kualitas, harga,

waktu dan tempat yang sesuai dengan permintaan konsumen. Mengingat

konsumen pada saat ini berpandangan kritis terhadap suatu produk, maka

produk yang berkualitaslah yang dapat menarik minat konsumen untuk

mengonsumsinya.

Anda mungkin juga menyukai