Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Overweight Pada Remaja Di SMPN 22 Samarinda Skripsi
Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Overweight Pada Remaja Di SMPN 22 Samarinda Skripsi
SKRIPSI
DIAJUKAN OLEH
SINTA RAHMANITA
1911102413082
2023
2
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN
SKRIPSI
DIAJUKAN OLEH
SINTA RAHMANITA
1911102413082
2023
3
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
terhormat.
Timur.
3. Ibunda Sri Sunarti, M.PH selaku Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
4
5. Ibu Lisa Wahidatul Oktaviani, Ph.D, selaku Koordinator Mata Ajar
terselesaikan.
5
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................ 6
BAB I ........................................................................................................ 12
PENDAHULUAN ...................................................................................... 12
6
1.6 Hipotesis ............................................ Error! Bookmark not defined.
BAB II ....................................................................................................... 19
7
1) Usia...................................................................................................... 33
2) Jenis Kelamin....................................................................................... 34
BAB IV ..................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 50
LAMPIRAN ............................................................................................... 52
8
DAFTAR GAMBAR
9
DAFTAR SINGKATAN
1
0
DAFTAR TABEL
Samarinda............................................................................................... 37
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
berdasarkan hasil survey pada tahun 2016 terdapat sekitar 340 juta
lebih anak dan remaja usia 5-19 tahun menderita penyakit obesitas
bahwa kondisi ini mengalami kenaikan dari 4,9% di tahun 2000 menjadi
2021).
1
2
Remaja adalah masa transisi dalam periode anak ke periode
Obesitas terjadi karena aktivitas fisik yang kurang dari kebutuhan tubuh
dalam rumah dari pada di luar rumah seperti menonton televisi dan
yang minim gerak ini akan berdampak buruk bagi kesehatannya karena
Dungga, 2020).
1
3
Aktivitas fisik merupakan perilaku positif sebagai pengontrol
ringan pada masa remaja akan cenderung kurang aktif pada masa
Kemenkes RI) pada tahun 2019, sejak tahun 2010, masalah obesitas
pada remaja naik yang semula 1,4% menjadi 7,3%pada tahun 2013.
dan 8,8% obesitas (tahun 2013) dan meningkat di tahun 2018 yaitu
10,8% gemuk dan 9,2% obesitas. Sedangkan pada usia 1315 tahun
sebesar 8,3% gemuk dan 2,5% obesitas (tahun 2013), yang juga
sebesar 9,5% gemuk dan 4,0% obesitas di tahun 2018 (Gustra Jeki et
al., 2022).
nasional pada usia 16-18 tahun yakni overweight sebesar (8,7%) dan
1
4
obesitas sebesar (2,2%) menurut riset kesehatan dasar (Riskesdas)
pada tahun 2007 sebesar 18,8% dan terkini pada tahun 2018
pada remaja usia 15-18 tahun sebesar 37%, dimana lebih tinggi
al., 2020) .
kerja Puskesmas Segiri yakni pada bulan agustus tahun 2019 sebanyak
110 orang dari 869 siswa sedangkan obesitas sentral didapatkan hasil
1
5
SMPN 22 Samarinda menjadi satu-satunya sekolah yang
rendahnya aktivitas fisik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil yang
22 Samarinda
1
6
1.3.2.2 Mengidentifikasi kejadian obesitas pada remaja di SMPN 22
Samarinda
SMPN 22 Samarinda.
pada anak remaja dan dapat menjadi bahan penyuluhan bagi petugas
1
7
kesehatan untuk mencegah obesitas pada anak remaja di SMPN 22
Samarinda.
1.6 Hipotesis
1
8
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1.1 Populasi
tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja kelas VII (tujuh) di
2.1.2 Sampel
1
9
dipergunakan sebagai subyek penelitian. Sampel dalam penelitian ini
N = Populasi penelitian
Maka diketahui:
N = 432 α = 5%
= 0,5
= 0,05
= 202
2
0
Hasil perhitungan sampel didapatkan sebanyak 202 remaja di SMPN
22 Samarinda.
a. kriteria Inkslusi
penelitian.
b.kriteria Ekslusi
Siswa MasingMasing
Siswa
2
1
1 VII A 39 202(39/432) 18
2 VII B 39 202(39/432) 18
3 VII C 40 202(40/432) 19
4 VII D 39 202(39/432) 18
5 VII E 40 202(40/432) 19
6 VII F 38 202(38/432) 17
7 VII G 40 202(40/432) 19
8 VII H 40 202(40/432) 19
9 VII I 37 202(37/432) 17
10 VII J 40 202(40/432) 19
11 VII K 40 202(40/432) 19
yang diamati
2
2
Tabel 2 1 Definisi Oprasional
2
3
1. Aktivitas Aktivitas fisik Kuesioner 1. Tinggi Ordinal
adalah 30
2. Sedang
menit, (Craig et al.,
(skor total MET
kurangnya 2003)
individu sebesar ≥
aktivitas fisik
600 MET
akan
berdampak menit/minggu ≥ 5
buruk pada
hari / minggu
tubuh.
beraktivitas fisik)
3. Ringan
(skor total MET
individu sebesar ≤
600
METmenit/minggu)
(Craig et al.,
2003)
2
4
2. Kejadia Over Weigth Pengukuran Tidak Over Weigth - ordinal
n Over Indeks Mas a 2 SD sd + 1 SD
Weigt h adalah keadaan Tubuh (IMT) Over weigth + 1 S
dengan i D sd + 2 SD
tubuh Aplikas
Antropometr
seseorang yang
memilik tubuh
yang berlebih
berdasarkan
IMT/U
Questionnaire).
2
5
yang sering digunakan adalah Indeks Masa Tubuh (IMT)
(Sudirman, 2020).
Mandar, 2020).
2
6
2.5.2 IPAQ (International Physical Activity Questionnaire)
atas jawaban yang sudah ada (Hidayat, 2009). Kuesioner ini diikuti oleh
benar mengukur apa yang diukur. Maka perlu diuji dengan uji korelasi
2
7
2. Kuesioner aktivitas fisik terdiri dari 27 pertanyaan yang
Correlation.
dengan r tabel untuk degree of freesom (df)= n-2, dalam hal ini n adalah
jumlah sampel. Pada kasus uji reliabilitas dan validitas penelitian ini
df= 28. Didapatkan nilai r hasil (0,442) > r table (0,361). Jika r hitung
lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka pertanyaan atau indikator
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan
2
8
Kuesioner aktivitas fisik akan di uji reabilitas dengan menggunakan
cronbach’s yaitu 0,625 yang artinya reliabel karena lebih besar dari
yang ada dan telah diolah seperti sumber publikasi pemerintah, jurnal,
catatan internal.
1. Analisis Univariat.
2
9
Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan untuk
2. Analisis Bivariat.
3
0
BAB III
(Sembilan).
seminggu.
Visi Sekolah
3
1
5. Unggul dalam ketrampilan tata boga dan Busana
belajar
Misi Sekolah
menyenangkan.
6. Melaksanakan program 9 K.
lingkungan terkait.
internet.
3
2
9. Memberikan pelayanan kepada siswa, orang tua siswa, dan
a. Karakteristik Responden
1) Usia
13 tahun.
3
3
2) Jenis Kelamin
tabel:
3) Tinggi Badan
3
4
Distribusi responden berdasarkan tinggi badan menunjukkan
158,36 cm.
4) Berat Badan
Berat
Frequency (N) Percent (%) Mean
Badan (kg)
30-45 54 26,7
46-60 102 50,5
61-75 34 16,8 59,93
76-90 9 4,5
91-105 3 1,5
Total 202 100,0
Sumber: Data Primer 2023
kg.
3
5
6) Status Aktivitas Fisik
tabel:
analisis bivariat:
3
6
tabel 3 6 Hasil Analisis Uji Chi- square (α=0,05) Hubungan aktivitas
Fisik Dengan Kejadian Overweight Pada Remaja di SMPN 22
Samarinda
Status Aktivitas Fisik
Status Gizi Tinggi Sedang Ringan Total Total
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Sig.2 %
(f) (f) (f) (Tailed)
Tidak 5 3.9% 95 73.6% 29 22.5% 100.0%
Overweight
Overweight 0 0.0% 3 4.1% 70 73.0% 100.0% .000
Total 5 2.5% 98 48.5% 99 49.0% 100.0%
0,05) didapatkan nilai p value sebesar 0,000 < 0,05. Maka H0 ditolak
3.2 Pembahasan
yang keluar. Akibat dari sedikitnya energi yang keluar dari tubuh,
maka sisa dari energi tersebut akan tersimpan menjad lemak dan
(Putra, 2017).
3
7
Kuesioner aktivitas fisik terdiri dari 27 pertanyaan yang mengukur
3
8
Penelitian lainnya yang sejalan dilakukan oleh (Sari et al., 2017)
yaitu aktivitas fisik remaja dapat diketahui bahwa 52% siswa memiliki
aktivitas fisik yang ringan dan siswa yang memiliki aktivitas sedang
faktor lain yang dapat mempengaruhi aktivitas fisik yaitu faktor usia
dan penguatan otot dan tulang (Yudho et al., 2020). Hal aktivitas fisik
3
9
yang dapat dilakukan adalah dengan membiasakan diri menggunakan
tangga untuk naik ke ruang atas, bukan lift atau escalator, pergi ke
al., 2008).
melakukan aktivitas fisik dan menjaga pola makan yang sehat (Candra
et al., 2016).
4
0
Keadaan gizi yang baik, tubuh mempunyai cukup kemampuan untuk
badan yang juga telah diukur dalam ukuran meter yang dikuadratkan
lapar sehingga sulit untuk keluar dari overweight jika mereka tidak
makan tinggi lemak dan rendah serat. Hal ini sejalan dengan
4
1
Penelitian sebelumnya juga sejalan dengan konsumsi protein
deaminiase.
3 Makassar. Hal ini karena tidak tersedianya sayur dan buah di rumah,
Hal ini juga tidak sejalan dengan penelitian Asih (2018), usia
anak usia 5-10 tahun dan usia 16 tahun ke atas. Hal lain, remaja lebih
serta sedikit serat, vitamin, dan mineral yang berpengaruh buruk buruk
4
2
kemungkinan mengalami kegemukan. Adapun pola makan berlebih,
et al., 2017).
SMPN 22 Samarinda
kalori berlebihan dan tidak diikuti aktivitas fisik yang berat akan
kalori terbakar walau hanya satu pertiga pengeluaran kalori tatapi jika
4
3
terlebih dahulu p value <α = 0,05, maka hasil yang didapatkan ialah p
value 0,000 pada α = 0,05 yang menunjukkan bahwa nilai p value <a
maka H0 ditolak yang memiliki arti ada hubungan antara aktivitas fisik
SMPN 22 Samarinda.
aktivitas fisik yang lebih tinggi dapat meringankan pengaruh risiko pada
Prasetyaningati2, 2020).
aktivitas fisik sedang seb esar 9 responden (20 %) (Nisa & Rakhma,
2019)
4
4
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
karena jumlah remaja dengan gizi cukup memiliki aktivitas fisik cukup
yang baik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari dari 122
2020).
Hal itu tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh pada
pada tahun 2018, Hal ini teruji secara statistik dengan nilai p = 0,000.
4
5
(70,20%) dan sebagian besar melakukan aktivitas fisik sedang
2022).
rendah. Oleh karena itu sisa energi yang tersimpan didalam tubuh
4
6
komponen makanan yang berperan menyebabkan peningkatan jumlah
lemak (adiposit) di dalam tubuh pada kondisi gizi lebih dan diet yang
perlu adanya peran orang tua dan sekolah dapat memfasilitasi kegiatan
olahraga bagi siswa agar pelaksanaan menjadi lebih baik sebagai salah
satu upaya pencegahan overweight sejak dini. Orang tua juga perlu
makan yang sehat dan normal serta IMT yang normal tetap
dipertahankan.
4
7
BAB IV
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
4
8
menggunakan booklet dan audiovisual efektif
overweight.
b. Bagi Peneliti
4
9
DAFTAR PUSTAKA
(SLE). 1–115.
Dengan Kegemukan;
5
0
validity. Medicine and Science in Sports and Exercise,
35(8), 1381–1395.
https://doi.org/10.1249/01.MSS.0000078924.61453.FB
Gustra Jeki, A., Fitria Isnaini, I., Studi Ilmu Gizi, P., Tinggi
18(2). https://doi.org/10.19184/ikesma.v18i1.24902
5
1
Shah, S., & Hv, S. (n.d.). Obesity Risk Assessment
Concept.
https://doi.org/10.23880/doij-16000238
a Systematic Wawai,14(2),120–129
http://dx.doi.org/10.26630/jkm.v14i2.2665
478. https://doi.org/10.26630/jk.v9i3.961
LAMPIRAN
5
2