I Love U, Revan by Iu PDF
I Love U, Revan by Iu PDF
"Kenapa pusing?"
"Iya! Lain kali gue diem. Udah gue peduliin tetep aja
hati lo keras, dasar beku lebih beku dari es batu!"
Waktu itu…
Flashback on
Flashback off
BUGH
BUGH
őőő
Ddyulian
2. Penyampaian Rasa
Tes.. Tes..
Skreet... Brak
őőő
őőő
Ddyulian
3. Dhirga Richard
"Lo cantik."
Velma memutarkan bola matanya sambil mengusap
keningnya, "Jadi mau pesen apa?"
őőő
Drrt.. Drrt..
1 menit...
5 menit...
30 menit...
őőő
Ddyulian
4. Telat!
Kreet
őőő
őőő
krik..krik
őő
5. Cemburu, Tak Mengerti
BUGH
őőő
6. Rencana Jahat
"Assalamu'alaikum."
BUG
őőő
őőő
Ddyulian
7. Kejutan Dan Kebahagiaan
"Baiklah."
"REVAN!?"
őőő
Ddyulian
-Spesial Part-
őőő
"So I'm gonna love you, like I'm gonna lose you.. I'm
gonna hold you like I'm saying goodbye... wherever
we're standing, I won't take you for granted 'cause
we'll never know when, when we'll run out of time.. so
I'm gonna love you, like I'm gonna lose you.. I'm
gonna love you like I'm gonna lose.. you" Revan meraih
dagunya lalu menatapnya dalam membuat Velma menahan
nafasnya, penonton terlihat hening ada juga yang ikut
bernyanyi bahkan ada yang menjerit ketika melihat
perlakuan kecil dari Revan untuknya.
"So I'll kiss you longer baby any chance that I get.. I'll make
the most of the minutes and love with
no regrets."
[Revan & Velma] "So I'm gonna love you, like I'm gonna
lose you.. I'm gonna hold you like I'm saying goodbye...
wherever we're standing, I won't take you for granted 'cause
we'll never know when, when we'll run out of time.. so I'm
gonna love you, like I'm gonna lose you.. I'm gonna love
you like I'm gonna lose.. you."
őőő
9. Not Bad
"Revan!"
BUGH
őőő
BUGH
CKLEK
"Dhirga kenapa?"
őőő
őóő
Drrt..Drrt
őőő
BRAK
"Hoy!" Dhirga terkesiap kaget namun hanya sekilas
membuat Rosi mengerucutkan bibirnya "Dhirga, gue
baru tau cowok cool kayak lo bisa galau nyampe
kayak gini."
őőő
"Ap-ap.. tapi"
őőő
Velma benar-benar tidak habis fikir dengan Revan,
berani sekali berbuat keji seperti itu hanya karena
dirinya. Velma sangat tidak suka jika ada yang
tersakiti karenanya, bagaimanapun juga dirinya
hanya seseorang yang mempunyai takdir bagus
sehingga bisa sekolah di SMA binusi itu, sangat tidak
pantas jika dirinya membuat kekacauan dan terlibat
masalah bersama siswa-siswi sana. Yang perlu
Velma lakukan hanyalah belajar, belajar, belajar di
sekolah itu bukan membuat masalah seperti ini.
"Velma?"
őőő
"Kak Evan!"
őőő
12. Tempat Bersandar
BRAK
"Ada Velma?"
őőő
BRAK
őőő
Satu kata untuk hari ini, kacau. Bagi Revan ini
pertama kalinya dia mengalami keadaan sekacau ini.
Disaat dirinya membutuhkan seseorang untuk
bersandar tetapi sandaran itu seolah-olah tidak
menginginkannya, sangat menyakitkan.
Toktoktok.. Toktoktok
Sungguh tidak sabaran, Velma yang tengah duduk di
depan televisi sambil menyumpal hidungnya
memakai tissue terkaget mendengar ada yang
mengetuk pintu "Velma bukain pintu, ibu lagi masak
sebentar."
CKLEK
"Vel,"
őőő
Ddyulian
13. Salah Tingkah
Hening...
"Sakit."
Hening kembali..
őőő
őőő
"Als,"
"Lo kenal dia lebih deket engga sih? maksud gue gini..
Lo bisa bantuin gue? untuk sekedar kasih tau hal-hal
mengenai Velma ke gue." Alsa menghembuskan
nafas kasar tidak percaya, bukannya Velma pacarnya
Revan? Apa jangan-jangan Lingga mau nikung
Revan lagi, waduh gawat.
őőő
őőő
"Bohong."
"Pacarnya Velma."
"Sahabatnya Velma."
Drrt... Drrt...
"Revan!"
őőő
"Ya. Revan tau itu tapi apa yang harus Revan lakuin?
Semuanya rumit om."
őőő
őőő
16. Egois Dan Ketertarikan
"DUARRR!! HAHAHA."
Tiba-tiba di depannya sudah ada wanita gila ini yang
langsung tertawa terbahak-bahak, membuat Dhirga
melotot "Muka lo aneh banget gila!" Rosi menarik-
narik baju Dhirga sambil terus tertawa.
"Yaiya lo hantunya."
"Kurang ajar!"
"Ck! cabut."
DUAGH
"E-e.. Enggak papa kok, gak papa gak sakit juga kak.
Gak papa." Sambil menggigit bibir bawahnya Rosi
berdiri lalu merapikan bajunya yang kusut.
"Yaudah, maaf sekali lagi ya? Gue duluan kalo gitu."
Setelah itu Meka langsung menaiki sepedanya dan
pergi menjauhi dirinya.
Halah.
őőő
Ddyulian
17. Nomor Tujuh Belas
"Velma, Vel!"
"Kenapa?"
Deg.
őőő
"Hah? Gue.. gue gak tau." Dirinya saja tidak tau berita
ini, tapi kemungkinan besar Velma tidak akan ikut.
"Lo gak tau mau ikut apa enggak atau gak tau
informasi ini?"
őőő
18. Kesalah-Pahaman
"Hai Van."
"Gue-"
"Diem."
"Kalo gue maafin lo, lo bisa kan gak usah deketin gue
lagi?"
BUGH
"Van."
BRAK
"VELMA!"
őőő
őőő
CEKLEK
2 Tahun lalu...
Flashback On
Flashback Off
Őőő
20. Dokter Naufal
"Velma?"
"Kenapa?"
őőő
Velma menatap Revan yang tengah mengendarai
mobilnya dengan cemas, ini kali pertama dirinya pergi
ke rumah sakit. Bagaimana kalau dirinya melakukan
hal-hal bodoh atau penyakit yang di deritanya terlalu
parah sehingga dokter tidak mau menanganinya dan
itu mempermalui Revan di depan umum.
"Van,"
"Revan?"
Drrt.. Drrt..
"Tentu saja."
21. Tidak Semudah Itu
őőő
"K-kak.."
"Kak.. Evan."
őőő
Setelah menerima satu pesan dari Revan, Naufal
langsung mengajak Velma untuk pulang walaupun
gadis itu bersikeras menolak di antarkan olehnya.
"Ikuti saja."
Brugh
őőő
22. Tanpa Di Sadari
"Revan,"
őőő
Karena paksaan ibunya, Velma ikut serta di
acara camp kali ini. Sebelumnya dari kelas satu,
dirinya tidak pernah berpartisipasi sedikitpun
mengenai acara sekolah semacam ini. Terlebih
perlengkapan berlebihan dari Revan yang membuat
ibunya semakin membujuknya untuk ikut. Sangat
menyebalkan.
Tiin.. Tiin..
őőő
"Ha, siapa?"
"Velma."
őőő
23. Pesona Revan
"Maaf."
"Maaf."
őőő
Sedari tadi, Alsa memperhatikan gerak gerik Saras.
Ada yang tidak beres, Alsa yakin pasti akan ada
sesuatu di camp nanti dan untuk meyakinkan hatinya,
Alsa duduk di sini sambil berpura-pura
mendengarkan musik dengan memakai headset di
telinganya.
őőő
"Vel.."
"Velma."
"Revan!"
"Enggak."
őő
24. Sebuah Lagu
"Nik-"
őőő
"O-oke nanti."
BLUSH
őőő
őőő
25. Sakit Hati Itu Nyata
Őőő
"Lo ngantuk?"
őőő
Ini bukan salahnya, tapi dirinya juga tidak bisa
menyalahkan waktu. Saat ini juga hatinya berada
dalam dua perasaan yang mempunyai batas saling
menjatuhkan, perasaan senang karena kemungkinan
besar orang yang ia sukai akan kembali dekat
dengannya dan perasaan gelisah karena kabar ini
yang akan membuat orang yang di sukainya
menderita.
"AAAAAKKKK!!!"
őőő
Ddyulian
26. Seiring Rasa
"Oh."
"Gue ikut."
őőő
"..."
"Hm, no problem."
"Yaudah, bye."
Hening.
--
Dari awal, Revan mengakui kalau dirinya tertarik
pada seorang gadis yang ditolongnya pagi itu.
Awalnya yang risih tetapi tanpa sadar memang
tindakan-tindakan gadis itu membuat dirinya jadi
memperhatikan, rambut yang di kuncir kuda, matanya
yang indah, bibirnya yang tipis, di hari itu.. Revan
belum melihat senyumannya. Revan meyakini, kalau
dirinya hanya merasakan ketertarikan pada gadis itu
tidak lebih.
--
--
"Kalo menurut gue sih, enggak. Tapi tadi gue liat pas
dia lirik Revan, pipinya merah anjir."
"Ah, Revan juga becanda mana mungkin suka sama
dia? Keliatanya bukan dari anak tajir."
--
Hening sejenak.
Hening.
őőő
"E-enggak, tuh."
őőő
28. Masalah Besar
PLAK!
"Dasar gak tau di untung! Kenapa lo ngambil barang
punya gue?"
őőő
őőő
29. Rasa Sesal
PLAK!
PRANG
Seluruh pasang mata langsung teralihkan ketika
mendengar sesuatu yang terjatuh dari arah timur, dan
di sana ada seorang laki-laki yang tengah
membereskan sebagian pernak-pernik yang terjatuh.
Sialan.
őőő
"Hallo?"
"Bantuin apa?"
"Rosi?"
"ROSITA!"
"E-eh, ya?"
"Oh, iya."
"Ada apasih, Dhir?"
Deg.
"M-maksud -"
"APA!?!?!"
Tuut.. Tuut..
"Ba-bagaimana bisa?" Rosi menggeleng gelengkan
kepalanya, ini bukan hanya sekedar tentang harta
juga tentang tahta dan wanita. Rosi cepat-cepat
memohon ampunan Tuhan ketika menyadari masalah
rumit kali ini, dan astaga dirinya harus ikut terlibat.
"Hallo, Feb?"
Hening.
"Ros?"
Őőő
30. Realized
CLICK.
"Ros, Rosi!"
"Rosi, maafin gue. Lain kali gue gak bakal kayak gitu
lagi, please."
őőő
Tuk.. Tuk..
"Dhirga kemana?"
"Ya."
"Jadi bagaimana?"
"Apa?"
DRUAGH
őőő
"Baiklah."
őőő
"Hah?"
"Maksud lo?"
"Dhirga?"
"Siapa dia?"
"Dhirga kira, Ayah ke rumah sakit."
őőő
32. Pedih Yang Tersembunyi
"Ros?"
"Dhir,"
"Astaga, Dhir."
"Lo gak salah kok Dhir. Ini takdir Tuhan, kadang hal
mengerikan terjadi ketika lo pikir semuanya baik-baik
aja, nyatanya tidak. Ketika lo ngerasa gak ada yang
perlu di ubah, nyatanya banyak. Hidup terlalu
mengejutkan untuk memastikan apapun."
őőő
Drrt...Drrt...
"Sebentar tuan."
őőő
"A-apa?"
"Makasih ya."
"Hm?"
"Makasih."
"O-oke sama-sama." Alsa tergagap, walaupun
Velma masih tetap dingin dan irit bicara tetapi
mendengar kata terimakasih dari Velma itu rasanya
menggelitik.
"Gue udah gak peduli sama dia, toh nanti kalo butuh
dia juga pergi ke gue."
őőő
33. Complicated
BRUGH
"Sialan."
őőő
"Vel,"
"Lo kenapa?"
"Revan?"
"Lo dendam apa sama Velma? Kalo lo bukan cewek
udah gue -"
DUAGH
őőő
őőő
őőő
34. Complicated //2//
BRUGH
"Tangan lo kenapa?"
"Rasa sakit gue hilang saat natap lo, Vel. Kayak gini
aja selamanya, gue bakalan ngerasa dunia indah kalo
ada lo disamping gue."
Blush.
őőő
"Ros,"
"Ma-maksud lo?"
őőő
"Sst, Velma?"
"Gak papa."
"Makan."
"O-oh."
őőő
"Diem lo."
BRUAGH
"Yaudah, bye."
"Gue ada janji sama pacar. Lagian ini kan urusan lo,
Raf. Tanggung jawab, huh."
"Lo sah-"
BRAK
"Anjir."
"Velma?"
Puk... Puk...
"Kenapa?"
őőő
"Velmasya Armadetta?"
"I-iya."
"Suatu kehormatan bisa bertemu langsung dengan
anda sebelumnya hanya bisa berbicara lewat telepon
saja. Saya sibuk, langsung saja pasti anda sudah
mengerti kenapa saya memanggil anda kemari."
Hening.
"Baiklah."
Őőő
"KAK LINGGAAAAAA."
"AAAAAA."
"IIIIIIIIIIIIII."
"Yaudah."
"Ya."
őőő
Drrt... Drrt...
"Halo?"
Tuut... Tuut...
őőő
BRAK
"Saras!"
"Lingga?"
őőő
BRAK
"Minggir."
Drrt... Drrt...
"Hallo, Ran?"
Tidak ada jawaban, ini semakin membuat Revan
tidak karuan. "Ran??? Ran tolong katakan sesuatu
sama kak Evan."
"Ran koma."
őőő
"Eh, beneran?"
"Velma?"
"Maksud lo?"
Hening.
Hening.
BRAK
őőő
“Taman bermain menjadi berkarat dan jantungmu
berdetak sepuluh ribu kali sebelumnya, aku
mendapatkan kesempatan untuk mengatakan aku
rindu kamu.”
A Little Braver - New Empire
őőő
"Hm."
"Velma."
őőő
"Halo?"
"Iya."
"Ada apa?"
Hening.
"Lingga!!! Lingga!!!"
őőő
"Permisi, Dok?"
"Lo kenapa?"
"Velma?"
Őőő
őőő
Flashback on.
"Revan."
"Baik ibu."
"Revan?"
"Makasih."
Flashback off.
"ARGH!!!"
PRANG
őőő
41. Kenangan Yang Menghilang
"Waalaikumsalam."
GEDUBRAK
"Ah..."
"Hei."
"A-apa?"
"Temenin gue yuk, nanti malem."
BUGH
őőő
"Lo kenapa?"
Hening.
őőő
42. Do You Want Me?
Drrt... Drrt...
"Rosi."
Hening.
"Heem."
Hening.
őőő
"Van, Revan?"
"Revan?"
"Velma!"
"ARGH!!!"
őőő
őőő
43. Titik Kelemahan
"Hm."
Hening.
Saras masih sibuk dengan buahnya, sedangkan
Meka dan Lingga memilih untuk bungkam. Walaupun
sebenarnya, Meka sudah ingin mengungkapkan
penderitaan yang dialami Velma selama Revan tidak
ada, tapi mengingat kondisi Revan yang seperti ini,
Meka mengurungkan niatnya.
BRAK
őőő
"Apa Dok?"
"Revan tau?"
Hening.
Tuut.. Tuut..
"Terus apa?"
őőő
44. Bekas Luka
"Oh iya Van, ini kan hari terakhir kita ujian, kita main
yuk?"
"Boleh, kemana?"
"Gue gak ada rasa lagi sama dia Mek, gimana sih
lo?"
Meka nyengir sambil menggaruk tengkuknya,
"Perasaan emang rumit ya. Bingung gue."
őőő
"Velma mana?"
"Dhirga!!!"
őőő
"Gak bisa lah ngaco, gue lagi ada di cafe lain lagi
makan. Lagian nanti jam empat, gue ada manggung
bareng band."
Dhirga menghela nafas pelan, "Yaudah gue sampein
di telepon aja."
"Oke."
őőő
"Buat apa?"
"Sama gue."
Őőő
46. You're Not Here
"Kenapa?"
"Gue cuma nanya kok, siapa tau ini hari terakhir gue
ketemu sama dia."
őőő
"Revan!"
Hening.
"REVAN!"
DUAGH BUGH
"REVAN!!!"
"Udah berantemnya?"
"Maksud lo?"
"Termasuk tentang Valdo. Dia hampir ngelakuin hal
gak senonoh sama Velma, kebetulan gue sama
Lingga dateng disaat waktu yang tepat."
őőő
őőő
"Dengarkan Ayah."
őőő
Jakarta, 01 Juli 2017
Halo... Revan.
Lalu...
Revan, boleh gue jujur?
Setelah kejadian itu, gue semakin merasa bersalah.
Setiap lo ada di depan gue, tapi gak nganggap gue
ada, itu terasa asing. Gue cuma pengin lo tau, kalau
lo berhasil ngebuat pusat perhatian bagi gue.
Lalu, seolah-olah lo bukan takdir gue, lo dengan
mudah ngelepasin gue, walaupun gue yang terlebih
dahulu ngelepasin lo, tapi gue bersyukur. Lo bahagia
sama Saras.
I miss you...
I Love You, Revan.
___
EPILOG
őőő
"Bacot."
"Baik, Dok."
"Velma, lo Velma?"
"Revan..."
"I-iya."
"Bu-bukan itu..."
őőő
őőő