SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Untuk Menyusun Skripsi
Dalam Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Sahid Surakarta
Disusun Oleh:
NUR ARIP ROHMAN
NIM: 2021122038
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Diajukan Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
(Lilis Murtutik, S.Kep., Ns., M.PH) (Anik Suwarni, S.Kep., Ns., M.Kes.)
NIDN : 0607048003 NIDN : 0607077901
Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan
ii
(Fajar Alam Putra, S.Kep., Ns., M.KM)
NIDN : 0608088804
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
(Lilis Murtutik, S.Kep., Ns., M.PH) (Anik Suwarni, S.Kep., Ns., M.Kes.)
NIDN : 0607048003 NIDN : 0607077901
Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan
iii
(Fajar Alam Putra, S.Kep., Ns., M.KM)
NIDN : 0608088804
PRAKATA
iv
5. Ibu Lilis Murtutik, S.Kep., Ns., M.PH, selaku Pembimbing II yang dalam
kesibukannya telah membimbing dan memberikan saran dengan sabar dalam
penyusunan proposal skripsi ini.
6. Ibu Anik Suwarni S.Kep., Ns., M.Kes., selaku Pembimbing II yang di dalam
sela-sela kesibukannya telah membimbing dalam penyusunan proposal skripsi
ini.
7. Bapak Fajar Alam Putra, S.Kep., Ns., M.KM, selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Universitas Sahid Surakarta dan selaku Ketua Program Studi
yang telah memberikan ijin penelitian.
8. Para dosen, staf dan karyawan di Fakultas Sains, Teknologi Dan Kesehatan
Program Studi Keperawatan Universitas Sahid Surakarta.
9. Istri dan anak-anakku yang telah memberikan doa, motivasi, serta dukungan
selama ini.
10. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu hingga penulis dapat
menyelesaikan proposal skripsi ini
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyusunan proposal
skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik membangun selalu penulis harapkan
dari pembaca, dan semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada khususnya dan dunia kesehatan pada umumnya.
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PRAKATA .................................................................................................. iv
A. Latar Belakang.................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................. 5
D. Manfaat............................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis........................................................... 6
vi
A. Tinjauan Teori .................................................................... 9
1. Lansia ............................................................................ 9
2. Kecemasan .................................................................... 15
D. Hipotesis ............................................................................. 47
D. Variabel Penelitian.............................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 62
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sampai 2050 proporsi lansia di dunia diperkirakan hampir dua kali lipat dari
sekitar 12% sampai 22%. Secara absolut, ini merupakan peningkatan dari 900
juta sampai 2 miliar orang lansia. Diproyeksikan tahun 2070 hampir 3,75
semakin meningkat, dan jumlah lansia juga semakin meningkat. Jumlah lansia
di Indonesia telah meningkat dari 18 juta (7,56%) pada tahun 2010 menjadi
29,3 juta (10,8%) pada tahun 2021, dan diperkirakan akan terus meningkat
Berdasarkan survei BPS, pada tahun 2021 terdapat lima provinsi dengan
Jawa Tengah (13,95%), Jawa Timur (12,96%), Bali (11,30%) dan Sulawesi
Barat (11,15%) (Badan Pusat Statistik, 2021). Pada propinsi Jawa Tengah
selanjutnya kota Surakarta dengan 143,17 ribu penduduk, posisi ketiga kota
1
2
memelihara dan meningkatkan kondisi fisik, mental, dan sosial (Kemenkes RI,
2020).
meliputi gangguan terhadap kebutuhan pangan, perlakuan orang lain atas diri,
seharusnya hidup damai dan sejahtera dengan menikmati hasil jerih payah
ditemui lansia yang mengalami cemas akan kondisinya saat ini seperti misal
akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul atau DNA dan
setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Menua ini terjadi akibat
sel tubuh lelah dipakai (Darmojo, 2014). Pengobatan untuk anti kecemasan
terutama benzodiazepine, obat ini digunakan untuk jangka pendek, dan tidak
dilakukan adalah the set-up (menetralisir energi negatif yang ada ditubuh), the
tune-in (mengarahkan pikiran pada tempat rasa sakit) dan the tapping
(mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik tertentu ditubuh
manusia). Terapi ini menggunakan gabungan dari sistem energi psikologi dan
secara otomatis individu akan masuk dalam ruang spiritual (spiritual space)
Kelebihan teknik ini yaitu cara yang digunakan lebih aman, lebih mudah
lebih cepat dan sederhana, karena SEFT hanya menggunakan ketukan ringan
(tapping). Terapi SEFT bisa dilakukan oleh siapa saja dan tidak perlu
mengeluarkan biaya yang besar. Salah satu hal yang membuat terapi ini
berbeda adalah karna terapi ini memiliki kekuatan penyembuhan yang super
ringan dan hanya terdapat 2 (20%) lansia mengalami tingkat kecemasan berat.
tegang, lesu, kurang bisa beristirahat dengan tenang, mudah terkejut, gemetar,
gelisah), gangguan tidur (sukar tidur, terbangun di tengah malam, tidur tidak
nyenyak, mimpi buruk), serta gangguan tingkah laku (tidak tenang, gelisah,
jari gemetar, muka tegang). Oleh karena itu, perlu diperlakukan modal terapi
yang cocok dengan kondisi lansia, misal terapi Spiritual Emotional Freedom
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
lain:
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Puskesmas Simo.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
kecemasan lansia.
lansia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Lansia
b. Bagi Masyarakat
E. Keaslian Penelitian
Boyolali.
Tabel 2.1.
Keaslian Penelitian
Persamaan dan
Peneliti, Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Perbedaan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Lansia
a. Definisi
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau
proses penuaan. Usia lanjut atau lanjut usia merupakan kelompok usia
lainnya. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup
10
11
atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Menua
b. Batasan Lansia
kelompok yaitu:
sebagai berikut :
berikut:
2014).
2014).
13
diri terhadap luka, penyakit, sel mutan ataupun sel asing. Hal ini
3) Teori Kekebalan
membedakan anatar sel normal dan sel tidak normal, dan muncul
4) Teori Fisiologik
stres. Stres dapat berasal dari dalam maupun dari luar, juga dapat
5) Teori Psikososial
6) Teori Kontinuitas
2014)
7) Teori Sosiologik
8) Teori Aktifitas
menjelaskan bahwa lansia yang sukses adalah yang aktif dan ikut
berarti dan puas di hari tuanya. Bila lansia kehilangan peran dan
terlibat dalam kegiatan lain seperti klub atau organisasi yang sesuai
oleh :
16
berbeda,
2. Kecemasan
a. Definisi
dengan proporsi ancaman, atau bila datang tanpa penyebab, yaitu bila
(Stuart, 2016).
mudah khawatir terhadap sesuatu yang jelas, seperti pada harimau atau
orang gila yang mengamuk sehingga hal ini disebut takut (Kartono,
2016).
b. Tingkat Kecemasan
bibir bergetar.
perhatian.
perintah atau arahan untuk terfokus pada area lain. Pada tingkat ini,
menyelesaikan masalah.
4) Panik
berfikir logis.
1) Respons fisiologis
meningkat.
2) Respons psikologis
ada di sekelilingnya.
3) Respons kognitif
4) Respons afektif
kecemasan.
1) Penatalaksanaan farmakologi
a) Distraksi
lebih baik.
b) Relaksasi
e. Rentang Respon
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Tahap perkembangan
4) Tipe kepribadian
5) Pendidikan
6) Status kesehatan
berfikir seseorang tentang diri sendiri dan orang lain. Hal ini
9) Pekerjaan
= Satu dari gejala yang ada; 2 = Sedang/separuh dari gejala yang ada;
gejala ada.
tersinggung.
lesu.
konsentrasi.
7) Gejala somatik: nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara
pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini
a. Definisi SEFT
maka kekuatannya yang kita miliki pasti akan berlipat ganda. Menurut
dr. Larry Dossey dalam bukunya The Healing Words bahwa doa dan
yang lebih cepat dan lebih kuat. Dengan mampu mereduksi hiperarusal
2016).
tempat rasa sakit) dan the tapping (mengetuk ringan dengan dua ujung
b. Manfaat SEFT
1) Individu
2) Kelompok
dan sebagainya.
3) Sekolah
4) Kesehatan
kekuatan psikologi.
31
semakin kompleks.
1) Individu
hand rem terkunci. Bisa maju tetapi tersendat-sendat, tidak bisa full
2) Keluarga
orang tua-anak.
misalnya:
kita harapkan
5) Sekolah
33
pendidikan misalnya :
3) Organisasi
4) Bisnis
mengeksekusinya
(Zainuddin, 2014)
bertanding)
b. Sulit berkonsentrasi
membosankan
36
(Zainuddin, 2014)
atau konseling atau training yang begitu powerfull dan cepat hasilnya
kebanyakan orang pintar yang rumit dan realistis dalam berpikir cepat
(Zainuddin, 2014).
Freedom Technique) terdiri dari tiga tahap yaitu the set-up, the tune-in,
1) The Set-Up
tubuh kita terarahkan dengan tepat. Langkah ini kita lakukan untuk
e. Saya marah dan kecewa pada istri/suami saya karena dia tidak
meskipun saya…..
The Set-Up words yaitu beberapa kata yang perlu anda ucapkan
words adalah “do’a kepastian” kita pada Allah SWT bahwa apapun
masalah dan rasa sakit yang kita alami saat ini, kita ikhlas
SWT.
atas yang jika ditekan terasa agak sakit) atau mengetuk dengan dua
2014).
39
2) The Tune-In
kita ke tempat rasa sakit dan sambil terus melakukan 2 hal yaitu
hati dan mulut mengatakan, saya ikhlas, saya pasrah atau Ya Allah
saya ikhlas menerima sakit saya ini dan saya pasrahkan pada-Mu
kesembuhan saya.
terjadi reaksi negatif (marah, sedih, takut, dsb) hati dan mulut kita
(Zainuddin, 2014).
3) The Tapping
Titik-titik kunci dari the major energy meridians, yang jika kita
gangguan emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena aliran
payudara
a. Menutup mata
b. Membuka mata
h. Menghitung 1,2,3,4,5
Gambar 2.2
Titik-titik tapping
e. Langkah-langkah SEFT
1) The Set-Up
kepercayaan masing-masing.
2) The Tune-In
melakukan dua hal tersebut, hati dan mulut kita mengatakan, saya
terjadi reaksi negatif (marah, sedih, takut, dsb) hati dan mulut kita
3) The Tapping
adalah titik-titik kunci dari The Major Energy Meridians, yang jika
ganggun emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena aliran
(SEFT)
a) Keyakinan (Komitmen)
Yakin ini pada sesi ini adalah yakin kepada Tuhan Yang Maha
b) Konsentrasi
berdoa.
c) Menerima Keadaan
d) Optimis
e) Syukur (Gratitude)
sebagai berikut:
c) Hambatan-hambatan spiritual
dari terapis itu sendiri, faktor dari internal yang datang dari individu
subjek itu sendiri untuk berubah dan mau mengatasi setiap sumber-
Kerangka Teo
Lansia
Kecemasan
Farmakologi: Non-Farmakologi:
Benzodiazepene (obat jangka Relaksasi (relaksasi meditasi, relaksasi
pendek) imajinasi,relaksasi progresif)
Nonbenzodiazepine (seperti buspiron Distraksi (pengalihan perhatian ke hal-
(buspar)) hal lain, seperti Terapi Spiritual
Antidepresan Emotional Freedom Technique (SEFT))
Tingkat Kecemasan
Berkurang
48
Keterangan:
= Alur proses
= Keterhubungan
= Diteliti
= Tidak diteliti
Gambar 2.2.
Kerangka Teori
Sumber: Zainuddin (2014, 2016), Fatmah (2014), Keliat (2014), Stuart (2014),
Marsh (2015), Videbeck (2016)
B. Kerangka Konsep
Gambar 2.3.
Kerangka Konsep
C. Hipotesis
METODE PENELITIAN
group pretest-posttest design. Dalam desain ini, lansia diberikan pretest (tes
P1 O P2
Gambar 3.1.
Rancangan Penelitian
Keterangan:
O = Perlakuan terapi
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
49
50
1. Populasi
2023).
2. Sampel
N
1+ N ( d )2
n=
Keterangan:
N = Ukuran populasi
79
1+0 ,79
=
79
1,79
=
3. Teknik Sampling
berikut:
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
D. Variabel Penelitian
oleh variabel lain (Nursalam, 2018). Variabel penelitian ini terdiri dari dua
variabel lain. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah terapi SEFT
lansia.
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1.
Definisi Operasional
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik
Technique (SEFT).
2. Instrumen Kecemasan
(HARS).
G. Uji Instrumen
Rating Scale (HARS) pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang
diperkenalkan oleh Max Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam
2015). Skala HARS telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup
yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan
H. Analisa Data
bivariat.
1. Analisis Univariat
Σ Xi
Mean : n
n+1
Median : 2
Standard Deviation : √
Σ( Xi−X )2
n
55
2. Analisis Bivariat
Menurut Hadiwijaya (2014) uji prasarat terdiri dari uji normalitas, uji
Keterangan:
Jika nilai |FT – FS| terbesar < nilai tabel Kolmogorov-Smirnov maka
Sample t-test,
Wilcoxon Test,
Rumus uji t:
( X 1 −X 2 )−( μ1 −μ 2 )
t=
√
2 2
σ1 σ2
+
n1 n2
(α) dengan value yang didapat. Nilai α dalam penelitian ini adalah 5%
(0,05). Ho ditolak bila value < nilai α dan Ho diterima bila nilai value
I. Etika Penelitian
(Nursalam, 2018).
1. Benefite (Keuntungan)
penelitan pada aspek teoritis serta praktis bagi kepentingan pada Institusi
3. Justice (Keadilan)
atau menerima.
5. Confideantialy (Kerahasiaan)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
anonymity.
J. Jalannya Penelitian
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
d. Pelaksanaan Terapi
digunakan.
e. Evaluasi Terapi
3. Tahap Pelaporan
terjadi kesalahan.
menggunakan komputer.
Salah satu paket program yang digunakan adalah IBM SPSS 21.
4. Penulisan Laporan
oleh petugas kesehatan, mulai dari keluhan yang dihadapi saat ini, tekanan
Para lansia diajak untuk mengikuti olahraga ringan yang sesuai dengan
hidup sehat bagi lansia.Dengan adanya posyandu lansia, tidak hanya kesehatan
62
63
B. Hasil Penelitian
Posyandu Lansia Kencana Sari wilayah kerja Puskesmas Simo. Adapun hasil
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Usia Responden
Frekuensi Persentase
No Rentang Usia
(orang) (%)
1. 60 – 74 Tahun (Elderly) 20 55
2. 75 – 90 Tahun (Old) 18 45
Total 40 100
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2023
Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden
Frekuensi Persentase
No Jenis Kelamin
(orang) (%)
1. Laki-laki 17 42,50
2. Perempuan 23 57,50
Total 40 100,00
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2023
Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Status Perkawinan Responden
Frekuensi Persentase
No Status Perkawinan
(orang) (%)
1. Menikah 35 87,50
2. Janda 3 7,50
3. Duda 2 5,00
Total 40 100,00
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2023
(7,50%) berstatus janda, dan 2 orang (5%) berstatus duda. Hal ini
menikah.
65
Tabel 4.4.
Distribusi Frekuensi Status Perkawinan Responden
Frekuensi Persentase
No Tingkat Pendidikan
(orang) (%)
1. Tidak Sekolah 7 17,50
2. Tamat SD 13 32,50
3. Tamat SMP 6 15,00
4. Tamat SMA 9 22,50
5. Tamat Sarjana 5 12,50
Total 40 100,00
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2023
Tabel 4.5.
Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Responden
Frekuensi Persentase
No Jenis Pekerjaan
(orang) (%)
1. Buruh 6 15,00
2. Petani 17 42,50
3. Swasta 4 10,00
4. Ibu Rumah Tangga 8 20,00
5. Pensiun PNS 5 12,50
Total 40 100,00
Sumber: Data Penelitian Diolah, 2023
66
ibu rumah tangga sebanyak 8 orang (20%) dan pensiun PNS sebanyak
Tabel 4.6.
Skor Kecemasan Lansia Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi
Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)
Tabel 4.7.
Tingkat Kecemasan Lansia Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi
Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)
Tabel 4.8.
Hasil Uji Normalitas Data
Tabel 4.9
Hasil Uji Bivariat
11,715 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 2,021 (Lampiran 9) dan juga
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga
C. Pembahasan
a. Karakteristik Usia
adalah usia antara 45-59 tahun; (2) Kelompok lanjut usia (elderly age)
usia antara 60-74 tahun; (3) Kelompok usia tua (old age) usia antara
75-89 tahun; dan (4) Kelompok sangat tua (very old) usia 90 tahun ke
atas.
dugaan adanya hambatan dari organ tertentu dalam tubuh yang akan
maupun psikis sehingga lansia yang berumur > 60 tahun lansia akan
71
kualitas hidup.
perempuan lebih peka terhadap emosi yang pada akhirnya peka juga
ketika sudah menginjak 60 tahun ke atas akan terjadi bagi laki-laki dan
dibandingkan laki-laki.
orang (87,50%), dan hanya terdapat 2 orang (5%) yang berstatus duda.
cara berfikir seseorang tentang diri sendiri dan orang lain. Hal ini
janda maupun duda, sehingga dukungan dari suami maupun istri turut
hidupnya.
d. Karakteristik Pendidikan
73
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
pelatihan.
e. Karakteristik Pekerjaan
(Fatmah, 2014).
mudah khawatir terhadap sesuatu yang jelas, seperti pada harimau atau
orang gila yang mengamuk sehingga hal ini disebut takut (Kartono,
2016).
technique.
emosi yang dialami individu. Efek ini sama dengan respon yang
EMDR atau gerakan mata agar system syaraf otot merasa ringan atau
yang dilakukan adalah the set-up (menetralisir energi negatif yang ada
ditubuh), the tune-in (mengarahkan pikiran pada tempat rasa sakit) dan the
tapping (mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik tertentu
akan menghasilkan perawatan yang lebih cepat dan lebih kuat. Dengan
satu atau beberapa masalah pribadi. Bisa berupa trauma masa lalu yang
terus menghantui hidup kita, kebiasaan jelek yang sukar kita tinggalkan,
penurunan kecemasan.
D. Keterbatasan Penelitian
80
dalam seminggu, akan lebih efektif jika dilakukan 2 kali dalam seminggu,
lain yang khusus mengukur kecemasan bagi lansia selain skala HARS.
BAB V
A. Simpulan
berusia antara 60-74 tahun, menikah, tamat SD, dan bekerja sebagai
petani.
4. Uji Paired Sample T-Test diperoleh nilai signifikansi 0,000 < 0,05,
B. Saran
antara lain:
1. Bagi Peneliti
kecemasan lansia.
81
82
3. Bagi Lansia
4. Bagi Masyarakat
Badan Pusat Statistik. (2021). Indonesia Dalam Angka. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2021). Jawa Tengah Dalam Angka. Jakarta: Badan Pusat
Statistik Jawa Tengah.
Black, J dan Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis.
Jakarta: Salemba.
Darmojo, B. (2014). Buku Ajar Geriatrik: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi 4
Cetakan 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Fatmah. (2014). Dalam Departemen Gizi (ed). Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Departemen Gizi FKM UI.
Guyton, A. C., Hall, J. E., (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta: EGC.
Hastono, P.S. (2014). Statistik Kesehatan Edisi IX. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
83
84
Lampiran 1.
II. MATERI
Klien diberikan terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT).
III. METODE
- Ceramah dan diskusi
- Demonstrasi
IV. KEGIATAN
Alokasi Kegiatan
Kegiatan
Waktu Peserta
Persiapan - Salam pembuka dan perkenalan Menjawab
± 5 menit (orientasi)
- Saling sapa keadaan (evaluasi)
- Melakukan kontrak dengan peserta
(kontrak)
Pelaksanaan - The Set-Up Menerima
± 20 menit Memandu lansia untuk mengikuti kata- terapi
kata set-up dengan benar dan khusu’
Saya mempunyai darah tinggi
Saya sakit kepala
Saya takut terkena serangan
jantung
86
V. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria Struktur
a. Lansia yang sesuai dengan kriteria inklusi
b. Pelaksanaan dilakukan oleh peneliti
2. Kriteria Proses
Lansia mengikuti semua proses yang dilakukan dan diinstruksikan.
3. Kriteria Hasil
Lansia mampu menyampaikan keluhan atau keadaan setelah dilakukan
terapi
87
Lampiran 2.
1. The Set-Up
Berdoa dengan khusyu’, ikhlas, dan pasrah : “Yaa Allah, meskipun sakit ini
sudah lama dan belum sembuh, saya ikhlas, saya pasrah pada-Mu” Sambil
menekan dada, tepatnya di bagian Sore Spot (Titik Nyeri= daerah sekitar dada
atas yang jika ditekan terasa agak sakit) atau mengetuk dengan dua ujung jari
di bagian Karate Chop.
2. The Tune-In
Merasakan rasa sakit yang dialami, lalu mengarahkan pikiran ke tempat rasa
sakit, sambil terus berdoa, “Saya ikhlas, saya pasrah..Ya Allah.”
3. The Tapping
Mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik kunci dari “The Major
Energy Meridians” di tubuh.
88
Cr = Crown
Pada titik di bagian atas kepala
EB = Eye Brow
Pada titik permulaan alis mata
Ch = Chin
Diantara dagu dan bagian bawah bibir
CB = Collar Bone
Di ujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone,
dan tulang rusuk pertama
BN = Bellow Nipple
2.5 cm di bawah puting susu (pria) atau di perbatasan
antara tulang dada dan bagian bawah payudara.
OH = Outside of Hand
Di bagian luar tangan yang berbatasan dengan telapak tangan
TH = Thumb
Ibu jari di samping luar bagian bawah kuku
91
IF = Index Finger
Jari telunjuk di samping luar bagian bawah kuku (dibagian yang
menghadap ibu jari)
MF = Middle Finger
Jari tengah samping luar bagian bawah kuku
(dibagian yang menghadap ibu jari)
RF = Ring Finger
Jari manis samping luar bagian bawah kuku
(dibagian yang menghadap ibu jari)
BF = Baby Finger
Jari kelingking samping luar bagian bawah kuku
(dibagian yang menghadap ibu jari)
92
KC = Karate Chop
GS = Gamut Spot
Di bagian antara perpanjangan tulang jari manis
dan tulang jari kelingking
CATATAN :
Khusus untuk titik terakhir, Gamut Point, sambil men-tapping titik tersebut
dilakukan The 9 Gamut Procedure, untuk merangsang bagian otak tertentu.
Sembilan gerakan tersebut adalah :
1. Menutup mata dengan rapat
2. Membuka mata dengan kuat
3. Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah
4. Mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah
5. Memutar bola mata searah jarum jam
6. Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam
7. Bergumam dengan berirama selama 3 detik
8. Menghitung 1, 2, 3, 4, 5
9. Bergumam lagi selama 3 detik
Setelah menyelesaikan 9 Gamut Procedure, langkah terakhir adalah mengulang
lagi Tapping dari titik pertama hingga ke-17 (berakhir di Karate Chop). Dan
diakhiri dengan mengambil nafas panjang dan menghembuskannya, sambil
mengucap rasa syukur, (Alhamdulillah...)
93
Identitas Pribadi:
Nama : ………………………(boleh dicantumkan/inisial)
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Status : Menikah / Janda / Duda
Pendidikan : Tidak Sekolah / SD / SMP / SMA / Sarjana
Pekerjaan : Buruh / Petani / Wiraswasta / Swasta / IRT / PNS
Keterangan:
1) Tidak Kecemasan ringan, jika skor 0 – 6
2) Kecemasan ringan, jika skor 7 – 15
3) Kecemasan sedang, jika skor 16 – 27
4) Kecemasan berat, jika skor 28 – 56
96
Lampiran 4.
Lampiran 5.
DATA PENELITIAN
1
27 1 1 0 0 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 5 2 Kecemasan Ringan
1
28 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 5 2 Kecemasan Ringan
29 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 6 1 Tidak Cemas
2
30 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 4 1 1 0 3 Kecemasan Sedang
1
31 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 2 0 0 2 2 Kecemasan Ringan
1
32 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 9 3 Kecemasan Sedang
1
33 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 2 Kecemasan Ringan
1
34 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 2 Kecemasan Sedang
1
35 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 2 Kecemasan Ringan
1
36 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 0 2 0 1 3 2 Kecemasan Ringan
1
37 1 2 0 1 1 1 1 2 1 1 0 2 1 1 5 2 Kecemasan Ringan
1
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 7 3 Kecemasan Sedang
39 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 5 1 Tidak Cemas
1
40 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 4 2 Kecemasan Ringan
1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 5 2 Kecemasan Ringan
14 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 6 1 Tidak Cemas
15 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 1 Tidak Cemas
16 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 1 Tidak Cemas
17 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 2 Kecemasan Ringan
18 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 2 Kecemasan Ringan
1
19 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 4 2 Kecemasan Ringan
1
20 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 2 1 1 0 2 Kecemasan Ringan
21 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 Tidak Cemas
22 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 8 2 Kecemasan Ringan
23 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 2 0 0 6 1 Tidak Cemas
24 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 7 2 Kecemasan Ringan
25 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 2 0 0 7 2 Kecemasan Ringan
1
26 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 2 Kecemasan Ringan
1
27 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 Kecemasan Ringan
1
28 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 Kecemasan Ringan
29 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 5 1 Tidak Cemas
1
30 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 2 1 1 2 2 Kecemasan Ringan
31 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 Tidak Cemas
1
32 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 3 2 Kecemasan Ringan
33 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 5 1 Tidak Cemas
34 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 6 1 Tidak Cemas
35 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 2 Kecemasan Ringan
1
36 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 2 0 1 1 2 Kecemasan Ringan
37 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 7 2 Kecemasan Ringan
38 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 2 0 0 9 2 Kecemasan Sedang
39 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 Tidak Cemas
40 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 6 1 Tidak Cemas
Lampiran 6.
Descriptives
100
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sebelum Terapi 40 3 22 12.48 5.547
Sesudah Terapi 40 1 17 8.13 4.152
Valid N (listwise) 40
Frequencies
Statistics
Sebelum Terapi Sesudah Terapi
Valid 40 40
N
Missing 0 0
Frequency Table
Sebelum Terapi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Cemas 8 20.0 20.0 20.0
Kecemasan Ringan 18 45.0 45.0 65.0
Valid Kecemasan Sedang 14 35.0 35.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sesudah Terapi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Cemas 17 42.5 42.5 42.5
Kecemasan Ringan 21 52.5 52.5 95.0
Valid Kecemasan Sedang 2 5.0 5.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
101
Lampiran 7.
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 12.48 .877
95% Confidence Interval for Lower Bound 10.70
Mean Upper Bound 14.25
5% Trimmed Mean 12.50
Median 13.00
Variance 30.769
Sebelum Terapi Std. Deviation 5.547
Minimum 3
Maximum 22
Range 19
Interquartile Range 9
Skewness -.140 .374
Kurtosis -1.131 .733
Mean 8.13 .657
95% Confidence Interval for Lower Bound 6.80
Mean Upper Bound 9.45
5% Trimmed Mean 8.03
Median 7.50
Variance 17.240
Sesudah Terapi Std. Deviation 4.152
Minimum 1
Maximum 17
Range 16
Interquartile Range 6
Skewness .407 .374
Kurtosis -.728 .733
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum Terapi .101 40 .200* .956 40 .125
Sesudah Terapi .121 40 .146 .962 40 .195
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
102
Lampiran 8.
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Sebelum Terapi 12.48 40 5.547 .877
Pair 1
Sesudah Terapi 8.13 40 4.152 .657
Lampiran 9.
Lampiran 10.
DOKUMENTASI PENELITIAN
105
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.