02 - Fiqih - Februari 2022
02 - Fiqih - Februari 2022
〰〰〰〰〰〰〰
“Jika air telah mencapai 2 qullah dan kemasukan benda najis, maka
air yang 2 qullah tersebut tidak serta merta menjadi najis, kecuali
jika air tersebut mengalami perubahan, baik itu perubahan rasa,
atau perubahan warna, atau perubahan aroma, baik itu berubahnya
sedikit ataupun perubahan banyak (lebih-lebih lagi).”
Jadi untuk air yang telah mencapai 2 qullah yaitu air yang
banyak, jika kemasukan benda najis bisa menjadi najis dengan
syarat berubah salah satu dari sifatnya. Air mempunyai tiga sifat
yaitu rasa, warna, dan bau atau aroma. Jika salah satu dari tiga
sifatnya berubah karena disebabkan adanya najis yang masuk maka
air yang banyak ini berubah menjadi najis. Beliau mengatakan
perubahan yaitu baik sedikit atau banyak tetap menjadikan najis
Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ث
َ َل اَ ْل َخب ْ اء ُق َّل َتيْ ِن ل
ْ َم يَ ْح ِم ُ مَ ان اَ ْل
َ َِإ َذا ك
“Jika air telah mencapai 2 qullah, maka tidak bisa menjadi najis.”
Maka istilah 2 qullah ini adalah istilah dalam hadits yang disebutkan
langsung oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Tadi sebutkan (air 2 qullah ini) berubah salah satu dari tiga
sifatnya, sehingga tidak disyaratkan harus berubah tiga-tiganya,
cukup berubah salah satu saja, semisal berubah rasanya saja, atau
berubah warnanya saja, atau berubah baunya saja, dan meskipun
perubahannya hanya sedikit karena najis adalah sesuatu yang berat
sehingga meskipun berubahnya sedikit, maka air tersebut dihukumi
najis.
ب
ٍ ص أو ترا
ّ ٍ زعفران أو ِج
ٍ بمسك أو
ٍ طهر إذا زال التغير
ُ َولا ي
“Air yang sudah tidak bisa menjadi suci ketika perubahannya hilang
dengan sebab dimasuki minyak kasturi (misk), atau za’faron, atau
gips/kapur, atau dimasuki tanah.”
Sehingga nampaknya perubahan air tersebut hilang. Ketika air najis,
misalnya air berubah warna atau baunya berubah karena
kemasukan najis, kemudian kita masukkan misk sehingga bau najis
sudah tidak ada, terkalahkan oleh bau misk, atau dimasuki za’faron
atau tanah misalnya. Nnah disini air tidak bisa menjadi suci kalau
diberi tambahan atau dimasuki benda-benda tadi, alasannya adalah
karena di situ terjadi keraguan apakah perubahan air tersebut
hilang atau hanya tertutup oleh benda tadi?. Jadi ketika air banyak
mengalami perubahan karena kemasukan benda najis, lalu
aromanya berubah, kemudian kita masukkan minyak kasturi,
kemudian aroma najis hilang, secara terindra hilang. Tapi kita tidak
tahu sebenarnya masih ada (najis) di situ atau benar-benar hilang?
Masih ada karena terkalahkan oleh aroma kasturi atau benar-benar
hilang?. Nah ketidakpastian ini adalah keraguan, tidak bisa
menyebabkan air berubah menjadi suci dan mensucikan.