Anda di halaman 1dari 5

KHUTBAH I IDUL ADHA bersujud - bersimpuh sebagai hamba yang dhoif dan lemah.

Dengan tahlil Laa ilaaha illallah kita mantapkan tauhid kita


‫ هللاُ َأ ْك َب ُر‬،ُ‫ هللاُ َأ ْك َبر‬،ُ‫هللاُ َأ ْك َبر‬ bahwasanya tiada yang berhak untuk disembah selain daripada
Allah Tuhan Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Dengan
‫ هللاُ َأ ْك َب ُر‬،ُ‫ هللاُ َأ ْك َبر‬،ُ‫هللاُ َأ ْك َبر‬ tahmid Walillahilhamd kita meyakini bahwa yang patut untuk
‫ هللاُ َأ ْك َب ُر َوهلِل ِ ْال َحمْ ُد‬،ُ‫ هللاُ َأ ْك َبر‬،ُ‫هللاُ َأ ْك َبر‬ disanjung dan selalu dipuji adalah Allah, Tuhan yang senantiasa
melimpahkan karunia-Nya yang tiada terhingga banyaknya,
ّ‫ َوَأ ْف َه َم َنا ِب َش ِر ْي َع ِة ال َّن ِبي‬،‫ْال َحمْ ُد هّٰلِل ِ ْال َحمْ ُد هّٰلِل ِ الَّ ِذيْ َهدَا َنا ُس ُب َل ال ّساَل ِم‬ terutama ni’mat Iman dan Islam.Dengan ni’mat inilah hidup
،‫ ُذو ْال َجاَل ِل َواإْل ْك َر ِام‬،ُ‫ْك َله‬ َ ‫ َأ ْش َه ُد َأنْ اَل ا ِٰل َه ِإاَّل هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِري‬،‫ريم‬ ِ ‫ْال َك‬ dan amal perbuatan kita akan berguna sejak di dunia sampai di
akhirat.
ْ‫بارك‬ِ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َو‬ َ ‫ ال ٰلّ ُه َّم‬،ُ‫َوَأ ْش َه ُد َأنَّ َسيِّدَ َنا َو َن ِب َّي َنا م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬
‫ هللاُ َأ ْك َب ُر وهلل الحمد‬،ُ‫ هللاُ َأ ْك َبر‬،ُ‫هللاُ َأ ْك َبر‬
ِ ‫ان إ َلى َي ْو ِم ال ِّدي‬
‫ْن‬ ٍ ‫عين ِبإحْ َس‬ َ ‫َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح ّم ٍد َو َع َلى ٰالِه َوَأصْ َح ِاب ِه َوال َّت ِاب‬
ِ ‫ص ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى‬
‫هللا‬ ُ ‫ ْأو‬، ‫ت‬ ِ ‫ َف َيا ُّي َها ْلمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما‬:‫َأمَّا َبعْ ُد‬ Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,

‫هلل م َِن‬ ِ ‫ َأع ُْو ُذ ِبا‬:‫ َقا َل هللاُ َت َعا َلى فِي ْالقُرْ ٰا ِن ْال َك ِري ْم‬.‫اع ِت ِه َل َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِح ُْو َن‬ َ ‫َو َط‬ setelah kita menyelesaikan shalat ‘Id, kita disunnahkan untuk
‫هّٰللا‬ berkurban, yakni menyembelih binatang seperti kambing atau
َ ‫ ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُنوا ا َّتقُوا‬:‫هللا الرَّ حْ ٰم ِن الرَّ ِحي ِْم‬ ِ ‫ ِبسْ ِم‬،‫ان الرَّ ِجي ِْم‬ ِ ‫ْط‬ َ ‫ال َّشي‬ sapi yang kemudian dagingnya kita makan, kita hadiahkan dan
‫صدَ َق هللاُ ال َعظِ ي ُم‬ َ .‫َح َّق ُت ٰقىتِهٖ َواَل َتم ُْو ُتنَّ ِااَّل َواَ ْن ُت ْم مُّسْ لِم ُْو َن‬ kita sedekahkan kepada saudara-saudara kita yang
membutuhkan. Kesunnahan berkurban ini berkaitan dengan
Hadirin-hadirat jamaah shalat Idul Adha yang dimuliakan sejarah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang diuji keimanannya oleh
Allah, Allah untuk melepaskan sesuatu yang paling ia cintai di dunia
Marilah kita senantiasa meningkatkan rasa takwa kita kepada ini, yakni dengan menyembelih putranya sendiri.
Allah subhanahu wata’ala dengan menjalankan perintah- Pada malam tanggal8 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim mendapatkan
perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. wahyu melalui mimpinya bahwa Allah memerintahkan
kepadanya untuk menyembelih anak yang paling ia sayangi.
Pada hari ini, Sejak terbenamnya matahari kemarin sampai Nabi Ibrahim merenung panjang, “Haruskah ia mengikuti
saat sekarang, jutaan umat Islam secara serentak dan kompak perintah Tuhannya untuk melepaskan hal yang paling ia
mengumandangkan Takbir, Tahlil dan Tahmid mengagungkan sayangi, hal yang paling ia sukai? Apakah mimpi ini benar dari
Kebesaran Asma Allah Yang Maha Tinggi. Dengan takbir Allahu Allah atau bukan?” Nabi Ibrahim sangat sedih dalam
Akbar kita mengagungkan akan kebesaran Allah, permenungan yang sangat panjang itu. Karenanya, pada
sesungguhnya hanya Allah Yang Maha Besar, sedangkan selain tanggal 8 Dzulhijjah yang kita semua disunnahkan untuk
Allah kecil, apapun yang kita miliki: pangkat, jabatan, berpuasa disebut dengan hari “tarwiyah” yang berarti “hari
kekayaan, ilmu dan status sosial jika dihadapkan dengan merenung”, yakni hari di mana Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
kebesaran Allah semuanya tiada arti, niscaya kita akan melakukan permenungan panjang atas mimpinya tersebut.
Kegalauan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mendapatkan “wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku anak yang termasuk
jawabannya pada malam hari 9 Dzulhijjah, bahwa ia benar- dari orang-orang sholeh, Maka kami beri kabar gembira
benar diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih anak kepadanya dengan kelahiran seorang anak yang sangat sabar”
kesayangannya yang bernama Isma‘il. Karenanya, tanggal 9 (QS. Ash-Shâffât 100-101)
Dzulhijjah, kita semua, umat Islam disunnahkan berpuasa
disebut dengan “hari ‘Arafah” yang berarti “pengetahuan”, Kita juga tidak bisa membayangkan bagaimana dialog Nabi
yakni hari di mana Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mendapatkan Ibrahim ‘alaihissalam dengan istrinya ketika meminta izin untuk
jawaban atau pengetahuan atas perintah Allah yang ia ragukan menjalankan perintah Allah, yakni menyembelih anaknya.
sebelumnya. Sudah pasti perasaan keduanya hancur karena harus melepas
kesayangannya. Perasaan keduanya gundah dan berkeping-
Dengan dasar ketaatan kepada Allah yang sangat tulus, dengan keping karena orang yang paling ia sayangi akan mati di
latar belakang rasa cinta kepada Tuhan yang mengalahkan tangannya sendiri. Tapi, rupanya cinta Nabi Ibrahim
segalanya, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam benar-benar mantap dan ‘alaihissalam dan istrinya kepada Allah subhanahu wata’ala
bertekad akan menjalankan perintah-Nya, yaitu menyembelih melebihi segala-galanya. Demi mengikuti perintah Allah,
Isma‘il, orang yang paling ia sayangi. keduanya rela melepaskan orang yang paling dicintai.
Begitu juga, kita tidak bisa membayangkan bagaimana
‫ هللاُ َأ ْك َب ُر وهلل الحمد‬،ُ‫ هللاُ َأ ْك َبر‬،ُ‫هللاُ َأ ْك َبر‬ perasaan suami istri itu ketika meminta izin kepada anaknya
yang akan dikorbankan, yakni Isma‘il ‘alaihissalam. Tapi Isma‘il
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah, sendiri justru menguatkan tekad ayah dan ibundanya untuk
Kita tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Nabi menunaikan perintah Allah subhanahu wata’ala.
Ibrahim ‘alaihissalam saat itu. Seorang ayah yang sudah lama Allah SWT berfirman dalam (QS Ash-Shâffât 102):
sekali menanti memiliki keturunan, namun ketika dikaruniai
anak melalui pernikahannya dengan Siti Hajar harus disembelih
dengan tangannya sendiri, padahal Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ْ‫ظر‬ َ ‫َف َلمَّا َب َل َغ َم َع ُه السَّعْ َي َقا َل َيا ُب َنيَّ ِإ ِّني َأ َرى فِي ْال َم َن ِام َأ ِّني َأ ْذ َبح‬
ُ ‫ُك َفا ْن‬
ِ ‫ت ا ْف َع ْل َما ُتْؤ َم ُر َس َت ِج ُدنِي ِإنْ َشا َء هَّللا ُ م َِن الص‬ ِ ‫َما َذا َت َرى َقا َل َيا َأ َب‬
memiliki anak ketika usianya sudah sangat sepuh, yakni 86
tahun.
‫ين‬
َ ‫َّاب ِر‬
Dalam QS. Ash-Shâffât 100-101 diceritakan bahwa Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam meminta kepada Allah diberi keturunan “Ketika anak itu memasuki usia dewasa, sudah berkembang,
yang saleh, lalu Allah mengabulkannya dengan memberi anak sudah bisa bepergian dan berjalan, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
yang sabar. berkata kepada anaknya: Wahai anakku, sesungguhnya aku
bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa
pendapatmu? Isma‘il anak Ibrahim menjawab: Wahai bapakku,
‫ َف َب َّشرْ َناهُ ِب ُغاَل ٍم َحل ٍِيم‬.‫ِين‬
َ ‫ َربِّ َهبْ لِي م َِن الصَّالِح‬. lakukanlah apa yang diperintah (Allah) kepadamu, insyaallah
engkau akan mendapatiku bagian dari orang-orang yang sabar” atau tidak. Di sinilah agama hadir memberikan seperangkat
(QS Ash-Shâffât 102). aturan, yakni mengatur perbuatan ini haram dan perbuatan itu
halal, tindakan ini boleh dan tindakan itu tidak boleh, hal ini
Setelah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan Isma‘il, anak yang akan
baik dan hal itu buruk, dan seterusnya. Dengan demikian
dikurbankannya itu sampai di tempat yang diperintahkan
masing-masing dari orang yang beragama seharusnya
(menurut Ubaid bin Umair di tempat yang di kemudian hari
mematuhi aturan agama, bukan mengikuti kesenangan atau
disebut “Maqâm Ibrahim”; menurut Mujâhid, di Mina), tiba-tiba
kehendak nafsunya. Dalam kisah Nabi Ibrahim, kenikmatan
Allah memberikan wahyu untuk menggantinya dengan
tertinggi disimbolkan dengan memiliki anak, tapi Nabi Ibrahim
kambing.
berhasil mengalahkan hawa nafsu kecintaan kepada putranya
Atas dasar cinta kepada Allah yang melebihi segala-galanya, dengan mengikuti perintah Allah subhanahu wata’ala. 
keluarga Nabi Ibrahim menjadi keluarga yang terberkati. Nabi
Pelajaran yang kedua dari kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam di
Ibrahim pun diberi gelar “khalîlullah” atau kekasih Allah, dan
atas yaitu penegasan bahwa hak asasi manusia harus dijunjung
dari keluarga ini lahirlah keturunan-keturunan para nabi seperti
tinggi, dalam hal ini yaitu hak untuk hidup. Perintah Allah
Nabi Ishâq, Nabi Ya‘qûb, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi
kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam untuk menyembelih putranya
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
bertujuan untuk menguji keimanannya, sehingga ketika beliau
tulus hendak menunaikannya, Allah subhanahu wata’ala
‫ هللاُ َأ ْك َب ُر وهلل الحمد‬،ُ‫ هللاُ َأ ْك َبر‬،ُ‫هللاُ َأ ْك َبر‬ mengganti objek sesembelihannya dengan binatang.
Penggantian “objek kurban” dari manusia ke binatang
mengandung makna bahwa manusia memiliki hak untuk hidup
Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, yang seorang pun atas nama apa saja tidak boleh
Peristiwa Nabi Ibrahim yang sangat mendebarkan hati ini, menghilangkannya.
bukan semata-mata arsip sejarah yang perlu dikenang jika
dibutuhkan saja, akan tetapi kisah ini memiliki ‘ibrah atau
pelajaran yang perlu diambil dan diperhatikan bagi seluruh
‫ هللاُ َأ ْك َب ُر وهلل الحمد‬،ُ‫ هللاُ َأ ْك َبر‬،ُ‫هللاُ َأ ْك َبر‬
umat manusia. Kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah simbol Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah,
pengorbanan di dalam beragama.
Mari Kita renungkan saudara saudari kaum muslimin
Di antara pelajaran itu adalah, yang pertama, beriman atau
walmuslimat
beragama pada dasarnya melawan hawa nafsu atau
kesenangan yang ada di dalam diri kita masing-masing. Setiap Bayangkan... Setiap kita adalah ibrahim. Ibrahim punya ismail,
manusia cenderung mengikuti keinginan nafsunya, menikmati ismailmu mungkin hartamu, ismailmu mungkin jabatan mu,
segala kesenangan tanpa batas, merasakan segala keindahan ismailmu mungkin gelar mu, ismailmu mungkin ego mu,
dan yang lainnya tanpa mempedulikan hal tersebut menyakiti, ismailmu adalah sesuatu yang engkau sayangi dan kau
merugikan atau membahayakan diri sendiri maupun orang lain pertahankan didunia ini. Ibrahim tidak diperintahkan oleh Allah
SWT untuk membunuh ismail. Ibrahim hanya diminta oleh Allah Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami yang sedang
SWT untuk membunuh rasa kepemilikannya terhadap ismail, menunaikan ibadah haji di tanah suci. Berilah mereka
karena hakikatnya semua ini adalah milik Allah SWT dan akan kekuatan, kesehatan dan kemudahan sehingga mereka dapat
kembali kepada nya. menjalankan semua rangkaian ibadah. Jadikanlah haji mereka
haji yang mabrur yang tak lain balasannya adalah surga. Untuk
‫ هللاُ َأ ْك َب ُر وهلل الحمد‬،ُ‫ هللاُ َأ ْك َبر‬،ُ‫هللاُ َأ ْك َبر‬ kami yang belum ke sana, berikan kami karunia, kekuatan,
kesempatan, kesehatan dan rizki sehingga kamipun dapat
Jamaah Idul Adha yang berbahagia,
menunaikan ibadah haji ini Ya Allah....
Akhirnya, marilah kita mengakat kedua belah tangan kita
Ya Allah, Engkaulah yang Maha mendengar jeritan hati kami
seraya berdoa, bermunajat kepada Allah Yang Maha Pengasih
serta Engkaulah yang akan meluluskan permohonan kami ini,
lagi Maha Penyayang.
sesungguhnya Engkau Maha Pemberi lagi maha penyayang.
Allahumma ya Allah, Engkau Maha Mendengar ucapan Amin amiin amiiin ya rabbal 'alamin.
kami, melihat kedudukan kami, mengetahui segala urusan kami
baik yang tersembunyi ataupun yang nyata, tidak satupun yang
tersembunyi dari penglihatan-Mu yaa Allah.
ِ ‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ح‬
‫ِيم‬ ِ ‫ِبسْ ِم‬
Ya Allah, kami berkumpul di sini memenuhi panggilan-Mu, ‫ك ه َُو اَأْل ْب َت ُر‬
َ ‫ ِإنَّ َشا ِنَئ‬. ْ‫ِّك َوا ْن َحر‬ َ ‫ص ِّل ل َِرب‬ َ ‫ َف‬.‫ك ْال َك ْو َث َر‬ َ ‫ِإ َّنا َأعْ َط ْي َنا‬
munajat kepada-Mu serta memohon ampunan-Mu.
ِ ‫ َو َن َف َع ِنيْ َوِإيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه م َِن اآْل َيا‬،‫آن ْال َك ِري ِْم‬
‫ت‬ ِ ْ‫ك هللاُ لِيْ َو َل ُك ْم ِفيْ ْالقُر‬ َ ‫ار‬َ ‫َب‬
Ya Allah yang maha pengasih, apabila kami pernah ِّ ‫َو‬
‫ َو َت َق َّب َل ِم ِّنيْ َو ِم ْن ُك ْم ِتاَل َو َت ُه ِإ َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬،‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
menyakiti hati orang tua kami, di pagi ini, kami bersimpuh
kepada-Mu Ya… Allah…. Ya Rahman ya Rahim…, ampuni kami, ‫ت َأرْ َح ُم الرَّ ا ِح ِمي َْن‬ َ ‫اغ ِفرْ َوارْ َح ْم َوَأ ْن‬ ْ ِّ‫َوقُ ْل َرب‬
ampuni dosa kedua orang tua kami, ampuni dosa guru-guru
kami, ampuni dosa-dosa suami istri kami, ampuni dosa-dosa
saudara kami, ampuni dosa tetangga kami, ampuni dosa putra-
putri kami, sesungguhnya hanya engkaulah yang maha
Pengampun dosa-dosa kami. Jadikan lah kami dan mereka
semua termasuk orang-orang yang beruntung.
Ya Allah, semoga Engkau memperindah akhlak kami,
melimpahkan kesehatan jasmani dan rohani kami, menyinari
qalbu kami, membaikkan amal perbuatan kami. Ya Allah,
dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari
kejahatan. Penuhilah keperluan kami ya Allah, baik yang
berkenaan dengan Agama, kehidupan duniawi dan akhirat.
‫‪KHUTBAH II‬‬ ‫اب ال َّن ِ‬
‫ار‪َ .‬ر َّب َنا‬ ‫َر َّب َنا آتِنا َ فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِى ْاآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬
‫‪َ .‬ظ َلمْ َنا اَ ْنفُ َس َنا َوِإنْ َل ْم َت ْغ ِفرْ َل َنا َو َترْ َحمْ َنا َل َن ُك ْو َننَّ م َِن ْا َ‬
‫لخاسِ ِري َْن‬
‫هللاُ َأ ْك َبرُ‪ ،‬هللاُ َأ ْك َبرُ‪ ،‬هللاُ َأ ْك َب ُر‬
‫هللاُ َأ ْك َبرُ‪ ،‬هللاُ َأ ْك َبرُ‪ ،‬هللاُ َأ ْك َبرُ‪ ،‬هللاُ َأ ْك َب ُر وهلل الحمد‬ ‫بى َو َي ْن َهى َع ِن‬ ‫ان َوِإيْتآ ِء ذِي ْالقُرْ َ‬ ‫لع ْد ِل َو ْاِإلحْ َس ِ‬ ‫هللا َيْأ ُم ُر ِباْ َ‬
‫هللا ! ِإنَّ َ‬ ‫عِ َبادَ ِ‬
‫لى َت ْو ِف ْي ِق ِه َو ِا ْم ِت َنا ِنهِ‪َ .‬وَأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِإ ٰل َه‬ ‫هّٰلِل‬
‫لى ِإحْ َسا ِن ِه َوال ُّش ْك ُر َل ُه َع َ‬ ‫اَ ْل َحمْ ُد ِ َع َ‬ ‫هللا ْال َعظِ ْي َم‬‫ِظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكرُوا َ‬
‫ْال َفحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع ُ‬
‫ِ‬
‫ْك َل ُه َوَأ ْش َه ُد أنَّ َس ِّي َد َنا م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه ال َّداعِ ي‬ ‫ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِري َ‬ ‫َأ‬ ‫َي ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َلى ِن َع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َو َلذ ِْك ُر ِ‬
‫هللا ْك َبر‬
‫ص ِّل َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد ِو َع َلى ٰالِ ِه َوَأصْ َح ِاب ِه َو َسلِّ ْم‬ ‫إ َلى ِرضْ َوا ِنهِ‪ .‬اَل ٰلّ ُه َّم َ‬
‫هللا ِف ْي َما َأ َم َر َوا ْن َته ُْوا َعمَّا َن َهى‬ ‫َتسْ لِ ْيمًا َك ِثيْرً ا ‪َ  ‬أمَّا َبعْ ُد َف َيا اَ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّتقُوا َ‬
‫هللا َأ َم َر ُك ْم ِبَأ ْم ٍر َبدَ َأ ِف ْي ِه ِب َن ْفسِ ِه َو َثـ َنى ِب َمآل ِئ َك ِت ِه ِبقُ ْدسِ ِه َو َقا َل‬ ‫َواعْ َلم ُْوا َأنَّ َ‬
‫صلُّ ْوا‬ ‫ُصلُّ ْو َن َع َلى ال َّن ِبى يآ اَ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا َ‬ ‫هللا َومَآلِئ َك َت ُه ي َ‬ ‫َتعا َ َلى ِإنَّ َ‬
‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلِّ ْم‬ ‫ص ِّل َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َ‬ ‫َع َل ْي ِه َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا‪ .‬ال ٰلّ ُه َّم َ‬
‫ض‬‫ك َو ُر ُسل َِك َومَآلِئ َك ِة ْال ُم َقرَّ ِبي َْن َوارْ َ‬ ‫آل َس ِّيدِنا َ م َُح َّم ٍد َو َع َلى اَ ْن ِبيآِئ َ‬ ‫َو َع َلى ِ‬
‫ان َو َعلِيّ َو َعنْ َب ِق َّي ِة‬ ‫ال ٰلّ ُه َّم َع ِن ْال ُخ َل َفا ِء الرَّ اشِ ِدي َْن َأ ِبى َب ْك ٍر َو ُع َم َر َوع ُْث َم َ‬
‫ض‬ ‫ْن َوارْ َ‬ ‫ان ِا َلى َي ْو ِم ال ِّدي ِ‬‫الص ََّحا َب ِة َوال َّت ِاب ِعي َْن َو َت ِابعِي ال َّت ِاب ِعي َْن َل ُه ْم ِب ِاحْ َس ٍ‬
‫ِك َيا َأرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن‬ ‫‪َ  ‬ع َّنا َم َع ُه ْم ِب َرحْ َمت َ‬
‫ت ااْل َحْ َيآ ُء ِم ْن ُه ْم‬ ‫ت َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬ ‫اغ ِفرْ ل ِْلمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ِ‬ ‫اَل ٰلّ ُه َّم ْ‬
‫َو ْاالَمْ َوا ِ‬
‫ت‬
‫ض ْي َتهُ‪َ ،‬واَل َم ِر ْيضًا ِإاَّل‬ ‫اَللَّ ُه َّم اَل َتدَ عْ َل َنا َذ ْنبًا ِإاَّل َغ َفرْ َتهُ‪َ ،‬واَل دَ ْي ًنا ِإاَّل َق َ‬
‫ض ْي َت َها َو َيسَّرْ َت َها َل َنا َيا‬ ‫اِئج ال ُّد ْن َيا ِإاَّل َق َ‬ ‫َش َف ْي َت ُه َو َعا ِف َي َتهُ‪َ ،‬واَل َح َ ً‬
‫اجة ِمنْ َح َو ِ‬
‫َأ ْك َر َم اَأْل ْك َر ِمي َْن‪َ ،‬و َيا َأرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن‬
‫الزاَل ِز َل َو ْالم َِح َن َوس ُْو َء ْال ِف ْت َن ِة َو ْالم َِح َن َما‬ ‫ال ٰلّ ُه َّم ْاد َفعْ َع َّنا ْال َباَل َء َو ْا َلو َبا َء َو َّ‬
‫َان ْالمُسْ لِ ِمي َْن‬ ‫اِئر ْالب ُْلد ِ‬‫َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن َعنْ َب َل ِد َنا ِا ْن ُدو ِن ْيسِ يَّا َخآص ًَّة َو َس ِ‬
‫‪.‬عآم ًَّة َيا َربَّ ْا َ‬
‫لعا َل ِمي َْن‬ ‫َ‬

Anda mungkin juga menyukai