Anda di halaman 1dari 9

P2

ISPA
KERANGK
A
ACUAN
No.
Dokumen
:
SPO/UKP/RJ/.....
No. Revisi
:
00
Tanggal
Terbit
:
Halaman
:
PUSKESMAS
MERDEKA
Dr. Desty Aryani, M.Kes
Nip.196306271989032003
1.Latar belakang
Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada
anak – anak. Insidens
menurut
kelompok
umur
Balita
diperkirakan 0,29 episode
peranak/tahun
dinegara
berkembangdan 0,05 episode per anak/tahundinegara maju.ini
menunjukan bahwa terdapat 156 juta episode baru didunia pertahun
dimana 151 juta
episode ( 96,7 % ) terjadi
dinegara-negara
berkembang, 7- 13 % kasus berat dan
memerlukan perawatan rumahsakit. Episode batuk pilek pada Balita di
Indonesia
diperkirakan 2-3 kali per tahun (
Rudan et al Bulletin WHO 2008
). ISPA merupakan salah
satu penyebab utama kunjungan pasien di puskesmas( 40%- 60% ) dan
rumahsakit (
15%-30% ).
Pneumonia adalah pembunuh utama pada balita didunia, lebih banyak
dibanding
dengan gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak. Bahakan karena
besarnya
kematian pneumonia ini, pneumonia disebut sebagai Ipandemi yang
terlupakan atau “
the forgotten pandemic “ namun tidak banyak perhatian terhadap
penyakit ini sehingga
pneumonia disebut juga pembunuh balita yang terlupakan atau “ the
forgotten killer of
children “ (
Unicef /WHO 2006, WPD 2006
)
Menurut laporan UNICEF dan WHO pada tahun 2006 indonesia
merupakan Negara
dengan tingkat kejadian pneumonia tertinggi ke-6 diseluruh dunia.
Berdasarkan Survei
Kesehatan Rumah Tangga( SKTR ) pada tahun 1992, 1995, dan 2001
didapatkan
pneumonia sebagai urutan terbesar penyebab kematian pada balita (
DepetemenKesehatan RI, 2006 )
Berdasarkan bukti bahwa factor resiko pneumonia adalah kurannganya
pemberian ASI
eksklusif, giziburuk, polusi udara dalam ruangan( indoor air pollution ),
BBLR,
kepadatan penduduk dan kurangnya imunisasi campak.
Pengendalian ISPA di Indonesia dimulai pada tahun 1984 bersamaan
dengan
diawalinya pengendalian ISPA ditingkat global oleh WHO.
Dalamperjalannya,
pengendalian ISPA telah mengalami beberapa perkembangan.
Peningkatan
pelaksanaan pengendalian ISPA perlu didukung dengan peningkatan
sumberdaya
termasuk dana baik APBN, APBD dan dana kerjasama harus
dimanfaatkan sebaik
– baiknya untuk mencapai tujuan program dan target yang telah
ditentukan.
2.Dasar
Pelaksanaan

Undang-undang No 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular

Peraturan Pemmerintah No 40 tahun 1991 tentang Penenggulangan
Wabah
Penyakit Menular

Peraturan Menteri Kesehatan No 949/MENKES/PER/VIII/2004 Tentang
sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa

Peraturan Menteri Kesehatan No 741/MENKES/PER/VIII/2008 tentang
Standar
Pelayanan Minimal di Kabupaten Kota

Peraturan Menteri Kesehatan No 1501/MENKES/ PER/ X/2010 tentang
Jenis
Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah Dan Upaya
Penggulangan

Keputusan Menteri Kesehatan No 1537A/MENKES/SK/XII/2002 tentang
Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Penanggulangan Pneumonia pada Balita

Keputusan Menteri Kesehatan No 1116/MENKES//SK/IV/2003 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan

Keputusan Menteri Kesehatan No 300/MENKES/SK/IV/ 2009 tentang
Pedoman Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza

Keputusan Menteri Kesehatan No 311/MENKES/SK/V/2009 tentang
Penetapan Penyakit Flu Burung H1N1 ( Mecixan Strain ) Sebagai
Penyakit
Yang Dapat Menimbulkan Wabah

Keputusan Menteri Kesehatan No 375/ MENKES/ SK/V/2009 tentang
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan tahun 2005-2025

Keputusan Menteri Kesehatan No HK.03.01/160/I/2010 tentang
Rencana
Strategis Kesehatan

Keputusan Menteri Kesehatan No 021/MENKES/SK/I/2011 tentang
Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014
3.Kegiatan yang
akan
dilaksanakan

Careseeking penderita pneumonia

Pendataanke UPK/BPS diwilayahkerjaPuskesmas Merdeka
4. Tujuan
dan
sasaran
Tujuan :

Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena pneumonia

Pengendalian pneumonia balita ( tercapainya cakupan penemuan
pneumonia
balita setiap tahunnya )

Kesiapsiangaandan Respond terhadap Pandemi Influenza serta
penyakit
saluran pernafasan lainnya yang berpotensi wabah

Pengendalian ISPA umur> 5 tahun

Terjalinnya kerjasama/ kemitraan dengan unit program atau institusi
yang
berkopeten dalam pengendalian faktor resiko ISPA khususnya
Pneumonia
Sasaran :

Semua penderita Ispa dengan fo
k
us pada penyakit pneumonia

Lintas program dan lintas se
k
to
r
5. Indikator keluaran
dan
jumlah
keluaran
I
ndikator keluaran :

Kebijakan tahun 2014 target penemuan penderita pnemuan pneumonia
balita
adalah 100 %, namun untuk indens pneumonia balita pada tahun 2016
adalah
3,61% dari jumlah balita
Jumlah keluaran :

Untuk pencapaian dari target pneumonia di Puskesmas Merdeka sendiri
sudah
mencapai target ( laporan bulan P2 ISPA terlampir )
6. RuangLingkup
Kegiatan

Melakukan penyuluhan personal terhadap penderita atau keluarga
pasien
tentang ISPA terutama Pneumonia

Melakukan penyuluhan di Puskesmas Merdeka

Melakukan Penyuluhan di posyandu- posyandu

Melakukan careseeking pada penderita pneumonia

Melakukan pendataan di UPK/BPS diwilayah kerja Puskesmas Merdeka

Melakukan pencatatan dan pelaporan program P2 ISPA

Menyajikan dan menganalisa data dalam bentuk grafik, peta untuk
mempermudah pembacaan hasil
7.
Tempat
Pelaksanaan

Poli Umum dan poli anak

Posyandu

Puskesmas Merdeka

UPK/BPS Ch. Mala

Rumah penderita Pneumonia
8.
Pelaksaan dan
penanggujawab
kegiatan
Pimpinan Puskesmas Merdeka dan petugas ispa
8.
Jadwal Kegiatan

1 bulansekalicareseekingpenderita pneumonia

1 bulansekalipengambilan data ISPA ke UPK/BPS
10. Pembiayaan
Dana Bantuan Operasional Kesehatan ( BOK )
1
1. Lain- lainya

Anda mungkin juga menyukai