PENDAHULUAN
pada terganggunya kehidupan penderita dilihat dari faktor sosial, ekonomi dan
Asia Tenggara (28%), disusul wilayah Pasifik Barat (26%), Afrika (16,6%),
Timur Tengah (10%), Amerika (9,6%), dan Eropa (9,6%). Katarak merupakan
penyebab gangguan penglihatan yang paling banyak terjadi sekitar 47,9%, setelah
dan gangguan kornea (0,10%). Gangguan kornea dapat dibagi menjadi beberapa
penyakit seperti kelainan kornea kongenital, edema kornea, infiltrasi kornea pada
pemakai kontak lensa, dan yang paling tersering yaitu ulserasi kornea (keratitis).
Angka kejadian tertinggi keratitis berada pada wilayah tropis dan Negara
1
2
Keratitis adalah suatu radang kornea yang dapat disebabkan oleh virus, jamur,
bakteri, dan faktor imunologis. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal
seperti kurangnya air mata (mata kering), keracunan obat, trauma, defisiensi
vitamin A, adanya benda asing didalam mata, reaksi alergi terhadap obat topikal
berdasarkan topografi seperti ulserasi kornea dan non ulserasi, serta bisa
mata merah, rasa silau, merasa kelilipan, serta penurunan ketajaman penglihatan.
3,4,5
bisa dikurangi dengan menghindari trauma mata, serta pelepasan lensa kontak
dengan cara yang steril serta pengobatan awal yang tepat dan penggunaan lensa
kontak yang teratur dalam sehari. Penanganan yang tidak tepat tepat maka
Rumah Sakit Dustira (RS Dustira) merupakan rumah sakit rujukan anggota dan
keluarga TNI di wilayah Jawa Barat serta salah satu rumah sakit tingkat dua di
wilayah kota Cimahi. Pada poliklinik mata RS Dustira kasus keratitis ditemukan
yang cepat terhadap keratitis agar dapat mencegah timbulnya kebutaan. Pada poli
sebagai berikut :
2. Apa penyebab keratitis pada pasien poli mata RS Dustira tahun 2010−2012 ?
2010−2012 ?
1.3 Tujuan
Tujuan umum penelitian ini adalah melakukan pengambilan data pada rekam
medik Poli Mata RS Dustira tentang penyakit keratitis pada tahun 2010−¿2012.
2010−2012
tahun 2010−2012
4