Anda di halaman 1dari 49

PAKET WORKSHOP

Pengembangan Profesionalitas Guru STEM (PPGS) Online dengan Model


DECODE

Tim Pengembang
1. Bevo Wahono, S.Pd., M.Pd., Ph.D.
2. Dr. Slamet Hariyadi, M.Si, MCE, CIQaR
3. Dr. Agung Wijaya Subiantoro, S.Pd., M.Pd
4. Siti Nur Khomariah
5. Luluk Wijayanti
6. Ervan Prasetyo, S.Pd., MOS., MCE.

Sampul : Ervan Prasetyo, S.Pd., MOS., MCE.


Editor : Ervan Prasetyo, S.Pd., MOS., MCE.
Layout : Ervan Prasetyo, S.Pd., MOS., MCE.

Cetak, 02 Juli 2023

PAKET WORKSHOP
Pengembangan Profesionalitas Guru STEM (PPGS) Online dengan Model
DECODE

31 halaman + xv, 18 x 25 cm

Diterbitkan
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Jember
Jl. Kalimantan Tegalboto No.37, Krajan Timur, Sumbersari, Kec. Sumbersari,
Kabupaten Jember, Jawa Timur 68121
WA 082398761454
Email : ppgstemdecode@gmail.com
Web : https://stem.fkip.unej.ac.id/

Dicetak
Ryo Digital Printing
Jl. Moch. Sruji No. 4. Cangkring, Kecamatan Patrang, Jember, Jawa Timur.

Dilarang mengutip atau memperbanyak naskah ini sebagian atau seluruhnya


dalam bentuk apapun.
Tanpa tertulis dari penerbit.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan sebuah tanggung jawab besar
terkait penyusunan paket workshop dalam pengembangan profesionalitas
guru STEM Online.
Paket workshop ini disusun bertujuan untuk membantu
pengembangan profesionalitas guru STEM (PPGS) online secara terperinci.
Materi-materi paket workshop memuat DECODE model, platform
pembelajaran online seperti Cloud Class Room (CCR), integrasi kemampuan
Technological, Pedagogical and Contect Knowlegde (TPACK) dan juga guru
STEM education. Selain itu, paket workshop ini dirancang agar guru mampu
memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran.
Paket ini merupakan salah satu bagian dari project STEM DECODE dari
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 2022. Terima kasih
penulis ucapkan kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan
modul ini. Penulis berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan paket
workshop ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan paket workshop
masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran terhadap
penyempurnaan paket workshop ini sangat diharapkan. Semoga paket
workshop ini dapat memberi manfaat bagi para guru khususnya dan semua
pihak yang membutuhkan.

Jember, Juli 2023


Tim Pengembang

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
ALASAN PEMBUATAN MODUL ........................................................................... iv
TUJUAN................................................................................................................... v
SASARAN PENGGUNA .......................................................................................... vi
PETUNJUK KEGIATAN WORKSHOP .................................................................. vii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .................................................................... viii
TATA TERTIB WOKRSHOP ................................................................................. x
ILUSTRASI AKTIVITAS WORKSHOP ................................................................. xi
RUNDOWN KEGIATAN WORKSHOP.................................................................. xv
BAGIAN 1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
BAGIAN 2. Model Workshop DECODE .............................................................. 3
2.1 Model DECODE ............................................................................. 3
2.2 Alasan menggunakan Model DECODE ....................................... 3
2.3 Cara-cara penerapan Model DECODE ........................................ 4
BAGIAN 3. PLATFORM PEMBELAJARAN ONLINE ........................................... 6
3.1 Urgensi Platform Pembelajaran Online ...................................... 6
3.2 Cloud Class Room (CCR) ............................................................... 7
3.3 Alasan menggunakan CCR sebagai platform online .................. 7
3.4 Cara menggunakan platform online CCR.................................... 8
BAGIAN 4. KEMAMPUAN TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL and
CONTENT KNOWLEDGE (TPACK) .................................................... 17
4.1 Kemampuan Technological Pedagogical and Content
Knowledge (TPACK) ..................................................................... 17
4.2 Penggunaan TPACK dalam pengembangan profesionalitas
Guru STEM (PPGS) ....................................................................... 18

ii
4.3 Penerapan aplikasi TPACK dalam kegiatan pembelajaran
..................................................................................................................... 18
BAGIAN 5. STEM EDUCATION ........................................................................... 19
5.1 Urgensi Pembelajaran Science, Technology, Engineering
and Mathematics (STEM)............................................................. 19
5.2 Komponen-komponen STEM Education .................................... 19
5.3 Contoh-contoh aktifitas STEM .................................................... 20
BAGIAN 6. PENUTUP .......................................................................................... 28
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 29

iii
ALASAN PEMBUATAN
MODUL
Secara umum, modul paket workshop ini bertujuan untuk memandu
dan memberikan pedoman secara terperinci kepada peserta workshop (Guru
STEM) dalam memfasilitasi kegiatan workshop online terkait apa, mengapa dan
bagaimana program pengembangan profesionalitas guru STEM (PPGS) yang
dikembangkan oleh Tim Pengembang project STEM-DECODE 2022. Oleh
karena itu, modul paket workshop ini sangat penting untuk dipahami terutama
dalam pengaplikasian materi-materi ajar workshop ke dalam kegiatan
pembelajaran secara langsung.

iv
TUJUAN
A. Tujuan Pengadaan Workshop
Maksud dan tujuan diadakannya workshop Pengembangan Profesionalitas
Guru STEM (PPGS) online ini untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
mengaplikasikan pembelajaran STEM secara online. Hal ini disebabkan karena
masih minimnya kegiatan workshop yang diadakan untuk guru STEM,
khususnya di Indonesia. Selain itu, banyak juga faktor-faktor lainnya seperti
kurangnya pemerataan teknologi, akses jaringan internet yang susah,
kurangnya kesadaran guru untuk menjadi guru yang profesional, dan masih
banyak lagi.
Perkembangan pendidikan yang semakin pesat juga mempengaruhi
pembelajaran di era abad 21 yang mengimplementasikan teknologi di dalam
kegiatan pembelajaran. Sehingga, perlu adanya peningkatan pengetahuan dan
kemampuan guru melalui kegiatan workshop Pengembangan Profesionalitas
Guru STEM (PPGS) yang bertujuan untuk membantu guru-guru Indonesia
maupun calon guru STEM dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan
pembelajaran di era abad 21.

B. Tujuan Pembuatan Modul


Maksud dan tujuan disusunnya modul paket workshop ini yaitu untuk
mempersiapkan dan memberikan panduan kepada guru STEM agar memiliki
kemampuan dalam mengintegrasi kemampuan TPACK di era pembelajaran
abad 21, melalui kemajuan teknologi dan platform-platform pembelajaran
online yang mendukung. TPACK merupakan kemampuan guru dalam
mengkolaborasikan antara pengetahuan yang dimiliki, topik pembelajaran,
cara mengajar, pemilihan media dan teknologi yang dikembangkan. TPACK
tersusun atas Technological Knowledge (TK), Pedagogical Knowledge (PK),
Content Knowledge (CK), Pedagogical Content Knowledge (PCK), Technological
Pedagogical Knowledge (TPK), Technological Content Knowledge (TCK) dan
Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK).

v
SASARAN PENGGUNA
Kegiatan workshop Pengembangan Profesionalitas Guru STEM (PPGS)
online dengan model DECODE ini diikuti oleh guru-guru dan calon guru di
bidang STEM education di Indonesia, khususnya wilayah Jawa Timur. Kegiatan
workshop ini dilakukan secara online sehingga kegiatan ini bisa lebih efektif
dan efesien mulai dari waktu, tenaga, pikiran dan juga biaya.

vi
PETUNJUK KEGIATAN
WORKSHOP
A. Petunjuk Bagi Peserta
Untuk memperoleh hasil workshop secara maksimal, dalam menggunakan
modul Pengembangan Profesionalitas Guru STEM (PPGS) online, maka langkah-
langkah yang perlu dilaksanakan adalah :
1) Baca dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
paket modul. Apabila terdapat materi yang kurang jelas, peserta dapat
bertanya pada instruktur yang mengampu kegiatan workshop.
2) Kerjakan setiap instrumen penilaian integrasi kemampuan TPACK untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman yang dimiliki terhadap materi-
materi yang sudah dibahas dan disampaikan instruktur kegiatan
workshop.
3) Jika dirasa belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi pada
topik materi yang terdapat di modul atau bertanyalah kepada instruktur
yang mengampu topik materi yang bersangkutan.

B. Petunjuk Bagi Instruktur


Dalam setiap kegiatan workshop instruktur berperan dalam :
1) Memandu dan memberikan materi serta penjelasan tentang materi
workshop.
2) Membantu peserta dalam memahami materi yang kurang jelas.
3) Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik baru dan
menjawab pertanyaan peserta mengenai implementasi Pengembangan
Profesionalitas Guru STEM (PPGS) online dengan instrumen asesmen
TPACK.
4) Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
5) Membimbing peserta dalam mengisi penilaian instrumen asesmen
TPACK yang terdapat pada lampiran modul.

vii
PETUNJUK PENGGUNAAN
MODUL
Modul paket workshop ini digunakan sebagai acuan bagi peserta
workshop agar lebih bisa memahami materi apa yang disampaikan oleh
instruktur workshop. Adapun petunjuk-petunjuk dalam penggunaan modul
paket workshop Pengembangan Profesionalitas Guru STEM (PPGS), yaitu :
1) Baca dan pahami dengan seksama mengenai uraian-uraian materi yang
terdapat di dalam paket modul.
2) Tanyakan kepada tim pengembang ataupun instruktur workshop apabila
terdapat materi yang kurang jelas dan kurang bisa dipahami oleh
peserta.
3) Modul paket workshop Pengembangan Profesionalitas Guru STEM
(PPGS) ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
pembelajaran di kelas.
4) Modul paket workshop berisi penjelasan yang dapat mendukung guru
STEM dalam mengembangkan kemampuan TPACK, menggunakan
platform pembelajaran baru seperti CCR, pengetahuan mengenai aplikasi-
aplikasi pembelajaran STEM.
5) Modul paket workshop ini juga dilengkapi dengan beberapa materi
pendukung, diantaranya:
a. Pendahuluan
Pendahuluan modul workshop berisi mengenai latar belakang
pengadaan workshop pengembangan profesionalitas guru STEM
online yang meliputi penjelasan PPGS di indonesia saat ini, tantangan
apa saja yang nantinya akan dihadapi oleh guru-guru Indonesia di
masa mendatang, alasan pengadaan workshop dengan menggunakan
model DECODE yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan
TPACK yang dimiliki oleh guru serta paket workshop sebagai produk
hasil yang diberikan kepada guru sebagai pedoman dalam
menerapkan PPGS online dengan menggunakan model DECODE.
b. Model Workshop DECODE
Model DECODE merupakan salah satu model workshop yang
membantu guru dalam memberikan pembiasaan terhadap berbagai
teknologi dan platform perangkat lunak untuk meningkatkan

viii
pengetahuan dan kemampuan terhadap desain penilaian, desain
intruksional dan implementasi praktis.
c. Platform pembelajaran online
Platform pembelajaran merupakan salah satu jenis media yang
digunakan dalam menunjang kegiatan pembelajaran yang dilakukan
secara online. Salah satu contoh platform pembelajaran yang
mendukung Program Pengenmbangan Profesionalitas Guru STEM
(PPGS) ini adalah Cloud Class Room (CCR).
d. Kemampuan Technological, Pedagogical and Content Knowledge
(TPACK)
TPACK merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam
mengintegrasikan teknologi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
guru yang dapat menerapkan TPACK dengan baik maka kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, efisien dan menarik.
e. STEM Education
Pendidikan Science, Technology, Engineering and Mathematics
(STEM) merupakan salah satu pembelajaran yang dapat
diimplementasikan di era abad 21 yang menuntut siswa untuk
belajar dan inovasi, informasi, media dan teknologi, dengan
ketrampilan utama adalah teknologi dan desain.
f. Penutup
Penutup berisikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang
terlibat dalam kegiatan workshop Pengembangan Profesionalitas
Guru STEM (PPGS) online dengan menggunakan model DECODE.

ix
TATA TERTIB KEGIATAN
WORKSHOP
1) Peserta harus mengikuti seluruh kegiatan yang diprogramkan dan
mengisi link daftar hadir yang telah disediakan.
2) Peserta harus memastikan jaringan/koneksi internet tetap bagus dan
stabil selama kegiatan workshop berlangsung.
3) Selama mengikuti kegiatan workshop peserta diwajibkan berpakaian rapi
dan sopan.
4) Selama kegiatan workshop berlangsung diharapkan peserta harus tetap
“on camera”.
5) Peserta tidak diperkenankan “on microphone” secara sembarangan,
terutama saat instruktur workshop memaparkan materi.
6) Peserta workshop diharapkan aktif untuk mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang belum dipahami terkait materi yang disampaikan oleh
instruktur workshop.
7) Peserta diharapkan mengklik “raise hand” apabila terdapat pertanyaan
kepada isntruktur workshop.
8) Peserta dilarang mespam / mengirim chat pada forum obrolan selama
kegiatan workshop berlangsung, kecuali saat sesi tanya jawab tiba.

x
ILUSTRASI AKTIVITAS
WORKSHOP
Kegiatan workshop dilakukan dengan menggunakan model workshop
DECODE, yang terdiri dari tiga tahapan yaitu (1) DE : teacher’s Demonstrations
(demonstrasi pelatih/guru), (2) CO : Students CO-train (peserta berlatih
bersama-sama), (3) DE : Students CO-teach (peserta mengajar), peserta
menerima umpan balik satu sama lain yang kemudian dilakukan DEbrief atau
meringkas mengenai apasaja yang sudah dipelajari dari tahapan-tahapan yang
disebutkan sebelumnya.
Aktivitas kegiatan workshop akan dilakukan dengan menggunakan
platform pembelajaran online berupa Cloud Class Room (CCR). Peserta
workshop akan dibantu untuk mengembangkan kemampuan TPACK
menggunakan platform CCR dalam mengaplikasikan pembelajaran STEM. CCR
merupakan salah satu jenis platform pembelajaran yang sangat memanfaatkan
TIK atau Information and Communication Technology (ICT) dalam berbagai
fitur-fiturnya. Adapun tahapan-tahapan yang akan dilakukan selama kegiatan
workshop berlangsung yaitu :
1. Teacher’s Demonstration (Demonstrasi oleh guru)
Pada tahapan ini guru atau pelatih workshop akan memberikan
penjelasan terkait bagaimana, mengapa dan apa saja fitur-fitur yang
terdapat dalam platform CCR yang berbasis Information and Communication
Technology (ICT). Selain itu, pelatih juga akan memberikan penjelasan
mengenai aktivitas-aktivitas pembelajaran STEM yang dapat
diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran dan kemampuan TPACK
yang harus dikuasi oleh guru STEM saat ini. Pada tahapan ini peserta
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai ICT dan platform
pembelajaran baru yang dilakukan oleh pelatih kegiatan workshop dan
paham menganai pembelajaran STEM dan kemampuan TPACK guru.
Kegiatan Teacher’s Demonstration dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.

xi
Gambar 1. Kegiatan Teacher’s Demonstration (dokumentasi pribadi)

2. Students CO-train the use of ICT (Peserta workshop berlatih


menggunakan ICT)
Pada tahapan ini peserta workshop akan dibentuk menjadi 2-3 orang dalam
satu kelompok. Pada tahapan ini nantinya peserta akan diberikan
kebebasan dalam mecoba mengaplikasikan platform CCR. Dalam kelompok
tersebut masing-masing anggota akan bergantian menjadi guru dan peserta
didik untuk berlatih mengoperasikan ICT. Pada tahapan ini peserta dapat
meningkatkan kemampuan Technological Content Knowledge (TCK) guru
dengan Information and Communication Technology (ICT) melalui platform
CCR. Aktivitas dari kegiatan Students CO-train the use of ICT dapat dilihat
pada gambar 2. berikut ini.

Gambar 2. Kegiatan Students CO-train the use of ICT (dokumentasi pribadi)

xii
3. Students CO-design an ICT-an integrated course (Peserta workshop
mengembangkan ICT)
Pada tahapan ini peserta workshop diberikan waktu dan kebebasan
untuk mengembangkan ketrampilan dalam mengembangkan platform CCR.
Peserta workshop dapat menyusun konten mengajar, peta konsep dan
pertanyaan-pertanyaan terkait platform CCR. Pada tahapan ini peserta
workshop dapat melatih kemampuan Pedagogycal Content Knowledge (PCK)
melalui platform CCR. Aktivitas kegiatan Students CO-design an ICT-an
integrated course dapat dilihat pada gambar 3. berikut ini.

Gambar 3. Kegiatan Students CO-design an ICT-an integrated course


(dokumentasi pribadi)

4. Students CO-teach the course and receive feedbacks (peserta workshop


mengajar bersama dan menerima umpan balik)
Pada tahapan ini peserta workshop secara berkelompok yang
sebelumnya sudah dibentuk akan bergiliran untuk mendemonstrasikan
hasil desain terkait platform CCR yang telah dikembangkan sebelumnya.
Apasaja yang telah dibuat, konten pembelajaran apa yang
diimplementasikan dalam platform pembelajaran tersebut, dan keseluruhan
yang telah didiskusikan selama tahapan CO-design. Pada tahapan ini peserta
workshop dapat melatih kemampuan Technological Pedagogycal Content
Knowledge (TPACK) guru dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas kegiatan
Students CO-teach the course and receive feedbacks dapat dilihat pada
gambar 4. berikut ini.

xiii
Gambar 4. Kegiatan Students CO-teach the course and receive feedbacks
(dokumentasi pribadi)

xiv
RUNDOWN KEGIATAN
WORKSHOP
Waktu Aktivitas Penanggung
(15/07/2023) Jawab
07.45 - 08.00 WIB Registrasi Peserta Panitia
08.00 – 08.15 WIB Pembukaan Panitia
Penyampaian materi 1 Dr. Slamet
08.15 – 08.50 WIB Topik : Hariyadi, M.Si.,
Pembelajaran STEM MCE, CIQaR
Penyampaian materi 2
Agung Wijaya
09.00 – 09.45 WIB Topik :
Subiantoro, Ph.D.
Kemampuan TPACK guru STEM
Penyampaian materi 3
Topik :
Demonstrasi pembelajaran STEM
Bevo Wahono,
09.50 – 10.40 WIB menggunakan Information and
Ph. D.
Communication Technology (ICT) dengan
platform pembelajaran Cloud Class Room
(CCR)
Kegiatan “Students CO-train the use of
ICT ”
10.45 – 11.15 WIB Peserta workshop berlatih menggunakan -
ICT berupa platform pembelajaran Cloud
Class Room (CCR)
Kegiatan “Students CO-design an
integrated course”
11.15 – 12.00 WIB Peserta kegiatan workshop -
mengembangkan pembelajaran STEM
dengan CCR
12.00 – 13.00 WIB ISHOMA -
Melanjutkan kegiatan “Students CO-
design an integrated course”
13.00 – 14.30 WIB Peserta kegiatan workshop -
mengembangkan pembelajaran STEM
dengan CCR
Kegiatan “Students CO-teach the course
and receive feedbacks”
Peserta workshop mendemonstrasikan
14.30 – 16.00 WIB -
hasil diskusi sebelumnya dan menerima
feedback baik dari instruktur workshop
maupun kelompok lainnya
16.00-16.30 Penutup (Pengumuman Sertifikat) Panitia

xv
BAGIAN 1
PENDAHULUAN
Guru Science, Technology, Engineering and Mathematic (STEM)
merupakan agen perubah yang dapat membantu kemajuan generasi bangsa
(SDM) yang berkualitas. Oleh sebab itu, penting sekali bagi guru STEM untuk
memiliki standarkompetensi, pengetahuan, ketrampilan dan profesionalitas
dalam mengajar. Seorang guru STEM yang profesional salah satunya harus
mempunyai kemampuan dalam menerapkan teknologi dalam menyampaikan
sebuah materi pembelajaran. Pada dasarnya kualitas seorang guru STEM dapat
mempengaruhi komponen-komponen pendidikan lainnya. Hal ini dapat
ditunjang dengan peningkatan mutu pendidikan guru STEM dengan cara
workshop, uji kompetensi, pelatihan, penilaian kinerja guru, sertifikasi guru
dan kegiatan pengembangan profesionalitas guru lainnya. Salah satu kegiatan
pengembangan profesionalitas guru yang dapat diikuti dimasa pandemi dan
post-pandemi Covid-19 adalah pengembangan profesionalitas guru secara
online.
Program pengembangan profesionalitas guru baik secara online maupun
offline bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru STEM agar diperoleh mutu
pendidikan dengan standar nasional. Hal ini dapat dilakukan melalui
pengembangan kompetensi-kompetensi seperti kompetensi pedagogi,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Kompetensi-kompetensi tersebut sudah sesuai dengan peraturan UU RI No.14
Tahun 2005 dalam pasal 10 (1) yang menyatakan bahwa guru harus memiliki
empat kompetensi. Sehingga, program pengembangan profesionalitas guru
STEM ini sangat penting dilakukan khususnya di Indonesia karena masih
sangat sedikitnya program pengembangan profesionalitas guru yang dilakukan
pada guru STEM di Indonesia. Tetapi tantangan yang harus dihadapi saat ini
adalah masa-masa pandemi dan post-pandemi Covid-19 dalam pembatasan
jumlah berkelompok. Hal ini dapat direalisasikan dengan melakukan program
pengembangan profesionalitas guru secara online.
Tantangan yang harus dilewati dalam pademi dan post-pandemi Covid-
19 ini adalah seluruh kegiatan yang dilakukan berlangsung secara online, baik
pembelajaran, transaksi, interaksi maupun seluruh kegiatan sehari-hari
lainnya. Program pengembangan profesionalitas guru yang dilakukan secara
online merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan mutu pendidikan

1
guru STEM di Indonesia saat ini. Keuntungan yang di dapatkan dalam Program
Pengembangan Profesionalitas Guru STEM (PPGS) secara online ini adalah
keefektivitasan waktu, tenaga, pikiran dan biaya. Sehingga, program PPGS
secara online sangat berpotensi melalui kegiatan workshop online sebagai
bentuk peningkatan mutu pendidikan guru STEM di Indonesia. Salah satu
model pelatihan program profesionalitas guru STEM secara online adalah
dengan kegiatan workshop menggunakan model DECODE.
Model DECODE merupakan akronim dari Demonstrating (DE),
Collaborating (CO) dan Debriefing (DE). Melalui model DECODE guru STEM
akan diberikan pembiasaan terhadap berbagai teknologi dan platform
perangkat lunak untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan terhadap
desain penilaian, desain instruksional dan implementasi praktis. Model
DECODE ini juga membantu guru STEM dalam mengaplikasikan kegiatan STEM
selama pembelajaran. Sehingga dengan adanya hal ini guru STEM dapat
meningkatkan kemampuan dalam pengembangan kompetensi. Pada dasarnya
kompetensi-kompetensi khusus yang harus dikembangkan oleh guru STEM
adalah kemampuan Technological Pedagogical and Content Knowledge
(TPACK).
TPACK merupakan kemampuan guru STEM dalam mengolaborasikan
antara topik pembelajaran, cara mengajar, pemilihan media dan teknologi.
TPACK terdiri dari pengetahuan profesional khusus yaitu Technological
Knowledge (TK), Pedagogical Knowledge (PK), Content Knowledge (CK),
Technological Pedagogical Knowledge (TPK), Technological Content Knowledge
(TCK), Pedagogical Content Knowledge (PCK), Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK) serta interaksi diantara dua atau lebih
pengetahuan-pengetahuan tersebut. Kemampuan TPACK tersebut harus
dimiliki oleh guru STEM agar menjadi guru STEM yang profesional. Dengan
demikian, program PPGS ini membutuhkan sebuah paket perangkat atau
modul workshop dengan model DECODE sebagai pedoman guru STEM dalam
mengimplementasikan kemampuan-kemampuan dalam pembelajaran STEM.
Paket workshop merupakan sebuah perangkat yang digunakan sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan workshop dengan produk berupa
modul. Modul merupakan media yang digunakan sebagai bahan ajar atau
pedoman yang disusun secara rinci dan sistematis dalam membantu peserta
workshop Pengembangan Profesionalitas Guru STEM (PPGS) online untuk
menguasi kemampuan TPACK pada kegiatan pembelajaran. Pembuatan modul
paket workshop bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada peserta
workshop secara teknis dalam mempermudah penyampaian materi yang
relevan dengan topik kegiatan.

2
BAGIAN 2
MODEL WORKSHOP DECODE
2.1 Model DECODE
Model DECODE atau kepanjangan dari DEmo-CO-design/teach-feedback-
DEbriefing yang merupakan model dalam pengembangan profesionalitas guru
STEM untuk meningkatkan kemampuan Technological Pedagogical and Content
Knowledge (TPACK) guru STEM secara online. Model ini akan membiasakan
guru STEM terhadap berbagai teknologi pendidikan serta platform perangkat
lunak dengan memberikan gambaran pengetahuan dan kemampuan pada
desain penilaian, desain instruksional dan implementasi ptaktis dalam
membantu guru untuk mengaplikasasikan pembelajaran STEM. Penerapan
model DECODE ini dengan mengintegrasikan pegalaman guru-siswa, proses
belajar-mengajar dan sistem berbasi teknologi untuk mencapai pembelajaran
yang aktif dan kolaboratif pada berbagai informasi serta komunikasi yang
dilakukan secara kreatif.
Karakteristik-karakteristik yang terdapat dalam model DECODE adalah
(1) terstruktur secara konseptual dan metodelogis dalam mengembangkan
penelitian pendidikan terkait proses pembelajaran, (2) berorientasi pada
pedoman metodelogis dalam mengkonstruksi kasus penelitian dan
mengidentifikasi tuntunan pembelajaran serta konteks sosial, (3)
menggabungkan pengalaman belajar dengan penelitian, (4) berkaitan dengan
eksperimen dengan sistem yang berbasis web.

2.2 Alasan menggunakan Model DECODE


Penggunaan model DECODE sangat cocok untuk mengatasi dampak dari
pandemi dan post-pandemi covid-19 yang menimbulkan masalah-masalah
baik dari segi ekonomi, sosial, kesehatan, budaya bahkan pendidikan. Seluruh
kegiatan sehari-hari hampir semua dilakukan secara online, yang membuat
banyak sekali muncul platform-platform baru yang mendukung khususnya
pada bidang pendidikan. Kegiatan pembelajaran yang semula dilaksanakan
secara tatap muka, kemudian dilakukan secara online menggunakan beberapa
aplikasi pendukung sepertti Zoom, WhatsApp, Telegram, Quzizz, dan masih
banyak platform pembelajaran lainnya. Model DECODE ini mampu
mempermudah guru sains dan guru-guru STEM dalam proses pembelajaran
dengan konteks teknologi pendidikan yang inovatif. Selain itu, model DECODE

3
juga melibatkan kemamuan TPACK guru STEM pada perangkat pembelajaran
dikelas yang meliputi interaksi pedogis dan teknologi. Salah satu platform yang
mendung model DECODE ini adalah platform online berupa Clound Class Room
(CCR).

2.3 Cara-cara penerapan Model DECODE


Model DECODE mencakup tiga tahap yang harus diterapkan, yaitu (1) DE
: teacher’s DEmonstrations (demontrasi pelatih/guru), (2) CO : Students CO-
train (peserta berlatih bersama-sama), (3) DE : Peserta CO-mengajar, peserta
menerima umpan balik satu sama lain yang kemudian dilakukan DEbrief atau
meringkas mengenai apa saja yang sudah dipelajari dari tahapan-tahapan yang
sudah disebutkan sebelumnya. Secara lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel
2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Tahapan model DECODE
No. Tahapan Tujuan Model pelatihan

1. Demonstrasi oleh guru Meningkatkan ICT Guru mendemonstrasikan


(Teacher’s (Information and tentang fungsi ICT
Demonstrations) Communication
Technology)
2. Peserta didik berlatih Meningkatkan Peserta didik membentuk
menggunakan ICT kemampuan TCK kelompok 2-3 orang, masing
(Students Co-train the (Technological – masing bergiliran menjadi
use of ICT) Content Knowledge) guru dan peserta didik untuk
guru dengan TIK berlatih mengoperasikan TIK
(Information and
Communication
Technology)
3. Peserta didik Meningkatkan PCK Setiap kelompok diminta
mengembangkan ICT (Pedagogical Content untuk mengembangkan
(Students Co-design an Knowledge) guru keterampilan yang harus
ICT-an integrated prajabatan secara menggunakan ICT. Setiap
course) disiplin kelompok membutuhkan
untuk menyelesaikan peta
konsep, konten mengajar,
dan pertanyaan tentang ICT
4. Peserta didik mengajar Meningkatkan Setiap kelompok bergiliran
bersama dan kemampuan TPACK mendemonstrasikan
menerima umpan balik guru keterampilannya ke peserta
(Students Co-teach the didik lain dengan
course and receive pengarahan dan ICT. Setelah

4
feedbacks) demonstrasi, peserta didik
lain memberikan umpan
balik ke grup ini
(Cheng et al., 2022)

Pada pelaksanaan model DECODE ini setidaknya dilakukan dengan


menggunakan dua putaran yaitu DE-CO-DE-CO-DE yang nantinya diharapkan
dapat menumbuhkan dan memperkuat dalam penguasaan dan kebiasaan guru
terhadap teknologi yang digunakan dalam STEM education. Namun, dalam
penggunaan model DECODE ini juga tergantung pada karakteristik dan jenis
teknologi yang diterapkan. Sehingga, nantinya akan diperoleh output guru
STEM dengan kemampuan TPACK yang mampu mengkolaborasikan akses
teknologi, pedagogi dan materi pelajaran dalam waktu yang bersamaan.
Berikut merupakan alur/tahapan-tahapan dalam model DECODE. Alur tahapan
model DECODE dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1 Tahapan-tahapan Model DECODE (Wahono et al., 2022)

5
BAGIAN 3
PLATFORM PEMBELAJARAN
ONLINE
3.1 Urgensi platform pembelajaran
Tantangan kehidupan saat ini yang harus kita lewati adalah masa
pandemi dan pasca pandemi Covid-19 yang menyebabkan seluruh kegiatan
berlangsung secara online, baik kegiatan pembelajaran, transaksi, interaksi
maupun kegiatan sehari-hari lainnya. Dampak dari Covid-19 ini hampir
diraskaan oleh lapisan masyarakat dengan kita harus tetap di rumah
(karantina), menjaga jarak minimal 1meter, melakukan sosial disctancing,
penutupan fasilitas umum, menggunakan masker ketika berada di luar rumah,
dan masih banyak lagi. Hal ini sangat berdampak buruk khusunya bagi
pendidikan, proses kegiatan pembelajaran harus tetap berlangsung meskipun
kondisi masa pandemi maupun pasca pandemi Covid-19, pemerintah
memberikan sebuah alternatif penyelenggaran pendidikan dengan
menerapkan kegiatan pembelajaran dalam jaringan atau daring (online
learning) di rumah masing-masing.
Pembelajaran online dilakukan dengan tujuan untuk memutus rantai
penyebaran Covid-19. Pembelajaran online merupakan pembelajaran yang
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dan koneksi internet yang secara
konvensional diaplikasikan dalam bentuk digital melalui jaringan internet.
Kelebihan yang didapatkan dalam pembelajaran online adanya keefektivitasan
biaya pendidikan, waktu, tenaga dan pikiran. Pembelajaran online juga bisa
diterapkan dengan dua cara yaitu sinkronus dan asinkronus dengan
menggunakan platform online. Karakteristik yang paling menojol dari
pembelajaran online adalah fleksibilitas baik bagi guru, dosen, siswa maupun
mahasiswa. Selama kegiatan pembelajaran online berlangsung kita
membutuhkan adanya platform pembelajaran sebagai media dan saran untuk
menunjang pembelajaran jarak jauh ini agar guru tetap bisa berkomunikasi
dengan siswa.
Platform pembelajaran merupakan media yang digunakan untuk
menunjang pembelajaran yang dilakukan secara online. Saat ini banyak sekali
jenis-jenis Platform pembelajaran seperti Google classroom, Zoom Cloud
Meeting, Google meet dan juga platform pembelajaran online lainnya. Pada

6
dasarnya platform pembelajaran mempunyai keunggulan masing-masing,
seperti menyediakan konten online kapan saja dan dimana saja yang sangat
mendukung kegiatan pembelajaran jarak jauh, fitur-fitur yang diberikan
lengkap dan lebih mudah untuk diakses. Seiring dengan berkembangnya
zaman platform pembelajaran online yang semakin lama semakin lengkap
mengenai fitur yang diberikan dengan keunggulan baru dan menarik, yaitu
pembelajaran Cloud Class Room (CCR).

3.2 Cloud Class Room (CCR)


CCR merupakan suatu platform pembelajaran yang dikembangkan
dengan sistem respon interaktif untuk mengubah perangkat smartphone
menjadi alat interaktif dalam pembelajaran di kelas. Fitur-fitur yang diberikan
dalam platform CCR diantaranya adalah penilaian formatif, tanggapan secara
real-time, presentasi dengan multimedia, pembentukan grup acak secara
instan, pertukaran peran antara guru dan siswa, alat tindak lanjut serta
dukungan umpan balik yang tepat waktu. Adapun website yang bisa di akses
oleh guru untuk join pada platform pembelajaran tersebut adalah sebagai
berikut http://ccr.tw

Gambar 3.1 Platform pembelajaran Cloud Class Room (http://ccr.tw)

3.3 Alasan menggunakan CCR sebagai platform online


Penggunaan CCR sebagai platform media pembelajaran online sangatlah
efektif karena platform pembelajaran online ini dapat beroperasi di seluruh
iOS, android dan windows tanpa adanya perangkat lunak tambahan berupa PC,
laptop, PDA, smartphone ataupun tablet. Kelebihan dari platform pembelajaran
CCR diantaranya dapat mendukung guru, khususnya guru STEM untuk menjadi
guru yang lebih aktif dalam penggunaan teknologi, menyediakan konten dan
pembelajaran praktis STEM dengan pengaplikasian teknologi.

7
3.4 Cara-cara menggunakan platform online CCR
Platform CCR dapat diakses melalui website berikut http://ccr.tw

Bagian ini kita dapat memilih untuk log in ke platform CCR sebagai guru,
siswa atau tamu. Pada tampilan platform tersebut, kita juga bisa memilih
menggunakan bahasa sesuai dengan yang kita inginkan. Selanjutnya, kita bisa
log in menjadi guru, dengan menggunakan email yang dimiliki masing-masing.

Setelah log in maka akan muncul tampilan layar seperti gambar di atas,
pada bagian ini akan berisi nama anda sebagai seorang guru. Kemudian,
terdapat fitur untuk membuat kelas, pengaturan kuis dan fitur broadcast.

A. Langkah-langkah dalam membuat kelas adalah sebagai berikut:


1. Pada bagian fitur “Daftar Cloud Class Room anda” tuliskan mata
pelajaran yang akan anda ajarkan. Kemudian, klik “submit” agar dapat
membuka kelas.
2. Setelah klik “submit” akan muncul daftar kelas dan seluruh kelas yang
sudah anda buat.

8
3. Klik salah satu kelas yang akan anda ajarkan, hingga muncul tampilan
sebagai berikut.

Setelah muncul tampilan tersebut akan muncul beberapa fitur-fitur


yang bisa anda akses selama melakukan kegiatan pembelajaran secara
online, seperti jenis pertanyaan, memulai kuis pembelajaran,
mengunduh jawaban siswa, pengaturan kelas, kehadiran siswa,
memilih siswa yang dapat mengajukan pertanyaan dan game.
4. Setelah kelas dipilih, anda bisa menerapkan beberpa fitur selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.

B. Langkah-langkah dalam membuat kuis


1. Pada fitur ini tersedia 2 option, yaitu buat kuis dan edit kuis. Pertama
anda bisa membuat kuis terlebih dahulu dengan menekan fitur “buat
kuis”.

9
2. Kemudian akan muncul pilihan fitur sebagai berikut,

Pada fitur ini anda disediakan beberapa pilihan pertanyaan kuis, yaitu
dengan pertanyaan pilihan ganda, pertanyaan terbuka dan pertanyaan
benar-salah.
3. Tekan salah fitur yang anda inginkan, misalnya akan membuat fitur
soal dengan jawaban benar-salah.

Selanjutnya akan muncul fitur sebagai berikut.

4. Isilah pertanyaan yang akan anda buat di bagian “pertanyaan”.

Apabila terdapat sebuah video yang akan anda tanyangkan dalam soal
anda, anda bisa memberikan link tersebut dibagian “youtube”.

10
Jika dalam pertanyaan anda terdapat sebuah gambar ilustrasi yang
akan anda tampilkan, anda bisa memasukkan gambar tersebut pada
kolom “gambar”.

5. Apabila anda sudah selesai dalam memasukkan soal yang telah anda
buat, silahkan pilih jawaban yang benar pada soal dengan pertanyaan
B-S.

6. Kemudian, jika ingin membuat pertanyaan dengan jawaban pilihan


ganda klik fitur “tambahkan pertanyaan pilihan ganda”

Sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut.

7. Seperti pada fitur sebelumnya apabila terdapat link video yang ingin
ditampilkan, anda bisa memberikan link tersebut dibagian “youtube”.

11
Jika terdapat sebuah gambar ilustrasi yang akan anda tampilkan untuk
menunjang soal, anda bisa memasukkan gambar tersebut pada bagian
“gambar”.

8. Masukkan pertanyaan dan jawaban yang anda buat dalam kolom yang
sudah tersedia. Apabila fitur pilihan jawaban kurang anda bisa
menekan tanda “+” untuk menambahkan pilihan jawaban baru.

Sehingga, akan muncul tampilan baru seperti gambar di bawah ini.

Kemdian, masukkan opsi jawaban selanjutnya kedalam kolom yang


tersedia.
9. Setelah selesai mengisi soal yang anda buat maka tampilan yang anda
dapatkan adalah sebagai berikut.

12
10. Apabila anda ingin memberikan pertanyaan terbuka / uraian, anda
bisa menekan fitur “tambahkan satu pertanyaan terbuka”.

Kemudian, akan muncul fitur sebagai berikut.

11. Masukkan soal yang akan anda berikan kepada siswa pada kolom
“pertanyaan” sesuai dengan langkah sebelumnya.

12. Kemudian, masukkan semua soal kuis yang anda buat sesuai dengan
jenis pertanyaannya.
13. Apabila terdapat salah satu soal yang anda buat ternyata salah dan
menghapusnya anda bisa menekan tombol “x” dibawah soal yang anda
buat tersebut.

13
14. Setelah itu, klik “simpan” pada bagian bawah soal untuk menyimpan
seluruh soal dan jawaban kuis yang telah anda buat.

15. Kemudian, akan muncul tampilan sebagai berikut, dengan mengisi


judul kuis yang anda buat pada bagian “category name”.

16. Kemudian, klik tombol “save new name” untuk menyimpan kuis yang
sudah anda buat.

17. Kemudian, anda bisa melihat fitur dibawahnya. Pada bagian ini akan
terdapat seluruh soal kuis yang telah anda buat sebelumnya.

18. Anda juga bisa melihat kuis tersebut dengan mengklik salah satu kuis.
Kemudian, akan muncul tampilan sebagai berikut.

Pada fitur ini anda bisa memodifikasi nama kuis dengan menekan
bagian “modify the name of category”

14
Kemudian, menghapus kuis dengan menekan “delete this category”

Selanjutnya, anda juga bisa membuat soal kuis baru tetapi masih
dalam topik pembelajaran yang sama dengan menekan bagian “create
a new test in this category”.

C. Langkah-langkah Membuat Broadcast Pembelajaran


1. Pada fitur ini tersedia 2 option, yaitu “create a broadcast example” dan
“management of broadcast example”.

2. Pertama anda bisa membuat broadcast terlebih dahulu dengan


menekan fitur “create a broadcast example”.

3. Kemudian akan muncul tampilan sebagai berikut

4. Pada tampilan ini anda bisa memasukkan judul broadcast yang anda
buat pada kolom “title”.

Kemudian, anda juga mengisikan isi dari broadcast yang akan anda
sampaikan kepada siswa pada bagian “content”.

15
Selanjutnya, apabila terdapat link video pembelajaran yang akan anda
sampaikan bisa memasukkannya ke dalam kolom “video”.

Serta foto yang menunjang broadcat tersebut anda juga bisa


memasukkannya pada bagian “foto”.

Sehingga, secara keseluruhan akan terlihat seperti pada gambar di


bawah ini.

5. Kemudian, jika semua sudah sesuai dengan apa yang akan disampaikan
klik tanda “√” pada bagian bawah tampilan.

6. Kemudian, akan muncul tampilan sebagai berikut, terdapat kumpulan-


kumpulan beberapa broadcast yang sudah anda buat sebelumnya.

16
BAGIAN 4
KEMAMPUAN Technological
Pedagogical and Content Knowledge
(TPACK)
4.1 Kemampuan Technological Pedagogical and Content Knowledge
(TPACK)
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) merupakan
kolaborasi antara Technological, Pedagogical, and Content Knowledge yaitu
teknologi dalam mengajar. TPACK merupakan suatu kerangka kerja yang
mengintegrasikan sebuah teknologi ke dalam lingkungan pembelajaran. TPACK
mendeskripsikan bagaimana guru mempunyai pengetahuan memiliki
kemampuan dalam merancang, menerapkan kurikulum, dan pengajaran
disertai membimbing siswa dalam berpikir, belajar dan praktik teknologi
digital dalam berbagai topik pembelajaran.
Komponen utama TPACK ada tiga yaitu Technological Knowledge (TK),
Pedagogical Knowledge (PK), dan Content Knowledge (CK). Berdasarkan
gambar 4.1 menunjukkan bahwasannya komponen tersebut saling berkaitan
satu sama lain sehingga terdapat tujuh komponen yaitu Technological
Knowledge (TK), Pedagogical Knowledge (PK), Content Knowledge (CK),
Technological Pedagogical Knowledge (TPK), Technological Content Knowledge
(TCK), Pedagogical Content Knowledge (PCK), Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK). Jika semua komponen TPACK dimiliki oleh guru
dengan baik maka dapat menghasilkan proses pembelajaran yang efektif,
efisien, dan menarik.

Gambar 4.1 Irisan kemampuan TPACK (Suyamto et al., 2020)

17
Technological Knowledge (TK) merupakan suatu kemampuan mengenai
pengetahuan guru tentang teknologi yang dapat mendukung suatu
pembelajaran. Pedagogical Knowledge (PK) merupakan suatu kemampuan
guru yang harus dikuasai tentang proses dan praktik yang memuat metode
mengajar, pengelolaan kelas, perencanaan pembelajaran, dan penilaian
kegiatan siswa. Content Knowledge (CK) merupakan suatu kemampuan guru
yang harus dikuasai mengenai materi yang akan diajarkan. Pedagogical
Content Knowledge (PCK) yaitu pengajaran yang efektif memerlukan lebih dari
sekedar pemisahan pemahaman konten dan pedagogi. Technological Content
Knowledge (TCK) adalah pengetahuan tentang bagaimana teknologi dapat
menciptakan sebuah gambaran baru dalam materi tertentu. Technological
Pedagogical Knowledge (TPK) adalah pemahaman tentang bagaimana
pembelajaran dapat berubah ketika teknologi tertentu digunakan dengan cara
tertentu. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) adalah
pengetahuan tentang interaksi yang kompleks antara domain prinsip
pengetahuan.

4.2 Penggunaan TPACK dalam Pengembangan Profesionalitas Guru


STEM (PPGS)
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dilakukan dengan
tujuan agar guru dapat mengintegrasikan teknologi dalam menyampaikan
materi ajar. Kemampuan TPACK harus dimiliki oleh guru STEM agar dapat
menjadi guru yang lebih profesional. Guru STEM yang dianggap profesional
memiliki kemampuan dalam mengkolaborasikan dua atau lebih pengetahuan-
pengetahuan antara teknologi, pemilihan media, cara mengajar dan juga topik
pembelajaran.

4.3 Penerapan aplikasi TPACK dalam kegiatan pembelajaran


Komponen utama TPACK ada 3, yaitu Technological Knowledge (TK),
Pedagogical Knowledge (PK), dan Content Knowledge (CK). Penerapan aplikasi
dari komponen Pedagogical Knowledge (TK), guru harus paham dalam
menggunakan model, strategi, metode pembelajaran untuk megajarkan
materi. Penerapan aplikasi Technological Knowledge (PK), guru harus
memiliki kemampuan meliputi cara mendesain media pembelajaran,
menggunakan Microsoft office, mampu mendesain RPP dan silabus, mampu
mengakses internet, mampu mempresentasikan bahan ajar dalam bentuk
video atau Power Point. Penerapan aplikasi dari komponen Content Knowledge
(CK), guru mampu menguasai materi dan mampu mencari referensi terbaru
yang diakui keakuratannya.

18
BAGIAN 5
STEM EDUCATION
5.1 Urgensi Pembelajaran Science, Technology, Engineering and
Mathematics (STEM)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di abad 21 sangat pesat,
yang ditandai dengan kehidupan modern sehari-hari, termasuk pada dunia
pendidikan. Era abad 21 ini persaingan generasi-generasi bangsa sangatlah
kompetitif, sehingga perlu disiapkan kompetensi multi-disiplin untuk bisa
bersaing di dalam dunia kerja. Hal tersebut dapat ditunjang dengan adanya
peningkatan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Pembelajaran abad 21
menuntut siswa untuk bisa memiliki ketrampilan belajar dan inovasi,
informasi, media dan teknologi, dengan ketrampilan utama adalah teknologi.
Selain karena tuntutan abad 21, pemahaman dalam terampil teknologi juga
disebabkan karena selama beberapa tahun terakhir ini pembelajaran
dilakukan secara online akibat dari adanya pandemi dan post-pandemi Covid-
19 yang bertujuan untuk memutus penyebaran virus Covid-19. Sehingga,
pembelajaran STEM di Indonesia perlu diterapkan untuk menghadapi
tantangan teknologi di era abad 21.

5.2 Komponen-komponen STEM Education


STEM education terdiri dari empat aspek utama antara lain Sains
(science), Teknologi (technology), Teknik (engineering), dan Matematika
(mathematics). Aspek sains berupa mempelajari hukum alam yang berkaitan
dengan disiplin ilmu. Aspek pengetahuan dapat diaplikasikan dengan
pendekatan eksperimen. Aspek teknologi yaitu tentang keterampilan mengenai
teknologi yang dapat dikembangkan dan diaplikasikan dengan mudah. Aspek
teknik yaitu pengetahuan dalam proses dan penciptaan suatu produk buatan
oleh manusia. Aspek matematika tentang pola dan hubungan antara jumlah,
angka, dan ruang.
Aspek-aspek STEM ini sangat penting untuk dikuasai oleh guru dan
diaplikasikan dalam kehidupan dengan tujuan agar dapat bersaing secara
global. Pendidikan STEM ini akan melatih siswa dalam interdisipliner
pembelajaran pada konsep dan teori yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-
hari melalui penerapan ilmu sains dan matematika. Pendidikan STEM

19
merupakan solusi dalam menghadapi tantangan abad 21 dan mempersiapkan
peserta didik dalam menghadapi dunia kerja dan era persaingan baru.

5.3 Contoh-contoh aktivitas STEM


Adapun beberapa contoh-contoh topik pembelajaran yang dapat
diimplementasikan dengan pembelajaran STEM, diantaranya adalah sebagai
berikut.
A. Biomimikri
Salah satu project STEM yang dapat diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran adalah biomimikri. Biomimikri sendiri merupakan ilmu yang
mempelajari mengenai model-model alam yang kemudian meniru atau
mengambil inspirasi dari desain tersebut untuk membantu proses
penyelesaian masalah manusia. Salah satu project pembelajaran yang dapat
dilakukan dengan biomimikri adalah pada penggunaan sedotan minuman
plastik. Pada dasarnya penggunaan sedotan minuman plastik saat ini
jumlahnya sangatlah banyak, dan seiring waktu bentuk dari sedotan plastik
semakin bermacam-macam sesuai dengan gambar (a) dibawah ini, tujuan dari
sedotan plastik dengan bentuk yang bermacam-macam ini adalah untuk
menarik minat dari konsumen untuk membeli produk dengan sedotan yang
berbentuk lucu, seperti pada gambar dibawah ini.

(a) Sedotan plastik unik (dokumentasi pribadi)


Pembelajaran dengan project biomimikri dapat dilakukan dengan
mengajak siswa untuk membuat kaca mata dari sedotan dan memberikan
tugas kepada mereka untuk mencari tahu cara membersihkan sedotan
tersebut dengan bahan-bahan yang terdapat di alam sesuai dengan
kreatifitasnya masing-masing. Berikut merupakan gambar contoh-contoh dari
pengaplikasian pembelajaran STEM biomimikri gambar (b) Membuat sedotan
plastik yang unik dan dapat digunakan sebagai kacamata, gambar (c)
Menggunakan sedotan plastik untuk minum dan sebagai kacamata dan gambar

20
(d) contoh-contoh model penggunaan sedotan plastik yang unik dengan
bentuk kacamata.

(b) Tren penggunaan sedotan plastik (c) penggunaan setodan unik untuk
unik sebagai kacamata minum

(d)Variasi warna pada sedotan unik


Sumber ; dokumentasi pribadi
Penggunaan sedotan minuman tersebut sangatlah banyak disukai oleh
kalangan masyarakat, khususnya anak-anak. Namun, harga dari bentuk
sedotan minuman plastik tersebut juga cenderung lebih mahal dibandingkan
dengan sedotan minuman plastik biasa. Sehingga, jika kita gunakan dalam
jangka pemakaian sekali pakai sangat rugi. Sedotan-sedotan tersebut tetap bisa
kita bersihkan namun proses pencucian sedotan yang kurang maksimal juga
dapat menyebabkan tumbuhnya bakteri pada lubang sedotan tersebut, salah
satu jenis bakteri tersebut adalah bakteri Bacillus yang dapat mengganggu
kesehatan kita sendiri seperti sakit perut, mual, dan sebagainya.
Konsep dari pembelajaran biomimikri ini terdapat pada bagaimana
cara kita untuk mengambil ide / inspirasi dari alam untuk membantu
pembersihan sedotan minuman plastik dengan bentuk yang melengkung-
lengkung tersebut agar sedotan tetap bersih. Misalnya dengan meniru
pembersih lubang yang terdapat di laboratorium seperti pada gambar (e)
dibawah ini dengan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar.

21
(e) Pembersih botol/tabung reaksi Laboratorium
Sumber; dokumentasi pribadi
Beberapa bahan-bahan alam yang dapat menginspirasi dalam
pembersihan sedotan plastik tersebut diantaranya terdapat pada gambar-
gambar dibawah ini.

(f) Red-bottle brush


(g) Cattail plant (h) Caterpillar
flower

(i) A grass flower


Sumber; dokumentasi pribadi

Gambar diatas merupakan gambar contoh-contoh inspirasi bahan alam


untuk produk dalam pembelajaran biomimikri dengan gambar (f) bunga

22
merah pembersih botol, gambar (g) tanaman cattail, gambar (h) bunga ulat,
gambar (i) bunga rumput. Dari keseluruhan gambar diatas dapat
menginspirasi siswa dalam pembelajaran biomimikri serta menunjukkan
bahwasannya di lingkungan sekitar kita masih banyak sekali bahan alam yang
bisa dititu atau dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

B. Genetic Modified Organisms (GMO)


Salah satu materi pembelajaran yang dapat dilakukan dengan
menerapkan pembelajaran STEM GMO atau Rekayasa Genetik adalah pada
topik “materi genetik”. Project GMO merupakan salah satu pembelajaran
aplikasi STEM dengan memanfaatkan media untuk mensimulasikan proses
rekayasa genetik melalui DNA. Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan
“Genetic Modified Organisms” ini dapat membantu guru dalam menjelaskan
materi mengenai DNA, struktur pasangan basa nitrogen DNA, pembuatan
rangkaian DNA secara sederhana. Aktivitas pembelajaran STEM ini akan
mengasah kreatifitas dan design thinking siswa karena siswa diberikan
kebebasan untuk merancang model DNA sesuai dengan kreatifitas dan
pemahaman kelompok masing-masing. Berikut merupakan contoh penerapan
aktivitas STEM pada materi rekayasa genetik.

(a) Contoh produk yang (b) Siswa memilih alat (c) Siswa berdiskusi
akan dibuat oleh siswa dan bahan project GMO untuk menyelesaikan
project GMO

23
(d) Siswa bekerja sama untuk (e) Siswa menunjukkan hasil pjoect
menyelesaikan project GMO GMO

(f) Hasil project GMO siswa (g) Siswa menunjukkan hasil project
GMO
Sumber; dokumentasi pribadi
Gambar diatas merupakan aktivitas dari pembelajaran STEM Genetic
Modified Organism (GMO). Pada gambar (a) merupakan produk yang harus
dibuat oleh siswa dalam project GMO, gambar (b) siswa memilih bahan dan
alat yang digunakan sesuai dengan yang diinginkan, gambar (c) dan (d) siswa
berdiskusi untuk mengerjakan project STEM GMO ini bersama kelompoknya
masing-masing, gambar (e), (f) dan (g) merupakan salah satu contoh dari
produk akhir project STEM GMO.

C. Egg Drop Lander


Egg Drop Lander Project merupakan salah satu penerapan
pembelajaran STEM yang bertujuan untuk mengasah kemampuan siswa dalam
bereksperimen. Project STEM ini dilakukan dengan menantang/memberikan
tugas kepada siswa untuk menjatuhkan telur dari ketinggian beberapa meter

24
tetapi telur tersebut tidak boleh sampai pecah. Siswa dipersilahkan untuk
merancang sendiri alat-alat yang digunakan dalam melakukan project tersebut
tanpa adanya petunjuk apapun. Alat dan bahan yang digunakan adalah seluruh
bahan yang tersedia disekitar lingkungan kita. Pada dasarnya project
pembelajaran Egg Drop Lander ini sudah meliputi 4 komponen STEM, yaitu
pengetahuan siswa mengenai telur yang mudah pecah (Science), penggunaan
bahan-bahan lingkungan sekitar untuk dibentuk seperti terjun payung,
helikopter tiruan, dan sebagainya (Technology), merakit alat dan bahan agar
dapat mempertahankan telur agar tetap utuh (Engineering), perhitungan
penggunaan bahan apa saja yang dapat digunakan untuk menahan telur agar
tidak pecah dari ketinggian (Matchematic). Berikut merupakan produk hasil
dari penerapan aktivitas pembelajaran STEM Egg Drop Lander.

(a) Telur Piramida (b) Helikopter telur (c) Telur balon udara

(d) Telur terjun payung


Sumber; dokumentasi pribadi
Gambar diatas merupakan contoh-contoh dari produk pembelajaran
STEM project Egg Drop Lander (EGL). Pada gambar (a) siswa merakit telur
yang dilindungi dengan bentuk piramid agar telur tersebut tidak pecah,
gambar (b) siswa merakit telur dengan menggunakan baling-baling dan balon

25
yang dibentuk seperti helikopter, gambar (c) siswa merakit telur dengan
dimasukkan ke dalam kardus hampir sama dengan konsep balon udara dan
gambar (d) siswa merakit telur dengan membuatnya hampir sama dengan
terjun payung.

D. Insect Light Trap


Salah satu materi pembelajaran yang dapat dilakukan dengan
menerapkan pembelajaran STEM Insect Light Trap adalah pada materi
“Pengendalian Hama Biologis”. Insect Light Trap merupakan salah satu
pembelajaran STEM yang dilakukan dengan memanfaatkan media untuk
mensimulasikan perangkap cahaya sebagai pengendali hama. Pada dasarnya
pembelajaran ini sudah meliputi 4 komponen STEM, yaitu pengendalian hama
biologis (Science), penggunaan rangkaian listrik (Engineering), perancangan
model rangkaian listrik (Technology) dan perhitungan tegangan lampu optimal
untuk menjebak serangga (Matchematics). Aktivitas pembelajaran dengan
menggunakan Insect Light Trap ini dapat membantu guru dalam menjelaskan
tingkah laku serangga, metode pengendalian hama serta pembuatan rangkaian
listrik secara sederhana. Berikut merupakan contoh penerapan aktivitas
pembelajaran STEM Insect Light Trap pada materi pengendalian hama.

(a) Rangkaian listrik project ILT (b) Variasi warna cahaya yang
digunakan dalam project ILT

26
(b) Hasil akhir dari pjoject ILT
Sumber; dokumentasi pribadi
Gambar diatas menunjukkan gambar dari contoh produk pembelajaran
STEM Insect Light Trap (ILT). Pada gambar (a) merupakan pengaplikasian
engineering dengan merangkai rangkaian listrik untuk membuat perangkap
cahaya, gambar (b) merupakan perangkap warna cahaya yang digunakan
untuk mengendalikan hama dan gambar (c) produk akhir dari project STEM
ILT pada topik pembelajaran pengendalian hama biologis.

27
BAGIAN 6
PENUTUP
Melalui modul workshop Pengembangan Profesionalitas Guru STEM
(PPGS) online dengan model DECODE, diharapkan dapat membantu guru-guru
STEM dalam meningkatkan keefektivitasan pembelajaran. Tidak terkecuali
dalam memahami konsep dasar pemrograman dan implementasinya. Semoga
modul ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan ketika melaksanakan
kegiatan pembelajaran, baik pada pembelajaran online dan offline. Guru STEM
diharapkan mencari banyak referensi yang menunjang aspek-aspek dalam
peningkatan PPGS melalui berbagai sumber seperti jurnal, buku maupun
internet. Semoga modul ini dapat bermanfaat khususnya bagi guru STEM di
Indonesia.
Tak lupa dalam kesempatan ini, tim pengembang mohon saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan penyusunan modul workshop di
masa yang akan datang. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi
guru-guru dan pembaca yang budiman lainnya.

28
DAFTAR PUSTAKA
Alzahrani, F. Y., & Althaqafi, A. S. (2020). EFL Teachers' Perceptions of the
Effectiveness of Online Professional Development in Higher Education
in Saudi Arabia. Higher Education Studies, 10(1), 121-131.

Arief, R., Nugroho, W., & Himawati, D. (2021). Pengembangan Profesionalisme


Guru Melalui Pelatihan Online Pembuatan Video Pembelajaran
Berpotensi HKI. CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1),
53-66.

Celen, F. K., & Seferoglu, S. S. (2020). Improving the use of ICT through online
professional development platform based on metacognitive
strategies. Global Journal of Information Technology: Emerging
Technologies, 10(1), 45-59.

Chai, C. S., J. Koh H. -L., dan C. -C. Tsai (2013). A Review of Technological
Pedagogical Content Knowledge. EducationalTechnology & Society, 16
(2), 31–51.

Cheng, P. H., Molina, J., Lin, M. C., Liu, H. H., dan Chang, C. Y. (2022). A New
TPACK Training Model for Tackling the Ongoing Challenges of COVID-
19. Applied System Innovation, 5(2), 32.

Hidayati, N., Setyosari, P., & Soepriyanto, Y. (2018). Kompetensi Technological


Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Guru SOSHUM Setingkat
SMA. JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 1(4), 291-298.

https://ccr.tw (diakses pada 20 September 2022, pukul 18.48 WIB)

Isnawati, Jalinus, N., & Risfendra, R. (2020). Analisis Kemampuan Pedagogi


Guru SMK yang sedang Mengambil Pendidikan Profesi Guru dengan
Metode Deskriptif Kuantitatif Dan Metode Kualitatif. INVOTEK: Jurnal
Inovasi Vokasional Dan Teknologi, 20(1), 37-44.

Jamin, H. (2018). Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru. At-Ta'dib:


Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam, 19-36.

Khairiyah, N. (2019). Pendekatan Science, Technology, Engineering dan


Mathematics (STEM). Tuban : SPASI Media.

Lim, C. P., & Liang, M. (2020). An activity theory approach toward teacher
professional development at scale (TPD@ Scale): A case study of a

29
teacher learning center in Indonesia. Asia Pacific Education
Review, 21(4), 525-538.

Lukman, Marsigit, Istiyono, E., Kartowagiran, B., Retnawati, H., Cahyo Adi
Kistoro, H., & Putranta, H. (2021). Effective Teachers' Personality in
Strengthening Character Education. International Journal of Evaluation
and Research in Education, 10(2), 512-521.

Mulyono, D., Friansah, D., & Asmara, Y. (2021). Workshop Pembuatan E-Modul
Interaktif pada MGMP Sejarah Kota Lubuklinggau. Maslahah: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 2(1), 1-9.

Nasution, N. B., & Jana, P. (2021). Analisis Multidimensional Scaling untuk


Pemetaan Aplikasi Pembelajaran Daring. Statmat: Jurnal Statistika Dan
Matematika, 3(1), 71-81.

Nugroho, O. F., Permanasari, A., & Firman, H. (2019). Program Belajar berbasis
STEM untuk Pembelajaran IPA: Tinjauan Pustaka, dengan Referensi di
Indonesia. Jurnal Eksakta Pendidikan (JEP), 3(2), 117-125.

Nurhayani, N., Yuanita, S. K. S., Permana, A. I., & Eliza, D. (2022). TPACK
(Technological, Pedagogical, and Content Knowledge) untuk
Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD. Jurnal Basicedu, 6(1), 179-
190.

Nurhayati, E., D. R. Rizaldi. dan Z. Fatimah. 2020. The correlation of digital


literation and STEM integration to improve Indonesian students' skills
in 21st century. Online Submission. 1(2): 73-80.

Putri, A. D. K., & Imaniyati, N. (2017). Pengembangan profesi guru dalam


meningkatkan kinerja guru (Professional development of teachers in
improving the performance of teacher). Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran, 2(2), 93-101.

Putri, F. V., & Fatimah, S. (2020). In-Service English Teacher Perceptions of


Teacher Certification Program. Journal of English Language
Teaching, 9(3), 538-552.

Rahayu, S. (2017). Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK):


Integrasi ICT dalam Pembelajaran IPA Abad 21. In Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan IPA IX (pp. 1-14).

Rusilowati, U., & Wahyudi, W. (2019). The significance of educator certification


in developing pedagogy, personality, social and professional
competencies. In 2nd Social and Humaniora Research Symposium (SoRes
2019) (pp. 446-451). Atlantis Press.

30
Sintawati, M., & Indriani, F. (2019, December). Pentingnya technological
pedagogical content knowledge (TPACK) guru di era revolusi industri
4.0. In Prosiding Seminar Nasional Pagelaran Pendidikan Dasar Nasional
(PPDN) 2019 (Vol. 1, No. 1, pp. 417-422).

Sofia, H. W., Utomo, A. P., Hariyadi, S., Wahono, B., & Narulita, E. (2020). The
validity and effectivity of learning using STEAM module with
biotechnology game. JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia), 6(1), 91-
100.

Suyamto, J., Masykuri, M., & Sarwanto, S. (2020). Analisis Kemampuan Tpack
(Technolgical, Pedagogical, and Content, Knowledge) Guru Biologi Sma
Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Materi Sistem Peredaran
Darah. Inkuiri: Jurnal Pendidikan IPA, 9(1), 44-53.

Syahrial, S., Asrial, A., Kurniawan, D. A., Chan, F., Hariandi, A., Pratama, R. A., ... &
Septiasari, R. (2019). The Impact of Etnocontructivism in Social Affairs
on Pedagogic Competencies. International Journal of Evaluation and
Research in Education, 8(3), 409-416.

Wahono, B., dan Chang, C. Y. (2019). Development and Validation of a Survey


Instrumen (AKA) toward Attitude, Knowledge and Application of STEM.
Journal of Baltic Science Education, 18(1), 63-76.

Wahono, B., Hariyadi, S., & Subiantoro, A. W. (2022). The development of an


online STEM teacher professional development package with the
DECODE model: An innovative teacher’s quality maintenance. EURASIA
Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 18(12),
em2191.

Wahono, B., Lin, P. L., & Chang, C. Y. (2020). Evidence of STEM enactment
effectiveness in Asian student learning outcomes. International Journal
of STEM Education, 7(1), 1-18.

Wijaya, C., Nasution, T., Al Qadri, M., Anwar, K., & Fuadi, A. (2022). Persepsi
Guru RA tentang Kebijakan Sertifikasi Guru dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. Jurnal Obsesi: Jurnal Anak Usia Dini, 6(2), 738-751.

Zulfitri, H., Setiawati, N. P., & Ismaini, I. (2019). Pendidikan profesi guru (PPG)
sebagai upaya meningkatkan profesionalisme guru. LINGUA: Jurnal
Bahasa dan Sastra, 19(2), 130-136.

31

Anda mungkin juga menyukai