TIDAK DIPERDAGANGKAN
Zulfa Adiputri
Matto Haq
ISBN 978-623-307-205-2
Literasi tidak dapat dipisahkan dari sejarah kelahiran serta perkembangan bangsa dan negara Indonesia.
Perjuangan dalam menyusun teks Proklamasi Kemerdekaan sampai akhimya dibacakan oleh Bung
Kamo merupakan bukti bahwa negara ini terlahir dari kata-kata.
Bergerak menuju abad ke-21 saat ini, literasi menjadi kecakapan hidup yang harus dimiliki semua orang.
Literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga kemampuan mengakses,
memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Sebagaimana kemampuan literasi telah menjadi
faktor penentu kualitas hidup manusia dan pertumbuhan negara, upaya untuk meningkatkan kemampuan
literasi masyarakat Indonesia harus terus digencarkan.
Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi sebuah gerakan yang ditujukan
untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia, yakni Gerakan Literasi Nasional. Gerakan tersebut
hadir untuk mendorong masyarakat Indonesia terus aktif meningkatkan kemampuan literasi guna
mewujudkan cita-cita Merdeka Belajar, yakni terciptanya pendidikan yang memerdekakan dan
mencerdaskan.
Sebagai salah satu unit utama di lingkungan Kemendikbudristek, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa berperan aktif dalam upaya peningkatan kemampuan literasi dengan menyediakan bahan bacaan
yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembaca. Bahan bacaan ini merupakan sumber pustaka
pengayaan kegiatan literasi yang diharapkan akan menjadi daya tarik bagi masyarakat Indonesia untuk
terus melatih dan mengembangkan keterampilan literasi.
Mengingat pentingnya kehadiran buku ini, ucapan terima kasih dan apresiasi saya sampaikan kepada
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta para penulis bahan bacaan literasi ini. Saya berharap
buku ini akan memberikan manfaat bagi anak-anak Indonesia, para penggerak literasi, pelaku perbukuan,
serta masyarakat luas.
Mari, bergotong royong mencerdaskan bangsa Indonesia dengan meningkatkan kemampuan literasi
serta bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar.
Sekapur Sirih
Halo, Adik-Adik dan teman dewasa sekalian!
Senang sekali bisa bersua melalui buku ini. Buku ini adalah buku cerita
bergambar pertama yang saya buat. Semoga Adik-Adik pembaca
menyukainya, ya!
Zulfa Adiputri
iv
1
2
Anoa,
apa itu?
Sini, sini,
Maleo!
3
Tut tuut tuuut.
Siapa hendak turut?
4
Yaki ikut! Burung Hantu
Kodok mau!
juga!
Tarsius?
Tidak.
5
Tut tuut tuuut.
Siapa hendak turut?
6
Babi Rusa ikut!
Ular naik!
Kuskus Beruang
masuk!
Tarsius?
Tidak.
7
Hmmm.
Apa, ya?
8
9
Tut tuut tuuut.
Siapa mau biji-bijian?
10
Tid, eh, eh?
Aku mau.
11
Tut tuut tuuut.
Penumpang turun.
Perlu bantuan?
Mau beli?
12
13
14
15
Akhirnya,
16
jadi!
17
Plok plok plok!
Selamat!
Selamat!
18
Wah,
bagusnya.
19
Stasiun berikutnya.
20
Stasiun berikutnya.
21
22
Biodata
Penulis
Zulfa Utami Adiputri menempuh pendidikan di bidang
ekonomi selama 5 tahun di Kyoto University, Jepang. Tak
dinyana, kedua putranya justru membawanya menyelami
literatur buku anak dan menjadikannya turut jatuh cinta.
Buku ini adalah titian pertamanya untuk melangkah lebih
jauh di bidang literasi anak.
Ilustrator
Muhammad Fathanatul Haq yang dikenal pula dengan
nama pena Matto Haq adalah komikus yang telah
menjalani debut profesionalnya sejak 2010. Ia mulai
menggeluti ilustrasi buku anak sejak kelahiran anak
pertamanya.
Penyunting
Kity Karenisa telah aktif menyunting sejak lebih dari
1,5 dekade terakhir. Selain di tempatnya bekerja, yaitu
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, ia menjadi
penyunting di beberapa lembaga, seperti di Lemhanas,
Bappenas, Mahkamah Konstitusi, dan Bank Indonesia,
juga di beberapa kementerian. Kity dapat dihubungi
melalui pos-el kitykarenisa@gmail.com.
23
Tahukah Kamu
24