Anda di halaman 1dari 15

tl0e ilnHvI

vndvd rsilr oud H\ru3vo rilw$Iull3s


umnuvdv N!/vNnev v0Nld Nvo Isvsrilvouo oulS
vndvd rslil,l0ud ltvll{luilIld 1{v0ilnl9il11 l0
UngIS0Ud lVil0BlUld0 UV0ilUIS r'lVH0gId
CNYTNIT
EIO(, NffTVI ?I UORION
YndYd unhruflflnc Nnror\rufd
€ ta, t^
GUBERNUST PAPUA
PERATURAN GUBERNUR PAPUA

NOMOR L4 TAHUN 2013

TENTANG

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN


PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

DENGAN RAHMAT TUTIAN YANG MAHA ESA,

GUBERNUR PAPUA,

: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kinerja pemerintahan


Daerah yang optimal, diperlukan pedoman standar
operasional prosedur: penyelenggaraan tugas-tugas
Pemerintahan Daerah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
cialam huruf a, perlu menetapkan peraturan Gubernur papua
tentang Pedoman standar operasionar prosedur di
Lingkungan Pemerintah provinsi papua;

\[trgingat : 1. Undang-Undang Nomor t2 Tahun tg6g tentang


Pembentukan Propinsi Irian Barat dan Kabupaten-Kabupaten
otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun L96g Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 29OT);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun tggg tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
o, Undang-Undang Nomor 2L Tahun 2oot tentang otonomi
Khusus Bagi Provinsi papua (Lembaran Negari Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 1ss, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 41s1) sebagaimana tela.h
diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 200g
tentang Penetapan Peraturan pemerintah pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2008 Menjadi unaang-undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200g Nomoi
112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
488fl;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor L2
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
asaa);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2OLl tentang
Pembentukan Peratu:'an perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2}ll Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor S%fl;
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/ 2r IM.PAN/ 1 1 l2oo} tintang pedoman
penyusunan
Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;
' 7. Peraturan Pemerintah Nomor 4r rahun 2oor tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Repubiik
indonseia Tahun 2oor Nomor 89, Tambahan Lembaral
Negara Republik Indonesia Nomor a7a\;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2OLl
tentang Standar operasional prosedur Di Lingkungan
Pemerintah Provinsi dan KabupatenlKota (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2)tl Nomor TOa);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Ind.onesia Nomor
53 Tahun 201 1 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2orl Nomor 69fl;
10. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor g Tahun 2Cr08
tentang Organisasi diin Tata Kerja Sekeratriat Daerah dan
Sekretariat Dewan perwakilan Ralryat papua;
ll.Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 10 Tahun 2CICB
tentaqg Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah
Provinsi papua;
12. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 11 Tahun 20C8
tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda aan
Lembaga Teknis Daerah provinsi papua;

MEMUTUSKAN :

:,pKan : PERATURAN GUBERNUR TBNTANG PEDOMAN STANDAR


OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
PROVINSI PAPUA.T

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pdsal 1
Ehl,a:: Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan:
Standar Operasional Prosedur, yang selanjutnya disingkat SOp adal.ah
serangkaian petunjuk tertulis yang dibat<ut<an i.rrg.r,^i proses
penvelenggaraan tugas-tugas pemerintah Daerah.

lp"d"t operasional Prosedur administratif adalah standar prosed.ur yaxg


diperunrukkan bagi enis-j enis pekerj aan yang bersifat administratif.
j
-3-
l

a
Standar Operasional Prosedur teknis adalah standar prosedur yang sangat
rinci dan bersifat teknis.
Format Standar Operasional Prosedur adalah bentuk penuangan SOP berupa
rulisan dan d.iagram alur.
5. Verifikasi SOP adalah proses menilai atau mengecek kebenaran dan
kesesuaian SOP.
Uraian prosedur adalah iangkah-langkah yang sistematis d.alam
melaksanakan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil kerja tertentu.
T Proses kerja adalah langkah-langkah yang sistematis dalam melaksanakan
suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil kerja tertentu.
8. Diagram alur adalah gambar yang menjelaskan alur proses, prosedur atau
dokumen suatu kegiatan yang menggunakan simbol-simbol atau bentuk-
bentuk bidang, untuk mempermudah memperoleh informasi.
9. Hasil akhir adalah produk/output dari suatu pekerjaan yang dilaksanakan
berupa barang dan jasa.
r.o. Penyempurnaan Stand.ar Operasional Prosedur adalah serangkaian kegiatan
dalam rangka meningkatkan kualitas Standar Operasional Prosedur yang
terdiri dari melengkapi, rnembuat, menambahl mengurangi, menyusun, dan
mengevaluasi Standar Operasional Prosedur
11. Pelaksana adalah pegawai yang melaksanakan Standar Operasional Prosedur
dalam pekerjaannya.
i2. Atasan adalah pejabat yang mengepalai unit kerja yang lebih tinggi.
13. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
perangkat daerah pada Pemerintah Daerah Provinsi Papua.
Satuan Kerja Pemerintah Daerah Provinsi adalah unit kerja berbentuk
Sekretariat, Inspektorat, badan, dinas, dan Lembaga Teknis Daerah di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua.
-J. Satuan Kerja perangkat daerah adalah perangkat daerah pada pemerintah
daerah berbentuk Sekretariat, Inspektorat, badan, dinas, dan Lembaga
Teknis Daerah, di Lingkungan Pemerintah Provinsi papua.
Kepala Daerah adalah Gubernur Papua.
--. Unit Kerja adalah Satuan Kerja pada SKPD.

BAB II
PRINSIP
Pasal 2

Prinsip Penyusunan SOP meliputi :

efisiensi dan efektifitas;


berorientasi pada pengguna;
kejelasan dan kemudahan;
keselarasan;
keterukuran;
dinamis;
kepatuhan hukum; dan
kepastian hukum.
-4-
Pasal 3

Prinsip efektifitas dan efisiensi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf


a, prosedur yang distandarkan singkat dan cepat dalam mencapai target
pekerjaan dan memerlukan sumberdaya yang paling sedikir.
r2l Prinsip berorientasi pada pengguna sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
huruf b, prosedur yang distandarkan mempertimbangkan kebutuhan
pengguna.
j3l Prinsip kejelasan dan kemudahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
huruf c, prosedur yang distandarkan dapat dengan mud.ah dimengerti dan
diterapkan.
i+l Prinsip keselarasan,sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d, prosedur
yang distandarkan sejalan dengan prosedur standar lain yang terkaif.
l5r Prinsip keterukuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e, hasil dan
proses pencapaian hasil pekerjaan dapat diukur kuantitas serta kualitasnya.
t6l Prinsip dinamis sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf f, prosedur
yang distandarkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan kualitas p"i.y"rr"r.
$71 Prinsip kepatuhan hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf g,
prosedur yang distan darkan. sesuai dengan peraturan perundang-undanganf '
t8l Prinsip kepastian hukrrm sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf h,
prosedur yang distandarkan, ditetapkan oieh Peraturan Gubernur sebagai
sebuah produk hukum yang ditaati, dilaksanakan, dan menjadi instrument
untuk melindungi pegawai dari tuntutan hukum.

BAB III
TAHAPAN
Pasal 4

tfl Tahapan penyusunan SOp meliputi :


a. persiapan;
b. identifikasi kebutuhan SOp;
c. penyusunan;
d. pelaksanaan;
e. pengawasan pelaksanaan;
f. pengkajian ulang dan penyempurnaan; dan
g. evaluasi dan pelaporan.
ffi Tahapan penyusunan sgp sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum daram Lamf,iran I, ,rr";p;k;;
peraturan bagian yang tidak
terpisahkan dari Gubernri i.,i.

BAB IV
PERSIAPAN
Pasal 5
flIi Persiapan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf a dilakukan
dengan membentuk tim.

(2) Tim .......1s


-5-
t2r sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan d.an/atau
Tim
mengkoordinasikan semua tahapan pengembangan SOP, menyusun rencana
pelaksanaan dan sosialisasi kegiatan pengembangan SOP pada masing-
masing unit kerja.
t3t Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (i) terdiri dari :
a. Ketua Sekretaris Daerah Provinsi PaPua
b. Sekretaris Kepala Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur
SETDA Provinsi Papua
c. Koordinator Kepala SKPD yg disusun SOPnya
d. Anggota Kepala Bagian Perencanaan, Kepala Bagian Umum dart
pejabat yang membidangi SOP, pejabat Eselon III, IV dan
staf.

BAB V
IDENTIFII{ASI KEBUTUHAN

tiu Penyusunan SOP didahului dengan identifikasi kebutuhan SOP.


{2} Identifikasi kebutuhan SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
menurut tingkatan unit kerja.
r3l Identifikasi kebutuhan SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dirunruskar: dengan mengacu pada tugas dan fungsi.
fl41 Hasii identifikasi kebutuhan SOP dirumuskan dalam dokumen inventarisasi
judul SOP, yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

BAB VI
PENYUSUNAN
Bagian Kesatu
Dasar
Pasal 7

SOP disusun be:dasarkan hasil identifikasi kebutuhan SOP.

Bagian Kedua
Syarat
Pasai 8

Sgarat pcnyusunan SOP meiiputi :

a- kegiatannya dilaksanakan secara berulang-uiang dan menghasilkan output


tertentu;
b- kegiatannya melibatkan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang;
c. mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan;
dL memperhatikan SOP kegiatan lainnya;
a- ditulis dengan jelas, rinci dan benar; dan I
il
I dapa-t dipertanggungjavu,abkan secara teknis, administratif dan secara hukum.

Bagian .......16
-6- r'
Bagian Ketiga
Tingkatan
Pasal 9

tI}TingkatanSoPnengikutitingkatanunitkeqjaProvinsi.
[2] SOP unit kerja yang lebih rendah menjabarkan SOP unit kerja diatasnya.
Bagian Keempat
gen;ut dan Foimat
Pasal 1O

tfl SOP dibuat dalam bentuk tertulis dan diagram alur.


i2l Format SOP tercantum dalam Lampiran II, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini,

Pasal 11

rul Rancangan SOP disusun oleh pelaksana pekerjaan yang akan dibuatkan
SOP-nya. l

m Pen5rusunan SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh


Sekretaris Unit Kerja dan/atau Pejabat yang membidangi Ketatausahaan.
PenJrusunan SOP masing-masing Unit Kerja/SKPD dikoordinasikan oleh
koordinator tim SKPD.

Bagian Keenarn
Verifikasi dan Uji Coba
Pasal 12

Rancangan SOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) diverifikasi.


Itrerfikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh atasan secara
hcrjenjang dan unit kerja yang menangani SOp.
Scbehrm ditetapkan, rancangan SOP hasil verifikasi dilakukan ujicoba.
IEiloba sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan secara mandiri oleh
$ kerjadan
yang bersangkutan dengan disaksikan oleh atasan secara
iajang unit kerja yang menangani SOp.

Bagian Xetujuh
Penetapan
Pasal 18

Fng telah diverifikasi ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

BAB Vrr ......17


-7 -

BAB \rII
PELAKSANAAN
Pasal 14

@rarat pelaksanaan SOP meliPuti


&- telah melalui proses verifikasi, uijicoba dan penetapan;
b- mudah diakses dan dilihaU
o- adanya dukungan sarana dan prasarana yang memadai; dan
i- sumberdaya manusia yang kompeten.

Pasal 15

fli:$ Pelaksanaan SOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal L4 harus terlebih


oahulu disosialisasikan dan didistribusikan kepada seluruh pegawai
dilingkungan unit kerja
p1n SOP harus diintegrasikan dengan pengaturan-pengaturan lainnya di dalam
organisasi,

BAB VIII
PENGAWASAN PELAKSANAAN
Pasal 15

il11 Pelaksanaan SOP harus diawasi secara melekat atau terus menerus oleh
atasan secara berj enjang.
px Pengawasan pelaksanaan SOP juga dilakukan terus menerus o:eh unit kerja
)'ang membidangi.
pt Hasil pengarasan pada masing-masing unit kerja disampaikan setiap
riwulan kepada atasan secara berjenjang.

BAB IX
PENGI{AJIAN ULANG DAN PENYEMPURNAAN SOP
Pasal 16

ilLll Pengkajian ulang SOP dilakukan minimal seka-li dalam dua tahun.
m Pengkajian ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tim
-vang terdiri dari unsur pimpinan, peiaksana, dan unit kerja
yang menangani
SOP.
FN SOP yang telah disempurnakan ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

BAB X
EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 17

il il| Untuk mengetahui kualitas SOP, dilakukan evaluasi peiaksanaan SOP.


pt Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bahan
pen-Yempurrraan SOP.
ffifi Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ciilakukan setiap akhir tahun.

(4) Evaluasi...,../8
Lampiran I : Peraturan Gubernur PaPua
Nomor : 14 Tahun 2Ol3
Tanggal : 1Juli2OL3
Tahapan penyusunan SOP meliPuti :
: Persiapan
a- Membentuk Tim dan kelengkapannya
1) Tim terdiri dari sekurang-kurangnya :
a. Ketua Sekretaris Daerah Provinsi Papua;
b. Sekretaris Kepala Biro Organisasi dan Pendayagunaan
Aparatur SETDA Provinsi Papua
c. Koordinator Kepala SKPD yang disusun SOPnya
d. Anggota Kepala Bagian Perencanaan atau Kepala Bagian
Umum dan pejabat yang membidangi SOP, pejabat
eselon III dan IV serta Staf.
2l Tugas Tim antara lain :

a. melakukan identifikasi kebutuhan SOP;


b. mengumpulkan data dan informasi;
c. melakukan analisis prosedur;
d. mengkoordinasikan penyusunan SOP;
e. mengkoordinasikan ujicoba SOP;
f. melakukan sosialisasi SOP;
g. mengawal pelaksanaan SOP;
h. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan SOP;
i. melakukan fasilitasi pengkajian ulang dan penyempurnaan-
penyempurnaan SOP; dan
j. melaporkan hasil-hasil pengembangan SOP.
b- Melakukan pembekalan bagi anggota tim tentang tata cara menyusun
SOP.
Pembekaian bagi anggota tim dilakukan oleh Sekretariat Daerah.
c- Menginformasikan kepada seluruh satuan kerja tentang kegiatan
penyusunan SOP.
Dilaksanakan oieh Tim Pengembangan SOP SKPD.
Hsntifftasi kebutuhan SOP
o- Identifikasi kebutuhan SOP dilakukan dengan mempertimbangkan :
U kondisi internal organisasi yang meliputi:
a) tingkatan unit kerja;
b) tugas dan fungsi; dan
c) kondisi pegawai.
2l peraturan perundang-undangan.
b- I-angkah-langkah penilaian kebutuhan :
1l Menjabarkan/mengurai tugas masing-masing tingkatan unit kerja.
2l \Ielakukan penilaian kebutuhan SOP (termasuk menilai SOP yang
perlu disempurnakan dan yang perlu disusun).
3l \lernbuat daftar inventarisasi judul-judul SOP berdasarkan hasil
penilaian kebutuhan SOP.
-41 }lembuat daftar SOP -vang akan dikembangkan.
-2-
Fe:rmsunan
Fenmsunan SOP dilakukan berdasarkan sifat pekerjaan, prinsip penyusunan,
Cengan melibatkan semua individu dan unit kerja terkait secara proporsional
mu-lai dari aq.'al hingga akhir proses pen5rusunan.

kl;aksanaan
a- Perencanaan pelaksanaan
Agar SOP d.apat dilaksanakan sesuai ketentuan perlu dilakukan
perencanaan pelaksanaan yang meliputi:
1) menetapkan jadwal sosialisasi.
2l menetapkan pejabat yang akan melakukan sosialisasi.
3) menyiapkan SOP yang akan disosialisasikan.
4) menyiapkan undangan.
b- Sosiaiisasi
l) Pelaksanaan sosialisasi.
2l Pendistribusian SOP.
3) Penetapan pegawai pelaksana, penanggung jau'ab dan pemantau
sesuai dengan tugas dan fungdi masing-masing.
c- Pelatihan pemahaman
Pelatihan yang dilakukan dalam bentuk formal dan informal agar SOP
dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik.
C- Supervisi dilakukan oleh penanggungjawab pelaksanaan SOP secara terus
menerus.

Monitoring dan Evaluasi

Proses ini diarahkan untuk membandingkan dan memastikan kinerja


pelaksana sesuai dengan maksud dan tujuan yang tercantum dalam SOP
]-ang baru, mengidentifikasi permasalahan yang mungkin rimbul, dan
reenentukan cara untuk meningkatkan hasil pelaksanaan. Proses
m.onitoring ini dapat berupa observasi supervisor, interview dengan
pelaksana, diskusi kelompok kerja, pengarahan dan pelaksanaan.
b- Er-aluasi
\lerupakan sebuah analisis yang sistematis terhadap serangkaian proses
pelaksanaan dan aktivitas yang telah dibakukan dalam bentuk SOP dari
sebuah organisasi dalam rangka menentukan efektifitas pelaksanaan
rugas dan fungsi organisasi secara keseluruhan.

GUBERNUR PAPUA,
cAP/TTD
LUI(AS ENEMBE, SIP, MH

Unruk h sesuai dengan yang asli


HUKUM
E
e
I"ampiran II : Peraturan Gubernur Papua
:
Nomor 14 Tahun 2013
Tanesal : 1Juli2013

f DA!5 CARA PENGISIAN srlryDAB oNAL PRo SEDUR


:PERAsr
ffirlman Judul

ldentitas lnstansi

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PE.AYANAN ADMINISTRASISURAT MASUK DAN SURAT KELUAR Judul Standar OPerasional
Prosedur dari ldentifikasi
kebutuhan

ffimasi Prosedur yang akan distandarkan

NAMA SKPD

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


l- ...
2- ...
f,cterkaitan Peralatan / Perlenekapan
1.
2.
krinsatan Pencatatan dan Pendataan
l- ..--..
2- ----..

Cara Pengisian ...... I 2


Crra Pengisiaa:
[ri--i tlomor Standar pr;""aC
-iuit, ' (No Kompon3''
Perasional
U:", Kerja'
Prosedur
I Operasiona-: Pto""tut)'
b;;;; No"standar optt^lgtta
:a
Standar
MIT-tan ggal Pembu atan Diisi d'engan tan$a pengesahan
Operastonal Prosedur
OPerasional
IIIIIIIIIIIIIIIII]a"ggaIrevisi
Prosedur di revisi.
-l Tanggal Pengesahan Drl"t?-eng"n tanggal mulai berlaku'
ffi*fl
Dttsi denganlabatan yang L'erkompeten yang
ffi -I Disahkan oleh mengesahkan.

fi- ' l{ama Standar Diisi dengan narna ffiedur yang akan
Operasional Prosedur distandarkan.
@ per':.ndang-undangan
; Dasar hukum
,rr* mJnjadi^ dasar , di"usun"lra Standar
Operasional Prosedur.
Kualifrkasi Pelaksana Diisi dengan p"rrjAaIut' loqngenai. {"diltT]
iiu..t',rttkan dalam, mela{sanakan
G;; t;g
i"i*"v" prI* Prosedur Yurrg di"tandarkan'
ngenai keterkaitan
;;;;"d";-rrtg distandarkan dengan prosedur
lain yang distandarkan.
' Peralatan / Perlengkapan
mengenai - daftar
p"rJ"t^, ain yang
p"itengt
"p,n {BglI'"'-
Diisi dengan :

- Penjelasan mengenai keprln-gf"T-


kemungkinan resiko yang akan timbul ketika
ptoutarlt d.ilaksanakan atau tidak
dilaksanakan.
- Peringatan memberikan mdikasi berbagai
muncul dan
p"rmisafahan yang mrrngkin.
ketika
t"rada diluar' tcendatl pelaksanadampak
pto""a.rt dilaksanakan dan berbagai
Vurrg mungkin ditimbulkan
- Dalam ha1 ini, dijelaskan pula bagaimana
cara mengatasinYa.
enai bgrb"sS
l*
Pencatatan dan
pendataan ,** p"i" aliaata, dicatat lt" diparaf oleh
pegawai yang berperan dalam
""iiip'
p"trt * *.'*ipro sedui yan g telah distandarkan'
ci dan sistematis
g melakukan suatu
proses/ aktivitas.
mengenai- -.daftar
Esi Kelengkapan
peralatan d-un p"tl"ngkapan yan g dibutuhlf an'
@ waktu Ya,,g dibutuhkan
dalam melakukan suatu proses /kegi'atan'
D dari suatu Proses/

@ tandatangan KePaIa

2. Uraian Prosedur --------13


-3-
b Pnosedur

l fur Fengisian:

ffiS IJraian Prosedur Diisi dengan proses sejak dari kegiatan mulai
dilakukan sampai dengan kegiatan selesai dan
keluaran dihasilkan untuk setiap
STANDAR
OPERASIONAL PRCSEDUR sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi kegiatan masing-masing unit
organisasi yang bersangkutan.
Diisi , dengan pelaksana kegiatan yang
bersangkutarl, mulai dari jabatan tertinggi
sampai dengan jabatan terendah (fungsional
umum/staf).
Diisi dengan persya-raran dan kelengkapan yang
diperlukan, walrtu yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan dan output pada setiap
aktivitas yang dilakukan.

- Simbol
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR pada akhirnya akan mengarah
terbentukn;va diagram alur yang menggambarkan aliran aktivitas atau kegiatan
masing unit organisasi.
rmengga:nbarkan aliran aktivitas tersebut, digunakerr simbol sebagai berikut :

terminator Simbol ini digunakan


untuk menggambarkan
awal/mulai dan akhir
suatu bagan alir.
Simbol ini digunakan
untuk menggarnbarkan
proses pelaksanaan
kegiatan.
Pengambilan Keputusan Simbol ini digunakan
untuk menggambarkan
keputusan yang harus
dibuat dalam proses
pelaksanaan kegiatan.
Simbol ini digunakan
,l I untuk menggambarkan
semua jenis dokumen
i
j

I
sebagai bukti pelaksanaan
I
kegiatan.
-4-

SIUBOL Sebutan DEFINISI

Penggandaan Dokumen Simbol ini digunakan


untuk menggambarkan
penggandaan dari semua
jenis dokumen.

Arsip Manua-l Simbol ini digunakan


untuk menggarnbarkan

w semua jenis pengarsipan


dokumen dalam bentuk
kertas/manual.

il'
File Simbol ini digunakan
untuk menggambarkan
semua jenis penyimpanan
h dalam bentuk data/file.

rr Konektor Simbol ini digunakan


untuk menggambarkan
I
@ perpindahan aktivitas
dalam satu halaman.

Konektor Simbol ini digunakan


untuk menggarnbarkan
perpindahan aktivitas
dalam ha-laman yang
berbeda.

Garis alir Simbol ini digunakan


f untuk menggarnbarkan
arah proses pelaksanaan
fl
-..----------> kegiatan.
fl

GUBERNUR PAPUA, .

cAP/TTD
LUI(AS ENEMBE, SIP, MH

,"."; an yang asli

t
-8-
ffi4|t Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh atasan secara
berjenjang dan unit kerja yang membidangi SOP.
ffi5il Hasil evaluasi pelaksanaan SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaporkan kepada atasan secara berjenjang,
reil Hasil evaluasi pelaksanaan SOP pada SKPD Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/ Kota dilaporkan kepada Gubernur.

BAB XI
KETENTUAN
TSNUTUP

&nanrran Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Papua.

Ditetapkan di Jayapura
pada tanggal 1 Juli 2Ot3

GUBERNUR PAPUA,
cAP/TTD
LUI(AS ENEMBE, SIP, MH

kan di Jayapura
tanggal 2 Juli 2013
is Daerah Provinsi Papua
CAP/TTD
CONSTANT KARMA
A DAERAH PROVINSI PAPUA
2013 NOMOR 14

Untu sesuai dengan yang asli

SffiTMA

4={}

Anda mungkin juga menyukai