Anda di halaman 1dari 59

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG


NOMOR 6 TAHUN 2008

TENTANG

PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA


PERANGKAT DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PANDEGLANG,

Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun


2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, perlu dilakukan
penyesuaian organisasi pemerintah daerah yang dapat
menyelenggarakan seluruh urusan pemerintahan daerah dengan
berpedoman pada Peraturan Pemerintah tersebut;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu menetapkan kembali Peraturan Daerah tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Pandeglang;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok


Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974
Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4010);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 );
6. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
13 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4194);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4428);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 159,
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4588);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4593);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4741);
2
12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4826); Comment [ortala1]: Penambahan Dasar
hukum Kecamatan
13. Keputusan Presiden RI Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman
Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah;
14. Keputusan Presiden RI Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 1 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Pandeglang
(Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2008 Nomor 1);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

dan

BUPATI PANDEGLANG

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN


ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH
KABUPATEN PANDEGLANG.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Pandeglang.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Bupati adalah Bupati Pandeglang.
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah satuan kerja
perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pandeglang yang terdiri dari
sekretariat daerah, sekretariat DPRD, inspektorat, badan pelayanan perizinan
terpadu, dinas daerah, lembaga teknis daerah, satuan polisi pamong praja,
kecamatan dan kelurahan.
5. Unit Kerja adalah perangkat daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada kepala SKPD.
6. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Pandeglang.

3
7. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut Sekretariat
DPRD adalah Sekretariat DPRD Kabupaten Pandeglang.
8. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Pandeglang.
9. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut Sekretaris
Dewan adalah Sekretaris DPRD Kabupaten Pandeglang.
10. Staf Ahli adalah Staf Ahli Kabupaten Pandeglang.
11. Inspektorat adalah Inspektorat Kabupaten Pandeglang.
12. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu adalah Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Pandeglang.
13. Dinas Daerah adalah Dinas Daerah Kabupaten Pandeglang.
14. Lembaga Teknis Daerah adalah Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pandeglang.
15. Satuan Polisi Pamong Praja adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Pandeglang.
16. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai perangkat daerah kabupaten yang
ditetapkan dengan peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan pemerintah.
17. Kelurahan adalah Wilayah Kerja Lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dalam
wilayah kerja kecamatan.
18. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah Unit Pelaksana Teknis
pada Dinas Daerah dan atau Badan.
19. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok pegawai negeri sipil yang diberi hak
dan wewenang secara penuh dari pejabat yang berwenang sesuai keahliannya dalam
rangka menunjang tugas dan fungsi perangkat daerah.

BAB II
ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

Pasal 2

(1) Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Organisasi Perangkat Daerah yang terdiri
dari :
a. Sekretariat Daerah; Comment [ortala2]: Penambahan Staf Ahli
dalam Organisasi Setda
b. Sekretariat DPRD;
c. Inspektorat;
d. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu;
e. Dinas Daerah :
1. Dinas Pendidikan;
2. Dinas Kesehatan;
3. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
6. Dinas Pekerjaan Umum;
7. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
8. Dinas Pemuda dan Olahraga;
9. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;
10. Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset;
11. Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan;
4
12. Dinas Kelautan dan Perikanan;
13. Dinas Pertanian dan Perkebunan ;
14. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan;
15. Dinas Kehutanan;
16. Dinas Pertambangan dan Energi;
17. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar.
f. Lembaga Teknis Daerah :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
2. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;
3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
4. Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana;
5. Badan Kepegawaian Daerah;
6. Kantor Lingkungan Hidup;
7. Kantor Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan;
8. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi;
9. Rumah Sakit Umum Daerah Berkah;
10. Rumah Sakit Umum Daerah Labuan. Comment [ortala3]: Penambahan
Pembentukan RSUD Labuan
g. Satuan Polisi Pamong Praja;
h. Kecamatan: Comment [ortala4]: Penambahan nama-nama
Kecamatan
1. Kecamatan Sumur;
2. Kecamatan Cimanggu;
3. Kecamatan Cibaliung;
4. Kecamatan Cikeusik;
5. Kecamatan Cigeulis;
6. Kecamatan Panimbang;
7. Kecamatan Munjul;
8. Kecamatan Angsana;
9. Kecamatan Picung;
10. Kecamatan Bojong;
11. Kecamatan Saketi;
12. Kecamatan Cisata;
13. Kecamatan Pagelaran;
14. Kecamatan Patia;
15. Kecamatan Labuan;
16. Kecamatan Jiput;
17. Kecamatan Cikedal;
18. Kecamatan Menes;
19. Kecamatan Mandalawangi;
20. Kecamatan Cimanuk;
21. Kecamatan Cipeucang;
22. Kecamatan Banjar;
23. Kecamatan Kaduhejo;
24. Kecamatan Pandeglang;
25. Kecamatan Cadasari;
26. Kecamatan Karangtanjung;
27. Kecamatan Cibitung;
28. Kecamatan Carita;
5
29. Kecamatan Sukaresmi;
30. Kecamatan Mekarjaya;
31. Kecamatan Sindangresmi;
32. Kecamatan Pulosari;
33. Kecamatan Koroncong;
34. Kecamatan Majasari;
35. Kecamatan Sobang.
i. Kelurahan: Comment [ortala5]: Penambahan nama-nama
Kelurahan
1. Kelurahan Pandeglang;
2. Kelurahan Kabayan;
3. Kelurahan Sukaratu;
4. Kelurahan Karaton;
5. Kelurahan Saruni;
6. Kelurahan Babakan Kalanganyar;
7. Kelurahan Kadomas;
8. Kelurahan Pagerbatu;
9. Kelurahan Cilaja;
10. Kelurahan Kadumerak;
11. Kelurahan Cigadung;
12. Kelurahan Juhut;
13. Kelurahan Pagadungan.

(2) Bagan Pemerintahan Daerah Kabupaten Pandeglang sebagaimana tercantum dalam


Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB III
SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD

Bagian Kesatu
Sekretariat Daerah

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 3

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf pemerintah daerah yang dipimpin oleh
Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 4

Sekretariat Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati dalam menyusun
kebijakan dan mengoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah.
6
Paragraf 3
Fungsi

Pasal 5

Sekretariat Daerah dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana dimaksud


pada Pasal 4 menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;
b. pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;
c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah;
d. pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 6

(1) Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari :


a. Sekretaris Daerah.
b. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat membawahkan :
1. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum terdiri dari :
a) Subbagian Umum Pemerintahan;
b) Subbagian Penataan Daerah dan Tugas Pembantuan;
c) Subbagian Pengembangan Kapasitas Daerah.
2. Bagian Hukum terdiri dari :
a) Subbagian Perundang-undangan;
b) Subbagian Bantuan Hukum;
c) Subbagian Dokumentasi dan Informasi Hukum.
3. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat terdiri dari :
a) Subbagian Kesejahteraan Sosial;
b) Subbagian Keagamaan;
c) Subbagian Bina Mental.
c. Asisten Perekonomian dan Pembangunan membawahkan :
1. Bagian Administrasi Pembangunan terdiri dari :
a) Subbagian Penyusunan Pedoman Pelaksanaan;
b) Subbagian Pengendalian;
c) Subbagian Evaluasi Pembangunan.
2. Bagian Administrasi Sumber Daya Alam terdiri dari :
a) Subbagian Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan;
b) Subbagian Kelautan, Perikanan dan Peternakan;
c) Subbagian Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup.
3. Bagian Administrasi Perekonomian terdiri dari :
a) Subbagian Ekonomi;
b) Subbagian Usaha Daerah;
c) Subbagian Pengembangan Potensi dan Produksi.
7
d. Asisten Administrasi Umum membawahkan :
1. Bagian Umum terdiri dari :
a) Subbagian Tata Usaha;
b) Subbagian Perlengkapan;
c) Subbagian Rumah Tangga.
2. Bagian Hubungan Masyarakat terdiri dari :
a) Subbagian Pemberitaan dan Kemitraan Media;
b) Subbagian Sanditel;
c) Subbagian Protokol.
3. Bagian Organisasi terdiri dari :
a) Subbagian Kelembagaan;
b) Subbagian Ketatalaksanaan;
c) Subbagian Analisa Jabatan.
e. Kelompok Jabatan Fungsional. Comment [ortala6]: Penambahan Kelompok
Jafung
f. Staf Ahli.
Comment [ortala7]: Penambahan Staf Ahli

(2) Bagan organisasi Sekretariat Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua
Sekretariat DPRD

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 7

(1) Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD.

(2) Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris Dewan secara teknis operasional berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 8

Sekretariat DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan,


administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan
menyediakan serta mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai
dengan kemampuan keuangan daerah.

8
Paragraf 3
Fungsi

Pasal 9

Sekretariat DPRD dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 8


menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;
b. penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;
c. penyelenggaraan rapat-rapat DPRD; dan
d. penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 10

(1) Susunan organisasi Sekretariat DPRD terdiri dari :


a. Sekretaris Dewan.
b. Bagian Persidangan terdiri dari :
1. Subbagian Rapat dan Risalah;
2. Subbagian Perundang-undangan dan Produk Hukum;
3. Subbagian Dokumentasi.
c. Bagian Rumah Tangga dan Protokol terdiri dari :
1. Subbagian Rumah Tangga;
2. Subbagian Protokol;
3. Subbagian Humas.
d. Bagian Umum terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
e. Kelompok Jabatan Fungsional. Comment [ortala8]: Penambahan Kelompok
Jafung

(2) Bagan organisasi Sekretariat DPRD sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB IV
INSPEKTORAT

Bagian Kesatu
Kedudukan

Pasal 11

(1) Inspektorat adalah merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah


kabupaten yang dipimpin oleh inspektur.
9
(2) Inspektur dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada
Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

Bagian Kedua
Tugas

Pasal 12

Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan


pemerintahan di kabupaten, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan
pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

Bagian Ketiga
Fungsi

Pasal 13

Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 12


menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan program pengawasan;
b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;
c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan;
d. pelaksanaan urusan administrasi dan umum, perencanaan, evaluasi dan pelaporan;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Bagian Keempat
Susunan Organisasi

Pasal 14

(1) Susunan organisasi Inspektorat terdiri dari :


a. Inspektur.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan;
2. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan;
3. Subbagian Administrasi dan Umum.
c. Inspektur Pembantu Wilayah I terdiri dari :
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;
2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;
3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.
d. Inspektur Pembantu Wilayah II terdiri dari :
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;
2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;
3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.
10
e. Inspektur Pembantu Wilayah III terdiri dari :
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;
2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;
3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.
f. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Inspektorat sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang


merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB V
BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Bagian Kesatu
Kedudukan

Pasal 15

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu adalah merupakan unsur pendukung tugas


penyelenggaraan pemerintah kabupaten, yang dipimpin oleh kepala badan, yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Bagian Kedua
Tugas

Pasal 16

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan


meyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan
prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian.

Bagian Ketiga
Fungsi

Pasal 17

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud


pada Pasal 16 menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyusunan program Badan Pelayanan Perizinan Terpadu;
b. penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan;
c. pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perizinan;
d. pelaksanaan administrasi pelayanan perizinan;
e. pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perizinan;
f. melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

11
Bagian Keempat
Susunan Organisasi

Pasal 18

(1) Susunan organisasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu terdiri dari :


a. Kepala Badan.
b. Bagian Tata Usaha terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat.
d. Bidang Perekonomian.
e. Bidang Pembangunan.
f. Tim Teknis.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu sebagaimana tercantum dalam
Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB VI
DINAS DAERAH

Bagian Kesatu
Dinas Pendidikan

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 19

Dinas Pendidikan adalah merupakan unsur pelaksana pemerintah kabupaten, dipimpin


oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 20

Dinas Pendidikan mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan


pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di
bidang pendidikan.

12
Paragraf 3
Fungsi

Pasal 21

Dinas Pendidikan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 20


menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang pendidikan;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang pendidikan;
c. penyusunan program dan kegiatan di bidang pendidikan;
d. penyusunan kurikulum penyelenggaraan pendidikan taman kanak-kanak, pendidikan
dasar, pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas dan kejuruan, dan
pendidikan nonformal;
e. pembinaan teknis di bidang pendidikan;
f. pembinaan UPT lingkup dinas pendidikan;
g. penyelenggaraan urusan umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan
pelaporan;
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 22

(1) Susunan organisasi Dinas Pendidikan terdiri dari :


a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Pendidikan Dasar terdiri dari :
1. Seksi Kurikulum TK dan SD;
2. Seksi Kesiswaan dan Sarana Prasarana TK dan SD.
d. Bidang Pendidikan Menengah Pertama terdiri dari :
1. Seksi Kurikulum SMP;
2. Seksi Kesiswaan dan Sarana Prasarana SMP.
e. Bidang Pendidikan Menengah Atas dan Kejuruan terdiri dari :
1. Seksi Kurikulum SMA dan SMK;
2. Seksi Kesiswaan dan Sarana Prasarana SMA dan SMK.
f. Bidang Pendidikan Nonformal terdiri dari :
1. Seksi Keaksaraan dan Kursus;
2. Seksi Kesetaraan dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
g. UPT.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Pendidikan sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
13
Bagian Kedua
Dinas Kesehatan

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 23

Dinas Kesehatan adalah merupakan unsur pelaksana pemerintah kabupaten, dipimpin


oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 24

Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan


pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di
bidang kesehatan.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 25

Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 24


menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang kesehatan;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang kesehatan;
c. penyusunan program dan kegiatan serta koordinasi sesuai dengan bidangnya;
d. pelayanan umum bidang kesehatan;
e. pembinaan teknis di bidang kesehatan;
f. pembinaan UPT lingkup dinas kesehatan;
g. penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan;
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 26

(1) Susunan organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari :


14
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Sumber Daya Kesehatan terdiri dari :
1. Seksi Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan;
2. Seksi Promosi Kesehatan.
d. Bidang Penanggulangan Penyakit terdiri dari :
1. Seksi Pengamatan, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit;
2. Seksi Kesehatan Lingkungan.
e. Bidang Pelayanan Kesehatan Umum terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan;
2. Seksi Sarana Kesehatan dan Farmamin.
f. Bidang Kesehatan Khusus terdiri dari :
1. Seksi Kesehatan Ibu, Anak, dan Remaja;
2. Seksi Gizi dan Usia Lanjut.
g. UPT.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 27

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah merupakan unsur pelaksana
pemerintah kabupaten, dipimpin oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 28

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas membantu Bupati
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan di bidang sosial, ketenagakerjaan dan transmigrasi.

15
Paragraf 3
Fungsi

Pasal 29

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada Pasal 28 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang sosial, tenaga kerja, dan urusan pilihan di
bidang ketransmigrasian;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang pembinaan sosial, tenaga kerja dan
transmigrasi;
c. penyusunan program dan kegiatan sesuai dengan bidangnya;
d. pembinaan teknis di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;
e. pengoordinasian, pelaksanaan serta pengendalian tugas di bidang sosial,
ketenagakerjaan dan transmigrasi;
f. pembinaan UPT lingkup dinas sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;
g. penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan;
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 30

(1) Susunan organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Rehabilitasi Sosial terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial;
2. Seksi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial.
d. Bidang Bantuan Sosial terdiri dari :
1. Seksi Bantuan dan Perlindungan Sosial;
2. Seksi Penanggulangan Korban Bencana.
e. Bidang Tenaga Kerja terdiri dari :
1. Seksi Penempatan dan Pelatihan;
2. Seksi Hubungan Industrial dan Pengawasan.
f. Bidang Transmigrasi terdiri dari :
1. Seksi Pengerahan dan Penempatan;
2. Seksi Penyiapan Pemukiman.
g. UPT.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

16
(2) Bagan organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Bagian Keempat
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 31

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah merupakan unsur pelaksana


pemerintah kabupaten, dipimpin oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 32

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas membantu Bupati


melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan di bidang kependudukan dan pencatatan sipil.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 33

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam melaksanakan tugas sebagaimana


dimaksud pada Pasal 32 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang administrasi kependudukan dan pencatatan
sipil;
c. penyusunan program dan kegiatan sesuai dengan bidangnya;
d. pembinaan teknis administrasi di bidang pendataan, pelayanan kependudukan dan
pencatatan sipil;
e. pembinaan UPT lingkup dinas kependudukan dan pencatatan sipil;
f. penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

17
Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 34

(1) Susunan organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Kependudukan terdiri dari :
1. Seksi Pembinaan Administrasi Kependudukan;
2. Seksi Pengawasan Kependudukan.
d. Bidang Pencatatan Sipil terdiri dari :
1. Seksi Pembinaan Administrasi Pencatatan Sipil;
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Pencatatan Sipil.
e. Bidang Pendataan terdiri dari :
1. Seksi Pendataan Penduduk;
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kependudukan.
f. Bidang Pelayanan terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan Administrasi Kependudukan;
2. Seksi Pelayanan Administrasi Pencatatan Sipil.
g. UPT.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagaimana tercantum
dalam Lampiran IX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.

Bagian Kelima
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 35

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika adalah merupakan unsur pelaksana


pemerintah kabupaten, dipimpin oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

18
Paragraf 2
Tugas

Pasal 36

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas membantu Bupati


melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan
tugas pembantuan di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 37

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam melaksanakan tugas


sebagaimana dimaksud pada Pasal 36 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;
c. penyusunan program dan kegiatan serta koordinasi sesuai dengan bidangnya;
d. pembinaan teknis di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;
e. pembinaan UPT lingkup dinas perhubungan, komunikasi dan informatika;
f. penyelenggaraan urusan umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan
pelaporan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 38

(1) Susunan organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Perhubungan Darat terdiri dari :
1. Seksi Angkutan;
2. Seksi Lalu Lintas.
d. Bidang Pengendalian Operasional terdiri dari :
1. Seksi Penanggulangan Kecelakaan Lalu Lintas;
2. Seksi Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan.
e. Bidang Perhubungan Laut terdiri dari :
1. Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Laut;
2. Seksi Pelabuhan dan Penunjang Pelayaran.

19
f. Bidang Komunikasi dan Informatika terdiri dari :
1. Seksi Pos dan Telekomunikasi;
2. Seksi Sarana Komunikasi.
g. UPT.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sebagaimana


tercantum dalam Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Bagian Keenam
Dinas Pekerjaan Umum

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 39

Dinas Pekerjaan Umum adalah merupakan unsur pelaksana pemerintah kabupaten,


dipimpin oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 40

Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan


pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di
bidang kebinamargaan, pengairan, dan keciptakaryaan.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 41

Dinas Pekerjaan Umum dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal
40 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang bina marga, pengairan, dan keciptakaryaan;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang bina marga, pengairan, dan keciptakaryaan;
c. pembinaan teknis di bidang bina marga, pengairan, dan keciptakaryaan;
d. penyelenggaraan pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan kebinamargaan,
pengairan, dan keciptakaryaan;
e. pembinaan UPT lingkup dinas pekerjaan umum;

20
f. penyelenggaraan urusan umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan , evaluasi dan
pelaporan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 42

(1) Susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari :


a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Bina Marga terdiri dari :
1. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan;
2. Seksi Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
d. Bidang Pengairan terdiri dari :
1. Seksi Operasi dan Pemeliharaan;
2. Seksi Pembangunan dan Peningkatan.
e. Bidang Tata Bangunan terdiri dari :
1. Seksi Bangunan Gedung;
2. Seksi Pengawasan dan Jasa Konstruksi.
f. Bidang Perumahan dan Permukiman terdiri dari :
1. Seksi Perumahan dan Jalan Lingkungan;
2. Seksi Air Bersih, Sanitasi dan Drainase.
g. UPT.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Pekerjaan Umum sebagaimana tercantum dalam Lampiran XI
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketujuh
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 43

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah merupakan unsur
pelaksana pemerintah kabupaten, dipimpin oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

21
Paragraf 2
Tugas

Pasal 44

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mempunyai tugas membantu
Bupati melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah
dan tugas pembantuan di bidang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 45

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada Pasal 44 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
c. penyusunan program dan kegiatan sesuai dengan bidangnya;
d. pembinaan teknis di bidang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
e. pembinaan UPT lingkup Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
f. penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 46

(1) Susunan organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah terdiri dari:
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Kelembagaan Koperasi terdiri dari :
1. Seksi Pembinaan Lembaga dan Pengesahan;
2. Seksi Pengendalian dan Pengawasan.
d. Bidang Pemberdayaan Koperasi terdiri dari :
1. Seksi Bina Usaha Koperasi;
2. Seksi Fasilitasi Pembiayaan Koperasi.
e. Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah terdiri dari :
1. Seksi Bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
2. Seksi Fasilitasi Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

22
f. UPT.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagaimana
tercantum dalam Lampiran XII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedelapan
Dinas Pemuda dan Olahraga

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 47

Dinas Pemuda dan Olahraga adalah merupakan unsur pelaksana pemerintah kabupaten,
dipimpin oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 48

Dinas Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di
bidang kepemudaan dan olahraga.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 49

Dinas Pemuda dan Olahraga dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
Pasal 48 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang pemuda dan olahraga;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang pemuda dan olahraga;
c. penyusunan program dan kegiatan sesuai dengan bidangnya;
d. pembinaan teknis di bidang pemuda dan olahraga;
e. pembinaan UPT lingkup dinas pemuda dan olahraga;
f. penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

23
Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 50

(1) Susunan organisasi Dinas Pemuda dan Olahraga terdiri dari :


a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Pemuda terdiri dari :
1. Seksi Pengembangan Kapasitas Pemuda;
2. Seksi Kewirausahaan Pemuda.
d. Bidang Olahraga terdiri dari :
1. Seksi Peningkatan Prestasi dan Pembibitan;
2. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Iptek Keolahragaan.
e. Bidang Kelembagaan, Prasarana dan Sarana Olahraga terdiri dari :
1. Seksi Kelembagaan Olahraga;
2. Seksi Prasarana dan Sarana Olahraga.
f. UPT.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Pemuda dan Olahraga sebagaimana tercantum dalam
Lampiran XIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kesembilan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 51

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah merupakan unsur pelaksana pemerintah


kabupaten, dipimpin oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 52

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan


urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan
di bidang kebudayaan dan pariwisata.
24
Paragraf 3
Fungsi

Pasal 53

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud


pada Pasal 52 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang kebudayaan dan urusan pilihan di bidang
pariwisata;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata;
c. penyusunan program dan kegiatan sesuai dengan bidangnya;
d. pembinaan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata;
e. pembinaan UPT lingkup dinas kebudayaan dan pariwisata;
f. penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 54

(1) Susunan organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terdiri dari :


a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Kebudayaan terdiri dari :
1. Seksi Kesenian;
2. Seksi Muskala dan Jarahnitra.
d. Bidang Pengembangan Pariwisata terdiri dari :
1. Seksi Penataan Pariwisata;
2. Seksi Pemasaran dan Promosi.
e. Bidang Obyek dan Atraksi Wisata terdiri dari :
1. Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata;
2. Seksi Usaha Jasa dan Sarana Pariwisata.
f. UPT.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagaimana tercantum dalam
Lampiran XIV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

25
Bagian Kesepuluh
Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 55

Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset adalah merupakan unsur pelaksana
pemerintah kabupaten, dipimpin oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 56

Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset mempunyai tugas membantu Bupati
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan di bidang pengelolaan keuangan, pendapatan dan aset.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 57

Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset dalam melaksanakan tugas


sebagaimana dimaksud pada Pasal 56 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang pengelolaan keuangan, pendapatan dan
aset;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan, pendapatan dan aset;
c. penyusunan program dan kegiatan sesuai dengan bidangnya;
d. pembinaan teknis di bidang pengelolaan keuangan, pendapatan dan aset;
e. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di bidang perbendaharaan,
anggaran, pendapatan, akuntansi dan aset;
f. pembinaan UPT lingkup Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset;
g. penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan;
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

26
Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 58

(1) Susunan organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset terdiri dari:
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Pendapatan terdiri dari :
1. Seksi Pendataan dan Penetapan;
2. Seksi Penagihan dan Penerimaan.
d. Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah terdiri dari :
1. Seksi Perbendaharaan;
2. Seksi Kas Daerah.
e. Bidang Akuntansi terdiri dari :
1. Seksi Rekonsiliasi dan Pembinaan Akuntansi SKPD;
2. Seksi Akuntansi Bendahara Umum Daerah.
f. Bidang Anggaran terdiri dari :
1. Seksi Analisis dan Penyusunan Anggaran;
2. Seksi Kebijakan dan Pembinaan Anggaran.
g. Bidang Aset terdiri dari :
1. Seksi Penilaian dan Pemberdayaan Aset;
2. Seksi Penatausahaan Aset.
h. UPT.
i. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset sebagaimana
tercantum dalam Lampiran XV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Bagian Kesebelas
Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 59

Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan adalah merupakan unsur pelaksana
pemerintah kabupaten, dipimpin oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

27
Paragraf 2
Tugas

Pasal 60

Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan mempunyai tugas membantu Bupati
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan di bidang tata ruang, kebersihan dan pertamanan.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 61

Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada Pasal 60 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang tata ruang, kebersihan, dan pertamanan;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang tata ruang, kebersihan, dan pertamanan;
c. penyusunan program dan kegiatan sesuai dengan bidangnya;
d. pembinaan teknis di bidang tata ruang, kebersihan, dan pertamanan;
e. pembinaan UPT lingkup dinas tata ruang, kebersihan, dan pertamanan;
f. penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 62

(1) Susunan organisasi Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Tata Ruang terdiri dari :
1. Seksi Pemetaan dan Pemanfaatan Ruang;
2. Seksi Penelitian, Pengawasan, dan Pengendalian Tata Ruang.
d. Bidang Kebersihan terdiri dari :
1. Seksi Kebersihan;
2. Seksi Retribusi.
e. Bidang Pengendalian Limbah terdiri dari :
1. Seksi Pengendalian;
2. Seksi Pengelolaan Limbah.
f. Bidang Pertamanan terdiri dari :
28
1. Seksi Pembangunan dan Pemeliharan Taman;
2. Seksi Dekorasi dan Reklame.
g. UPT.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Bagian Keduabelas
Dinas Kelautan dan Perikanan

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 63

Dinas Kelautan dan Perikanan adalah merupakan unsur pelaksana pemerintah


kabupaten, dipimpin oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 64

Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di
bidang kelautan dan perikanan.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 65

Dinas Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
Pasal 64 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan pilihan di bidang kelautan dan perikanan;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang kelautan dan perikanan;
c. penyusunan program dan kegiatan sesuai dengan bidangnya;
d. penyelenggaraan pembinaan teknis di bidang budidaya, kelautan, sarana produksi,
dan bina usaha;
e. pembinaan UPT lingkup dinas kelautan dan perikanan;
f. penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.
29
Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 66

(1) Susunan organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan terdiri dari:


a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Budidaya terdiri dari :
1. Seksi Pengembangan Budidaya;
2. Seksi Kesehatan Ikan dan Lingkungan.
d. Bidang Kelautan terdiri dari :
1. Seksi Identifikasi Sumber Daya Laut;
2. Seksi Perikanan Tangkap.
e. Bidang Sarana Produksi terdiri dari :
1. Seksi Sarana dan Prasarana Budidaya;
2. Seksi Sarana dan Prasarana Kelautan.
f. Bidang Bina Usaha terdiri dari :
1. Seksi Pengolahan dan Pemasaran;
2. Seksi Bina Usaha dan Kelembagaan.
g. UPT.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran XVII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketigabelas
Dinas Pertanian dan Perkebunan

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 67

Dinas Pertanian dan Perkebunan adalah merupakan unsur pelaksana pemerintah


kabupaten, dipimpin oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

30
Paragraf 2
Tugas

Pasal 68

Dinas Pertanian dan Perkebunan mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan


urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan
di bidang pertanian dan perkebunan.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 69

Dinas Pertanian dan Perkebunan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud


pada Pasal 68 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan pilihan di bidang pertanian dan perkebunan;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang pertanian dan perkebunan;
c. penyusunan program dan kegiatan sesuai dengan bidangnya;
d. pembinaan teknis di bidang pertanian dan perkebunan;
e. penyelenggaraan produksi tanaman pangan, produksi hortikultura, produksi
perkebunan, bina usaha pertanian dan perkebunan, dan sarana prasarana dan
perlintan pertanian dan perkebunan;
f. pembinaan UPT lingkup dinas pertanian dan perkebunan;
g. penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan;
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi
Pasal 70

(1) Susunan organisasi Dinas Pertanian dan Perkebunan terdiri dari:


a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari :
1. Seksi Produksi Tanaman Pangan;
2. Seksi Produksi Hortikultura.
d. Bidang Perkebunan terdiri dari :
1. Seksi Produksi Perkebunan;
2. Seksi Rehabilitasi Peremajaan dan Perluasan.
e. Bidang Bina Usaha terdiri dari :

31
1. Seksi Pengolahan dan Pemasaran;
2. Seksi Bina Usaha Tani dan Kelembagaan.
f. Bidang Sarana Prasarana dan Perlintan terdiri dari :
1. Seksi Sarana dan Prasarana;
2. Seksi Perlintan.
g. UPT.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Pertanian dan Perkebunan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran XVIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keempatbelas
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 71

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah merupakan unsur pelaksana pemerintah
kabupaten, dipimpin oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 72

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas membantu Bupati


melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan di bidang peternakan dan kesehatan hewan.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 73

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam melaksanakan tugas sebagaimana


dimaksud pada Pasal 72 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan pilihan di bidang peternakan dan kesehatan hewan;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang peternakan dan kesehatan hewan;
c. penyusunan program dan kegiatan sesuai dengan bidangnya;
d. pembinaan teknis di bidang peternakan dan kesehatan hewan;
e. penyelenggaraan produksi peternakan, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
veteriner, bina usaha peternakan, sumber daya dan kelembagaan;
32
f. pembinaan UPT lingkup dinas peternakan dan kesehatan hewan;
g. penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan;
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 74

(1) Susunan organisasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan terdiri dari:
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Produksi Peternakan terdiri dari :
1. Seksi Ternak Ruminansia;
2. Seksi Ternak Nonruminansia.
d. Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner terdiri dari :
1. Seksi Kesehatan Hewan;
2. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner.
e. Bidang Bina Usaha Peternakan terdiri dari :
1. Seksi Pengolahan Hasil dan Pemasaran;
2. Seksi Bina Usaha dan Pembiayaan.
f. Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan terdiri dari :
1. Seksi Sumber Daya, Sarana dan Prasarana;
2. Seksi Kelembagaan.
g. UPT.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran XIX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.

Bagian Kelimabelas
Dinas Kehutanan

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 75

Dinas Kehutanan adalah merupakan unsur pelaksana pemerintah kabupaten, dipimpin


oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
33
Paragraf 2
Tugas

Pasal 76

Dinas Kehutanan mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan


pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di
bidang kehutanan.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 77

Dinas Kehutanan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 76


menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan pilihan di bidang kehutanan;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang kehutanan;
c. penyusunan program dan kegiatan sesuai dengan bidangnya;
d. pembinaan teknis di bidang kehutanan;
e. penyelenggaraan penataan dan perlindungan hutan, rehabilitasi dan peningkatan
produktivitas hutan, pengusahaan hutan, dan sarana produksi;
f. pembinaan UPT lingkup Dinas Kehutanan;
g. penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan;
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 78

(1) Susunan organisasi Dinas Kehutanan terdiri dari:


a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Pengembangan Sumber Daya Hutan terdiri dari :
1. Seksi Inventarisasi dan Penatagunaan Hutan;
2. Seksi Produksi Kehutanan.
d. Bidang Rehabilitasi dan Perlindungan Sumber Daya Hutan terdiri dari :
1. Seksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan;
2. Seksi Perlindungan dan Konversi Sumber Daya Hutan.
e. Bidang Kelembagaan dan Pengembangan SDM terdiri dari :
34
1. Seksi Penyuluhan dan Pengembangan Kelembagaan Kelompok Tani;
2. Seksi Pengembangan SDM Kehutanan.
f. UPT.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Kehutanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran XX yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keenambelas
Dinas Pertambangan dan Energi

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 79

Dinas Pertambangan dan Energi adalah merupakan unsur pelaksana pemerintah


kabupaten, dipimpin oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 80

Dinas Pertambangan dan Energi mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan


urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan
di bidang pertambangan dan energi.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 81

Dinas Pertambangan dan Energi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud


pada Pasal 80 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan pilihan di bidang pertambangan dan energi;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang pertambangan dan energi;
c. penyusunan program dan kegiatan sesuai dengan bidangnya;
d. pembinaan teknis di bidang pertambangan dan energi;
e. pembinaan UPT lingkup dinas pertambangan dan energi;
f. penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

35
Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 82

(1) Susunan organisasi Dinas Pertambangan dan Energi terdiri dari:


a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Pertambangan terdiri dari :
1. Seksi Pengusahaan Pertambangan;
2. Seksi Pengendalian dan Konservasi Lingkungan.
d. Bidang Energi terdiri dari :
1. Seksi Listrik dan Energi Terbarukan;
2. Seksi Minyak Bumi dan Gas.
e. Bidang Geologi terdiri dari :
1. Seksi Penelitian dan Pemetaan;
2. Seksi Mitigasi Bencana.
f. Bidang Sumber Daya Mineral terdiri dari :
1. Seksi Pengendalian Sumber Daya Mineral;
2. Seksi Air Tanah.
g. UPT.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Pertambangan dan Energi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran XXI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketujuhbelas
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 83

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar adalah merupakan unsur pelaksana


pemerintah kabupaten, dipimpin oleh kepala dinas, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

36
Paragraf 2
Tugas

Pasal 84

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar mempunyai tugas membantu Bupati


melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan di bidang perindustrian, perdagangan dan pasar.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 85

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar dalam melaksanakan tugas sebagaimana


dimaksud pada Pasal 84 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan pilihan di bidang perindustrian, perdagangan dan pasar;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang perindustrian, perdagangan dan pasar;
c. penyusunan program dan kegiatan sesuai dengan bidangnya;
d. pembinaan teknis di bidang perindustrian, perdagangan dan pasar;
e. pengawasan perindustrian, perdagangan dan pasar;
f. pembinaan UPT lingkup dinas perindustrian, perdagangan dan pasar;
g. penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi
dan pelaporan;
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 86

(1) Susunan organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar terdiri dari:
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Perindustrian terdiri dari :
1. Seksi Industri Kecil Menengah;
2. Seksi Teknologi Industri.
d. Bidang Perdagangan terdiri dari :
1. Seksi Bimbingan Usaha dan Sarana Perdagangan;
2. Seksi Pendaftaran Perusahaan dan Promosi.
e. Bidang Pasar terdiri dari :
1. Seksi Pengembangan, Penataan dan Pemeliharaan Pasar;
2. Seksi Retribusi Pasar.
37
f. UPT.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar sebagaimana


tercantum dalam Lampiran XXII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

BAB VII
LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Bagian Kesatu
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 87

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah merupakan unsur perencana


penyelenggaraan pemerintah kabupaten, dipimpin oleh kepala badan, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 88

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas membantu Bupati


melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan
pembangunan daerah.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 89

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana


dimaksud pada Pasal 88 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang perencanaan pembangunan;
b. perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan;
c. pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
d. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan;
e. pelaksanaan urusan umum, kepegawaian, keuangan, evaluasi dan pelaporan;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
38
Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 90

(1) Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri dari :


a. Kepala Badan.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Penyusunan Rencana Kerja.
c. Bidang Ekonomi dan Penanaman Modal terdiri dari :
1. Subbidang Pengembangan Sumberdaya Alam dan Buatan;
2. Subbidang Pengembangan Usaha dan Penanaman Modal.
d. Bidang Sosial Budaya terdiri dari :
1. Subbidang Pemerintahan, Pendidikan dan Kebudayaan;
2. Subbidang Kesejahteraan Sosial.
e. Bidang Fisik dan Prasarana terdiri dari :
1. Subbidang Permukiman dan Prasarana Wilayah;
2. Subbidang Pengembangan Kawasan dan Lingkungan Hidup.
f. Bidang Program, Penganggaran, Penelitian, Pengembangan dan Statistik terdiri
dari :
1. Subbidang Program dan Penganggaran;
2. Subbidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana tercantum


dalam Lampiran XXIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.

Bagian Kedua
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 91

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat adalah merupakan unsur
pendukung tugas penyelenggaraan pemerintah kabupaten, dipimpin oleh kepala badan,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

39
Paragraf 2
Tugas

Pasal 92

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas


membantu Bupati melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 93

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dalam melaksanakan


tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 92 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang kesatuan bangsa, politik, dan perlindungan
masyarakat;
b. perumusan kebijakan di bidang kesatuan bangsa, politik, dan perlindungan
masyarakat;
c. pengoordinasian, pengawasan dan pengendalian di bidang kesatuan bangsa, politik,
dan perlindungan masyarakat;
d. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesatuan bangsa, politik, dan
perlindungan masyarakat;
e. pelaksanaan urusan umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan
pelaporan;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 94

(1) Susunan organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
terdiri dari :
a. Kepala Badan.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Wawasan Kebangsaan dan Penanganan Konflik terdiri dari :
1. Subbidang Wawasan Kebangsaan;
2. Subbidang Penanganan Konflik;
d. Bidang Organisasi Politik dan Kemasyarakatan terdiri dari :
1. Subbidang Organisasi Politik;
40
2. Subbidang Organisasi Kemasyarakatan dan Profesi.
e. Bidang Penanganan Bencana dan Perlindungan Masyarakat terdiri dari :
1. Subbidang Penanganan Bencana;
2. Subbidang Perlindungan Masyarakat.
f. UPT.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XXIV yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 95

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa adalah merupakan unsur


pendukung tugas penyelenggaraan pemerintah kabupaten, dipimpin oleh kepala badan,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 96

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa mempunyai tugas membantu


Bupati melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 97

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam melaksanakan tugas


sebagaimana dimaksud pada Pasal 96 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang pemberdayaan masyarakat dan
pemerintahan desa;
b. perumusan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;
c. pengoordinasian pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;
d. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan
pemerintahan desa;
41
e. pelaksanaan urusan umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan
pelaporan;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 98

(1) Susunan organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa terdiri
dari :
a. Kepala Badan.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari :
1. Subbidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat;
2. Subbidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna (TTG).
d. Bidang Kelembagaan dan Pengembangan terdiri dari :
1. Subbidang Kelembagaan Masyarakat;
2. Subbidang Pengembangan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat.
e. Bidang Pemerintahan Desa terdiri dari :
1. Subbidang Kekayaan dan Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Desa;
2. Subbidang Administrasi Pemerintahan Desa.
f. UPT.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa


sebagaimana tercantum dalam Lampiran XXV yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keempat
Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak
dan Keluarga Berencana

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 99

Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana adalah


merupakan unsur pendukung tugas penyelenggaraan pemerintah kabupaten, dipimpin
oleh kepala badan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
42
Paragraf 2
Tugas

Pasal 100

Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana


mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga
berencana.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 101

Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana dalam


melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 100 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan
anak dan keluarga berencana;
b. perumusan kebijakan di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan
keluarga berencana;
c. pengoordinasian pelaksanaan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan
keluarga berencana;
d. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan perempuan,
perlindungan anak dan keluarga berencana;
e. pelaksanaan urusan umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan
pelaporan;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 102

(1) Susunan organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan


Keluarga Berencana terdiri dari :
a. Kepala Badan.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Pemberdayaan Perempuan terdiri dari :
1. Subbidang Pengarusutamaan Gender;
2. Subbidang Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan.
43
d. Bidang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak terdiri dari :
1. Subbidang Kesejahteraan Anak;
2. Subbidang Perlindungan Anak.
e. Bidang Keluarga Berencana terdiri dari :
1. Subbidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi;
2. Subbidang Pendataan dan Penyebaran Informasi.
f. Bidang Keluarga Sejahtera terdiri dari :
1. Subbidang KIE dan Pembinaan Institusi Masyarakat Pedesaan;
2. Subbidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga.
g. UPT.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana sebagaimana tercantum dalam Lampiran XXVI yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kelima
Badan Kepegawaian Daerah

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 103

Badan Kepegawaian Daerah adalah merupakan unsur pendukung tugas


penyelenggaraan pemerintah kabupaten, dipimpin oleh kepala badan, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 104

Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan


penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 105

Badan Kepegawaian Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada


Pasal 104 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang kepegawaian;
b. perumusan kebijakan di bidang kepegawaian;

44
c. pengoordinasian pengadaan dan pengangkatan pegawai;
d. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang administrasi kepegawaian;
e. pelaksanaan urusan umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan
pelaporan;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 106

(1) Susunan organisasi Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari :


a. Kepala Badan.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangan;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Formasi terdiri dari :
1. Subbidang Perencanaan dan Pengembangan;
2. Subbidang Pemberhentian dan Pensiun.
d. Bidang Mutasi terdiri dari :
1. Subbidang Fungsional;
2. Subbidang Mutasi dan Kepangkatan
e. Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kepegawaian terdiri dari :
1. Subbidang Perundang-undangan;
2. Subbidang Informasi dan Dokumentasi.
f. Bidang Diklat terdiri dari :
1. Subbidang Pendidikan dan Pelatihan;
2. Subbidang Kesejahteraan Pegawai.
g. UPT.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana tercantum dalam


Lampiran XXVII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keenam
Kantor Lingkungan Hidup

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 107

Kantor Lingkungan Hidup adalah merupakan unsur pendukung tugas penyelenggaraan


pemerintah kabupaten, yang dipimpin oleh kepala kantor, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
45
Paragraf 2
Tugas

Pasal 108

Kantor Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan


kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 109

Kantor Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal
108 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang lingkungan hidup;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup;
c. penyusunan program dan kegiatan bidang lingkungan hidup;
d. penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian pencemaran/kerusakan lingkungan
hidup lingkup kabupaten;
e. penyelenggaraan AMDAL;
f. pelaksanaan ketatausahaan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 110

(1) Susunan organisasi Kantor Lingkungan Hidup terdiri dari :


a. Kepala Kantor.
b. Subbagian Tata Usaha.
c. Seksi Penataan Lingkungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.
d. Seksi Pengendalian Pencemaran dan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan
Hidup.
e. Seksi Penaatan Lingkungan dan Komunikasi Lingkungan.
f. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Kantor Lingkungan Hidup sebagaimana tercantum dalam Lampiran
XXVIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

46
Bagian Ketujuh
Kantor Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 111

Kantor Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan adalah merupakan unsur


pendukung tugas penyelenggaraan pemerintah kabupaten, yang dipimpin oleh kepala
kantor, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 112

Kantor Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan


penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penyuluhan dan ketahanan
pangan.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 113

Kantor Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan dalam melaksanakan tugas


sebagaimana dimaksud pada Pasal 112 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang penyuluhan dan ketahanan pangan;
b. penyusunan program dan kegiatan di bidang penyuluhan dan ketahanan pangan;
c. pelaksanaan koordinasi di bidang penyuluhan dan ketahanan pangan;
d. pemantauan dan evaluasi di bidang penyuluhan dan ketahanan pangan;
e. penyelenggaraan ketatausahaan;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 114

(1) Susunan organisasi Kantor Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan terdiri dari:
a. Kepala Kantor;
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Seksi Penyuluhan;
d. Seksi Distribusi dan Ketersediaan Pangan;
e. Seksi Mutu Konsumsi dan Keamanan Pangan;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
47
(2) Bagan organisasi Kantor Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran XXIX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedelapan
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 115

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi adalah merupakan unsur pendukung tugas
penyelenggaraan pemerintah kabupaten, yang dipimpin oleh kepala kantor, yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 116

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi mempunyai tugas melaksanakan


penyusunan, pelayanan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perpustakaan, arsip
dan dokumentasi.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 117

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi dalam melaksanakan tugas sebagaimana


dimaksud pada Pasal 116 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang perpustakaan, arsip dan dokumentasi;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang perpustakaan, arsip dan dokumentasi;
c. penyusunan program dan kegiatan di bidang perpustakaan, arsip dan dokumentasi;
d. pelaksanaan ketatausahaan;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

48
Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 118

(1) Susunan organisasi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi terdiri dari :
a. Kepala Kantor.
b. Subbagian Tata Usaha.
c. Seksi Pengelolaan Arsip dan Dokumentasi.
d. Seksi Pengelolaan Perpustakaan.
e. Seksi Pembinaan dan Pengembangan.
f. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi sebagaimana


tercantum dalam Lampiran XXX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Bagian Kesembilan
Rumah Sakit Umum Daerah Berkah

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 119

Rumah Sakit Umum Daerah Berkah adalah merupakan unsur pendukung tugas
penyelenggaraan pemerintah kabupaten, yang dipimpin oleh direktur, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas
Pasal 120

Rumah Sakit Umum Daerah Berkah mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan kesehatan.

Paragraf 3
Fungsi
Pasal 121

Rumah Sakit Umum Daerah Berkah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada Pasal 120 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang pelayanan kesehatan;
b. penyusunan program dan kegiatan di bidang pelayanan kesehatan;
49
c. pelaksanaan koordinasi di bidang pelayanan kesehatan;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 122

Susunan organisasi, rincian tugas dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Berkah diatur
dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati berdasarkan penetapan kriteria klasifikasi dari
Menteri Kesehatan. Comment [ortala9]: Susunan org RSU
berdasarkan Perbup

Bagian Kesepuluh
Rumah Sakit Umum Daerah Labuan

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 123

Rumah Sakit Umum Daerah Labuan adalah merupakan unsur pendukung tugas
penyelenggaraan pemerintah kabupaten, yang dipimpin oleh direktur, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 124

Rumah Sakit Umum Daerah Labuan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan kesehatan.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 125

Rumah Sakit Umum Daerah Labuan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada Pasal 124 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang pelayanan kesehatan;
b. penyusunan program dan kegiatan di bidang pelayanan kesehatan;
c. pelaksanaan koordinasi di bidang pelayanan kesehatan;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

50
Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 126

Susunan organisasi, rincian tugas dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Labuan diatur
dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati berdasarkan penetapan kriteria klasifikasi dari
Menteri Kesehatan.

BAB VIII
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Bagian Kesatu
Kedudukan

Pasal 127

Satuan Polisi Pamong Praja adalah merupakan unsur pendukung tugas penyelenggaraan
pemerintah kabupaten, yang dipimpin oleh kepala satuan, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Bagian Kedua
Tugas

Pasal 128

Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas melaksanakan kebijakan daerah di bidang
kepolisipamongprajaan.

Bagian Ketiga
Fungsi

Pasal 129

Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
Pasal 128 menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan wajib di bidang kepolisipamongprajaan;
b. penyusunan kebijakan teknis di bidang kepolisipamongprajaan;
c. penyusunan program dan kegiatan di bidang kepolisipamongprajaan;
d. penyelenggaraan ketenteraman, ketertiban, pengamanan, pengawalan dan
penegakan perundang-undangan serta peraturan daerah;
e. penyelenggaraan ketatausahaan;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

51
Bagian Keempat
Susunan Organisasi

Pasal 130

(1) Susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri dari :


a. Kepala Satuan.
b. Subbagian Tata Usaha.
c. Seksi Ketentraman dan Ketertiban.
d. Seksi Pengamanan dan Pengawalan.
e. Seksi Penegakan Perundang-undangan dan Peraturan Daerah.
f. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana tercantum dalam
Lampiran XXXI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB IX
KECAMATAN DAN KELURAHAN

Bagian Kesatu
Kecamatan

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 131

Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten sebagai pelaksana teknis


kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Camat yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Comment [ortala10]: Disesuaikan dengan PP
19/2008

Paragraf 2
Tugas

Pasal 132

(1) Camat mempunyai tugas menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan


melaksanakan kewenangan pemerintahan sesuai dengan kewilayahannya yang
dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Comment [ortala11]: Disesuaikan dengan PP
19/2008

(2) Pelimpahan kewenangan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

52
Paragraf 3
Fungsi

Pasal 133

Camat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 132


menyelenggarakan fungsi:
a. pengoordinasian kegiatan pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan desa;
b. pengoordinasian upaya penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
c. pengoordinasian upaya penyelenggaraan ketenteraman, ketertiban umum dan
kebersihan;
d. pengoordinasian penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;
e. pengoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
f. pengoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan;
g. pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan; dan
h. pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau
yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 134

(1) Susunan organisasi Kecamatan terdiri dari :


a. Camat.
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Keuangan;
2. Subbagian Umum dan Kepegawaian.
c. Seksi Kesejahteraan Sosial.
d. Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat.
e. Seksi Pemerintahan.
f. Seksi Pendapatan Daerah.
g. Seksi Ketenteraman, Ketertiban dan Kebersihan.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Kecamatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran XXXII yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

53
Bagian Kedua
Kelurahan

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 135

Kelurahan merupakan wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dalam
wilayah kecamatan, yang dipimpin oleh lurah, yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Camat.

Paragraf 2
Tugas

Pasal 136

(1) Lurah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan


dan kemasyarakatan dan melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh
Bupati.

(2) Pelimpahan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.

Paragraf 3
Fungsi

Pasal 137

Lurah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 136


menyelenggarakan fungsi:
a. pengoordinasian kegiatan pembangunan;
b. pengoordinasian kesejahteraan sosial;
c. pengoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
d. pengoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kelurahan;
e. pembinaan penyelenggaraan kelembagaan lingkup rukun warga.

Paragraf 4
Susunan Organisasi

Pasal 138

(1) Susunan organisasi Kelurahan terdiri dari :


a. Lurah.
b. Sekretariat.
c. Seksi Kesejahteraan Sosial.
54
d. Seksi Pembangunan.
e. Seksi Pemerintahan.
f. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan organisasi Kelurahan sebagaimana tercantum dalam Lampiran XXXIII yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB X
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 139

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas


pemerintah kabupaten sesuai dengan keahlian dan kebutuhan serta sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 140

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang
ditunjuk.

(3) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional ditentukan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

BAB XI
STAF AHLI

Pasal 141

(1) Bupati dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu Staf Ahli.

(2) Staf Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak 5 (lima) Staf Ahli.

(3) Staf Ahli dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Bupati dan secara
administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah.
Comment [ortala12]: Penambahan klausul
(4) Pembentukan, tugas dan fungsi Staf Ahli ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Pembentukan Staf Ahli dengan Perbup
55
BAB XII
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

Pasal 142

(1) Pejabat Struktural dan Fungsional pada Perangkat Daerah diangkat dan
diberhentikan oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

(2) Staf Ahli diangkat dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat dan diberhentikan
oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XIII
ESELON JABATAN

Pasal 143

(1) Sekretaris Daerah merupakan jabatan struktural eselon IIa.

(2) Asisten, Sekretaris DPRD, Staf Ahli, Inspektur, Kepala Dinas, Kepala Badan
merupakan jabatan struktural eselon IIb.

(3) Kepala Kantor, Camat, Kepala Bagian, Sekretaris pada Dinas, Sekretaris pada Badan
Sekretaris pada Inspektorat, Inspektur Pembantu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
tipe B merupakan jabatan struktural eselon IIIa.

(4) Kepala Bidang pada Dinas dan Badan, Sekretaris Camat merupakan jabatan
struktural eselon IIIb.

(5) Lurah, Kepala Seksi, Kepala Subbagian, Kepala Subbidang, dan Kepala UPT
merupakan jabatan struktural eselon IVa.

(6) Sekretaris Kelurahan, Kepala Seksi pada Kelurahan, Kepala Subbagian pada UPT,
Kepala Tata Usaha Sekolah Kejuruan dan Kepala Subbagian pada Sekretariat
Kecamatan merupakan jabatan struktural eselon IVb.

(7) Kepala Tata Usaha Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Kepala Tata Usaha
Sekolah Menengah merupakan jabatan struktural eselon Va.

56
BAB XIV
PEMBIAYAAN

Pasal 144

Pembiayaan setiap kegiatan pada SKPD dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah dan sumber-sumber pembiayaan lainnya yang sah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XV
TATA KERJA

Pasal 145

(1) Dalam melaksanakan tugas setiap kepala SKPD wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi kepada unit-unit kerjanya sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya masing-masing.
(2) Setiap kepala SKPD wajib mengawasi bawahan/unit kerjanya masing-masing dan
bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Setiap kepala SKPD bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan
bawahan/unit kerjanya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk
bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
(4) Setiap kepala Unit Kerja wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung
jawab kepada atasan/kepala SKPD masing-masing dan menyiapkan laporan berkala
tepat pada waktunya.
(5) Dalam melaksanakan tugas kepala SKPD wajib mengadakan rapat berkala.

BAB XVI
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 146

Rincian tugas dan fungsi jabatan struktural diatur dan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati.

Pasal 147

Pembentukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi UPT diatur dan ditetapkan dengan
Peraturan Bupati. Comment [ortala13]: Pengaturan
pembentukan UPT dengan Perbup

57
Pasal 148

Pemanfaatan sarana, prasarana, sumber daya aparatur/kepegawaian dan


pembiayaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 149

Ketentuan lainnya, sebagai kelengkapan dan pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur
dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 150

Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini, maka pejabat pada organisasi perangkat
daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pandeglang yang diatur berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang, serta Peraturan Daerah Kabupaten
Pandeglang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Pembentukan Rumah Sakit Umum Berkah
Pandeglang dan Rumah Sakit Umum Labuan, tetap melaksanakan jabatan sampai
dengan ditetapkan pejabat berdasarkan Peraturan Daerah ini.

Pasal 151

Kepala Bidang pada Dinas dan Badan yang menduduki jabatan struktural eselon IIIa
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 3 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang tetap diberikan hak
kepegawaian dan hak administrasi lainnya dalam jabatan struktural eselon IIIa. Comment [ortala14]: Pejabat Eselon IIIa
lama tetap mempunyai hak kepegawaian eselon
IIIa

BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 152

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku :


1. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 3 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang; dan
2. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Rumah Sakit Umum Berkah Pandeglang dan Rumah Sakit Umum
Labuan; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
58
Pasal 153

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini


dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang.

Ditetapkan di Pandeglang
pada tanggal 18 Juli 2008

BUPATI PANDEGLANG,

Cap/Ttd

A. DIMYATI NATAKUSUMAH
Diundangkan di Pandeglang
pada tanggal 18 Juli 2008

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PANDEGLANG,

Cap/Ttd

ENDJANG SADINA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2008 NOMOR 6.

59

Anda mungkin juga menyukai