Anda di halaman 1dari 12

LEMBARAN DAERAH

KOTA LUBUKLINGGAU

Nomor 12 Tahun 2008

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU


NOMOR 12 TAHUN 2008

TENTANG

URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA LUBUKLINGGAU,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (1) Peraturan


Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Urusan Wajib dan Urusan Pilihan.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota


Lubuklinggau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2001 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4114);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4287);

4. Undang–Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
5. Undang.............
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terahir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar


Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pedoman


Pengelolaan Barang Milik Negara / Daerahg (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4609), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008
(Lembaran Negara Tahun 2008 nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4855;

12. Peraturan..............
12. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian


Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi


Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4741);

15. Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2007 tentang Susunan


Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kota Lubuklinggau;

16. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Susunan


Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Lubuklinggau;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU


dan
WALIKOTA LUBUKLINGGAU

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG URUSAN WAJIB DAN
URUSAN PILIHAN.

BAB I..................
BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Lubuklinggau.


2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Daerah Kota Lubuklinggau.
3. Walikota adalah Walikota Lubuklinggau.
4. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Lubuklinggau.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat
DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota
Lubuklinggau.
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD
adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai Unsur Pelaksanaan
Pemerintah Daerah Kota Lubuklinggau.
7. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah berkaitan dengan
pelayanan dasar;
8. Urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada
dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah yang
bersangkutan;
9. Badan Perencanaan Pembangunan Daerahyang selanjutnya
disingkat Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kota Lubuklinggau.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Maksud penyusunan dan penuangan urusan wajib dan urusan
pilihan ini ke dalam Peraturan Daerah adalah untuk menyediakan:
a. pedoman juridis bagi Pemerintah Daerah, DPRD, masyarakat
dan sektor swasta tentang keseluruhan ruang lingkup urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota;
b. kerangka..............
b. kerangka dasar bagi penentuan besaran organisasi perangkat
daerah sesuai dengan besaran dan ruang lingkup urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah;
dan atau

c. acuan normatif teknis untuk mensinkronkan nomenklatur


bidang, sub-bidang dan sub-sub bidang dengan nomenklatur
program, kegiatan dan kode rekening anggaran.

(2) Tujuan penyusunan dan penuangan urusan wajib dan urusan pilihan
ini ke dalam Peraturan Daerah adalah untuk memudahkan:

a. Pemerintah Kota dalam menjabarkan Visi dan Misi pasangan


Walikota dan Wakil Walikota terpilih ke dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah sesuai dengan batas
dan ruang lingkup kewenangan Pemerintah Kota Lubuklinggau;

b. DPRD dalam melaksanakan fungsi legislasi, penganggaran dan


pengawasan serta mengukur dan mengevaluasi kinerja tahunan
dan akhir masa jabatan pasangan Walikota dan Wakil Walikota;

c. SKPD dalam menyusun Rencana Strategis dan Rencana Kerja


SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

d. Bappeda dalam mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja


Pemerintah Daerah;

e. BKKAD dalam mengkoordinasikan penyusunan Kebijakan


Umum Anggaran, Plafond Anggaran Sementara, Rencana Kerja
SKPD dan Rencana Aanggaran Ppendapatan dan Belanja
Daerah ( RAPBD ).

BAB III

URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

Pasal 3

(1) Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah


terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan.

(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) adalah
urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintah
Daerah berkaitan dengan pelayanan dasar.
(3) Urusan................
(3) Urusan pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

BAB IV
URUSAN WAJIB
Pasal 4
(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
meliputi:
a. Pendidikan;
b. Kesehatan;
c. Lingkungan;
d. Pekerjaan umum;
e. Penataan ruang;
f. Perencanaan pembangunan;
g. Perumahan;
h. Kepemudaan dan olah raga;
i. Penanaman modal;
j. Koperasi dan usaha kecil dan menengah;
k. Kependudukan dan catatan sipil;
l. Ketenaga kerjaan;
m. Ketahanan pangan;
n. Pemberdayaan perempuan dan perlidungan anak;
o. Keluarga berencana dan dan keluarga sejahterah;
p. Perhubungan;
q. Komuniaksi dan informasi;
r. Pertanahan
s. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;
t. Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan
daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;
u. Pemberdayaan masyarakat;
v. Sosial
w. Kebudayaan;
x. Statistik;
y. Kearsipan; dan
z. Perpustakaan.

(2) Penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal


3 ayat (2) berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal yang
ditetapkan Pemerintah dan dilaksanakan secara bertahap;

(3) Rincian...................
(3) Rincian bidang sub-bidang dan sub-sub bidang urusan wajib yang
menjadi kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) dituangkan dalam Lampiran I yang
merupakan satu keatuan tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB V

URUSAN PILIHAN

Pasal 5

(1) Urusan pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)


meliputi:

a. kelautan dan perikanan;


b. pertanian;
c. kehutanan;
d. energi dan sumber daya mineral;
e. pariwisata;
f. industri; dan/atau
g. perdagangan.
h. Perizinan

(2) Kriteria teknis penentuan urusan pilihan meliputi:

a. Kontribusi urusan pilihan tertentu terhadap pembentukan


PDRB;

b. Potensi sosio-ekonomi yang dimiliki oleh urusan pilihan


tertentu dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan
pendapatan masyarakat;

c. Potensi pasar yang dapat menampung produksi dari pelaksanaan


setiap urusan pilihan;

d. Ekses negatif yang mungkin akan terjadi bila urusan dimaksud


tidak dikelola oleh pemerintah kota.

(3) Penyelenggaraan urusan pilihan diprioritaskan pada sub-bidang dan


sub-sub bidang pelayanan publik dan akan dievaluasi setiap lima
tahun sekali, sesuai dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan
nyata daerah;

(4) Rincian.................
(4) Rincian bidang, sub-bidang dan sub-sub bidang urusan pilihan yang
ditetapkan menjadi kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dituangkan dalam Lampiran II
yang merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.

BAB VI

PELAKSANAAN

Bagian Kesatu

Perencanaan dan Pelaksanaan Program

Pasal 6

(1) Sinkronisasi antara nomenklatur urusan dengan nomenklatur


perencanaan program dan kegiatan dilakukan pada tahapan
penyusunan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD);

(2) RKPD memuat penjelasan teknis tentang gambaran umum kinerja


tahun sebelumnya, permasalahan yang dihadapi untuk setiap
urusan, arah kebijakan untuk mengatasi permasalahan, target
kinerja yang ingin dicapai secara terukur, lokasi pelaksanaan dan
kelompok sasaran kegiatan.

Pasal 7

(1) Koordinasi penyusunan, pembahasan dan penyelesaian RKPD


dilakukan oleh Bappeda;

(2) RKPD diterbitkan pada tanggal 30 April setiap tahun anggaran dan
digunakan sebagai dasar penyusunan dokumen Kebijakan Umum
Anggaran (KUA), Plafond Pagu Anggaran Sementara (PPAS) dan
Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-
SKPD) .

Bagian………….
Bagian Kedua

Penganggaran

Pasal 8

(1) Dengan menggunakan RKPD sebagai acuan, Badan Pengelola


Keuangan dan Asset Kota lubuklinggau melakukan koordinasi
penyusunan:

a. Kebijakan Umum Anggaran (KUA);

b. Plafond Pagu Anggaran Sementara (PPAS);

c. Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah


(RKA-SKPD);

(2) KUA, PPAS dan RKA-SKPD digunakan sebagai bahan


pembahasan dan pengesahan (R-APBD) tahun anggaran berikutnya;

(3) Format, nomenklatur program dan anggaran, jadwal penerbitan,


proses dan mekanisme pembahasan serta penyelesaian KUA, PPAS
dan RKA-SKPD dan R-APBD berpedoman aturan perundangan
yang berlaku;

(4) R-APBD disahkan pada tanggal 30 Nopember setiap tahun


anggaran.

BAB VII

PENGENDALIAN

Pasal 9

(1) Bappeda melakukan koordinasi pengendalian untuk menyelaraskan


prioritas tahunan daerah dengan rencana program dan kegiatan
turunan dari setiap sub-sub bidang urusan wajib dan urusan pilihan;

(2) Hasil kinerja pelaksanaan setiap kegiatan turunan urusan wajib dan
urusan pilihan harus memberikan sumbangan terhadap upaya
pencapaian Visi dan Misi Daerah dalam rangka pelayanan publik
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat;

(3) Pengendalian……..
(3) Pengendalian juga dilakukan dalam rangka penyesuaian substansi
rencana tahunan dengan perkembangan keadaan dan peristiwa
bencana alam yang terjadi di luar dugaan.

BAB VIII

PELAPORAN

Pasal 10

(1) Pelaporan atas pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan ke


dalam rencana program dan kegiatan tahunan daerah dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota (LKPJ-


Walikota) disusun dan disampaikan kepada DPRD melalui
Sidang Paripurna DPRD pada tanggal 31 Maret setiap tahun
anggaran dan pada menjelang akhir masa jabatan;

b. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD)


disusun dan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri melalui
Gubernur tiga bulan setelah berakhirnya tahun anggaran;

c. Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah


disusun dan dipublikasi kepada masyarakat melalui media
massa dan internet.

(2) Khusus terhadap LKPJ Walikota, baik tahunan maupun pada akhir
masa jabatan, DPRD membentuk Panitia dan melakukan
pembahasan internal serta menuangkan hasil pembahasan internal
dimaksud ke dalam Keputusan DPRD tentang Catatan dan
Rekomendasi DPRD Terhadap LKPJ Walikota;

(3) Keputusan DPRD tentang Catatan dan Rekomendasi DPRD


Terhadap LKPJ Walikota disampaikan kembali kepada Walikota
melalui Sidang Paripurna Istimewa 30 (tiga puluh) hari kerja
terhitung sejak pelaksanaan Sidang Paripurna Penyampaian LKPJ
Walikota;

(4) Keputusan…………..
(4) Keputusan DPRD tentang Catatan dan Rekomendasi Terhadap
LKPJ Walikota wajib digunakan oleh Pemerintah Daerah sebagai
acuan untuk memperbaiki kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah, pelaksanaan pembangunan daerah, pemberdayaan
masyarakat dan demokratisasi kehidupan politik dalam rangka
peningkatan kesejahteraan masyarakat;

(5) Substansi dan mekanisme pembahasan dan penyampaian laporan


sebagaimana dituangkan dalam ayat (1) sampai dengan ayat (4)
pada Pasal 10 ini dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan
sebagaimana diatur di dalam Peraturan Pemerintah No. 3 tahun
2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Masyarakat.

BAB IX

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 11

(1) Pembiayaan atas penugasan urusan pemerintahan yang menjadi


kewenangan pemerintah kepada Pemerintah Daerah dan atau
pemerintahan desa berdasarkan azas tugas pembantuan dibebankan
pada APBN departemen teknis/LPND yang memberi penugasan;

(2) Pembiayaan atas penugasan urusan pemerintahan yang menjadi


kewenangan Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Daerah dan
atau pemerintahan desa berdasarkan azas tugas pembantuan
dibebankan pada APBD Provinsi;

(3) Kerjasama antar daerah dan atau antara daerah dengan


negara/lembaga donor asing dilakukan sesuai dengan aturan
perundang-undangan;

(4) Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan


diwadahi ke dalam SKPD yang melaksanakan rumpun kewenangan
yang berdekatan.

BAB X...................
BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 12

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kota Lubuklinggau.

Ditetapkan di Lubuklinggau,
pada tanggal 30 Desember 2008.

WALIKOTA LUBUKLINGGAU,

cap/dto

H. RIDUAN EFFENDI

Diundangkan di Lubuklinggau,
Pada tanggal 30 Desember 2008

SEKRETARIS DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU.

cap/dto

H. AKISROPI AYUB

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUK LINGGAU TAHUN 2008 NOMOR 12

Anda mungkin juga menyukai