Anda di halaman 1dari 12

t

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANµKALAN


NOMOR 8 TAHUN 2012
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLIS! PAMONG PRAJA
!

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAH~ ESA

BUPATI BANGKALAN,

Menimbang a. bahwa untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi


untuk membantu Kepala Daerah dalam menegakkan
Peraturan Daerah dan penyelenggaraan ketertiban
umum serta ketentraman masyarakat di Kabupaten
Bangkalan, maka perlu dilakukan penataan kembali
kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, serta dalam rangka
pelaksanaan ketentuan Pasal 2 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi
Pamong Praja, perlu menetapkan Peraturan Daerah
tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi
Pamong Praja. ·

Mengingat 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Unpang-Undang Nomoi:- 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41 Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia Nomor 09)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2730);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3890);
2
'' . , I

· 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah (Leml:>aran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 59, l Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nom9r 4844) ;
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara jPemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lemba¾an Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indo111esia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
I
Pembentukan Peraturan j Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
7 . Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri !Sipil Dalam Jabatan
Struktural (Lembaran Negara ! Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 197, Tamba,han Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 401~) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemed ntah Nomor 13 Tahun
2002 (Lembaran Negara Repu~lik Indonesia Tahun
2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4194);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang
Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia ·Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263);
9 . Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593) ;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
11 . Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
12 . Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang
Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4826);
3
I ' ' 'I

13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang


Satuan Palisi Pamong· Praja · (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahurt 2010 Nomor 9, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5094);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat
Daerah sebagimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011
tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan
Palisi Pamong Praja.

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANGKALAN
DAN
BUPATI BANGKALAN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan PERATURAN DAERAH TENTANG ORGANISASI DAN TATA


KERJA SATUAN POLIS! PAMONG PRAµA.
i

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Bangkalan.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten
Bangkalan.
3. Bupati adalah Bupati Bangkalan. I
4. Sekretaris Daerah adalah Sekreta.ris Daerah Kabupaten
Bangkalan.
5. Daerah otonam selanjutnya di$ebut daerah adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-
batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam Sistim Negara Kesatuan
Repu blik Indonesia.
6. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten
Bangkalan.
7. Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Bangkalan.
8. Aparatur adalah aparatur pemerintahan daerah.
9. Satuan Polisi Pamong Praja, yang selanjutnya disingkat
Satpol PP adalah bagian perangkat daerah dalam
menegakkan Peraturan Daerah dan penyelenggaraan
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
4

10. Polisi pamong praja adalah anggota satpol PP sebagai


aparat pemerintah daerah dalam penegakan peraturan
daerah dan penyelenggaraan iketertiban umum dan
ketentraman masyarakat. ,
11. Ketertiban umum dan ketentrazran masyarakat adalah
suatu keadaan dinamis :yang memungkinkan
Pemerintah, Pemerintah Daerahl dan masyarakat dapat
melakukan kegiatannya denga;n tentram, tertib dan
teratur.
12. Perlindungan masyarakat aqalah suatu keadaan
dinamis dimana warga masyarakat disiapkan dan
dibekali pengetahuan serta ketrampilan untuk
melaksanakan kegiatan penanganan bencana guna
mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut
memelihara keamanan ,ketentraman dan ketertiban
masyarakat, kegiatan sosial kemasyarakatan.
13. Perangkat daerah adalah unsur pembantu kepala
daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang terdiri dari secretariat daerah, secretariat DPRD,
Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan
kelurahan.

BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2

Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Satpol PP.

BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal3

(1) Satpol PP merupakan bagian dari perangkat daerah di


bidang penegakan peraturan . daerah, .ketertiban umum
dan ketentraman masyarakat.
(2) Satpol PP dipimpin seorang kepala satuan dan
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi
Pasal 4

Satpol PP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,


mempunycti tugas menegakkan ·. Peraturan Daerah dan
menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat serta perlindungan masyarakat.
5

Pasal 5

(1) Dalam menyelenggarakan 1 tugas sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 4, SatpJI PP mempunyai fungsi:
a. penyusunan program dan ~elaksanaan penegakan
I

Peraturan Daerah dart Peraturan Bupati,


i
penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketentraman masyaraka~ serta perlindungan
masyarakat;
b. pelaksanaan kebijakan ! penegakan Peraturan
Daerah dan Peraturan Bupati;
c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban
umum dan ketentraman m~syarakat di Daerah;
d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat;
e. pelaksanaan koordinasi ! penegakan Peraturan
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah,
penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat d~ngan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Penyi<jlik Pegawai Negeri Sipil
Daerah dan/ atau aparatur ~ainnya;
f. pegawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau
badan hukum agar mematuhi dan mentaati
penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan dan
Peraturan Bupati;
g. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh
Bupati.
(2) Pelaksanaan tugas lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf g meliputi :
a. pengikuti proses penyusunan peraturan
perundang-undangan serta kegiatan pembinaan
dan penyebarluasan produk hokum daerah;
b. membantu pengamanan dan pengawalan tamu
WIP Termasuk pejabat Negara dan tamu Negara;
c. pelaksanaan pengamanan dan penertiban asset
yang belum teradministrasi sesua1 dengan
peraturan perundang-undangan;
d. membantu pengamanan dan penertiban
penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan
, umum kepala daerah;
e. membantu pengamanan dan penertiban
penyelenggaraan keramaian daerah dan/ atau
kegiatan yang beskala massal;
f. pelaksanaan tugas pemerintaha.n umum lainnya
yang diberikan oleh kepala daerah sesuai dengan
prosedur dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
I ' 6

BAB IV
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 6

(1) Susunan Organisasi Satpol PP terdiri dari:


a. Kepala Satuan;
b. Sekretariat, membawahi: ·
1) Sub Bagian Program;
2) Sub Bagian Keuangan;
3) Sub Bagfan Umum dan Kepegawaian;
c. Bidang Penegakan Perundang-undangan
Daerah, membawahi:
1) Seksi Pembinaan, i Pengawasan dan
Penyuluhan;
2) Seksi Penyelidikan d~n penyidikan;
d. Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman
Masyarakat, membawahif
1) Seksi Operasi dan P~ngendalian;
2) Seksi Kerjasama;
i
e. Bidang Sumber Daya Apatatur, membawahi:
1) Seksi Pelatihan Dasar;
2) Seksi Teknis Fungsional;
f. Bidang Perlindungan Masyarakat,
membawahi:
1) Seksi Satuan Perlindungan Masyarakat;
2) Seksi Bina Potensi Masyarakat;
g. Unit Pelaksana Satpol PP; !
h. Kelompok Jabatan Fungs~onal.
(2) Rincian tugas dan fungsi Satpol PP dan Unit Kerja
dibawahnya sebagaimana dinµ.aksud pada ayat (1),
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

BABV
UNIT PELAKSANA SATPOL PP
Pasal 7

(1) Unit Pelaksana Satpol PP adalah unsur pelaksana


operasional dan penunjang Satpol PP di Kecamatan;
(2) Unit pelaksana Satpol PP di Kecamatan dipimpin oleh
seorang Kepala Satuan.
(3) Kepala Satuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
secara ex-officio dijabat oleh Kepala Seksi Ketentraman
dan Ketertiban Umum pada kecamatan.
(4) Kepala Satuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
secara teknis aclministratif bertanggung jawab kepada
camat dan secara teknis operasional bertanggung
jawab kepada Kepala Satpol PP.
.
'
7

BAB VI
KELOMPOK JABATAN Fr; NGSIONAL
Pasal 8

(1) Kelompok jabatan fungsional ~empunyai tugas sesuai


dengan peraturan perundang-ulndangan.
(2) Selain tugas sebagaimana dii:naksud pada ayat (1)
Kelompok jabatan fungsional melaksanakan tugas
khusus sesuai dengan bidang keahliannya
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(3) Kelompok Jabatan fungsional terdiri atas;
a. tenaga fungsional polisi pamong praja ;dan
b. jabatan fungsional lainnya yang terbagi dalam
beberapa kelompok jabatan fungsional sesuai
dengan bidang keahliannya
(4) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a ditentukan berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja yang dipimpin oleh
seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk.
(5) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

BAB VII
TATA KERJA
Pasal 9

Satpol PP dalam melaksanakan kewenangannya wajib


menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
baik secara vertikal maupun horizontal.

Pasal 10
.. . .

Setiap pimpinan satuan organisasi · dalam lingkungan


Satpol PP melaksanakan sistem pengendalian internal di
lingkungan masing-masing.

Pasal 11

Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan



Satpol PP bertanggung jawab memimpin, · membimbing,
mengawasi, dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan
tugas bawahan, dan bila terjadi penyimpangan, mengambil
langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
8

BAB vnh:
ESELONERING
Pasal12
(1) Kepala Satpol PP adalah Jaqatan Struktural Eselon
!
II.b.
(2) Sekretaris dan Kepala ~idang adalah jabatan
struktural eselon III. b.
(3) Kepala Sub Bagian, Kepala ~eksi dan Kepala Unit
Pelaksana adalah jabatan stru~tural eselon IV.a.

BAB IX;
PENGANGKATAN DAN P;EMBERHENTIAN
i

Pasal 13i

(1) Kepala Satpol PP diangkat dan diberhentikan oleh


Bupati setelah berkonsultasi kepada Gubernur dengan
pertimbangan Kepala Satpol PP Provinsi.
(2) Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, Kepala
Seksi dan Kepala Unit Pelaksana diangkat dan
diberhentikan oleh Kepala Daerah atas usul Sekretaris
Daerah sesua1 dengan peraturan perundang-
undangan.

BABX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14

Bagan susunan organisasi Satpol PP sebagaimana


tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 15

Hal-hal ,yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini,


sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Daerah.

Pasal 16

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka


Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor 9 Tahun
2002 tentang Susunan · Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja · Kabupaten Bangkalan
(Lembaran Daerah Kabupaten Bangkalan Tahun 2002
Nomor 2/D), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
,, 9
"

Pasal 17

Peraturan Daerah m1 mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Daerah 1n1 dengan
menempatkannya dalam Lembara.Jil Daerah Kabupaten
Bangkalan.

Ditetapka.J di Bangkalan
I

pada tanggal 31 Desember 2012

Diundangkan di Bangkalan
pada tanggal 14 Januari 2013

SEKRETARIS BANGKALAN

LE ----- KABUPATEN BANGKALANi TAHUN 2013


NOMOR 1/D
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN
NOMOR 8 TAHUN 2012
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLIS! PAMONG PRAJA

I. UMUM

Bahwa selama ini Satuan Polisi Pamong Praja di Kabupaten


Bangkalan diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor 9
Tahun 2002 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Bangkalan yang dibentuk berdasarkan pola
perangkat daerah lama sebagaimana. diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 84 Tahun 2000 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Demikian pula
pada saat diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007,
Satuan Polisi Pamong Praja masih belum diatur. secara spesifik.
Dalam perkembangannya, seiring dengan ditetapkannya Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja yang
ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun
2011 ten tang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong
Praja, maka untuk mengoptimalkan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja
dalam membantu Kepala Daerah dalam menegakkan Peraturan Daerah
termasuk menegakkan kebijakan pemerintah daerah lainnya berupa
Peraturan Kepala Daerah serta penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat, maka dipandang
perlu Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor 9 Tallun 2002 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Bangkalan dicabut dengan mengatur kembali organisasi dan tata
kerja Satuan Polisi Pamong Praja sesuai ketentuan yang baru dengan
Peraturan Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1
Pasal ini memuat pengef tian istilah yang dipergunakan dalam
P~raturan Daerah ini. Depgan a~anya pengertian is~lah tersebut
d1maksudkan untuk menccegah timbulnya salah · tafsir dan salah
pengertian dalam memah i dan melaksanakan Peraturan Daerah
ini.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup jelas.
11

Ayat(2) ,
Pertanggungjawaban Kepala Satpol PP kepada Kepala Daerah
melalui Sekretaris Daerah adalah i pertanggungjawaban
administratif. Pengertian "melalui" bukan berarti Kepala Satpol PP
merupakan bawahan langsung Sekretaris Daerah. Secara
struktural Kepala Satpol PP berada langsung dibawah Kepala
Daerah.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
, Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN


NOMOR 05.
.
'

.A
12

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN


BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
NOMOR : 8 TAHUN 2012
SATUAN POLIS! PAMONG PRAJA
TANGGAL 31 DESEMBER 2012
KABUPATEN BANGKALAN

KEPALA SATUAN

SEKRETARIAT
KELOMPOK JABFUNG

I I
SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
I PROGRAM I KEUANGAN I UMUM DAN KEPEGAW£ ~>•'

I I I
BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG
PENEGAKANPERUNDANG- KETERTIBAN UMUM DAN SUMBER DAYA APARATUR PERLINDUNGAN MASYARAKAT
UNDANGAN DAERAH KETENTRAMAN MASYARAKAT

I I - ~
,.
SEKSI

-
SEKSI SEKSI SEKSI
- PEMBINAAN,PENGAWASAN DAN
PENYULUHAN
- OPERAS! DAN PENGENDALIAN ·--- ··------· PELAT-lHANDASAR ·· ••··• ·
- SATUAN- LINMAS

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


- PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN
- KERJASAMA
- TEKNIS FUNGSIONAL - Bir.,,. POTENSI MASYARAKAT

~.,-. . ;;~
-

r{,~1PATl~-~~~~A~
~

t\
.
.
UNIT PELAKSANA

* i~
SATPOL PP :
KECAMATAN
\,~ * ~
I -~i ~fr1N
'"' ~'-,~.....___..,-
GK .. \.-/

Anda mungkin juga menyukai