Anda di halaman 1dari 28

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN

NOMOR 04 TAHUN 2013

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA


DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BURU SELATAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 120


ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Pasal 12 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Kabupaten Buru Selatan di Provinsi Maluku serta Pasal 2
ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka perlu
dilakukan Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Kabupaten Buru Selatan seuai urusan, kebutuhan,
serta kemampuan keuangan daerah;
b. bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan
daerah Kabupaten Buru Selatan, Kepala Daerah perlu
dibantu oleh perangkat daerah agar dapat
menyelenggarakan seluruh urusan pemerintahan yang
dilaksanakan oleh pemerintah daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalamhuruf a dan b, perlu menetapkan Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten
Buru Selatan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1958 Tentang


Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 22 Tahun 1957
Tentang Pembentukan Daerah Swantara Tingkat I Maluku
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor
79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1617) jo. Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999
Tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten
Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 174,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3895) jo. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2003 Tentang
Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten
Seram Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru di
Provinsi Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4350) jo. Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Kota Tual di
Provinsi Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4747) jo. Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten
Maluku Barat Daya di Provinsi Maluku (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4877) jo. Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2008 Tentang Pembentukan
Kabupaten Buru Selatan di Provinsi Maluku (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4878);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik
Indonesia TahuN 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3890);
3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 Tentang Susunan
Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4310);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Kabupaten Buru Selatan di Provinsi Maluku
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
105 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4878);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100
Tahun 2000 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2000 Tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan
Struktur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4194);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2005 Tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4593);
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun
2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun


2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4741);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN

dan

BUPATI BURU SELATAN

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN


TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA
KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN BURU
SELATAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah Kabupaten Buru
Selatan sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah Kabupaten Buru
Selatan;
2. Daerah adalah Daerah Kabupaten Buru Selatan;
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Buru Selatan;
4. Bupati adalah Bupati Buru Selatan;
5. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah Kabupaten Buru Selatan;
6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Buru Selatan;
7. Dinas adalah Dinas Daerah Kabupaten Buru Selatan;
8. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Daerah Kabupaten Buru Selatan;
9. Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah unsur pelaksana Teknis Operasional Dinas.

BAB II
PEMBENTUKAN

Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah
Kabupaten Buru Selatan, yang terdiri dari :
1. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga;
2. Dinas Kesehatan;
3. Dinas Pekerjaan Umum;
4. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
5. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;
6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
7. Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
8. Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Usaha Kecil;
9. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
10. Dinas Kelautan dan Perikanan;
11. Dinas Pertanian;
12. Dinas Kehutanan;
13. Dinas Pendapatan Daerah;
14. Dinas PertambanganEnergi dan Sumber Daya Mineral;

BAB III
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 3
Kedudukan
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah,
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 4
Tugas Pokok
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang
pendidikan, pemuda dan olah raga.

Pasal 5
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olah Raga menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program di bidang Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga sesuai
Strategis daerah/RPJMD;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan, pemuda dan olah raga;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pendidikan,
pemuda dan olah raga;
d. Pembinaan teknis di bidang pendidikan, pemuda dan olah raga;
e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
g. Pelaksanaan ketatausahaan;
h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 6
1. Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.
c. Bidang Pendidikan Dasar, membawahi :
1. Seksi Pengembangan dan Pendidikan;
2. Seksi Ketenagaan.
d. Bidang Pendidikan Menengah, membawahi :
1. Seksi Pengembangan Pendidikan Menengah;
2. Seksi Ketenagaan.
e. Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga membawahi :
1. Seksi Pendidikan Luar Sekolah;
2. Seksi Pemuda dan Olah Raga.
f. Unit Pelaksana Teknis Daerah;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga sebagaimana
tercantum pada lampiran I dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.

Pasal 7
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB IV
DINAS KESEHATAN
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 8
Kedudukan
Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 9
Tugas Pokok
Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kesehatan.

Pasal 10
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, Dinas Kesehatan
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program di bidang kesehatan sesuai Rencana Strategis
Daerah/RPJMD;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan;
d. Pembinaan teknis di bidang kesehatan;
e. Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas;
f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
g. Pelaksanaan ketatausahaan;
h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 11
1. Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.
c. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :
1. Seksi Pelayanan Rumah Sakit dan Puskesmas;
2. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi.
d. Bidang Pencegahan Penyakit, membawahi :
1. Seksi Pencegahan;
2. Seksi Pemberantasan.
e. Bidang Penyehatan Lingkungan, membawahi :
1. Seksi Epidemologi dan Kesehatan Lingkungan;
2. Seksi Makanan, Minuman dan Farmasi.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan sebagaimana tercantum pada lampiran


II dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 12
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB V
DINAS PEKERJAAN UMUM
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 13
Kedudukan
Dinas Pekerjaan Umum adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 14
Tugas Pokok
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Pekerjaan Umum.

Pasal 15
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 14, Dinas Pekerjan
Umum menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program di bidang Pekerjaan Umum sesuai Rencana Strategis
Daerah/RPJMD;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pekerjaan Umum;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pekerjaan


Umum;
d. Pembinaan teknis di bidang Pekerjaan Umum;
e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
g. Pelaksanaan ketatausahaan;
h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 16
1. Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
2. Sub Bagian Perencanaan;
3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Tata Kota, membawahi :
1. Seksi Tata Ruang;
2. Seksi Sarana dan Prasarana.
d. Bidang Cipta Karya, membawahi :
1. Seksi Bangunan dan Perumahan;
2. Seksi Penyehatan Lingkungan.
e. Bidang Bina Marga, membawahi :
1. Seksi Pembangunan Prasarana Jalan;
2. Seksi Pembangunan Prasarana Jembatan.
f. Bidang Pengairan, membawahi :
1. Seksi Pengembangan Sumber Daya Air;
2. Seksi Pemeliharaan.
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum sebagaimana tercantum pada
lampiran III dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 17
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) dan ayat
(2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VI
DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 18
Kedudukan
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika adalah unsur pelaksana Otonomi
Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 19
Tugas Pokok
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas melaksanakan
urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan
dibidang perhubungan, komunikasi dan informatika.

Pasal 20
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 19, Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika sesuai
Rencana Strategis Daerah/RPJMD;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang perhubungan,
komunikasi dan informatika;
d. Pembinaan teknis di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;
e. Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas;
f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
g. Pelaksanaan ketatausahaan;
h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 21
1. Susunan Organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.
c. Bidang Perhubungan, membawahi :
1. Seksi Perhubungan Darat dan Penyeberangan;
2. Seksi Perhubungan Laut dan Udara.
d. Bidang Manajemen Informasi dan Pembinaan Media, membawahi :
1. Seksi Manajemen Sistem Informasi dan Pembinaan Media;
2. Seksi Pembinaan Media Informasi.
e. Bidang Telematika Pos dan Telekomunikasi, membawahi :
1. Seksi Telematika;
2. Seksi Pos dan Telekomunikasi.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika


sebagaimana tercantum pada lampiran IV dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 22

Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) dan ayat
(2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VII
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 23
Kedudukan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin
oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 24
Tugas Pokok
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang
kebudayaan dan pariwisata.
Pasal 25
Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 24, Dinas


Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program di bidang kebudayaan dan pariwisata sesuai Rencana
Strategis Daerah/RPJMD;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kebudayaan
dan pariwisata;
d. Pembinaan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata;
e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
g. Pelaksanaan ketatausahaan;
h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 26

1. Susunan Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terdiri dari :


a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.
c. Bidang Kebudayaan, membawahi :
1. Seksi Budaya dan Seni;
2. Seksi Sejarah dan Purbakala.
d. Bidang Produk dan Usaha Pariwisata, membawahi :
1. Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata;
2. Seksi Usaha Sarana dan Jasa Wisata.
e. Bidang Pemasaran Pariwisata, membawahi :
1. Seksi Promosi;
2. Seksi Pengembangan Pasar Wisata.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagaimana
tercantum pada lampiran V dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Pasal 27

Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (1) dan ayat
(2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB VIII
DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 28
Kedudukan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah,
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 29
Tugas Pokok
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang
Kependudukan dan Catatan Sipil.
Pasal 30
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 29, Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program di bidang kependudukan dan Catatan sipil sesuai Rencana
Strategis Daerah/RPJMD;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan Catatan sipil;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
kependudukan dan Catatan sipil;
d. Pembinaan teknis di bidang kependudukan dan Catatan sipil;
e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
g. Pelaksanaan ketatausahaan;
h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 31
1. Susunan Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.
c. Bidang Kependudukan, membawahi :
1. Seksi Administrasi Kependudukan;
2. Seksi Pendapatan Kependudukan.
d. Bidang Catatan Sipil, membawahi :
1. Seksi Administrasi Catatan Sipil Menengah;
2. Seksi Pelayanan Catatan Sipil.
e. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebagaimana
tercantum pada lampiran VI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Pasal 32
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (1) dan ayat
(2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB IX
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 33
Kedudukan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah,
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 34
Tugas Pokok
Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang
perindustrian dan perdagangan.
Pasal 35
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 34, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program di bidang perindustrian dan perdagangan sesuai Rencana
Strategis Daerah/RPJMD;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang perindustrian dan perdagangan;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang perindustrian
dan perdagangan;
d. Pembinaan teknis di bidang perindustrian dan perdagangan;
e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
g. Pelaksanaan ketatausahaan;
h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 36
1. Susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.
c. Bidang Perindustrian, membawahi :
1. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Industri;
2. Seksi Sarana Industri dan Iklim Usaha.
d. Bidang Perdagangan, membawahi :
1. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Perdagangan;
2. Seksi Pendaftaran dan Informasi Perusahaan.
e. Bidang Pengelolaan Pasar, membawahi :
1. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Pasar;
2. Seksi Penertiban Retribusi Pasar.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagaimana


tercantum pada lampiran VII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Pasal 37
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat (1) dan ayat
(2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB X
DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO DAN USAHA KECIL
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 38
Kedudukan
Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Usaha Kecil adalah unsur pelaksana Otonomi
Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 39
Tugas Pokok
Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Usaha Kecil mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang
koperasi, usaha mikro dan usaha kecil.
Pasal 40
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 39, Dinas Koperasi,
Usaha Mikro dan Usaha Kecil menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program di bidang koperasi, usaha mikro dan usaha kecil sesuai
Rencana Strategis Daerah/RPJMD;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang koperasi, usaha mikro dan usaha kecil;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang koperasi,
usaha mikro dan usaha kecil;
d. Pembinaan teknis dibidang koperasi, usaha mikro dan usaha kecil;

e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;


f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
g. Pelaksanaan ketatausahaan;
h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 41
1. Susunan Organisasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Usaha Kecil terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.
c. Bidang Bina Koperasi, membawahi :
1. Seksi Bina Kelembagaan Koperasi;
2. Seksi Bina Usaha Koperasi.
d. Bidang Bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, membawahi :
1. Seksi Bina Usaha Mikro dan Kecil;
2. Seksi Bina Usaha Menengah.
e. Bidang Pembinaan Sumber Daya Koperasi, membawahi :
1. Seksi Tenaga dan Sarana;
2. Seksi Pembiayaan.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Usaha Kecil
sebagaimana tercantum pada lampiran VIII dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 42
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 ayat (1) dan ayat
(2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XI
DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 43
Kedudukan
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah,
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 44
Tugas Pokok
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang
sosial, tenaga kerja dan transmigrasi.
Pasal 45
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 44, Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi sesuai Rencana
Strategis Daerah/RPJMD;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang sosial, tenaga
kerja dan transmigrasi;
d. Pembinaan teknis di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;
e. Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas;
f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
g. Pelaksanaan ketatausahaan;
h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 46
1. Susunan Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.
c. Bidang Sosial, membawahi :
1. Seksi Pelayanan Panti Sosial Anak dan Lanjut Usia;
2. Seksi Rehabilitas dan Perlindungan Sosial.
d. Bidang Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kerja, membawahi :
1. Seksi Penempatan Tenaga Kerja;
2. Seksi Pelatihan Tenaga Kerja.
e. Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan, membawahi :
1. Seksi Hubungan Industrial;
2. Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan.
f. Bidang Transmigrasi, membawahi :
1. Seksi Penyiapan dan Penempatan Transmigrasi;
2. Seksi Pembinaan Transmigrasi.
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
sebagaimana tercantum pada lampiran IX dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 47
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) dan ayat
(2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB XII
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 48
Kedudukan
Dinas Kelautan dan Perikanan adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 49
Tugas Pokok
Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan
daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kelautan dan
perikanan.

Pasal 50
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 49, Dinas Kelautan
dan Perikanan menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program di bidang kelautan dan perikanan sesuai Rencana Strategis
Daerah/RPJMD;
b. Perumusan kebijakan teknis di kelautan dan perikanan;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kelautan dan
perikanan;
d. Pembinaan teknis di bidang kelautan dan perikanan;
e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
g. Pelaksanaan ketatausahaan;
h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 51
1. Susunan Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.
c. Bidang Penangkapan, Pengolahan dan Pemasaran, membawahi :
1. Seksi Penangkapan;
2. Seksi Pengolahan dan Pemasaran.
d. Bidang Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, membawahi :
1. Seksi Kelautan Pesisir;
2. Seksi Pulau-Pulau Kecil.
e. Bidang Pembudidayaan Ikan, membawahi :
1. Seksi Pembudidayaan;
2. Seksi Bina Usaha.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan sebagaimana tercantum
pada lampiran X dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.

Pasal 52
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 51 ayat (1) dan ayat
(2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XIII
DINAS PERTANIAN
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 53
Kedudukan
Dinas Pertanian adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 54
Tugas Pokok
Dinas Pertanian mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang pertanian.

Pasal 55
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 54, Dinas Pertanian
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program di bidang pertanian sesuai Rencana Strategis Daerah/RPJMD;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pertanian;
d. Pembinaan teknis di bidang pertanian;
e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
g. Pelaksanaan ketatausahaan;
h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 56
1. Susunan Organisasi Dinas Pertanian terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.

c. Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, membawahi :


1. Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura;
2. Seksi Pemasaran dan Pengelolaan Tanaman Pangan dan Holtikultura;
3. Seksi Pengembangan Sarana Irigasi dan Lahan.
d. Bidang Perkebunan, membawahi :
1. Seksi Rehabilitas Lahan dan Usaha Perkebunan;
2. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil.
e. Bidang Peternakan, membawahi :
1. Seksi Pengolahan Produksi dan Pemasaran Hasil Usaha Peternakan;
2. Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pertanian sebagaimana tercantum pada lampiran


XI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PeraturanDaerah ini.

Pasal 57
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 56 ayat (1) dan ayat
(2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XIV
DINAS KEHUTANAN
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 58
Kedudukan
Dinas Kehutanan adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 59
Tugas Pokok
Dinas Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kehutanan.

Pasal 60
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 59, Dinas Kehutanan
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program di bidang kehutanan sesuai Rencana Strategis
Daerah/RPJMD;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang kehutanan;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kehutanan;
d. Pembinaan teknis di bidang kehutanan;
e. Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas;
f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
g. Pelaksanaan ketatausahaan;
h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 61
1. Susunan Organisasi Dinas Kehutanan terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.
c. Bidang Pengolahan dan Produksi Hasil Hutan, membawahi :
1. Seksi Pengolahan dan Peredaran Hasil Hutan;
2. Seksi Produksi dan Pemasaran Hasil Hutan.
d. Bidang Pembinaan dan Perlindungan Hutan, membawahi :
1. Seksi Rehabilitas Pengamanan Hutan;
2. Seksi Pengembangan Hutan Kemasyarakatan Adat.
e. Bidang Pengembangan Lahan Pembenihan, membawahi :
1. Seksi Pengendalian dan Perlindungan Tanaman;
2. Seksi Pembenihan.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kehutanan sebagaimana tercantum pada lampiran
XII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 62
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 61 ayat (1) dan ayat
(2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XV
DINAS PENDAPATAN DAERAH
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 63
Kedudukan
Dinas Pendapatan Daerah merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin
oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 64
Tugas Pokok
Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan
urusan Otonomi Daerah di bidang pungutan pendapatan daerah dan pajak daerah.

Pasal 65
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada Pasal 4, Dinas
Pendapatan Daerah menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program di bidang pendapatan daerah sesuai Rencana Strategis
Daerah/RPJMD;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan daerah;

c. Pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah di bidang pendapatan daerah;


d. Pembinaan teknis di bidang pendapatan daerah;
e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis;
f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
g. Pelaksanaan ketatausahaan;
h. Pelaksanaan kebijakan Bupati yang diberikan sesuai fungsi dinas;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 66
(1) Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat yang terdiri dari :
1) Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
2) Sub Bagian Perencanaan
3) Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Pajak Daerah yang terdiri dari :
1) Seksi Pengendalian Operasional
2) Seksi Penetapan dan Penagihan
d. Bidang Retribusi yang terdiri dari :
1) Seksi Penatausahaan Penerimaan Retribusi
2) Seksi Penerimaan Retribusi
e. Bidang Pendapatan Lain-Lain yang terdiri dari :
1) Seksi Penerimaan BUMD
2) Seksi Pendapatan Lain-Lain.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah sebagaimana tertera pada
lampiran Peraturan Daerah ini.
Pasal 67
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 ayat (1) dan ayat
(2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB XVI
DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 68
Kedudukan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah,
dipimpin oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 69
Tugas Pokok
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas membantu Bupati dalam
melaksanakan urusan Otonomi Daerah di bidang energi dan sumber daya mineral.

Pasal 70
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada Pasal 4, Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan program di bidang energi dan sumber daya mineral sesuai Rencana
Strategis Daerah/RPJMD;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang energi dan sumber daya mineral;
c. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang Energi dan
Sumber Daya Mineral berdasarkan Peraturan Perundang-undangan;
d. Pembinaan teknis di bidang energi dan sumber daya mineral;
e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
g. Pelaksanaan ketatausahaan;
h. Pelaksanaan kebijakan Bupati yang diberikan sesuai fungsi dinas;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 71
Susunan Organisasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat terdiri dari :
1) Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
2) Sub Bagian Perencanaan
3) Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Energi terdiri dari:
1) Seksi Energi Surya, Angin dan Air
2) Seksi Bio Energi dan Panas Bumi
3) Seksi Energi Listrik Diesel.
d. Bidang Sumber Daya Mineral terdiri dari :
1) Seksi Sumber Daya Mineral
2) Seksi Pertambangan Umum.
e. Bidang Geologi terdiri dari :
1) Seksi Minyak dan Gas
2) Seksi Lingkungan.
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Susunan Organisasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral sebagaimana
tertera pada lampiran Peraturan Daerah ini.

Pasal 72

Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 71 ayat (1) dan ayat
(2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XVII
KEPANGKATAN, PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN
DAN ESELON PERANGKAT DAERAH
Bagian Pertama
Kepangkatan, Pengangkatan dan Pemberhentian

Pasal 73
Jenjang jabatan dan kepangkatan serta susunan kepegawaian diatur berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 74
1. Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Negeri Sipil yang
memenuhi syarat atas usulan Sekretaris Daerah berdasarkan ketentuan yang
berlaku setelah berkonsultasi dengan Gubernur;
2. Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi dan Kelompok
Jabatan Fungsional dapat diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai
Negeri Sipil atas usul Sekretaris Daerah.
Bagian Kedua
Eselonisasi
Pasal 75
1. Kepala Dinas merupakan Jabatan Struktural Eselon IIb;
2. Sekretaris pada Dinas merupakan Jabatan Struktural Eselon IIIa;
3. Kepala Bidang merupakan Jabatan Struktural Eselon IIIb;
4. Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi merupakan Jabatan Struktural Eselon IVa.

BAB XVIII
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 76
1. Pada Dinas Daerah dapat ditempatkan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan
fungsional berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan sesuai kebutuhan, beban
kerja dan kemampuan keuangan daerah;
2. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan keterampilan berdasarkan
Peraturan Perundang-undangan;
3. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang Jabatan
Fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahlian dan
keterampilannya;
4. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior
yang ditunjuk berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.

BAB XIX
TATA KERJA
Pasal 77
1. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi serta kelompok jabatan fungsional wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi secara vertikal dan
horizontal;
2. Setiap Kepala Satuan Kerja di lingkungan Dinas-Dinas Daerah dalam memimpin
dan mengkoordinasikan bawahannya wajib memberikan bimbingan/petunjuk, dan
mengendalikan serta mengawasi pelaksanaan tugas bawahan.

Pasal 78
1. Setiap bawahan di lingkungan Dinas-Dinas Daerah wajib bertanggung jawab
kepada atasan yang berwewenang dan melaksanakan tugas yang diemban dengan
penuh rasa tanggung jawab;
2. Setiap bawahan wajib mematuhi bimbingan/petunjuk dan arahan atasan yang
berwenang;
3. Dalam rangka pelaksanaan tugas, bawahan dapat memberikan saran-saran
pertimbangan kepada atasan sesuai ketentuan yang berlaku.

BAB XX
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 79
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur dengan Keputusan Bupati.

BAB XXI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 80
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Kecamatan yang ada dalam wilayah
Kabupaten Buru Selatan tetap melaksanakan tugas dan fungsi sesuai Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku sampai dengan ditetapkannya Peraturan yang baru
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Buru Selatan.

BAB XXI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 81
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala Peraturan tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Buru Selatan
dicabut, dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 82
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Buru Selatan.

Disahkan di Namrole
Pada tanggal 30 Juli 2013

BUPATI BURU SELATAN,

TAGOP SUDARSONO SOULISA


Diundangkan di Namrole
Pada tanggal 30 Juli 2013

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BURU SELATAN,

MACHMUD SOUWAKIL, SH. MM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN TAHUN 2013 NOMOR 50


PENJELASAN
ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN


NOMOR 04 TAHUN 2013

TENTANG
PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH
KABUPATEN BURU SELATAN

I. UMUM

Penyelenggaraan pemerintahan daerah kepala daerah dibantu oleh perangkat


daerah yang terdiri dari unsure staf yang membantu penyusunan kebijakan dan
koordinasi yang diwadahi dalam bentuk perangkat dan kelembagaan daerah.Hal ini
dapat dilakukan jika berbagai urusan kewenangan, baik kewenangan wajib maupun
kewenangan pilihan penyelenggaraan pemerintahan tersebut dapat diwadahi dalam
bentuk suatu organisasi.
Secara terminology pembagian urusan pemerintahan yang bersifat konkuren
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.Untuk itulah, besaran organisasi perangkat daerah
sekurang-kurangnya dapat mempertimbangkan factor-faktor keuangan, kebutuhan
daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tuga yang harus diwujudkan, jenis dan
banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan
penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani,
sarana dan prasarana penujang tugas.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan asas umum penyelenggaraan negara adalah :
1. asas kepastian hukum yaitu asas yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan setiap kebijakan
penyelenggara negara;
2. asas tertib penyelenggaraan yaitu asas yang menjadi landasan
keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian
penyelenggaraan negara;
3. asas kepentingan umum yaitu asas yang mendahulukan kesejahteraan
umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan selektif;
4. asas keterbukaan yaitu asas yang membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak
deskriminatif tentang penyelenggara negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan
rahasia negara;
5. asas proporsionalitas yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan
antara hak dan kewajiban penyelenggara negara;
6. asas profesionalitas yaitu asas yang mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. asas akuntabilitas yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan
dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan pelaku pembangunan adalah semua pihak yang
terkait dan berkepentingan dengan kemajuan desa dan pelaksanaan
pembangunan desa.
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
RPJM-Desa mengacu pada perencanaan strategis Kabupaten Buru Selatan
Tahun 2012-..
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Pemanfaatan data dan informasi yang akurat dan dan dapat
dipertanggungjawabkan dimaksudkan untuk melakukan analisis terhadap
kondisi lingkungan internal desa (faktor kekuatan dan kelemahannya) dan
kondisi lingkungan eksternal desa (faktor peluang dan hambatan).
Dengan demikian pelaksanaan perencanaan pembangunan desa diawali
dengan analisis secara tepat terhadap lingkungannya.
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Pada tahun pertama kepala desa menjabat dimanfaatkan untuk melihat potensi
dan permasalahan desa secara cermat dan merumuskannya dalam rencana
pembangunan desa untuk waktu 5 tahun kedepan sampai berakhirnya masa
jabatan.Hal ini berarti bahwa pada tahun pertama tersebut kepala desa tidak
menyelenggarakan urusan pembangunan desanya tetapi dalam pelaksanaan
pembangunan tersebut hanya melanjutkan kebijakan pembangunan sebelumnya.
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Ayat (1)
Lembaga kemasyarakatan yang dilibatkan dalam penyiapan dan penusunan
RKP-Desa ditentukan oleh kepala desa.
Ayat (2)
Yang dimaksudkan dengan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
pemerintah desa sendiri adalah kegiatan yang mampu dilaksanakan dan
diselesaikan oleh pemerintah desa baik dari aspek teknis maupun biaya
sebagaimana tercermin dalam APBDesa.
Sedangkan rencana yang diusulkan ke pemerintah diatasnya adalah
kegiatan yang tidak mampu dilaksanakan oleh pemerintah desa karena
keterbatasan kemampuan teknis maupun pembiayaannya atau fasilitas-
fasilitas bukan milik desa tetapi berada di wilayah desa tersebut.Usulan
dimaksud dilaksanakan melalui mekanisme Musrenbang kecamatan.
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksudkan dengan evaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan
desa adalah kegiatan penilaian kinerja yang diukur dengan tingkat efisiensi,
efektifitas dan kemanfaatan program serta keberlanjutan pembangunan.
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Penggunaan sumber daya alam setempat dimaksudkan agar pelaksanaan
pembangunan kawasan tersebut mengutamakan sumber daya alam yang ada di
desa tersebut seperti bahan-bahan bangunan.Demikian juga tenaga kerja yang
ada di desa tersebut sepanjang memenuhi kualifikasi yang diperlukan untuk suatu
pekerjaan tertentu.
Pasal 21
Fungsi Camat dan instansi terkait selain melakukan pengendalian dan
pemantauan adalah memfasilitasi apabila terjadi ketidakharmonisan hubungan
kerja antara palaku pembangunan kawasan dengan masyarakat desa.
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN TAHUN 2013


NOMOR

Anda mungkin juga menyukai