Anda di halaman 1dari 11

SALINAN

BUPATI BENGKULU UTARA


PROVINSI BENGKULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA


NOMOR 8 TAHUN 2015

TENTANG

PEMBENTUKAN KECAMATAN MARGA SAKTI SEBELAT


KABUPATEN BENGKULU UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI BENGKULU UTARA,
Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan jumlah penduduk dan
volume kegiatan di bidang pemerintahan, pembangunan
dan pelayanan kepada masyarakat di wilayah
Kecamatan Putri Hijau semakin meningkat, sehingga
untuk memperlancar dan meningkatkan pelaksanaan
tugas-tugas tersebut, perlu melakukan pembentukan
kecamatan Marga Sakti Sebelat melalui pemekaran
Kecamatan Putri Hijau;
b. bahwa pembentukan Kecamatan Marga Sakti Sebelat
telah memenuhi persyaratan administratif, teknis dan
fisik kewilayahan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu dibentuk
Peraturan Daerah tentang Pembentukan Kecamatan
Marga Sakti Sebelat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 tentang


Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten
dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Selatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956
Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1091);
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua
Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Repubik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang
Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4826);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkulu Utara Nomor 21
Tahun 2000 tentang Pembentukan Kecamatan dalam
Kabupaten Bengkulu Utara (Lembaran Daerah
Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2000 Nomor 21);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH


KABUPATEN BENGKULU UTARA
Dan
BUPATI BENGKULU UTARA
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA
TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN MARGA SAKTI
SEBELAT KABUPATEN BENGKULU UTARA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Bengkulu Utara.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Bengkulu Utara.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggaraan Daerah
Kabupaten Bengkulu Utara.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkulu Utara.
6. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah
Kabupaten Bangkulu Utara.
7. Camat atau sebutan lain adalah pemimpin dan koordinator
penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam
pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan
dari Bupati Bengkulu Utara untuk menangani sebagian urusan otonomi
daerah, dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.
8. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
9. Pembentukan kecamatan adalah pemberian status wilayah tertentu
sebagai kecamatan di Kabupaten Bengkulu Utara.
10. Kecamatan induk adalah kecamatan yang merupakan asal dari Kecamatan
Marga Sakti Sebelat.
11. Prinsip geodesi adalah hal-hal yang meliputi pengukuran (pengambilan
data), penghitungan (proses dari pengukuran) dan penggambaran
(penyajian data).

BAB II
PEMBENTUKAN, CAKUPAN WILAYAH, BATAS WILAYAH, DAN IBUKOTA
Bagian Kesatu
Pembentukan

Pasal 2

Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Kecamatan Marga Sakti Sebelat di


wilayah Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu.

Bagian Kedua
Cakupan Wilayah

Pasal 3

(1) Kecamatan Marga Sakti Sebelat berasal dari sebagian wilayah Kecamatan
Putri Hijau yang terdiri atas cakupan wilayah :
a. desa Air Putih;
b. desa Suka Makmur;
c. desa Karya Pelita;
d. desa Suka Maju;
e. desa Suka Baru;
f. desa Suka Merindu;
g. desa Suka Medan;
h. desa Karya Bakti;
i. desa Karya Jaya; dan
j. desa Suka Negara;
(2) Cakupan wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan
dalam peta wilayah yang tercantum dalam lampiran dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(3) Cakupan Wilayah Kecamatan Putri Hijau setelah dibentuknya Kecamatan
Marga Sakti Sebelat terdiri atas :
a. desa Karang Tengah;
b. desa Talang Arah;
c. desa Pasar Sebelat;
d. desa Kota Bani;
e. desa Air Muring;
f. desa Karang Pulau;
g. desa Air Petai;
h. desa Cipta Mulya; dan
i. desa Air Pandan.

Bagian Ketiga
Batas Wilayah

Pasal 4

(1) Kecamatan Marga Sakti Sebelat mempunyai batas-batas wilayah :


a. sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Muko-Muko, Provinsi
Jambi dan Kabupaten lebong;
b. sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Putri Hijau;
c. sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Putri Hijau dan Kabupaten
Muko-Muko; dan
d. sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ulok Kupai dan
Kecamatan Ketahun.
(2) Batas wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam
peta wilayah yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
(3) Penegasan batas wilayah Kecamatan Marga Sakti Sebelat secara pasti
dilapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), dilaksanakan
dengan prinsip geodesi sesuai ketentuan yang berlaku dan berpedoman
pada peta wilayah sebagaimana dalam lampiran Peraturan Daerah ini.
(4) Penegasan dan penetapan batas wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), dilaksanakan melalui Tim Penegasan dan Penetapan Batas Wilayah
Kecamatan yang ditetapkan oleh Bupati.

Bagian Keempat
Ibukota

Pasal 5

Ibukota Kecamatan Marga Sakti Sebelat berkedudukan di Suka Baru.

BAB III
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 6

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, Pemerintah Daerah


melaksanakan peralihan aparatur, sarana dan prasarana, pembiayaan dan
dokumen sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal dengan berlakunya Peraturan Daerah ini Kecamatan Marga Sakti
Sebelat belum dapat menyelenggarakan urusan Pemerintahan, penyelenggaraan
urusan pemerintahan dimaksud masih dilaksanakan oleh Kecamatan Putri Hijau.
(3) Segala sesuatu yang telah ada dan/atau telah diterbitkan dan/atau telah
ditetapkan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dinyatakan masih tetap
berlaku.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 7

(1) Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini, segala ketentuan sepanjang


mengatur hal yang sama yang berkaitan dengan Kecamatan Marga Sakti Sebelat
harus disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya, akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Bengkulu
Utara.

Pasal 8

Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan
daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bengkulu
Utara.

Ditetapkan di Arga Makmur


Pada tanggal 16 Juni 2015

BUPATI BENGKULU UTARA

ttd

H.M. IMRON ROSYADI


Diundangkan di Arga Makmur
Pada Tanggal 29 Juni 2015
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA

ttd

SAID IDRUS ALBAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TAHUN 2015 NOMOR 8

Salinan Sesuai Dengan Aslinya

KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI HUKUM


Setdakab.Bengkulu Utara

ZULKARNAIN
Pembina Tingkat I (IV/b)
Nip.196407051988031010

NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA,


PROVINSI BENGKULU : (8/2015)
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA
NOMOR 8 TAHUN 2015

TENTANG
PEMBENTUKAN KECAMATAN MARGA SAKTI SEBELAT
KABUPATEN BENGKULU UTARA

I. UMUM
Sebagai perangkat daerah, Camat mendapatkan pelimpahan
kewenangan yang bermakna urusan pelayanan masyarakat. Selain itu
kecamatan juga akan mengemban penyelenggaraan tugas-tugas umum
pemerintah. Camat dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh perangkat
kacamatan dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah
Kabupaten Bengkulu Utara.
Pertanggungjawaban Camat kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah
adalah pertanggungjawaban administratif. Pengertian melalui bukan berarti
Camat bawahan langsung Sekretaris Daerah, karena secara Struktual Camat
berada langsung dibawah Bupati.
Camat juga berperan sebagai kepala wilayah (wilayah kerja, namun
tidak memiliki daerah dalam arti daerah kewenangan), karena melaksanakan
tugas umum pemerintahan di wilayah kecamatan, khususnya tugas-tugas
atribut dalam bidang koordinasi pemerintahan terhadap seluruh instansi
pemerintah di wilayah kecamatan, penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban, penegakan aturan perundang-undangan, pembinaan
penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan, serta pelaksanaan
tugas pemerintahan lainnya yang belum dilaksanakan pemerintahan desa
atau kelurahan dan atau instansi pemerintah lainnya di wilayah kecamatan.
Oleh karena itu kedudukan camat berbeda dengan kepala instansi
pemerintahan lainnya di kecamatan harus berada dalam koordinasi Camat.
Camat sebagai perangkat daerah juga mempunyai kekhususan
dibandingkan dengan perangkat daerah lainnya dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya untuk mendukung pelaksanaan azaz desentralisasi.
Kekhususan tersebut yaitu adanya suatu kewajiban mengintegrasikan nilai-
nilai sosio kultural, menciptakan stabilitas dalam dinamika politik, ekonomi
dan budaya, mengupayakan terwujudnya ketenteraman dan ketertiban
wilayah sebagai perwujudan kesejahteraan rakyat serta masyarakat dalam
kerangka membangun integritas kesatuan wilayah. Dalam hal ini, fungsi
utama Camat selain memberikan pelayanan kepada masyarakat, juga
melakukan tugas-tugas pembinaan kewilayahan.
Secara filosofis, kecamatan yang dipimpin oleh Camat perlu diperkuat
dari aspek sarana prasarana, sistem administrasi, keuangan dan kewenangan
bidang pemerintahan dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan di
kecamatan sebagai ciri pemerintahan kewilayahan yang memegang posisi
strategis dalam hubungan dengan pelaksanaan kegiatan pemerintahan
Kabupaten yang dipimpin oleh Bupati. Sehubungan dengan itu, Camat
melaksanakan kewenangan pemerintahan dari 2 (dua) sumber yakni :
pertama, bidang kewenangan dalam lingkup tugas umum pemerintahan; dan
kedua, kewenangan bidang pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
Dengan demikian, peran Camat dalam penyelenggaraan pemerintahan
lebih sebagai pemberi makna pemerintahan di wilayah kecamatan, atas dasar
pertimbangan demikian, maka Camat secara filosofis pemerintahan dipandang
masih relevan untuk menggunakan tanda jabatan khusus sebagai
perpanjangan tangan dari Bupati di wilayah kerjanya.

II. PENJELASAN UMUM


Ditinjau dari sejarahnya eksistensi Kecamatan telah lama ada sejak
zaman pemerintahan Kolonial Belanda dengan terbentuknya organisasi
pemerintah setingkat Kecamatan disebut “Onder District”, yang merupakan
bagian dari suatu District atau Kewedanan, sehingga kepala Onder District atau
juga disebut Asisten Wedana mempunyai tugas dan fungsi membantu kepala
District atau Wedana. Keberadaan ini berjalan terus sampai saat sesudah
kemerdekaan dimana menurut hukum positif, Kecamatan pengganti nama
dari Onder District, ditetapkan sebagai wilayah administratif yang menjalankan
asas dekonsentrasi.
Seiring dengan perubahan kebijakan penyelenggaraan dan sistem
pemerintahan daerah di Indonesia, perkembangan lembaga Kecamatan telah
mengalami beberapa perubahan, terutama dalam 3 (tiga) dasawarsa terakhir
yaitu :
1. Kecamatan pada masa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974.
Pada masa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, wilayah Republik
Indonesia dibagi dalam tiga tingkatan wilayah administratif yaitu Provinsi,
Kabupaten atau Kotamadya, serta pada tingkatan paling bawah yaitu
Kecamatan. Jadi Kecamatan merupakan ujung tombak dari Pemerintahan
Pusat yang langsung berhadapan dengan masyarakat luas. Kedudukan
organisasi Kecamatan adalah sebagai perangkat pusat di daerah dalam
rangka menjalankan asas dekonsentrasi.
2. Kecamatan pada masa Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999.
Undang-Undang ini pada prinsipnya mengatur penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang lebih mengutamakan palaksanaan asas
desentralisasi. Berbeda dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974,
kedudukan Kecamatan menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
merupakan perangkat daerah, dan Kecamatan adalah wilayah kerja Camat
sebagai perangkat daerah.
3. Kecamatan pada masa Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008.
Perubahan mendasar dalam penyelenggaraan pemerintah Kecamatan pada
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, yaitu mencakup kedudukan
Kecamatan menjadi perangkat daerah, yang memiiki 9 (sembilan)
kewenangan atributif dan kewenangan delegatif yang dilimpahkan oleh
Bupati.
9 (sembilan) kewenangan atributif yang melekat pada jabatan Camat,
meliputi :
a. Menyelenggarakan urusan Pemerintahan umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (6);
b. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
c. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban umum;
d. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan Perda dan Perkada;
e. Mengoordinasikan pemeliharanan prasarana dan sarana pelayanan
umum;
f. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintah yang
dilakukan oleh Perangkat Daerah di Kecamatan;
g. Membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan Desa dan/atau
Kelurahan;
h. Melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah kabupaten/kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja
Perangkat Daerah kabupaten/kota yang ada di Kecamatan; dan
i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Bahwa Karakteristik wilayah Kecamatan Putri Hijau, merupakan kawasan
perkotaan yang berpenduduk padat dengan aktifitas sosial ekonomi
masyarakatnya yang sangat dinamis. Jumlah penduduk Kecamatan Putri
Hijau adalah berjumlah 39.829 jiwa dan jumlah penduduk Calon
Kecamatan Pemekaran berjumlah 15.406 jiwa. Hal ini mengakibatkan
tidak maksimalnya pembangunan maupun pelayanan terhadap
masyarakat.
Oleh karna itu, Kecamatan Putri Hijau dilihat dari karakteristik
kewilayahan, volume pelayanan dan rentang kendali penyelenggaraan
pemerintahan sudah semestinya perlu dilakukan pemekaran menjadi 2
(dua) Kecamatan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang selanjutnya
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang
Kecamatan, bahwa Kecamatan dibentuk dengan Peraturan Daerah yang
harus memenuhi syarat administratif, fisik dan kewilayahan.
Secara administratif pembentukan Kecamatan Marga Sakti Sebelat yang
merupakan pemekaran Kecamatan Putri Hijau telah memenuhi syarat
yang ditentukan yaitu :
1. Usia penyelenggaraan pemerintah Kecamatan Putri Hijau yang dimekarkan
dan Desa yang menjadi cakupan wilayahnya meliputi Desa Air Putih, Desa
Suka Makmur, Desa Karya Pelita, Desa Suka Maju, Desa Suka Baru, Desa
Suka Merindu, Desa Suka Medan, Desa Karya Bakti, Desa Karya Jaya dan
Desa Suka Negara telah melampaui batas minimal 5 tahun;
2. Telah mendapat persetujuan tertulis dari BPD masing-masing desa yang
menjadi calon cakupan wilayah Kecamatan baru maupun Kecamatan
induk;
3. Telah mendapatkan Keputusan Desa tentang persetujuan pemekaran
Kecamatan dari masing-masing Desa yang menjadi calon cakupan wilayah
Kecamatan baru maupun Kecamatan Induk;
Secara fisik kewilayahan juga memenuhi persyaratan, yaitu meliputi 10
(sepuluh) Desa terdiri dari Desa Air Putih, Desa Suka Makmur, Desa Karya
Pelita, Desa Suka Maju, Desa Suka Baru, Desa Suka Merindu, Desa Suka
Medan, Desa Karya Bakti, Desa Karya Jaya dan Desa Suka Negara
Penetapan calon lokasi ibukota Kecamatan di Desa Suka Baru telah
memperhatikan memenuhi aspek tata ruang, ketersediaan fasilitas,
aksesibilitas, kondisi dan letak geografis, kependudukan, sosial ekonomi,
sosial politik dan sosial budaya serta telah dipersiapkan sarana dan
prasarana kantor Camat yang dapat digunakan untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
III. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas

Pasal 2
Cukup jelas

Pasal 3
Ayat (1)
Wilayah Kecamatan Marga Sakti Sebelat adalah meliputi 10 desa, yang luas
wilayahnya setelah pengurangan dari wilayah Kecamatan Putri Hijau.
Ayat (2)
Peta wilayah administrasi kecamatan memuat batas wilayah dan titik
koordinat batas wilayah kecamatan.
Ayat (3)
Wilayah Kecamatan Putri Hijau sebelum pemekaran adalah terdiri dari 20
desa, sedangkan wilayah Kecamatan Putri Hijau setelah dimekarkan adalah
meliputi 10 desa yang luas wilayahnya setelah dikurangi wilayah Kecamatan
Marga Sakti Sebelat.

Pasal 4
Ayat (1)
Untuk kepastian wilayah administrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan kecamatan, maka batas wilayah administrasi pemerintahan
kecamatan Marga Sakti Sebelat dengan kecamatan induk dan kecamatan
sekitarnya dilengkapi dengan berita acara kesepakatan batas wilayah dan
akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Bupati tentang batas wilayah
kecamatan.
Untuk batas wilayah dengan Kabupaten lain dan suatu kawasan
tertentu berpedoman dengan peraturan perundang-undangan dan peta
wilayah administrasi yang dibuat oleh instansi berwenang.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Untuk penetapan batas wilayah Kecamatan Marga Sakti Sebelat dengan
kecamatan induk dan kecamatan tetangga secara pasti di lapangan oleh
Bupati, didasarkan atas peta wilayah administrasi desa yang ada selama ini,
kesepakatan batas secara tertulis dan dokumen penyelenggaraan
pemerintahan yang ada, serta penegasan batas wilayah kecamatan
berpedoman dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 5
Cukup Jelas

Pasal 6
Cukup jelas

Pasal 7
Cukup jelas

Pasal 8
Cukup jelas

Ditetapkan di Arga Makmur


Pada tanggal 16 Juni 2015
BUPATI BENGKULU UTARA

ttd

H.M. IMRON ROSYADI

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TAHUN


2015 NOMOR 5

Anda mungkin juga menyukai