Anda di halaman 1dari 41

KABUPATEN KONAWE UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE


UTARA
NOMOR : 03 TAHUN 2010

TENTANG

PEMBENTUKAN DESA DALAM WILAYAH


KABUPATEN KONAWE UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KONAWE UTARA,

Menimbang : a. bahwa untuk memperlancar


penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, percepatan pembangunan
desa dan peningkatan pelayanan
kepada masyarakat serta adanya
aspirasi yang berkembang dalam
masyarakat, maka dipandang perlu
untuk membentuk beberapa desa
dalam wilayah Kabupaten Konawe
Utara;

PEMBENTUKAN DESA 1
b. bahwa desa-desa yang dibentuk
dan dimekarkan tersebut cukup
memenuhi syarat untuk dibentuk
dan dimekarkan baik ditinjau dari
aspek jumlah penduduk, luas
wilayah, maupun sarana dan
prasarana pemerintahan;
c. bahwa sehubungan dengan maksud
huruf a dan b diatas, maka perlu
ditetapkan dengan Peraturan
Daerah tentang pembentukan desa
dalam wilayah Kabupaten Konawe
Utara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Repubik
Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dua kali,
terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah
dengan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 32
PEMBENTUKAN DESA 2
Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 38,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4493);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perudang-Undangan
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Daerah (Lemabaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2007 tentang Pembentukan
Kabupaten Konawe Utara di Provinsi
Sulawesi Tenggara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 15. Tambahan
Lembaran Republik Indonesia
Nomor 4689);
PEMBENTUKAN DESA 3
5. Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 1988 tentang Koordinasi
Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1988 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3439);
6. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 72 Tahun 2005
tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 158, Tambahan Lembaran
Republik Indonesia Nomor 4587);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI
Nomor 10 Tahun 1984 tentang
Penetapan Batas Wilayah
Desa/Kelurahan;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI
Nomor 35 Tahun 2007 tentang
Pedoman Umum Tata Cara
Pelaporan Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI
Nomor 37 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan
Desa;

PEMBENTUKAN DESA 4
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI
Nomor 38 Tahun 2008 tentang
Kerjasama Desa;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI
Nomor 66 Tahun 2007 tentang
Perencanaan Pembangunan Desa;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI
Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Pedoman Tata Cara Pengawasan
Atas Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN


KONAWE UTARA

Dan

BUPATI KONAWE UTARA

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN


KONAWE UTARA TENTANG
PEMBENTUKAN DESA DALAM

PEMBENTUKAN DESA 5
WILAYAH KABUPATEN KONAWE
UTARA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Konawe Utara;
2. Kepala Daerah adalah Bupati Konawe Utara;
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai
Unsur Pelaksana Penyelenggara Pemerintahan Daerah;
4. Pemerintahan Daerah adalah urusan pemerintahan oleh
Pemerintahan Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD
adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah;
6. Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut Perda adalah
Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Utara;
7. Desa atau yang disebut nama lain, selanjutnya disebut Desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul dan adapt istiadat setempat yang diakui

PEMBENTUKAN DESA 6
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Republik
Indonesia;
8. Pemerintah Desa atau yang disebut nama lain, adalah Kepala
Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur Penyelenggara
Pemerintahan Desa;
9. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
10. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut nama lain,
selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan
peruwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Desa sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintahan Desa;
11. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-Undangan yang
dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa;
12. Pembentukan Desa adalah tindakan mengadakan desa baru dapat
berupa penggabungan beberapa desa, atau bagian desa yang
bersandingkan, atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa
atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa yang telah ada;
13. Penataan Desa adalah tindakan menata satu wilayah desa
sehingga mengakibatkan terbaginya beberapa desa dalam
beberapa dusun;
14. Batas Alam adalah penggunaan unsur alam seperti gunug,
sungai, pantai, danau dan lain sebagainya yang dinyatakan atau
ditetapkan sebagai batas wilayah desa;
15. Batas Buatan adalah penggunaan unsur buatan manusia seperti
pilar batas, jalan, rel kereta api, saluran irigasi dan lain

PEMBENTUKAN DESA 7
sebagainya yang dinyatakan atau ditetapkan sebagai batas
wilayah desa;
16. Pejabat Kepala Desa adalah seseorang yang memangku jabatan
berdasarkan pemilihan sampai berakhir masa jabatannya sesuai
waktu yang telah ditentukan;
17. Pejabat Kepala Desa adalah seseorang yang memangku jabatan
Kepala Desa hanya bersifat sementara;
18. Pejabat Yang Berwenang adalah pejabat yang berhak untuk
mengangkat dan memberhentikan Kepala Desa;
19. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut nama lain, adalah
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan merupakan mitra Pemrintahan Desa dalam
memberdayakan masyarakat;

BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk :
1. Desa Poni-Poniki Kecamatan Sawa
2. Desa Puuwonggia Kecamatan Sawa
3. Desa Lambuluo Kecamatan Sawa
4. Desa Pudonggala Utama Kecamatan Sawa
5. Desa Ulu Sawa Kecamatan Sawa
6. Desa Punggulahi Kecamatan Sawa
7. Desa Tobi Meita Kecamatan Sawa
8. Desa Kapolano Kecamatan Sawa
9. Desa Tanjung Bunga Kecamatan Lasolo

PEMBENTUKAN DESA 8
10. Desa Barasanga Kecamatan Lasolo
11. Desa Otipulu Kecamatan Lasolo
12. Desa Tetelupai Kecamatan Lasolo
13. Desa Lalowaru Kecamatan Lasolo
14. Desa Muara Tinobu Kecamatan Lasolo
15. Desa Tapuemea Kecamatan Molawe
16. Desa Laramo Kecamatan Lembo
17. Desa Lapulu Kecamatan Lembo
18. Desa Banggarema Kecamatan Asera
19. Desa Puusuli Kecamatan Asera
20. Desa Amolame Kecamatan Asera
21. Desa Anggolohipo Kecamatan Asera
22. Desa Puuwonua Kecamatan Asera
23. Desa Puunggomosi Kecamatan Asera
24. Desa Puuwanggudu Kecamatan Asera
25. Desa Langgeo Utama Kecamatan Asera
26. Desa Kota Mulya Kecamatan Asera
27. Desa Amorome Utama Kecamatan Asera
28. Desa Lameoru Kecamatan Asera
29. Desa Walandawe Kecamatan Asera
30. Desa Bendewuta Kecamatan Asera
31. Desa Tinondo Kecamatan Asera
32. Desa Tambakua Kecamatan Wiwirano
33. Desa Laumoso Kecamatan Wiwirano
34. Desa Landiwo Kecamatan Wiwirano
35. Desa Wawosangi Kecamatan Wiwirano
36. Desa Wawontoaha Kecamatan Wiwirano
37. Desa Larompana Kecamatan Wiwirano
38. Desa Wacu Pinodo Kecamatan Wiwirano

PEMBENTUKAN DESA 9
39. Desa Padalere Utama Kecamatan Wiwirano
40. Desa Alenggo Kecamatan Langgikima

BAB III
BATAS, LUAS WILAYAH DAN JUMLAH PENDUDUK
Pasal 3

(1) Desa Poni-Poniki terletak di Kecamatan Sawa seluas 2.917 Ha,


dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bende
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Matandahi
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Matandahi
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tondowatu
(2) Desa Poni-Poniki semula merupakan wilayah Desa Matandahi
Kecamatan Sawa;
(3) Dengan dibentuknya Desa Poni-Poniki, maka wilayah Desa
Matandahi dikurangi dengan wilayah Desa Poni-Poniki;
(4) Jumlah Penduduk Desa Poni-Poniki adalah 530 jiwa dan 169
KK;
(5) Peta Desa Poni-Poniki adalah sebagimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas Wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

Pasal 4

(1) Desa Puuwonggia terletak di Kecamatan Sawa seluas 3.716 Ha,


dengan batas-batas sebagai berikut :
PEMBENTUKAN DESA 10
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kokapi
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Motui
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Wawoluri
(2) Desa Puuwonggia semula merupakan wilayah Desa Wawoluri
Kecamatan Sawa;
(3) Dengan dibentuknya Desa Puuwonggia, maka wilayah Desa
Wawoluri dikurangi dengan wilayah Desa Puuwonggia;
(4) Jumlah Penduduk Desa Puuwonggia adalah 346 jiwa dan 87
KK;
(5) Peta Desa Puuwonggia adalah sebagimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas Wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 5

(1) Desa Lambuluo terletak di Kecamatan Sawa seluas 5.000 Ha,


dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Motui
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kali Motui
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Matandahi
(2) Desa Lambuluo semula merupakan bagian dari Wilayah Desa
Motui Kecamatan Sawa;
(3) Dengan dibentuknya Desa Lambuluo, maka wilayah Desa Motui
dikurangi dengan wilayah Desa Lambuluo;
(4) Jumlah penduduk Desa Lambuluo adalah 319 Jiwa dan 109 KK;
PEMBENTUKAN DESA 11
(5) Peta Desa Lambuluo adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 6

(1) Desa Pudonggala Utama terletak di Kecamatan Sawa seluas


3.200 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Matanggonawe
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Wawoluri
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kokapi
(2) Desa Pudonggala Utama semula merupakan bagian dari Wilayah
Desa Kokapi Kecamatan Sawa;
(3) Dengan dibentuknya Desa Pudonggala Utama, maka wilayah
Desa Kokapi dikurangi dengan wilayah Desa Pudonggala
Utama;
(4) Jumlah penduduk Desa Pudonggala Utama adalah 366 Jiwa dan
103 KK;
(5) Peta Desa Pudonggala Utama adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 7

(1) Desa Ulu Sawa terletak di Kecamatan Sawa seluas 900 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Banda
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Laimeo
PEMBENTUKAN DESA 12
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sawa
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Taipa
Kecamatan Lembo
(2) Desa Ulu Sawa semula merupakan bagian dari Wilayah Desa
Laimeo Kecamatan Sawa;
(3) Dengan dibentuknya Desa Ulu Sawa, maka wilayah Desa
Laimeo dikurangi dengan wilayah Desa Ulu Sawa;
(4) Jumlah penduduk Desa Ulu Sawa adalah 385 Jiwa dan 87 KK;
(5) Peta Desa Ulu Sawa adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 8

(1) Desa Punggulahi terletak di Kecamatan Sawa seluas 780 Ha,


dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tongauna
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Wawoluri
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bende
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tondowatu
(2) Desa Punggulahi semula merupakan UPT Tondowatu
Kecamatan Sawa;
(3) Dengan dibentuknya Desa Puunggulahi, maka Status UPT
Tondowatu Berubah menjadi Desa Puunggulahi;
(4) Jumlah penduduk Desa Puunggulahi adalah 567 Jiwa dan 150
KK;

PEMBENTUKAN DESA 13
(5) Peta Desa Puunggulahi adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 9

(1) Desa Tobi Meita terletak di Kecamatan Sawa seluas 3000 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Poni-Poniki
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Banggina
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Morosi
Kec. Bondoala
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tondowatu
(2) Desa Tobi Meita Semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Matandahi Kecamatan Sawa;
(3) Dengan dibentuknya Desa Tobi Meita, maka wilayah Desa
Matandahi dikurangi dengan wilayah Desa Tobi Meita;
(4) Jumlah penduduk Desa Tanjung Bunga adalah 53 Jiwa dan 342
KK;
(5) Peta Desa Tobi Meita adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

Pasal 10

(1) Desa Kapolano terletak di Kecamatan Sawa seluas 780 Ha,


dengan batas-batas sebagai berikut :

PEMBENTUKAN DESA 14
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bende
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Matandahi
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tondowatu
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Amonggedo
Kab. Konawe
(2) Desa Kapolano Semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Tondowatu Kecamatan Sawa;
(3) Dengan dibentuknya Desa Kapolano, maka wilayah Desa
Tondowatu dikurangi dengan wilayah Desa Kapolano;
(4) Jumlah penduduk Desa Kapolano adalah 348 Jiwa dan 87 KK;
(5) Peta Desa Kapolano adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 11

(1) Desa Tanjung Bunga terletak di Kecamatan Lasolo seluas 980


Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Banda
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Alo-Alo
Kec. Lembo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kampoh
Bunga
(2) Desa Tanjung Bunga Semula merupakan bagian dari wilayah
Desa Kampoh Bunga Kecamatan Lasolo;
(3) Dengan dibentuknya Desa Tanjung Bunga, maka wilayah Desa
Kampoh Bunga dikurangi dengan wilayah Desa Tanjung Bunga;

PEMBENTUKAN DESA 15
(4) Jumlah penduduk Desa Tanjung Bunga adalah 476 Jiwa dan 76
KK;
(5) Peta Desa Tanjung Bunga adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

Pasal 12

(1) Desa Barasanga terletak di Kecamatan Lasolo seluas 1.038 Ha,


dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Wawolesea
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lemo Bajo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Meluhu
(2) Desa Barasangsa semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Lemo Bajo Kecamatan Lasolo;
(3) Dengan dibentuknya Desa barasanga, maka wilayah Desa Lemo
Bajo dikurangi dengan wilayah Desa Barasanga;
(4) Jumlah penduduk Desa Barasanga adalah 302 Jiwa dan 77 KK;
(5) Peta Desa Barasanga adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

PEMBENTUKAN DESA 16
Pasal 13

(1) Desa Otipulu terletak di Kecamatan Lasolo seluas 835 Ha,


dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Banda
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Toreo
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Meluhu
Kab. Konawe
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Abolo
(2) Desa Otipulu semula merupakan bagian dari wilayah Desa Toreo
Kecamatan Lasolo;
(3) Dengan dibentuknya Desa Otipulu, maka wilayah Desa Toreo
dikurangi dengan wilayah Desa Otipulu;
(4) Jumlah penduduk Desa Otipulu adalah 348 jiwa dan 102 KK;
(5) Peta Desa Otipulu adalah sebagaimana terlampir dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

Pasal 14
(1) Desa Tetelupai terletak di Kecamatan Lasolo dengan batas-batas
sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Konawe
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Abola
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Toreo dan
Desa Wawolesea
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Matapila

PEMBENTUKAN DESA 17
(2) Desa Tetelupai semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Andeo Kecamatan Lasolo;
(3) Dengan dibentuknya Desa Tetelupai, maka wilayah Desa Andeo
dikurangi dengan wilayah Desa Tetelupai;
(4) Jumlah penduduk Desa Tetelupai adalah 236 jiwa dan 82 KK;
(5) Peta Desa Tetelupai adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

Pasal 15

(1) Desa Lalowaru terletak di Kecamatan Lasolo seluas 14.170 Ha,


dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Waworaha
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Andumowu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lametono
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Konawe
(2) Desa Lalowaru semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Andumowu Kecamatan Lasolo;
(3) Dengan dibentuknya Desa Lalowaru, maka wilayah Desa
Andumowu dikurangi dengan wilayah Desa Lalowaru;
(4) Jumlah penduduk Desa Lalowaru adalah 309 jiwa dan 76 KK;
(5) Peta Desa Lalowaru adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;

PEMBENTUKAN DESA 18
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 16

(1) Desa Muara Tinobu terletak di Kecamatan Lasolo seluas 1520


Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Banda
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Tinobu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Andumowu
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kali Andumowu
(2) Desa Muara Tinobu Semula merupakan bagian dari wilayah
Desa Andumowu Kecamatan Lasolo;
(3) Dengan dibentuknya Desa Muara Tinobu, maka wilayah Desa
Andumowu dikurangi dengan wilayah Desa Muara Tinobu;
(4) Jumlah penduduk Desa Tanjung Bunga adalah 676 Jiwa dan 101
KK;
(5) Peta Desa Muara Tinobu adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

Pasal 17

(1) Desa Tapuemea terletak di Kecamatan Molawe seluas 14.170


Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kali Emea
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mandiodo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Asera

PEMBENTUKAN DESA 19
(2) Desa Tapuemea Semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Tapunggaya Kecamatan Molawe;
(3) Dengan dibentuknya Desa Tapuemea, maka wilayah Desa
Tapunggaya dikurangi dengan wilayah Desa Tapuemea;
(4) Jumlah penduduk Desa Tanjung Bunga adalah 309 Jiwa dan 76
KK;
(5) Peta Desa Tapuemea adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

Pasal 18

(1) Desa Laramo terletak di Kecamatan Lembo seluas 372 Ha,


dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Banda
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pasir Putih
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Pondidaha
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Puulemo
Kec. Lembo
(2) Desa Laramo Semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Padaleu Kecamatan Lembo;
(3) Dengan dibentuknya Desa Laramo, maka wilayah Desa Padaleu
dikurangi dengan wilayah Desa Laramo;
(4) Jumlah penduduk Desa Laramo adalah 950 Jiwa dan 200 KK;

PEMBENTUKAN DESA 20
(5) Peta Desa Laramo adalah sebagaimana terlampir dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 19

(1) Desa Lapulu terletak di Kecamatan Lembo seluas 2.500 km,


dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Banda
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Puusialu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Pondidaha Kabupaten Konawe
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bungguosu
(2) Desa Lapulu Semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Bungguosu;
(3) Dengan dibentuknya Desa Lapulu, maka wilayah Desa
Bungguosu dikurangi dengan wilayah Desa Lapulu;
(4) Jumlah penduduk Desa Lapulu adalah 370 Jiwa dan 76 KK;
(5) Peta Desa Lapulu adalah sebagaimana terlampir dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 20

(1) Desa Banggarema terletak di Kecamatan Asera seluas 2.900


Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lahimbua
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Molawe
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tongauna
Kab. Konawe
PEMBENTUKAN DESA 21
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Andowia
(2) Desa Banggarema semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Lahimbua Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Banggarema, maka wilayah Desa
Lahimbua dikurangi dengan wilayah Desa Banggarema;
(4) Jumlah penduduk Desa Banggarema adalah 348 jiwa dan 110
KK;
(5) Peta Desa Banggarema adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

Pasal 21
(1) Desa Puusuli terletak di Kecamatan Asera seluas 34.500 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kali Morombo
Kecamatan Lasolo
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Andowia
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lahimbua
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Laronanga
(2) Desa Puusuli semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Laronanga Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Puusuli, maka wilayah Desa
Laronanga dikurangi dengan wilayah Desa Puusuli;
(4) Jumlah penduduk Desa Puusuli adalah 699 Jiwa dan 136 KK;

PEMBENTUKAN DESA 22
(5) Peta Desa Puusuli adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 22
(1) Desa Amolame terletak di Kecamatan Asera seluas 1.750 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Larobende
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Andowia
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Abuki
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lambudoni
(2) Desa Amolame semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Lambudoni Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Amolame, maka wilayah Desa
Lambudoni dikurangi dengan wilayah Desa Amolame;
(4) Jumlah penduduk Desa Amolame adalah 325 jiwa dan 77 KK;
(5) Peta Desa Amolame adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 23

(1) Desa Anggolohipo terletak di Kecamatan Asera seluas 40.000


Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kel. Andowia
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lamondowo
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Tongauna
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Persiapan Amolame

PEMBENTUKAN DESA 23
(2) Desa Anggolohipo semula merupakan bagian dari wilayah
Desa Lamondowo Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Anggolohipo, maka wilayah Desa
Lamondowo dikurangi dengan wilayah Desa Anggolohipo;
(4) Jumlah penduduk Desa Anggolohipo adalah 405 jiwa dan 102
KK;
(5) Peta Desa Anggolohipo adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 24

(1) Desa Puuwonua terletak di Kecamatan Asera seluas 15.750 Ha,


dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Lasolo
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Persiapan
Puusuli
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel. Andowia
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Laronanga
(2) Desa Puuwonua semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Laronanga Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Puuwonua, maka wilayah Desa
Laronanga dikurangi dengan wilayah Desa Puuwonua;
(4) Jumlah penduduk Desa Puuwonua adalah 435 jiwa dan 136
KK;
(5) Peta Desa Puuwonua adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 25

PEMBENTUKAN DESA 24
(1) Desa Puunggomosi terletak di Kecamatan Asera seluas 1.450
Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Wanggudu
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mataiwoi
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Abuki
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tangguluri
(2) Desa Puunggomosi semula merupakan bagian dari wilayah
Desa Tangguluri Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Puunggomosi, maka wilayah Desa
Tangguluri dikurangi dengan wilayah Desa Puunggomosi;
(4) Jumlah penduduk Desa Puunggomosi adalah 356 jiwa dan 77
KK;
(5) Peta Desa Puunggomosi adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 26
(1) Desa Puuwanggudu terletak di Kecamatan Asera seluas 4.500
Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Morombo
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Labungga
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Wunduhaka
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Wanggudu Raya
(2) Desa Puuwanggudu semula merupakan bagian dari wilayah
Desa Wanggudu Raya Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Puuwanggudu, maka wilayah Desa
Wanggudu Raya dikurangi dengan wilayah Desa
Puuwanggudu;

PEMBENTUKAN DESA 25
(4) Jumlah penduduk Desa Puuwanggudu adalah 221 jiwa dan 76
KK;
(5) Peta Desa Puuwanggudu adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 27
(1) Desa Langgeo Utama terletak di Kecamatan Asera seluas 2.500
Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Amorome
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Asera
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kali Lasolo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Routa Kab. Konawe
(2) Desa Langeo Utama semula merupakan bagian dari wilayah
Desa Amorome Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Langeo Utama, maka wilayah Desa
Amorome dikurangi dengan wilayah Desa Langeo Utama;
(4) Jumlah penduduk Desa Langeo Utama adalah 213 jiwa dan 85
KK;
(5) Peta Desa Langeo Utama adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 28

PEMBENTUKAN DESA 26
(1) Desa Kota Mulya terletak di Kecamatan Asera seluas 7.001 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Asera
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Walasolo
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Abuki Kab. Konawe
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Amorome
(2) Desa Kota Mulya semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Walasolo Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Kota Mulya, maka wilayah Desa
Walasolo dikurangi dengan wilayah Desa Kota Mulya;
(4) Jumlah penduduk Desa Kota Mulya adalah 671 jiwa dan 137
KK;
(5) Peta Desa Kota Mulya adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 29
(1) Desa Amorome Utama terletak di Kecamatan Asera seluas
30.100 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Amorome
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Asera
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Abuki
Kab. Konawe
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Asemi
Nunulai
(2) Desa Amorome Utama semula merupakan bagian dari wilayah
Desa Asera Kecamatan Asera;

PEMBENTUKAN DESA 27
(3) Dengan dibentuknya Desa Amorome Utama, maka wilayah
Desa Asera dikurangi dengan wilayah Desa Amorome Utama;
(4) Jumlah penduduk Desa Amorome Utama adalah 234 jiwa dan
77 KK;
(5) Peta Desa Amorome Utama adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

Pasal 30
(1) Desa Lameoru terletak di Kecamatan Asera seluas 12.000 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Landawe
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Hutan Lindung
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kota Maju
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Hutan Lindung
(2) Desa Lameoru semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Kota Maju Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Lameoru, maka wilayah Desa Kota
Maju dikurangi dengan wilayah Desa Lameoru;
(4) Jumlah penduduk Desa Lameoru adalah 375 jiwa dan 83 KK;
(5) Peta Desa Lameoru adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 31

PEMBENTUKAN DESA 28
(1) Desa Walandawe terletak di Kecamatan Asera seluas 16.000
Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Wiwirano
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kali Lalindu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Landawe
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Abuki
Kab. Konawe
(2) Desa Walandawe semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Wiwirano Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Walandawe, maka wilayah Desa
Wiwirano dikurangi dengan wilayah Desa Walandawe;
(4) Jumlah penduduk Desa Walandawe adalah 219 Jiwa dan 82
KK;
(5) Peta Desa Walandawe adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

Pasal 32
(1) Desa Bendewuta terletak di Kecamatan Asera seluas 16.000 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Wiwirano
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kali Lalindu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Landawe
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Abuki
Kab. Konawe
(2) Desa Bendewuta semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Wiwirano Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Bendewuta, maka wilayah Desa
Wiwirano dikurangi dengan wilayah Desa Bendewuta;
(4) Jumlah penduduk Desa Puunggomosi adalah 219 jiwa dan 82
KK;

PEMBENTUKAN DESA 29
(5) Peta Desa Bendewuta adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 33
(1) Desa Tinondo terletak di Kecamatan Asera seluas 16.000 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Wiwirano
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kali Lalindu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Landawe
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Abuki
Kab. Konawe
(2) Desa Tinondo semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Wiwirano Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Tinondo, maka wilayah Desa
Wiwirano dikurangi dengan wilayah Desa Tinondo;
(4) Jumlah penduduk Desa Puunggomosi adalah 219 jiwa dan 82
KK;
(5) Peta Desa Tinondo adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 34
(1) Desa Tambakua terletak di Kecamatan Wiwirano seluas 12.500
Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Landawe
Utama
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi
Sulawesi Tengah

PEMBENTUKAN DESA 30
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Polora
Indah Kec. Langgikima
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Hialu
Utama
(2) Desa Tambakua semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Mata Benua Kecamatan Wiwirano;
(3) Dengan dibentuknya Desa Tambakua, maka wilayah Desa Mata
Benua dikurangi dengan wilayah Desa Tambakua;
(4) Jumlah penduduk Desa Tambakua adalah 538 jiwa dan 128
KK;
(5) Peta Desa Tambakua adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 35

(1) Desa Laumoso terletak di Kecamatan Wiwirano seluas 500 Ha,


dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kolosua
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Polo-
Polora
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kali Landawe
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kuratao
(2) Desa Laumoso semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Hialu Utama Kecamatan Wiwirano;
(3) Dengan dibentuknya Desa Laumoso, maka wilayah Desa Hilau
Utama dikurangi dengan wilayah Desa Laumoso;
(4) Jumlah penduduk Desa Laumoso adalah 512 jiwa dan 117 KK;
(5) Peta Desa Laumoso adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;

PEMBENTUKAN DESA 31
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 36

(1) Desa Landiwo terletak di Kecamatan Wiwirano seluas 3.200


Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kuratao
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kolosua
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Polo-
polora
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Lalindu
(2) Desa Landiwo semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Kuratao Kecamatan Wiwirano;
(3) Dengan dibentuknya Desa Landiwo, maka wilayah Desa
Kuratao dikurangi dengan wilayah Desa Landiwo;
(4) Jumlah penduduk Desa Landiwo adalah 347 jiwa dan 87 KK;
(5) Peta Desa Landiwo adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 37

(1) Desa Wawosangi terletak di Kecamatan Wiwirano seluas 1.200


Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa
Lamparinga
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan
Lamonae
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lamonae
Utama
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Padalere

PEMBENTUKAN DESA 32
(2) Desa Wawosangi semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Lamparinga Kecamatan Wiwirano;
(3) Dengan dibentuknya Wawosangi, maka wilayah Desa
Lamparinga dikurangi dengan wilayah Desa Wawosangi;
(4) Jumlah penduduk Desa Wawosangi adalah 348 Jiwa dan 87
KK;
(5) Peta Desa Wawosangi adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

Pasal 38

(1) Desa Wawontoaha terletak di Kecamatan Wiwirano seluas


10.000 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tetewatu
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa
Culambatu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan
Lamonae
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Lamparinga
(2) Desa Wawontoaha semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Culambatu Kecamatan Wiwirano;
(3) Dengan dibentuknya Wawontoaha, maka wilayah Desa
Culambatu dikurangi dengan wilayah Desa Wawontoaha;
(4) Jumlah penduduk Desa Wawontoaha adalah 330 Jiwa dan 110
KK;
(5) Peta Desa Wawontoaha adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;

PEMBENTUKAN DESA 33
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

Pasal 39

(1) Desa Larompana terletak di Kecamatan Wiwirano seluas 8.900


Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Mata
Benua
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Wawoheo
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan
Lamonae
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kali
Larompana
(2) Desa Larompana semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Wawoheo Kecamatan Wiwirano;
(3) Dengan dibentuknya Desa Larompana, maka wilayah Desa
Wawoheo dikurangi dengan wilayah Desa Larompana;
(4) Jumlah penduduk Desa Larompana adalah 450 Jiwa dan 121
KK;
(5) Peta Desa Larompana adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

Pasal 40

(1) Desa Wacu Pinodo terletak di Kecamatan Wiwirano seluas 171


Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tetewatu
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Trans
Sulawesi

PEMBENTUKAN DESA 34
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Lamparinga
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Padalere
(2) Desa Wacu Pinodo semula merupakan bagian dari wilayah
Desa Tetewatu Kecamatan Wiwirano;
(3) Dengan dibentuknya Desa Wacu Pinodo, maka wilayah Desa
Tetewatu dikurangi dengan wilayah Desa Wacu Pinodo;
(4) Jumlah penduduk Desa Wacu Pinodo adalah 245 Jiwa dan 115
KK;
(5) Peta Desa Wacu Pinodo adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

Pasal 41

(1) Desa Padalere Utama terletak di Kecamatan Wiwirano seluas


9.280 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Routa Kab. Konawe
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kali Lalindu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kali Lamata
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Lawali
(2) Desa Padalere Utama semula merupakan bagian dari wilayah
Desa Padalere Kecamatan Wiwirano;
(3) Dengan dibentuknya Desa Padalere Utama, maka wilayah Desa
Padalere dikurangi dengan wilayah Desa Padalere Utama;
(4) Jumlah penduduk Desa Padalere Utama adalah 501 Jiwa dan
120 KK;
(5) Peta Desa Padalere Utama adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;

PEMBENTUKAN DESA 35
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 42

(1) Desa Alenggo terletak di Kecamatan Langgikima seluas 160


Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lameruru
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Molore
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pariama
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kel.
Langgikima
(2) Desa Alenggo semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Pariama Kecamatan Wiwirano;
(3) Dengan dibentuknya Desa Alenggo, maka wilayah Desa
Pariama dikurangi dengan wilayah Desa Alenggo;
(4) Jumlah penduduk Desa Alenggo adalah 239 Jiwa dan 118 KK;
(5) Peta Desa Alenggo adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;

BAB IV
KEDUDUKAN TUGAS, WEWENANG
DAN KEWAJIBAN KEPALA DESA

Pasal 43

Desa yang dibentuk dengan Peraturan Daerah ini mempunyai


kedudukan yang sama dengan desa definitif lainnya;

PEMBENTUKAN DESA 36
Pasal 44
1) Desa yang dibentuk dengan peraturan daerah ini dipimpin oleh
seorang Pejabat Kepala Desa yang ditetapkan dengan
Keputusan Bupati atas usul Kepala Desa Induk dengan
memperhatikan aspirasi masyarakat yang dibentuk;
2) Pejabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) memiliki
tugas pokok menyiapkan pemilihan Kepala Desa, membentuk
Badan Permusyawaratan Desa, menyusun perangkat desa dan
Lembaga Kemasyarakatan Desa, disamping tugas Kepala Desa
yang diatur dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
3) Masa jabatan Pejabat Kepala Desa paling lama 6 (enam) bulan
dan hanya dapat diperpanjang untuk 6 (enam) bulan berikutnya;
4) Pelantikan Pejabat Kepala Desa dilaksanakan oleh Bupati
bersamaan dengan peresmian desa;

Pasal 45
1) Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;
2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Kepala Desa mempunyai wewenang
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD;
b. Mengajukan rancangan peraturan desa;
c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat
persetujuan bersama BPD;

PEMBENTUKAN DESA 37
d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa
mengenai APB Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama
BPD;
e. Membina kehidupan masyarakat desa;
f. Membina perekonomian desa;
g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;
h. Melestarikan adat istiadat dan kebudayaan masyarakat desa;
i. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan
dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;

Pasal 46
Dalam melaksankan tugas dan wewenangnya, Kepala Desa
mempunyai kewajiban :
a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksankan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
c. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
d. Melaksanakan kehidupan demokrasi;
e. Melaksanakan tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas
dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;
f. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja
pemerintahan desa;
g. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-
undangan;
h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa dengan
baik;

PEMBENTUKAN DESA 38
i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan
keuangan desa;
j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa;
k. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;
l. Mengembangkan pendapatan masyarakat desa;
m. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial
budaya dan adat istiadat;
n. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa;
o. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan
lingkungan hidup;

Pasal 47

(1) Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa diatur


dalam Peraturan Desa;
(2) Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa diatur dalam
Peraturan Daerah;

BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP

Pasal 48
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka;

PEMBENTUKAN DESA 39
a. Jumlah desa dalam wilayah Kecamatan Sawa dari 13 (tiga belas)
desa menjadi 21 (dua Puluh Satu) desa;
b. Jumlah desa dalam wilayah Kecamatan Lasolo dari 19 (sembilan
belas) desa menjadi 25 (dua puluh Lima) desa;
c. Jumlah desa dalam wilayah Kecamatan Asera dari 28 (dua puluh
delapan) desa menjadi 42 (Empat Puluh Dua desa;
d. Jumlah desa dalam wilayah Kecamatan Wiwirano dari 15 (lima
belas) desa menjadi 23 (dua puluh tiga) desa;

Pasal 49

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini akan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati sepanjang mengenai
Peraturan pelaksanaannya;

Pasal 50
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangannya Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Konawe Utara.

Ditetapkan di : Wanggudu
Pada Tanggal : 26 Oktober 2010

BUPATI KONAWE UTARA

PEMBENTUKAN DESA 40

H. THAMRIN PATORO
Ditetapkan di : Wanggudu
Pada Tanggal : 29 Oktober 2010

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN


KONAWE UTARA,

H. ABDUL KAHAR PAGALA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA


TAHUN 2010 NOMOR 11

PEMBENTUKAN DESA 41

Anda mungkin juga menyukai