TENTANG
PEMBENTUKAN DESA 1
b. bahwa desa-desa yang dibentuk
dan dimekarkan tersebut cukup
memenuhi syarat untuk dibentuk
dan dimekarkan baik ditinjau dari
aspek jumlah penduduk, luas
wilayah, maupun sarana dan
prasarana pemerintahan;
c. bahwa sehubungan dengan maksud
huruf a dan b diatas, maka perlu
ditetapkan dengan Peraturan
Daerah tentang pembentukan desa
dalam wilayah Kabupaten Konawe
Utara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Repubik
Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dua kali,
terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah
dengan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 32
PEMBENTUKAN DESA 2
Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 38,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4493);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perudang-Undangan
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Daerah (Lemabaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2007 tentang Pembentukan
Kabupaten Konawe Utara di Provinsi
Sulawesi Tenggara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 15. Tambahan
Lembaran Republik Indonesia
Nomor 4689);
PEMBENTUKAN DESA 3
5. Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 1988 tentang Koordinasi
Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1988 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3439);
6. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 72 Tahun 2005
tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 158, Tambahan Lembaran
Republik Indonesia Nomor 4587);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI
Nomor 10 Tahun 1984 tentang
Penetapan Batas Wilayah
Desa/Kelurahan;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI
Nomor 35 Tahun 2007 tentang
Pedoman Umum Tata Cara
Pelaporan Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI
Nomor 37 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan
Desa;
PEMBENTUKAN DESA 4
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI
Nomor 38 Tahun 2008 tentang
Kerjasama Desa;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI
Nomor 66 Tahun 2007 tentang
Perencanaan Pembangunan Desa;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI
Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Pedoman Tata Cara Pengawasan
Atas Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;
Dan
MEMUTUSKAN
PEMBENTUKAN DESA 5
WILAYAH KABUPATEN KONAWE
UTARA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
PEMBENTUKAN DESA 6
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Republik
Indonesia;
8. Pemerintah Desa atau yang disebut nama lain, adalah Kepala
Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur Penyelenggara
Pemerintahan Desa;
9. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
10. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut nama lain,
selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan
peruwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Desa sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintahan Desa;
11. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-Undangan yang
dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa;
12. Pembentukan Desa adalah tindakan mengadakan desa baru dapat
berupa penggabungan beberapa desa, atau bagian desa yang
bersandingkan, atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa
atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa yang telah ada;
13. Penataan Desa adalah tindakan menata satu wilayah desa
sehingga mengakibatkan terbaginya beberapa desa dalam
beberapa dusun;
14. Batas Alam adalah penggunaan unsur alam seperti gunug,
sungai, pantai, danau dan lain sebagainya yang dinyatakan atau
ditetapkan sebagai batas wilayah desa;
15. Batas Buatan adalah penggunaan unsur buatan manusia seperti
pilar batas, jalan, rel kereta api, saluran irigasi dan lain
PEMBENTUKAN DESA 7
sebagainya yang dinyatakan atau ditetapkan sebagai batas
wilayah desa;
16. Pejabat Kepala Desa adalah seseorang yang memangku jabatan
berdasarkan pemilihan sampai berakhir masa jabatannya sesuai
waktu yang telah ditentukan;
17. Pejabat Kepala Desa adalah seseorang yang memangku jabatan
Kepala Desa hanya bersifat sementara;
18. Pejabat Yang Berwenang adalah pejabat yang berhak untuk
mengangkat dan memberhentikan Kepala Desa;
19. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut nama lain, adalah
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan merupakan mitra Pemrintahan Desa dalam
memberdayakan masyarakat;
BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk :
1. Desa Poni-Poniki Kecamatan Sawa
2. Desa Puuwonggia Kecamatan Sawa
3. Desa Lambuluo Kecamatan Sawa
4. Desa Pudonggala Utama Kecamatan Sawa
5. Desa Ulu Sawa Kecamatan Sawa
6. Desa Punggulahi Kecamatan Sawa
7. Desa Tobi Meita Kecamatan Sawa
8. Desa Kapolano Kecamatan Sawa
9. Desa Tanjung Bunga Kecamatan Lasolo
PEMBENTUKAN DESA 8
10. Desa Barasanga Kecamatan Lasolo
11. Desa Otipulu Kecamatan Lasolo
12. Desa Tetelupai Kecamatan Lasolo
13. Desa Lalowaru Kecamatan Lasolo
14. Desa Muara Tinobu Kecamatan Lasolo
15. Desa Tapuemea Kecamatan Molawe
16. Desa Laramo Kecamatan Lembo
17. Desa Lapulu Kecamatan Lembo
18. Desa Banggarema Kecamatan Asera
19. Desa Puusuli Kecamatan Asera
20. Desa Amolame Kecamatan Asera
21. Desa Anggolohipo Kecamatan Asera
22. Desa Puuwonua Kecamatan Asera
23. Desa Puunggomosi Kecamatan Asera
24. Desa Puuwanggudu Kecamatan Asera
25. Desa Langgeo Utama Kecamatan Asera
26. Desa Kota Mulya Kecamatan Asera
27. Desa Amorome Utama Kecamatan Asera
28. Desa Lameoru Kecamatan Asera
29. Desa Walandawe Kecamatan Asera
30. Desa Bendewuta Kecamatan Asera
31. Desa Tinondo Kecamatan Asera
32. Desa Tambakua Kecamatan Wiwirano
33. Desa Laumoso Kecamatan Wiwirano
34. Desa Landiwo Kecamatan Wiwirano
35. Desa Wawosangi Kecamatan Wiwirano
36. Desa Wawontoaha Kecamatan Wiwirano
37. Desa Larompana Kecamatan Wiwirano
38. Desa Wacu Pinodo Kecamatan Wiwirano
PEMBENTUKAN DESA 9
39. Desa Padalere Utama Kecamatan Wiwirano
40. Desa Alenggo Kecamatan Langgikima
BAB III
BATAS, LUAS WILAYAH DAN JUMLAH PENDUDUK
Pasal 3
Pasal 4
(1) Desa Ulu Sawa terletak di Kecamatan Sawa seluas 900 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Banda
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Laimeo
PEMBENTUKAN DESA 12
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sawa
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Taipa
Kecamatan Lembo
(2) Desa Ulu Sawa semula merupakan bagian dari Wilayah Desa
Laimeo Kecamatan Sawa;
(3) Dengan dibentuknya Desa Ulu Sawa, maka wilayah Desa
Laimeo dikurangi dengan wilayah Desa Ulu Sawa;
(4) Jumlah penduduk Desa Ulu Sawa adalah 385 Jiwa dan 87 KK;
(5) Peta Desa Ulu Sawa adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 8
PEMBENTUKAN DESA 13
(5) Peta Desa Puunggulahi adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 9
(1) Desa Tobi Meita terletak di Kecamatan Sawa seluas 3000 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Poni-Poniki
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Banggina
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Morosi
Kec. Bondoala
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tondowatu
(2) Desa Tobi Meita Semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Matandahi Kecamatan Sawa;
(3) Dengan dibentuknya Desa Tobi Meita, maka wilayah Desa
Matandahi dikurangi dengan wilayah Desa Tobi Meita;
(4) Jumlah penduduk Desa Tanjung Bunga adalah 53 Jiwa dan 342
KK;
(5) Peta Desa Tobi Meita adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 10
PEMBENTUKAN DESA 14
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bende
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Matandahi
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tondowatu
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Amonggedo
Kab. Konawe
(2) Desa Kapolano Semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Tondowatu Kecamatan Sawa;
(3) Dengan dibentuknya Desa Kapolano, maka wilayah Desa
Tondowatu dikurangi dengan wilayah Desa Kapolano;
(4) Jumlah penduduk Desa Kapolano adalah 348 Jiwa dan 87 KK;
(5) Peta Desa Kapolano adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 11
PEMBENTUKAN DESA 15
(4) Jumlah penduduk Desa Tanjung Bunga adalah 476 Jiwa dan 76
KK;
(5) Peta Desa Tanjung Bunga adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 12
PEMBENTUKAN DESA 16
Pasal 13
Pasal 14
(1) Desa Tetelupai terletak di Kecamatan Lasolo dengan batas-batas
sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Konawe
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Abola
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Toreo dan
Desa Wawolesea
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Matapila
PEMBENTUKAN DESA 17
(2) Desa Tetelupai semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Andeo Kecamatan Lasolo;
(3) Dengan dibentuknya Desa Tetelupai, maka wilayah Desa Andeo
dikurangi dengan wilayah Desa Tetelupai;
(4) Jumlah penduduk Desa Tetelupai adalah 236 jiwa dan 82 KK;
(5) Peta Desa Tetelupai adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 15
PEMBENTUKAN DESA 18
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 16
Pasal 17
PEMBENTUKAN DESA 19
(2) Desa Tapuemea Semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Tapunggaya Kecamatan Molawe;
(3) Dengan dibentuknya Desa Tapuemea, maka wilayah Desa
Tapunggaya dikurangi dengan wilayah Desa Tapuemea;
(4) Jumlah penduduk Desa Tanjung Bunga adalah 309 Jiwa dan 76
KK;
(5) Peta Desa Tapuemea adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 18
PEMBENTUKAN DESA 20
(5) Peta Desa Laramo adalah sebagaimana terlampir dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 19
Pasal 21
(1) Desa Puusuli terletak di Kecamatan Asera seluas 34.500 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kali Morombo
Kecamatan Lasolo
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Andowia
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lahimbua
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Laronanga
(2) Desa Puusuli semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Laronanga Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Puusuli, maka wilayah Desa
Laronanga dikurangi dengan wilayah Desa Puusuli;
(4) Jumlah penduduk Desa Puusuli adalah 699 Jiwa dan 136 KK;
PEMBENTUKAN DESA 22
(5) Peta Desa Puusuli adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 22
(1) Desa Amolame terletak di Kecamatan Asera seluas 1.750 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Larobende
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Andowia
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Abuki
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lambudoni
(2) Desa Amolame semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Lambudoni Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Amolame, maka wilayah Desa
Lambudoni dikurangi dengan wilayah Desa Amolame;
(4) Jumlah penduduk Desa Amolame adalah 325 jiwa dan 77 KK;
(5) Peta Desa Amolame adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 23
PEMBENTUKAN DESA 23
(2) Desa Anggolohipo semula merupakan bagian dari wilayah
Desa Lamondowo Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Anggolohipo, maka wilayah Desa
Lamondowo dikurangi dengan wilayah Desa Anggolohipo;
(4) Jumlah penduduk Desa Anggolohipo adalah 405 jiwa dan 102
KK;
(5) Peta Desa Anggolohipo adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 24
PEMBENTUKAN DESA 24
(1) Desa Puunggomosi terletak di Kecamatan Asera seluas 1.450
Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Wanggudu
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mataiwoi
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Abuki
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tangguluri
(2) Desa Puunggomosi semula merupakan bagian dari wilayah
Desa Tangguluri Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Puunggomosi, maka wilayah Desa
Tangguluri dikurangi dengan wilayah Desa Puunggomosi;
(4) Jumlah penduduk Desa Puunggomosi adalah 356 jiwa dan 77
KK;
(5) Peta Desa Puunggomosi adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 26
(1) Desa Puuwanggudu terletak di Kecamatan Asera seluas 4.500
Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Morombo
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Labungga
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Wunduhaka
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Wanggudu Raya
(2) Desa Puuwanggudu semula merupakan bagian dari wilayah
Desa Wanggudu Raya Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Puuwanggudu, maka wilayah Desa
Wanggudu Raya dikurangi dengan wilayah Desa
Puuwanggudu;
PEMBENTUKAN DESA 25
(4) Jumlah penduduk Desa Puuwanggudu adalah 221 jiwa dan 76
KK;
(5) Peta Desa Puuwanggudu adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 27
(1) Desa Langgeo Utama terletak di Kecamatan Asera seluas 2.500
Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Amorome
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Asera
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kali Lasolo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Routa Kab. Konawe
(2) Desa Langeo Utama semula merupakan bagian dari wilayah
Desa Amorome Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Langeo Utama, maka wilayah Desa
Amorome dikurangi dengan wilayah Desa Langeo Utama;
(4) Jumlah penduduk Desa Langeo Utama adalah 213 jiwa dan 85
KK;
(5) Peta Desa Langeo Utama adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 28
PEMBENTUKAN DESA 26
(1) Desa Kota Mulya terletak di Kecamatan Asera seluas 7.001 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Asera
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Walasolo
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Abuki Kab. Konawe
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Amorome
(2) Desa Kota Mulya semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Walasolo Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Kota Mulya, maka wilayah Desa
Walasolo dikurangi dengan wilayah Desa Kota Mulya;
(4) Jumlah penduduk Desa Kota Mulya adalah 671 jiwa dan 137
KK;
(5) Peta Desa Kota Mulya adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 29
(1) Desa Amorome Utama terletak di Kecamatan Asera seluas
30.100 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Amorome
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Asera
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Abuki
Kab. Konawe
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Asemi
Nunulai
(2) Desa Amorome Utama semula merupakan bagian dari wilayah
Desa Asera Kecamatan Asera;
PEMBENTUKAN DESA 27
(3) Dengan dibentuknya Desa Amorome Utama, maka wilayah
Desa Asera dikurangi dengan wilayah Desa Amorome Utama;
(4) Jumlah penduduk Desa Amorome Utama adalah 234 jiwa dan
77 KK;
(5) Peta Desa Amorome Utama adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 30
(1) Desa Lameoru terletak di Kecamatan Asera seluas 12.000 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Landawe
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Hutan Lindung
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kota Maju
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Hutan Lindung
(2) Desa Lameoru semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Kota Maju Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Lameoru, maka wilayah Desa Kota
Maju dikurangi dengan wilayah Desa Lameoru;
(4) Jumlah penduduk Desa Lameoru adalah 375 jiwa dan 83 KK;
(5) Peta Desa Lameoru adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 31
PEMBENTUKAN DESA 28
(1) Desa Walandawe terletak di Kecamatan Asera seluas 16.000
Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Wiwirano
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kali Lalindu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Landawe
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Abuki
Kab. Konawe
(2) Desa Walandawe semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Wiwirano Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Walandawe, maka wilayah Desa
Wiwirano dikurangi dengan wilayah Desa Walandawe;
(4) Jumlah penduduk Desa Walandawe adalah 219 Jiwa dan 82
KK;
(5) Peta Desa Walandawe adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 32
(1) Desa Bendewuta terletak di Kecamatan Asera seluas 16.000 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Wiwirano
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kali Lalindu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Landawe
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Abuki
Kab. Konawe
(2) Desa Bendewuta semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Wiwirano Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Bendewuta, maka wilayah Desa
Wiwirano dikurangi dengan wilayah Desa Bendewuta;
(4) Jumlah penduduk Desa Puunggomosi adalah 219 jiwa dan 82
KK;
PEMBENTUKAN DESA 29
(5) Peta Desa Bendewuta adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 33
(1) Desa Tinondo terletak di Kecamatan Asera seluas 16.000 Ha,
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Wiwirano
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kali Lalindu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Landawe
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Abuki
Kab. Konawe
(2) Desa Tinondo semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Wiwirano Kecamatan Asera;
(3) Dengan dibentuknya Desa Tinondo, maka wilayah Desa
Wiwirano dikurangi dengan wilayah Desa Tinondo;
(4) Jumlah penduduk Desa Puunggomosi adalah 219 jiwa dan 82
KK;
(5) Peta Desa Tinondo adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 34
(1) Desa Tambakua terletak di Kecamatan Wiwirano seluas 12.500
Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Landawe
Utama
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi
Sulawesi Tengah
PEMBENTUKAN DESA 30
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Polora
Indah Kec. Langgikima
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Hialu
Utama
(2) Desa Tambakua semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Mata Benua Kecamatan Wiwirano;
(3) Dengan dibentuknya Desa Tambakua, maka wilayah Desa Mata
Benua dikurangi dengan wilayah Desa Tambakua;
(4) Jumlah penduduk Desa Tambakua adalah 538 jiwa dan 128
KK;
(5) Peta Desa Tambakua adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 35
PEMBENTUKAN DESA 31
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 36
PEMBENTUKAN DESA 32
(2) Desa Wawosangi semula merupakan bagian dari wilayah Desa
Lamparinga Kecamatan Wiwirano;
(3) Dengan dibentuknya Wawosangi, maka wilayah Desa
Lamparinga dikurangi dengan wilayah Desa Wawosangi;
(4) Jumlah penduduk Desa Wawosangi adalah 348 Jiwa dan 87
KK;
(5) Peta Desa Wawosangi adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 38
PEMBENTUKAN DESA 33
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 39
Pasal 40
PEMBENTUKAN DESA 34
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Lamparinga
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Padalere
(2) Desa Wacu Pinodo semula merupakan bagian dari wilayah
Desa Tetewatu Kecamatan Wiwirano;
(3) Dengan dibentuknya Desa Wacu Pinodo, maka wilayah Desa
Tetewatu dikurangi dengan wilayah Desa Wacu Pinodo;
(4) Jumlah penduduk Desa Wacu Pinodo adalah 245 Jiwa dan 115
KK;
(5) Peta Desa Wacu Pinodo adalah sebagaimana terlampir dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Daerah ini;
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 41
PEMBENTUKAN DESA 35
(6) Batas wilayah secara tegas akan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati;
Pasal 42
BAB IV
KEDUDUKAN TUGAS, WEWENANG
DAN KEWAJIBAN KEPALA DESA
Pasal 43
PEMBENTUKAN DESA 36
Pasal 44
1) Desa yang dibentuk dengan peraturan daerah ini dipimpin oleh
seorang Pejabat Kepala Desa yang ditetapkan dengan
Keputusan Bupati atas usul Kepala Desa Induk dengan
memperhatikan aspirasi masyarakat yang dibentuk;
2) Pejabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) memiliki
tugas pokok menyiapkan pemilihan Kepala Desa, membentuk
Badan Permusyawaratan Desa, menyusun perangkat desa dan
Lembaga Kemasyarakatan Desa, disamping tugas Kepala Desa
yang diatur dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
3) Masa jabatan Pejabat Kepala Desa paling lama 6 (enam) bulan
dan hanya dapat diperpanjang untuk 6 (enam) bulan berikutnya;
4) Pelantikan Pejabat Kepala Desa dilaksanakan oleh Bupati
bersamaan dengan peresmian desa;
Pasal 45
1) Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;
2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Kepala Desa mempunyai wewenang
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD;
b. Mengajukan rancangan peraturan desa;
c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat
persetujuan bersama BPD;
PEMBENTUKAN DESA 37
d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa
mengenai APB Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama
BPD;
e. Membina kehidupan masyarakat desa;
f. Membina perekonomian desa;
g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;
h. Melestarikan adat istiadat dan kebudayaan masyarakat desa;
i. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan
dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
Pasal 46
Dalam melaksankan tugas dan wewenangnya, Kepala Desa
mempunyai kewajiban :
a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksankan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
c. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
d. Melaksanakan kehidupan demokrasi;
e. Melaksanakan tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas
dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;
f. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja
pemerintahan desa;
g. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-
undangan;
h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa dengan
baik;
PEMBENTUKAN DESA 38
i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan
keuangan desa;
j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa;
k. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;
l. Mengembangkan pendapatan masyarakat desa;
m. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial
budaya dan adat istiadat;
n. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa;
o. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan
lingkungan hidup;
Pasal 47
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP
Pasal 48
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka;
PEMBENTUKAN DESA 39
a. Jumlah desa dalam wilayah Kecamatan Sawa dari 13 (tiga belas)
desa menjadi 21 (dua Puluh Satu) desa;
b. Jumlah desa dalam wilayah Kecamatan Lasolo dari 19 (sembilan
belas) desa menjadi 25 (dua puluh Lima) desa;
c. Jumlah desa dalam wilayah Kecamatan Asera dari 28 (dua puluh
delapan) desa menjadi 42 (Empat Puluh Dua desa;
d. Jumlah desa dalam wilayah Kecamatan Wiwirano dari 15 (lima
belas) desa menjadi 23 (dua puluh tiga) desa;
Pasal 49
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini akan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati sepanjang mengenai
Peraturan pelaksanaannya;
Pasal 50
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangannya Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Konawe Utara.
Ditetapkan di : Wanggudu
Pada Tanggal : 26 Oktober 2010
PEMBENTUKAN DESA 40
H. THAMRIN PATORO
Ditetapkan di : Wanggudu
Pada Tanggal : 29 Oktober 2010
PEMBENTUKAN DESA 41