KECAMATAN BANYUBIRU
KEPALA DESA BANYUBIRU
Jl. Wijaya Kusuma No . 7 Tlp : (0298) 593793 BANYUBIRU (50664)
DHARMOTTAMA SATYA PRAJA Email : pemdesbanyubiru@yahoo.com
TENTANG
PUNGUTAN DESA
Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (4) dan Pasal 8 Peraturan
Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18 Tahun 2006 tentang Sumber
Pendapatan Desa, disebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut tentang Hasil
Usaha Desa dan penentuan tarif dalam rangka usaha desa ditetapkan
dengan Peraturan Desa ;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Desa Banyubiru tentang
Pungutan Desa ;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah ;
2. Undang-Undang Nomor 67 Tahun 1958 tentang Perubahan Batas-batas
Wilayah Kotapraja Salatiga Dan Daerah Swatantra Tingkat II
Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor
118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1652) ;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851;
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3079);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan Daerah Kabupaten
Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3500);
1
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Kekayaan Desa;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pegelolaan Keuangan desa;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2006 Nomor 11 Seri D Nomor 4,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10)
14. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18 Tahun 2006 tentang
Sumber Pendapatan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Tahun 2006 Nomor 18 Seri A Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Nomor 14);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 21 Tahun 2006 tentang
Peraturan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2006
Nomor 21 Seri D Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 16);
16. Peratura Daerah Kabupaten Semarang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 23 Seri D
Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 7 Tahun 2009 tentang
Administrasi Kependudukan (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Tahun 2009 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 4);
18. Peraturan Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang
Nomor 2 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa Banyubiru ( Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Tahun 2009 Nomor 168, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 168);
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini, yang dimaksud dengan :
1. Desa adalah Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.
2
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah desa
dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan di hormati
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia .
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.
4. Kepala Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang yang selanjutnya
disebut Kepala Desa adalah Kepala Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang.
5. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah Lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan desa;
6. Pungutan Desa adalah pungutan yang dibebankan kepada masyarakat desa, karena :
a. membutuhkan pelayanan administrasi dari Pemerintah Desa ;
b. menggunakan fasilitas atau kekayaan milik desa .
7. Sumber Pendapatan Desa adalah pendapatan asli desa, pendapatan yang berasal dari
pemberian Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta lain-lain pendapatan yang sah
8. Bendahara Umum Desa adalah Kepala Seksi Keuangan yang diangkat Kepala Desa yang
mempunyai kewajiban untuk menerima, menyimpan, dan membayar uang.
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APB Desa adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh
Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
10. Kas Desa adalah tempat penyimpanan uang desa yang ditentukan oleh Kepala Desa untuk
menampung seluruh penerimaan desa dan membayar seluruh pengeluaran desa .
BAB II
SUBYEK, OBYEK DAN BESARNYA TARIF PUNGUTAN DESA
Pasal 2
Subyek pungutan desa adalah masyarakat yang mendapatkan pelayanan administrasi dari
Pemerintah Desa dan / atau menggunakan fasilitas atau kekayaan milik desa .
Pasal 3
(1) Obyek pungutan desa adalah pelayanan administrasi kepada masyarakat dan / atau
penggunaan fasilitas atau kekayaan milik desa .
(2) Obyek pungutan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. pelayanan administrasi kepada masyarakat, berupa pemberian :
1. surat pengantar/ keterangan pindah tempat;
2. surat pengantar keterangan mencari pekerjaan;
3. surat pengantar permohonan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK);
4. surat pengantar keterangan catatan Kepolisian (SKCK);
5. surat pengantar permohonan kelahiran;
6. surat pengantar permohonan akte kelahiran;
7. surat pengantar kehilangan;
8. surat pengantar keterangan Tenaga Kerja Indonesia;
9. surat pengantar pencairan wesel;
10. surat pengantar permohonan kredit;
11. surat pengantar mencari Surat Ijin Mengemudi (SIM);
12. surat pengantar perijinan;
13. surat pengantar keramaian atau hiburan;
14. surat pengantar nikah, talak dan rujuk;
15. surat pengantar menggunakan pengeras suara dikecualikan untuk kepentingan
ibadah dan sosial;
16. surat keterangan usaha;
17. surat keterangan jual beli hewan besar;
18. surat keterangan jual beli tanah, dan/ atau bangunan;
19. surat keterangan domisili.
3
b. Penggunaan fasilitas atau kekayaan milik desa :
1. penggunaan fasilitas bangunan desa dikecualikan untuk kepentingan dinas;
2. penggunaan fasilitas lapangan desa.
Pasal 4
BAB III
PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN
Bagian Kesatu
Pengurusan
Pasal 5
(1) Pengurusan pungutan desa dilakukan oleh petugas pengelola atau Petugas Pemungut
pendapatan desa yang ditunjuk dengan keputusan Kepala Desa.
4
(2) Hasil pungutan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor kepada Pemerintah Desa
melalui Kepala Seksi Keuangan selaku Bendahara Umum Desa dan dimasukkan ke dalam
Kas Desa paling lama 1 x 24 jam.
Bagian Kedua
Pengelolaan
Pasal 6
(1) Hasil pungutan desa harus diadministrasikan dengan tertib dan baik sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang- undangan yang berlaku.
(2) Hasil penerimaan pungutan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disetorkan ke
kas desa paling lama 1 x 24 jam.
(3) Seluruh penerimaan pungutan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola melalui
APBDesa yang ditetapkan oleh Kepala Desa bersama BPD setiap tahun anggaran.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Hal- hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa .
Pasal 8
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Semarang.
Ditetapkan di Banyubiru
pada tanggal 18-08-2010
Diundangkan di Ungaran
pada tanggal 19-08-2010
ANWAR HUDAYA
5
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
PUNGUTAN DESA
I. UMUM
Bahwa Pasal 212 ayat (3) huruf a Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, menegaskan bahwa Sumber Pendapatan Desa terdiri atas
pendapatan asli desa.
Berdasarkan Pasal 3 ayat (4) serta Pasal 8 Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 18 Tahun 2006 tentang Sumber Pendapatan Desa dinyatakan bahwa ketentuan lebih
lanjut mengenai Hasil Usaha Desa dan penentuan besarnya tarif dalam rangka usaha desa
ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Bertitik tolak dari hal tersebut di atas, maka dipandang perlu menetapkan
Peraturan Desa Banyubiru tentang Pungutan Desa.
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Angka 1 – Angka 11 Cukup jelas.
Angka 12
Angka 16
6
Angka 17
Yang dimaksud dengan “ hewan besar” meliputi hewan Kerbau, Sapi, Kuda dan
dimaksud dengan “jual beli” adalah jual beli yang terbatas pada luar kabupaten.
Huruf b
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.