TENTANG
WALIKOTA PALOPO,
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
KEDUDUKAN, TUJUAN DAN MEKANISME KERJA
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 2
RSUD Sawerigading Kota Palopo. Jenis dan Kelas Rumah Sakit adalah Rumah
Sakit Umum Daerah Kelas C berkedudukan di jalan Dr. Ratulangi Km 7
Rampoang.
Bagian Kedua
Pasal 3
TUJUAN, VISI, MISI, MOTTO, DAN NILAI-NILAI DASAR
Bagian Ketiga
Tugas Dan Fungsi
Pasal 4
Pasal 5
Pola Tata Kelola RSUD Sawerigading Kota Palopo
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 4,
Rumah Sakit mempunyai fungsi :
a. Penyusunan perencanaan bidang pelayanan kesehatan di rumah sakit;
b. Perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan di rumah sakit;
c. Pelaksanaan pelayanan medis dan administrasi pasien;
d. Pelaksanaan bimbingan asuhan keperawatan, etika dan mutu keperawatan;
e. Pembinaan, pengendalian dan fasilitas pelaksanaan kegiatan bidang
pelayanan kesehatan;
f. Pelaksanaan penatausahaan;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
BAB III
Bagian Keempat
Dewan Pengawas
Pasal 6
(1) RSUD yang memiliki realisasi omset tahunan menurut laporan operasional
atau nilai aset menurut neraca yang memenuhi syarat minimal, dapat
dibentuk Dewan Pengawas.
(2) Jumlah Anggota Dewan Pengawas ditetapkan 3 (tiga) orang atau 5 (lima)
orang dan seorang diantara Anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebagai
ketua Dewan Pengawas.
(3) Tata cara penghentian Dewan Pengawas berdasarkan Peraturan per
Undang-Undangan yang berlaku.
(4) Dewan Pengawas dibentuk dengan keputusan Kepala Daerah atas usulan
Direktur.
Pasal 7
Pasal 9
Masa Bakti Dewan Pengawas
(1) Masa jabatan Anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun,
dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
(2) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum waktunya oleh
kepala daerah.
Pasal 10
Rapat Dewan Pengawas
(1) Rapat Dewan Pengawas terdiri dari rapat rutin, rapat khusus dan rapat
tahunan.
(2) Rapat dipimpin oleh ketua atau yang mewakili berdasarkan kesepakatan
para anggota.
(3) Rapat dinyatahkan sah apabila dihadiri oleh dua per tiga anggota yang
hadir.
(4) Keputusan rapat didasarkan pada azas musyawarah mupakat.
Pasal 11
Rapat Rutin Dewan Pengawas
(1) Rapat Rutin Dewan Pengawas dilaksanakan paling sedikit 6 (enam) kali
dalam setahun.
(2) Ketua menyampaikan undangan kepada setiap anggoota Dewan Pengawas
dan pihak lain untuk menghadiri rapat rutin paling lambat 3(tiga) hari
sebelum rapat rutin dilaksanakan.
Pasal 12
Rapat Khusus Dewan Pengawas
Pasal 14
Peserta Rapat
Setiap rapat khusus, rapat tahunan wajib dihadiri oleh anggota Dewan
pengawas kecuali rapat rutin yang juga dihadiri oleh Direktur , kepala Bagian
Keuangan dan pihak lain yang ditentukan oleh Dewan Pengawas Direktur.
Pasal 15
Sekretaris Dewan Pengawas
Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Pengawas, dan Sekretaris Dewan
Pengawas diberikan insentif sesuai dengan Peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 17
Pembiayaan
Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan Pengawas dan
Sekretaris Dewan Pengawas dibebankan pada Anggaran Rumah Sakit dan
dimuat dalam Rencana Bisnis Anggaran.
BAB IV
Pasal 18
Struktur Organisasi
Pola Tata Kelola RSUD Sawerigading Kota Palopo
(1) Struktur Organisasi PPK BLUD RSUD Sawerigading Kota Palopo didasarkan
pada Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Sawerigading Kota Palopo.
(2) Susunan Organisasi RSUD Sawerigading Kota Palopo terdiri atas :
a. Direktur
b. Bagian Tata Usaha, terdiri atas :
1. Sub Bagian Administrasi Kepegawaian
2. Sub Bagian Administrasi Umum, Diklat dan Akreditasi
3. Sub Bagian Keuangan
c. Bidang Pelayanan Medik dan Asuhan Keperawatan, terdiri atas :
1. Seksi Pelayanan Medik dan Penunjang Medik
2. Seksi Keperawatan
d. Bidang Rekam Medik, Pengawasan dan Pengendalian, terdiri atas :
1. Seksi Rekam Medik
2. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Pelayanan
e. Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Pemeliharaan, terdiri atas :
1. Seksi Penyusunan Program, Pengawasan dan Evaluasi
2. Seksi Kesehatan Lingkungan dan Prasarana
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 19
(1) Pengelolaan Rumah Sakit dilakukan oleh Direktur yang berjumlah 1 (satu)
orang.
(2) Perubahan jenis maupun jumlah komposisi Direktur ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
Pasal 20
Persyaratan Menjadi Direktur
Pasal 21
Pengangkatan
(11) Menilai prestasi kerja Kepala Bagian dan Kepala Bidang dalam rangka
pembinaan dan pengembangan karier.
(12) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
(13) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Walikota
melalui Sekda.
Pola Tata Kelola RSUD Sawerigading Kota Palopo
Pasal 24
Syarat-Syarat Pemberhentian Direktur
Pasal 25
Hubungan Direktur Pemda
Pasal 26
Pengaturan Rapat
(1) Rapat antara Dewan Pengawas dengan Direktur dapat diadakan sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam satu tahun.
(2) Rapat Direktur dapat diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali,
atau sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 27
Kebijakan Teknis Operasional
Pasal 28
Bagian Keenam
Prosedur Kerja
Pasal 29
Pasal 30
Bagian Kedelapan
Remunerasi
Pasal 31
(1) Pejabat pengelola Rumah Sakit ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku
dengan Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas dan pegawai Rumah
Pola Tata Kelola RSUD Sawerigading Kota Palopo
Sakit dapat diberikan remunerasi sesuai dengan tingkat tanggung jawab
dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan.
(2) Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan imbalan
kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus
atas prestasi, pesangon, dan/ atau pensiun.
(3) Remunerasi bagi Dewan Pengawas dan sekretaris dewan pengawas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dalam bentuk honorarium.
Pasal 32
Pasal 33
Pasal 34
(1) Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas yang
diberhentikan sementara dari jabatannya memperoleh penghasilan sebesar
50 % (lima puluh persen) dari remunerasi/ honorariun bulan terakhir yang
berlaku sejak tanggal diberhentikan sampai dengan ditetapkannya
keputusan definitif tentang jabatan yang bersangkutan.
Pola Tata Kelola RSUD Sawerigading Kota Palopo
(2) Bagi pejabat pengelola berstatus PNS yang diberhentikan sementara dari
jabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memperoleh penghasilan
sebesar 50 % (lima puluh persen) dari remunerasi bulan terakhir di Rumah
Sakit sejak tanggal diberhentikan atau sebesar gaji PNS berdasarkan surat
keputusan pangkat terakhir.
Bagian Kesembilan
Standar Pelayanan Minimal
Pasal 35
Pasal 36
Bagian Kesepuluh
Tarif Layanan
Pasal 37
(1) Rumah Sakit dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan
atas barang dan/atau jasa layanan yang diberikan.
(2) Imbalan atas barang dan/atau jasa layanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan
biaya satuan per unit layanan atau hasil per investasi dana.
(3) Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2), termasuk didalamnya imbal
hasil yang wajar dari investasi dana dan untuk menutup seluruh atau
sebagian dari biaya per unit layanan.
(4) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat berupa besaran
tarif dan/ atau pola tarif sesuai jenis layanan Rumah Sakit.
Pasal 38
(1) Tarif layanan Rumah Sakit diusulkan oleh Direktur Rumah Sakit kepada
kepala daerah sesuai prosedur yang berlaku.
(2) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan
peraturan kepala daerah dan disampaikan kepada pimpinan DPRD.
(3) Dapat membentuk tim yang menerima usulan tarif layanan.
(4) Penetapan tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli
masyarakat, serta kompetisi yang sehat.
(5) Keanggotaannya dapat berasal dari :
a. Unsur teknis
b. Keuangan
c. Perguruan tinggi
d. Lembaga Profesi
(6) Untuk membantu Kepala Daerah dalam menetapkan tarif, maka dapat
dibantu oleh tim tehnis yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
Pasal 39
(1) Peraturan Kepala Daerah mengenai tarif layanan Rumah Sakit dapat
dilakukan perubahan sesuai kebutuhan dan perkembangan
keadaan,dengan Peraturan Kepala Daerah.
Bagian Kesebelas
Pengelolaan Keuangan
Pasal 40
Pasal 41
(1) Pengelolaan Sumber daya lain yang terdiri dari sarana, prasarana, gedung,
jalan akan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(2) Pengelolaan sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kepentingan mutu pelayanan dan
kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit.
Bagian Ketigabelas
Pengelolaan Lingkungan Rumah Sakit
Pasal 42
(1) Pengelolaan lingkungan Rumah Sakit yang terdiri dari halaman, taman,
limbah dan lain-lain akan dilakukan sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
Bagian Keempatbelas
Prinsip Tata Kelola
Pasal 43
(1) Rumah Sakit beroperasi berdasarkan pola tata kelola atau peraturan
internal, yang memuat antara lain :
a. Struktur organisasi
b. Prosedur kerja
c. Pengelompokan fungsi yang logis
d. Pengelolaan sumber daya manusia
(2) Tata kelola sebagaimana dimaksud ayat (1) memperhatikan prinsip, antara
lain :
a. Transparansi
b. Akuntabilitas
c. Resposibilitas
d. Independensi
Pasal 44
(1) Struktur organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 ayat (1) huruf a,
menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab,
dan wewenang dalam organisasi. Sesuai dengan Peraturan Daerah adalah
Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 1 Tahun 2009 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja RSUD Sawerigading Kota Palopo.
(2) Prosedur kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 ayat (1) huruf b,
menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan
fungsi dalam organisasi.
Pasal 45
Pasal 47
(1) Pejabat pengelola Rumah Sakit diangkat dan diberhentikan oleh Kepala
Daerah.
(2) Direktur Rumah Sakit bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui
Sekretaris Daerah.
(3) Pejabat keuangan dan pejabat teknis Rumah Sakit bertanggung jawab
kepada Direktur Rumah Sakit.
Pasal 49
(1) Direktur Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) huruf
a, mempunyai tugas dan kewajiban :
a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan Rumah Sakit;
b. Menyusun Renstra Bisnis Rumah Sakit;
c. Menyiapkan Rencana Bisnis Anggaran;
d. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis
kepada Kepala Daerah sesuai ketentuan;
e. Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan Rumah Sakit selain
pejabat yang telah ditetapkan dengan Peraturan Perundang-undangan;
f. Menyampaikan dan mempertanggung jawabkan kinerja operasional serta
keuangan Rumah Sakit kepada Kepala Daerah.
(2) Direktur Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi sebagai
penanggung jawab umum operasional dan keuangan Rumah Sakit.
Pasal 50
(1) Pejabat keuangan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada pasal 48 ayat
(3), mempunyai tugas dan kewajiban :
a. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Bisnis Anggaran
b. Menyiapkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran
c. Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya
Pasal 51
(1) Pejabat teknis sebagaimana dimaksud dalam pasal 48 ayat (3) huruf c,
mempunyai tugas dan kewajiban :
a. Menyusun perencanaan teknis di bidangnya;
b. Melaksanakan kegiatan teknis sesuai dengan Rencana Bisnis Anggaran,;
c. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang masing-masing.
(2) Pejabat teknis Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi sebagai
penanggung jawab teknis di bidang masing-masing.
(3) Tanggung jawab pejabat teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
berkaitan dengan mutu, standarisasi, adminstrasi, peningkatan kualitas
sumber daya manusia, dan peningkatan sumber daya lainnya.
Pasal 52
(1) Pejabat pengelola dan pegawai Rumah Sakit dapat berasal dari Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan/ atau Non PNS yang profesional sesuai dengan
kebutuhan.
(2) Pejabat pengelola dan pegawai Rumah Sakit dapat berasal dari non PNS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dipekerjakan secara tetap atau
berdasarkan kontrak.
Pasal 53
(1) Dalam hal Rumah Sakit atau unit Kerja merubah status kelembagaannya,
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang- undangan.
(2) Perubahan status kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa :
a. Perubahan satuan kerja struktural menjadi non struktural atau
sebaliknya;
b. Perubahan organisasi, antara lain : penyempurnaan tugas, fungsi,
struktur organisasi dan tata kerja.
Bagian Kelimabelas
Pembinaan Dan Pengawasan
Pasal 56
(1) Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh Dewan Pengawas atau yang
ditentukan oleh Pemda sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
dalam rangka menjamin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi rumah sakit
Bagian Keenambelas
Monitoring Dan Evaluasi Kinerja
Pasal 57
Bagian Ketujuhbelas
Pola Tata Kelola Staf Medik
Pasal 58
Kelompok Staf Medik wajib membuat tata cara dan persyaratan (administrasi
dan kompetensi) untuk penempatan staf medik.
Pasal 59
Tata cara dan persyaratan pengangkatan staf medik mengikuti tata cara yang
berlaku pada standar profesi dan standar kompetensi masing-masing kelompok
staf medik.
Bagian Kedelapanbelas
Kategori Staf Medik
Pasal 60
Kategori staf medik adalah Dokter tetap, paruh waktu, tamu, spesialis
konsultan, staf pengajar, Dokter umum di unit gawat darurat, Dokter umum di
pelayanan intensif dan Dokter peserta pendidikan Dokter spesialis.
Pasal 61
Dokter Tetap adalah dokter yang direkrut oleh Pemerintah untuk Rumah Sakit
sebagai pegawai tetap dan berkedudukan sebagai sub ordinat; yaitu bekerja
untuk dan atas nama Rumah Sakit serta bertanggung jawab kepada Rumah
Sakit. Kualifikasi sesuai dengan kompetensi di bidangnya serta mempunyai hak
dan kewajiban sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 62
Pasal 63
Dokter Tamu adalah dokter yang karena reputasi atau keahliannya diundang
secara khusus oleh Rumah Sakit untuk menangani atau membantu menangani
kasus-kasus yang tidak dapat ditangani oleh Staf Medik Fungsional lain yang
ada atau untuk mendemontrasikan suatu teknologi baru. Kualifikasi sesuai
dengan kompetensi di bidangnya serta mempunyai hak dan kewajiban sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 64
Dokter Staf Pengajar adalah Dokter yang mempunyai status tenaga pengajar,
baik dari status kepegawaian departemen kesehatan, departemen pendidikan
nasional atau departemen lain yang dipekerjakan dan atau diperbantukan
untuk menjadi pendidik dan atau pengajar bagi peserta didik di bidang
kesehatan. Kualifikasi sesuai dengan kompetensi di bidangnya serta
mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 66
Dokter peserta pendidikan Dokter spesialis adalah Dokter yang secara sah
diterima sebagai peserta pendidikan Dokter spesialis, serta memberikan
pelayanan kesehatan dalam rangka pendidikan. Kualifikasi sesuai dengan
kompetensi di bidangnya serta mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan.
Bagian Kesembilanbelas
Kewenangan Klinis
Pasal 69
Bagian Keduapuluh
Pembinaan
Pasal 70
Proses penyelesaian kasus yang terjadi dan muncul dalam kegiatan pelayanan
medik berjenjang :
1. Laporan kejadian (oleh siapapun) harus menjadi perhatian staf medik di
lingkungan itu, untuk selanjutnya disampaikan ke ketua kelompok, komite
medik dan Direktur/Wakil Direktur Pelayanan.
2. Ketua kelompok berkepentingan untuk menjaga martabat kelompoknya di
kalangan sesama staf medik maupun di kalangan staf lain di Rumah Sakit,
perlu menghubungi yang bersangkutan untuk memperoleh informasi
pembanding.
3. Komite Medik memperhatikan mekanisme audit medik melalui kerjasama
baik dengan Direktur, untuk mendorong pengumpulan data dari unsur
terkait (staf keperawatan, staf laboratorium, staf radiologi, ataupun regu
jaga).
4. Pada keadaan sudah dinilai lengkap data yang diperlukan, harus
dilaksanakan secepatnya rapat klinik multi-disiplin dengan atau tanpa
mengundang peers.
Pola Tata Kelola RSUD Sawerigading Kota Palopo
5. Rapat Klinik sedemikian mempertajam kajian diagnosis, prosedur
pelayanan, ketepatan tindakan/ pengobatan.
6. Hasil rapat klinik menjadi pelajaran untuk perbaikan mutu.
7. Sanksi profesi dan atau administrastif dilakukan sesuai ketentuan berlaku.
Pasal 71
Yang dimaksud dengan Organisasi Staf Medik Rumah Sakit adalah Kelompok
Staf Medik, Komite Medik dan Komite Keperawatan.
Pasal 72
Tujuan
Pasal 73
Hubungan Direktur Dengan Staf Medik
(1) Secara teknis administratif Staf Medik di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur.
(2) Secara teknis fungsional Staf Medik bertanggung jawab secara profesional
sesuai dengan kompetensi.
Pasal 74
Tanggung Jawab
d. Dokter gigi dapat menjadi Kelompok Staf Medik sendiri atau bergabung
dengan kelompok staf medik bedah atau kelompok staf medik dokter
umum-gigi. Penggabungan dilakukan apabila jumlah Dokter gigi masih
kurang dari 2 (dua) orang. Yang perlu diperhatikan, penggabungan
Dokter gigi dengan bidang spesialis lainnya wajib diikuti dengan
pembagian tugas dan wewenang yang jelas yang dituangkan di dalam
kebijakan dan prosedur pelayanan medik Rumah Sakit.
Pasal 76
Penempatan Dalam Kelompok Staf Medik
(1) Kelompok Staf Medik dipimpin seorang Ketua yang dipilih oleh anggotanya.
(2) Ketua Kelompok Staf Medik dapat Dokter purna waktu atau Dokter paruh
waktu.
(3) Pemilihan Ketua Kelompok Staf Medik diatur dengan mekanisme yang
disusun oleh Komite Medik.
Pasal 78
(1) Pemilihan ini wajib melibatkan Komite Medik dan Direktur Rumah Sakit.
Setelah proses pemilihan Ketua Kelompok Staf Medik selesai maka
penetapan sebagai Ketua Kelompok Staf Medik disahkan dengan Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit.
(2) Masa bakti Ketua Kelompok Staf Medik adalah minimal 3 (tiga) tahun dan
dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali periode berikutnya.
Pasal 79
Tugas Dan Fungsi
(1) Tugas Ketua Kelompok Staf Medik adalah menyusun uraian tugas,
wewenang dan tata kerja staf medik yang dipimpinnya.
(2) Uraian tugas dan wewenang ditetapkan secara individu untuk masing-
masing Dokter.
Pasal 80
Hubungan Kerja
Pasal 81
Penilaian
Pasal 83
(1) Komite Medik adalah wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal
dari Ketua Kelompok Staf Medik atau yang mewakili.
(2) Komite Medik mempunyai otoritas tertinggi di dalam pengorganisasian Staf
Medik.
(3) Komite Medik berada di bawah dan bertanggung jawab pada Direktur
Rumah Sakit.
Pola Tata Kelola RSUD Sawerigading Kota Palopo
(4) Komite Medik menjamin dan mendorong keberlangsungan peningkatan
mutu pelayanan kesehatan melalui pemenuhan standar rumah sakit dan
standar profesi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
(5) Susunan Komite Medik terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan
Anggota.
(6) Persyaratan untuk menjadi Ketua Komite Medik sebagai berikut :
a. mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam profesinya;
b. menguasai segi ilmu profesinya dalam jangkauan, ruang lingkup,
sasaran dan dampak yang luas;
c. peka terhadap perkembangan kerumah-sakitan;
d. bersifat terbuka, bijaksana dan jujur;
e. mempunyai kepribadian yang dapat diterima dan disegani di lingkungan
profesinya;
f. mempunyai integritas keilmuan dan etika profesi yang tinggi.
(7) Anggota Komite Medis terdiri dari semua Ketua Kelompok Staf Medis dan
atau yang mewakili.
Pasal 84
Pembentukan Komite Medik
Pasal 85
Tugas Dan Fungsi
Pasal 86
Kewenangan
Tanggung jawab Komite Medik kepada Direktur Rumah Sakit adalah terkait
dengan mutu pelayanan medis, pembinaan etik kedokteran dan pengembangan
profesi medis.
Pasal 88
Kewajiban
Pasal 89
Masa Kerja
(1) Masa kerja Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Komite Medik ditetapkan dan
dapat dipilih kembali untuk satu kali masa bakti sesuai ketentuan dan
mekanisme yang berlaku.
(2) Hasil pemilihan dimintakan pengesahan kepada Direktur Rumah Sakit.
Pasal 90
Tata Kerja
Pasal 91
Sekretariat Komite Medik
Pasal 92
Sub Komite Medik
Dalam melaksanakan tugasnya Komite Medik dibantu oleh Sub Komite. Sub
Komite dibentuk disesuaikan dengan kebutuhan Rumah Sakit.
Pasal 93
Struktur Organisasi
(1) Susunan Sub Komite terdiri dari Ketua merangkap anggota, Sekretaris
merangkap anggota dan anggota.
(2) Ketua Sub Komite dapat salah seorang Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan
Anggota Komite Medik.
Pola Tata Kelola RSUD Sawerigading Kota Palopo
Pasal 94
Tata Kerja
(1) Sub Komite ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit atas usul Ketua Komite
Medik setelah mendapat kesepakatan dalam rapat pleno Komite Medik.
(2) Dalam melaksanakan kegiatannya sub komite agar menyusun kebijakan,
program dan prosedur kerja.
(3) Sub Komite membuat laporan berkala dan laporan akhir tahun kepada
Komite Medik. Laporan akhir tahun antara lain berisi evaluasi kerja selama
setahun dan rekomendasi untuk tahun anggaran berikutnya.
(4) Sub Komite mempunyai masa kerja 3 (tiga) tahun.
(5) Biaya operasional dibebankan kepada anggaran Rumah Sakit.
Pasal 95
Sub Komite Kredensial
(1) Komposisi terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan Anggota. Yang terdiri dari
wakil dari kelompok staf medik.
(2) Sub Komite Kredensial melaksanakan kebijakan Komite Medis di bidang
Kredensial Profesi Medik.
(3) Tugas Sub Komite Kredensial :
a. Melakukan review permohonan untuk menjadi anggota staf medik rumah
sakit secara total obyektif, adil, jujur dan terbuka
b. Membuat rekomendasi hasil review berdasarkan kriteria yang ditetapkan
dan sesuai dengan kebutuhan staf medis di rumah sakit.
c. Membuat laporan kepada Komite Medik apabila permohonan sesuai
dengan ketentuan yang diatur di dalam Peraturan Pola Tata Kelola Staf
Medik di Rumah Sakit;
d. Melakukan review kompetensi staf medik dan memberikan laporan dan
rekomendasi kepada Komite Medik dalam rangka pemberian clinical
privileges, reapointments dan penugasan staf medis pada unit kerja;
e. Membuat rencana kerja Sub Komite Kredensial;
f. Melaksanakan rencana kerja Sub Komite Kredensial;
g. Menyusun tata laksana dari instrumen kredensial;
h. Melaksanakan kredensial dengan melibatkan lintas fungsi sesuai
kebutuhan;
i. Membuat laporan berkala kepada Komite Medik.
(4) Melaksanakan kegiatan kredensial secara adil, jujur dan terbuka secara
lintas sektoral dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.
(5) Bertanggung jawab kepada Komite Medik.
(1) Komposisi terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota.
(2) Fungsinya melaksanakan kebijakan Komite Medis di Bidang Mutu Profesi
Medik.
(3) Tugas :
a. Membuat rencana/program kerja;
b. Melaksanakan rencana kerja/jadwal kegiatan;
c. Membuat panduan mutu pelayanan medis;
d. Melakukan pemantauan dan pengawasan mutu pelayanan medis;
e. Menyusun indikator mutu klinik dengan melakukan koordinasi dengan
kelompok staf medik dan unit kerja. Indikator yang disusun adalah
indikator output atau outcome;
f. Melakukan koordinasi dengan Komite Peningkatan Mutu Rumah Sakit;
g. Melakukan pencatatan dan pelaporaan secara berkala.
(4) Wewenangnya melaksanakan kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan
medik secara lintas sektoral dan lintas fungís sesuai kebutuhan.
(5) Bertanggung jawab kepada Komite Medik.
Pasal 97
Sub Komite Etika Dan Disiplin Profesi
Etika Profesi terkait dengan masalah moral yang baik dan moral yang buruk,
karena itu etika profesi merupakan dilema norma internal, sedangkan disiplin
profesi terkait dengan perilaku pelayanan dan pelanggaran stándar profesi.
(1) Komposisi Sub Etika dan Disiplin Profesi terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan
Anggota yang dipilih dari anggota Kelompok Staf Medik.
(2) Fungsinya melaksanakan kebijakan Komite Medik di Bidang Etika dan
Disiplin Profesi Medik.
(3) Tugas :
a. Membuat rencana kerja;
b. Melaksanakan rencana kerja;
c. Menyusun tata laksana pemantauan dan penanganan masalah etika
dan disiplin profesi;
d. Melakukan sosialisasi yang terkait dengan etika profesi dan disiplin
profesi;
e. Mengusulkan kebijakan yang terkait dengan bioetika;
f. Melakukan koordinasi dengan Komite Etik dan Hukum rumah sakit;
Pasal 98
Rapat
(1) Rapat Kelompok Staf Medik dan atau Komite Medik terdiri dari rapat rutin,
rapat khusus dan rapat tahunan.
(2) Rapat dipimpin oleh Ketua atau yang mewakili berdasarkan kesepakatan
para anggota.
(3) Rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) anggota hadir.
Pasal 99
Rapat Rutin
(1) Rapat rutin Komite Medik dilakukan minimal 1 (satu) kali 1 (satu) bulan.
(2) Rapat Komite Medik dengan semua Kelompok Staf Medik dan atau dengan
semua tenaga dokter dilakukan minimal 1 (satu) kali 1 (satu) bulan.
(3) Rapat Komite Medik dengan Direktur Rumah Sakit/ Wakil Direktur
Pelayanan dilakukan minimal 1 (satu) kali 1 (satu) bulan.
(4) Setiap undangan rapat rutin yang disampaikan Ketua harus dilampiri
dengan salah satu salinan risalah rapat yang lalu.
Pasal 100
Rapat Khusus
Pasal 101
Rapat Tahunan
(1) Rapat tahunan Kelompok Staf Medis dan atau komite Medik diselenggarakan
sekali dalam setahun.
(2) Ketua menyampaikan undangan tertulis kepada anggota dan laporan lain
paling lambat 14 (empat belas hari) sebelum rapat diselenggarakan.
Pasal 102
Setiap rapat khusus, rapat tahunan wajib dihadiri oleh Direktur, Kepala Bagian
Keuangan dan pihak lain yang ditentukan oleh Komite Medik.
Pasal 104
Pejabat Ketua
Dalam hal Ketua dan Wakil Ketua berhalangan hadir dalam suatu rapat dan
kuorum telah tercapai maka anggota Staf Medik dan atau Komite Medik dapat
memilih pejabat ketua untuk memimpin rapat.
Pasal 105
Kuorum
(1) Rapat Kelompok Staf Medik dan atau Komite Medik dapat dilaksanakan
apabila kuorum tercapai.
(2) Kuorum dianggap tercapai apabila dihadiri oleh dua per tiga dari jumlah
anggota Kelompok Staf Medik.
(3) Dalam hal kuorum tidak tercapai dalam waktu setengah jam dari waktu
rapat yang telah ditentukan maka rapat ditangguhkan untuk dilanjutkan
pada suatu tempat, waktu dan hari yang sama minggu berikutnya.
(4) Dalam hal kuorum tidak juga tercapai dalam waktu setengah jam dari
waktu yang telah ditentukan pada minggu berikutnya maka rapat segera
dilanjutkan dan segala keputusan yang terdapat pada risalah rapat
Pola Tata Kelola RSUD Sawerigading Kota Palopo
disahkan dalam rapat anggota Kelompok Staf Medik dan atau Komite Medik
berikutnya.
Pasal 106
Pemungutan Suara
(1) Setiap masalah yang diputuskan melalui pemungutan suara dalam rapat
Kelompok Staf Medik dan atau Komite Medik yang ditentukan dengan
mengangkat tangan atau bila dikehendaki oleh para anggota Kelompok Staf
Medik dan atau Komite Medik, pemungutan suara dapat dilakukan dengan
amplop tertutup.
(2) Keputusan rapat Kelompok Staf Medik dan atau Komite Medik didasarkan
pada suara terbanyak setelah dilakukan pemungutan suara.
(3) Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka Ketua atau
Wakil Ketua berwenang untuk menyelenggarakan pemungutan suara ke
dua kalinya.
(4) Perhitungan suara hanyalah berasal dari anggota Kelompok Staf Medik dan
atau Komite Medik yang hadir pada rapat tersebut.
Pasal 107
Pembatalan Keputusan Rapat
Pasal 108
Pasal 109
(1) Evaluasi penampilan kinerja praktek Dokter dilakukan melalui peer review,
audit medik atau program quality improvement.
(2) Kelompok Staf Medis mempunyai tanggung jawab memberikan masukan
kepada Direktur Rumah Sakit/ Wakil Direktur Pelayanan mengenai hal-hal
BAB V
Komite Keperawatan
Pasal 110
Pasal 112
Kedudukan dan Keanggotaan
Pasal 114
(1) Perubahan Peraturan Pola Tata Kelola Rumah Sakit dilakukan melalui rapat
khusus yang diselenggarakan.
(2) Perubahan Peraturan Pola Tata Kelola Rumah Sakit sebagaimana tersebut
dalam ayat (1) akan diatur lebih lanjut oleh Walikota atas usul Direktur.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 115
Ditetapkan di Palopo
pada tanggal
WALIKOTA PALOPO,
H.P.A. TENRIADJENG
Diundangkan di Palopo
pada tanggal