BUPATI FAKFAK
PROVINSI PAPUA BARAT
TENTANG
BUPATI FAKFAK,
Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektifitas,
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan masyarakat, maka perlu membentuk Peraturan
Bupati tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Fafak dan ditetapkan dengan Peraturan
Bupati Fakfak;
1
3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 135 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4151 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua
menjadi Undang-Undang, (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4884);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5038);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Repulik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 292);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2011
Tentang Standar Operasional Prosedur di Lingkungan
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 704);
2
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP)
Administrasi Pemerintah;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Fakfak Nomor 4 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Fakfak (Lembaran Daerah Kabupaten Fakfak
Tahun 2016 Nomor 04, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Fakfak Nomor 013);
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3
8. Penyelenggaraan pemerintahan adalah segala bentuk kegiatan yang di
laksanakan oleh Pemerintah Kabupaten.
9. SOP administratif adalah standar prosedur yang diperuntukkan bagi jenis- jenis
pekerjaan yang bersifat administratif.
10. SOP teknis adalah standar prosedur yang sangat rinci dan bersifat teknis.
11. Format Standar Operasional Prosedur adalah bentuk penuangan SOP berupa
tulisan dan diagram alur.
12. Verifikasi SOP adalah proses memeriksa kebenaran dan kesesuaian SOP.
13. Uraian prosedur adalah langkah-langkah yang sistematis dalam melaksanakan
suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil kerja tertentu.
14. Diagram alur adalah gambar yang menjelaskan alur proses, prosedur atau
dokumen suatu kegiatan yang menggunakan simbol-simbol atau bentuk-bentuk
bidang, untuk mempermudah memperoleh informasi.
15. Hasil akhir adalah produk/output dari suatu pekerjaan yang dilaksanakan
berupa barang dan jasa.
16. Penyempurnaan Standar Operasional Prosedur adalah serangkaian kegiatan
dalam rangka meningkatkan kualitas standar operasional prosedur yang terdiri
dari melengkapi, membuat, menambah/mengurangi, menyusun, dan
mengevaluasi standar operasional prosedur.
17. Pelaksana adalah pegawai yang melaksanakan SOP dalam pekerjaannya.
18. Tingkatan unit kerja adalah unit kerja yang lebih rendah sebagai pendukung
unit kerja diatasnya.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT
Bagian Kesatu
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
(1) Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi OPD/Unit Kerja di lingkungan
Pemerintah Daerah dalam mengidentifikasi, merumuskan, menyusun,
memonitor, mengevaluasi serta mengembangkan SOP dalam penyelenggaraan
pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
(2) Pedoman ini bertujuan untuk :
a. membantu setiap unit kerja dari level tertinggi sampai level terendah dalam
penyusunan SOP;
4
b. menyempurnakan proses penyelenggaraan pemerintahan;
c. meningkatkan tertib administrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan;
d. meningkatkan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan; dan
e. meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Bagian Kedua
Manfaat
Pasal 3
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4
BAB IV
PRINSIP-PRINSIP SOP
Pasal 5
5
b. efisiensi dan efektifitas, yaitu prosedur yang distandarkan harus merupakan
prosedur yang paling efisien dan efektif dalam pelaksanaan tugas;
c. keselarasan yaitu, bahwa prosedur yang distandarkan harus selaras dengan
prosedur-prosedur standar lain yang terkait;
d. keterukuran, yaitu output dari prosedur yang distandarkan mengandung
standar kualitas (mutu) tertentu yang dapat diukur pencapaian
keberhasilannya;
e. dinamis, yaitu prosedur yang distandarkan harus dengan cepat dapat
disesuaikan dengan kebutuhan kualitas pelayanan;
f. berorientasi pada pengguna, yaitu prosedur yang distandarkan harus
mempertimbangkan kebutuhan pengguna;
g. kepatuhan hukum, yaitu prosedur yang distandarkan harus memenuhi
ketentuan peraturan pemerintah yang berlaku; dan
h. kepastian hukum, yaitu prosedur yang distandarkan harus ditetapkan oleh
pimpinan sebagai sebuah produk hukum yang ditaati, dilaksanakan, dan
menjadi instrumen untuk melindungi pegawai dari kemungkinan tuntutan
hukum.
(3). Prinsip pelaksanaan penyusunan SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b sebagai berikut :
a. konsisten, yaitu harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu,
oleh siapapun dan dalam kondisi apapun oleh seluruh jajaran organisasi
pemerintah;
b. komitmen, yaitu harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh
jajaran organisasi dari jenjang yang paling rendah sampai dengan yang
tertinggi;
c. perbaikan berkelanjutan, yaitu harus terbuka terhadap penyempurnaan-
penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang benar-benar efisien dan
efektif;
d. mengikat, yaitu harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan;
e. seluruh unsur memiliki peran penting, bahwa seluruh pegawai memiliki
peran-peran tertentu dalam setiap prosedur yang distandarkan; dan
f. terdokumentasi dengan baik, bahwa seluruh prosedur yang telah
distandarkan harus didokumentasikan dengan baik sehingga dapat selalu
dijadikan referensi bagi setiap mereka yang memerlukan.
6
BAB V
PENYUSUNAN SOP
Bagian Kesatu
Penyusun
Pasal 6
(1) Setiap satuan kerja/unit kerja dari level tertinggi sampai level terendah wajib
menyusun SOP sesuai dengan keluasan lingkup proses pekerjaan.
(2) SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan berpedoman pada :
a. tugas dan fungsi; dan
b. uraian jabatan.
(3) Penyusunan SOP lingkup Daerah/lintas OPD menjadi tanggungjawab Asisten
yang membidangi.
(4) Penyusunan materi SOP lingkup Daerah/lintas OPD menjadi tanggungjawab
OPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
(5) Penyusunan SOP lingkup OPD/Unit Kerja menjadi tanggungjawab Kepala
OPD/Unit kerja.
(6) Proses penyusunan SOP pada Dinas, Badan, Inspektorat, Distrik dikoordinasi
oleh Sekretaris.
(7) Proses penyusunan SOP pada Kantor, UPT dikoordinasi oleh Kepala Sub Bagian
Tata Usaha.
(8) Proses penyusunan SOP pada Bagian Sekretariat Daerah dikoordinasi oleh Sub
Bagian yang membidangi Ketatausahaan.
Bagian Kedua
Syarat
Pasal 7
7
Bagian Ketiga
Siklus SOP
Pasal 8
Pasal 9
(1) Persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a dilakukan
dengan membentuk tim, pembekalan tim, menyusun rencana tindak dan
sosialisasi.
(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan dan/atau
mengkoordinasikan semua tahapan penyusunan SOP, menyusun rencana
pelaksanaan dan sosialisasi kegiatan penyusunan SOP pada masing-masing
OPD.
(3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Tim pada tingkat Kabupaten meliputi:
Pembina/Pengarah : Bupati
Penanggungjawab
Ketua : Sekretaris Daerah
Sekretaris : Asisten Administrasi Umum
Anggota : Kabag Organisasi dan Kabag Hukum
8
c. Tim pada tingkat OPD/Distrik meliputi:
Penanggungjawab : Kepala OPD/Kepala Distrik
Ketua : Sekretaris
Sekretaris : Kasubbag Umum
Anggota : Kabid/Kabag/Kasi
BAB VI
PENGESAHAN
Pasal 10
BAB VII
MONITORING, EVALUASI, PENGEMBANGAN
DAN PENGAWASAN
Pasal 11
(1) Tim penyusunan SOP tingkat Kabupaten wajib melakukan monitoring, evaluasi
dan pengawasan terhadap pelaksanaan SOP.
(2) Kepala OPD/Unit Kerja wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pengawasan
internal terhadap pelaksanaan SOP.
(3) Kepala OPD/Unit Kerja dapat melakukan pengembangan SOP sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9
Pasal 12
(1) Dalam rangka efisiensi dan efektivitas atas pelaksanaan Standar Operasional
Prosedur, dilakukan evaluasi secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1
(satu) Tahun.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh unit organisasi
penyelenggara kegiatan, lembaga yang berwenang melakukan evaluasi di
lingkungan Pemerintah Daerah atau lembaga independen yang diminta
bantuannya oleh Pemerintah Daerah.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13
Ditetapkan di Fakfak
pada tanggal, 14 Mei 2018
BUPATI FAKFAK,
CAP/TTD
MOHAMMAD USWANAS
Diundangkan di Fakfak
pada tanggal, 14 Mei 2018
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN FAFAK,
CAP/TTD
NASRUN P ELAKE
10
Salinan Peraturan Bupati ini disampaikan Kepada Yth. :
11
Lampiran I : Peraturan Bupati Fakfak
Nomor 28 Tahun 2018
Tanggal, 14 Mei 2018
Setelah dilakukan analisis kebutuhan SOP maka akan menghasilkan nama dan
kode nomor SOP. Untuk membantu menyusun nama dan kode nomor SOP dapat
digunakan tabel sebagaimana contoh dibawah ini:
13
4. Penulisan SOP.
Penulisan SOP dilakukan secara cermat dengan mempertimbangkan berbagai
unsur sehingga dapat terbentuk sesuai dengan kriteria mengacu kepada format
SOP dengan memperhatikan aspek tingkat ketelitian, kejelasan dan ketepatan
sehingga dapat menghasilkan sebuah SOP yang bisa dipertanggungjawabkan
dengan baik.
5. Verifikasi dan uji coba SOP.
Rancangan SOP yang telah disusun perlu dilakukan verifikasi atau uji coba
untuk memastikan tidak terjadi duplikasi atau tumpang tindih dengan SOP
lainnya. Rancangan SOP yang sudah di verifikasi tersebut dilakukan uji coba
secara mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan untuk melihat sampai
sejauhmana tingkat kemudahan, kesesuaian dan ketepatan SOP dalam
pelaksanaannya.
6. Pelaksanaan
7 Sosialisasi
Proses sosialisasi adalah langkah penting yang harus dilaksanakan dalam upaya
penerapan SOP disetiap unit kerja, dengan cara:
a. penyebarluasan informasi dan/atau pemberitahuan;
b. pendistribusian SOP; dan
c. penetapan pegawai pelaksana, penanggung jawab dan pemantau sesuai dengan
tugas dan fungsi masing-masing.
8 Pelatihan pemahaman
Pelatihan yang dilakukan dalam bentuk rapat, bimbingan teknis, pendampingan,
simulasi ataupun pada pelaksanaan sehari-hari agar SOP dapat dipahami dan
dilaksanakan dengan baik.
14
9 Monitoring dan evaluasi
a. Monitoring
Proses ini diarahkan untuk membandingkan dan memastikan kinerja
pelaksana sesuai dengan maksud dan tujuan yang tercantum dalam SOP yang
baru, mengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul, danmenentukan
cara untuk meningkatkan hasil pelaksanaan. Proses monitoring ini dapat
berupa observasi supervisor, interview dengan pelaksana, diskusi kelompok
kerja, pengarahan dan pelaksanaan.
b. Evaluasi
Merupakan sebuah analisis yang sistematis terhadap serangkaian proses
pelaksanaan dan aktifitas yang telah dibakukan dalam bentuk SOP dari sebuah
organisasi dalam rangka menentukan efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi
organisasi secara keseluruhan. Dari sisi substansial SOP, evaluasi SOP dapat
dilakukan dengan mengacu pada penyempurnaan penyempurnaan terhadap
SOP yang telah diterapkan atau bahkan sejauh mana diperlukan SOP yang
baru.
BUPATI FAKFAK,
CAP/TTD
MOHAMMAD USWANAS
15
Lampiran II : Peraturan Bupati Fakfak
Nomor 28 Tahun 2018
Tanggal, 14 Mei 2018
1. Halaman Judul
*Cara Pengisian:
1. Nomor Standar Operasional Diisi dengan nomor Standar Operasional Prosedur, yaitu
Prosedur (No Komponen, Unit Kerja, Bagian, No Standar
Operasional Prosedur)
2. Tanggal Pembuatan Diisi dengan tanggal pengesahan Standar Operasional
Prosedur
3. Tanggal revisi Diisi dengan tanggal Standar Operasional Prosedur di
revisi
4. Tanggal pengesahan Diisi dengan tanggal mulai berlaku
16
5. Disahkan oleh Diisi dengan jabatan yang berkompeten yang
mengesahkan
6. Nama StandarOperasional Diisi dengan nama prosedur yang akan distandarkan
Prosedur
7. Dasar hukum Diisi dengan peraturan perundang-undanganyang
menjadi dasar disusunnya Standar Operasional Prosedur
8. Kualifikasi pelaksana Diisi dengan penjelasan mengenai kualifikasi pegawai
yang dibutuhkan dalam melaksanakan perannya pada
prosedur yang distandarkan
9. Keterkaitan Diisi dengan penjelasan mengenai keterkaitan prosedur
yang distandarkan dengan prosedurlain yang
distandarkan
10. Peralatan/perlengkapan Diisi dengan penjelasan mengenai daftar peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan
11. Peringatan Diisi dengan:
- Penjelasan mengenai kemungkinan-kemungkinan resiko
yang akan timbul ketika prosedur dilaksanakan atau
tidak dilaksanakan.
- Peringatan memberikan indikasi berbagai permasalahan
yang mungkin muncul dan berada diluar kendali
pelaksana ketikaprosedur dilaksanakan dan berbagai
dampak yang mungkin ditimbulkan
- Dalam hal ini, dijelaskan pula bagaimana cara
mengatasinya.
12. Pencatatan dan Diisi dengan penjelasan mengenai berbagai hal yang perlu
pendataan didata, dicatat atau diparaf oleh setiap pegawai yang
berperan dalam pelaksanaan prosedur yang telah
distandarkan
13. Uraian prosedur Langkah kegiatan secara rinci dan sistematisdari
prosedur yang distandarkan
14. Pelaksana Diisi dengan jabatan yang melakukan suatu proses/
aktivitas
15. Kelengkapan Diisi dengan penjelasan mengenai daftar peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan
16. Waktu Diisi dengan lama waktu yang dibutuhkan dalam
melakukan suatu proses/kegiatan
17. Output Diisi dengan hasil/keluaran dari suatu proses/kegiatan
18. Pengesahan Diisi dengan Nama dan tandatangan Kepala SKPD
3. Uraian Prosedur
1.
2.
3.
17
*Cara Pengisian:
1. Uraian Prosedur Diisi dengan proses sejak dari kegiatan mulai dilakukan sampai
dengan kegiatan selesai dan keluaran dihasilkan untuk setiap
Standar Operasional Prosedur sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi kegiatan masing-masing unit organisasi yang bersangkutan.
2. Pelaksana Diisi dengan pelaksana kegiatan yang bersangkutan, mulai dari
jabatan tertinggi sampai dengan jabatan terendah (fungsional
umum/staf).
3. Mutu Baku Diisi dengan persyaratan dan kelengkapan yang diperlukan, waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dan out put pada
setiap aktivitas yang dilakukan.
4. Simbol-simbol
18
File Simbol ini digunakan untuk menggambarkan
semua jenis penyimpanan dalam bentuk
data/file.
BUPATI FAKFAK,
CAP/TTD
MOHAMMAD USWANAS
19