Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


ADMINITRASI DAN KEPEMILUAN
PADA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
KABUPATEN BELITUNG TIMUR
KERANGKA ACUAN KERJA
PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
ADMINITRASI DAN KEPEMILUAN
PADA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
KABUPATEN BELITUNG TIMUR

I. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan tata kelola kepemerintahan yang baik,
maka diperlukan prosedur kerja yang ditata dengan baik pada seluruh unit
organisasi di lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Belitung
Timur guna memperbaiki dan meningkatkan mutu lembaga, untuk mendorong
penyelenggaraan pemerintah yang lebih efektif, efisien dan akuntabel, Pemerintah
telah mencanangkan program reformasi birokrasi melalui penerapan prinsip-prinsip
penyelenggaraan tata kelola kepemerintahanyang baik dan bersih (good
governance and clean government) yang secara umum ditujukan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Sebagai upaya untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas tersebut, diperlukan


ketersediaan SOP sebagai pedoman/petunjuk bagi para aparatur dalam
melaksanakan tugas pelayanan dan bagi masyarakat pengguna layanan
(pelanggan) untuk mengetahui/memahami akan suatu prosedur pelayanan yang
dilakukan oleh aparatur. Dengan demikian dapat dihindarkan tumpang tindih
tanggung jawab dan kesalahan prosedur dalam melaksanakan tugas.

Dalam rangka memudahkan penyusunan dan pengembangan SOP sesuai dengan


Peraturan Bawaslu, maka diharapkan uraian pada SOP mengacu pada peraturan
yang telah ada dalam mengembangkan SOP. Selanjutnya SOP dimaksud
merupakan acuan dalam menyusun standar pelayanan. Paradigma good
governance membawa pergeseran dalam pola hubungan antara pemerintah dengan
masyarakat sebagai konsekuensi dari penerapan prinsip-prinsip corporate
governance. Penerapan prinsip corporate governance juga berimplikasi pada
perubahan manajemen pemerintahan menjadi lebih terstandarisasi, artinya ada
sejumlah kriteria standar yang harus dipatuhi instansi pemerintah dalam
melaksanakan aktivitas-aktivitasnya. Standar kinerja ini sekaligus dapat untuk
menilai kinerja instansi pemerintah secara internal maupun eksternal. Standar
internal yang bersifat prosedural inilah yang disebut dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP) atau sering juga diistilahkan dengan sebutan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) atau Standar Operasional Pelayanan (SOP).

Hal – 1
SOP dianggap sebagai tindakan yang logis bagi pemerintah daerah karena
beberapa alasan. Pertama, didasarkan kemampuan daerahnya masing-masing,
untuk mengoptimalkan pelaksanaan kewenangan dan fungsi pelayanan. Dengan
adanya SOP memungkinkan untuk melakukan kegiatannya secara “lebih terukur”
sebagai bagian dari prestasi dan prestise pemerintah daerah. Dengan SOP yang
disertai tolok ukur pencapaian kinerja yang logis dan riil akan memudahkan bagi
masyarakat untuk memantau kinerja aparat pelayanan, sebagai salah satu unsur
terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Perumusan SOP menjadi relevan karena sebagai tolok ukur dalam menilai
efektivitas dan efisiensi kinerja instansi pemerintah dalam melaksanakan program
kerjanya. Secara konseptual prosedur diartikan sebagai langkah-langkah sejumlah
instruksi logis untuk menuju pada suatu proses yang dikehendaki. Proses yang
dikehendaki tersebut berupa pengguna-pengguna sistem proses kerja dalam bentuk
aktivitas, aliran data, dan aliran kerja. Prosedur operasional standar adalah proses
standar langkah-langkah sejumlah instruksi logis yang harus dilakukan berupa
aktivitas, aliran data, dan aliran kerja.

Berdasarkan pada prinsip SOP di atas, penyusunan SOP didasarkan pada tipe
satuan kerja, aliran aktivitas, dan aliran dokumen. Kinerja SOP diproyeksikan dalam
bentuk durasi waktu, baik dalam satuan jam, hari, atau minggu, dan bentuk hirarkhi
struktur organisasi yang berlaku. Proses penyusunan SOP dilakukan dengan
memperhatikan kedudukan, tupoksi, dan uraian tugas dari unit kerja yang
bersangkutan.

Hal – 2
II. DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 75,
2. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan lnformasi Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4846);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112,Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 5038);
5. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5071);
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 182, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6109);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 150);
8. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2018 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Wewenang, Organisasi, dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan
Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Bawaslu Provinsi, dan Sekretariat
Bawaslu Kabupaten/Kota, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 141);
9. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2017 tentang
Tata cara Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan di Lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum, Badan
Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, dan Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1423);
10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan
Publik;
11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
RI Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan SOP Administrasi
Pemerintahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 649);
12. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan

Hal – 3
Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sekretariat
Panitia Pengawas Pemilihan Umum kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia
Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik
IndonesiaTahun 2013 Nomor 187);
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Penyusunan Peta Proses
Bisnis Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 411);
14. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis pengawasan Pemilu
Transparansi dan Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
15. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pemilu Nomor :
0063/K.BAWASLU/OT.03/IV/2019 Tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur (SOP) Di Lingkungan Badan Pengawas Pemilihan
Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Dan Badan Pengawas
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota

III. MAKSUD
Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten merupakan instansi yang
memberikan pelayanan baik secara internal maupun secara eksternal kepada
instansi pemerintah lainnya atau pelayanan langsung kepada masyarakat. Untuk itu,
Pedoman Penyusunan SOP ini disusun agar dapat digunakan oleh seluruh unit
kerja di lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten dan yang berada
dibawahnya untuk menstandarkan prosedur prosedur penting dalam penyusunan
SOP.

IV. TUJUAN
Pedoman umum penyusunan SOP bertujuan untuk mendorong setiap unit kerja di
lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten dan yang berada
dibawahnya untuk menyusun SOP baik dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi
maupun dalam memberikan manfaat pelayanan kepada masyarakat. SOP yang
disusun oleh setiap unit kerja di lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten dan yang berada dibawahnya ini diharapkan:
a. Memberikan kepastian dan keseragaman dalam proses pelaksanaan suatu
tugas dan pemberian pelayanan kepada masyarakat;
b. Menunjang kelancaran dalam proses pelaksanaan tugas dan kemudahan
pengendalian;
c. Mempertegas tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas bagi aparatur;

Hal – 4
d. Meningkatkan daya guna dan hasil guna secara berkelanjutan dalam
melaksanakan tugas umum di bidang pengawasan pemilu;
e. Meningkatkan professionalitas dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan
layanan di bidang pengawasan pemilu;
f. Memberikan informasi mengenai pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
aparatur secara proporsional; dan
g. Memberikan kejelasan dan transparansi kepada masyarakat sebagai
penerima layanan mengenai hak dan kewajibannya.
h. Menjamin adanya standarisasi proses penyelenggaraan tugas dan
kegiatan.
i. Meningkatkan akuntabilitas dengan melaporkan dan mendokumentasikan
hasil dalam pelaksanaan tugas.
j. Membantu pegawai menjadi lebih mandiri.
k. Memudahkan penelusuran terjadinya penyimpangan dan memudahkan
langkah perbaikan.

V. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dalam Kegiatan Penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Belitung Timur
adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya kualitas pelayanan kepemiluan yang optimal.
2. Terwujudnya kepastian, kejelasan, dan transparansi dalam mekanisme
pelayanan Pengawasan dan Pengaduan.
3. Terwujudnya efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Belitung Timur.
4. Tersusunnya SOP Adminitrasi dan Kepemiluan

VI. KELUARAN
Pada akhir pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Standar Operasional Prosedur
(SOP) Adminitrasi dan Kepemiluan di Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten Belitung Timur diharapkan diperoleh produk-produk keluaran sebagai
berikut:
a. Tersusunnya rumusan Standar Operasional Prosedur (SOP) Adminitrasi dan
Kepemiluan.
b. Hasil kajian berupa laporan hasil penyusunan Standar Operasional Prosedur
(SOP) Adminitrasi dan Kepemiluan Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten Belitung Timur.

Hal – 5
VII. RUANG LlNGKUP KEGIATAN
Dalam kegiatan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Adminitrasi dan
Kepemiluan Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Belitung Timur,
pelaksanaannya dibatasi pada lingkup kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan penyiapan langkah-langkah awal menyusun SOP;
2. Mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan untuk menyusun SOP;
3. Mengidentifikasi informasi yang akan dicari, dapat dipisahkan mana informasi
yang dicari dari sumber primer dan mana yang dicari dari sumber sekunder;
4. Melakukan identifikasi jenis kegiatan yang akan disusun SOP nya;
5. Merumuskan judul SOP sesuai dengan hasil/produk akhir dari kegiatan;
6. Merumuskan uraian jenis kegiatan;
7. Menentukan pelaksana (aktor) terhadap setiap jenis kegiatan;
8. Menentukan penggunaan simbol-simbol sesuai dengan tahapan proses dan
uraian jenis kegiatan;
9. Menentukan dan menyusun urutan pelaksana sebagai penanggung jawab setiap
tahapan proses;
10. Meletakkan simbol-simbol sesuai dengan maksud simbol;
11. Menentukan jenis kelengkapan, waktu, dan hasil (output) tetap/mutu baku
secara pasti dan jelas;
12. Melakukan pengembangan SOP, bilamana SOP yang telah ditetapkan akan
ditindaklanjuti dengan SOP lanjutannya;
13. Melakukan review SOP yang telah disusun;
14. Melakukan sosialisasi kepada pelaksana maupun pemangku kepentingan SOP;

VIII. METODA PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Adminitrasi dan
Kepemiluan di Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Belitung Timur ini
dilakukan dengan metode kerja sebagai berikut:
1. Inventarisasi data-data melalui hasil kajian, website, studi literatur, arsip-arsip
kepemiluan, dan lain sebagainya dalam rangka pengumpulan data primer dan
sekunder
2. Perumusan dan Analisis Struktur, Tata Kerja, Sistem dan Prosedur Adminitrasi
dan Pengawasan Kepemiluan.
3. Penyusunan SOP Final.

Hal – 6
IX. KETENTUAN PELAKSANAAN
A. Pembentukan Tim
Tim yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Standar
Operasional Prosedur (SOP) Adminitrasi dan Kepemiluan Badan Pengawas
Pemilihan Umum Kabupaten Belitung Timur adalah sebagai berikut :
1. Tim Penyusun
2. Tim Ahli Hukum Pemerintahan
3. Tim Penilai
4. Tim Pengesahan

B. Pelaksana Pekerjaan
Prosedur penyusunan SOP merupakan sebuah siklus, yang dimulai dari
penilaian kebutuhan SOP (SOP Need Assessment), pengembangan SOP (SOP
Development), penerapan SOP (SOP lmplementation), hingga monitoring dan
evaluasi SOP (SOP Monitoring and Evaluation) dan jika dari hasil evaluasi perlu
dilakukan penyempurnaan ataupun pembuatan SOP yang baru, maka proses
dimulai kembali dari tahapan penilaian kebutuhan Standar Operasional
Prosedur.

C. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Belitung Timur dikerjakan dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, terhitung setelah ditetapkannya perintah
pekerjaan.

X. BIAYA YANG DlBUTUHKAN


Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini Disesuaikan dengan kebutuhan dan
ketersediaan dari Bendahara Lembaga yang berasal dari Anggaran Tahunan.

XI. PELAPORAN
Pelaksanaan kegiatan ini akan dilaporkan melalui tahapan sebagai berikut:

a. Laporan Kajian
Laporan ini sekurang-kurangnya memuat uraian tentang pemaharnan tim
terhadap metodologi/sistematika Penyusunan Standar Operasional Prosedur
(SOP) Adminitrasi dan Kepemiluan Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten Belitung Timur dengan menilik rencana kegiatan, jadwal
pelaksanaan, ruang lingkup rencana pelaksanaan, jadwal dan tugas Tim.

b. Laporan Antara

Hal – 7
Laporan ini sekurang-kurangnya memuat kemajuan pelaksanaan pekerjaan
yang telah dilaksanakan oleh Tim

c. Laporan Akhir
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari laporan antara setelah
mendapatkan masukan dari persetujuan dari Tim Pengesahan. Laporan ini
disahkan melalui Pleno Anggota Bawaslu Kabupaten Belitung Timur dengan
pernyataan setuju lebih dari 2 anggota.

XII. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai dasar/pedoman dan rencana
pelaksanaan dalam kegiatan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Adminitrasi dan Kepemiluan Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten
Belitung Timur dengan harapan dapat terealisasi dengan optimal.

Manggar, Mei 2022


Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten Belitung Timur

Kepala Sekretariat/Ketua

Hal – 8

Anda mungkin juga menyukai