Hama Kelapa Sawit
Hama Kelapa Sawit
1. Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus)
Gejala serangan :
– Daun terserang menggulung dan tumbuh tegak
– Warna daun berubah menjadi kuning dan selanjutnya mengering.
Cara pengendalian:
– Pohon yang terserang dibongkar dan selanjutnya dibakar
– Tanaman dimatikan dengan racun natriumarsenit
2. Tungau (Oligonychus sp.)
Gejala serangan :
Daun yang terserang berubah warnanya menjadi berwarna perunggu mengkilat (bronz).
Cara pengendalian : Pengaplikasian akasirida yang mengandung bahan aktif tetradifon 75,2 g/l.
Gejala serangan :
Daun yang terserang berlubang-lubang. Selanjutnya daun hanya tersisa tulang daunnya saja.
Cara pengendalian :
Secara Fisik: Pengutipan ulat atau handpicking yang dilakukan pada tanaman muda umur 1 – 3
tahun, apabila luas areal yang mengalami serangan mencapai 25 ha. Universitas Sumatera Utara
Pengutipan ulat dapat dimulai apabila pada pemeriksaan global banyak ulat yang ditemukan 3 – 5
ekor/pelepah.
Secara Biologi: Dilakukan dengan menggunakan insektisida biologi yang siap pakai seperti:
Bactospeine PO, Dipel WP, Thuricide HP yang mengandung bakteri Basillus thuringiensis dan
Turnera subulata ( Bunga Pukul Delapan )
Secara Kimiawi: Dengan cara fogging (pengasapan) yang menggunakan alat berupa fulsfog, yang
biasanya menggunakan campuran insektisida (Decis 25 EC) dan solar dengan dosis 2000 cc
insektisidan dan 3000 cc solar untuk fulsfog K 10 Bio dengan kapasitas tangki 5000 cc.
Pengaplikasian insektisida berbahan aktif triazofos 242 g/l, karbaril 85 % dan klorpirifos 200
g/l.
4. Ulat kantong (Metisa plana, Mahasena corbetti dan Crematosphisa pendula)
Gejala serangan:
– Daun yang terserang menjadi rusak, berlubang dan tidak utuh lagi
– Selanjutnya daun menjadi kering dan berwarna abu-abu.
Cara pengendalian :
Secara Fisik:
Pengutipan ulat atau handpicking yang dilakukan pada tanaman muda umur 1 – 3
Secara Biologi
Dilakukan dengan menggunakan insektisida biologi yang siap pakai seperti : Bactospeine PO,
Dipel WP, Thuricide HP yang mengandung bakteri Bacillus thuringiensis. 3.
Secara Kimiawi
Dengan menggunakan insektisida anjuran yang dapat dilakukan dengan cara infus akar, yang
biasanya menggunakan insektisida sistemik dalam bentuk cairan seperti senyawa Monokrotofos
(Azodrin 15 WSC/Nufacron 20 SCW) dan infus batang dengan menggunakan jenis insektisida
Deciss 2,5 EC, Matador 2,5 EC.
5. Belalang Valanga nigricornis dan Gastrimargus marmoratus
Gejala serangan:
Terdapat bekas gigitan pada bagian tepi daun yang terserang.
Cara pengendalian : Pengendalian dapat dilakukan dengan mendatangkan burungpemangsanya.
6. Kumbang Oryctes rhinoceros
Gejala serangan :
Daun muda yang belum membuka dan pada pangkal daun berlubang-lubang.
Cara pengendalian :
a. Cara Manual: Mengeluarkan dan mengumpulkan kumbang (menggunakan kawat berbentuk panah)
b. Cara Kimiawi: Mempergunakan insektisida seperti marshall, diazinon, dengan mempergunakan dosis
satu sendok makan..
c. Cara Hayati : Menggunakan parasit kumbang, seperti jamur Metharrizium anisopliae dan virus
Baculovirus oryctes.
Melepaskan predator kumbang, seperti tokek, ular dan burung.
7. Ngengat Tirathaba mundella (penggerek tandan buah)
Gejala serangan:
Bekas gerekan ulat berupa feses dan serat tanaman yang terekat oleh benang-banang liur larva,
menempel pada permukaan tandan sehingga kelihatan kusam.
Bunga yang terserang akan gugur dan apabila ulat menggerek buah kelapa sawit yang baru terbentuk
sampai ke bagian inti maka buah tersebut akan rontok (aborsi) atau berkembang tanpa inti.
Akibatnya fruitset buah sangat rendah, dengan penurunan bobot tandan >36%.
Cara pengendalian : Pengaplikasian insektisida yang mengandung bahan aktif triklorfon 707 g/l atau
andosulfan 350 g/l.
Gejala serangan:
– Pertumbuhan bibit dan tanaman muda tidak normal
– Buah yang terserang menunjukkan bekas gigitan.
Cara pengendalian : Melakukan pengemposan pada sarangnya atau mendatangkan predator tikus,
seperti kucing, ular dan burung hantu.