Anda di halaman 1dari 9

KONSEP KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN

ESSAY

Oleh

DZAKIRAH JAZMI
NPP 29.0019
Program Studi: Administrasi Pemerintahan Daerah

Email : dzakirah99@gmail.com

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


KAMPUS JATINANGOR

KONSEP KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN

A. Pengantar
Kepemimpinan merupakan konsekuensi logis berasal timbulnya suatu kehidupan
di masyarakat. Pemimpin seyogyanya adalah langsung yg di korbankan, maksudnya
segala bentuk kepentingan langsung wajib di relakan buat kepentingan beserta
supaya tercapainya sebuah tujuan akhir yang telah disepakati sebelumnya. di
hakekatnya setiap gerombolan masyarakat pasti membutuhkan sosok yg sebagai
panutan, baik itu menjadi pengambil keputusan, pelindung ataupun pengayomnya,
maka disini diperlukan seorang yang mempunyai nilai lebih buat dijadikan seorang
pemimpin di kelompok tersebut. Kepemimpinan mendeskripsikan korelasi antara
pemimpin menggunakan yang dipimpin serta bagaimana seorang pemimpin
mengarahkan yang dipimpin. Pemimpin bisa menghipnotis perilaku para bawahan
melalui pendekatan pada mengelola insan. buat itu organisasi memerlukan pemimpin
yang mampu menjadi motor penggerak perubahan organisasi dan pemimpin yg bisa
memutuskan gaya kepemimpinan ialah perjuangan atau cara seorang pemimpin buat
mencapai tujuan organisasi menggunakan memperhatikan unsur-unsur falsafah,
keterampilan, sifat, serta sikap bawahan.
Secara klasikal, kepemimpinan dalam bahasa Inggris disebut menjadi leadership
yang berarti being a leader power of leading: the qualities of leader. tetapi secara
terminology, terdapat beberapa kepemimpinan berdasarkan para ahli yg dilihat dari
aneka macam perspektif tergantung berasal sudut mana para ahli memandang hakikat
kepemimpinan. dari E. Mulyasa, kepemimpinan diartikan menjadi aktivitas untuk
mensugesti orang-orang terhadap tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan
kepemimpinan berdasarkan Malayau S.P Hasibuan adalah cara seorang pemimpin
mensugesti sikap bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif buat
mencapai tujuan organisasi.
B. Pembahasan
Para pemimpin bangsa saat ini, Khususnya pemimpin pemerintah atau pemimpin
suatu organisasi politik di Indonesia seolah terbuai dengan berkembangnya zaman.
Berada pada lingkungan kekuasaan memang sangat menjanjikan serta membentuk
semua orang lupa akan tugas selanjutnya yg wajib dipersiapkan semenjak waktu ini,
galat satunya menyiapkan pemimpin buat generasi berikutnya.
banyak asal meraka para pemimpin yg terjerat perkara korupsi sebab beberapa
faktor, keliru satu contohnya faktor yeng pertama adalah politik balas jasa,
penyuapan, ataupun menerima atau memberi pemberian pada pihak lain dalam
konteks ingin mempertahankan kekuasaan.
Faktor yang ke 2 artinya pemimpin itu dihasilkan memalui caracara yang instan
mirip melalui penyuapan seseorang itu bisa duduk menjadi pemimpin, sesuai
kedekatan dengan lingkungan birokrasi lantas seseorang itu dimudahkan tanpa proses
seleksi menjadi pimpinan dan masih banyak cara instan lainnya yg berujung di
penurunan kualitas calon pemimpin mendatang. Maka tidak heran poly pemimpin
yang ingin merasa serba instan, dan tidak tahu konteks keilmuannya.
Kurang sadarnya pemimpin akan dampak arus globalisasi yang begitu cepat
membuat kondisi-syarat bangsa sangat rentan dan cepat berubah, keliru satunya
tentang pluralisme, perbedaan pendapat, yang lalu para warga terjebak ke dalam
gagalnya tahu sebuah arti krusial keberagaman antara satu dan yang lainnya.
contoh disparitas ialah pandangan wacana melihat sebuah kebijakan sebagai suatu
solusi pada tengah-tengah rakyat, dan rakyat yg anti akan golongan si Produsen
kebijakan pada arti pemerintah itu sendiri. kejadian ini menghasilkan warga yg satu
menggunakan yg lain menjadi saling curiga serta akhirnya terjadi perpecahan antar
golongan dan tidak menghadirkan rasa tentram di pada berkehidupan. Maka asal itu
pemerintah harus hadir disana sebagai penjaga malam yang wajib bisa
menyampaikan rasa aman, nyaman dan mengayomi rakyat berasal segala
kemungkinan.
Kepemimpinan memiliki peranan yg dominan buat menaikkan produktivitas
kerja, baik di tingkat individual, pada taraf grup, maupun di tingkat organisasi.
Peranan pemimpin sangat diharapkan dalam perjuangan memutuskan tujuan,
mengalokasi asal daya yang langka, memfokuskan training di tujuan-tujuan
organisasi, mengkoordinasikan perubahan perubahan yg terjadi, membina hubungan
antar pribadi dengan pengikutnya, dan memutuskan arah yg benar atau yang paling
baik Bila kegagalan terjadi (Titik Rosnani, 2012).
Kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain :
a. Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan
atau bawahan (fllowers). Para karyawan atau bawahan wajib memiliki
kemauan untuk mendapatkan arahan asal pemimpin. andaipun demikian,
tanpa adanya karyawan, tidak akan terdapat pemimpin.
b. seorang pemimpin yang efektif artinya seseorang yg dengan kekuasaannya
(his or herpower) bisa menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yg
memuaskan. Para pemimpin bisa menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau
kekuatan yeng tidak sinkron buat mensugesti sikap bawahan pada aneka
macam situasi.
c. Kepemimpinan harus mempunyai kejujuran terhadap diri sendiri (integrity),
perilaku bertanggung jawab yang nrimo (compassion), pengetahuan
(cignizance), keberanian bertindak dengan keyakinan (commitment),
kepercayaan di diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan
untuk meyakinkan orang lain (comminication) dalam mambangun organisasi.
seseorang pemimpin terutama harus memiliki fungsi sebagai penggerak atau
dinamisator dan ketua asal sumber daya insan, sumber daya alam, seluruh dana serta
wahana yg disiapkan sang sekumpulan insan yg berorganisasi buat mencapai sebuah
tujuan.
sesuai uraian di atas bisa diidentifikasikan beberapa komponen pada kepemimpinan,
yaitu:
a. adanya pemimpin serta orang lain yg dipimpin
b. adanya upaya serta proses mensugesti asal pemimpin pada orang melalui
banyak sekali kekuatan,adanya tujuan akhir yg ingin dicapai beserta dengan
adanya kepemimpinan itu.
c. kepemimpinan mampu muncul pada suatu organisasi atau tanpa adanya
organisasi eksklusif,
d. pemimpin bisa diangkat secara formal atau dipilih oleh pengikutnya,
e. kepemimpinan berada dalam situasi tertentu baik situasi pengikut juga
lingkungan eksternal
Berdasarkan pengertian kepemimpinan di atas, maka kepemimpinan dapat di bagi
menjadi dua macam, yaitu:
1. Kepemimpinan Tranformasional
istilah kepemimpinan transformatif dari asal 2 istilah, yaitu kepemimpinan atau
leadership serta transformatif atau tranformasional. istilah transformatif berinduk
pada istilah to transfrom, yg bermakna mentranformatifkan atau mengubah sesuatu
menjadi bentuk lain yg tidak selaras. menurut Raihan, dalam bukunya Transformative
School Leadership, mengungkapkan bahwa tahun 1980-an melihat pengenalan ide
lain yang luar biasa. Hipotesis ini sering disinggung sebagai ilustrasi otoritas yang
berhasil, yang disusun menurut sudut pandang hubungan pendukung perintis. Otoritas
terobosan menyiratkan siklus di mana para perintis bergerak untuk meningkatkan
kesadaran rekan-rekan mereka tentang apa yang mendesak, untuk membangun
pengembangan persuasif dari rekan-rekan mereka dan mendorong mereka untuk
melewati keuntungan selektif mereka untuk mencapai keuntungan dari pertemuan,
asosiasi atau individu. Administrasi terobosan adalah inisiatif yang umumnya baru
yang dianggap berhasil untuk mengabdikan perubahan, terutama dalam keadaan
ekologis sementara.
2. Kepemimpinan Transaksional
Menurut Burns kepemimpinan transaksional, korelasi antara pemimpin
menggunakan bawahan berdasarkan di serangkaian kegiatan tawar menawar antar
keduanya. ciri kepemimpinan transaksional adalah contingent reward dan
management by-exception. di contingent reward bisa berupa penghargaan di dapat
sebagai kehormatan dari inisiatif dengan alasan bahwa tugas telah selesai, sebagai
dorongan atau gaji atau kantor yang diperluas. Ini diharapkan untuk menghargai dan
memuji bawahan atas usaha mereka. Demikian juga, perintis mengelola bawahan,
dengan memusatkan perhatian pada bagian-bagian kesalahan yang dibuat oleh
bawahan, menunda pilihan atau menjauhi hal-hal yang dapat merekomendasikan
kesalahan. Pengecualian oleh eksekutif menggarisbawahi pekerjaan administrasi
sebagai kontrol. Perintis hanya melihat dan menilai apakah ada kesalahan untuk
diperbaiki, perintis memberikan wewenang kepada bawahan jika pedoman tersebut
tidak dipenuhi oleh bawahan. Tindakan pengurus dalam hal khusus, perintis
mendelegasikan tanggung jawab kepada bawahan dan menindaklanjuti dengan
memberikan apakah bawahan dapat berkenan untuk memberdayakan bawahan dan
selanjutnya menggunakan hadiah dalam hal laporan yang direncanakan oleh bawahan
memenuhi pedoman. Inisiatif berbasis nilai adalah gaya otoritas di mana perintis
berkonsentrasi pada pertukaran relasional antara perintis yang memanfaatkan
perwakilan yang mencakup koneksi perdagangan. Perdagangan bergantung pada
penyelesaian pada pembagian tujuan, prinsip kerja, tugas kerja, dan penghargaan
yang terorganisir.
Walaupun orang yang memajukan daerahnya dengan cara sebagai figur calon
pemimpin baik itu pemimpin nasional juga pemimpin skala wilayah. Pemimpin tidak
hanya duduk di forum eksekutif saja, melainkan ada forum legislatif juga yaitu
menjadi lembaga perwakilan yang bertugas menampung aspirasi warga juga menjadi
penyeimbang pemerintahan yang berkuasa. dan harus menangguli permasalah
kemiskinan. karena Pemerintah Indonesia telah memberi perhatian yg besar dan
sangat serius terhadap penanggulangan kemiskinan (Sari, P, 2017).
Setelah kesempatan ini dibuka, terjadilah perkelahian, khususnya kesalahan
utama adalah tidak adanya individu yang berangkat seolah-olah menamakan diri
sebagai pionir, pionir pesaing untuk situasi ini presiden, kepala daerah, dua wakil
pemimpin, ditunjuk memimpin perwakilan, pejabat, pejabat agen dan ketua sipil. kota
atau pesaing otoritatif yang tersedia di tengah-tengah penduduk, meskipun sosok
orang-orang tua yang menghiasi panggung politik tidak jarang jenis orang yang
memiliki sejarah negatif, misalnya, terlibat dengan kekotoran, dan banyak kasus yang
berbeda.
Begitu juga seseorang pemimpin wajib berfungsi menjadi evaluator, karena
penilaian sebagai kegiatan terencana dan sistematis yang mencakup, pengamatan
buat mengumpulkan data atau fakta, penggunaan “panduan” yg sudah ditetapkan,
pengukuran atau membandingkan akibat pngamatan menggunakan panduan-panduan
yg telah ditetapkan terlebih dahulu, evaluasi dan pengambilan keputusan (R.R.
Garvera, 2017).
Krisis kepemimpinan pemerintahan pada Indonesia harus segera diatasi, bahkan
warga seakan kurang puas dengan kinerja yang tak membawa angin perubahan di
negeri ini Jika yg memimpin hanya wajah paras. Memang, para penghuninya pun
tampak kecewa dengan pameran yang belum menjadi tren yang tak terhindarkan di
negeri ini. Jika dengan beberapa keberuntungan wajah tua memegang kendali. Setiap
perintis harus mulai memahami bahwa masa pemerintahannya memiliki masa kerja
yang terbatas. Dipercaya bahwa pemulihan akan diselesaikan dengan menyiapkan
pengganti yang akan siap menjadi pengganti inisiatif negara saat ini. Dalam hal ini,
pionir yang cerdik berarti orang-orang yang menyiapkan pengganti mereka. Oleh
karena itu, pencipta berusaha menjelaskan bagaimana sebenarnya pelaksanaan
kewenangan pemerintahan di negara Indonesia saat ini dan strategi apa yang tepat
untuk diterapkan sebagai cara berkendara yang layak.
Secara konseptual-teoretis, belum terdapat konvensi di antara ilmuwan pada
memberikan definisi yg standar wacana kepemimpinan dan pemerintahan. tak
adanya kesepakatan tadi lebih ditimbulkan para ahli menelaah dan menganalisis
sesuai menggunakan sudut pandangnya masing-masing serta pada pengaruhi sang
kondisi zaman yang menyertainya.
intinya, kepemimpinan dan pemerintahan merupakan dua konsep teoretis yang
tidak selaras. Kepemimpinan tak jarang diartikan menjadi teknik, cara, gaya, dan
taktik seorang pemimpin dalam memengaruhi orang lain dalam proses pencapaian
tujuan. Pemerintahan ialah wadah atau institusi daerah penguasa (pemerintah)
menggunakan rakyat (yang diperintah) melakukan interaksi. Kepemimpinan
pemerintahan ialah kemampuan atau kemahiran seseorang pemimpin dalam
memengaruhi orang lain pada pencapaian tujuan pemerintahan (Muslim dan Hariyati
2012).
Dalam menguraikan konsep kepemimpinan, penting untuk mengetahui terlebih
dahulu alasan-alasan berkembangnya para pionir. Ada 3 spekulasi penting yang
menggambarkan perkembangan seorang pionir. Pertama, hipotesis turun temurun.
Hipotesis ini menyatakan bahwa pionir tidak direncanakan, namun seorang pionir
dikandung berdasarkan kemampuan yang dibawanya ke dunia. seorang individu pasti
akan dibawa ke dunia sebagai cikal bakal dalam keadaan dan kondisi apapun. yang
memiliki kemampuan untuk memilih dia menjadi pionir dari titik awal paling awal
dan tidak ada kekuatan tunggal yang dapat menghentikannya (garis tangan). Secara
rasional, hipotesis ini berpegang teguh pada pandangan deterministik dan fatalistik.
Ada kekuatan politik yang sangat besar yang sebagian besar atau maha tahu
dalam memilih dan tidak memilih individu sebagai pemimpin, yaitu Allah SWT.
Hipotesis ini lambat laun tidak lagi digunakan sebagai modal dasar di samping unsur-
unsur politik yang berkembang dan sangat praktis. Individu terikat untuk meneliti dan
melihat faktor-faktor nyata sosial dan politik yang mereka hadapi.
kedua, hipotesis sosial (kebalikannya berasal dari hipotesis turun temurun).
Hipotesis ini menyatakan bahwa pemimpin harus siap dan dibuat. Permimpin tidak
diciptakan seperti itu, namun melalui proses persiapan yang matang, seperti unit,
sekolah, dan pelatihan. Michael Rush dan Philip Altoff (1993) menyatakan bahwa
lembaga politik dan pemerintahan harus memiliki pertemuan yang luar biasa untuk
merekrut individu yang potensial, cakap, dan terampil untuk menjadi inovator yang
dapat diandalkan di kemudian hari.

Pernyataan Michael Rush serta Philip Altoff tersebut menunjukkan bahwa


buat membentuk pemimpin yang hebat di masa depan, maka perlu dilakukan
kontinuitas pengkaderan yang dilakukan oleh suatu forum spesifik pencetak kader.
lembaga pengkaderan inilah yang melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa serta
negara yang tangguh. Penempatan seseorang pada posisiposisi eksklusif
diubahsuaikan dengan talenta, kapabilitas, track record, dan tingkat penerimaan
rakyat. Pengangkatan seorang pemimpin tidak berdasarkan atas kepentingan
kelompok tertentu secara sepihak yg sifatnya jangka pendek, tetapi kesinambungan
pelaksanaan pemerintahan harus menjadi pertimbangan utama yang sifatnya jangka
panjang.
Pada hakikatnya, pernyataan tadi bukan suatu hal yang baru pada
kepemimpinan pemerintahan. Rasulullah Muhammad SAW., pula sudah memberikan
petunjuk serta pesan bahwa “jangan sama sekali kau berikan suatu urusan/pekerjaan
kepada seseorang yg bukan ahlinya. bila kau berikan pekerjaan kepada yg bukan
ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.” pada konsep pepatah asing orang sering
sebut “The right man and the right place” (tempatkanlah seorang sesuai dengan
keahliannya atau kemampuannya).
Bila teori ini dilaksanakan dengan baik, maka akan muncul seseorang
pemimpin yg sangat didambahkan sang rakyat. Pemimpin yg mempunyai
pengetahuan luas, pengalaman yg sudah teruji serta memiliki taraf penerimaan yg
relatif baik. Resistensi asal proses pengangkatan dan penetapannya menjadi
pemimpin relatif mungil, sebab masyarakat telah mengetahui prestasi dan tingkat
kapabilitasnya.
Ketiga, teori ekologis (sintesa dari teori genetis serta sosial). Teori ini
menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin, Jika semenjak lahir
beliau sudah memiliki bakat bakat kepemimpinan. talenta-bakat itu dikembangkan
dalam kehidupannya melalui proses pendidikan, training, dan pengalaman sinkron
menggunakan kepentingan serta tuntutan zaman. menggunakan demikian, bakat
kepemimpinan yg ada semenjak lahir dianggap tidak cukup, diharapkan suatu proses
lebih lanjut pada melahirkan seorang pemimpin yg sesuai dengan kepentingan zaman
yang menyertainya.
faktor-faktor keberhasilan seseorang menjadi seorang pemimpin yaitu :
1) Moril
Moril adalah keadaan jiwa dan emosi seseorang yang mempengaruhi kemauan
untuk melaksanakan tugas dan akan mempengaruhi hasil pelaksanaan tugas
perorangan maupun organisasi Faktor-faktor yang mempengaruhi moril
adalah administrasi yang lazim, keyakinan dan keyakinan akan kebenaran,
penghargaan untuk kulminasi tugas, ketabahan dan kebanggaan hierarkis,
instruksi dan persiapan, bantuan dan hiburan pemerintah, kebebasan untuk
mengembangkan kemampuan, desain yang berwibawa, pengaruh luar.
2) Disiplin
Disiplin adalah ketaatan tanpa raguragu dan tulus ikhlas terhadap perintah
atau petunjuk atasan serta peraturan yang berlaku. Disiplin yang terbaik
adalah disiplin yang didasarkan oleh disiplin pribadi.
3) Jiwa korsa
Jiwa korsa adalah loyalitas, kebanggan dan antusiasme yang tertanam pada
anggota termasuk pimpinannya terhadap organisasinya. Dalam suatu
organisasi yang mempunyai jiwa korsa yang tinggi, rasa ketidakpuasan
bawahan dapat dipadamkan oleh semangat organisasi
4) Kecakapan
Kecakapan adalah kepandaian melaksanakan tugas dengan hasil yang baik
dalam waktu yang singkat dengan menggunakan tenaga dan sarana yang
seefisien mungkin serta berlangsung dengan tertib. Informasi dan kemampuan
yang digerakkan oleh otoritas dapat diperoleh dari pengajaran, persiapan,
dorongan dan pengembangan diri serta pengalaman melakukan. Jadi, menjadi
perintis yang baik, kita benar-benar dapat mengembangkan diri melalui
pengembangan diri dan afiliasi positif.

C. Penutup
Sesuai akibat pembahasan bisa diketahui bahwa menerangkan bahwa
rakyat Indonesia membutuhkan pemimpin jujur, yg lahir asal golongan belia
dan demokratis dalam cara pandang merampungkan sebuah pertarungan serta
sadar akan pentingnya keberagaman berbangsa serta bernegara. Pemimpin
organisasi di Indonesia apapun jenisnya harus dilandasi pada nilai-nilai
pancasila menjadi landasan falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Teknik yang diterapkan buat terwujudnya kepemimpinan
pemerintahan yg baik ialah menggunakan berpedoman pada falsafah pancasila
serta memberi contoh teladan yg baik artinya adalah cara yg sangat ampuh
pada rakyat. sudah Sepatutnya sebagai tanggungjawab kita seluruh buat
mempersiapkan generasi penerus yg mempunyai karakter serta nilai-nilai
dasar Pancasila dibarengi dengan dasar kepercayaan yg kuat. Kepemimpinan
Pemerintahan memiliki kedudukan yg sangat strategis dalam pelaksanaan
kebijakan kebijakan pemerintah dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.

DAFTAR ISI

Febriantin, K. (2016). Faktor Pemimpin Dan Kepemimpinan Dalam Tata Kelola


Pemerintahan Di Kabupaten Purwakarta Periode Tahun 2008-2015. Jurnal
Politikom Indonesiana, 1(2), 43-43.
Garis, R. R. (2018). Kepemimpinan pemerintahan pada era globalisasi (kajian tentang
kepemimpinan pemerintahan di indonesia). Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pemerintahan, 4(1), 1-11.
Garis, R. R. (2018). Kepemimpinan pemerintahan pada era globalisasi (kajian tentang
kepemimpinan pemerintahan di indonesia). Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pemerintahan, 4(1), 1-11.
GOVERNANCE, G. (2014). KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM REFORMASI
BIROKRASI: AKTUALISASI PEMIMPIN DALAM PELAYANAN
PUBLIK MENUJU GOOD GOVERNANCE THE CONCEPT OF
LEADERSHIP IN REFORM BUREAUCRACY: ACTUALIZATION
LEADER IN PUBLIC SERVICE TO. Jurnal Borneo Administrator/Volume,
10(1), 60.
Narmoatmojo, W. (2010). Implementasi Pancasila Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan (Civic Education). Yogyakarta: Ombak.
Nas, J. (2015). Diskursus Kepemimpinan Pemerintahan
Kontemporer. GOVERNMENT: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 1-8.
Nursetiawan, I. (2017). PENGARUH KEPEMIMPINAN LURAH TERHADAP
KINERJA PEGAWAI (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelurahan Cigembor
Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis). Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pemerintahan, 3(2), 131-143.
Rosnani, T. (2012). Pengaruh Kepemimpinan Transaksional dan Kepemimpinan
Transformasional Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Dosen Universitas
Tanjungpura Pontianak. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Kewirausahaan, 3(1), 1-
28.
Sanjaya, A., & Baharuddin, A. (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Pada Kantor Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal
Ad'ministrare, 1(1), 72-83.
Yudiaatmaja, F. (2013). Kepemimpinan: Konsep, Teori Dan Karakternya. Media
Komunikasi FPIPS, 12(2).

Anda mungkin juga menyukai