Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi
KATA PENGANTAR
Pada Laporan ini disampaikan latar belakang, maksud dan tujuan, ruang
lingkup kegiatan, pendekatan metodologi, konsep rencana.
Kepada semua pihak yang turut membantu menyusun Laporan Pendahuluan ini
disampaikan terima kasih.
SALMA AFRIZAL, ST
Team Leader
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................1
1.2. Maksud Dan Tujuan..........................................................................2
1.3. Ruang Lingkup..................................................................................2
1.4. Tahap Pelaksanaan...........................................................................3
1.5. Sistematika Penulisan........................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN
prasarana yang layak serta memadai sesuai dengan tingkat kebutuhan yang
dan kenyamanan dalam memberikan pelayanan bagi murid dan guru dalam
Untuk tercapainya tujuan diatas perlu adanya suatu perencanaan yang tepat
dan benar yang diselaraskan dengan kebutuhan konsep dan program dasar,
ketentuan dan standar yang berlaku sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran lingkup
kegiatan dan lokasi kegiatan, waktu pelaksana dan
sistematika Penulisan
BAB II
b. StrukturAtas
1. Struktur atas direncanakan sebagai portal beton berturang rangka
terbuka (open frame), dianalisa secara tiga dimensi (3D) atau dua
dimensi dengan bantuan paket program komputer
2. Struktur atas dianalisa mampu menahan beban vertikal (live load
dan
dead load) serta beban horisontal (beban gempa statik ekivalen)
3. Permodelan rangka struktur harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga posisi kolom struktur arah vertikal dan horisontal
berdasarkan multimodul.
4. Pelat lantai direncanakan terpisah dengan kondisi pelat lentur ,
modul pelat lantai harus direncanakan untuk menghilangkan
kemungkinan penggunaan balok anak
c. Struktur Atap
1. Struktur atap direncanakan mampu menahan pembebanan
seperti
disyaratkan pada peraturan perencanaan
2. Untuk konstruksi atap direncanakan menggunakan material dari
bahan
beton dan/atau bahan baja
3. Penggunaan material dari kayu untuk konstruksi atap
diminimalisasi
untuk rnempermudah perawatan dan pengawetan
d. Pendekatan Perencanaan Mekanikal Elektrikal
1. Analisa perencanaan instalasi kelistrikan harus disajikan secara
lengkap dan detail meliputi : desain beban daya, perhitungan
kebutuhan supply daya, perhitungan dimensi alat-alat kelistrikan
termasuk pengecekan terhadap biaya keseluruhan sistem
kelistrikan dengan melakukan komparasi terhadap penEgunaan
sistem kelistrikan yang lain
2. Analisa perencanaan instalasi sistem televisi dan penangkal petir
disajikan secara lengkap dan detail termasuk pengecekan
terhadap biaya keseluruhan sistem dengan melakukan komparasi
terhadap penggunaan sistern kelistrikan yang lain
b. Pembebanan
1. Beban Mati`
Beban mati merupakan berat sendiri seluruh bangunan, struktur
maupun non struktur yang selalu ada dan bekerja pada bangunan ini.
Beban mati tersebut sangat tergantung dari dimensi serta berat jenis
struktur yang digunakan. Sesuai peraturan yang berlaku di lndonesia,
berat jenis dari elemen-elemen struktur adalah sebagai berikut :
Beton Bertulang 2400 Kg/m3
Baja Struktural 7850 Kg/m3
Kayu 1000 Kg/m3
Mortar(adukan) 2000 Kg/m3
Dinding ½ bata 250 Kg/m2
Dinding 1 bata 450 Kg/m2
2. Beban Hidup
Beban hidup adalah berat tambahan diruar beban mati yang bekerja
pada waktu-waktu tertentu, baik secara terus menerus maupun
sementara.
Besamya beban hidup ditentukan oleh perunfukan bangunan, dengan
harga minimum sesuai dengan Peraturan Pembebanan lndonesia untuk
Gedung tahun 1983.
Berikut disampaikan besarya beban hidup bangunan, serta
perbandingannya dengan nilai minimum yang tercantum pada
peraturan.
3. Beban Gempa
Gedung ini terdiri dari 3lantai, dan bentuknya simetris beban gempa
dimasukkan dalam analisis. Analisis dinamis yang dipakai adalah
analisis ragam spektrum respons. Gedung harus dapat menahan beban
geser dasar akibat gempa (V) dengan rumus.
C1 I
V= Wt
R
Dimana:
C1 = Nilai faktor respons Gempa
I = Faktor Keutamaan
R = Faktor Reduksi Gempa
Wt = Berat Total Gedung, termasuk beban hidup yang sesuai
1) KombinasiPembebanan
Mengacu pada Peraturan Pembebanan lndonesia untuk Gedung
tahun 1983, kombinasi pembebanan yang dipakai adalah sebagai
berikut :
` Komposisi 1 1,4 DL
Komposisi 2 1,2DL+ 1,6 LL
Komposisi 3 ` 1,2 DL + 0,5 LL ± Ex ± 30% Ey
Komposisi 4 1,2DL+ 0,5 LL ± 30% Ex ± Ey
a. Pembebanan Sementara
Ada dua jenis pembebanan sementara yang umumnya
diperhitungkan pada bangunan gedung, yaitu beban angin dan
beban gempa. Pada umumnya, beban angin relatif sangat kecil
jika dibandingkan dengan beban gempa, sehingga beban
sementara yang diperhitungkan adalah beban gempa.
Dalam analisa balok portal, kombinasi beban sementara adalah :
1.05 (beban gravitasi + beban gempa).
Dalam menghitung gaya normal dari unsur vertikal bangunan
(kolom dan dinding geser) beban hidup direduksi, bergantung
pada jumlah lantai yang dipikulnya, sesuai dengan Peraturan
Pembebanan lndonesia untuk Gedung tahun 1983. Analisa
b. Spesifikasi Material
Pondasi yang digunakan adalah tiang pancang dengan
kedalaman antara 12 meter.
Mutu baja untuk diameter lebih kecil dan 12 mm
digunakan BJTP 24 (fy = 2400 kg/cm 2) dan untuk diameter
sama atau lebih besar dan 12 mm digunakan BJTD 32
(fy=3200kg/cm2)
Mutu beton yang digunakan untuk Tie Beam, Balok,
Kolom dan Pelat adalah K-225.
c. Sistem Struktur
Sistem struktur yang digunakan adalah sistem portal beton bertulang
dengan dinding geser pada tepi bangunan dengan spesifikasi material.
Elemen-elemen struktur terdiri dari :
o Kolom
o Balok
o Plat lantai
0 , 85 fc β 1 600
ρb =
fy 600+fy
β 1=0 ,85 bilafc≤30 Mpa
ρ≤0 ,75 ρb
As
ρ=
b.d
2. Analisa Kolom
a) Kuat lentur Kolom
Kuat lentur perlu bagi kolom portal pada bidang muka balok
berdasarkan terjadinya momen kapasitas di sendi plastis pada
kedua ujung balok yang bertemu pada kolom itu, yang dinyatakan
oleh momen lentur perlu Mu, k dengan gaya aksial Nu,k yang
bersangkutan, hanrs dihitung berturut-turut menurut persamaan-
persamaan berikut:
M ,k=
h 'k
hk
wdvk 0 ,70
l ki
l ki( l ka
M Kap , ki+ M kap , Ka
l ka )
M , k =Rv 0 , 70 Σ
( M kap , ki+ M kap , ki M kap ,ka +M kap , ka '
lki
+
l' ka )
Dimana :
wd = faktor pembesar dinamik untuk memperhitungkan
pengaruh terjadinya sendi-sendi plastis pada balok-
balok portal, yang nilainya harus diambil sebesar
1.3, kecuali ditingkat bawah dan tingkat atas nilainya
harus diambil sebesar 1,0 dan ditingkat kedua dari
atas nilainya harus diambil sebesar 1,15.
Dalam segala hal, momen lentur perlu bagi kolom portal pada
bidang muka balok menurut pers. (16) tidak perlu diambil lebih
besar dari :
(
M , k =1 , 05 M d , k +M d , K +
4
M ,k
K E )
Mu , k =1, 05 ( N , k +N )
4
d d, k+ N ,k
K E
dimana:
Mu, k, a = Momen lentur perlu dari kolom portal pada ujung atas
kolom pada bidang muka kolom
Mu, k, B = Momen lentur perlu dari kolom portal pada ujung atas kolom
pada bidang muka balok
hk’ = tinggi bersih kolom portal
Kolom portal dalam kondisi terjadinya sendi-sendi plastis pada kedua ujung
balok yang bertemu dengan kolom tersebut. Dalam segala hal, kuat geser
perlu bagi kolom portal menurut
persamaan tidak perlu diambil lebih besar dari :
(
Vu, k =1 ,05 VD , k+VL, K +
4
K
VE , K )
dimana:
VD,K = gaya geser kolom portal akibat beban mati tributari tak berfaktor
VD, K = gaya geser kolom portal akibat beban hidup tributari tak
berfaktor,
VE, K = gaya geser kolom portal akibat beban gempa tak berfaktor.
Faktor Jenis Struktur yang berlaku untuk struktur yang ditinjau.
Kuat geser horisontal perlu bagi panel perlemuan balok dan kolom portal,
harus dihitung dari persamaan-persamaan berikut
Mkap, ki = Momen kapasitas balok portal sebelah kiri di sendi plastis pada
bidang muka kolom yang dihitung berdasarkan luas baja
tulangan dan baja prategang yang terpasang dan dengan
tegangan tarik baja tulangan diambil sebesar 1,25 fy dan
tegangan tarik baja prategang diambil sebesar 1,4 fps.
a) Dasar Pemikiran
Dasar Perencanaan lnstalasi Mekanikal Elektrikal ini adalah:
1. KAK (Kerangka Acuan Kerja)
Penentuan system Mekanikal Elektrikal adalah berdasarkan KAK yang
diberikan pemberi tugas, antara lain listrik untuk kebutuhan
penerangan dalam maupun luar, serta peralatan-peralatan listrik yang
menunjang kebutuhan bangunan,
2. Referensi peraturan Pemerintah
SNI 04-A225-2000 tentang Persyaratan Umum lnstalasi Listrik
2000 (PUIL 2000 )
SNI No.03-6197-2000 tentang Konversi Energ Pada Bangunan
Gedung Bertingkat.
SNI No.03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Gedung Bertingkat
3. Perencanaan
1) LISTRIK
a. Lingkup pekerjaan
Instalasi Tegangan Menengah
Instalasi Tegangan Rendah
Instalasi Sistem Penerangan dan Stop Kontak
Instalasi pentanahan (grounding) system listrik dan
peralatan
Instalasi Penangkal Petir
lnstalasi Sumber Daya Cadangan (Diesel Generator
Set)
Sistem Peralatan Tahan Api.
c. Penjelasan Sistem
Central Control emergency, paging, car call dan music system
mencakup rak conhol, modul control address (modulated
Address Control), Amplifier, Loudspeaker, Volume Control dan
pengkabela. Demi memudahkan pemeliharaan dan tingkat
pemakaian yang lama, maka peralatan utama direncanakan
bersifat modular dengan teknologi elektronik yang terbaik.
Pada waktu terjadi Kebakaran, semua program akan
diovenide atau diganti dengan sirene tanpa memperhatikan
posisi switch pada masing-masing zone selection di selector.
Switch Ovenide'Emergency direncanakan mampu
mengaktifkan seluruh speaker pada gedung ini, walaupun
volume control berada pada posisi .
3) STSTEM TELEPHONE
a. Lingkup Pekerjaan
Komunikasi keluar local dan interlokal
Komunikasi untuk kepentingan intern dalam gedung
b. Referensi Dan Kriteria Perencanaan
Peraturan Perumtel lrlo.5 dan ner.1 tahun 1977 dan no.1
tahun 1979
Persyaratan Umum lnstalasi Listrik (PUIL).2000.
Petunjuk Pedoman Perencanaan Jaringan Kabel
Telephone tahun 1984
Katalog produk kabel
c. Kriteria Perencanaan
Sistem komunikasi dalam gedung ini direncanakan ada
beberapa line yang bersifat langsung (direct)
berlengganan ke TELKOM sedang untuk komunikasi di
intern gedung ini bisa menggunakan komunikasi inter
pesawat dengan system PABX.
Kebutuhan jumlah line yang direct maupun extention
ditentukan berdasar jumlah staf pengelola gedung
tersebul, atau jumlah penyewa gedung (bila ada).
Rasio perbandingan antara Trunk line dengan extention
dalam system PABX direncanakan maksimal 1: 6
Dari jumlah line yang langsung disiapkan juga untuk
keperluan Faximilli.
d. Penjelasan Sistem
Seluruh line yang dari TELKOM ditampung dalam MDF
gedung, kemudian dari MDF tersebut dibagi menjadi dua
bagian yaitu sebagian masuk ke PABX sebagian lainnya
didistribusikan ke penyewa atau kestaff pengelola yang
diperkirakan membutuhkan saluran langsung (direct line).
Kabeldari PABX sebagaiextention line masuk kembali ke
MDF. Dari MDF didistribusikan ke masing-masing lantai
dengan dipusatkan melalui FDF (Floor Distribution Frame).
Dari MDF dan FDF lnilah kabel didistribusikan ke outlet
telephone naik sebagai direct line maupun extention di ruang-
ruang yang membutuhkan. Untuk keandalan sistem, tiap
pesawat cabang dihubungkan dengan kabel TITC 2 x 2 x 0,6
mm menuju sentral atau UTP Cat 3 (Unshielded Twisted Pair
Cable Category 3). Agar mutu suara pembicaraan baik,
diusahakan tahanan tanah dari unit-unit senkaltelepon cukup
rendah, sedangkan isolasi kabel instalasi terhadap tanah
cukup tinggi. Sistem PABX dipilih yang bersifat modular dan
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
(perkembangan) menggunakan teknologi digital, time division
dan PCM (Pulse code modulation). Sistem dilengkapi dengan
Battery Charger dan Battery dengan kapasitas minimum 4 jam
bilamana supply listrik PLN terputus.
4) FIRE ALARM
a. Lingkup Pekerjaan
Sistem Fire Alarm
Interkoneksi dengan sistem M&E lainnya
c. Kriteria Perencanaan
Sistem deteksi sumber api / fire alarm untuk gedung ini
berdasarkan sistem semi addresible
Sistem fire alarm bekeda lebih awal dari pada system
sprinkler.
Sistem biasa diintegrasikan dengan sistem Mekanikal
maupun
Elektrikal
c. Kriteria Perencanaan
Sistem Pemadam Kebakaran
Sistem Hydrant
Sistem Sprinkler Otomatis
Alat Pemadam Api Ringan (APAR )
d. Penjelasan Sistem
c. Penjelasan Sistem
Sistem Air Bersih
Sumber air diambil dari PDAM dan Deep Well (Sumur
Dalam) dan menggunakan Filter Air bila perlu. Air dari PAM
dan sumur dalam ditampung dalam tangki air bawah
(reservoir), kemudian dipompa ke roof tank oleh pompa
transfer. Kemudia air dari roof tank didistribusikan ke
seluruh lantai, untuk pelayanan 3 lantai dibawahnya
dipergunakan booster pump sedang untuk lantai
dibawahnya cukup dialirkan secara grafitasi, sedang untuk
lantai yang cukup jauh/bawah dari roof tank perlu dipasang
alat pengatur tekanan
Lokasi pompa pemindah berada dekat dengan tangki air
bawah di ruang
pompa
BAB III
RENCANA KERJA
Konsultan akan melaksanakan tugas sesuai dengan lingkup pekerjaan
yang telah diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan dari tahap awal sampai dengan laporan akhir sebesar
30 hari kalender dan dilanjutkan dengan tahap pelelangan fisik serta
pengawasan berkala.
Pentahapan pelaksanaan tugas secara rinci akan kami jelaskan dalam
phase-phase, sehingga dapat memberi gambaran yang jelas bagi Pemberi
Tugas dan pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Dalam Rencana Kerja akan kami jelaskan tahapan pekerjaan dari phase
persiapan sampai dengan phase akhir serta hubungan kontraktual dan
koordinasi dengan pihak terkait dalam hal ini Pemberi Kerja dan lnstansi terkait.
Produk/ keluaran pada phase pertama berupa Konsep Awal dan Gambar
Konsep Rancangan yang terangkum dalam Laporan Pendahuluan yang
harus dipresentasikan dihadapan Tim Pemberi Kerja untuk mendapatkan
masukan dan arahan sebagai dasar Konsultan daram meranjutkan phase
berikutnya,
b) Phase Kedua
Penyusunan Pra-rancangan berupa rencana tapak, perencanaan
bangunan termasuk program dan konsep ruang, perkiraan biaya dan
informasi proses perijinan untuk melaksanakan pembangunan gedung
yang harus dilalui. Rencana Tapak, Perencanaan Bangunan termasuk
program dan Konsep Ruang serta Prakiraan Biaya di disain berdasarkan
areal yang tersedia dengan tetap memenuhi criteria, sehingga diperoleh
tapak bangunan yang paling optimal terhadap areal yang tersedia.
Program dan konsep ruang berkaitan bahwa bangunan ini terutama
berfungsi sebagai ruang ekspo, sehingga harus diketahui fasilitas
penunjang apa saja yang dibutuhkan dan luasan yang diperlukan masing-
masing kegiatan. Berdasar konsep dan program ruang yang telah dibuat,
bisa dihitung prakiraan biaya dengan mengambil pedoman biaya per m2
bangunan.
Pengurusan Perijinan adalah berkaitan dengan kelayakan pembangunan
gedung yang direncanakan dan lingkup pekerjaan konsultan adalah
mendapatkan informasi proses dan persyaratan yang harus dipenuhi
dalam pengurusan perijinan. Unluk mendapatkan informasi diatas,
Konsultan akan menghubungi instansi terkait yaitu Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi.
Produk/keluaran pada phase kedua ini berupa perencanaan disain yang
harus dipresentasikan untuk mendapatkan arahan, karena hal ini
merupakan dasar dan pegangan pihak perencana dan pemberi tugas
untuk pelaksanaan phase berikutnya berupa pengembangan disain.
c) Phase Ketiga
e) Phase Kelima
Tahap pelelangan pekerjaan fisik berupa membantu Panitia Pengadaan
Barang/Jasa di dalam menyusun dokumen pelelangan dan menyusun
program pelaksanaan pelelangan.
f) Phase Keenam
Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan,
menyusun berita acara penjelasan dan evaluasi penawaran pekerjaan
fisik.
g) Phase Ketujuh
Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan fisik dengan
kegiatan melakukan penyesuian gambar dan spesifikasi bila ada
perubahan, memberi penjelasan bila ada masalah yang timbul dalam
pelaksanaan, memberi saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi
tentang penggunaan bahan dan membantu evaluasi pekerjaan tambah-
kurang serta membuat laporan akhir pengawasan berkala.
BAB IV
ORGANISASI PELAKSANAAN
2) Petugas K3 Konstruksi
berikut :
semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan dipenuhi dengan
Konstruksi