Anda di halaman 1dari 46

Laporan Pendahuluan

Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

KATA PENGANTAR

Laporan Pendahuluan ini merupakan laporan kedua dalam kegiatan


Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi Ruang Kelas Baru SMPN 3 Singingi,
tahun anggaran 2022.

Pada Laporan ini disampaikan latar belakang, maksud dan tujuan, ruang
lingkup kegiatan, pendekatan metodologi, konsep rencana.

Kepada semua pihak yang turut membantu menyusun Laporan Pendahuluan ini
disampaikan terima kasih.

Teluk Kuantan…………. Juli 2022


CV. BINA KARYA ANDALAN

SALMA AFRIZAL, ST
Team Leader

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. i


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................1
1.2. Maksud Dan Tujuan..........................................................................2
1.3. Ruang Lingkup..................................................................................2
1.4. Tahap Pelaksanaan...........................................................................3
1.5. Sistematika Penulisan........................................................................4

BAB II PENDEKATAN DAN METODOLOGI........................................................5


2.1. Aturan-Aturan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan...................5
2.2. Pendekatan Teknis...........................................................................6
2.3. Dasar Hukum.................................................................................11
2.4. Konsep Perencanaan Struktur..........................................................13
2.5. Konsep Perencanaan Mekanikal Elektrikal.......................................24

BAB III RENCANA KERJA.................................................................................38


BAB IV ORGANISASI PELAKSANAAN.............................................................42

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. ii


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Perencanaan Pembangunan Revitalisasi/Rehabilitasi Ruang Kelas Baru
SMPN 3 Singingi adalah pembangunan yang dilaksanakan dari sumber dana
APBD Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2022 dan dilaksanakan oleh Dinas
Pedidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi. Perencanaan
ini dimaksudkan untuk menyediakan fasilitas Sarana dan Prasana Pendidikan
di Kabupaten Kuantan Singingi
Dalam rangka mendukung secara optimal rancangan Pemerintah

Kabupaten Kuantan Singingi dari tersedianya fasilitas baik sarana maupun

prasarana yang layak serta memadai sesuai dengan tingkat kebutuhan yang

dibutuhkan dalam bidang Pendidikan di Kabupaten Kuantan Singingi.

Berdasarkan pola pikir diatas, Dinas Pedidikan Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Kuantan Singingi merasa perlu untuk melaksanakan Pembangunan

Ruang Kelas Baru sebagai wadah dalam menunjang pengadaan kebutuhan

dan kenyamanan dalam memberikan pelayanan bagi murid dan guru dalam

menunjang proses belajar mengajar.

Untuk tercapainya tujuan diatas perlu adanya suatu perencanaan yang tepat
dan benar yang diselaraskan dengan kebutuhan konsep dan program dasar,
ketentuan dan standar yang berlaku sekarang ini

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 1


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Dalam pedoman teknis pembangunan bangunan gedung Negara sebagaimana


Peraturan Menteri PU No. 45/PRT/M/2007 ditetapkan ketentuan mengenai
bangunan gedung negara dimana ditetapkan ketentuan biaya standard dan
biaya non standar untuk spesifikasi-spesifikasi khusus.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun tujuan dalam pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Penambahan


Pembangunan Revitalisasi/Rehabilitasi Ruang Kelas Baru SMPN 3 Singingi
adalah membuat/menyusun Perencanaan Gedung yang akan menghasilkan
suatu bangunan gedung yang representatip, memenuhi syarat-syarat teknis
yang ditetapkan dan dapat dipertanggungajawabkan dari segi arsitektur,
struktur (konstruksi) dan fungsional serta lengkap dengan jaringan mekanikal
elektrikal serta sistem utilitasnya sehingga mampu meningkatkan kinerja dan
pelayanan.

Sedangkan Saran dari kegiatan ini adalah tersedianya memperisapkan


blok hunian yang repsentatif bagi para tahanan, aman dan bersih.

1.3. RUANG LINGKUP


Lingkup tugas yang akan dilaksanakan berpedoman pada ketentuan yang
berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/KPTS/M/2007 tanggal
27 Desember 2007 yang dapat meliputi tugas-tugas perencanaan lingkungan,
site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung Negara yang
terdiri dari:
1. Persiapan Perencanaan seperti:
a. Mengumpulkan data dan informasi lapangan;
b. mengadakan survey/peninjauan lokasi kerja atau lokasi lain
yang dipandang perlu untuk memberikan gambaran yang
lebih komprehensif;
2. Penyusunan Perencanaan seperti:

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 2


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

a. Rencana denah ruangan,


b. Pra-rencana pembangunan gedung termasuk program dan
konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus perizinan.
3. Penyusunan Pengembangan Rencana,seperti:
a. Membuat rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan
visualisasi 2D dan atau 3D
b. Membuat alternative denah awal beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
c. Rencana utilitas dan tata hijau/landscape beserta uraian
konsep danp erhitungannya.
d. Perkiraan biaya.
e. Mengadakan diskusi dengan pihak yang berkepentingan
untuk mematangkan pengembangan perencanaan.
4. Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat:
a. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail
utilitas yang sesuai dengan gambar rencana yang telah
disetujui. Semua gambar arsitektur, struktur, dan utilitas
harus ditandatangani oleh Penanggung Jawab Perusahaan
dan Tenaga Ahli yang mempunyai Izin Sertifikat.
b. Uraian spesifikasi teknis pekerjaan.
c. Rincian Volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran
biaya pekerjaan konstruksi (E.E.) termasuk daftar harga dan
analisis harga satuan disertai data pendukung.
5. Persiapan dan pelaksanaan pelelangan.
6. Pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik.
7. Pembuatan laporan akhir pengawasan berkala.

1.4. TAHAP PELAKSANAAN


Adapun tahap pelaksanaan kegiatan Perencanaan Pembangunan
Revitalisasi/Rehabilitasi Ruang Kelas Baru SMPN 3 Singingi ini adalah :

1. Tahap Konsep Perencanaan

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 3


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

2. Tahap Pra-Rencana Teknis


3. Tahap Pengembangan Rencana
4. Tahap Rencana Detail
5. Tahap Pelelangan
6. Tahap Pengerjaan Konstruksi
7. Tahap Pengawasan Berkala

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN


Adapun sistematika dalam laporan pendahuluan ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran lingkup
kegiatan dan lokasi kegiatan, waktu pelaksana dan
sistematika Penulisan

BAB II PENDEKATAN METODOLOGI


Dalam bab ini menerangkan pendekatan dan metodologi
pelaksanaan kegiatan

BAB III RENCANA KERJA


Bab ini menerangkan renca kerja pelaksanaan kegiatan

BAB IV ORGANISASI PELAKSANAAN


Pada Bab ini menjelaskan organisasi pelaksanaan kegiatan
dan tenaga ahli dan tanggung jawabnya

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 4


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

BAB II

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

2.1. ATURAN-ATURAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN


Dalam mendesain suatu gedung harus memperhatikan aturan-aturan
yang berlaku berdasarkan standar di Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi
dan standar dari Kementrian Pekerjaan Umum, demikian juga untuk
Perencanaan Pembangunan Revitalisasi/Rehabilitasi Ruang Kelas Baru SMPN
3 Singingi harus juga memperhatikan aturan sebagai berikut :
 KRK (Ketetapan Rencana Kota) di KRK tercantum Lokasi tanah, luas
tanah sesuai dengan hasil ukur, bidang tanah yang terkena jalan/saluran
dan peruntukan penggunaan tanah
 Rencana Pembangunan Revitalisasi/Rehabilitasi Ruang Kelas Baru
SMPN 3 Singingi masih berupa lahan kosong.
 Rencana Tata bangunan lingkungan merupakan proses penglirusan IMB
maka harus memperhatikan komposisi luas bangunan, di mana dalam
rencana pembangunan gedung harus memperhatikan sarana dan
prasarana sepert i:
 Ruang terbuka : sesuai dengan batasan di KRK harus menyediakan
ruang terbuka minimal 20%
 Saluran air hujan dan air kotor : di dalam gedung disediakan shaft untuk
air kotor dan air hujan yang disalurkan ke saluran kota.
 Konstruksi gedung
o Konstruksi gedung didesain dengan struktur beton bertulang dan
struktur baja.
o Pondasi di desain dengan system pondasi disesuaikan dengan
kondisi tanah dan beban bangunan.
o Jendela, pintu, dan kusen di desain sesuai standar dari
Departemen Hukum dan HAM.

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 5


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

2.2. PENDEKATAN TEKNIS


Pembangunan Revitalisasi/Rehabilitasi Ruang Kelas Baru SMPN 3
Singingi yang direncanakan harus memenuhi syarat keselamatan, keamanan,
kemudahan dan kenyamanan,
a) Pendekatan Perencanaan Arsitektur
Pendekatan Perencanaan Arsitektur adalah sebagai berikut :
1. Persyaratan Peruntukan dan lntensitas :
- Menjamin bangunan gedung didirikan pada lokasi yang sesuai
dengan peruntukannya berdasarkan ketentuan tata ruang dan
tata bangunan yang ditetapkan pada kawasan yang
bersangkutan
- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai KDB
dan KLB yang sesuai dengan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan pada kawasan yang bersangkutan.
- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai GSB
dan jarak bebas bangunan yang dapat menjamin keselamatan
dan keamanan bagi penghuni dan lingkungannya.

2. Persyaratan Struktur Bangunan :


- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat
mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan
manusia.
- Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan
atau luka yang disebabkan oleh kegagalan shuktur bangunan
- Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan
benda yang disebabkan oleh perilaku struktur
- Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan olen kegagalan struktur

3. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran:


Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian
rupa sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran,

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 6


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

sehingga cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara


aman; cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki
lokasi untuk memadamkan api; dan dapat menghindari kerusakan
pada properti lainnya

4. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar :


- Menjamin tersedianya akses yang tayak dan aman selama masa
pelaksanaan fisik
- Menjamin tenrrujudnya bangunan gedung'yang mempunyai
akses yang layak, aman dan nyaman ke dalan bangunan dan
fasilitas serta layanan didalamnya
- Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari
kesakitan atau luka saat evakuasi pada saat keadaan darurat

5. Persyaratan lnstalasiListrik dan Penangkal Petir


- Menjamin terpasangnya instatasi listrik secara cukup dan aman
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan
sesuai dengan fungsinya
- Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan
penghuninya dari bahaya akibat petir

6. Persyaratan lnstalasi Plumbing


- Menjamin terpasangnya instalasi plumbing secara aman dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya
- Menjamin terpenuhinya pemakaian air bersih yang aman dan
cukup
- Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
plumbing secara baik

7. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 7


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

- Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam


menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya
- Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan
kenyamanan bagi penghuni bangunan dan lingkungan

8. Persyaratan Ventilasi Udara dan Pencahayaan


Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara dan pencahayaan yang
cukup dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya

9. Persyaratan Kebisingan dan Getaran :


- Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan
suaradan getaran yang tidak diinginkan
- Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan
yang menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu
melakukan upaya pengendalian pencemaran dan atau
mencegah perusakan lingkungan

b) Pendekatan Spesifikasi Bangunan


Pendekatan Spesifikasi bangunan dimaksudkan untuk memberikan
syarat-syaral yang khusus, spesifikasi yang berkaitan dengan
bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi
khusus bangunan segi teknis lainya, misalnya
1. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi
bangunan yang ada.
2. Kesatuan perencanaan bangunan dengan bangunan yang
ada disekitarnya. Seperti dalam rangka implementasi
penataan bangunan dan lingkungan.
3. Solusidan batas-batasan klimatologi dan lain-lain.

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 8


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

c) Pendekatan Perencanaan Struktur


a. Struktur Bawah
1. Kriteria pemilihan jenis pondasi :
 Pertimbangan dimensi dan berat sub-struktur yang
berkaitan dengan beban bangunan dan daya dukung tanah
 Sesuai dengan kondisi tanah (kedalaman tanah keras dan
muka air tanah)
 Effisiensi pemilihan sistem dan sub-struktur dengan
batasan biaya struktur (biaya struktur < 30% biaya total
bangunan)
2. Penggunaan pondasi dalam untuk menghindari penurunan yang
berlebih atau ketidakstabilan konstruksi. Penentuan jenis pondasi
dalam harus memperhatikan faktor-faktor :
 Sesuai dengan kondisi tanah (kedalaman tanah keras dan
muka air tanah)
 Effisiensi pemilihan sistem dan sub-struktur dengan
batasan biaya struktur (biaya struktur <30% biaya total
bangunan)
3. Penggunaan pondasi dangkal diperbolehkan dengan
memperhitungkan faktor faktor :
 Pertimbangan dimensi yang berkaitan dengan beban
bangunan dan daya dukung tanah
 Sesuai dengan kondisi tanah (kedalaman tanah keras dan
muka air tanah)
4. Daya dukung pondasi dihitung berdasarkan parameter tanah dari
hasil penyelidikan tanah (sondir dan bor dalam)
5. Daya dukung pondasi dalam di lapangan diveriflkasi dengan
percobaan pembebanan.
6. Dalam analisa struktur, tumpuan/perletakkan diasumsikan jepit.

b. StrukturAtas
1. Struktur atas direncanakan sebagai portal beton berturang rangka

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 9


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

terbuka (open frame), dianalisa secara tiga dimensi (3D) atau dua
dimensi dengan bantuan paket program komputer
2. Struktur atas dianalisa mampu menahan beban vertikal (live load
dan
dead load) serta beban horisontal (beban gempa statik ekivalen)
3. Permodelan rangka struktur harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga posisi kolom struktur arah vertikal dan horisontal
berdasarkan multimodul.
4. Pelat lantai direncanakan terpisah dengan kondisi pelat lentur ,
modul pelat lantai harus direncanakan untuk menghilangkan
kemungkinan penggunaan balok anak
c. Struktur Atap
1. Struktur atap direncanakan mampu menahan pembebanan
seperti
disyaratkan pada peraturan perencanaan
2. Untuk konstruksi atap direncanakan menggunakan material dari
bahan
beton dan/atau bahan baja
3. Penggunaan material dari kayu untuk konstruksi atap
diminimalisasi
untuk rnempermudah perawatan dan pengawetan
d. Pendekatan Perencanaan Mekanikal Elektrikal
1. Analisa perencanaan instalasi kelistrikan harus disajikan secara
lengkap dan detail meliputi : desain beban daya, perhitungan
kebutuhan supply daya, perhitungan dimensi alat-alat kelistrikan
termasuk pengecekan terhadap biaya keseluruhan sistem
kelistrikan dengan melakukan komparasi terhadap penEgunaan
sistem kelistrikan yang lain
2. Analisa perencanaan instalasi sistem televisi dan penangkal petir
disajikan secara lengkap dan detail termasuk pengecekan
terhadap biaya keseluruhan sistem dengan melakukan komparasi
terhadap penggunaan sistern kelistrikan yang lain

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 10


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

3. Analisa perencanaan instalasi air bersih harus disajikan secara


lengkap dan detail meliputi : design kebutuhan air bersih,
perhitungan kebutuhan supply daya, perhitungan dimensi pipa-
pipa distribusi lengkap dengan perhitungan tekanan, debit dan
lain-lain
4. Melakukan konsultasi dan diskusi dengan pihak-pihak terkait
(PLN, PDAM, Pemadam Kebakaran Kota dll.)

2.3. DASAR HUKUM

1) Azas - Azas Perencanaan Konstruksi


Selain dari Kriteria.Umum dan Kriteria Khusus di atas dalam
melaksanakan tugasnya konsultan perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas sebagai berikut :
a. Pembangunan Ruang Kelas Baru ini hendaknya fungsional,
efisien, dan tidak belebihan
b. Dengan batasan tidak mengganggu produktifitas kerja, biaya
investasi dan pemeliharaan bangunan sepanjang umumya,
hendaknya biaya diusahakan serendah mungkin
c. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga
dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat
dimanfaatkan secepatnya
d. Bangunan gedung Pemerintah hendaknya mendukung
peningkatkan kualitas lingkungan di sekitamya

2) Kriteria Pembangunan Pembangunan Ruang Kelas Baru


Dalam merencanakan bangunan yang dimaksud delam pengarahan
Penugasan ini, Konsultan Perencana harus memperhatikan kriteria
umum bangunan yaitu :
1. Persyaratan keandalan yang ditinjau dari segi :
a. Fungsi bangunan
b. Kondisi material bangunan

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 11


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

c. Kondisi struktur bangunan setelah bangunan berusia cukup


lama dan (mungkin) terkena bencana alam
d. Kondisi sistem utilitas bangunan setelah bangunan digunakan
melewati masa pakai gedung
e. Keselamatan penghuni pada waktu terjadi bencana, baik
karena ulah manusia, alam atau pencemaran kesehatan.
2. Persyaratan guna yaitu bahwa bangunan dapat menampung
kegiatan secara efisien sesuai dengan fungsinya.
3. Selain kriteria diatas berlaku pula ketentuan - ketentuan seperti :
a. Undang-Undang Republik lndonesia No. 18 tahun 1999
tentang Jasa Konstruksi
b. Undang-Undang Republik lndonesia No.28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung
c. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia No. 29 tahun 2000
tentang Penyelenggara Jasa Konstruksi
d. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia No. 36 tahun 2005
tentang Bangunan Gedung
e. Kepmen PU No. 141/KPTS/1998 tentang Persyaratan teknis
bangunan Gedung
f. Kepmen PU No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan dan Lingkungan
g. Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan
h. Kepmenkinpraswil No. 33/KPTS/M/2002 tentang pedoman
Teknis Pengamatan Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan
i. SNI teknis yang berlaku.
 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan Gedung, SNI 03- 1726.2002
 Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung SNI – 2002

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 12


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan


Gedung SN1 031729-2002
 Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu lndonesia 2002
 Peraturan Pembebanan lndonesia untuk Bangunan
Gedung 1983

2.4. KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR


a. Standard Perancangan Struktur
Standard perancangan struktur mengikuti peraturan-peraturan yang bedaku
dilndonesia, serta peraturan-peraturan lain jika peraturan yang berlaku di
lndonesia tidak mencakup hal tersebut.
i. Undang-undang Nomor : 18 tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi
ii. Peraturan Pemerintah Nomor : 19 Tahun 2000, tentang
Penyelenggaraan
jasa Konstruksi
iii. Keppres Rl Nomor : 80 tahun 2003, tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa PemerintahKepmen PU
iv. Nomor: 441/KPT/1998, tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung
v. Kepmen PU Nomor : 468/KPT/1998, tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas
pada Bangunan Umum dan Lingkungan
vi. Kep.men Kimpraswil Nomor : 339/KPTSlWl2003, tanggal 31
Desember 2003, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa
Konstruksi oleh lnstansi Pemerintah
vii. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M 12007,
tanggal 27 Desember 2007, perihal tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
viii. Peraturan Standar Teknis seperti, PBl, SKBI, SKSNI, dan SNI

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 13


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

b. Pembebanan
1. Beban Mati`
Beban mati merupakan berat sendiri seluruh bangunan, struktur
maupun non struktur yang selalu ada dan bekerja pada bangunan ini.
Beban mati tersebut sangat tergantung dari dimensi serta berat jenis
struktur yang digunakan. Sesuai peraturan yang berlaku di lndonesia,
berat jenis dari elemen-elemen struktur adalah sebagai berikut :
Beton Bertulang 2400 Kg/m3
Baja Struktural 7850 Kg/m3
Kayu 1000 Kg/m3
Mortar(adukan) 2000 Kg/m3
Dinding ½ bata 250 Kg/m2
Dinding 1 bata 450 Kg/m2

Beban mati ini harus diperhitungkan 100 % dalam setiap analisa


struktur

2. Beban Hidup
Beban hidup adalah berat tambahan diruar beban mati yang bekerja
pada waktu-waktu tertentu, baik secara terus menerus maupun
sementara.
Besamya beban hidup ditentukan oleh perunfukan bangunan, dengan
harga minimum sesuai dengan Peraturan Pembebanan lndonesia untuk
Gedung tahun 1983.
Berikut disampaikan besarya beban hidup bangunan, serta
perbandingannya dengan nilai minimum yang tercantum pada
peraturan.

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 14


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Berdasarkan Beban yang


No Jenis Peruntukan
Peraturan digunakan
1 Ruang Pertemuan 400 400
2 Koridor, tangga, 300 300
bordes, lobby, Toilet,
dan dapur
3 Gudang ringan dan 400 400
Ruang Rapat/
Pertemuan
4 Kantor, Lantai Sekolah 250 250
5 Beban Tangki Air 1000 1000

Mengingat beban hidup tidak bekerja secara bersamaan, maka untuk


analisa portal maupun gempa ada suatu faktor reduksi, yang
bergantung pada jenis peruntukan bangunan dan jumlah tingkat.
Sesuai dengan Peraturan Pembebanan lndonesia Untuk Gedung 1983,
untuk analisa portal, beban hidup direduksi dengan koefisien 0,75 
0.9 dan untuk analisa gempa, beban hidup direduksi dengan koefisien
0,3  0,5. Sedangkan untuk desain pondasi, digunakan koefisien
reduksi beban hidup
kumulatif sebesar 0,4.

3. Beban Gempa
Gedung ini terdiri dari 3lantai, dan bentuknya simetris beban gempa
dimasukkan dalam analisis. Analisis dinamis yang dipakai adalah
analisis ragam spektrum respons. Gedung harus dapat menahan beban
geser dasar akibat gempa (V) dengan rumus.

C1 I
V= Wt
R

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 15


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Dimana:
C1 = Nilai faktor respons Gempa
I = Faktor Keutamaan
R = Faktor Reduksi Gempa
Wt = Berat Total Gedung, termasuk beban hidup yang sesuai

Dimana beban mati dengan beban hidup adalah seperti yang


ditentukan dalam Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk rumah
dan gedung,

1) KombinasiPembebanan
Mengacu pada Peraturan Pembebanan lndonesia untuk Gedung
tahun 1983, kombinasi pembebanan yang dipakai adalah sebagai
berikut :
` Komposisi 1 1,4 DL
Komposisi 2 1,2DL+ 1,6 LL
Komposisi 3 ` 1,2 DL + 0,5 LL ± Ex ± 30% Ey
Komposisi 4 1,2DL+ 0,5 LL ± 30% Ex ± Ey

a. Pembebanan Sementara
Ada dua jenis pembebanan sementara yang umumnya
diperhitungkan pada bangunan gedung, yaitu beban angin dan
beban gempa. Pada umumnya, beban angin relatif sangat kecil
jika dibandingkan dengan beban gempa, sehingga beban
sementara yang diperhitungkan adalah beban gempa.
Dalam analisa balok portal, kombinasi beban sementara adalah :
1.05 (beban gravitasi + beban gempa).
Dalam menghitung gaya normal dari unsur vertikal bangunan
(kolom dan dinding geser) beban hidup direduksi, bergantung
pada jumlah lantai yang dipikulnya, sesuai dengan Peraturan
Pembebanan lndonesia untuk Gedung tahun 1983. Analisa

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 16


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

penulangan unsur vertikal ini dihitung berdasarkan kapasitas dari


balok yang terkait.

b. Spesifikasi Material
 Pondasi yang digunakan adalah tiang pancang dengan
kedalaman antara 12 meter.
 Mutu baja untuk diameter lebih kecil dan 12 mm
digunakan BJTP 24 (fy = 2400 kg/cm 2) dan untuk diameter
sama atau lebih besar dan 12 mm digunakan BJTD 32
(fy=3200kg/cm2)
 Mutu beton yang digunakan untuk Tie Beam, Balok,
Kolom dan Pelat adalah K-225.

c. Sistem Struktur
Sistem struktur yang digunakan adalah sistem portal beton bertulang
dengan dinding geser pada tepi bangunan dengan spesifikasi material.
Elemen-elemen struktur terdiri dari :
o Kolom
o Balok
o Plat lantai

d. Analisa Balok Anak


Penulangan lentur.balok anak dihitung dengan cara ultimate
Dimana:
Mu=1,2 M DL +1,6 M LL
Mu
Mn=
φ
1,4
ρmin =
fy

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 17


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

0 , 85 fc β 1 600
ρb =
fy 600+fy
β 1=0 ,85 bilafc≤30 Mpa
ρ≤0 ,75 ρb
As
ρ=
b.d

1. Analisa Balok Utama


Kuat lentur balok-balok portal dianalisis dengan kekauatan batas dan
ahrus kuat menahan lentur akibat kombinasi dengan pembebanan
gempa. Prosedur penulangannya sama seperti penulangan balok anak
dimana:
Untuk beban tetap Mu = (1.2 MDL + 1.6 MLL)
Untuk beban sementara Mu = 1.05 (MDL + MLL + Mgp)
Sedangkan kekuatan geser bagi balok portal dihitung secara kapasitas
design dengan persamaan berikut:
0 ,70 Mkap+Mkap'
Vub= +1 , 05 vg
L
Dimana :
M Kap = Momen kapasitas balok portal diujung kiri dengan v
tulangan yang terpasang
M Kap’ = Momen kapasitas balok portal diujung kanan
dengan tulangan terpasang
L = Bentang bersih balok portal
Vg = Gaya geser balok akibat beban gravitasi dengan
kondisi balok portal sebagai balok atas dua tumpuan

2. Analisa Kolom
a) Kuat lentur Kolom
Kuat lentur perlu bagi kolom portal pada bidang muka balok
berdasarkan terjadinya momen kapasitas di sendi plastis pada
kedua ujung balok yang bertemu pada kolom itu, yang dinyatakan

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 18


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

oleh momen lentur perlu Mu, k dengan gaya aksial Nu,k yang
bersangkutan, hanrs dihitung berturut-turut menurut persamaan-
persamaan berikut:

M ,k=
h 'k
hk
wdvk 0 ,70
l ki
l ki( l ka
M Kap , ki+ M kap , Ka
l ka )
M , k =Rv 0 , 70 Σ
( M kap , ki+ M kap , ki M kap ,ka +M kap , ka '
lki
+
l' ka )
Dimana :
wd = faktor pembesar dinamik untuk memperhitungkan
pengaruh terjadinya sendi-sendi plastis pada balok-
balok portal, yang nilainya harus diambil sebesar
1.3, kecuali ditingkat bawah dan tingkat atas nilainya
harus diambil sebesar 1,0 dan ditingkat kedua dari
atas nilainya harus diambil sebesar 1,15.

δk = faktor distribusi momen dari kolom portal yang


ditinjau, yang nilainya dapat dihitung sebanding
dengan kekakuan relatif dari unsur-unsur struktur
yang bertemu di titik pertemuan tersebut.

MKap ki = Momen kapasitas balok portal sebelah kiri di sendi


plastis pada bidang muka kolom yang dihitung
berdasarkan luas baja tulangan dan baja prategang
yang terpasang dan dengan tegangan tarik baja
tulangan diambil sebesar 1,25 fy dan tegangan tarik
baja prategangan diambil sebesar 1,4 fps.

M.Kap’Ki’= Momen kapasitas balok portal sebelah kiri di sendi


plastis pada bidang muka kolom sebelahnya yang
dihitung berdasarkan luas baja tulangan dan baja

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 19


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

prategang yang terpasang dan dengan tegangan


tarik
baja tulangan diambil sebesar 1,25 fy dan tegangan
tarik baja prategang diambil.

M.Kap ka = Momen kapasitas balok portal sebelah kanan


disendi plastis pada bidang muka kolom yang
dihitung berdasarkan luas baja tulangan dan baja
prategang yang terpasang dan dengan tegangan
tarik baja tulangan diambil sebesar 1,25 fy dan
tegangan tarik baja prategangan diambil sebesar 1,4
fps.

M.Kapka’= Momen kapasitas balok portal sebelah kanan


disendiplastis pada bidang muka kolom yang
dihitung berdasarkan luas baja tulangan dan baja
prategang yang terpasang dan dengan tegangan
tarikbaja tulangan diambil sebesar 1,25fy dan
tegangan tarik baja prategang diambilsebesar
hk = tinggi kolom portal diukur dari titik pertemuan ke
titik pertemuan.
hk= tinggibersih kolom portal.
iki= bentang balok portal sebelah kiri, diukur dari titik
pertemuan ke titikpertemuan.
Iki = bentang balok portal sebelah kiri, diukur dari titik \
pertemuan ke titik pertemuan.
hki’= bentang bersih balok portal sebelah kiri.
Ika = bentang balok portal sebelah kanan, diukur dari titik
pertemuan ke titik pertemuan.

Iki’ = Bentang bersih balok portal sebesar kanan.

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 20


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Rv = faktor reduksi gaya aksial kolom portal untuk


memperhitungkan pengaruh terbentuknya sendi
plastis yang tidak pada semua balok portal di dalam
struktur, yang nilainya harus diambil sebagai berikut:
Rv = 1,0 untuk 1 < n < 4
Rv = 1,10 untuk 4 < n < 20
Rv = 0,6 untuk n > 20
dimana n adalah jumlah lantai tingkat di atas kolom yang
ditinjau.

Ng = gaya aksial kolom portal di titik pertemuan akibat


berat sendiri kolom dan beban gravitasi tributari tak
berfaktor yang bekerja di lantai tingkat itu dan
semua tingkat di atasnya dengan memperhitungkan
beban hidup yang telah direduksi sehubungan
dengan peluang tedadinya, baik pada lantai tingkat
itu maupun pada semua lantai tingkat di atasnya,
sesuai dengan "Pedoman Perencanaan
Pembebanan Untuk Rumah Dan Gedung 1987"
(Ref. ). Dalam perhitungan gaya aksial ini kondisi
balok-balok portal yang bertemu dititik pertemuan
tersebut adalah sebagai balok-balok bebas atas dua
tumpuan,

Σ= Penjumlahan dalam persamaan dimulai dari balok


portal di titik pertemuan yang ditinjau sampai balok
portal di titik pertemuan paling atas.
Pertemuan balok dan kolom portaldalam kondisii
terjadinya sendi-sendi plastis pada kedua ujung
balok.

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 21


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Dalam segala hal, momen lentur perlu bagi kolom portal pada
bidang muka balok menurut pers. (16) tidak perlu diambil lebih
besar dari :

(
M , k =1 , 05 M d , k +M d , K +
4
M ,k
K E )
Mu , k =1, 05 ( N , k +N )
4
d d, k+ N ,k
K E

e. Analisa Kuat Geser Kolom Portal


Kuat geser perlu bagi kolom portal berdasarkan terjadinya momen
kapasitas disendi plastis pada ujung balok-balok yang bertemu pada kolom
itu, harus dihitung menurut persamaan berikut:
M u , k , a+ M u , k , b
Vu, k =
hk

dimana:
Mu, k, a = Momen lentur perlu dari kolom portal pada ujung atas
kolom pada bidang muka kolom
Mu, k, B = Momen lentur perlu dari kolom portal pada ujung atas kolom
pada bidang muka balok
hk’ = tinggi bersih kolom portal
Kolom portal dalam kondisi terjadinya sendi-sendi plastis pada kedua ujung
balok yang bertemu dengan kolom tersebut. Dalam segala hal, kuat geser
perlu bagi kolom portal menurut
persamaan tidak perlu diambil lebih besar dari :

(
Vu, k =1 ,05 VD , k+VL, K +
4
K
VE , K )
dimana:
VD,K = gaya geser kolom portal akibat beban mati tributari tak berfaktor

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 22


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

VD, K = gaya geser kolom portal akibat beban hidup tributari tak
berfaktor,
VE, K = gaya geser kolom portal akibat beban gempa tak berfaktor.
Faktor Jenis Struktur yang berlaku untuk struktur yang ditinjau.

f. Analisa Panel Pertemuan Dari Balok Dan Kolom Portal


Panel pertemuan dari balok dan kolom portal harus diproporsikan
sedemikian rupa, sehingga memenuhi persyaratan kuat geser horisontal
perlu Vu,h dan kuat geser vertikal pedu Vu,v yang berkaitan dengan
terjadinya momen kapasitas di sendi plastis pada kedua ujung balok yang
bertemu pada kolom itu. Panel pertemuan balok dan kolom portal dalam
kondisi terjadinya sendi- sendi plastis pada kedua ujung balok.

Kuat geser horisontal perlu bagi panel perlemuan balok dan kolom portal,
harus dihitung dari persamaan-persamaan berikut

Vu, h = Cki + Tka – Vkol


Dengan
Mkap,ki
Cki Tki = 0,70
ZKi
Mkap,ki
TKa Cka = 0,70
ZKi

Vkol=0 , 70 ( lkilki Mkap , ki+ lkilki MKap , Ka )/1 /2(hk , a+ hk , b)


Dimana :

Mkap, ki = Momen kapasitas balok portal sebelah kiri di sendi plastis pada
bidang muka kolom yang dihitung berdasarkan luas baja
tulangan dan baja prategang yang terpasang dan dengan
tegangan tarik baja tulangan diambil sebesar 1,25 fy dan
tegangan tarik baja prategang diambil sebesar 1,4 fps.

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 23


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Mkap,ka = Momen kapasitas balok portal sebelah kanan di sendi plastis


pada bidang muka kolom yang dihitung berdasarkan luas baja
tulangan dan baja prategang yang terpasang dan dengan
tegangan tarik baia tulangan diambil sebesar 1,25ty dan
tegangan tarik bala prategang diambil sebesar 1,4 fps.

2.5. KONSEP PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Konsep Mekanikal dan Elektrikal bangunan blok hunian lebih diprioritaskan


pada fasilitas peralatan terselenggaranya aktivitas pada bangunan tersebut

a) Dasar Pemikiran
Dasar Perencanaan lnstalasi Mekanikal Elektrikal ini adalah:
1. KAK (Kerangka Acuan Kerja)
Penentuan system Mekanikal Elektrikal adalah berdasarkan KAK yang
diberikan pemberi tugas, antara lain listrik untuk kebutuhan
penerangan dalam maupun luar, serta peralatan-peralatan listrik yang
menunjang kebutuhan bangunan,
2. Referensi peraturan Pemerintah
 SNI 04-A225-2000 tentang Persyaratan Umum lnstalasi Listrik
2000 (PUIL 2000 )
 SNI No.03-6197-2000 tentang Konversi Energ Pada Bangunan
Gedung Bertingkat.
 SNI No.03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Gedung Bertingkat

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 24


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

 Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum no. 010/KPTS/2000,


tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung
 Dasar Petunjuk Pihak Pemilik/ Pengelola (TOR)
 Peraturan atau Standard lnternasional yang ada hubungannya
dengan lingkup pekerjaan diatas dan tidak bertentangan dengan
peraturan setempat dan secara umum dipergunakan di lndonesia.
 Peraturan Umum lnstalasi listrik (PUIL-) 2000.
 Standarisasi Pabrik, selama tidak bertentangan dengan peraturan
yang berlaku.
 Dan lain-lain, bila tidak ada di PUIL dan secara lnternasional
diakui.

3. Perencanaan
1) LISTRIK
a. Lingkup pekerjaan
 Instalasi Tegangan Menengah
 Instalasi Tegangan Rendah
 Instalasi Sistem Penerangan dan Stop Kontak
 Instalasi pentanahan (grounding) system listrik dan
peralatan
 Instalasi Penangkal Petir
 lnstalasi Sumber Daya Cadangan (Diesel Generator
Set)
 Sistem Peralatan Tahan Api.

b. Referensi Dan Kriteria Perencanaan


Referensi dan Standar
 SNI 04-0225-2A00 tentang Persyaratan Umum lnstalasi
Listrik 2000 (PUIL 2000 )

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 25


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

 SNI No.03-6197-2000 tentang Konversi Energy Sistem


Pencahayaan Pada Bangunan Gedung Bertingkat.
 SNI No.03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir
Pada Bangunan Gedung Bertingkat
 Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum no.
010/KPTS/2000, tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan Dasar Petunjuk Pihak Pemilik/
Pengelola (TOR) Peraturan atau Standard lntemasional
yang ada hubungannya dengan lingkup pekerjaan
diatas dan tidak bertentangan dengan peraturan
setempat dan secara umum dipergunakan di lndonesia.

c. Sumber Daya Listrik


 Mengingat kapasitas beban listrik diperkirakan lebih
dari 201KVA maka sumber daya listrik umum akan
diambil dari tegangan jala- jala 20KV PLN dengan
system 3 (tiga) phasa.
 Tegangan sistim distribusi tenaga listrik dititik beban
adalah 380/220 Volt, 50 Hz
 Sumber daya listrik cadangan akan disiapkan Diesel
Generator Set dengan tegangan output dan frekuensi
seperti sumber daya dari PLN

Faktor Kebutuhan (Demand Faktor)


- Penerangan : 0,8-0,9
- Stop Kontak : 0,4-0,6
- (Kalau Penerangan&Stop Kontak Digabung) : 0,6-0,8
- VAC : 0,8-0,9
- Pompa : 0,9-1

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 26


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

2) SISTEM TATA SUARA


a. Lingkup pekerjaan
- Sistem Keadaan Darurat dan Evakuasi
- Sistem Paging dan Announcement (seleksi paging,
public address)
- Sistem Tata Suara lengkap dengan pengkabelan,
peralatan dan asesorisnya.
b. Referensi
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 26/PRT/M/2008
tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
- PUIL 2000
- Toa Design of Public Address Sistem

c. Penjelasan Sistem
Central Control emergency, paging, car call dan music system
mencakup rak conhol, modul control address (modulated
Address Control), Amplifier, Loudspeaker, Volume Control dan
pengkabela. Demi memudahkan pemeliharaan dan tingkat
pemakaian yang lama, maka peralatan utama direncanakan
bersifat modular dengan teknologi elektronik yang terbaik.
Pada waktu terjadi Kebakaran, semua program akan
diovenide atau diganti dengan sirene tanpa memperhatikan
posisi switch pada masing-masing zone selection di selector.
Switch Ovenide'Emergency direncanakan mampu
mengaktifkan seluruh speaker pada gedung ini, walaupun
volume control berada pada posisi .

off. Sebuah wall speaker dengan daya 6 watt ditempatkan


disetiap tangga darurat pada setiap lantai dengan tujuan untuk
melakukan evakuasi bilamana dibutuhkan. Untuk mencegah
Radio Frequenct lnterference (RFl) peralatan tata suara akan

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 27


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

ditanahkan. Sistem tata suara direncanakan bebas dari


gangguan elektro magnet, hum dan cakap silang yang dapat
ditimbulkan oleh peralatan lainnya. Sistem tata suara dipublik
area akan dirancang dengan mempertimbangkan fungsi dan
lokasi dari pada ruangan. lni termasuk Kualitas suara,
Loudness dan Fidelity.

3) STSTEM TELEPHONE
a. Lingkup Pekerjaan
 Komunikasi keluar local dan interlokal
 Komunikasi untuk kepentingan intern dalam gedung
b. Referensi Dan Kriteria Perencanaan
 Peraturan Perumtel lrlo.5 dan ner.1 tahun 1977 dan no.1
tahun 1979
 Persyaratan Umum lnstalasi Listrik (PUIL).2000.
 Petunjuk Pedoman Perencanaan Jaringan Kabel
Telephone tahun 1984
 Katalog produk kabel
c. Kriteria Perencanaan
 Sistem komunikasi dalam gedung ini direncanakan ada
beberapa line yang bersifat langsung (direct)
berlengganan ke TELKOM sedang untuk komunikasi di
intern gedung ini bisa menggunakan komunikasi inter
pesawat dengan system PABX.
 Kebutuhan jumlah line yang direct maupun extention
ditentukan berdasar jumlah staf pengelola gedung
tersebul, atau jumlah penyewa gedung (bila ada).
 Rasio perbandingan antara Trunk line dengan extention
dalam system PABX direncanakan maksimal 1: 6
 Dari jumlah line yang langsung disiapkan juga untuk
keperluan Faximilli.

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 28


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

d. Penjelasan Sistem
Seluruh line yang dari TELKOM ditampung dalam MDF
gedung, kemudian dari MDF tersebut dibagi menjadi dua
bagian yaitu sebagian masuk ke PABX sebagian lainnya
didistribusikan ke penyewa atau kestaff pengelola yang
diperkirakan membutuhkan saluran langsung (direct line).
Kabeldari PABX sebagaiextention line masuk kembali ke
MDF. Dari MDF didistribusikan ke masing-masing lantai
dengan dipusatkan melalui FDF (Floor Distribution Frame).
Dari MDF dan FDF lnilah kabel didistribusikan ke outlet
telephone naik sebagai direct line maupun extention di ruang-
ruang yang membutuhkan. Untuk keandalan sistem, tiap
pesawat cabang dihubungkan dengan kabel TITC 2 x 2 x 0,6
mm menuju sentral atau UTP Cat 3 (Unshielded Twisted Pair
Cable Category 3). Agar mutu suara pembicaraan baik,
diusahakan tahanan tanah dari unit-unit senkaltelepon cukup
rendah, sedangkan isolasi kabel instalasi terhadap tanah
cukup tinggi. Sistem PABX dipilih yang bersifat modular dan
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
(perkembangan) menggunakan teknologi digital, time division
dan PCM (Pulse code modulation). Sistem dilengkapi dengan
Battery Charger dan Battery dengan kapasitas minimum 4 jam
bilamana supply listrik PLN terputus.

4) FIRE ALARM
a. Lingkup Pekerjaan
 Sistem Fire Alarm
 Interkoneksi dengan sistem M&E lainnya

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 29


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

b. Referensi Dan Kriteria Perencanaan


 Peraturan Menteri Pekeriaan Umum No: 26/PRT/M/2008
 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan gedung dan Lingkungan
 Peraturan Departement Tenaga Kerja (DEPNAKER)
Standard dan peraturan lain yang diijinkan oleh instansi
yang berwenang.
 Buku Pedoman K & KK Depnaker

c. Kriteria Perencanaan
 Sistem deteksi sumber api / fire alarm untuk gedung ini
berdasarkan sistem semi addresible
 Sistem fire alarm bekeda lebih awal dari pada system
sprinkler.
 Sistem biasa diintegrasikan dengan sistem Mekanikal
maupun
 Elektrikal

d. Kriteria pemilihan Detektor


 Detektor panas bertemperature konstan (Fixed
Temperature Heat Detector)
- Untuk ruangan yang ketinggiannya tidak melebihi 6
meter.
- Dipergunakan pada tempat yang sering berasap dan
berdebu serta temperature sekelilingnya sering
berubah.
- Cover area 30-36 m2
- Jarak detector tidak melebihi 6 meter.
- Jarak detector dengan dinding, tidak melebihi 3
meter.

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 30


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

- Kepekaan: pada aliran udara 1m/s dan 125% diatas


temperature max 57o-60o C bereaksidalam 25-50
detik.

 Detektor panas tipe kombinasi


- Untuk ruangan yang ketinggiannya tidak melebihi 6
meter.
- Dipergunakan pada tempat yang temperature
sekelilingnya relative konstan
- Cover area 30-46 m2
- Jarak detector tidak melebihi 6 meter.
- Jarak detector dengan dinding, tidak melebihi 3
meter.
- Kepekaan: pada aliran udara 0,85 m/s dan 30o C di
atas temperature keliling, bereaksi dalam 30 detik.

 Detektor Asap tipe lonisasi


- Untuk ruangan yang ketinggiannya melebihi6 meter.
- Cover area : 60 - 92 m2, pada ketinggian plafon 4-9
meter.
- Sesuai dipakai pada ruangan yang bila terbakar
banyak mengeluarkan asap.
- Jarak pemasangan antara detector tidak melebihi 12
meter.
- Jarak antara detector dengan dinding tidak melebihi
6 meter.
- Kepekaan : 0,8-1,5 per ft smoke obscuration
(adjustable)

 Manual Alarm Push Button ditempatkan dilintasan umurn


yang strategis (mudah terihat dan terjangkau), bersatu

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 31


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

dengan hydrant box atau dekat pintu keluar dari ruangan


yang cukup besar
 Lampu indicator, alarm betl dan fire intercom ditempatkan
di lintasan umum bersatu dengan Hydrant Box
e. Penjelasan Sistem
Adanya tanda-tanda atau gejala sumber api yang bisa
menimbulkan bahaya kebakaran harus bisa diketahui lebih
awal. Yaitu:
 Kenaikan suhu dengan cepat diluar suhu normal
 Tingkat suhu melebihitingkat suhu normal
 Kepekatan asap melebihi kepekatan asap yang normal
pada ruangan yang memang biasanya gda asap misalnya
pada ruangan dimana orang diperbolehkan merokok.
Sedangkan pada ruangan yang biasanya tidak ada asap
maka adanya asap memberikan pertanda adanya gejala
sumber api.
indikasi indikasi api harus meniberikan inforrnasi yang cepat
dan efektif kepada operator, petugas kebakaran, petugas
keamanan gedung atau petugas utilitas gedung sehingga
dapat dilakukan tindakan penyelamatan orang dan material
serta tindakan pemadaman sumber api.
Pemberitahuan adanya bahaya api kepada umum harus bisa
efektif sesuai tingkat bahanya agar tidak menimbulkan
kepanikan dan kemacetan arus orang tetapi bila diperlukan
bisa juga dilakukan "all call", Serempak keseluruh bagian bila
keadaan sangat mendesak/ gawat. Sistem tanda bahaya atau
pemberitahuan emergency akan mendapat prioritas pertama
(dominant) mengatasi (override) sistem lainnya.

Sistem ini diintegrasikan dengan :


a. Sistem Tata Suara

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 32


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Untuk memberikan program evakuasi.


b. Unit PABX
c. Sistem Tata Udara dan Ventilasi
d. Sistem Plumbing

5) SISTEM PEMADAM KEBAKARAN


a. Lingkup Pekerjaan
 Sistem Hydrant
 Sistim Sprinkler
 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

b. Referensi Dan Kriteria Perencanaan


 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 26/PRT/M/2008,
TENTANG Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran
pada Bangunan dan Lingkungan
 Nasional Fire Protection Association (NFPA)
 SNI 03S382-2000 tentang spesifikasi hydrant kebakaran
tabung basah
 SNI 03-3989-2000 tentang tata cara perencanaan dan
pemasangan system sprinkler otomatis untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan gedung

c. Kriteria Perencanaan
Sistem Pemadam Kebakaran
 Sistem Hydrant
 Sistem Sprinkler Otomatis
 Alat Pemadam Api Ringan (APAR )

d. Penjelasan Sistem

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 33


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Bila terjadi kebakaran, muncul api atau asap, heatsmoke


/detector akan mendeteksi api atau asap tersebut sesuai
dengan zona yang didefinisikan. Petugas harus segera
mendatangi pada area yang ditunjukkan oleh zone indikator
yang tertera dalan master fire control panel. Bila api belum
terlalu besar yang artinya sprinkler belum bekerja, maka
petugas harus mengambil langkah pemadaman dengan Alat
Pemadam Api Ringan yang terdapat di lantai yang
bersangkutan. Bila api sudah cukup besar atau bila temperatur
di sekitar head sprinklers telah melebihitemperatur head
sprinklers, sistem dirancang heat Sprinklers secara otomatis
akan bekerla (pecah). Bila bertambah besar, Petugas akan
segera menekan tombol bahaya kebakaran untuk
menandakan bahwa telah terjadi kebakaran, fire alarm control
akan mengubah sinyal deteksi menjadi general alarm. Petugas
akan menginformasikan kepada Petugas Kontrol bahwa terjadi
kebakaran dengan fire telepon. Melalui sistem paging petugas
akan membantu memberikan petunjuk kepada penghuni
gedung mengenai tata cara evakuasi. Melalui informasi
general alarm dari control fire alarm, maka control lift akan
menginstruksikan agar semua lift segera turun ke lantai dasar
dengan pintu terbuka untuk agar fireman lift siap untuk
digunakan petugas pemadam kebakaran. Petugas pemadam
kebakaran yang dihubungi oleh Petugas Kontrol akan segera
datang ke gedung. Petugas akan mengaktifkan fireman lift
dengan kunci untuk segera membantu pemadaman api di
lantai yang bersangkutan. Jika mobil kebakaran telah datang,
maka supplay air akan ditambahkan dari mobil kebakaran ke
jaringan pipa hidran gedung melalui Siamese connection. Jika
kebakaran cukup besar maka hidran halaman akan digunakan
untuk membantu pemadaman dari luar gedung.

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 34


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

6) SISTEM MEKANIKAL PLUMBING


a. Lingkup Pekerjaan
 Sistem Air Bersih
 Sistem Air Limbah
 Sistem Air Hujan

b. Referensi Dan Design Kriteria


 Pedoman Plumbing lndonesia 1979.
 Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing
(Sofyan dan Morimura)
 Nasional Plumbing Code
 SNI 03-6373-200 tentang Tata cara pemilihan dan
pemasangan vent pada system plumbing
 SNI 03-2453-1991 tentang Tata cara perencanaan teknis
sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan
 SNI 03-2459-1991 tentang Spesifikasi sumur resapan air
hujan untuk lahan pekarangan

 Sistem Air Bersih


 Standard Kuatifikasi Air minum mengikuti standard
internasional (WHO)
 Perhitungan penghuni dan kebutuhan air
 Sistem hydropressure dipakai untuk suplai air bersih
 Tekanan air pada alat plumbing( antara 1,4-3,4 bar)
 Kecepatan dalam air dalam pipa : 1,5-2 meter per detik
 Beban alat plumbing dalam fixture unit (FU)
 Tangki air bersih dihitung untuk kebutuhan 1 (satu) hari,
dimana tangki air digabung dengan persediaan air untuk
pemadam kebakaran.

 Sistem Air Limbah

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 35


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

 Beban alat plumbing dalam fixture unit (FU):


 Pengolahan Air Limbah

 Sistem Air Hujan


Beban air hujan dihitung berdasarkan curah hujan
maksimum 200 mm per jam

c. Penjelasan Sistem
 Sistem Air Bersih
Sumber air diambil dari PDAM dan Deep Well (Sumur
Dalam) dan menggunakan Filter Air bila perlu. Air dari PAM
dan sumur dalam ditampung dalam tangki air bawah
(reservoir), kemudian dipompa ke roof tank oleh pompa
transfer. Kemudia air dari roof tank didistribusikan ke
seluruh lantai, untuk pelayanan 3 lantai dibawahnya
dipergunakan booster pump sedang untuk lantai
dibawahnya cukup dialirkan secara grafitasi, sedang untuk
lantai yang cukup jauh/bawah dari roof tank perlu dipasang
alat pengatur tekanan
Lokasi pompa pemindah berada dekat dengan tangki air
bawah di ruang
pompa

 Sistem Air Kotor


Sistem Air limbah Pembuangan air limbah alat plumbing
disalurkan secara grafitasi menuju Sewage Treatment
Plant (STP) atau ke Septik Tank.
Pembuangan dari dapur atau kantin sebelum disalurkan
menuju saluran kota harus disaring dengan perangkap
lemak (Grease Trap)

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 36


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

 Sistem Air Hujan


Air hujan dari atap bangunan disalurkan melalui pipa
penyalur dengan ukuran yang memadahi menuju ke
peresapan sebelum masuk ke saluran kota. Sumur
peresapan ini dilengkapi dengan sistem over flow dimana
apabila sumur resapan sedang penuh secara otomatis air
akan mengalir melalui saluran over flow tersebut. Air hujan
dalam halaman disalurkan ke saluran luar gedung yang
kemudian disalurkan ke saluran kota terdekat
rnernpergunakan salunan terbuka maupun tertutup dengan
kemiringan antara 0,3-0,5 %

7) SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH


a. Lingkup Pekerjaan
Sistem Pengolahan Air Limbah
b. Referensi Dan Peraturan
Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup No. Kep. 02/MenKLH/ 1998 tentang Baku
Mutu Air Limbah.
c. Kriteria Perencanaan
 Kondisi kimiawi air limbah
 Hasil Pengolahan air limbah di Sewage Treatment Plant
(STP)
 Air kotoran yang diolah STP berasal dari kakus dan
peturasan dan air kotor berasal dari bak cuci tangan,
janitor, drain lantai dan pantry.
 Jumlah air limbah yang dibuang sebesar 70-90% dari total
kebutuhan air perhari
 Standar batas kecepatan air dalam pipa adalah 0.6 s.d 1.2
m/det (Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing,
Hal174).

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 37


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

 Pipa pengumpul dari bahan PVC Klas AW


 Batas maksimum tekanan yang diperbotehkan adalah 2
bar.
 Kerugian i kehilangan tekanan yang diizinkan sebesar 10
mm/m
 Jenis materialdan peralatan yang digunakan

BAB III

RENCANA KERJA
Konsultan akan melaksanakan tugas sesuai dengan lingkup pekerjaan
yang telah diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan dari tahap awal sampai dengan laporan akhir sebesar
30 hari kalender dan dilanjutkan dengan tahap pelelangan fisik serta
pengawasan berkala.
Pentahapan pelaksanaan tugas secara rinci akan kami jelaskan dalam
phase-phase, sehingga dapat memberi gambaran yang jelas bagi Pemberi
Tugas dan pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

Dalam Rencana Kerja akan kami jelaskan tahapan pekerjaan dari phase
persiapan sampai dengan phase akhir serta hubungan kontraktual dan
koordinasi dengan pihak terkait dalam hal ini Pemberi Kerja dan lnstansi terkait.

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 38


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Dalam menjalankan tugas tersebut diatas didahului dengan pembentukan


tim dan pembagian tugas serta jadwal kerja sehinga semua bisa terkendali dan
terkoordinir.
a) Phase Pertama
Persiapan Perencanaan berupa pengumpulan data dan informasi antara
lain seperti keinginan Pemberi Kerja, kondisi lingkungan lokasi proyek,
kondisi kekuatan daya dukung tanah dan bentuk bangunan di lingkungan
yang akan mendasari konsep disain serta dikaitkan dengan peraturan
perundang undangan.
Keinginan Pemberi Kerja bisa diperoleh dan Kerangka Acuan Kerja dan
penjelasan pada saat rapat penjelasan pekerjaan serta interaksi yang
dibina selanjutnya, Konsultan sebanyak mungkin menyerap informasi ini
agar tugas yang akan dilaksanakan sesuai deng an apa yang diharapkan
Pemberi Kerja.

Kondisi lingkungan lokasi proyek bisa didapat dengan meninjau rencana


lokasi proyek dan melakukan pengamatan berkait dengan areal tanah
yang tersedia serta areal disekitar atau diluar lokasi pekerjaan. Di lokasi
rencana proyek berupa tanah kosong dengan kondisi permukaan
berkontur dan dikelilingi areal tanah kosong. Dengan kondisi tersebut
menjadi pertimbangan dalam pemilihan konsep disain.
Kondisi tanah berupa kekuatan daya dukung perlu dilakukan penyelidikan
tanah untuk mengetahui kemampuan tanah dalam mendukung beban
bangunan dengan mempertimbangkan semua aspek dalam mendisain
berupa berat sendiri, beban tetap dan beban bergerak serta gempa.
Tugas ini bisa dilakukan oleh instansi yang berpengalaman dan
mempunyai sumber daya yang cukup.
Berkaitan dengan peraturan perundangan dan perijinan yang harus dilalui,
maka konsultan rnencari informasi lnstansi-instansi yang harus dihubungi
dalam proses perijinan sehingga proses pembangunan fisik tidak
melanggar peraturan perundangan yang berlaku.

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 39


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Produk/ keluaran pada phase pertama berupa Konsep Awal dan Gambar
Konsep Rancangan yang terangkum dalam Laporan Pendahuluan yang
harus dipresentasikan dihadapan Tim Pemberi Kerja untuk mendapatkan
masukan dan arahan sebagai dasar Konsultan daram meranjutkan phase
berikutnya,

b) Phase Kedua
Penyusunan Pra-rancangan berupa rencana tapak, perencanaan
bangunan termasuk program dan konsep ruang, perkiraan biaya dan
informasi proses perijinan untuk melaksanakan pembangunan gedung
yang harus dilalui. Rencana Tapak, Perencanaan Bangunan termasuk
program dan Konsep Ruang serta Prakiraan Biaya di disain berdasarkan
areal yang tersedia dengan tetap memenuhi criteria, sehingga diperoleh
tapak bangunan yang paling optimal terhadap areal yang tersedia.
Program dan konsep ruang berkaitan bahwa bangunan ini terutama
berfungsi sebagai ruang ekspo, sehingga harus diketahui fasilitas
penunjang apa saja yang dibutuhkan dan luasan yang diperlukan masing-
masing kegiatan. Berdasar konsep dan program ruang yang telah dibuat,
bisa dihitung prakiraan biaya dengan mengambil pedoman biaya per m2
bangunan.
Pengurusan Perijinan adalah berkaitan dengan kelayakan pembangunan
gedung yang direncanakan dan lingkup pekerjaan konsultan adalah
mendapatkan informasi proses dan persyaratan yang harus dipenuhi
dalam pengurusan perijinan. Unluk mendapatkan informasi diatas,
Konsultan akan menghubungi instansi terkait yaitu Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi.
Produk/keluaran pada phase kedua ini berupa perencanaan disain yang
harus dipresentasikan untuk mendapatkan arahan, karena hal ini
merupakan dasar dan pegangan pihak perencana dan pemberi tugas
untuk pelaksanaan phase berikutnya berupa pengembangan disain.

c) Phase Ketiga

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 40


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Penyusunan Pengembangan Rancangan yang terdiri dari rencana


arsitektur rencana struktur dan utilitas beserta konsep dan perhitungan
serta perkiraan biaya. Rencana arsitektur, rencana struktur dan utilitas
dimulai dengan konsep perencanaan yang mengakomodir semua
masukan dari Pemberi Kerja dan pihak- pihak terkait yaitu calon pemakai
ruangan pada saat presentasi produk/keluaran phase kedua, sehingga
sudah bisa menampilkan gambar denah, tampak dan potongan bangunan.
Untuk lebih mudah dalam visualisasi terhadap bangunan maka dibuat
maket.
Perkiraan Biaya dihitung berdasar gambar yang telah dibuat tersebut
diatas dengan mengikuti harga satuan upah dan barang yang berlaku.
Produk/keluaran phase ketiga berupa pengembangan disain yang
merupakan draft final disain yang dirangkum dalam Laporan Antara yang
perlu dipresentasikan dan mendapat arahan akhir untuk phase berikutnya.
d) Phase Keempat
Penyusunan Rancangan Gambar Detail yang terdiri dari gambar detail
arsitektur, detail struktur dan detail utilitas serta perhitungan disain struktur
bawah dan atas, perhitungan disain mekanikal-elekkikal, Rencana Kerja
dan Syarat Rencana Anggaran lengkap dengan analisis harga satuan.
Produk/keluaran pada phase ini berupa dokumen pelelangan fisik
bangunan yang terdiri dari RKS, gambar DED dan BoQ serta laporan
akhir pekerjaan Konsultan Perencana termasuk Engineer Estimate (EE)
sebagai pegangan Pemberi Kerja dalam penentuan pagu dana fisik.
Disamping itu, Konsultan akan menyusun buku pedoman pengoperasian
dan pemeliharaan bangunan terutama utilitas bangunan yang memerlukan
pemeliharaan rutin.

e) Phase Kelima
Tahap pelelangan pekerjaan fisik berupa membantu Panitia Pengadaan
Barang/Jasa di dalam menyusun dokumen pelelangan dan menyusun
program pelaksanaan pelelangan.

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 41


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

f) Phase Keenam
Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan,
menyusun berita acara penjelasan dan evaluasi penawaran pekerjaan
fisik.

g) Phase Ketujuh
Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan fisik dengan
kegiatan melakukan penyesuian gambar dan spesifikasi bila ada
perubahan, memberi penjelasan bila ada masalah yang timbul dalam
pelaksanaan, memberi saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi
tentang penggunaan bahan dan membantu evaluasi pekerjaan tambah-
kurang serta membuat laporan akhir pengawasan berkala.

BAB IV

ORGANISASI PELAKSANAAN

Perencanaan ini diperlukan sejumlah tenaga ahli yang nantinya akan


bekerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan jadwal dan
kebutuhan substansial yang dibutuhkan. Adapun susunan tenaga ahli beserta
tugas dari masing-masing staf ahli tersebut disampaikan sebagai berikut:
1) Ketua Tim (Team Leader)
Tugas dan tanggung jawab Team Leader secara garis besar adalah
sebagai berikut :

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 42


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

 Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan


mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim dalarn melaksanakan
pekerjaan selama 30 hari penuh sampai selesai
 Mengkoordinasikan semua komunikasi baik secara lisan maupun
tertulis dengan pemberi tugas sehubungan dengan aspek teknis
yang berkaitan.
 Mengasistensikan dan menyiapkan / menyelesaikan laporan-laporan
serta semua dokumen sesuai dengan kerangka acuan kerja.
 Mempersiapkan rencana pekerjaan sebagai pedoman tim-nya untuk
melaksanakan tugas.
 Bertanggung jawab terhadap, baik analisis maupun produk
pekerjaan.
 Bertanggung jawab untuk melaksanakan semua pekerjaan sesuai
dengan ruang lingkup pekerjaan.
 Bertanggung jawab dalam perencanaan teknis pembangunan
gedung yang masuk dalam skala prioritas, dari segi arsitektural dan
lansekapnya.
 Menyiapkan, analisa dan evaluasi bentuk/model bangunan serta
jenis bahan yang akan digunakan
 Menyusun Proposaldan Sketsa lde

2) Petugas K3 Konstruksi

Adalah lulusan Sarjana atau SMK dengan pengalaman kerja 1 (satu)

tahun dibidangnya, dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai jadwal secara

penuh sampai dengan pekerjaan selesai.

Tugas dan Tanggung jawab Petugas K3 akan mencakup hal-hal sebagai

berikut :

 Bertanggungjawab secara keseluruhan atas proses kegiatan dan

hasil pekerjaan agar sesuai dengan KAK; dan Menjamin bahwa

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 43


Laporan Pendahuluan
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan dipenuhi dengan

baik dan berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan major.

 Mengkaji dokumen kontrak dan metode pelaksanaan

 Meerapkan ketentuan peraturan perundang undangan terkait K3

Konstruksi

 Merencanakan dan membuat priogran K3

 Membuat Prosedur dan instruksi kerja penerapan K3

CV.BINA KARYA ANDALAN Hal. 44

Anda mungkin juga menyukai