Anda di halaman 1dari 85

Laporan Antara

Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

KATA PENGANTAR

Laporan Antara ini merupakan laporan kedua dalam kegiatan Perencanaan


Revitalisasi/Rehabilitasi Ruang Kelas Baru SMPN 3 Singingi, tahun
anggaran 2022.

Pada Laporan ini disampaikan latar belakang, maksud dan tujuan, ruang
lingkup kegiatan, pendekatan metodologi, konsep rencana.

Kepada semua pihak yang turut membantu menyusun Laporan Pendahuluan ini
disampaikan terima kasih.

Teluk Kuantan, 27 Juli 2022


CV. BINA KARYA ANDALAN

SALMA AFRIZAL, ST
Team Leader

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. i


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................1
1.2. Maksud Dan Tujuan..........................................................................1
1.3. Ruang Lingkup.................................................................................3
1.4. Tahap Pelaksanaan..........................................................................4
1.5. Sistematika Penulisan.......................................................................5

BAB II PENDEKATAN DAN METODOLOGI........................................................6


2.1. Aturan-Aturan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan.....................6
2.2. Pendekatan Teknis................................................................................10
2.3. Dasar Hukum.........................................................................................23
2.4. Konsep Perencanaan Struktur..............................................................25
2.5. Konsep Perencanaan Mekanikal Elektrikal...........................................35

BAB III KONSEP RENCANA..............................................................................50


3.1. Gambaran Umum...........................................................................50
3.2. Rencana Arsitektur.........................................................................50
3.3. Rencana Struktur............................................................................51
3.3.1. Ruang Lingkup.....................................................................................................51
3.3.2. Tebal Penutup Beton...................................................................52
3.4. PEKERJAAN PEMASANGAN TULANGAN......................................53
3.4.1. Pekerjaan Pemotongan Pembengkokan......................................................53
3.4.2. Pekerjaan Pemasangan Tulangan................................................................55
3.5. PANJANG LEWATAN DAN PANJANG PENYALURAN.....................56
3.6. STANDAR PERSYARATAN BATANG TULANGAN..........................58
3.6.1. Pondasi.............................................................................................................58
3.6.2. Kolom.................................................................................................................62
3.6.3. Balok..................................................................................................................65
3.6.4. Pelat lantai........................................................................................................73

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. ii


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

3.7. RENCANA PENULANGAN.............................................................79

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. iii


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Laporan Antara Perencanaan Pekerjaan Pembangunan
Revitalisasi/Rehabilitasi Ruang Kelas Baru SMPN 3 Singingi ini dimaksudkan
sebagai monitoring pelaksanaan kegiatan perencanaan dan sebagai wadah
koordinasi antara pengguna dan penyedia jasa. Sehingga diharapkan melalui
kegiatan ini diperoleh hasil perencanaan gedung pemerintahan yang sesuai
dengan harapan dan visi misi pembangunan. Dan selanjutnya dapat menjadi
acuan ataupun percontohan bagi perencanaan-perencanaan di dalam maupun
di luar daerah.
Sebagai bagian dari serangkaian kegiatan-kegiatan Asistensi yang telah
dilakukan dan penyampaian hasil desain awal serta studi terhadap penerapan
saran-saran serta masukan yang didapatkan pada kegiatan asistensi.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Asistensi dilakukan sebagai tolak ukur kesiapan tim konsultan dalam


melaksanakan pekerjaan ini, selain itu sebagai langkah awal untuk
menghasilkan sebuah produk pra rancangan yang baik dimana telah
dilaksanakannya kordinasi dan pengembangan input dan saran dari owner.

Adapun tujuan dalam pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Pembangunan


Ruang kelas baru adalah membuat/menyusun Perencanaan Gedung sekolah
yang akan menghasilkan suatu bangunan gedung yang representatip,
memenuhi syarat-syarat teknis yang ditetapkan dan dapat
dipertanggungajawabkan dari segi arsitektur, struktur (konstruksi) dan

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 1


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

fungsional serta lengkap dengan jaringan mekanikal elektrikal serta sistem


utilitasnya sehingga mampu meningkatkan kinerja dan pelayanan.

ASISTENSI & PRESENTASI


1. Kegiatan asitensi dan presentasi dilakukan untuk optimalisasi desain dan
fungsi bangunan.
2. Kegiatan Asistensi dan presentasi dilakukan setelah memasuki minggu
kedua dimulainya pekerjaan sesuai dengan capaian kerja pada schedule
rencana.
3. Kegiatan Asistensi dilaksanakan konsultan perencana bersama dengan
owner pekerjaan dalam hal ini adalah Dinas Pedidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Kuantan Singingi.
Konsultan yang diserahi pekerjaan ini wajib menyediakan jasa-jasanya
semaksimal mungkin untuk melaksanakan pekerjaan sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang diinginkan dan sesuai dengan standard yang berlaku.

Sasaran :
Setelah dilaksanakan asistensi dan diperolehnya berbagai masukan dan saran
yang ada, maka pelaksanaan pekerjaan perencanaan merupakan paparan atas
hasil capaian pradesain yang coba dituangkan oleh konsultan perencana
melalui Laporan Antara. Sebagaimana yang telah ditentukan dalam Acuan
Kerangka Kerja (KAK), pada saat diserahkannya Laporan Pendahuluan maka
diskusi harus dikembangkan dengan kegiatan asistensi; konsultan akan terlebih
dahulu melaksanakan kegiatan asistensi bersama dengan PPTK Dinas
Pedidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi.
Kegiatan asistensi ini dimaksukkan sebagai tolak ukur kesiapan tim konsultan
dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan, selain itu sebagai langkah awal
untuk menghasilkan sebuah produk prarancangan yang baik dimana telah
dilaksanakannya kordinasi dan pengembangan input dan saran dari owner.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 2


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

1.3. RUANG LINGKUP


Lingkup tugas yang akan dilaksanakan berpedoman pada ketentuan yang
berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/KPTS/M/2007 tanggal
27 Desember 2007 yang dapat meliputi tugas-tugas perencanaan lingkungan,
site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung Negara yang
terdiri dari:
1. Persiapan Perencanaan seperti:
a. Mengumpulkan data dan informasi lapangan;
b. mengadakan survey/peninjauan lokasi kerja atau lokasi lain
yang dipandang perlu untuk memberikan gambaran yang
lebih komprehensif;
2. Penyusunan Perencanaan seperti:
a. Rencana denah ruangan,
b. Pra-rencana pembangunan gedung termasuk program dan
konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus perizinan.
3. Penyusunan Pengembangan Rencana,seperti:
a. Membuat rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan
visualisasi 2D dan atau 3D
b. Membuat alternative denah awal beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
c. Rencana utilitas dan tata hijau/landscape beserta uraian
konsep danp erhitungannya.
d. Perkiraan biaya.
e. Mengadakan diskusi dengan pihak yang berkepentingan
untuk mematangkan pengembangan perencanaan.
4. Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat:
a. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail
utilitas yang sesuai dengan gambar rencana yang telah
disetujui. Semua gambar arsitektur, struktur, dan utilitas
harus ditandatangani oleh Penanggung Jawab Perusahaan
dan Tenaga Ahli yang mempunyai Izin Sertifikat.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 3


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

b. Uraian spesifikasi teknis pekerjaan.


c. Rincian Volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran
biaya pekerjaan konstruksi (E.E.) termasuk daftar harga dan
analisis harga satuan disertai data pendukung.
5. Persiapan dan pelaksanaan pelelangan.
6. Pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik.
7. Pembuatan laporan akhir pengawasan berkala.

1.4. TAHAP PELAKSANAAN

Adapun tahap pelaksanaan kegiatan Perencanaan Pembangunan


Penambahan Ruang kelas baru adalah :

1. Tahap Konsep Perencanaan


2. Tahap Pra-Rencana Teknis
3. Tahap Pengembangan Rencana
4. Tahap Rencana Detail
5. Tahap Pelelangan
6. Tahap Pengerjaan Konstruksi
7. Tahap Pengawasan Berkala

Terkait tempat pelasanaan Kegiatan Asistensi ini dilaksanakan di Dinas


Pedidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi yang diikuti oleh
konsultan dan PPTK Dinas Pedidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Kuantan Singingi.
.Nama Organisasi dan Satuan Kerja
Dalam pekerjaan Perencanaan Pembangunan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas Baru SMPN 3 Singingi sebagai :

Nama PA/PPK Pengguna Anggaran Pada Dinas Pedidikan Pemuda dan


Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi (Bertindak sebagai PPK) Pejabat

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 4


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Pembuat Komitmen Proyek/ Satuan Kerja : Dinas Pedidikan Pemuda dan


Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi.

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika dalam laporan pendahuluan ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran lingkup
kegiatan dan lokasi kegiatan, waktu pelaksana dan
sistematika Penulisan

BAB II PENDEKATAN METODOLOGI


Dalam bab ini menerangkan pendekatan dan metodologi
pelaksanaan kegiatan

BAB III PRA RENCANA


Bab ini menerangkan rencana arsitektur dan rencana
struktur

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 5


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

BAB II

PENDEKATAN DAN
METODOLOGI

2.1. ATURAN-ATURAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN


Perihal Kerangka Acuan Kerja (KAK) Tanggapan terhadap Kerangka
Acuan Kerja (Term of Reference) ini dimaksudkan untuk memberikan koreksi
dan untuk mengetahui tingkat kedalaman pemahaman terhadap Kerangka
Acuan Tugas oleh Konsultan, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan yang diharapkan oleh pemberi pekerjaan dan dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Dengan perencanaan dan koordinasi yang terpadu dan
berkesinambungan, diharapkan proyek berjalan sesuai dengan semua
ketentuan yang telah digariskan dan mencapai hasil akhir sebagaimana yang
telah ditargetkan, baik segi kualitas, waktu, biaya maupun aspek-aspek lain
yang berkenaan dengan proyek tersebut. Hal tersebut di atas sudah
diisyaratkan secara jelas dalam Kerangka Acuan Tugas, dengan
penguraiannya secara mendetail segala sesuatu yang harus dipenuhi
Konsultan.
Setelah kami mempelajari dan meneliti muatan-muatan yang terkandung
dalam kerangka acuan kerja (KAK) untuk pekerjaan ini, maka kami mencoba
untuk memberikan beberapa tanggapan yang berkenaan dengan isi dari
Kerangka Acuan Kerja (KAK) tersebut.
a) Tanggapan Terhadap Judul Pekerjaan
Judul pekerjaan yang ditetapkan adalah Perencanaan Pembangunan
Revitalisasi/Rehabilitasi Ruang Kelas Baru SMPN 3 Singingi

b) Tanggapan Terhadap Latar Belakang

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 6


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Uraian yang dipaparkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) cukup memberi
gambaran bagi konsultan untuk melaksanakan pekerjaan ini.

c) Tanggapan Terhadap Lokasi Kegiatan


Lokasi kegiatan adalah Revitalisasi/Rehabilitasi Ruang Kelas Baru SMPN 3
Singingi Kabupaten Kuantan Singingi.

d) Tanggapan Terhadap Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan Perencanaan ini diperkirakan 30 hari kalender
sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja. Sesuai jumlah tenaga ahli
dan dana yang dianggarkan, maka konsultan akan mengatur jadwal personil
seefektif dan semaksimal mungkin dalam arti Man-Month yang disediakan
mencukupi baik jumlah maupun kualifikasinya.

e) Tanggapan Terhadap Keluaran Hasil Pekerjaan


Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah laporan-
laporan, berupa :

 Laporan Pendahuluan
 Laporan Antara
 Laporan Akhir
 Laporan Rencana Anggaran Biaya
 Gambar Rencana
 Spesifikasi Teknis
f) Dukungan dari Perusahaan
Perusahaan kami sepenuhnya akan mendukung pelaksanaan pekerjaan ini
dengan menyiapkan :

 Tenaga ahli sesuai kebutuhan berdasarkan KAK


 Kebutuhan finansial yang memadai untuk kelancaran pekerjaan.
 Dukungan Administrasi
 Akomodasi & Peralatan Pekerjaan
 Sistem komunikasi dan lain-lain
g) Saran-saran

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 7


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diberikan sebenarnya sudah cukup jelas
dan dapat dipahami untuk diikuti dan dipedomani dalam pelaksanaan pekerjaan
perencanaan, sehingga Konsultan dapat memberikan pelayanan yang
maksimal untuk pelaksanaan Pekerjaan ini. Materi yang terkandung di dalam
kerangka acuan kerja secara jelas telah mencakup semua aspek kegiatan
untuk mencapai sasaran proyek dan sepenuhnya dapat dipahami. Sehingga
konsultan dengan jelas memahami sepenuhnya segala ketentuan, persyaratan
dan tugas yang dimaksud, sehingga Konsultan berkesimpulan dapat
melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan yang dimaksud dalam
kerangka Acuan Kerja.

1. Tanggapan dan Saran Terhadap Personil/Fasilitas Pendukung dari PPK


a) Tanggapan Terhadap Kebutuhan Tenaga Ahli
Berdasarkan atas persyaratan yang diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK), konsultan memandang jumlah tenaga ahli yang dibutuhkan cukup
memadai baik dari segi jumlah maupun kualifikasinya dalam melaksanakan
pekerjaan ini.

Dari sisi kebutuhan dan ketersediaan personil/Tenaga Ahli yang tercantum di


dalam KAK, telah mencukupi, baik dari segi jumlah, durasi dan kualifikasi
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini. Konsultan akan
menghadirkan personil yang cakap dalam bidangnya agar dapat
mempengaruhi hasil dan mutu pekerjaan yang dilaksanakan. Hal ini
dikarenakan Konsultan dapat memahami dengan jelas akan target pekerjaan
yang harus dicapai dengan mutu dan kualitas maksimal, sehingga
penempatan personil yang sesuai akan sangat berpengaruh terhadap hasil
tersebut.

b) Tanggapan Terhadap Fasilitas Pendukung


Kami sangat menyadari bahwa anggaran untuk biaya pekerjaan sangat
tergantung dari persentase biaya fisik bangunan, sehingga Pengguna Jasa
sudah memaksimalkan segala biaya untuk pengadaan fasilitas pendukung
bagi konsultan dalam melaksanakan pekerjaan. Fasilitas pendukung yang
disediakan antara lain :

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 8


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

 Biaya Survey
Kebutuhan biaya survey telah memenuhi target pelaksanaan pekerjaan
dengan terpenuhinya kebutuhan akomodasi dan biaya lapangan bagi tim
pekerjaan semasa pelaksanaan survey.
 Biaya laporan Pekerjaan
Laporan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab konsultan perencana
telah sangat jelas dipaparkan pada Kerangka Acuan Pekerjaan (KAK),
namun kami dalam mata pembayaran pekerjaan pelaporan tidak
dicantumkan mengenai pembayaran atas laporan Gambar Perencanaan,
EE, RKS dan BoQ. Sedangkan keluaran pekerjan (output) yang utama
adalah adanya produk tersebut, namun demikian konsultan memastikan
dapat memenuhi semua laporan tersebut apabila dipercayakan menjadi
pelaksana pekerjaan.
 Fasilitas Pendukung Lainnya
Fasilitas lainnya yang dibutuhkan dari PPK antara lain berupa dukungan
administrasi, yaitu: Surat Tugas, data teknis dan kebijakan yang diterapkan. Di
samping itu, demi kelancaran pelaksanaan tugas, diperlukan dukungan teknis
berupa kemudahan koordinasi dan proses persetujuan terhadap sesuatu hal
yang harus diputuskan.
Dalam mendesain suatu gedung harus memperhatikan aturan-aturan
yang berlaku berdasarkan standar di Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi
dan standar dari Kementrian Pekerjaan Umum, demikian juga untuk
Perencanaan Penambahan Ruang Kelas Baru harus juga memperhatikan
aturan sebagai berikut :
 KRK (Ketetapan Rencana Kota) di KRK tercantum Lokasi tanah, luas
tanah sesuai dengan hasil ukur, bidang tanah yang terkena jalan/saluran
dan peruntukan penggunaan tanah
 Pembangunan Ruang Kelas Baru masih berupa lahan kosong.
 Rencana Tata bangunan lingkungan merupakan proses penglirusan IMB

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 9


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

maka harus memperhatikan komposisi luas bangunan, di mana dalam


rencana pembangunan gedung harus memperhatikan sarana dan
prasarana sepert i:
 Ruang terbuka : sesuai dengan batasan di KRK harus menyediakan
ruang terbuka minimal 20%
 Saluran air hujan dan air kotor : di dalam gedung disediakan shaft untuk
air kotor dan air hujan yang disalurkan ke saluran kota.
 Konstruksi gedung
o Konstruksi gedung didesain dengan struktur beton bertulang dan
struktur baja.
o Pondasi di desain dengan system pondasi disesuaikan dengan
kondisi tanah dan beban bangunan.
o Jendela, pintu, dan kusen di desain sesuai standar dari
Departemen Hukum dan HAM.

2.2. PENDEKATAN TEKNIS


Pekerjaan ini merupakan kegiatan untuk menghasilkan Dokumen
perencanaan untuk pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang
Kelas Baru SDN 019 Air Hitam Seperti yang telah kami pelajari dari kegiatan-
kegiatan yang diuraikan di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), kami dapat
merumuskan tentang langkah-langkah pendekatan dan metodologi yang paling
efektif untuk diterapkan pada proyek ini. Hal-hal utama tersebut dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Tidak hanya memberikan semua jasa Perencana sesuai RKS tetapi juga
mengusahakan dengan cara sedemikian rupa diperoleh hasil yang terbaik.
2. Tidak hanya melakukan perencanaan biaya kegiatan, tetapi juga
mengusahakan kemungkinan bisa diperoleh penghematan biaya kegiatan.
3. Tidak hanya merencana pekerjaan, tetapi juga menciptakan metode-metode
dan tehnik penjadwalan untuk mendapatkan penghematan waktu.
4. Menitik beratkan pada pelaksanaan program perencanaan mutu secara
efektif.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 10


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

5. Menjalin kerjasama yang baik dengan Instansi Terkait dalam membantu


memecahkan masalah-masalah dan mendayagunakan struktur organisasi.
cara umum dalam rangka efisiensi dan efektifas waktu dan biaya pada
pekerjaan ini, maka pengalaman yang lebih tinggi dari yang disyaratkan
diatas akan lebih di utamakan.
Untuk itu konsultan perencana akan menyusun metode pelaksanaan
pekerjaan. Metode penanganan pekerjaan yang merupakan acuan kerja yang
berisi tahapan pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan secara
sistematis, agar tujuan pekerjaan dapat dicapai sesuai dengan syarat teknis,
administratif dan tepat waktu.
Untuk itu metode penanganan pekerjaan ini disusun sesuai dengan
ruang lingkup tugas dan sasaran pekerjaan yang tercantum dalam kerangka
acuan kerja dan pengalaman konsultan dalam mengerjakan pekerjaan sejenis.
Secara umum tahapan metodologi yang dilakukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini adalah:
1. PENGUMPULAN DAN INVENTARISASI DATA
Tahapan pengumpulan data yang meliputi beberapa tahapan pekerjaan
antara lain:
a) Inventarisasi data primer maupun sekunder pada lokasi yang akan
dilakukan kegiatan perencanaannya. Data-data yang dibutuhkan dalam
invetarisasi antara lain:
 Data area lokasi rencana Pembangunan Ruang Kelas Baru SDN 019
Air Hitam Kuantan Singingi
 Kapasitas & luas rencana Bangunan Sarana Pelengkap
 Model dan spesifikasi Teknis serta ringkasan material yang akan
digunakan.
 Rencana Pembangunan menyeluruh yang tertuang dalam kegiatan
masterplan.
 Ketersediaan material dan suplay material dari daerah sekitar.
b) Membuat sketsa lokasi ,peletakan instalasi/jaringan serta fasilitas penunjang
lainnya-bila ada.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 11


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

c) Pengamatan terhadap prasarana dan sarana bangunan yang telah ada


serta pengamatan terhadap kemampuan pelayanan dari sarana dan
prasarana tersebut.
d) Melakukan konsultasi pada dinas yang terkait khususnya mengenai aspirasi
yang ada yang akan dijadikan dasar bagi pemilihan rencana tindakan.
Adapun data yang diperoleh dalam perkerjaan ini meliputi dua jenis
yakni:
a) Data Sekunder
Pengumpulan data tidak hanya dilakukan terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan bangunan rencana, namun menyinggung pula kondisi
lapangan di sekitar wilayah pembangunan dengan memperhatikan kondisi
existing wilayah yang akan dibangun. Data sekunder yang dibutuhkan antara
lain:
 Data Topografi,
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang
sudah ada. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan
berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya
infiltrasi. Proses pemetaan topografi sendiri adalah proses pemetaan yang
pengukurannya langsung dilakukan di permukaan bumi dengan peralatan
survei teristris. Teknik pemetaan mengalami perkembangan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan perkembangan peralaatan ukur
tanah secara elektronis, maka proses pengukuran menjadi semakin cepat
dengan tingkat ketelitian yang tinggi, dan dengan dukungan teknologi maka
langkah dan proses perhitungan menjadi semakin mudah dan cepat serta
penggambarannya dapat dilakukan secara otomatis.
b) Data Primer
Pendataan dilakukan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
Perencanaan. Hal ini dilakukan melalui pengamatan di lokasi kegiatan dengan
metode : “Rapid Environmental Assesment (REA)”.Pendataan ini bertujuan
untuk mengidentifikasi kondisi lapangan dimana akan dilaksanakan Bangunan

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 12


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Sarana ini dengan melakukan pengukuran, pengecekan kondisi tanah/rencana


area.
2. PELAKSANAAN ANALISIS
Analisis ini ditujukan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan sistem
dari program telah terlaksana serta mengevalusi hasil pelaksanaan dan
manfaat dari program yang sedang berjalan. Hasil analisa tersebut akan
digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dan peningkatan pelaksanaan
program yang lain pada tahun berikutnya, sehingga program tersebut akan
berjalan lebih efektif dan tetap sasaran.
Dengan adanya analisa dan evaluasi ini diharapkan kelemahan sistem
yang ada pada saat ini dapat diketahui, untuk kemudian diperbaiki dan
kelebihan sistem yang ada dapat pula ditingkatkan dan dikembangkan. Secara
khusus analisa dilakukan terhadap data sekunder dan data primer yang
meliputi:
a) Analisis kemampuan layanan dari prasarana dan sarana pada bangunan
yang telah ada dan yang akan direncanakan.
b) Analisis perkembangan (kompleksitas) layanan perencanaan dengan
mempertimbangkan daya dukung dan potensi bangunan yang akan
direncanakan.
c) Analisis kebutuhan Fasilitas penunjang yang spesifik pada lokasi
perencanaan.
3. METODE PENANGANAN PEKERJAAN
Metode penanganan pekerjaan merupakan acuan kerja yang berisi
tahapan pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan secara sistematis,
agar tujuan pekerjaan dapat dicapai sesuai dengan syarat teknis, administratif
dan tepat waktu. Untuk itu metode penanganan pekerjaan disusun sesuai
dengan ruang lingkup tugas dan sasaran pekerjaan yang tercantum dalam
kerangka acuan kerja dan pengalaman konsultan dalam mengerjakan
pekerjaan sejenis. Secara umum tahapan - metodologi yang dilakukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah:

PENGUMPULAN ANALISIS PENYUSUNAN

C V . BDATA
INA KARYA ANDALAN PROGRAM
Hal. 13
Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

a) Pekerjaan Persiapan
Merupakan kegiatan pada tahap pendahuluan sebelum masuk materi
perencanaan yang meliputi kegiatan:
1) Pemahaman KAK
2) Observasi awal penentuan lokasi perencanaan.
3) Pengumpulan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai
instansi terkait dan literature
4) Survey pendahuluan sebagai persiapan untuk survey.
5) Menetapkan metodologi perencanaan beserta jadwal pelaksanaannya.
b) Pekerjaan Survey
 Survey Topografi
Pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui data koordinat dan
elevasi permukaan tanah di sepanjang lokasi perencanaan dan dimana hasil
yang diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk peta topografi dengan skala
yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kegiatan Survey Topografi menghasilkan
Peta area pekerjaan dimana tergambar kondisi eksisiting lokasi penempatan
bangunan utama dan akan dibuat. Peta situasi ini juga menampilkan titik-titik
tetap (benchmark) yang ditempatkan di sekitar daerah pemetaan lengkap
dengan koordinat dan elevasinya.
c) Perencanaan Fasilitas Pendukung
Perencanaan Bangunan harus meliputi tentang panjang, lebar, jenis
konstruksi pondasidasar, bangunan atas dan fasilitas pendukung. Secara garis
besar, sistematika dari pokok-pokok kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Pengolahan data hasil survey melalui analisis secara mendalam dengan
mengacu pada standar yang berlaku.
2) Menyiapkan gambar kerja lengkap meliputi:
 gambar lay out kawasan perencanaan
 gambar alinyemen vertical horizontal dan vertical

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 14


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

3) Membuat Rancangan Anggaran Biaya yang memuat analisa satuan upah,


bahan dan peralatan serta Bill of Quantity (BQ) yang berisikan volume
pekerjaan konstruksi.
d) Metode Pengumpulan Data Lapangan
Survey lapangan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
 Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait
termasuk juga mengumpulkan informasi harga satuan/ upah untuk
disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.
 Membuat foto dokumentasi lapangan.

4. KELUARAN (OUTPUT) HASIL PERENCANAAN


Suatu perencanaan yang baik tentunya akan sangat bergantung pada
metodologi yang dilakukan untuk pencapaian hasil yang maksimal. Dengan
metodologi yang baik tersebut, maka hasil yang diperoleh juga memiliki suatu
standarisasi kerja yang ideal pula. Dalam hal ini Kerangka Acuan Kerja yang
telah di tetapkan oleh PPK menjadi pola dasar terhadap hasil dan capaian
suatu perencanaan.
Beranjak dari berbagai metodologi yang telah di utarakan dalam
pembahasan sebelumnya, serta adanya pola kerja yang telah ditentukan dalam
Kerangka Acuan Kerja, maka konsultan berkeyakinan untuk menghasilkan
suatu produk perencanaan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.Untuk
itu dalam hal ini konsultan mencoba untuk menguraikan tiap item yang telah
ditetapkan oleh PPK sebagai ketentuan hasil perencanaan, antara lain sebagai
berikut:
1. Dalam Kerangka Acuan Kerja disebutkan bahwa penyelesaian
pekerjaan ini, terdapat proses kerja yang harus dikuti yakni:
i. Persiapan perencanaan yang (pengumpulan data dan
informasi lapangan dan pendataan). Dalam hal ini konsultan
melakukan pekerjaan survey dan pendataan di lapangan
dengan mengerahkan tenaga ahli yang telah ditentukan
joblistnya.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 15


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

ii. Penyusunan konsepsi terhadap kegiatan perencanaan


termasuk program bangunan dan lingkungan yang harus
dilakukan oleh konsultan perencana.
iii. Tahap pra-rancangan yang detail dan terukur oleh konsultan
perencana. Hal ini dilakukan dengan mengkreasikan desain
gambar yang dapat menjelaskan situas, lay out dan potongan.
iv. Laporan perkiraan biaya yang direncanakan oleh konsultan,
dalam hal ini pengamatan dan estimasi secara baik dilakukan
oleh konsultan untuk mendapatkan harga perencanaan yang
baik dan mencukupi.
v. Adanya pengembangan terhadap perencanaan. Dalam hal ini
PPK menjelaskan bahwa dalam gambar perencanaan harus
memiliki penjelasan sebagai berikut:
1) Site Plan
2) Denah
3) Tampak dan Potongan-potongan
4) Detail-detail pembesian
5) Data dan informasi lapangan, seperti sumber air,
sumber listrik dan lain-lain yang dianggap perlu
vi. Tahapan penyusunan rencana detail dengan hasil sebagai
berikut:
1) Laporan Pendahuluan
2) Laporan Antara
3) Laporan Akhir
4) Laporan Rencana Anggaran Biaya
5) Gambar Rencana
6) Spesifikasi Teknis
vii. Konsultan membantu panitia pengadaan jasa konstruksi dalam
proses penjelasan pekerjaan nantinya.
viii. Adanya rapat-rapat yang dilakukan berkala terkait dengan
pekerjaan perencanaan dengan pihak terkait.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 16


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

2. Hasil pekerjaan tersebut harus dapat diselesaikan sebagaimana


ketetapan schedule rencana. Yakni selama 30 (tigat puluh) hari
kalender, yang memungkinkan konsultan untuk melakukan koordinasi
dengan berbagai pihak terkait dan proses produksi hasil perencanaan
secara lebih merata dengan melibatkan semua unsur tim yang
terlibat.
Agar menjadi lebih sederhana, konsultan membuat skema metodologi
kerja perencanaan sebagai berikut:

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 17


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

O u tp u t
P e r k e rja a n :
D e s a in
La p o ra n -
t e k n is ,
la p o r a n
Tahapan
P ro se s p e re n ca n a a n
p e n yu su n a
P e n g u m p u la n n r e n c a n a d a n ga m b ar,
dan EE & BoQ ,
d e t a il , p r a -
In v e n t a r is a s i RKS
ra n c a n g a n
D a t a m e la lu i y a n g d e t a il
Su rve y d a n te ru k u r

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 18


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Pembangunan yang direncanakan harus memenuhi syarat keselamatan,


keamanan, kemudahan dan kenyamanan,
a) Pendekatan Perencanaan Arsitektur
Pendekatan Perencanaan Arsitektur adalah sebagai berikut :
1. Persyaratan Peruntukan dan lntensitas :
- Menjamin bangunan gedung didirikan pada lokasi yang sesuai
dengan peruntukannya berdasarkan ketentuan tata ruang dan
tata bangunan yang ditetapkan pada kawasan yang
bersangkutan
- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai KDB
dan KLB yang sesuai dengan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan pada kawasan yang bersangkutan.
- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai GSB
dan jarak bebas bangunan yang dapat menjamin keselamatan
dan keamanan bagi penghuni dan lingkungannya.

2. Persyaratan Struktur Bangunan :


- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat
mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan
manusia.
- Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan
atau luka yang disebabkan oleh kegagalan shuktur bangunan
- Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan
benda yang disebabkan oleh perilaku struktur
- Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan olen kegagalan struktur

3. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran:


Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian
rupa sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran,

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 19


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

sehingga cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara


aman; cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki
lokasi untuk memadamkan api; dan dapat menghindari kerusakan
pada properti lainnya

4. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar :


- Menjamin tersedianya akses yang tayak dan aman selama masa
pelaksanaan fisik
- Menjamin tenrrujudnya bangunan gedung'yang mempunyai
akses yang layak, aman dan nyaman ke dalan bangunan dan
fasilitas serta layanan didalamnya
- Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari
kesakitan atau luka saat evakuasi pada saat keadaan darurat

5. Persyaratan lnstalasiListrik dan Penangkal Petir


- Menjamin terpasangnya instatasi listrik secara cukup dan aman
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan
sesuai dengan fungsinya
- Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan
penghuninya dari bahaya akibat petir

6. Persyaratan lnstalasi Plumbing


- Menjamin terpasangnya instalasi plumbing secara aman dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya
- Menjamin terpenuhinya pemakaian air bersih yang aman dan
cukup
- Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
plumbing secara baik

7. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 20


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

- Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam


menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya
- Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan
kenyamanan bagi penghuni bangunan dan lingkungan

8. Persyaratan Ventilasi Udara dan Pencahayaan


Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara dan pencahayaan yang
cukup dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya

9. Persyaratan Kebisingan dan Getaran :


- Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan
suaradan getaran yang tidak diinginkan
- Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan
yang menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu
melakukan upaya pengendalian pencemaran dan atau
mencegah perusakan lingkungan

b) Pendekatan Spesifikasi Bangunan


Pendekatan Spesifikasi bangunan dimaksudkan untuk memberikan
syarat-syaral yang khusus, spesifikasi yang berkaitan dengan
bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi
khusus bangunan segi teknis lainya, misalnya
1. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi
bangunan yang ada.
2. Kesatuan perencanaan bangunan dengan bangunan yang
ada disekitarnya. Seperti dalam rangka implementasi
penataan bangunan dan lingkungan.
3. Solusidan batas-batasan klimatologi dan lain-lain.

c) Pendekatan Perencanaan Struktur

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 21


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

a. Struktur Bawah
1. Kriteria pemilihan jenis pondasi :
 Pertimbangan dimensi dan berat sub-struktur yang
berkaitan dengan beban bangunan dan daya dukung tanah
 Sesuai dengan kondisi tanah (kedalaman tanah keras dan
muka air tanah)
 Effisiensi pemilihan sistem dan sub-struktur dengan
batasan biaya struktur (biaya struktur < 30% biaya total
bangunan)
2. Penggunaan pondasi dalam untuk menghindari penurunan yang
berlebih atau ketidakstabilan konstruksi. Penentuan jenis pondasi
dalam harus memperhatikan faktor-faktor :
 Sesuai dengan kondisi tanah (kedalaman tanah keras dan
muka air tanah)
 Effisiensi pemilihan sistem dan sub-struktur dengan
batasan biaya struktur (biaya struktur <30% biaya total
bangunan)
3. Penggunaan pondasi dangkal diperbolehkan dengan
memperhitungkan faktor faktor :
 Pertimbangan dimensi yang berkaitan dengan beban
bangunan dan daya dukung tanah
 Sesuai dengan kondisi tanah (kedalaman tanah keras dan
muka air tanah)
4. Daya dukung pondasi dihitung berdasarkan parameter tanah dari
hasil penyelidikan tanah (sondir dan bor dalam)
5. Daya dukung pondasi dalam di lapangan diveriflkasi dengan
percobaan pembebanan.
6. Dalam analisa struktur, tumpuan/perletakkan diasumsikan jepit.

b. Struktur Atas
1. Struktur atas direncanakan sebagai portal beton berturang rangka

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 22


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

terbuka (open frame), dianalisa secara tiga dimensi (3D) atau dua
dimensi dengan bantuan paket program komputer
2. Struktur atas dianalisa mampu menahan beban vertikal (live load
dan
dead load) serta beban horisontal (beban gempa statik ekivalen)
3. Permodelan rangka struktur harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga posisi kolom struktur arah vertikal dan horisontal
berdasarkan multimodul.
4. Pelat lantai direncanakan terpisah dengan kondisi pelat lentur ,
modul pelat lantai harus direncanakan untuk menghilangkan
kemungkinan penggunaan balok anak

c. Struktur Atap
1. Struktur atap direncanakan mampu menahan pembebanan
seperti
disyaratkan pada peraturan perencanaan
2. Untuk konstruksi atap direncanakan menggunakan material dari
bahan
beton dan/atau bahan baja
3. Penggunaan material dari kayu untuk konstruksi atap
diminimalisasi
untuk rnempermudah perawatan dan pengawetan
d. Pendekatan Perencanaan Mekanikal Elektrikal
1. Analisa perencanaan instalasi kelistrikan harus disajikan secara
lengkap dan detail meliputi : desain beban daya, perhitungan
kebutuhan supply daya, perhitungan dimensi alat-alat kelistrikan
termasuk pengecekan terhadap biaya keseluruhan sistem
kelistrikan dengan melakukan komparasi terhadap penEgunaan
sistem kelistrikan yang lain
2. Analisa perencanaan instalasi sistem televisi dan penangkal petir
disajikan secara lengkap dan detail termasuk pengecekan

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 23


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

terhadap biaya keseluruhan sistem dengan melakukan komparasi


terhadap penggunaan sistern kelistrikan yang lain
3. Analisa perencanaan instalasi air bersih harus disajikan secara
lengkap dan detail meliputi : design kebutuhan air bersih,
perhitungan kebutuhan supply daya, perhitungan dimensi pipa-
pipa distribusi lengkap dengan perhitungan tekanan, debit dan
lain-lain
4. Melakukan konsultasi dan diskusi dengan pihak-pihak terkait
(PLN, PDAM, Pemadam Kebakaran Kota dll.)

2.3. DASAR HUKUM

1) Azas - Azas Perencanaan Konstruksi


Selain dari Kriteria.Umum dan Kriteria Khusus di atas dalam
melaksanakan tugasnya konsultan perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas sebagai berikut :
a. Bangunan Blok Hunian Rutan Padang hendaknya fungsional,
efisien, dan tidak bedebihan
b. Dengan batasan tidak mengganggu produktifitas kerja, biaya
investasi dan pemeliharaan bangunan sepanjang umumya,
hendaknya biaya diusahakan serendah mungkin
c. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga
dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat
dimanfaatkan secepatnya
d. Bangunan gedung Pemerintah hendaknya mendukung
peningkatkan kualitas lingkungan di sekitamya

2) Kriteria Pembangunan Ruang Kelas Baru


Dalam merencanakan bangunan yang dimaksud delam pengarahan
Penugasan ini, Konsultan Perencana harus memperhatikan kriteria
umum bangunan yaitu :
1. Persyaratan keandalan yang ditinjau dari segi :

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 24


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

a. Fungsi bangunan
b. Kondisi material bangunan
c. Kondisi struktur bangunan setelah bangunan berusia cukup
lama dan (mungkin) terkena bencana alam
d. Kondisi sistem utilitas bangunan setelah bangunan digunakan
melewati masa pakai gedung
e. Keselamatan penghuni pada waktu terjadi bencana, baik
karena ulah manusia, alam atau pencemaran kesehatan.
2. Persyaratan guna yaitu bahwa bangunan dapat menampung
kegiatan secara efisien sesuai dengan fungsinya.
3. Selain kriteria diatas berlaku pula ketentuan - ketentuan seperti :
a. Undang-Undang Republik lndonesia No. 18 tahun 1999
tentang Jasa Konstruksi
b. Undang-Undang Republik lndonesia No.28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung
c. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia No. 29 tahun 2000
tentang Penyelenggara Jasa Konstruksi
d. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia No. 36 tahun 2005
tentang Bangunan Gedung
e. Kepmen PU No. 141/KPTS/1998 tentang Persyaratan teknis
bangunan Gedung
f. Kepmen PU No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan dan Lingkungan
g. Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan
h. Kepmenkinpraswil No. 33/KPTS/M/2002 tentang pedoman
Teknis Pengamatan Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan
i. SNI teknis yang berlaku.
 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan Gedung, SNI 03- 1726.2002

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 25


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

 Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan


Gedung SNI – 2002
 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung SN1 031729-2002
 Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu lndonesia 2002
 Peraturan Pembebanan lndonesia untuk Bangunan
Gedung 1983

2.4. KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR

a. Standard Perancangan Struktur


Standard perancangan struktur mengikuti peraturan-peraturan yang bedaku
dilndonesia, serta peraturan-peraturan lain jika peraturan yang berlaku di
lndonesia tidak mencakup hal tersebut.
i. Undang-undang Nomor : 18 tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi
ii. Peraturan Pemerintah Nomor : 19 Tahun 2000, tentang
Penyelenggaraan
jasa Konstruksi
iii. Keppres Rl Nomor : 80 tahun 2003, tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa PemerintahKepmen PU
iv. Nomor: 441/KPT/1998, tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung
v. Kepmen PU Nomor : 468/KPT/1998, tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas
pada Bangunan Umum dan Lingkungan
vi. Kep.men Kimpraswil Nomor : 339/KPTSlWl2003, tanggal 31
Desember 2003, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa
Konstruksi oleh lnstansi Pemerintah
vii. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M 12007,
tanggal 27 Desember 2007, perihal tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
viii. Peraturan Standar Teknis seperti, PBl, SKBI, SKSNI, dan SNI

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 26


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

b. Pembebanan
1. Beban Mati`
Beban mati merupakan berat sendiri seluruh bangunan, struktur
maupun non struktur yang selalu ada dan bekerja pada bangunan ini.
Beban mati tersebut sangat tergantung dari dimensi serta berat jenis
struktur yang digunakan. Sesuai peraturan yang berlaku di lndonesia,
berat jenis dari elemen-elemen struktur adalah sebagai berikut :

Beton Bertulang 2400 Kg/m3


Baja Struktural 7850 Kg/m3
Kayu 1000 Kg/m3
Mortar(adukan) 2000 Kg/m3
Dinding ½ bata 250 Kg/m2
Dinding 1 bata 450 Kg/m2

Beban mati ini harus diperhitungkan 100 % dalam setiap analisa


struktur

2. Beban Hidup
Beban hidup adalah berat tambahan diruar beban mati yang bekerja
pada waktu-waktu tertentu, baik secara terus menerus maupun
sementara.
Besamya beban hidup ditentukan oleh perunfukan bangunan, dengan
harga minimum sesuai dengan Peraturan Pembebanan lndonesia untuk
Gedung tahun 1983.
Berikut disampaikan besarya beban hidup bangunan, serta
perbandingannya dengan nilai minimum yang tercantum pada
peraturan.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 27


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Berdasarkan Beban yang


No Jenis Peruntukan
Peraturan digunakan
1 Ruang Pertemuan 400 400
2 Koridor, tangga, 300 300
bordes, lobby, Toilet,
dan dapur
3 Gudang ringan dan 400 400
Ruang Rapat/
Pertemuan
4 Kantor, Lantai Sekolah 250 250
5 Beban Tangki Air 1000 1000

Mengingat beban hidup tidak bekerja secara bersamaan, maka untuk


analisa portal maupun gempa ada suatu faktor reduksi, yang
bergantung pada jenis peruntukan bangunan dan jumlah tingkat.
Sesuai dengan Peraturan Pembebanan lndonesia Untuk Gedung 1983,
untuk analisa portal, beban hidup direduksi dengan koefisien 0,75 
0.9 dan untuk analisa gempa, beban hidup direduksi dengan koefisien
0,3  0,5. Sedangkan untuk desain pondasi, digunakan koefisien
reduksi beban hidup
kumulatif sebesar 0,4.

3. Beban Gempa
Gedung ini terdiri dari 3lantai, dan bentuknya simetris beban gempa
dimasukkan dalam analisis. Analisis dinamis yang dipakai adalah

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 28


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

analisis ragam spektrum respons. Gedung harus dapat menahan beban


geser dasar akibat gempa (V) dengan rumus.
C1 I
V= Wt
R
Dimana:
C1 = Nilai faktor respons Gempa
I = Faktor Keutamaan
R = Faktor Reduksi Gempa
Wt = Berat Total Gedung, termasuk beban hidup yang sesuai

Dimana beban mati dengan beban hidup adalah seperti yang


ditentukan dalam Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk rumah
dan gedung,

1) KombinasiPembebanan
Mengacu pada Peraturan Pembebanan lndonesia untuk Gedung
tahun 1983, kombinasi pembebanan yang dipakai adalah sebagai
berikut :
` Komposisi 1 1,4 DL
Komposisi 2 1,2DL+ 1,6 LL
Komposisi 3 ` 1,2 DL + 0,5 LL ± Ex ± 30% Ey
Komposisi 4 1,2DL+ 0,5 LL ± 30% Ex ± Ey

a. Pembebanan Sementara
Ada dua jenis pembebanan sementara yang umumnya
diperhitungkan pada bangunan gedung, yaitu beban angin dan
beban gempa. Pada umumnya, beban angin relatif sangat kecil
jika dibandingkan dengan beban gempa, sehingga beban
sementara yang diperhitungkan adalah beban gempa.
Dalam analisa balok portal, kombinasi beban sementara adalah :
1.05 (beban gravitasi + beban gempa).

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 29


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Dalam menghitung gaya normal dari unsur vertikal bangunan


(kolom dan dinding geser) beban hidup direduksi, bergantung
pada jumlah lantai yang dipikulnya, sesuai dengan Peraturan
Pembebanan lndonesia untuk Gedung tahun 1983. Analisa
penulangan unsur vertikal ini dihitung berdasarkan kapasitas dari
balok yang terkait.

b. Spesifikasi Material
 Pondasi yang digunakan adalah tiang pancang dengan
kedalaman antara 12 meter.
 Mutu baja untuk diameter lebih kecil dan 12 mm
digunakan BJTP 24 (fy = 2400 kg/cm 2) dan untuk diameter
sama atau lebih besar dan 12 mm digunakan BJTD 32
(fy=3200kg/cm2)
 Mutu beton yang digunakan untuk Tie Beam, Balok,
Kolom dan Pelat adalah K-225.

c. Sistem Struktur
Sistem struktur yang digunakan adalah sistem portal beton bertulang
dengan dinding geser pada tepi bangunan dengan spesifikasi material.
Elemen-elemen struktur terdiri dari :
o Kolom
o Balok
o Plat lantai

d. Analisa Balok Anak


Penulangan lentur.balok anak dihitung dengan cara ultimate
Dimana:
Mu=1,2 M DL +1,6 M LL

Mu
Mn=
φ

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 30


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

1,4
ρmin =
fy
0,85 fc β1 600
ρb =
fy 600+fy
β 1=0 , 85 bilafc≤30 Mpa
ρ≤0 ,75 ρb
As
ρ=
b.d

1. Analisa Balok Utama


Kuat lentur balok-balok portal dianalisis dengan kekauatan batas dan
ahrus kuat menahan lentur akibat kombinasi dengan pembebanan
gempa. Prosedur penulangannya sama seperti penulangan balok anak
dimana:
Untuk beban tetap Mu = (1.2 MDL + 1.6 MLL)
Untuk beban sementara Mu = 1.05 (MDL + MLL + Mgp)
Sedangkan kekuatan geser bagi balok portal dihitung secara kapasitas
design dengan persamaan berikut:
0 ,70 Mkap +Mkap'
Vub= +1 , 05 vg
L
Dimana :
M Kap = Momen kapasitas balok portal diujung kiri dengan v
tulangan yang terpasang
M Kap’ = Momen kapasitas balok portal diujung kanan
dengan tulangan terpasang
L = Bentang bersih balok portal
Vg = Gaya geser balok akibat beban gravitasi dengan
kondisi balok portal sebagai balok atas dua tumpuan

2. Analisa Kolom
a) Kuat lentur Kolom

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 31


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Kuat lentur perlu bagi kolom portal pada bidang muka balok
berdasarkan terjadinya momen kapasitas di sendi plastis pada
kedua ujung balok yang bertemu pada kolom itu, yang dinyatakan
oleh momen lentur perlu Mu, k dengan gaya aksial Nu,k yang
bersangkutan, hanrs dihitung berturut-turut menurut persamaan-
persamaan berikut:

M ,k=
h 'k
hk
wdvk 0 ,70
l ki
l ki ( l ka
M Kap , ki + M kap , Ka
l ka )
M , k =Rv 0 , 70 Σ
( M kap , ki+ M kap , ki M kap ,ka +M kap , ka '
l ki
+
l' ka )
Dimana :
wd = faktor pembesar dinamik untuk memperhitungkan
pengaruh terjadinya sendi-sendi plastis pada balok-
balok portal, yang nilainya harus diambil sebesar
1.3, kecuali ditingkat bawah dan tingkat atas nilainya
harus diambil sebesar 1,0 dan ditingkat kedua dari
atas nilainya harus diambil sebesar 1,15.

δk = faktor distribusi momen dari kolom portal yang


ditinjau, yang nilainya dapat dihitung sebanding
dengan kekakuan relatif dari unsur-unsur struktur
yang bertemu di titik pertemuan tersebut.

MKap ki = Momen kapasitas balok portal sebelah kiri di sendi


plastis pada bidang muka kolom yang dihitung
berdasarkan luas baja tulangan dan baja prategang
yang terpasang dan dengan tegangan tarik baja
tulangan diambil sebesar 1,25 fy dan tegangan tarik
baja prategangan diambil sebesar 1,4 fps.

M.Kap’Ki’= Momen kapasitas balok portal sebelah kiri di sendi

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 32


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

plastis pada bidang muka kolom sebelahnya yang


dihitung berdasarkan luas baja tulangan dan baja
prategang yang terpasang dan dengan tegangan
tarik
baja tulangan diambil sebesar 1,25 fy dan tegangan
tarik baja prategang diambil.

M.Kap ka = Momen kapasitas balok portal sebelah kanan


disendi plastis pada bidang muka kolom yang
dihitung berdasarkan luas baja tulangan dan baja
prategang yang terpasang dan dengan tegangan
tarik baja tulangan diambil sebesar 1,25 fy dan
tegangan tarik baja prategangan diambil sebesar 1,4
fps.

M.Kapka’= Momen kapasitas balok portal sebelah kanan


disendiplastis pada bidang muka kolom yang
dihitung berdasarkan luas baja tulangan dan baja
prategang yang terpasang dan dengan tegangan
tarikbaja tulangan diambil sebesar 1,25fy dan
tegangan tarik baja prategang diambilsebesar
hk = tinggi kolom portal diukur dari titik pertemuan ke
titik pertemuan.
hk= tinggibersih kolom portal.
iki= bentang balok portal sebelah kiri, diukur dari titik
pertemuan ke titikpertemuan.
Iki = bentang balok portal sebelah kiri, diukur dari titik \
pertemuan ke titik pertemuan.
hki’= bentang bersih balok portal sebelah kiri.
Ika = bentang balok portal sebelah kanan, diukur dari titik
pertemuan ke titik pertemuan.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 33


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Iki’ = Bentang bersih balok portal sebesar kanan.

Rv = faktor reduksi gaya aksial kolom portal untuk


memperhitungkan pengaruh terbentuknya sendi
plastis yang tidak pada semua balok portal di dalam
struktur, yang nilainya harus diambil sebagai berikut:
Rv = 1,0 untuk 1 < n < 4
Rv = 1,10 untuk 4 < n < 20
Rv = 0,6 untuk n > 20
dimana n adalah jumlah lantai tingkat di atas kolom yang
ditinjau.

Ng = gaya aksial kolom portal di titik pertemuan akibat


berat sendiri kolom dan beban gravitasi tributari tak
berfaktor yang bekerja di lantai tingkat itu dan
semua tingkat di atasnya dengan memperhitungkan
beban hidup yang telah direduksi sehubungan
dengan peluang tedadinya, baik pada lantai tingkat
itu maupun pada semua lantai tingkat di atasnya,
sesuai dengan "Pedoman Perencanaan
Pembebanan Untuk Rumah Dan Gedung 1987"
(Ref. ). Dalam perhitungan gaya aksial ini kondisi
balok-balok portal yang bertemu dititik pertemuan
tersebut adalah sebagai balok-balok bebas atas dua
tumpuan,

Σ= Penjumlahan dalam persamaan dimulai dari balok


portal di titik pertemuan yang ditinjau sampai balok
portal di titik pertemuan paling atas.
Pertemuan balok dan kolom portaldalam kondisii
terjadinya sendi-sendi plastis pada kedua ujung
balok.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 34


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Dalam segala hal, momen lentur perlu bagi kolom portal pada
bidang muka balok menurut pers. (16) tidak perlu diambil lebih
besar dari :

(
M ,k =1 , 05 M d , k+M d , K +
4
)
M ,k
K E

(
Mu , k =1, 05 N d , k +N d , k+ N ,k)
4
K E

e. Analisa Kuat Geser Kolom Portal


Kuat geser perlu bagi kolom portal berdasarkan terjadinya momen
kapasitas disendi plastis pada ujung balok-balok yang bertemu pada kolom
itu, harus dihitung menurut persamaan berikut:
M u , k , a+M u , k , b
Vu, k =
hk
dimana:
Mu, k, a = Momen lentur perlu dari kolom portal pada ujung atas
kolom pada bidang muka kolom
Mu, k, B = Momen lentur perlu dari kolom portal pada ujung atas kolom
pada bidang muka balok
hk’ = tinggi bersih kolom portal
Kolom portal dalam kondisi terjadinya sendi-sendi plastis pada kedua ujung
balok yang bertemu dengan kolom tersebut. Dalam segala hal, kuat geser
perlu bagi kolom portal menurut
persamaan tidak perlu diambil lebih besar dari :

( 4
Vu, k =1 ,05 VD , k+VL, K + VE , K
K )
dimana:
VD,K = gaya geser kolom portal akibat beban mati tributari tak berfaktor

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 35


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

VD, K = gaya geser kolom portal akibat beban hidup tributari tak
berfaktor,
VE, K = gaya geser kolom portal akibat beban gempa tak berfaktor.
Faktor Jenis Struktur yang berlaku untuk struktur yang ditinjau.

f. Analisa Panel Pertemuan Dari Balok Dan Kolom Portal


Panel pertemuan dari balok dan kolom portal harus diproporsikan
sedemikian rupa, sehingga memenuhi persyaratan kuat geser horisontal
perlu Vu,h dan kuat geser vertikal pedu Vu,v yang berkaitan dengan
terjadinya momen kapasitas di sendi plastis pada kedua ujung balok yang
bertemu pada kolom itu. Panel pertemuan balok dan kolom portal dalam
kondisi terjadinya sendi- sendi plastis pada kedua ujung balok.
Kuat geser horisontal perlu bagi panel perlemuan balok dan kolom portal,
harus dihitung dari persamaan-persamaan berikut

Vu, h = Cki + Tka – Vkol


Dengan
Mkap,ki
Cki Tki = 0,70
ZKi
Mkap,ki
TKa Cka = 0,70
ZKi

Vkol=0 , 70 ( lkilki Mkap , ki+ lkilki MKap , Ka )/1 /2(hk , a+hk , b)


Dimana :

Mkap, ki = Momen kapasitas balok portal sebelah kiri di sendi plastis pada
bidang muka kolom yang dihitung berdasarkan luas baja
tulangan dan baja prategang yang terpasang dan dengan
tegangan tarik baja tulangan diambil sebesar 1,25 fy dan
tegangan tarik baja prategang diambil sebesar 1,4 fps.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 36


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Mkap,ka = Momen kapasitas balok portal sebelah kanan di sendi plastis


pada bidang muka kolom yang dihitung berdasarkan luas baja
tulangan dan baja prategang yang terpasang dan dengan
tegangan tarik baia tulangan diambil sebesar 1,25ty dan
tegangan tarik bala prategang diambil sebesar 1,4 fps.

2.5. KONSEP PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Konsep Mekanikal dan Elektrikal bangunan blok hunian lebih diprioritaskan


pada fasilitas peralatan terselenggaranya aktivitas pada bangunan tersebut
a) Dasar Pemikiran
Dasar Perencanaan lnstalasi Mekanikal Elektrikal ini adalah:
1. KAK (Kerangka Acuan Kerja)
Penentuan system Mekanikal Elektrikal adalah berdasarkan KAK yang
diberikan pemberi tugas, antara lain listrik untuk kebutuhan
penerangan dalam maupun luar, serta peralatan-peralatan listrik yang
menunjang kebutuhan bangunan,
2. Referensi peraturan Pemerintah
 SNI 04-A225-2000 tentang Persyaratan Umum lnstalasi Listrik
2000 (PUIL 2000 )
 SNI No.03-6197-2000 tentang Konversi Energ Pada Bangunan
Gedung Bertingkat.
 SNI No.03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Gedung Bertingkat
 Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum no. 010/KPTS/2000,
tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung
 Dasar Petunjuk Pihak Pemilik/ Pengelola (TOR)
 Peraturan atau Standard lnternasional yang ada hubungannya
dengan lingkup pekerjaan diatas dan tidak bertentangan dengan
peraturan setempat dan secara umum dipergunakan di lndonesia.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 37


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

 Peraturan Umum lnstalasi listrik (PUIL-) 2000.


 Standarisasi Pabrik, selama tidak bertentangan dengan peraturan
yang berlaku.
 Dan lain-lain, bila tidak ada di PUIL dan secara lnternasional
diakui.

3. Perencanaan
1) LISTRIK
a. Lingkup pekerjaan
 Instalasi Tegangan Menengah
 Instalasi Tegangan Rendah
 Instalasi Sistem Penerangan dan Stop Kontak
 Instalasi pentanahan (grounding) system listrik dan
peralatan
 Instalasi Penangkal Petir
 lnstalasi Sumber Daya Cadangan (Diesel Generator
Set)
 Sistem Peralatan Tahan Api.

b. Referensi Dan Kriteria Perencanaan


Referensi dan Standar
 SNI 04-0225-2A00 tentang Persyaratan Umum lnstalasi
Listrik 2000 (PUIL 2000 )
 SNI No.03-6197-2000 tentang Konversi Energy Sistem
Pencahayaan Pada Bangunan Gedung Bertingkat.
 SNI No.03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir
Pada Bangunan Gedung Bertingkat
 Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum no.
010/KPTS/2000, tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan Dasar Petunjuk Pihak Pemilik/

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 38


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Pengelola (TOR) Peraturan atau Standard lntemasional


yang ada hubungannya dengan lingkup pekerjaan
diatas dan tidak bertentangan dengan peraturan
setempat dan secara umum dipergunakan di lndonesia.

c. Sumber Daya Listrik


 Mengingat kapasitas beban listrik diperkirakan lebih
dari 201KVA maka sumber daya listrik umum akan
diambil dari tegangan jala- jala 20KV PLN dengan
system 3 (tiga) phasa.
 Tegangan sistim distribusi tenaga listrik dititik beban
adalah 380/220 Volt, 50 Hz
 Sumber daya listrik cadangan akan disiapkan Diesel
Generator Set dengan tegangan output dan frekuensi
seperti sumber daya dari PLN

Faktor Kebutuhan (Demand Faktor)


- Penerangan : 0,8-0,9
- Stop Kontak : 0,4-0,6
- (Kalau Penerangan&Stop Kontak Digabung) : 0,6-0,8
- VAC : 0,8-0,9
- Pompa : 0,9-1

2) SISTEM TATA SUARA


a. Lingkup pekerjaan
- Sistem Keadaan Darurat dan Evakuasi
- Sistem Paging dan Announcement (seleksi paging,
public address)
- Sistem Tata Suara lengkap dengan pengkabelan,
peralatan dan asesorisnya.
b. Referensi

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 39


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 26/PRT/M/2008


tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
- PUIL 2000
- Toa Design of Public Address Sistem

c. Penjelasan Sistem
Central Control emergency, paging, car call dan music system
mencakup rak conhol, modul control address (modulated
Address Control), Amplifier, Loudspeaker, Volume Control dan
pengkabela. Demi memudahkan pemeliharaan dan tingkat
pemakaian yang lama, maka peralatan utama direncanakan
bersifat modular dengan teknologi elektronik yang terbaik.
Pada waktu terjadi Kebakaran, semua program akan
diovenide atau diganti dengan sirene tanpa memperhatikan
posisi switch pada masing-masing zone selection di selector.
Switch Ovenide'Emergency direncanakan mampu
mengaktifkan seluruh speaker pada gedung ini, walaupun
volume control berada pada posisi .

off. Sebuah wall speaker dengan daya 6 watt ditempatkan


disetiap tangga darurat pada setiap lantai dengan tujuan untuk
melakukan evakuasi bilamana dibutuhkan. Untuk mencegah
Radio Frequenct lnterference (RFl) peralatan tata suara akan
ditanahkan. Sistem tata suara direncanakan bebas dari
gangguan elektro magnet, hum dan cakap silang yang dapat
ditimbulkan oleh peralatan lainnya. Sistem tata suara dipublik
area akan dirancang dengan mempertimbangkan fungsi dan
lokasi dari pada ruangan. lni termasuk Kualitas suara,
Loudness dan Fidelity.

3) STSTEM TELEPHONE

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 40


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

a. Lingkup Pekerjaan
 Komunikasi keluar local dan interlokal
 Komunikasi untuk kepentingan intern dalam gedung
b. Referensi Dan Kriteria Perencanaan
 Peraturan Perumtel lrlo.5 dan ner.1 tahun 1977 dan no.1
tahun 1979
 Persyaratan Umum lnstalasi Listrik (PUIL).2000.
 Petunjuk Pedoman Perencanaan Jaringan Kabel
Telephone tahun 1984
 Katalog produk kabel
c. Kriteria Perencanaan
 Sistem komunikasi dalam gedung ini direncanakan ada
beberapa line yang bersifat langsung (direct)
berlengganan ke TELKOM sedang untuk komunikasi di
intern gedung ini bisa menggunakan komunikasi inter
pesawat dengan system PABX.
 Kebutuhan jumlah line yang direct maupun extention
ditentukan berdasar jumlah staf pengelola gedung
tersebul, atau jumlah penyewa gedung (bila ada).
 Rasio perbandingan antara Trunk line dengan extention
dalam system PABX direncanakan maksimal 1: 6
 Dari jumlah line yang langsung disiapkan juga untuk
keperluan Faximilli.

d. Penjelasan Sistem
Seluruh line yang dari TELKOM ditampung dalam MDF
gedung, kemudian dari MDF tersebut dibagi menjadi dua
bagian yaitu sebagian masuk ke PABX sebagian lainnya
didistribusikan ke penyewa atau kestaff pengelola yang
diperkirakan membutuhkan saluran langsung (direct line).
Kabeldari PABX sebagaiextention line masuk kembali ke

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 41


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

MDF. Dari MDF didistribusikan ke masing-masing lantai


dengan dipusatkan melalui FDF (Floor Distribution Frame).
Dari MDF dan FDF lnilah kabel didistribusikan ke outlet
telephone naik sebagai direct line maupun extention di ruang-
ruang yang membutuhkan. Untuk keandalan sistem, tiap
pesawat cabang dihubungkan dengan kabel TITC 2 x 2 x 0,6
mm menuju sentral atau UTP Cat 3 (Unshielded Twisted Pair
Cable Category 3). Agar mutu suara pembicaraan baik,
diusahakan tahanan tanah dari unit-unit senkaltelepon cukup
rendah, sedangkan isolasi kabel instalasi terhadap tanah
cukup tinggi. Sistem PABX dipilih yang bersifat modular dan
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
(perkembangan) menggunakan teknologi digital, time division
dan PCM (Pulse code modulation). Sistem dilengkapi dengan
Battery Charger dan Battery dengan kapasitas minimum 4 jam
bilamana supply listrik PLN terputus.

4) FIRE ALARM
a. Lingkup Pekerjaan
 Sistem Fire Alarm
 Interkoneksi dengan sistem M&E lainnya
b. Referensi Dan Kriteria Perencanaan
 Peraturan Menteri Pekeriaan Umum No: 26/PRT/M/2008
 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan gedung dan Lingkungan
 Peraturan Departement Tenaga Kerja (DEPNAKER)
Standard dan peraturan lain yang diijinkan oleh instansi
yang berwenang.
 Buku Pedoman K & KK Depnaker

c. Kriteria Perencanaan

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 42


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

 Sistem deteksi sumber api / fire alarm untuk gedung ini


berdasarkan sistem semi addresible
 Sistem fire alarm bekeda lebih awal dari pada system
sprinkler.
 Sistem biasa diintegrasikan dengan sistem Mekanikal
maupun
 Elektrikal

d. Kriteria pemilihan Detektor


 Detektor panas bertemperature konstan (Fixed
Temperature Heat Detector)
- Untuk ruangan yang ketinggiannya tidak melebihi 6
meter.
- Dipergunakan pada tempat yang sering berasap dan
berdebu serta temperature sekelilingnya sering
berubah.
- Cover area 30-36 m2
- Jarak detector tidak melebihi 6 meter.
- Jarak detector dengan dinding, tidak melebihi 3
meter.
- Kepekaan: pada aliran udara 1m/s dan 125% diatas
temperature max 57o-60o C bereaksidalam 25-50
detik.

 Detektor panas tipe kombinasi


- Untuk ruangan yang ketinggiannya tidak melebihi 6
meter.
- Dipergunakan pada tempat yang temperature
sekelilingnya relative konstan
- Cover area 30-46 m2
- Jarak detector tidak melebihi 6 meter.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 43


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

- Jarak detector dengan dinding, tidak melebihi 3


meter.
- Kepekaan: pada aliran udara 0,85 m/s dan 30o C di
atas temperature keliling, bereaksi dalam 30 detik.

 Detektor Asap tipe lonisasi


- Untuk ruangan yang ketinggiannya melebihi6 meter.
- Cover area : 60 - 92 m2, pada ketinggian plafon 4-9
meter.
- Sesuai dipakai pada ruangan yang bila terbakar
banyak mengeluarkan asap.
- Jarak pemasangan antara detector tidak melebihi 12
meter.
- Jarak antara detector dengan dinding tidak melebihi
6 meter.
- Kepekaan : 0,8-1,5 per ft smoke obscuration
(adjustable)

 Manual Alarm Push Button ditempatkan dilintasan umurn


yang strategis (mudah terihat dan terjangkau), bersatu
dengan hydrant box atau dekat pintu keluar dari ruangan
yang cukup besar
 Lampu indicator, alarm betl dan fire intercom ditempatkan
di lintasan umum bersatu dengan Hydrant Box
e. Penjelasan Sistem
Adanya tanda-tanda atau gejala sumber api yang bisa
menimbulkan bahaya kebakaran harus bisa diketahui lebih
awal. Yaitu:
 Kenaikan suhu dengan cepat diluar suhu normal
 Tingkat suhu melebihitingkat suhu normal

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 44


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

 Kepekatan asap melebihi kepekatan asap yang normal


pada ruangan yang memang biasanya gda asap misalnya
pada ruangan dimana orang diperbolehkan merokok.
Sedangkan pada ruangan yang biasanya tidak ada asap
maka adanya asap memberikan pertanda adanya gejala
sumber api.
indikasi indikasi api harus meniberikan inforrnasi yang cepat
dan efektif kepada operator, petugas kebakaran, petugas
keamanan gedung atau petugas utilitas gedung sehingga
dapat dilakukan tindakan penyelamatan orang dan material
serta tindakan pemadaman sumber api.
Pemberitahuan adanya bahaya api kepada umum harus bisa
efektif sesuai tingkat bahanya agar tidak menimbulkan
kepanikan dan kemacetan arus orang tetapi bila diperlukan
bisa juga dilakukan "all call", Serempak keseluruh bagian bila
keadaan sangat mendesak/ gawat. Sistem tanda bahaya atau
pemberitahuan emergency akan mendapat prioritas pertama
(dominant) mengatasi (override) sistem lainnya.

Sistem ini diintegrasikan dengan :


a. Sistem Tata Suara
Untuk memberikan program evakuasi.
b. Unit PABX
c. Sistem Tata Udara dan Ventilasi
d. Sistem Plumbing

5) SISTEM PEMADAM KEBAKARAN


a. Lingkup Pekerjaan
 Sistem Hydrant
 Sistim Sprinkler
 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 45


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

b. Referensi Dan Kriteria Perencanaan


 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 26/PRT/M/2008,
TENTANG Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran
pada Bangunan dan Lingkungan
 Nasional Fire Protection Association (NFPA)
 SNI 03S382-2000 tentang spesifikasi hydrant kebakaran
tabung basah
 SNI 03-3989-2000 tentang tata cara perencanaan dan
pemasangan system sprinkler otomatis untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan gedung

c. Kriteria Perencanaan
Sistem Pemadam Kebakaran
 Sistem Hydrant
 Sistem Sprinkler Otomatis
 Alat Pemadam Api Ringan (APAR )

d. Penjelasan Sistem
Bila terjadi kebakaran, muncul api atau asap, heatsmoke
/detector akan mendeteksi api atau asap tersebut sesuai
dengan zona yang didefinisikan. Petugas harus segera
mendatangi pada area yang ditunjukkan oleh zone indikator
yang tertera dalan master fire control panel. Bila api belum
terlalu besar yang artinya sprinkler belum bekerja, maka
petugas harus mengambil langkah pemadaman dengan Alat
Pemadam Api Ringan yang terdapat di lantai yang
bersangkutan. Bila api sudah cukup besar atau bila temperatur
di sekitar head sprinklers telah melebihitemperatur head
sprinklers, sistem dirancang heat Sprinklers secara otomatis
akan bekerla (pecah). Bila bertambah besar, Petugas akan

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 46


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

segera menekan tombol bahaya kebakaran untuk


menandakan bahwa telah terjadi kebakaran, fire alarm control
akan mengubah sinyal deteksi menjadi general alarm. Petugas
akan menginformasikan kepada Petugas Kontrol bahwa terjadi
kebakaran dengan fire telepon. Melalui sistem paging petugas
akan membantu memberikan petunjuk kepada penghuni
gedung mengenai tata cara evakuasi. Melalui informasi
general alarm dari control fire alarm, maka control lift akan
menginstruksikan agar semua lift segera turun ke lantai dasar
dengan pintu terbuka untuk agar fireman lift siap untuk
digunakan petugas pemadam kebakaran. Petugas pemadam
kebakaran yang dihubungi oleh Petugas Kontrol akan segera
datang ke gedung. Petugas akan mengaktifkan fireman lift
dengan kunci untuk segera membantu pemadaman api di
lantai yang bersangkutan. Jika mobil kebakaran telah datang,
maka supplay air akan ditambahkan dari mobil kebakaran ke
jaringan pipa hidran gedung melalui Siamese connection. Jika
kebakaran cukup besar maka hidran halaman akan digunakan
untuk membantu pemadaman dari luar gedung.

6) SISTEM MEKANIKAL PLUMBING


a. Lingkup Pekerjaan
 Sistem Air Bersih
 Sistem Air Limbah
 Sistem Air Hujan

b. Referensi Dan Design Kriteria


 Pedoman Plumbing lndonesia 1979.
 Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing
(Sofyan dan Morimura)
 Nasional Plumbing Code

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 47


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

 SNI 03-6373-200 tentang Tata cara pemilihan dan


pemasangan vent pada system plumbing
 SNI 03-2453-1991 tentang Tata cara perencanaan teknis
sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan
 SNI 03-2459-1991 tentang Spesifikasi sumur resapan air
hujan untuk lahan pekarangan

 Sistem Air Bersih


 Standard Kuatifikasi Air minum mengikuti standard
internasional (WHO)
 Perhitungan penghuni dan kebutuhan air
 Sistem hydropressure dipakai untuk suplai air bersih
 Tekanan air pada alat plumbing( antara 1,4-3,4 bar)
 Kecepatan dalam air dalam pipa : 1,5-2 meter per detik
 Beban alat plumbing dalam fixture unit (FU)
 Tangki air bersih dihitung untuk kebutuhan 1 (satu) hari,
dimana tangki air digabung dengan persediaan air untuk
pemadam kebakaran.

 Sistem Air Limbah


 Beban alat plumbing dalam fixture unit (FU):
 Pengolahan Air Limbah

 Sistem Air Hujan


Beban air hujan dihitung berdasarkan curah hujan
maksimum 200 mm per jam

c. Penjelasan Sistem
 Sistem Air Bersih
Sumber air diambil dari PDAM dan Deep Well (Sumur
Dalam) dan menggunakan Filter Air bila perlu. Air dari PAM

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 48


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

dan sumur dalam ditampung dalam tangki air bawah


(reservoir), kemudian dipompa ke roof tank oleh pompa
transfer. Kemudia air dari roof tank didistribusikan ke
seluruh lantai, untuk pelayanan 3 lantai dibawahnya
dipergunakan booster pump sedang untuk lantai
dibawahnya cukup dialirkan secara grafitasi, sedang untuk
lantai yang cukup jauh/bawah dari roof tank perlu dipasang
alat pengatur tekanan
Lokasi pompa pemindah berada dekat dengan tangki air
bawah di ruang
pompa

 Sistem Air Kotor


Sistem Air limbah Pembuangan air limbah alat plumbing
disalurkan secara grafitasi menuju Sewage Treatment
Plant (STP) atau ke Septik Tank.
Pembuangan dari dapur atau kantin sebelum disalurkan
menuju saluran kota harus disaring dengan perangkap
lemak (Grease Trap)

 Sistem Air Hujan


Air hujan dari atap bangunan disalurkan melalui pipa
penyalur dengan ukuran yang memadahi menuju ke
peresapan sebelum masuk ke saluran kota. Sumur
peresapan ini dilengkapi dengan sistem over flow dimana
apabila sumur resapan sedang penuh secara otomatis air
akan mengalir melalui saluran over flow tersebut. Air hujan
dalam halaman disalurkan ke saluran luar gedung yang
kemudian disalurkan ke saluran kota terdekat

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 49


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

rnernpergunakan salunan terbuka maupun tertutup dengan


kemiringan antara 0,3-0,5 %

7) SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH


a. Lingkup Pekerjaan
Sistem Pengolahan Air Limbah
b. Referensi Dan Peraturan
Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup No. Kep. 02/MenKLH/ 1998 tentang Baku
Mutu Air Limbah.
c. Kriteria Perencanaan
 Kondisi kimiawi air limbah
 Hasil Pengolahan air limbah di Sewage Treatment Plant
(STP)
 Air kotoran yang diolah STP berasal dari kakus dan
peturasan dan air kotor berasal dari bak cuci tangan,
janitor, drain lantai dan pantry.
 Jumlah air limbah yang dibuang sebesar 70-90% dari total
kebutuhan air perhari
 Standar batas kecepatan air dalam pipa adalah 0.6 s.d 1.2
m/det (Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing,
Hal174).
 Pipa pengumpul dari bahan PVC Klas AW
 Batas maksimum tekanan yang diperbotehkan adalah 2
bar.
 Kerugian i kehilangan tekanan yang diizinkan sebesar 10
mm/m
 Jenis materialdan peralatan yang digunakan

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 50


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

BAB III

KONSEP RENCANA

3.1. GAMBARAN UMUM


Pekerjaan Perencanaan memerlukan suatu wadah dengan organisasi
yang memadai untuk merencanakan segala aspek pekerjaan, sedemikian rupa
sehingga kegiatan ini akan diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan
spesifikasi yang ada dan anggaran yang sudah ditetapkan. Untuk memenuhi
target tesebut, kami telah menyiapkan program kerja dan menyusun suatu tim
yang terdiri dari tenaga-tenaga ahli seperti yang dipaparkan dalam usulan
teknis ini.

Pembangunan penambahan ruang kelas baru terletak dilahan sekolah yg masih


kosong sehingga tertata tata letak ruang belkajar yang nyaman bagi proses
belajar mengajar.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 51


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Dengan adanya pembangunan ini nantinya akan mencukupi proses belajar


mengajar sehingga siswa siswa dapat menyelesaikan pendidikan dasar sesuai
dg program pemerintah.

3.2. RENCANA ARSITEKTUR

Dalam hal ini, kami ingin menerangkan bahwa kami yakin jasa-jasa

konstruksi yang dapat kami berikan akan menambah mutu dan hasil selama

pekerjaan. Pada prinsipnya, Konsultan akan mengutamakan hal-hal berikut

selama waktu konstruksi :

1. Menyusun langkah-langkah yang terencana baik dan efektif mengenai

pembuatan segala yang berhubungan dengan pelelangan.

2. Membantu pemimpin kegiatan mempersiapkan metode pelaksanaan untuk

semua kegiatan pekerjaan dan membantu perbaikan-perbaikan bila

memang memerlukan peningkatan metode-metode tersebut.

3. Membantu untuk merencanakan dan menyusun jadwal pekerjaan.

4. Bekerjasama dengan pemimpin kegiatan dengan mengoptimalkan hasil

kerja dari tenaga kerjanya dan mendayagunakan peralatannya.

5. Melakukan survey terhadap material yang memadai untuk dipakai

pelaksanaan.

6. Membentuk tim inspeksi lapangan yang bekerja sama dengan tenaga

laboratorium tanah dan material dengan tujuan utama adalah menjamin

tercapainya pelaksanaan mutu yang baik dan sesuai daya spesifikasi yang

diisyaratkan.

7. Menyusun suatu metode yang menjamin agar gambar kerja tidak terlambat

prosesnya mulai dari pembuatan, koreksi hingga persetujuannya.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 52


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

8. Menyelesaikan setiap tugas dari perencanaan secara tuntas, termasuk

gambar-gambar rencana dan spesifikasinya.

3.3. RENCANA STRUKTUR


3.3.1. Ruang Lingkup
Dokumen ini harus digunakan sebagai standar detail untuk pekerjaan
penulangan kontruksi beton kecuali apabila dinyatakan lain pada gambar
perencanaan dan intruksi direksi lapangan.

Catatan : Apabila ada perbedaan antara dokumen ini dengan gambar


perencanaan maka syarat yang paling berat adalah yang
menentukan.

3.3.2. Tebal Penutup Beton


(1) Tebal penutup beton minimum harus diambil sesuai dengan tabel 1
Tebal penutup beton harus sesuai dengan gambar perencanaan
tabel penutup beton dapat diambil sesuian tabel 1 dengan
persetujuan yang bersangkutan.

Tebal Penutup Beton Minimal (cm)


No. Bagian Kontruksi Tidak Terlihat
Di Dalam Di Luar
(dalam tanah)
1 Pelat dan Selaput 1,0 1,5 2,0
2 Dinding dan Keping 1,5 2,0 2,5
3 Balok 2,0 2,0 3,0
4 Kolom 2,5 3,0 3,5

Didalam tabel 1 diatas yang diartikan dengan “didalam” adalah bila


bidang luar beton terlindung dari pengaruh-pengaruh cuaca (hujan,
terik matahari langsung, dan lain-lain)
Dan tidak berhubungan dengan air, yang diartikan “diluar” adalah bila
bidang luar beton mengalami pengaruh-pengaruh cuaca (hujan, terik
matahari langsung, dan lain-lain) dan berhubungan air,sedangkan

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 53


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

yang diartikan “tidak terlihat" adalah bila bidang luar beton setelah
beton selesai dicor tidak dapat diperiksa lagi.

(2) Pada kontruksi-kontruksi dan / atau bagian-bagian kontruksi beton


pracetak, tebal penutup beton dapat diambil kurang dari pada yang
ditentukan dalam dengan ayat (1) dengan minimum 1 cm, asal
ketetapan cetakan dan cara pengecoran dapat menjamin tebal
penutup beton tersebut dan cara perawatan beton adalah
sedemikian rupa hingga dapat dibatasi rengat-rengat akibat susut.

(3) Dalam segala hal,tebal penutup beton tidak boleh kurang dari pada
yang ditentukan ini
- Pada batang polos : d
- Pada batang yang diprofilkan : dp
- Pada berkas tulangan : de

Dimana d adalah diameter batang polos


dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan
de adalah diameter ekivalen berkas tulangan

(4) Tebal penutup beton yang ditentukan dalam ayat (1) s/d (3) harus
ditambah dengan minimum 1 cm, apabila permukaan beton
tersebut terletak didalam lingkungan yang korosif, seperti bila:
- Berhubungan dengan air laut
- Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air laut
- Berhubungan dengan uap atau gas-gas korosif
Dalam hal ini maka sebelum perencanaan dimulai tebal penutup
beton tersebut harus ditetapkan dulu oleh perencana berdasarkan
studi mengenai sifat-sifat korosif dari lingkungan itu dengan juga
berkonsultasi dengan pemberi tugas.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 54


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

3.4. PEKERJAAN PEMASANGAN TULANGAN


3.4.1. Pekerjaan Pemotongan Pembengkokan
1) Detail Pekerjaan dan pemasangan harus disiapkan sebagai gambar
kerja yang haris dibuat oleh kontraktor sebelum pelaksanaan dan
disetujui oleh direksi lapangan.
2) Kait harus diberikan pada setiap pengahiran tulangan. Kait pada besi
ulir hanya dibutuhkan apabila memenuhi keadaan sebagai berikut :
a. Tulangan utama yang terletak pada setiap sudut kolom dan balok
yang tidak terlindungi
b. Sengkang
c. Pada perletakan diatas 2 tumpukan
d. Pada akhir tulangan atas dari balok kontilever dan pelat

3) Pembengkokan tulangan
a. Batang tulangan tidak boleh dibengkokan atau diluruskan dengan
cara-cara yang merusak tulangan itu
b. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkokan dan
diluruskan kembali tidak boleh dibengkokan lagi dalam jarak 60
cm dari bengkokan sebelumnya
c. Batang tulangan yang tertanam sebagian dalam beton tidak boleh
dibengkokan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila
ditentukan didalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh
perencana
d. Membengkokan dan meluruskan batang tulangan harus
dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan
diijinkan oleh perencana

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 55


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

e. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak


(polos diprofilkan) dapat dipanaskan sampai mencapai suhu lebih
dari 850o
f. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami
pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami
pemanasan diatas 100oC yang bukan waktu dilas, maka dalam
perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil
kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pekerjaan dinding.
g. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali
diijinkan oleh perencana
h. Batang tulangan yang dibengkokan dengan pemanasan tidak
boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air
i. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan
dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari
setiap bagian dari bengkokan.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 56


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

3.4.2. Pekerjaan Pemasangan Tulangan


1) Pada setiap pertemuan tulangan harus diikat dengan kawat baja
dengan diameter 0,9 mm
2) Untuk menjaga jarak antar tulangan, digunakan penompang tulangan
3) Jarak bersih antara tulangan harus lebih besar dari ¾ kali ukuran
agregat kasar dan dalam segala hal tidak boleh kurang nilai-nilai
berikut :
2,5 cm : pada Pelat
3 cm : pada balok dan kolom bersengkang
5 cm : pada tinding dan kolom berlilit spiral
4) Jarak maksimum antara batang-batang tulangan P.K.P ditetapkan
sebagai berikut:
a. Pada Pelat lantai pada bagian momen maksimum, jarak P.K.P
antara batang tulangan tidak boleh lebih dari 20 cm atau 2 x tebal
Pelat.
Jarak P.K.P antara tulangan pembagi yang dipasang tegak lurus
tulangan pokok, tidak boleh lebih dari 25 cm
b. Pada balok-balok pada bagian momen maksimum, jarak P.K.P
antara batang tulangan tidak boleh lebih dari 15 cm, jarak P.K.P
antara batang-batang tulangan samping pada balok yang lebih
tinggi dari 90 cm, tidak boleh lebih dari lebar badan-badan balok
atau 30 cm.
c. Pada dinding jarak P.K.P antara tulangan vertikal tidak boleh
lebih dari 3 kali tebal diding atau 40 cm, dan jarak P.K.P antara
batang horizontal tidak lebih dari 1,5 x tebal diding atau 40 cm
Catatan P.K.P = Poros Ke Poros

3.5. PANJANG LEWATAN DAN PANJANG PENYALURAN

1. Bila diperlukan tempat penyambungan tulangan dimana tidak diperlukan


pada gambar, pemilihan tempat sambungan harus dikonsultansi kepada
pengawas ahli

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 57


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

2. Panjang lewatan dan penyaluran harus sesuai dengan harga yang


tercantum pada tabel 4.
Catatan : bilamana panjang lewatan diperlukan untuk batang-batang
dengan diameter batang yang berbeda harus didasarkan dari
diameter yang lebih besar bagian bengkokan dari tulangan
bengkok (tulangan memanjang). Tidak termasuk terhadap
panjang lewatan.
3. Panjang lewatan hanya dapat dipakai pada batang tulangan dengan
diameter < 30 mm

Catatan :
a) Panjang penyaluran dan panjang lewatan dari tulangan, harus
sesuaikan dengan tabel 4. Bila tidak ada ketentuan lain.
b) Metode penyabungan selain sambungan leawatan harus
disesuaikan dengan spesifikasi proyek.

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 58


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

c) Panjang penyaluran “ L “ harus sama dengan harga-harga dari L


seperti dalam tabel 4. Ditambah 4 d.
4. Panjang penyaluran dan panjang lewatan untuk jaring-jaring

3.6. STANDAR PERSYARATAN BATANG TULANGAN


3.6.1. Pondasi
1. Pondasi Setempat
a. Umum

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 59


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Untuk pondasi tiang beton paling sedikit 600 mm atau 40 d dari


tulangan pada ujung atas tiang, harus di jangkarkan kedalam poer

b. Pondasi Exentris

Catatan :

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 60


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

- Setiap bagian panjang penyaluran harus sesuai dengan gambar


rencana
- Bila letak tiang tidak tepat, hal ini harus ditambahkan tulangan
sesuai intruksi yang dibarikan oleh pengawas ahli

2. Balok Pondasi dan Tie Beam


a. Penjangkaran dan tempat sambungan lewatan.

Catatan :
- Panjang penyaluran dan panjang lewatan untuk pondasi setempat
harus sama dengan “L” seperti yang disyaratan
- Tebal selimut beton harus seuai dengan pragraf 4.1. dari “umum”
- Hal-hal yang lain harus sesuai dengan persyaratan untuk balok

b. Untuk Pondasi rakit

3. Dasar Untuk Pondasi Rakit

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 61


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Catatan :
- Hal-hal seperti terlihat diatas untuk pejangkaran dan panjang
lewatan untuk dasar pondasi rakit, harus sesuai dengan
persyaratan untuk pelat.
- Tebal selimut beton harus sesuai dengan pragraf 4.1. dari
“umum”

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 62


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

4. Pelat untuk lantai dasar

5. Penjangkaran Tulangan Kolom Ke PILE CAP

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 63


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

3.6.2. Kolom

1. Pemasangan Tulangan

2. Tempat Sambungan Lewatan

3. Panjang Penyaluran Pada Atas Kolom

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 64


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

4. Sengkang Kolom
a. Jarak Sengkang

b. Bentuk Sengkang Kolom


Bila dipasangan tulangan sulit (hanya dilakukan pada lokasi B)
sengkang bentuk gambar b boleh digunakan

c. Tulangan Pengekang dan Tulangan Geser

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 65


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

5. Jarak Antar Tulangan

6. Penjangkaran dan panjang lewatan dari spiral

Penulangan spiral pada penampang ujung dan pajang lewatan harus


sesuai dengan ketentuan-ketentuan dibawah ini :
- Pada akhir penampang di perlukan 1,5 putaran yang berimpit dan
dibuat bengkokan dengan panjang ujung min 6 d dengan sudut
bengkokan 135o lihat (4) – c
- Untuk panjang lewatan diperlukan lewatan min 50 d dan > 30 cm
dengan panjang ujung min 12 d dan bengkokan 90 o ke dalam
kolom lihat (4) – b

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 66


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

- Pengetrapan panjang lewatan selain berpatokan pada cara


panjang lewatan juga harus sesuai dengan gambar rencana.

3.6.3. Balok
1. Pemasangan tulangan dan penepatan sambungan lewatan

a. Tempat pemasangan (penyaluran)


Pusat penyaluran harus diletakan pada titik Lo/4 dari muka kolom
dengan bentang efektif Lo (jarak bersih) balok.
b. Sambungan lewatan pada tulangan memanjang (tulangan pokok)
harus pada yang sesuai dengan standar. Bila sambungan tulangan
terpaksa ditempatkan tidak sesuai dengan standar, maka harus di
konsultansikan dengan pengawas ahli
c. Tempat sambungan lewatan harus sesuai dengan tabel dibawah ini

Posisi batang tulangan Posisi sambungan tulangan

Tulangan atas Dalam daerah Lo/2


(tempat sambungan lewatan
standar)

Tulangan bawah Dalam daerah Lo/4


(tempat sambungan lewatan
satanda)

d. Dalam hal apapun sambungan tidak boleh ditempatkan dalam jarak 2


b dari muka kolom dimana b adalah tinggi balok

Perbedaan Peil

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 67


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

- Apa bila terjadi perbedaan peil pada balok

- Apabila pertemuan balok anak dan balok induk terjadi perbedaan


peil

2. Penyaluran tulangan pokok harus sesuai dengan gambar-gambar detail


dibawah ini

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 68


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

3. Jarak antara batang tulangan Pokok

4. Sengkang balok
a. Bentuk
Bentuk sengkang balok harus termasuk salah satu gambar dibawah
ini

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 69


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Khusus untuk tipe 2 dan 3 harus di setujui oleh direksi lapangan

b. Persyaratan

5. Tulangan Pemingang

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 70


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

6. Balok berfungsi sebagai dinding bebas

7. Balok anak
a. Tempat penyaluran untuk balok penerus

Catatan :
- Lo/4 atau Lo/6 harus ditinjau sebagai jarak patokan panjang
penyaluran digunakan Lo/6 untuk balok dua tumpuan

b. Tempat dan panjang lewatan harus sesuai dengan paragraf 1 dari


balok

c. Penyaluran

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 71


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

d. Tebal selimut tulangan dan jarak tulangan haru sesuai dengan


pragraf 1-2 dari “umum” dan pragraf 3 dari “balok”
e. Sengkang dan pengaku

8. Balok Konsol
a. Untuk konsol menerus
Bila tidak disebutkan dalam gambar rencana pragraf 1 – 7 dari
“balok” harus dipakai untuk balok konsol

b. Untuk konsol tidak menerus

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 72


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

9. Penulangan untuk balok berlubang

- Lubang dengan diameter lebih dari d/4 untuk instalasi listrik dan
mesin yang tidak terlihat jelas pada gambar struktur tidak boleh
dibuat menembus balok
- Penempatan pipa dengan penampang persegi tidak
diperbolehkan
- Membuat lubang harus sesuai dengan gambar diatas, untuk
lubang dengan diameter lebih kecil dari d/4
- Tulangan harus seperti tabel dibawah bila tidak digambar pada
gambar rencana
- Tulangan tambahan tidak diperbolehkan di las terhadap tulangan
pokok

10. Perbedaan Peil atau perbedaan sumbu


a. Perbedaan peil

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 73


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Dimana :
a/dc < 1/6 tulangan balok harus berbentuk seperti gambar dibawah

b. Perbedaan sumbu

11. Sambungan antara balok konsol dengan balok anak

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 74


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

3.6.4. Pelat lantai


1. Tulangan
a. Tempat kemiringan : poros dari kemiringan harus ditempatkan pada
titik L1/4 dari muka balok dalam arah bentang pendek bersih L1.
b. Pasang D 13 tambahan pada atas Pelat di atas kemiringan dalam
batang tulangan Pelat seperti yang terlihat pada gambar dibawah
c. Selimut beton harus sesuai dengan paragraf 1.2 dari “umum”
d. Bila tidak digunakan jaring tulangan pada Pelat atap, dilengkapi
tulangan atas seperti gambar dibawah

2. Pemasangan dan tempat sambungan lewatan

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 75


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

3. Panjang penyaluran
a. Kasus biasa

b. Bila ada perbedaan tinggi (harus dikonsultansikan dengan pengawas


ahli)

c. Bila terdapat selokan pada Pelat (harus dikonsultansikan dengan


pengawas ahli)

Catatan :
- Batang tulangan dimiringkan bila terdapat voute

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 76


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

d. Bila Pelat menumpu pada sisi balok

Pelat menumpu pada dasar balok (batang tulangan di salurkan


vertikal)
4. Tulangan untuk lubang
a. Semua lubang yang dibuat pada pelat harus di konsultansikan
dengan pengawas ahli
b. Untuk pelat berlubang dengan luas lubang 0,3 m max dan dengan
panjang max 600 (sisi panjang) harus dibuat sebagai berikut

c. Bila di pasang rangka atau kotak pada pelat, kotak harus di pasang
sebelum pemasangan tulangan, dan tidak boleh terhalang rangka
tersebut
d. Bila pemotongan tulangan tidak dapat dihindarkan pada rangka atau
kota, tulangan tambahan dengan luas sama atau lebih besar dari
tulangan harus ditambahkan dengan persetujuan pengawas ahli

5. Penulangan untuk kondisi-kondisi khusus


a. Bila terdapat perbedaan peil (dikonsultansikan oleh pengawasa ahli)

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 77


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

Catatan : apa bila to > t penulangan harus disetujui oleh pengawas


ahli
b. Balok dengan tambahan tinggi

Catatan : kondisi dimana tulangan atas tidak dapat diletakan diatas


seperti ditunjukan
c. Hubungan dengan dinding (dalam penambahan terhadap tulangan
pelat, batang-batang sebagai berikut di pasang)

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 78


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

6. Pembesian untuk pelat kantilever


a. Umum

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 79


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

b. Tulangan pada sudut

7. Penanaman kotak untuk elektrik atau mesin

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 80


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

3.7. RENCANA PENULANGAN


 Rencana Penulangan Balok Lantai 2

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 81


Laporan Antara
Perencanaan Revitalisasi/Rehabilitasi
Ruang Kelas SMPN 3 Singingi

 Rencana Balok Penulangan Lantai 3

CV. BINA KARYA ANDALAN Hal. 82

Anda mungkin juga menyukai