Bab 3 Pra Rencana

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 34

BAB III

KONSEP RENCANA

3.1 Gambaran Umum

Pekerjaan Perencanaan memerlukan suatu wadah dengan organisasi

yang memadai untuk merencanakan segala aspek pekerjaan, sedemikian rupa

sehingga kegiatan ini akan diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan

spesifikasi yang ada dan anggaran yang sudah ditetapkan. Untuk memenuhi

target tesebut, kami telah menyiapkan program kerja dan menyusun suatu tim

yang terdiri dari tenaga-tenaga ahli seperti yang dipaparkan dalam usulan

teknis ini.

Pembangunan penambahan ruang kelas baru terletak dilahan sekolah yg masih

kosong sehingga tertata tata letak ruang belkajar yang nyaman bagi proses

belajar mengajar.

Dengan adanya pembangunan ini nantinya akan mencukupi proses belajar

mengajar sehingga siswa siswa dapat menyelesaikan pendidikan dasar sesuai

dg program pemerintah.

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 1


SMPN 3 INUMAN
3.2 Rencana Arsitektur

Dalam hal ini, kami ingin menerangkan bahwa kami yakin jasa-jasa

konstruksi yang dapat kami berikan akan menambah mutu dan hasil selama

pekerjaan. Pada prinsipnya, Konsultan akan mengutamakan hal-hal berikut

selama waktu konstruksi :

1. Menyusun langkah-langkah yang terencana baik dan efektif mengenai

pembuatan segala yang berhubungan dengan pelelangan.

2. Membantu pemimpin kegiatan mempersiapkan metode pelaksanaan untuk

semua kegiatan pekerjaan dan membantu perbaikan-perbaikan bila

memang memerlukan peningkatan metode-metode tersebut.

3. Membantu untuk merencanakan dan menyusun jadwal pekerjaan.

4. Bekerjasama dengan pemimpin kegiatan dengan mengoptimalkan hasil kerja

dari tenaga kerjanya dan mendayagunakan peralatannya.

5. Melakukan survey terhadap material yang memadai untuk dipakai

pelaksanaan.

6. Membentuk tim inspeksi lapangan yang bekerja sama dengan tenaga

laboratorium tanah dan material dengan tujuan utama adalah menjamin

tercapainya pelaksanaan mutu yang baik dan sesuai daya spesifikasi yang

diisyaratkan.

7. Menyusun suatu metode yang menjamin agar gambar kerja tidak terlambat

prosesnya mulai dari pembuatan, koreksi hingga persetujuannya.

8. Menyelesaikan setiap tugas dari perencanaan secara tuntas, termasuk

gambar-gambar rencana dan spesifikasinya.

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 2


SMPN 3 INUMAN
3.3 Rencana Struktur

3.3.1. Ruang Lingkup

Dokumen ini harus digunakan sebagai standar detail untuk pekerjaan

penulangan kontruksi beton kecuali apabila dinyatakan lain pada gambar

perencanaan dan intruksi direksi lapangan.

Catatan : Apabila ada perbedaan antara dokumen ini dengan gambar

perencanaan maka syarat yang paling berat adalah yang

menentukan.

3.3.2. Tebal Penutup Beton

(1) Tebal penutup beton minimum harus diambil sesuai dengan tabel 1

Tebal penutup beton harus sesuai dengan gambar perencanaan

tabel penutup beton dapat diambil sesuian tabel 1 dengan

persetujuan yang bersangkutan.

Tebal Penutup Beton Minimal (cm)

Tidak Terlihat
No. Bagian Kontruksi Di
Di Dalam (dalam
Luar
tanah)

1 Pelat dan Selaput 1,0 1,5 2,0

2 Dinding dan Keping 1,5 2,0 2,5

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 3


SMPN 3 INUMAN
3 Balok 2,0 2,0 3,0

4 Kolom 2,5 3,0 3,5

Didalam tabel 1 diatas yang diartikan dengan “didalam” adalah bila

bidang luar beton terlindung dari pengaruh-pengaruh cuaca (hujan,

terik matahari langsung, dan lain-lain)

Dan tidak berhubungan dengan air, yang diartikan “diluar” adalah

bila bidang luar beton mengalami pengaruh-pengaruh cuaca (hujan,

terik matahari langsung, dan lain-lain) dan berhubungan

air,sedangkan yang diartikan “tidak terlihat" adalah bila bidang luar

beton setelah beton selesai dicor tidak dapat diperiksa lagi.

(2) Pada kontruksi-kontruksi dan / atau bagian-bagian kontruksi beton

pracetak, tebal penutup beton dapat diambil kurang dari pada yang

ditentukan dalam dengan ayat (1) dengan minimum 1 cm, asal

ketetapan cetakan dan cara pengecoran dapat menjamin tebal

penutup beton tersebut dan cara perawatan beton adalah

sedemikian rupa hingga dapat dibatasi rengat-rengat akibat susut.

(3) Dalam segala hal,tebal penutup beton tidak boleh kurang dari pada

yang ditentukan ini

- Pada batang polos : d

- Pada batang yang diprofilkan : dp

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 4


SMPN 3 INUMAN
- Pada berkas tulangan : de

Dimana d adalah diameter batang polos

dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan

de adalah diameter ekivalen berkas tulangan

(4) Tebal penutup beton yang ditentukan dalam ayat (1) s/d (3) harus

ditambah dengan minimum 1 cm, apabila permukaan beton

tersebut terletak didalam lingkungan yang korosif, seperti bila:

- Berhubungan dengan air laut

- Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air laut

- Berhubungan dengan uap atau gas-gas korosif

Dalam hal ini maka sebelum perencanaan dimulai tebal penutup

beton tersebut harus ditetapkan dulu oleh perencana berdasarkan

studi mengenai sifat-sifat korosif dari lingkungan itu dengan juga

berkonsultasi dengan pemberi tugas.

3.4 Pekerjaan Pemasangan Tulangan

3.4.1. Pekerjaan Pemotongan Pembengkokan

1) Detail Pekerjaan dan pemasangan harus disiapkan sebagai gambar

kerja yang haris dibuat oleh kontraktor sebelum pelaksanaan dan

disetujui oleh direksi lapangan.

2) Kait harus diberikan pada setiap pengahiran tulangan. Kait pada besi

ulir hanya dibutuhkan apabila memenuhi keadaan sebagai berikut :

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 5


SMPN 3 INUMAN
a. Tulangan utama yang terletak pada setiap sudut kolom dan balok

yang tidak terlindungi

b. Sengkang

c. Pada perletakan diatas 2 tumpukan

d. Pada akhir tulangan atas dari balok kontilever dan pelat

3) Pembengkokan tulangan

a. Batang tulangan tidak boleh dibengkokan atau diluruskan dengan

cara-cara yang merusak tulangan itu

b. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkokan dan

diluruskan kembali tidak boleh dibengkokan lagi dalam jarak 60

cm dari bengkokan sebelumnya

c. Batang tulangan yang tertanam sebagian dalam beton tidak boleh

dibengkokan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila

ditentukan didalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh

perencana

d. Membengkokan dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan

dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh

perencana

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 6


SMPN 3 INUMAN
e. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak

(polos diprofilkan) dapat dipanaskan sampai mencapai suhu lebih

dari 850o

f. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami

pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami

pemanasan diatas 100oC yang bukan waktu dilas, maka dalam

perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil

kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pekerjaan dinding.

g. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali

diijinkan oleh perencana

h. Batang tulangan yang dibengkokan dengan pemanasan tidak

boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air

i. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan

dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari

setiap bagian dari bengkokan.

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 7


SMPN 3 INUMAN
3.4.2. Pekerjaan Pemasangan Tulangan

1) Pada setiap pertemuan tulangan harus diikat dengan kawat baja

dengan diameter 0,9 mm

2) Untuk menjaga jarak antar tulangan, digunakan penompang

tulangan

3) Jarak bersih antara tulangan harus lebih besar dari ¾ kali ukuran

agregat kasar dan dalam segala hal tidak boleh kurang nilai-nilai

berikut :

2,5 cm : pada Pelat

3 cm : pada balok dan kolom bersengkang

5 cm : pada tinding dan kolom berlilit spiral

4) Jarak maksimum antara batang-batang tulangan P.K.P ditetapkan

sebagai berikut:

a. Pada Pelat lantai pada bagian momen maksimum, jarak P.K.P

antara batang tulangan tidak boleh lebih dari 20 cm atau 2 x

tebal Pelat.

Jarak P.K.P antara tulangan pembagi yang dipasang tegak lurus

tulangan pokok, tidak boleh lebih dari 25 cm

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 8


SMPN 3 INUMAN
b. Pada balok-balok pada bagian momen maksimum, jarak P.K.P

antara batang tulangan tidak boleh lebih dari 15 cm, jarak P.K.P

antara batang-batang tulangan samping pada balok yang lebih

tinggi dari 90 cm, tidak boleh lebih dari lebar badan-badan balok

atau 30 cm.

c. Pada dinding jarak P.K.P antara tulangan vertikal tidak boleh lebih

dari 3 kali tebal diding atau 40 cm, dan jarak P.K.P antara batang

horizontal tidak lebih dari 1,5 x tebal diding atau 40 cm

Catatan P.K.P = Poros Ke Poros

3.5 Panjang Lewatan dan Panjang Penyaluran

1. Bila diperlukan tempat penyambungan tulangan dimana tidak diperlukan

pada gambar, pemilihan tempat sambungan harus dikonsultansi kepada

pengawas ahli

2. Panjang lewatan dan penyaluran harus sesuai dengan harga yang

tercantum pada tabel 4.

Catatan : bilamana panjang lewatan diperlukan untuk batang-batang

dengan diameter batang yang berbeda harus didasarkan dari

diameter yang lebih besar bagian bengkokan dari tulangan

bengkok (tulangan memanjang). Tidak termasuk terhadap

panjang lewatan.

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 9


SMPN 3 INUMAN
3. Panjang lewatan hanya dapat dipakai pada batang tulangan dengan

diameter < 30 mm

Catatan :

a) Panjang penyaluran dan panjang lewatan dari tulangan, harus

sesuaikan dengan tabel 4. Bila tidak ada ketentuan lain.

b) Metode penyabungan selain sambungan leawatan harus disesuaikan

dengan spesifikasi proyek.

c) Panjang penyaluran “ L “ harus sama dengan harga-harga dari L seperti

dalam tabel 4. Ditambah 4 d.

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 10


SMPN 3 INUMAN
4. Panjang penyaluran dan panjang lewatan untuk jaring-jaring

3.6 Standar Persyaratan Batang Tulangan

3.6.1. Pondasi

1. Pondasi Setempat

a. Umum

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 11


SMPN 3 INUMAN
Untuk pondasi tiang beton paling sedikit 600 mm atau 40 d dari

tulangan pada ujung atas tiang, harus di jangkarkan kedalam poer

b. Pondasi Exentris

Catatan :

- Setiap bagian panjang penyaluran harus sesuai dengan gambar rencana

- Bila letak tiang tidak tepat, hal ini harus ditambahkan tulangan sesuai

intruksi yang dibarikan oleh pengawas ahli

2. Balok Pondasi dan Tie Beam

a. Penjangkaran dan tempat sambungan lewatan.

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 12


SMPN 3 INUMAN
Catatan :

- Panjang penyaluran dan panjang lewatan untuk pondasi setempat harus

sama dengan “L” seperti yang disyaratan

- Tebal selimut beton harus seuai dengan pragraf 4.1. dari “umum”

- Hal-hal yang lain harus sesuai dengan persyaratan untuk balok

b. Untuk Pondasi rakit

3. Dasar Untuk Pondasi Rakit

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 13


SMPN 3 INUMAN
Catatan :

- Hal-hal seperti terlihat diatas untuk pejangkaran dan panjang lewatan

untuk dasar pondasi rakit, harus sesuai dengan persyaratan untuk pelat.

- Tebal selimut beton harus sesuai dengan pragraf 4.1. dari “umum”

Pelat untuk lantai dasar

4. Penjangkaran Tulangan Kolom Ke PILE CAP

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 14


SMPN 3 INUMAN
3.6.2. Kolom

1. Pemasangan Tulangan

2. Tempat Sambungan Lewatan

3. Panjang Penyaluran Pada Atas Kolom

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 15


SMPN 3 INUMAN
4. Sengkang Kolom

a. Jarak Sengkang

b. Bentuk Sengkang Kolom

Bila dipasangan tulangan sulit (hanya dilakukan pada lokasi B)

sengkang bentuk gambar b boleh digunakan

c. Tulangan Pengekang dan Tulangan Geser

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 16


SMPN 3 INUMAN
5. Jarak Antar Tulangan

6. Penjangkaran dan panjang lewatan dari spiral

Penulangan spiral pada penampang ujung dan pajang lewatan harus

sesuai dengan ketentuan-ketentuan dibawah ini :

- Pada akhir penampang di perlukan 1,5 putaran yang berimpit dan

dibuat bengkokan dengan panjang ujung min 6 d dengan sudut

bengkokan 135o lihat (4) – c

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 17


SMPN 3 INUMAN
- Untuk panjang lewatan diperlukan lewatan min 50 d dan > 30 cm

dengan panjang ujung min 12 d dan bengkokan 90 o ke dalam

kolom lihat (4) – b

- Pengetrapan panjang lewatan selain berpatokan pada cara

panjang lewatan juga harus sesuai dengan gambar rencana.

3.6.3 Balok

1. Pemasangan tulangan dan penepatan sambungan lewatan

a. Tempat pemasangan (penyaluran)

Pusat penyaluran harus diletakan pada titik Lo/4 dari muka kolom

dengan bentang efektif Lo (jarak bersih) balok.

b. Sambungan lewatan pada tulangan memanjang (tulangan pokok)

harus pada yang sesuai dengan standar. Bila sambungan tulangan

terpaksa ditempatkan tidak sesuai dengan standar, maka harus di

konsultansikan dengan pengawas ahli

c. Tempat sambungan lewatan harus sesuai dengan tabel dibawah ini

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 18


SMPN 3 INUMAN
Posisi batang tulangan Posisi sambungan tulangan

Tulangan atas Dalam daerah Lo/2

(tempat sambungan lewatan

standar)

Tulangan bawah Dalam daerah Lo/4

(tempat sambungan lewatan

satanda)

d. Dalam hal apapun sambungan tidak boleh ditempatkan dalam jarak 2

b dari muka kolom dimana b adalah tinggi balok

Perbedaan Peil

- Apa bila terjadi perbedaan peil pada balok

- Apabila pertemuan balok anak dan balok induk terjadi perbedaan

peil

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 19


SMPN 3 INUMAN
2. Penyaluran tulangan pokok harus sesuai dengan gambar-gambar detail

dibawah ini

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 20


SMPN 3 INUMAN
3. Jarak antara batang tulangan Pokok

4. Sengkang balok

a. Bentuk

Bentuk sengkang balok harus termasuk salah satu gambar dibawah

ini

Khusus untuk tipe 2 dan 3 harus di setujui oleh direksi lapangan

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 21


SMPN 3 INUMAN
b. Persyaratan

5. Tulangan Pemingang

6. Balok berfungsi sebagai dinding bebas

7. Balok anak

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 22


SMPN 3 INUMAN
a. Tempat penyaluran untuk balok penerus

Catatan :

- Lo/4 atau Lo/6 harus ditinjau sebagai jarak patokan panjang penyaluran

digunakan Lo/6 untuk balok dua tumpuan

b. Tempat dan panjang lewatan harus sesuai dengan paragraf 1 dari

balok

c. Penyaluran

d. Tebal selimut tulangan dan jarak tulangan haru sesuai dengan

pragraf 1-2 dari “umum” dan pragraf 3 dari “balok”

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 23


SMPN 3 INUMAN
e. Sengkang dan pengaku

8. Balok Konsol

a. Untuk konsol menerus

Bila tidak disebutkan dalam gambar rencana pragraf 1 – 7 dari

“balok” harus dipakai untuk balok konsol

b. Untuk konsol tidak menerus

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 24


SMPN 3 INUMAN
9. Penulangan untuk balok berlubang

- Lubang dengan diameter lebih dari d/4 untuk instalasi listrik dan

mesin yang tidak terlihat jelas pada gambar struktur tidak boleh

dibuat menembus balok

- Penempatan pipa dengan penampang persegi tidak diperbolehkan

- Membuat lubang harus sesuai dengan gambar diatas, untuk

lubang dengan diameter lebih kecil dari d/4

- Tulangan harus seperti tabel dibawah bila tidak digambar pada

gambar rencana

- Tulangan tambahan tidak diperbolehkan di las terhadap tulangan

pokok

10. Perbedaan Peil atau perbedaan sumbu

a. Perbedaan peil

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 25


SMPN 3 INUMAN
Dimana :

a/dc < 1/6 tulangan balok harus berbentuk seperti gambar dibawah

b. Perbedaan sumbu

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 26


SMPN 3 INUMAN
11. Sambungan antara balok konsol dengan balok anak

3.6.4 Pelat lantai

1. Tulangan

a. Tempat kemiringan : poros dari kemiringan harus ditempatkan pada

titik L1/4 dari muka balok dalam arah bentang pendek bersih L1.

b. Pasang D 13 tambahan pada atas Pelat di atas kemiringan dalam

batang tulangan Pelat seperti yang terlihat pada gambar dibawah

c. Selimut beton harus sesuai dengan paragraf 1.2 dari “umum”

d. Bila tidak digunakan jaring tulangan pada Pelat atap, dilengkapi

tulangan atas seperti gambar dibawah

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 27


SMPN 3 INUMAN
2. Pemasangan dan tempat sambungan lewatan

3. Panjang penyaluran

a. Kasus biasa

b. Bila ada perbedaan tinggi (harus dikonsultansikan dengan pengawas

ahli)

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 28


SMPN 3 INUMAN
c. Bila terdapat selokan pada Pelat (harus dikonsultansikan dengan

pengawas ahli)

Catatan :

- Batang tulangan dimiringkan bila terdapat voute

d. Bila Pelat menumpu pada sisi balok

Pelat menumpu pada dasar balok (batang tulangan di salurkan

vertikal)

4. Tulangan untuk lubang

a. Semua lubang yang dibuat pada pelat harus di konsultansikan

dengan pengawas ahli

b. Untuk pelat berlubang dengan luas lubang 0,3 m max dan dengan

panjang max 600 (sisi panjang) harus dibuat sebagai berikut

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 29


SMPN 3 INUMAN
c. Bila di pasang rangka atau kotak pada pelat, kotak harus di pasang

sebelum pemasangan tulangan, dan tidak boleh terhalang rangka

tersebut

d. Bila pemotongan tulangan tidak dapat dihindarkan pada rangka atau

kota, tulangan tambahan dengan luas sama atau lebih besar dari

tulangan harus ditambahkan dengan persetujuan pengawas ahli

5. Penulangan untuk kondisi-kondisi khusus

a. Bila terdapat perbedaan peil (dikonsultansikan oleh pengawasa ahli)

Catatan : apa bila to > t penulangan harus disetujui oleh pengawas ahli

b. Balok dengan tambahan tinggi

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 30


SMPN 3 INUMAN
Catatan : kondisi dimana tulangan atas tidak dapat diletakan diatas seperti

ditunjukan

c. Hubungan dengan dinding (dalam penambahan terhadap tulangan

pelat, batang-batang sebagai berikut di pasang)

6. Pembesian untuk pelat kantilever

a. Umum

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 31


SMPN 3 INUMAN
b. Tulangan pada sudut

7. Penanaman kotak untuk elektrik atau mesin

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 32


SMPN 3 INUMAN
3.5 Rencana Penulangan

 Rencana Penulangan Balok Lantai 2

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 33


SMPN 3 INUMAN
 Rencana Balok Penulangan Lantai 3

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas Baru III - 34


SMPN 3 INUMAN

Anda mungkin juga menyukai