Anda di halaman 1dari 2

TETANUS

No.Dokumen : 222/445.4/C/SOP/
III/2017
No.Revisi :A
SOP
Tanggal Terbit : 31 maret 2017
Halaman :1/2

Disahkan oleh: Asep, Rosihulhaq, S.Kep, M.Kes.


Kepala UPTD
NIP. 19730605 199403 1 004
Puskesmas Campaka
1. Pengertian Penyakit sistem saraf yang disebabkan oleh Clostridium tetani, berlangsung
akut dengan karakteristik spasme tonik persisten dan eksaserbasi singkat

2. Tujuan Sebagai acuan dalam mendiagnosa dan menangani tetanus


3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 002/445.4/C/SK/I/2017 tentang Pelayanan Klinis

4. Referensi Kepmenkes Nomor 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
di Fasyankes Primer
5. Langkah-langkah 1. Perkenalan, Informed consent
2. Menegakkan diagnosis tetanus
1. Gejala khas : kejang pada otot-otot wajah sehingga ekspresi pasien
seperti menyeringai (risus sardonikus)
2. Kekakuan rahang dan sulit dibuka (trismus)
3. Opistotonus : kepala dan tumit pasien tertarik ke belakang sedangkan
badannya melengkung ke depan
4. Gelisah, gangguan menelan, sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan,
menggigil, kejang otot dan kaku kuduk
5. Gangguan ringan seperti suara berisik, aliran angin, atau goncangan,
bisa memicu kejang otot disertai nyeri
6. Laju pernapasan, denyut jantung, serta refleks-refleks biasanya
meningkat. Dapat juga terjadi gangguan pernapasan
Tingkat keparahan tetanus: Kriteria Pattel Joag
 Kriteria 1: rahang kaku, spasme terbatas, disfagia dan kekakuan otot
tulang belakang
 Kriteria 2: Spasme, tanpa mempertimbangkan frekuensi maupun
derajat keparahan
 Kriteria 3: Masa inkubasi ≤ 7hari
 Kriteria 4: waktu onset ≤48 jam
 Kriteria 5: Peningkatan temperatur rektal > 400C/ aksila 37,6 ºC
Grading :
 Derajat 1 (kasus ringan): 1 kriteria, biasanya Kriteria 1 atau 2
 Derajat 2 (kasus sedang): 2 kriteria, biasanya Kriteria 1 dan 2, Biasanya
masa inkubasi >7 hari dan onset > 48 jam
 Derajat 3 (kasus berat): 3 Kriteria, biasanya masa inkubasi kurang dari
7 hari atau onset kurang dari 48 jam (kematian 32%)
 Derajat 4 (kasus sangat berat): 4 Kriteria (kematian 60%)
 Derajat 5: 5 Kriteria termasuk puerpurium, tetanus neonatorum
3. Penatalaksanaan tetanus
Pasien tetanus harus segera dirujuk ke rumah sakit karena harus selalu
mendapat pengawasan dan perawatan. Sebelum dirujuk lakukan :
1. Langkah-langkah ABC
2. Segera berikan diazepam 10 mg i.v. perlahan 2-3 menit. Dapat diulangi
bila diperlukan.
3. Berikan IVFD dextrose 5%: RL =1:1 tiap 6 jam
4. Bila tersedia, berikan antitoksin tetanus :
a. Serum antitetanus (ATS) dosis 20.000 UI/hari i.m. selama 3 – 5 hari.
Tes kulit sebelumnya, atau
b. Human tetanus immunoglobulin (HTIG). Dosis 500 – 3.000 UI i.m.
tergantung beratnya penyakit. Berikan dosis tunggal
5. Berikan penisilin prokain 2 juta IU i.m. pada orang dewasa atau 50.000
IU/kgBB/hari selama 10 hari pada anak untuk eradikasi kuman. Bila tidak
ada atau alergi penisilin, dapat diberikan :
a. Eritromisin p.o. 4x500 mg, atau
b. Tetrasiklin p.o. 4x500 mg
Cegah penyebaran racun lebih lanjut dengan eksplorasi luka dan
membersihkannya dengan H2O2 3%. Port d’entre lain seperti OMSK
atau infeksi gigi juga harus dibersihkan
6. Unit terkait Ruang tindakan kegawatdaruratan, Ruang pemeriksaan umum,
7. Dokumen terkait Rekam Medis, Form Informed Consent, Surat Rujukan, Resep

2/2

Anda mungkin juga menyukai