Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR


PADA BY. NY. A DI KLINIK PRATAMA DEWINA CLINIC

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah : Praktek Keperawatan Maternitas
Dosen Pengampu : Tiurlan Doloksaribu, S.Kep, Ns, M.Kep

KELOMPOK 2 :
1. Yohana Helmiati Situmorang
2. Yohanna Pehulisa Br Surbakti

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
DAFTAR ISI

Daftar Isi.......................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Konsep Dasar...........................................................................................2
1.2 Asuhan Keperawatan...............................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORITIS


2.1 Pengkajian................................................................................................9
2.2 Diagnosa Keperawatan............................................................................13
2.3 Rencana Keperawatan..............................................................................14
2.4 Implementasi dan Evaluasi......................................................................15

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Pengkajian................................................................................................17
3.2 Diagnosa Keperawatan............................................................................17
3.3 Intervensi Keperawatan...........................................................................18
3.4 Implementasi............................................................................................18
3.5 Evaluasi....................................................................................................18

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..............................................................................................19
4.2 Saran........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. KONSEP DASAR


A. PENGERTIAN
Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan neonatus
pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar
dari kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ
hampir di semua sistem (Cunningham, 2012).
Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu,
dengan berat badan lahir 2500 - 4000 gram, dengan nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.

B. CIRI-CIRI BAYI BARU LAHIR NORMAL


Bayi baru lahir dikatakan normal jika
1. Usia kehamilan antara 37-42 minggu, BB 2500 gram – 4000 gram, panjang badan 48- 52
cm, lingkar dada 30- 38 cm, lingkar kepala 33- 35 cm, lingkar lengan 11- 12 cm, frekuensi DJ
120- 160 x permenit, pernafasan ± 40- 60 x permenit,
2. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup, rambut lanugo tidak
terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai
APGAR > 7, gerakan aktif, bayi langsung menangis kuat,
3. Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah
mulut) sudah terbentuk dengan baik, refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk
dengan baik, refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik,
refleks grasping (menggenggam) sudah baik,
4. Genetalia sudah terbentuk sempurna , pada laki- laki testis sudah turun ke skrotum dan
penis berlubang, pada perempuan: Vagina dan uretra yang berlubang, serta labia mayora
sudah menutupi labia minora, eliminasi baik, mekonium dalam 24 jam pertama, berwarna
hitam kecoklatan.

C. TATALAKSANA BAYI BARU LAHIR


Tatalaksana bayi baru lahir meliputi:
1. Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam:
a) Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan diletakkan di dekat

2
ibunya dalam ruangan yang sama.
b) Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan dengan ibunya atau
di ruangan khusus.
c) Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.
2. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:
a) Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di puskesmas/ pustu/ polindes/
poskesdes dan/atau melalui kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan.
b) Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau keluarga pada
saat diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan.

D. JENIS PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR


Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi
baru lahir ialah:
a. Pencegahan Infeksi
1. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
2. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
3. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap
lendir dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
4. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah
dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer,
stetoskop.
b. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas:
1. Evaporasi : Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendirikarena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
2. Konduksi : Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin, seperti: meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya Bab 1
—Konsep Dasar Bayi Baru Lahir 7 lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas
tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda–benda tersebut.
3. Konveksi : Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih
dingin, co/ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara
melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
4. Radiasi : Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda–benda
yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda–benda
tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara

3
langsung)

Mencegah kehilangan panas melalui upaya berikut:


1. Keringkan bayi dengan seksama
2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
3. Selimuti bagian kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative
luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup. ·
4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya. Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat
menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI
harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
5. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir Karena bayi baru lahir cepat
dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih
dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat
dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat
pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir
c. Membebaskan Jalan Nafas
d. Merawat Tali Pusat
e. Mempertahankan suhu tubuh bayi Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur
tetap suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.
Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan
akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat
(Prawiroharjo, 2002).
f. Pencegahan infeksi
g. Identifikasi bayi · Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di
pasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi setiap
bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
h. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
i. Memberi Vitamin K. Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi
vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1
mg/hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5–
1 mg IM.
j. Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika dosis tunggal

E. PEMANTAUAN BAYI BARU LAHIR


1. Kulit bayi

4
Kondisi Kesehatan Bayi yang baru lahir, kulit bayi yang sehat akan berwarna merah m
uda dan bersih. Sedangkan saat kondisi tidak sehat, kulit berwarna pucat atau biru pada tubuh.
Pada kulit bayi yang tidak sehat terkadang terdapat bintil berair dan kemerahan. Perhatikan ku
ning pada bayi. Jika tidak ada, berarti bayi dalam keadaan sehat. Jika ada, kuning akan hilang
dalam 2 minggu. Hal ini muncul antara 24-72 jam pertama. Jumlah bilirubin kurang dari 15 m
illigrams/deciliter (mg/dl). Pada kondisi tidak sehat, kuning pada bayi muncul kurang dari 24 j
am pertama. Atau, kondisi ini bisa menetap setelah 2 minggu. Jumlah bilirubin lebih dari 15
mg/dl.
2. Buang air besar dan kecil
Bayi yang sehat biasanya buang air kecil (BAK) antara 6-8 kali per hari. Buang air bes
ar (BAB) pada bayi sehat encer berisi seperti biasa. Saat kondisi tidak sehat, bayi BAK kuran
g dari 6 kali sehari dengan air seni pekat dan sedikit. Cermati perubahan konsistensi dan freku
ensi BAB pada bayi. BAB bayi yang tidak sehat bisa sangat encer atau tidak bisa BAB lebih d
ari 3 kali.
3. Aktivitas bayi
Bagian tubuh bayi kesehatan bayi baru lahir bisa dilihat dari tali pusarnya. Bayi yang s
ehat tali pusarnya bersih. Sedangkan dalam kondisi tidak sehat, tali pusar berwarna merah di p
inggir tali pusar. Pusar bisa juga bernanah atau berbau. Bayi yang sehat tidak memiliki bercak
putih di mulut. Berbanding terbalik dengan bayi yang tidak sehat yang ada bintik putih di mul
ut. Mata pada bayi yang tidak sehat berwarna merah menetap, bernanah dan ada kotoran. Pada
bayi sehat, mata terlihat bening.
4. Suhu tubuh bayi
Yang perlu diperhatikan dari kesehatan bayi baru lahir adalah suhu tubuh. Pada bayi y
ang normal dan sehat, suhu tubuh akan berkisar antara 36,5-37,5 derajat Celcius. Suhu seluruh
tubuh yang panas atau dingin mengindikasikan bayi sedang tidak sehat. Jika Anda menemuka
n salah satu atau lebih kriteria bayi tidak sehat, segera bawa ke fasilitas kesehatan. Anda bisa
segera ke puskesmas, dokter prkatik atau rumah sakit terdekat.

1.2 Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
Merupakan data dasar klien yang komprehensif mencakup riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan diagnostik dan laboratorium serta informasi dari tim
kesehatan serta keluarga klien, yang meliputi :
1. Biodata : Terdiri dari nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, anak keberapa,

5
jumlah saudara dan identitas orang tua.
2. Keluhan Utama : Keadaan utama bayi baru lahir
3. Riwayat kesehatan sekarang : Apa yang dirasakan klien sampai di rawat di Rumah Sakit
atau perjalanan penyakit.
4. Riwayat kehamilan dan persalinan : Bagaimana proses persalinan, apakah spontan,
premature, aterm, letak bayi belakang kaki atau sungsang.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan bayi baru lahir apakah ada kelainan bentuk tubuh dll
b. Tanda-tanda Vital
Pada umumnya suhu tubuh mudah terjadi hipotermi.
c. Pemeriksaan fisik Head To Toe
1. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bukit, fontanela mayor dan minor masih cekung, sutura belum
menutup dan kelihatan masih bergerak. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.
2. Rambut
Inspeksi: lihat distribusi rambut merata atau tidak, bersih atau bercabang dan halus atau kasar.
Palpasi: mudah rontok atau tidak
3. Mata
Inspeksi: biasanya kunjungtiva dan sklera berwana normal, lihat reflek kedip baik atau tidak,
terdapat radang atau tidak dan pupil isokor. Pada pupil terjadi miosis saat diberikan cahaya.
4. Hidung
Inspeksi: biasanya terdapat pernafasan cuping hidung, terdapat sekret berlebih dan terpasang
O2
Palpasi: adanya nyeri tekan dan benjolan
5. Mulut dan faring
Inspeksi: pucat sianosis, membrane mukosa kering, bibir kering, dan pucat
6. Telinga
Inspeksi: adanya kotoran atau cairan dan bagaimana bentuk tulang rawanya.
Palpasi: adanya respon nyeri pada daun telinga.
7. Thorax
Inspeksi : Nafas cepat dan tarikan dada bagian bawah ke dalam.
Auskultasi : Adanya stridor atau wreezing menunjukkan tanda bahaya
8. Abdomen
Inspeksi: lihat kesimetrisan dan adanya pembesaran abdomen

6
Palpasi: adanya nyeri tekan dan pembesaran abdomen
9. Kulit dan kelamin
Inspeksi : pada kulit terlihat keriput, tipis, penuh lanugo, pada dahi, pelipis, telinga, dan
lengan, terlihat hanya sedikit lemak jaringan. Pertumbuhan genetalia belum sempurna.
Palpasi : pada bayi laki – laki testis belum turun, sedangkan pada bayi perempuan labia
mayora lebih menonjol (labia mayora belum menutup labia minora).
10. Muskuloskeletal
Inspeksi : tumit terlihat mengkilap, dan telapak kaki teraba halus,
Palpasi : adanya nyeri tekan dan benjoland.
11. Neurology atau refleks
Fungsi saraf yang belum efektif dan tangisannya lemah.
Reflek Morrow : Kaget bila dikejutkan (tangan menggenggam).
Reflek menghisap: suckling
Reflek menelan swallowing : masih buruk atau kurang.

6. Kebutuhan dasar :
a. Pola Nutrisi
Apakah bayi mampu menyusu
b. Pola Eliminasi
Berapa cc urine yang keluar
c. Kebersihan diri
Perawat dan keluarga pasien harus menjaga kebersihan pasien, terutama saat BAB dan BAK.
d. Pola tidur
Bayi baru lahir tidur sekitar 14 jam sehari

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu
1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas ditandai
dengan penumpukan lendir
2. Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan lemak subkutan tipis, termogulasi belum
sempurna.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem kekebalan tubuh

C. Intervensi

7
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

1. Bersihan jalan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji pola nafas klien


nafas tidak keperawatan selama 3x24 2. Keluarkan secret dengan suction
efektif jam diharapkan jalan nafas 3. Monitor respirasi dari status O2.
berhubungan paten.
dengan Dengan kriteria hasil:
obstruksi jalan 1. Bayi mampu
nafas ditandai mempertahankan jalan
dengan nafas
penumpukan 2. Bayi mampu bernafas
lendir normal.
2. Risiko tinggi Setelah di lakukan asuhan 1. Monitor suhu minimal tiap 3 jam.
hipotermi atau keperawatan diharapkan 2. Rencanakan monitor suhu secara
hipertermi akan tercapai suhu tubuh bertahap.
berhubungan normal. 3. Monitor TD, HR, dan RR
dengan lemak Dengan kriteria hasil: 4. Monitor tanda-tanda hipotermi
subkutan tipis, 1. Mempertahankan suhu 5. Tingkatkan intake cairan dan
termoregulasi bayi 36-37° C. nutrisi.
belum 6. Diskusikan tentang pentingnya
sempurna pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari
kedinginan.
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Bersihkan lingkungan setelah
berhubungan keperawatan selama 3x24 dipakai klien lain
dengan jam diharapkan resiko 2. Batasi pengunjung bila perlu
ketidakadekua infeksi hilang dan teratasi. 3. Gunakan sabun anti mikroba
tan sistem Dengan kriteria hasil: untuk cuci tangan.
kekebalan 1. Klien bebas dari tanda dan 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah
tubuh gejala infeksi tindakan atau kontak dengan
2. Jumlah leukosit dalam klien.
batas normal. 5. Pertahankan lingkungan aseptik
6. Berikan terapi antibiotik bila perlu

8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama bayi : By.Ny.A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : Sabtu, 06 November 2021
Lahir : Normal
BB / PB Lahir : 3,2 kg /47cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 38cm

Nama ibu : Ny. A


Umur : 24 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Dusun 3 Ujung Bandar

Nama Ayah : Tn.A


Umur : 24 Thn
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dusun 3 Ujung Bandar

2. Riwayat Hidup
Pemeriksaan Kehamilan : 1x
Komplikasi Kehamilan :-
Pemakaian Obat – obatan :-
Selama Hamil :-

b. Riwayat Persalinan Sekarang


Kala I : Ny. A mengatakan perutnya mulai terasa sakit, setelah di VT
ternyata masih bukaan 1. Kala I berlangsung kurang lebih 9 jam

9
Kala II : Ny. A mengeluh rasa sakit yang semakin kuat dan sudah
pembukaan lengkap. Kepala bayi keluar kurang lebih 2 jam setelah pembukaan lengkap.
Kala III : Plasenta keluar kurang lebih 15 menit
Keadaan Air Ketuban : Air ketuban utuh berwarna jernih
Jenis Persalinan : Normal
Ditolong Oleh : Perawat dan Bidan

3. Keadaan Fisik bayi setelah lahir

APGAR SCORE

a. Yang dinilai 0 Kepala1 2 Nilai


-
1 5
Frekuensi Tidak ada <100 >100 1 2
jantung
Usaha Nafas Tidak ada Pelan tidak teratur Tangisan kuat, 1 1
pernafasan aktif.
Tonus Otot Lumpuh Ekstermitas Gerakan Aktif. 2 2
sedikit Fleksi.
Warna Kulit Biru,Pucat. Merah muda, Merah mudah 0 1
ekstermitas biru. seluruhnya
Reaksi Gerakan Gerakan sedikit Menangis, 1 2
terhadap sedikit penarikan kaki
Rangsangan terhadap
rangsangan
5 8
Jumlah
Ubun – ubun besar : Ada
- Ubun – ubun kecil : Ada
- Caput Secedaueum : Ada
- Sutura Sagitalis : Berbentuk sejajar, datar dan teraba
- Keadaan Rambut : tipis, hitam dan halus
b. Mata
- Simetris : Mata bayi tampak simetris
10
- Sekresi :-
- Purulen :-
- Starbismus :-
- Joundice :-
- Gerakan Mata : Normal ,Tidak ada kelainan
c. Hidung
- Bentuk Hidung : simetris
- Cuping Hidung : Ada
d. Mulut / Gusi
- Bentuk Mulut : Simetris
- Warna Bibir : Bayi memiliki warna bibir merah muda
- Palatum :-
- Gusi : Gusi bayi terlihat baik
- Lidah : merah muda
e. Telinga
- Bentuk Telinga : simetris
- Saluran Pendengaran : Bersih
- Apakan ada cairan : Tidak ada cairan pada bayi
- Warna : Warna telinga bayi merah muda
f. Thorax / Abdomen
- Bentuk : Simetris
- Suara Nafas : Tidak ada suara nafas tambahan pada bayi
- Keadaan Tali Pusat : Tali pusat masih basah
- Peristaltik Usus : Ada
g. Ektremitas
- Keadaan Ektremitas atas : Normal, tidak ada kelainan.
- Keadaan ektremitas bawah : Tidak ada kelainan, pengerakan Aktif
h. Genatalia
- Keadaan Genatalia : Bersih
i. Anus
- Keadaan Anus : Ada mekonium
j. Heurologis
- Reflek Moro : Ada
- Reflek Menggenggam : Memiliki Refleks memegang yang kuat
- Sucking refleks : Ada

11
k. Kulit
- Warna : Warna kulit bayi biru pucat
- Tanda Lahir :-
l. Nutrisi
- Minuman yang diberikan : ASI
- Pemberian : melalui puting susu
m. Eliminasi
- BAB : BAB Ada
- Warna : Cokelat
- Konsistensi : Cair
- Bau : Tidak ada
- BAK : Ada
- Warna : Bening
n. Istirahat
- Tidur : 14 jam
- Kondisi Tidur : Baik,bayi dapat tidur nyenyak
o. Tanda – tanda Vital
- TD :-
- N :147x/i
- RR : 47x/i
- T : 36,80C
p. Pengetahuan Ibu terhadap perawatan bayi baru lahir : Ibu
mengatakan mengetahui perawatan bayi baru lahir
q. Tanggapan Ibu / keluarga terhadap bayi baru lahir : Bayi baru
lahir harus dibedong supaya tetap hangat.
r. Pemeriksaan Penunjang :-

IV. ANALISA DATA


No. Data Etiologi Makalah
1. DS : - Adanya Mukus Bersihan Jalan Nafas
DO : Tidak Efektif
 Nafas bayi terlihat tersendat-
sendat
 Bayi meringis
 Adanya mukus

12
 RR : 47x/i, S : 36,80c, N :
147x/i
2. DS : - Perubahan suhu Risiko tinggi
DO : lingkungan hipertermi atau
 Bayi dalam keadaan terbuka hipotermi
 Bayi lahir kulit berwarna biru
dan pucat
3 DS : - Terpotongnya tali Risiko tinggi infeksi
DO : pusat
 Tali pusat basah
 Tali pusat belum lepas

B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. adanya mukus.
2. Risiko tinggi hipertermi atau hipotermi b.d. perubahan suhu lingkungan.
3. Resiko terjadinya infeksi sehubungan dengan terpotongnya tali pusat.

13
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam 1. Posisikan bayi miring kanan setelah diberi ASI untuk
tidak efektif b.d diharapkan bayi dapat bernafas dengan normal mencegah aspirasi
adanya mukus Kriteria Hasil : 2. Posisikan bayi miring saat tidur
a. Mukus berkurang 3. Bersihkan lubang hidung saat mandi
b. Jalan nafas efektif 4. Mengukur TTV bayi
c. TTV dalam rentang normal
2. Risiko tinggi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam 1. Bedong bayi dengan kain/selimut
hipertermi atau diharapkan risiko hipertermi menghilang. 2. Tempatkan bayi dalam lingkungan hangat
hipotermi b.d Kriteria Hasil : 3. Monitor suhu bayi
perubahan suhu a. Suhu bayi dalam keadaan normal
lingkungan b. Bayi tidak hipertemi
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
infeksi b.d diharapkan risiko infeksi menghilang 2. Lakukan perawatan tali pusat
terpotongnya tali Kriteria Hasil : 3. Demonstrasikan pada ibu tentang perawatan tali
pusat a. Tidak ada tanda-tanda infeksi pusat
b. Ibu mengerti cara perawatan tali pusat

14
IV. Implementasi dan Evaluasi
No. Dx Keperawatan Implementasi Evaluasi
1. Bersihan jalan nafas Sabtu, 6 November 2021, pukul 23.50 Minggu, 7 November 2021
tidak efektif b.d 1. Posisikan bayi miring kanan setelah diberi ASI untuk Pukul 11.00
adanya mukus mencegah aspirasi S:-
Sabtu, 6 November 2021, pukul 23.55 O:
2. Posisikan bayi miring saat tidur - mukus masih ada
Minggu, 7 November 2021, pukul 10.00 - T : 36,90c, RR : 45x/i, HR : 116x/I
3. Bersihkan lubang hidung saat mandi A : Masalah belum teratasi
Minggu, 7 November 2021, pukul 10.30 P : Intervensi dilanjutkan
4. Mengukur TTV bayi
T : 36,90c, RR : 45x/i, H : 116x/i
2. Risiko tinggi Minggu, 7 November 2021, pukul 10.00 Minggu, 7 November 2021
hipertermi atau 1. Bedong bayi dengan kain/selimut Pukul 11.00
hipotermi b.d 2. Tempatkan bayi dalam lingkungan yang hangat S:-
perubahan suhu Minggu, 7 November 2021, pukul 10.30 O:
lingkungan 3. Mengukur suhu bayi - klien tidak menggigil
T : 36,90c - klien terlihat nyaman
- T : 36,90c
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
3. Risiko tinggi Minggu, 7 November 2021, pukul 09.50 Minggu, 7 November 2021

15
infeksi b.d 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
terpotongnya tali 2. Tempatkan bayi dalam lingkungan yang hangat Pukul 11.00
pusat 3. Demonstrasikan pada ibu tentang cara perawatan tali pusat S:-
O:
- ibu mengerti cara perawatan tali pusat
- T : 36,90c
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

16
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian
Pengumpulan data pengkajian dilakukan tanggal 6 November 2021 dengan observasi
langsung serta pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik klien, ditemukan bahwa bayi lahir
dengan keadaan kulit biru dikarenakan kontraksi ibu sedikit sehingga bayi berada lama di
pintu atas panggul ibu.
Pada tinjauan kasus data subjektif, bayi baru lahir memiliki risiko hipertermi atau
hipotermi, maka penatalaksanaan yang tepat pada bayi baru lahir dengan risiko hipotermi atau
hipertermi yaitu memberikan edukasi pada keluarga tentang cara perawatan metode kanguru
untuk mengurangi risiko hipotermi pada bayi. Bayi juga harus ditempatkan dilingkungan yang
hangat dan sering di jemur di matahari pagi.
Kemudian berikan edukasi kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif selama 6
bulan pada bayi. ASI memiliki banyak manfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi,
membantu perkembangan otak dan kecerdasan, membantu tumbuh kembang bayi dan bayi
dengan ASI eksklusif pada umumnya lebih sehat daripada kebanyakan bayi yang diberikan
makanan sebelum 6 bulan.
Pada data objektif ditemukan keadaan umum klien lahir kulit berwarna biru, kesadaran
compos mentis, HR : 116x/i, RR : 45x/i, Suhu, 36.9⁰C, dan terdapat mukus atau lendir pada
saluran pernafasan bayi sehingga membuat bayi sulit bernafas. Tidak ada perbedaan antara
teori dengan data pengkajian.

3.2. Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan pada klien dari pengkajian, hasil pemeriksaan fisik, hasil dari
pemeriksaan diagnostik yang didapatkan menunjukan masalah yang di alami klien adalah
bersihan jalan nafas tidak efektif, risiko tinggi infeksi dan risiko tinggi hipotermi atau
hipertermi. Teori dan data menunjukkan kesamaan bahwa bayi baru lahir terdapat mukus atau
lendir yang menyebabkan bersihan jalan nafas klien tidak efektif. Risiko infeksi dapat terjadi
karena tali pusat yang terpotong dan basah sehingga bisa meningkatkan risiko infeksi, oleh
karena itu ibu harus di edukasi dan didemonstrasikan bagimana perawatan tali pusat pada bayi
yaitu keadaan tali pusat harus bersih dan dalam keadaan kering kemudian tali pusat harus
dibungkus dengan kasa bersih agar menurunkan risiko tinggi infeksi pada bayi baru lahir.
Risiko hipotermi dapat terjadi karena lemak subkutan kulit yang tipis dan belum terbentuk
dengan sempurna.

17
3.3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan berisi tujuan, kriteria hasil, serta rasional dari tindakan yang
akan dilakukan kepada klien. Tidak ada perbedaan besar teori dengan data klien. Intervensi
yang dilakukan untuk klien yaitu melakukan pemeriksaan TTV, perawatan tali pusat dan
memantau suhu klien dan suhu inkubator untuk menghindari terjadinya bersihan jalan nafas
tidak efektif, risiko tinggi infeksi, dan risiko tinggi hipotermi pada klien.

3.4. Implementasi
Penulis telah melakukan implementasi pada klien sesuai dengan teori yang ada
sehingga tidak ada perbedaan antara hasil tinjauan kasus dengan teori yang ada. Implementasi
dilakukan selama 1 hari dimana klien telah menunjukkan sebagian tanda-tanda kondisi
membaik.

3.5. Evaluasi
Dari data yang ada, evaluasi untuk klien pada hari pertama yaitu klien belum
menunjukkan tanda-tanda bersihan jalan nafas yang efektif, namun sudah ada berkurangnya
risiko tinggi hipotermi dan hipertermi, dan risiko infeksi.

18
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam laporan kasus dan pembahasan pada
Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir pada By. Ny. A di Klinik Pratama Dewina Clinic,
maka penulis mengambil kesimpulan bahwa klien bayi baru lahir yaitu bayi yang baru lahir
sampai usia 4 minggu dan lahir dari umur 37-42 minguu dengan berat 2500gram memiliki
diagnosa keperawatan yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya
mukus atau lendir, risiko tinggi infeksi berhubungan dengan terpotongnya tali pusat, dan
Resiko tinggi hipotermi atau hipertermi berhubungan dengan perubahan suhu lingkungan.
Intervensi yang dilakukan penulis sesuai dengan teori yang ada begitu juga dengan
implementasi dan evaluasi.

2. Saran
Saran yang bisa diberikan penulis kepada keluarga yaitu supaya bisa menambah pengetahuan
tentang bayi baru lahir dan kepada penulis yaitu dapat memberikan asuhan keperawatan pada
klien dengan maksimal sesuai dengan peraturan yang berlaku.

19
DAFTAR PUSTAKA

Jamil, Siti Nurhasiyah dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Pra Sekolah.. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Panduan pelayanan pasca persalinan bagi ibu dan Bayi
baru lahir. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. 2010. Pelayanan kesehatan neonatal
esensial: Pedoman teknis pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan
Sinta, Lusina El dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.
Sidoarjo : Indomedia Pustaka
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/146/1/AL%20MA%27IDATUL%20LATIFAH%
20141210002.pdf (diakses pada tanggal 10 November 2021, pukul 10.21 WIB)
https://www.alodokter.com/bayi-baru-lahir-mampu-mengecap-membau-melihat-mengecap
(diakses pada tanggal 10 November 2021, pukul 10.26 WIB)
https://ijhd.upnvj.ac.id/index.php/ijhd/article/download/39/38/ (diakses pada tanggal 11
November 2021, pukul 15.11 WIB)
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15639/F.%20BAB%20II.pdf?
sequence= 6&isAllowed=y (diakses pada tanggal 11 November 2021, pukul 15.13
WIB)
http://repo.stikesperintis.ac.id/617/1/4%20FIKA%20AGNOFIA.docx (diakses pada tanggal
11 November 2021, pukul 15.16 WIB)

20

Anda mungkin juga menyukai