Laporan Seminar Maternitas Gelombang 2
Laporan Seminar Maternitas Gelombang 2
KELOMPOK 2 :
1. Yohana Helmiati Situmorang
2. Yohanna Pehulisa Br Surbakti
Daftar Isi.......................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Konsep Dasar...........................................................................................2
1.2 Asuhan Keperawatan...............................................................................5
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..............................................................................................19
4.2 Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
ibunya dalam ruangan yang sama.
b) Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan dengan ibunya atau
di ruangan khusus.
c) Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.
2. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:
a) Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di puskesmas/ pustu/ polindes/
poskesdes dan/atau melalui kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan.
b) Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau keluarga pada
saat diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan.
3
langsung)
4
Kondisi Kesehatan Bayi yang baru lahir, kulit bayi yang sehat akan berwarna merah m
uda dan bersih. Sedangkan saat kondisi tidak sehat, kulit berwarna pucat atau biru pada tubuh.
Pada kulit bayi yang tidak sehat terkadang terdapat bintil berair dan kemerahan. Perhatikan ku
ning pada bayi. Jika tidak ada, berarti bayi dalam keadaan sehat. Jika ada, kuning akan hilang
dalam 2 minggu. Hal ini muncul antara 24-72 jam pertama. Jumlah bilirubin kurang dari 15 m
illigrams/deciliter (mg/dl). Pada kondisi tidak sehat, kuning pada bayi muncul kurang dari 24 j
am pertama. Atau, kondisi ini bisa menetap setelah 2 minggu. Jumlah bilirubin lebih dari 15
mg/dl.
2. Buang air besar dan kecil
Bayi yang sehat biasanya buang air kecil (BAK) antara 6-8 kali per hari. Buang air bes
ar (BAB) pada bayi sehat encer berisi seperti biasa. Saat kondisi tidak sehat, bayi BAK kuran
g dari 6 kali sehari dengan air seni pekat dan sedikit. Cermati perubahan konsistensi dan freku
ensi BAB pada bayi. BAB bayi yang tidak sehat bisa sangat encer atau tidak bisa BAB lebih d
ari 3 kali.
3. Aktivitas bayi
Bagian tubuh bayi kesehatan bayi baru lahir bisa dilihat dari tali pusarnya. Bayi yang s
ehat tali pusarnya bersih. Sedangkan dalam kondisi tidak sehat, tali pusar berwarna merah di p
inggir tali pusar. Pusar bisa juga bernanah atau berbau. Bayi yang sehat tidak memiliki bercak
putih di mulut. Berbanding terbalik dengan bayi yang tidak sehat yang ada bintik putih di mul
ut. Mata pada bayi yang tidak sehat berwarna merah menetap, bernanah dan ada kotoran. Pada
bayi sehat, mata terlihat bening.
4. Suhu tubuh bayi
Yang perlu diperhatikan dari kesehatan bayi baru lahir adalah suhu tubuh. Pada bayi y
ang normal dan sehat, suhu tubuh akan berkisar antara 36,5-37,5 derajat Celcius. Suhu seluruh
tubuh yang panas atau dingin mengindikasikan bayi sedang tidak sehat. Jika Anda menemuka
n salah satu atau lebih kriteria bayi tidak sehat, segera bawa ke fasilitas kesehatan. Anda bisa
segera ke puskesmas, dokter prkatik atau rumah sakit terdekat.
5
jumlah saudara dan identitas orang tua.
2. Keluhan Utama : Keadaan utama bayi baru lahir
3. Riwayat kesehatan sekarang : Apa yang dirasakan klien sampai di rawat di Rumah Sakit
atau perjalanan penyakit.
4. Riwayat kehamilan dan persalinan : Bagaimana proses persalinan, apakah spontan,
premature, aterm, letak bayi belakang kaki atau sungsang.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan bayi baru lahir apakah ada kelainan bentuk tubuh dll
b. Tanda-tanda Vital
Pada umumnya suhu tubuh mudah terjadi hipotermi.
c. Pemeriksaan fisik Head To Toe
1. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bukit, fontanela mayor dan minor masih cekung, sutura belum
menutup dan kelihatan masih bergerak. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.
2. Rambut
Inspeksi: lihat distribusi rambut merata atau tidak, bersih atau bercabang dan halus atau kasar.
Palpasi: mudah rontok atau tidak
3. Mata
Inspeksi: biasanya kunjungtiva dan sklera berwana normal, lihat reflek kedip baik atau tidak,
terdapat radang atau tidak dan pupil isokor. Pada pupil terjadi miosis saat diberikan cahaya.
4. Hidung
Inspeksi: biasanya terdapat pernafasan cuping hidung, terdapat sekret berlebih dan terpasang
O2
Palpasi: adanya nyeri tekan dan benjolan
5. Mulut dan faring
Inspeksi: pucat sianosis, membrane mukosa kering, bibir kering, dan pucat
6. Telinga
Inspeksi: adanya kotoran atau cairan dan bagaimana bentuk tulang rawanya.
Palpasi: adanya respon nyeri pada daun telinga.
7. Thorax
Inspeksi : Nafas cepat dan tarikan dada bagian bawah ke dalam.
Auskultasi : Adanya stridor atau wreezing menunjukkan tanda bahaya
8. Abdomen
Inspeksi: lihat kesimetrisan dan adanya pembesaran abdomen
6
Palpasi: adanya nyeri tekan dan pembesaran abdomen
9. Kulit dan kelamin
Inspeksi : pada kulit terlihat keriput, tipis, penuh lanugo, pada dahi, pelipis, telinga, dan
lengan, terlihat hanya sedikit lemak jaringan. Pertumbuhan genetalia belum sempurna.
Palpasi : pada bayi laki – laki testis belum turun, sedangkan pada bayi perempuan labia
mayora lebih menonjol (labia mayora belum menutup labia minora).
10. Muskuloskeletal
Inspeksi : tumit terlihat mengkilap, dan telapak kaki teraba halus,
Palpasi : adanya nyeri tekan dan benjoland.
11. Neurology atau refleks
Fungsi saraf yang belum efektif dan tangisannya lemah.
Reflek Morrow : Kaget bila dikejutkan (tangan menggenggam).
Reflek menghisap: suckling
Reflek menelan swallowing : masih buruk atau kurang.
6. Kebutuhan dasar :
a. Pola Nutrisi
Apakah bayi mampu menyusu
b. Pola Eliminasi
Berapa cc urine yang keluar
c. Kebersihan diri
Perawat dan keluarga pasien harus menjaga kebersihan pasien, terutama saat BAB dan BAK.
d. Pola tidur
Bayi baru lahir tidur sekitar 14 jam sehari
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu
1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas ditandai
dengan penumpukan lendir
2. Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan lemak subkutan tipis, termogulasi belum
sempurna.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem kekebalan tubuh
C. Intervensi
7
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama bayi : By.Ny.A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : Sabtu, 06 November 2021
Lahir : Normal
BB / PB Lahir : 3,2 kg /47cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 38cm
2. Riwayat Hidup
Pemeriksaan Kehamilan : 1x
Komplikasi Kehamilan :-
Pemakaian Obat – obatan :-
Selama Hamil :-
9
Kala II : Ny. A mengeluh rasa sakit yang semakin kuat dan sudah
pembukaan lengkap. Kepala bayi keluar kurang lebih 2 jam setelah pembukaan lengkap.
Kala III : Plasenta keluar kurang lebih 15 menit
Keadaan Air Ketuban : Air ketuban utuh berwarna jernih
Jenis Persalinan : Normal
Ditolong Oleh : Perawat dan Bidan
APGAR SCORE
11
k. Kulit
- Warna : Warna kulit bayi biru pucat
- Tanda Lahir :-
l. Nutrisi
- Minuman yang diberikan : ASI
- Pemberian : melalui puting susu
m. Eliminasi
- BAB : BAB Ada
- Warna : Cokelat
- Konsistensi : Cair
- Bau : Tidak ada
- BAK : Ada
- Warna : Bening
n. Istirahat
- Tidur : 14 jam
- Kondisi Tidur : Baik,bayi dapat tidur nyenyak
o. Tanda – tanda Vital
- TD :-
- N :147x/i
- RR : 47x/i
- T : 36,80C
p. Pengetahuan Ibu terhadap perawatan bayi baru lahir : Ibu
mengatakan mengetahui perawatan bayi baru lahir
q. Tanggapan Ibu / keluarga terhadap bayi baru lahir : Bayi baru
lahir harus dibedong supaya tetap hangat.
r. Pemeriksaan Penunjang :-
12
RR : 47x/i, S : 36,80c, N :
147x/i
2. DS : - Perubahan suhu Risiko tinggi
DO : lingkungan hipertermi atau
Bayi dalam keadaan terbuka hipotermi
Bayi lahir kulit berwarna biru
dan pucat
3 DS : - Terpotongnya tali Risiko tinggi infeksi
DO : pusat
Tali pusat basah
Tali pusat belum lepas
B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. adanya mukus.
2. Risiko tinggi hipertermi atau hipotermi b.d. perubahan suhu lingkungan.
3. Resiko terjadinya infeksi sehubungan dengan terpotongnya tali pusat.
13
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
14
IV. Implementasi dan Evaluasi
No. Dx Keperawatan Implementasi Evaluasi
1. Bersihan jalan nafas Sabtu, 6 November 2021, pukul 23.50 Minggu, 7 November 2021
tidak efektif b.d 1. Posisikan bayi miring kanan setelah diberi ASI untuk Pukul 11.00
adanya mukus mencegah aspirasi S:-
Sabtu, 6 November 2021, pukul 23.55 O:
2. Posisikan bayi miring saat tidur - mukus masih ada
Minggu, 7 November 2021, pukul 10.00 - T : 36,90c, RR : 45x/i, HR : 116x/I
3. Bersihkan lubang hidung saat mandi A : Masalah belum teratasi
Minggu, 7 November 2021, pukul 10.30 P : Intervensi dilanjutkan
4. Mengukur TTV bayi
T : 36,90c, RR : 45x/i, H : 116x/i
2. Risiko tinggi Minggu, 7 November 2021, pukul 10.00 Minggu, 7 November 2021
hipertermi atau 1. Bedong bayi dengan kain/selimut Pukul 11.00
hipotermi b.d 2. Tempatkan bayi dalam lingkungan yang hangat S:-
perubahan suhu Minggu, 7 November 2021, pukul 10.30 O:
lingkungan 3. Mengukur suhu bayi - klien tidak menggigil
T : 36,90c - klien terlihat nyaman
- T : 36,90c
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
3. Risiko tinggi Minggu, 7 November 2021, pukul 09.50 Minggu, 7 November 2021
15
infeksi b.d 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
terpotongnya tali 2. Tempatkan bayi dalam lingkungan yang hangat Pukul 11.00
pusat 3. Demonstrasikan pada ibu tentang cara perawatan tali pusat S:-
O:
- ibu mengerti cara perawatan tali pusat
- T : 36,90c
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
16
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian
Pengumpulan data pengkajian dilakukan tanggal 6 November 2021 dengan observasi
langsung serta pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik klien, ditemukan bahwa bayi lahir
dengan keadaan kulit biru dikarenakan kontraksi ibu sedikit sehingga bayi berada lama di
pintu atas panggul ibu.
Pada tinjauan kasus data subjektif, bayi baru lahir memiliki risiko hipertermi atau
hipotermi, maka penatalaksanaan yang tepat pada bayi baru lahir dengan risiko hipotermi atau
hipertermi yaitu memberikan edukasi pada keluarga tentang cara perawatan metode kanguru
untuk mengurangi risiko hipotermi pada bayi. Bayi juga harus ditempatkan dilingkungan yang
hangat dan sering di jemur di matahari pagi.
Kemudian berikan edukasi kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif selama 6
bulan pada bayi. ASI memiliki banyak manfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi,
membantu perkembangan otak dan kecerdasan, membantu tumbuh kembang bayi dan bayi
dengan ASI eksklusif pada umumnya lebih sehat daripada kebanyakan bayi yang diberikan
makanan sebelum 6 bulan.
Pada data objektif ditemukan keadaan umum klien lahir kulit berwarna biru, kesadaran
compos mentis, HR : 116x/i, RR : 45x/i, Suhu, 36.9⁰C, dan terdapat mukus atau lendir pada
saluran pernafasan bayi sehingga membuat bayi sulit bernafas. Tidak ada perbedaan antara
teori dengan data pengkajian.
17
3.3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan berisi tujuan, kriteria hasil, serta rasional dari tindakan yang
akan dilakukan kepada klien. Tidak ada perbedaan besar teori dengan data klien. Intervensi
yang dilakukan untuk klien yaitu melakukan pemeriksaan TTV, perawatan tali pusat dan
memantau suhu klien dan suhu inkubator untuk menghindari terjadinya bersihan jalan nafas
tidak efektif, risiko tinggi infeksi, dan risiko tinggi hipotermi pada klien.
3.4. Implementasi
Penulis telah melakukan implementasi pada klien sesuai dengan teori yang ada
sehingga tidak ada perbedaan antara hasil tinjauan kasus dengan teori yang ada. Implementasi
dilakukan selama 1 hari dimana klien telah menunjukkan sebagian tanda-tanda kondisi
membaik.
3.5. Evaluasi
Dari data yang ada, evaluasi untuk klien pada hari pertama yaitu klien belum
menunjukkan tanda-tanda bersihan jalan nafas yang efektif, namun sudah ada berkurangnya
risiko tinggi hipotermi dan hipertermi, dan risiko infeksi.
18
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam laporan kasus dan pembahasan pada
Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir pada By. Ny. A di Klinik Pratama Dewina Clinic,
maka penulis mengambil kesimpulan bahwa klien bayi baru lahir yaitu bayi yang baru lahir
sampai usia 4 minggu dan lahir dari umur 37-42 minguu dengan berat 2500gram memiliki
diagnosa keperawatan yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya
mukus atau lendir, risiko tinggi infeksi berhubungan dengan terpotongnya tali pusat, dan
Resiko tinggi hipotermi atau hipertermi berhubungan dengan perubahan suhu lingkungan.
Intervensi yang dilakukan penulis sesuai dengan teori yang ada begitu juga dengan
implementasi dan evaluasi.
2. Saran
Saran yang bisa diberikan penulis kepada keluarga yaitu supaya bisa menambah pengetahuan
tentang bayi baru lahir dan kepada penulis yaitu dapat memberikan asuhan keperawatan pada
klien dengan maksimal sesuai dengan peraturan yang berlaku.
19
DAFTAR PUSTAKA
Jamil, Siti Nurhasiyah dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Pra Sekolah.. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Panduan pelayanan pasca persalinan bagi ibu dan Bayi
baru lahir. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. 2010. Pelayanan kesehatan neonatal
esensial: Pedoman teknis pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan
Sinta, Lusina El dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita.
Sidoarjo : Indomedia Pustaka
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/146/1/AL%20MA%27IDATUL%20LATIFAH%
20141210002.pdf (diakses pada tanggal 10 November 2021, pukul 10.21 WIB)
https://www.alodokter.com/bayi-baru-lahir-mampu-mengecap-membau-melihat-mengecap
(diakses pada tanggal 10 November 2021, pukul 10.26 WIB)
https://ijhd.upnvj.ac.id/index.php/ijhd/article/download/39/38/ (diakses pada tanggal 11
November 2021, pukul 15.11 WIB)
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15639/F.%20BAB%20II.pdf?
sequence= 6&isAllowed=y (diakses pada tanggal 11 November 2021, pukul 15.13
WIB)
http://repo.stikesperintis.ac.id/617/1/4%20FIKA%20AGNOFIA.docx (diakses pada tanggal
11 November 2021, pukul 15.16 WIB)
20