Anda di halaman 1dari 28

MANAJEMEN PENGEMBANGAN FASILITAS KESEHATAN

PRAKTIK MANDIRI BIDAN

DISUSUN OLEH

Agustina Kembong P3.73.24.4.21.054


Riamin Sitorus P3.73.24.4.21.106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Kasih karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini diajukan
guna memenuhi penugasan dalam program studi Pendidikan Profesi Bidan.

Dalam menyelesaikan proposal ini penulis banyak sekali mendapatkan


bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Yupi Supartini, S.Kp.,MSc sebagai Direktur Polteknik Kesehatan


Kemenkes Jakarta III
2. Ibu Erika Yulita Ichwan, SST, M. Keb selaku Ketua Jurusan
Kebidanan Politeknik Kemenkes Jakarta III
3. Ibu Juli Oktalia, SST., MA sebagai Ketua Progam Studi Sarjan
4. a Terapan Kebidanan Poltekkes Jakarta III
5. Ibu Wa Ode Hajrah, SST., M.Kes selaku Pembimbing kami di Praktik
Mandiri Bidan yang telah memberikan dukungan dan motivasi
sehingga pengembangan proposal ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Kepada keluarga /Suami dari penulis yang selalu memberikan doa.
7. Bidan Niken Wening Handini STr.Keb , yang telah mengijinkan
sebagai tempat praktik kami dan telah memberikan dukungan dan
bimbingannya
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam proposal ini.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan dalam


penyusunan proposal ini. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangu
sangat penulis harapkan guna perbaikan dikemudian hari. Semoga laporan
ini bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.

Jakarta, 15 November 2021

Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MANAJEMEN PENGEMBANGAN FASILITAS PMB

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Telah Disetujui dan Disahkan :

Dosen Pembimbing

Nama : Wa Ode Hajrah, SST., M.Kes

NIP. 196002251982032003

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Tahun Akademik 2021/2022

Juli Oktalia , SST,MA

NIP. 198010242002122001
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR .......................................... iError! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ....................................................... Error! Bookmark not defined.iv

BAB I ..................................................................... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ........................................ Error! Bookmark not defined.

B. Potensi optimalisasi fasilitas kesehatan ...................................................5

C. Analisis Prioritas ......................................................................................7

D. Ide inovasi ...............................................................................................9

E. Tujuan .....................................................................................................10

F. Manfaat ...................................................................................................10

BAB II PERENCANAAN .....................................................................................11

A. Aplikasi Bidanku……………………………….……………………... 11
B. Membuat Leaflet tentang ASI…………………………………………. 15
C. Pijat Laktasi………………………………………………….……….. 16

BAB III IMPLEMENTASI INOVASI

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 20

LAMPIRAN ………………………………………………………………… 23
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, Fasilitas Pelayanan
Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Desa, dan/atau masyarakat.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki
kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki. Sedangkan Praktik Mandiri Bidan adalah
tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan pelayanan kebidanan yang
dilakukan oleh Bidan secara perorangan dalam bentuk asuhan kebidanan.
Dalam penyelenggaraan praktik kebidanan, bidan memiliki
kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan
kesehatan anak dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana dengan berbagai rincian pelayanannya telah diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan (1).
PMB Niken dikelola oleh Bidan Niken ,STr.Keb yang berlokasi di
Jln Kp Irian I No. 73 RT.09 RW. 06, Kelurahan Serdang . Kecamatan
Kemayoran Jakarta Pusat,telah berjalan sejak tahun 1998.Bidan Niken
menjadi Bidan Praktek mandiri (PMB ) sampai saat ini. Pada tahun 2010
PMB Niken memenuhi kualifikasi Bidan DELIMA dan Bidan Niken
memiliki surat ijin praktik bidan (SIPB) yang masih berlaku hingga tahun
2022. Jenis pelayanan yang diberikan adalah pelayanan kehamilan,
persalinan, nifas, anak, imunisasi, KB. Jam pelayanan untuk pemeriksaan
kehamilan, nifas, anak, imunisasi dan KB adalah setiap hari mulai jam
praktik 07.00 – 21.00 WIB. Sedangkan untuk pelayanan persalinan adalah
24 jam.
Dalam melaksanakan praktiknya, PMB Niken dibantu oleh 1 orang
bidan dengan latar belakang pendidikan Diploma 3 Kebidanan dan
menjalankan tugas secara bersama. Sarana, prasarana dan logistik dikelola
sendiri oleh Bidan Niken dengan membeli langsung dari distributor.
Sedangkan pengolahan limbah medis bekerja sama dengan Puskesmas
Kemayoran yang pengangkutannya dilakukan setiap bulan. Buku register
pasien di PMB Niken masih di jadikan satu dan akan di pisah untuk laporan
bulanannya. Dalam melaksanakan asuhan kebidanan dan tindakan
kebidanan, PMB Niken beracuan pada SPO yang telah tertulis sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Sedangkan
manajemen keuangannya dikelola sendiri oleh Bidan Niken , mulai dari
pemasukan, pengeluaran, belanja logistik dan listrik serta membayar upah
team kerja.
Alur pelayanan di PMB Niken adalah pasien datang langsung
masuk menuju ruang periksa lalu dilakukan pendataan identitas dan
dimasukkan ke dalam buku register. Selanjutnya dilakukan anamnesa
terfokus lalu pemeriksaan umum seperti menimbang, pengukuran tekanan
darah dan suhu serta pemeriksaan fisik. Bidan melakukan assesment
terhadap kondisi pasien lalu menjelaskan kondisi pasien serta memberikan
edukasi yang diperlukan. Selanjutnya bidan memberikan vitamin atau obat
sesuai dengan kondisi pasien. Pasien yang akan bersalin dilakukan
pengkajian awal diruang periksa. Jika hasil assesment menunjukkan tanda
kemajuan perslainan, maka pasien akan dipindahkan ke ruang perawatan
dan/atau ruang bersalin. Perawatan masa nifas kurang lebih selama 1 hari
atau sesuai dengan kondisi pasien. Dalam memberikan pelayanan
kebidanan, PMB Niken juga melakukan jejaring kerja dengan beberapa
rumah sakit untuk rujukan, diantaranya adalah RSCM . RS Yarsi, RSUD
Tarakan
Mengingat pentingnya pelayanan kebidanan di masyarakat
khususnya ibu dan anak baik upaya promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan di PMB Niken ,
maka diperlukan ide-ide inovasi untuk lebih membantu masyarakat
khususnya ibu dan anak dalam mencapai kesehatan yang optimal dan
berkualitas.

1.2. POTENSI OPTIMALISASI FASILITAS KESEHATAN


Penggalian potensi optimalisasi fasilitas kesehatan dilakukan dengan
analisis SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi Strength (Kekuatan), Weakness
(Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman) dalam suatu
proyek atau suatu spekluasi bisnis. Berikut adalah analisis SWOT di PMB
Ermalia.
1.2.1. Strength (Kekuatan)
a. Aspek Pelayanan
1) Sudah tersedianya pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti
kehamilan, persalinan, nifas, anak, imunisasi dan KB di PMB
Niken .
2) Sudah tersedianya kontak WhatsApp bagi ibu hamil untuk
berkonsultasi yang dikelola langsung oleh Bidan Niken serta
Bidan pendamping.
3) Sudah tersedianya SOP tindakan kebidanan sesuai
kewenangan bidan di PMB Niken .
4) Sudah tersedianya jejaring layanan kesehatan untuk rujukan
yang cukup dekat PMB Niken
5) Sudah tersedia pelayanan secara komprehensif dan
berkesinambungan.
b. Aspek SDM
1) Sudah tersedianya 1 orang bidan dengan latar belakang
belakang pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan dan 3 orang
bidan berlatar belakang Diploma Kebidanan, yang
berkompeten dan teregistrasi.
2) Tenaga bidan yang ada memberikan pelayanan 24 jam dan
berkomitmen tinggi untuk memberikan pelayanan yang
optimal dan memuaskan.

c. Aspek Sarana dan Prasarana


1) Sudah tersedianya ruang tunggu, tetapi masih minimal
standar .
2) Ruang periksa, ruang bersalin, ruang nifas dan toilet yang
memadai.
3) Lemari obat ,lemari alat , lemari bahan B3 masih minimal
standar
4) Ruang Jenitor ,untuk penyimpanan alat-alat kebersihan
belum Memadai
5) Rak atau lemari buat Arsip penyimpanan Dokumentasi belum
memadai
6) Penyimpanan Bahan Medis habis pakai belum memadai .
7) Tempat praktik dengan rumah pribadi sudah terpisah
sehingga akses pasien dapat berjalan dengan baik

1.2.2. Weakness (Kelemahan)


a. Aspek Pelayanan
1) Pengunaan nomor whatsapp yang di pergunakan untuk
pelayanan belum di terpisah dengan nomor pribadi sehingga
upaya promotif kurang maksimal
2) Sudah tersedianya pelayanan kebidanan dengan jaminan
BPJS.
3) Tata letak ruang pelayanan dan penyimpanan BMHP (bahan
medis habis pakai) alat-alat kesehatan, non kesehatan ,alat-
alat kebersihan , bahan beracun dan berbahaya (B3 )
4) Belum maksimal pelaksanaan monitoring dan pemantauan
kondisi ibu dan bayi setelah pulang atau masa nipas .
5) Belum Maksimal pemberian Edukasi terkait dengan ASI
eksklusif .

b. Aspek SDM
1) Tenaga bidan belum memiliki pelatihan untuk memberikan
pelayanan kebidanan komprehensif seperti pelatihan asuhan
persalinan normal (APN), PPGDON, kegawat daruratan ,
kontrasepsi dan lain – lain.
2) Tenaga rekam medis yang tidak tersedia
3) Tenaga Cleaning service belum tersedia

c. Aspek Sarana dan Prasarana


1) Tata letak tempat tidur bersalin dan ruang nipas masih
kurang efisien
2) Tata letak rekam medic yang kurang efisien sehingga petugas
mempersulit petugas untuk mencari
3) Pelaksanaan penulisan rekam medic belum maksimal karena
masih sulit menemukan pasien dan riwayat pasien
terdahulu (sulit di ketahui)
4) Belum maksimal Pelaksanaan dalam pendokumentasian
pasien (system pencatatan manual dan computer) sehingga
untuk pencarian data tindakan ,edukasi yg di lakukan
/kerjakan belum terdokumentasi semuanya ,sehingga jika di
perlukan sewaktu-waktu mengalami kendala .
5) Sarana Pencegahan dan pengendali Infeksi belum memadai
sehingga dalam Pelaksanaan dan penerapannya masih perlu
peningkatan dalam memutus rantai Infeksi penularan
melalui transmisi Kontak , droplet dan Udara .
6) Belum Maksimal Penataan dan kerapihan Lingkungan
Pelayanan 5R (Ringkas, Rapih, Resik , Rawat ,rajin ) sebagai
Pencegahan dan pengendali infeksi, estetika /keindahan dan
kenyamanan masih rendah dengan tujuan untuk
meningkatkan budaya disiplin dalam diri pekerja
memberikan kemudahan bekerja sehingga dapat
menurunkan bahkan menghilangkan potensi kejadian
Niermis atau kecelakaan kerja . selain keselamatan mampu
meningkatkan kualitas , dan moral pekerja .

1.2.3. Opportunities (Peluang)


a. Aspek Pelayanan
1) Belum tersedianya jasa layanan foto/video saat proses
persalinan sebagai bentuk pendokumentasian/kenangan bagi
klien disekitar lingkungan PMB Niken berada.
2) Belum tersedianya fasilitas kesehatan yang memberikan
pelayanan secara holistic, komprehensif, berkesinambungan
serta senam/yoga hamil, pijat ibu selama hamil, bersalin dan
nifas serta pijat bayi/baby spa disekitar lingkungan PMB
Niken berada.
3) Belum tersedianya pelaksanaan Edukasi yang
berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam setiap layanan
kebidanan yang paripurna (Hamil, Bersalin, Nipas, Bayi,
Balita, Remaja, Lansia ) bagi klien di sekitar lingkungan
PMB Niken .

b. Aspek SDM
1) Kemungkinan akan di lakukan pelatihan untuk bidan PMB
Niken .
2) Kemungkinan akan di tambahkan Tenaga Bidan di PMB
Niken

c. Aspek Sarana dan Prasarana


1) Perbaikan tata letak tempat tidur bersalin dan alat untuk
mendukung pelayanan bersalin seperti gym ball dan lain -
lain
2) Kemungkinan akan di lakukan kembali dokumentasi dengan
menggunakan riwayat rekam medic
3) Memperbaiki tata letak rekam medic guna mempermudah
bidan mencari rekam medic yang di butuhkan
4) Melengkapi Sarana PPI, lemari penyimpanan BMHP,alat-
alat kesehtan dan non Kesehatan , Lemari B3

1.2.4. Threats (Ancaman)


a. Aspek Pelayanan
1) Bertambahnya fasilitas kesehatan / fasilitas kebidanan yang
meningkatkan dan memperbanyak jenis layanan, baik antara
praktik mandiri bidan maupun rumah sakit untuk menarik
perhatian klien melalui promosi yang menarik.

b. Aspek SDM
1) Banyak tenaga bidan yang telah memiliki beberapa
kualifikasi pelatihan untuk membuat kelas baru yang belum
pernah ada di wilayah tersebut.

c. Aspek Sarana dan Prasarana


Banyak Tenaga Bidan yang telah memiliki sarana -prasarana
yang lebih lengkap dan semuanya lebih memadai seperti
Kelengkapan Alat-alat , tata letak Alur dan ruangan yang lebih
leluasa dan , penyimpanan dan pemeliharaan alat-alat
Kesehatan yang lebih baik dari segi keIndahan dan
kenyamanan pasien dan pendamping serta keluarga

1.3. ANALISIS PRIORITAS


Berdasarkan masalah diatas, dilakukan penyusunan skala prioritas
dengan metode Hanlon Kualitatif yaitu Urgency, Seriousness, Growth
(USG), sebagai berikut.
Masalah Skoring Nilai
No

U S G
1 Pengunaan nomor whatsapp yang di 0 0 1 1
pergunakan untuk pelayanan belum di
terpisah dengan nomor pribadi sehingga
upaya 12romotive kurang maksimal

2 Pendokumentasian belum lengkp dan 2 2 3 7


belum maksimal sesuai kebutuhan
Pasien dan bidan baik secara manual
maupun computer
3 Tenaga bidan belum memiliki pelatihan 3 4 3 10
untuk memberikan pelayanan kebidanan
komprehensif seperti pelatihan asuhan
persalinan normal (APN), PPGDON
dan lain – lain
4 Pelaksanaan Pencegahan Pengendali 4 4 4 12
Infeksi belum memadai baik sarana
maupun pelaksanaan nya
5 Pelaksanaan untuk 5 R 5 5 45 15
Tenaga rekam medis yang tidak tersedia

5 Perbaikan tata letak tempat tidur 3 2 1 6


bersalin dan alat untuk mendukung
pelayanan bersalin seperti gym ball dan
lain – lain
6 Kemungkinan akan di lakukan kembali 3 3 3 9
dokumentasi dengan menggunakan
riwayat rekam medic
7 Memperbaiki tata letak rekam medic 3 3 3 9
guna mempermudah bidan mencari
rekam medic yang di butuhkan

Berdasarkan analisis diatas, didapatkan skala prioritas masalah, yaitu


sebagai berikut.
Skala Masalah
Prioritas
1 Tenaga bidan belum memiliki pelatihan untuk memberikan
pelayanan kebidanan komprehensif seperti pelatihan asuhan
persalinan normal (APN), PPGDON dan lain – lain
2 Kemungkinan akan di lakukan kembali dokumentasi dengan
menggunakan riwayat rekam medic
3 Memperbaiki tata letak rekam medic guna mempermudah
bidan mencari rekam medic yang di butuhkan
4 Belum tersedianya pelayanan kebidanan dengan jaminan BPJS
5 Perbaikan tata letak tempat tidur bersalin dan alat untuk
mendukung pelayanan bersalin seperti gym ball dan lain - lain
6 Pengunaan nomor whatsapp yang di pergunakan untuk
pelayanan belum di terpisah dengan nomor pribadi sehingga
upaya promotif kurang maksimal
7 Tenaga rekam medis yang tidak tersedia

1.4. IDE INOVASI


1.4.1. Kemungkinan akan di lakukan kembali dokumentasi dengan
menggunakan riwayat rekam medic. Sesuai dengan pengertiannya
rekam medis merupakan alat atau berkas yang di gunakan untuk
mengetahui identitas, riwayat penyakit sebelumnya, catatan
pengobatan dan lainnya. Rekam medis sangat berguna untuk acuan
tenaga kesehatan untuk pasien selanjutnya terutama apabila pasien
tersebut datang kembali. Hal penting dalam berkas rekam medis
adalah ketersedian dan kelengkapan pengisian yang lengkap
sehingga dapat memudahkan tenaga kesehatan lain untuk melakukan
atau memberikan tindakan atau terapi kepada pasien. Hal ini sejalan
dengan dengan penelitian Theresia Paulin Kotualbun tahun 2010
yang berjudul Sistem Informasi Rekam Medis Pasien Bidan. Dalam
penelitiannya Theresia mencantumkan bahwa sangatlah penting
penggunaan rekam medis dalam pemberian pelayanan kesehatan
khususnya kebidanan untuk mengetahui perkembangan kehamilan
ibu hamil, mengingat jadwal kontrol, memudahkan bidan lainnya
untuk pencarian data pasien serta dapat menjamin data pasien
tersimpan dengan aman dan meminimalisir terjadinya kehilangan
data.
1.4.2. Memperbaiki tata letak rekam medic guna mempermudah bidan
mencari rekam medic yang di butuhkan. Penyimpanan dengan cara
pemisahan antara rekam medis poliklinik dengan pasien dirawat.
Biasanya dokumen medik disimpan dibagian tersendiri dari bagian
madical record mengikuti sistem yang ada di masing-masing Rumah
Sakit. Tersusun rapi menurut sistem yang dianut, abjad atau nomor
atau tanggal masuk. Negara maju seperti Amerika Serikat, lama rata-
rata penyimpanan 5 tahun dan untuk penyakit mental dan ada
kecacadannya, penyalah gunaan obat atau alkohol 7 tahun. Untuk
kebidanan bisa lebih 20 tahun karena dalam jangka waktu itu
kelalaian dan kesalahan selama proses persalinan masih dapat
dituntut anak sampai berumur 20 tahun. Pencatatan atau
pendokumentasian harus menjadi perhatian yang khusus untuk
menghindari serta melindungi diri dari gugatan hukum. Biasanya
seorang bidan praktik mandiri akan melapor kegiatan sehari–harinya
secara berkala (bulanan). Dengan sistem yang hampir sama seperti
RS atau Puskesmas. Seperti laporan yang sudah dibuat oleh sodari
Yolany Ramadanty yang berjudul Gambaran Tentang Penyimpanan
Dokumen Pelayanan Kebidanan Sebagai Akuntabilitas Bidan Di
Praktik Mandiri Bidan Wilayah Jakarta Pusat.
1.4.3. Perbaikan tata letak tempat tidur bersalin dan alat untuk mendukung
pelayanan bersalin agar lebih efisien. Ibu yang akan melahirkan
cenderung memiliki emosi yang kurang stabil sehingga seisa
mungkin bidan memberikan pelayanan yang maksimal bukan hanya
pelayanan klinis namun pelayanan lingkungan yang maksimal.
Dengan adanya penataan ruangan yang maksimal pasien akan
merasa nyaman dan dengan harapan besar persalinan akan berjalan
dengan baik.

1.5. TUJUAN
1.5.1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan kebidanan dan kualitas asuhan kebidanan
di PMB Niken agar ibu dan anak mendapatkan pelayanan kesehatan
yang optimal dan menyeluruh
.
1.5.2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifkasi potensi optimalisasi fasilitas kesehatan di PMB
Niken
b. Melakukan analisis SWOT dan skala prioritas masalah yang
ditemukan di PMB Niken
c. Menyusun ide inovasi untuk optimalisasi fasilitas kesehatan di
PMB Niken
d. Melaksanakan ide inovasi untuk optimalisasi fasilitas kesehatan
di PMB Niken
e. Melakukan evaluasi terkait pelaksanaan ide inovasi untuk
optimalisasi fasilitas kesehatan di PMB Niken

1.6. MANFAAT
1.6.1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan ilmu pengetahuan terkait manajemen
pengembangan fasilitas kesehatan khususnya Praktik Mandiri Bidan.
1.6.2. Bagi Masyarakat
Meningkatkan derajat kesehatan dan informasi kesehatan kepada
masyarakat mengenai kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi
1.6.3. Bagi Dinas Kesehatan
Sebagai bahan pertimbangan dalam optimalisasi manajemen
pengembangan fasilitas PMB.
1.6.4. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan ajar dalam manajemen pengembangan fasilitas PMB.
BAB 2

PERENCANAAN

1. Aplikasi Bidanku
Memperbaiki penyimpanan rekam dengan aplikasi Bidanku
2.2.2 Tujuan
- agar lebih mudah dan efisien dalam pencarian data / nomor
2.2.2 Indikator keberhasilan
- bidan akan lebih mudah mencari rekam medis
2.2.3 Strategi
- Agar memudahkan petugas untuk rekapan laporan kepuskesmas
- memisahkan rekam medis umum dengan rekam medis kebidanan
- Menberikan informasi kepada pasien melalui pesan whatshap dan
mengingatkan kunjungan balik.
2.2.4 Waktu Pelaksanaan
Sampai awal Desember 2021
2.2.5 Penanggung Jawab
Riamin Sitorus dan Agustina Kembong
2.2.6 Biaya (Jika Perlu) : -
2. Membuat leaflet tentang ASI
3. PIJAT LAKTASI

A. Pijat Laktasi

1. Pengertian Pijat Laktasi


Menurut Ummah (2014), pijat laktasi adalah pijat relaksasi untuk
merangsang hormon oksitosin. Pijat yang lakukan disepanjang tulang
vertebre sampai tulang costae kelima atau keenam. pijat laktasi merupakan
salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Menurut
Depkes RI (2007 dalam Setiowatii, 2017), pijat laktasi dilakukan dengan
cara memijat pada daerah punggung sepanjang kedua sisi tulang belakang
sehingga diharapkan ibu akan merasakan rileks dan kelelahan setelah
melahirkan akan hilang.

2. Mekanisme Pijat Laktasi .


Pijat Laktasi adalah pijat yang dilakukan disepanjang tulang
belakang (vertebre) sampai costae ke lima atau keenam (Ummah, 2014).
Melalui pemijatan pada tulang belakang, neurotransmitter akan
merangsang medulla oblongata langsung mengirim pesan ke hipotalamus
untuk mengeluarkan oksitosin. Dengan pijat oksitosin ini juga akan
merileksasi ketegangan dan menghilangkan stress serta meningkatkan rasa
nyaman (Perinasia, 2007 dalam Wulandari, 2014).
Hormon oksitosin diproduksi oleh kelenjar hipofisi posterior.
Setelah diproduksi oksitosin akan memasuki darah kemudian merangsang
sel-sel meopitel yang mengelilingi alveolus mammae dan duktus
laktiferus. Kontraksi sel-sel meopitel mendorong ASI keluar dari alveolus
mammae melalui duktus laktiferus menuju ke sinus laktiferus dan disana
ASI akan disimpan. Pada saat bayi menghisap puting susu, ASI yang
tersimpan di sinus laktiferus akan tertekan keluar kemulut bayi (Widyasih,
2013).
Hasil penelitian Setiowati pada tahun 2017, tentang tentang
hubungan pijat laktasi dengan kelancaran produksi ASI pada ibu post
partum fisiologis hari ke 2 dan ke 3, menyatakan ibu post partum setelah
diberikan pijat laktasi mempunyai prosduksi ASI yang lancar. Hasil
penelitian lain yang dilakukan oleh Ummah (2014), tentang pijat laktasi
untuk mempercepat pengeluaran ASI pada pasca salin normal di dusun
Sono, didapatkan hasil rata-rata ASI pada ibu post partum yang diberikan
pijat laktasi lebih cepat dibandingkan ibu post partum yang tidak diberi
pijat laktasi.

3. Manfaat Pijat Laktasi


Pijat Laktasi mempunyai beberapa manfaat yang sangat membantu bagi
ibu setelah persalinan. Seperti yang dilajelaskan oleh Wulandari, 2014),
pijat laktasi dapat mengurangi ketidak nyamanan fisik serta memperbaiki
mood. Pijat yang dilakukan disepanjang tulang belakang ini juga dapat
merileksasikan ketegangan pada punggung dan menghilangkan stres
sehingga dapat memperlancar pengeluaran ASI. Sedangkan menurut
Depkes RI 2017, pijat laktasi dapat mengurangi bengkak, mengurangi
sumbatan ASI dan mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi
sakit.

4. Indikasi Pijat Laktasi


Indikasi pijat Laktasi adalah ibu post partum dengan gangguan produksi
ASI

5. Pelaksanaan Tindakan Pijat Laktasi


Pijat Laktasi dilakukan dua kali sehari, setiap pagi dan sore. Pijat
ini dilakukan selama 15 sampai 20 menit (Sari, 2015). Pijat ini tidak harus
selalu dilakukan oleh petugas kesehatan. Pijat oksitosin dapat dilakukan
oleh suami atau keluarga yang sudah dilatih. Keberadaan suami atau
keluarga selain membantu memijat pada ibu, juga memberikan support
atau dukungan secara psikologis, membangkitkan rasa percaya diri ibu
serta mengurangi cemas. Sehingga membantu merangsang pengeluaran
hormon oksitosin.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pijat laktasi yaitu yang
pertama ibu melepas pakaian bagian atas dan bra, pasang handuk di
pangkuan ibu, kemudian posisi ibu duduk dikursi (gunakan kursi tanpa
sandaran untuk memudahakan penolong atau pemijat), kemudian lengan
dilipat diatas meja didepannya dan kepala diletakkan diatas lengannya,
payudara tergantung lepas tanpa baju. Melumuri kedua telapak tangan
menggunakan minyak atau baby oil Selanjutnya penolong atau pemijat
memijat sepanjang tulang belakang ibu dengan menggunakan dua kepal
tangan, dengan ibujari menunjuk ke depan dan menekan kuat-kuat kedua
sisi tulang belakang membentuk gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil
dengan kedua ibujari. Pada saat bersamaan, pijat ke arah bawah pada
kedua sisi tulang belakang, dari leher kearah tulang belikat. Evaluasi pada
pemijatan oksitosin dilakukan (Depkes RI, 2007 dalam Trijayati, 2017).
2.1 Kegiatan
Pijat laktasi adalah pijat relaksasi untuk merangsang hormon oksitosin.
Pijat yang lakukan disepanjang tulang vertebre sampai tulang costae
kelima atau keenam. pijat laktasi merupakan salah satu solusi untuk
mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Menurut Depkes RI (2007 dalam
Setiowatii, 2017), pijat laktasi dilakukan dengan cara memijat pada daerah
punggung sepanjang kedua sisi tulang belakang .

2.2 Waktu kegiatan


Waktu kegiatan pada saat nifas yaitu pada periode nifas 6 jam sampai
dengan 2 hari pasca persalinan

2.3 Tujuan kegiatan


1. Memperlancar pengeluaran asi
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga dapat
mempertahankan produksi ASI
4. Memberikan kenyamanan pada ibu,mengurangi bengkak pada
payudara,mengurangi sumbatan asi
5. Pijat Laktasi berpengaruh terhadap percepatan penurunan tinggi
fundus uteri.

2.4 Penanggung jawab kegiatan


Penanggung jawab utama kegiatan:Bidan Niken wening Handini S.Tr.Keb
Penanggung jawab saat pelaksanaan : Bidan yang bertugas

2.5 Pelaksana kegiatan


Pelaksana kegiatan : Bidan Niken wening Handini S.Tr.Keb, Bidan Hana
dan bidan lain yang bertugas saat melakukan tindakan(misalnya
mahasiswa magang,bidan on-call)
2.6 Indikator keberhasilan
1. Ibu Nifas dan pendamping dapat mempraktekkan kembali secara
mandiri pijat laktasi dengan baik benar
2. Produksi ASI pada Ibu Nifas menjadi lebih lancar
BAB III

IMPLEMENTASI INOVASI

No. Pelaksanaan Hasil Kegiatan Faktor Pendukung Faktor Penghambat Upaya mengatasi Hambatan
Kegiatan Kegiatan

1. Pengaplikasian Tersedianya Tersedianya formular Dari terselenggaranya Dengan memberikan motivasi dan
formular pencatatan pencatatan yang lengkap. pendokumentasian ini adalah menumbuhkan kesadaran pentingnya
Dokumentasi
untuk semua waktu yang di habiskan klien melakukan pendokumentasian.
bersama
Tindakan baik lebih lama, sehingga jika banyak
pasien baru ataupun klien yang dating harus
lama. menunggu.

Tersedianya waktu
yang cukup untuk
melakukan
pencatatan.

2. Penyimpanan Tersedianya tempat Buku Register dan Kohort Pengaaplikasian dan proses Monitoring dilakukan dalam rangka melihat
dan penyimpanan dan pemyimpanan nomor register perkembangan dan pencapaian serta masalah
penyusunan Penyusunan Nomer merupakan hal yang baru dalam pelaksanaan dalam dokumentasi,
Nomer Register diterapkan, sehingga masih hasil monitoring dapat dijadikan bahan
Register terdapat kekurangan. untuk perbaikan dan pengembangan
dokumentasi selanjutnya baik dalam hal
pencatatan, system, dan waktu penulisan.
Kegiatan monitoring dilakukan secara rutin
setiap minggu.

3. Pemasangan Terpasangnya Poster Poster-Poster mudah di Di beberapa ruangan tempat Mengganti media pigura menjadi Poster
poster-poster di setiap ruangan dapatkan pemasangan poster, dinding Laminating
sesuai kebutuhan terbuat dari gypsum, sehingga
dan SOP
tidak bisa dilakukan pemasangan
pigura.

4. Pelayanan Bersedianya ibu Tersedianya Fasilitas, sarana Satu Pasien memerlukan waktu 45 Appointment sebelum Tindakan
pijat laktasi untuk melakukan dan prasarana, SDM. menit.
pijat laktasi pada ibu Penjelasan prosedur sebelum Tindakan
trimester III Keingintahuan ibu dan suami
untuk ingin melakukan pijat Kontrak waktu
dan support suami
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Inovasi yang dilakukan sudah cukup berhasil, baik inovasi mengenai
pendokumentasian, penyimpanan dan penyusunan nomor register,
pemasangan poster dan SOP serta Pelayanan pijat Laktasi.
Pendokumentasian penyimpanan dan penyusunan nomor register
dinyatakan berhasil karena 80% klien yang melakukan kunjungan
memiliki nomor registrasi yang sudah direkap dalam buku. Pemasangan
poster dan SOP dinyatakan berhasil karena setiap ruangan sudah terpasang
Poster dan SOP. Pelayanan Pijat Laktasi dinyatakan berhasil karena
keterlibatan suami dan keluarga dan bersedia mensupport ibu untuk
keberhasilan ASI Esklusif.
Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Asuhan Pelayanan
Kesehatan harus ditingkat dengan sarana dan prasana yang memadai
sesuai dengan kebutuhan, dokumentasi berdasarkan undang-undang dan
ketentuan Ikatan Bidan Indonesia saat ini berjalan dengan baik dengan
harapan dapat berjalan hingga akhir.

B. Saran
Semua inovasi akan berjalan dengan lancar dan akan terus berjalan
jika tetap ada dukungan dari eksternal maupun internal. Sehingga output
yang merupakan tujuan akhir dari inovasi akan tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA

2.1.1.1.Leonita, Emy dkk. Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi. Peran Media
Sosial Dalam Upaya Promosi Kesehatan, Vol : 18, 2018
2.1.1.2.Agung DL. Efektivitas Media Sosial untuk Promosi Kesehatan,. 2018
2.1.1.3.N, Muhamad. Optimalisasi Pelaksanaan Rekam Medis Di Rumah Sakit.
Journal of Chemical Information and Modeling, 2013.
2.1.1.4.A. Hasanudin, dkk. Analisis Masalah Kesehatan Di Kabupaten Sukoharjo.
UNM Environmental Journals, 2019.
2.1.1.5.M, Desira. Sistem Informasi Rekam Medis Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Didukung Oleh Google Maps API, 2019
2.1.1.6.T, Kotualubun. Sistem Informasi Rekam Medis Pasien Bidan. Medical
Records Information System Faculty of Science and Technology, 2010
2.1.1.7.Supeno, dkk. System Informasi Rekam Medis Unit Kebidanan dan
Kandungan Pda Rumah Sakit Ibu dan Anak Widiyanti Palembang, 2008.
2.1.1.8.Panduan Penetapan Prioritas Masalah Kesehatan Masyarakat
2.1.1.9.A. Meiranny. Pengaturan Lingkungan Persalinan, 2018.
2.1.1.10. S. Zulaikhah. Pemecahan Masalah Kesehatan. Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Sultan Agung Semarang, 2018.
Lampiran

SURAT PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Niken Wening Handayani, S.Tr.Keb

Jabatan : Pemilik PMB

Alamat : Jl. Kp. Irian I no. 39, RT.09/RW. 06, Serdang, Kemayoran,
Jakarta Pusat

Bahwa saya telah menyetujui pengembangan fasilitas PMB dalam bentuk


Perbaikan Pendokumentasian, Pemasangan Poster dan SOP Asuhan Kebidanan
kepada mahasiswa Program Profesi Bidan Jurusan kebidanan Poltekkes
Kemenkes Jakarta 3, periode praktik klinik 4 Oktober 2021 s/d 14 Januari 2022.
Yang terdiri dari :

1. Agustina Kembong NIM : P3.73.24.4.21.054


2. Riamin Sitorus NIM : P3.73.24.4.21.106

Demikian surat persetujuan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya

Jakarta,

(Niken Wening Handayani, S.Tr.Keb)

Anda mungkin juga menyukai