Kependudukan Ekonomi
Kependudukan Ekonomi
Nama Kelompok :
Kevin Wibisono
Ilham Wichaksana
Anzy Syarani Mustika
Naila dwi Imanita
Fadhilla Gifari
Heru Alamsyah
Dinda Salma
Kata Pengantar
2
DAFTAR ISI
Halaman judul...............................................................................1
Kata pengantar...............................................................................2
Daftar isi........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Permasalahan.........................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................. 4
C. Tujuan................................................................................... 5
3
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A Jumlah Penduduk Per Kelurahan...........................................21
B. Data Kependudukan Kecamatan Pondok Gede.....................21
C. Jumlah Penduduk Kecamatan Pondok Gede Menurut Mata
Pencaharian Tahun 2015.............................................................25
D. Jumlah Pengangguran di Kecamatan Pondok Gede .............26
E. Mobilitas Kependudukan di Kecamatan Pondok Gede..........26
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan.......................................................................... 28
B.Saran..................................................................................... 29
C.Daftar Pustaka....................................................................... 30
Bab 1 : Pendahuluan
4
Permasalahan
Sering terjadinya aksi pencurian di kecamatan Pondok
gede
Banyak terdapat pengamen dan pengemis di
kecamtan Pondok Gede
Banyak nya para anak muda yang tidak mendapat
pekerjaan
Tingginya pertumbuhan Penduduk di Kecamatan
Pondok Gede
Rumusan Masalah
Berapa jumlah penduduk di kecamatan Pondok Gede ?
Apa kaitannya jumlah penduduk dengan penganguran ?
Berapa orang yang bekerja dan menganggur di kecamatan
Pondok Gede ?
Mengapa banyak orang yang mengangap banyak anak
banyak rejeki ?
Apa pengertian Kependudukan ?
Bagaimana Dinamika Kependudukan ?
Tujuan
Memberi Informasi tantang data kependudukan di
kecamatan Pondok Gede
5
Memberi informasi mengenai jumlah orang bekerja dan
mengangur di kecamatan Pondok Gede
Dapat mengetahui dampak menganggur
Dapat Mengetahui dampak dari Pertumbuhan penduduk
yang tinggi
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDUDUK
6
Penduduk adalah Orang yang secara hukum berhak tinggal di dalam suatu
daerah. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di
daerah tersebut. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di
daerah lain. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang
menempati wilayah geografi dan ruang tertentu
Pada hakekatnya, pengertian mengenai penduduk lebih ditekankan pada
komposisi penduduk. Pengertian ini mempunyai arti yang sangat luas, tidak
hanya meliputi pengertian umur, jenis kelamin dan lain-lain, tetapi juga
klasifikasi tenaga kerja dan watak ekonomi, tingkat pendidikan, agama, ciri
sosial, dan angka statistik lainnya yang menyatakan distribusi frekuensi.
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi
dua:
1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata
lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti
kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi.
Istilah Demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard.
John Graunt adalah seorang pedagang di London yang menganalisis data
kalahiran dan kematian, migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses
pertumbuhan penduduk. Sehinnga John Graunt dianggap sebagai bapak
Demografi.
Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu demografi. Berbagai
aspek perilaku manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonimi, dan geografi.
Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat
dengan unit-unit ekonomi, seperti pengencer hingga pelanggan potensial.
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dianmika
kependudukan manusia. Meliputi didalamnya ukuran, struktur, dan distribusi
penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk setiap waktu akibat kelahiran,
kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk
masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan
kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
B. DINAMIKA KEPENDUDUKAN
7
Dinamika kependudukan adalah perubahan kependudukan untuk suatu daerah
tertentu dari waktu ke waktu. pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan
dengan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi
baik perpindahan ke luar maupun ke luar. Pertumbuhan penduduk adalah
peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke
waktu.
Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada
suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal.
Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan
penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan
perpindahan penduduk dari dalam ke luar.
Dinamika kependudukan adalah perubahan penduduk. Perubahan tersebut
selalu terjadi dan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 Tentang
´Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera disebut
sebagai Perkembangan Kependudukan. Perkembangan kependudukan terjadi
akibat adanya perubahan yang terjadi secara mauoun karena perilaku yang
terkait dengan upaya memenuhi kebutuhannya. Perubahan alami tersebut
adalah karena kematian dan kelahiran. Sedangkan yang terkait dengan upaya
pemenuhan kebutuhan adalah migrasi atau pindahan tempat tinggal.
Setiap perubahan yang diakibatkan salah satu faktor perubahan penduduk
tersebut akan berdampak pada keseluruhan, misalnya jumlah menurut umur
penduduk dan jenis kelamin penduduk. Hal-hal yang diperlukan dalam
pengukuran dinamika kependudukan adalah :
1. Indikator
Indikator diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepat
berbagai keadaan atau perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu negara.
Indikator dalam demografi terdiri dari beberapa hal, yaitu :
a. Jumlah penduduk
b. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, suku bangsa,
pendidikan, agama, pekejaan, dan lain-lain
c. Proses demografi yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk
2. Parameter
8
Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif. Ada dua macam
pengukuran, yaitu :
a. Angka Absolut
b. Angka Relatif
Dinamika kependudukan menjelaskan bahwa di samping jumlah absolutnya
yang tetap tinggi, persoalan kependudukan di Indonesia meliputi persebaran
serta kualitas penduduk dipandang dari sudut sumberdaya manusia secara
keseluruhan.
Pemahaman terhadap dinamika penduduk sangat penting dalam demografi.
Manfaat dari memahami dinamika penduduk adalah sebagai berikut.
1) Mengetahui jumlah penduduk pada suatu waktu dan wilayah tertentu.
2) Memahami perkembangan dari keadaan dahulu, sekarang dan perkiraan
yang akan datang.
3) Mempelajari hubungan sebab akibat keadaan penduduk dengan aspek
kehidupan lain misalnya ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan dan lain-lain.
4) Merancang antisipasi menghadapi perkembangan kependudukan yang
terjadi baik hal yang menguntungkan maupun merugikan.
9
A. faktor pendorong kelahiran (pronatalitas)
1) anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
2) sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan.
3) pernikahan usia dini (usia muda).
4) adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika
dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum
memiliki anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki.
5) adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang
belum memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak.
10
Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat.
1) faktor pendorong kematian (promortalitas)
(a) adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan
sebagainya.
(b) adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
(c) kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
(d) adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.
(e) tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.
2) faktor penghambat kematian (antimortalitas)
(a) tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
(b) negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
(c) adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam
penyakit dapat diobati.
(d) adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak
melakukan tindakan bunuh diri atau membunuh orang lain, karena ajaran
agama melarang hal tersebut.
3. MIGRASI
Migrasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi angka pertumbuhan
penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk. Orang dikatakan telah
melakukan migrasi apabila orang tersebut telah melewati batas administrasi
wilayah lain.
Jenis-jenis migrasi
a. Transmigrasi; Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu
daerah untuk menetap ke daerah lain di dalam wilayah republik indonesia.
b. Urbanisasi; Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota
besar
c. Emigrasi; perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap
di luar negeri.
11
d. Imigrasi; Perpindahan penduduk dari luar negeri dan menetap di dalam
negeri.
e. Re-emigrasi (kembali ke tempat asal)
1) migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju
wilayah lain dan bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi.
2) migrasi masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu
wilayah dengan tujuan menetap di wilayah tujuan. Migrasi keluar adalah orang
yang melakukan migrasi ditinjau dari daerah asalnya, sedangkan migrasi masuk
adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari daerah tujuannya.
Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ketempat lain
dengan tujuan untuk menetap dalam waktu 6 bulan atau lebih. Terdapat
beberapa kriteria migran diantaranya:
12
Dimana
RK Total = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RK Muda = Rasio Ketergantungan Panduduk Usia Muda
RK Tua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P (0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P (65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P (15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64)
5. Angka Perkawinan Umum
Angka perkawinan umum (APU) menunjukan proporsi penduduk yang
berstatus kawin terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas pada
pertengahan tahun untuk satu tahun tertentu.
Konsep perkawinan lebih difokuskan kepada keadaan dimana seorang laki-laki
dan seorang perempuan hudup bersama dalam kurun waktu yang lama. Dalam
hal ini hidup bersama dapat dikukuhkan dengan perkawinan yang syah sesuai
dengan undang-undang atau peraturan hukum yang ada (Perkawinan de jure)
ataupun tanpa pengesahan perkawinan (de facto). Tetapi untuk keperluan
studi demografi, badan pusat statistic mendefinisikan seseorang berstatus
kawin apabila mereka terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan baik
yang tinggal bersama maupun terpisah yang menikah secara syah maupun
yang hidup bersama yang oleh masyarakat disekelilingnya dianggap syah
sebagai suami isteri (BPS, 200). Indikator perkawinana berguna bagi penentu
kebijakan dan pelaksanaan program kependudukan terutama dalam
pengembangan program-program peningkatan kualitas keluarga dan
perencanaan keluarga.
6. Pengaruh Program KB
Berikut ini adalah beberapa istilah yang digunakan dalam analisa keluarga
berencana (KB) beserta definisinya.
a. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia
15-49 tahun.
13
b. Pemakai alat/cara KB adalah seseorang yang sedang atau pernah memakai
alat/cara KB.
c. Pernah memakai alat/cara KB (ever user) adalah seseorang yang pernah
memakai alat/cara KB.
d. Pemakai alat/cara KB aktif (Current User) adalah seseorang yang sedang
memakai alat/cara KB.
e. Alat/cara KB adalah alat/cara yang digunakan untuk mengatur kelahiran.
Kebutuhan KB yang tidak dipenuhi (Unment need) adalah presentase
perempuan usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi, atau ingin
menunda kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara KB.
D. TRANSISI DEMOGRAFI
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang
besar. Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat
kelahiran tinggi, menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.
A. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih
alami tingkat kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang
rendah, sehingga kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya
kelaparan dan kejadian penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi
(kondisi pra intervensi/pembangunan).
B. Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan
teknologi, misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain.
Kondisi ekonomi makin membaik akibat pembangunan dan pendapatan
penduduk meningkat sehingga kesehatan semakin baik. Akibatnya tingkat
kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi angka kematian menurun (akibat
kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju
pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada periode tahun
1970 sampai 1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun.
14
C. Pada keadaan III
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian
penduduk, maka sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya
anak sedikit, maka turunnya tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat
kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan
tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan penduduk indonesia periode 1980
sampai 1990 yang turun menjadi 1,85 %.
D. Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus,
maka akan mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah
indonesia sedang menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk
bertambah sangat rendah atau tanpa pertumbuhan. Demikian lah gambaran
transisi demografi yang dapat dipercepat dengan peningkatan pembangunan
terutama bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kb.
Menurut blacker (1947) ada 5 phase dalam teori transisi demografi, dimana
khususnya phase 2 dan 3 adalah phase transisi.
Tahap-tahap dalam transisi demografi
1. Tahap stasioner tinggi
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: tinggi
Tingkat kematian: tinggi
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
2. Tahap awal perkembangan
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: tinggi (ada budaya pro natalis)
Tingkat kematian: lambat menurun
Pertumbuhan alami: lambat
Contoh: india sebelum pd ii
15
3. Tahap akhir perkembangan
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: menurun
Tingkat kematian: menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: cepat
Contoh: australia, selandia baru tahun ‘30an
4. Tahap stasioner rendah
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: rendah
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: perancis sebelum pd ii
5. Tahap menurun
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: negative
Contoh: jerman timur & barat tahun ‘75
Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi
negara-negara berkembang. Bila di eropa, penurunan mortalitas lebih
dikarenakan pembangunan sosio ekonomi, namun penurunan mortalitas dan
fertilitas di negara-negara berkembang lebih karena pengaruh faktor-faktor
lain seperti: peningkatan pemakaian kontrasepsi, peningkatan perhatian
pemerintah, modernisasi, pembangunan.
E. Masalah Kependudukan di Indonesia
Masalah kependudukan merupakan masalah yang serius, tidak saja bagi
negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, tetapi juga bagi
negara-negara maju. Masalah kependudukan dewasa ini sudah menjadi
masalah besar bagi dunia secara keseluruhan disamping masalah ekonomi
16
secara global. Perkembangan penduduk tanpa disertai dengan kontrol untuk
mengatur jumlah penduduk yang diinginkan, hanya akan menimbulkan
problema sosial dan ekonomi dengan segala akibatnya. Pertambahan
penduduk yang besar dari tahun ke tahun memerlukan investasi dan sarana di
bidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya.
Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan
distribusi yang tidak merata. Hal ini dibarengi dengan masalah lain yang lebih
spesifik, yaitu angka fertilitas dan angka mortalitas yang relatif tinggi.
Indonesia adalah negara yang mempunya banyak penduduk, Jumlah penduduk
Indonesia menempati urutan pertama negara di kawasan Asia Tenggara
sedangkan menempati urutan ke-5 . Jumlah penduduk Indonesia berada pada
urutan ke-4 (215,27 ju ta jiwa), setelah Cina (1,306 milyar jiwa), India (1,068
milyar jiwa). Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia memiliki
masalah-masalah kependudukan yang cukup serius dan harus segera diatasi
agar tidak terjadi ledakan penduduk. Faktor terjadinya ledakan penduduk
antara lain adalah :
1. Jumlah penduduk yang besar.
2. Pertumbuhan penduduk yang cepat.
3. Penyebaran penduduk yang tidak merata.
Menurut saya dalam menanggapi masalah ini, Pemerintah harus dapat
menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya dan juga menyediakan lapangan
kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial
lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit
diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta
untuk mengatasi masalah ini. Peran serta swasta yang telah dilakukan antara
lain pembangunan pabrik/industri, sekolah swasta, rumah sakit swasta dan
lain-lain.
17
penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia,
dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai
pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan
penduduk dunia.
Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai
kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya
merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan
sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode.
Ini dapat dituliskan dalam rumus:
P = Poekt
18
daerah memiliki kepadatan penduduk aritmatik yang rendah, maka
penyediaan fasilitas kesehatan, seperti puskesmas dapat digabung dengan
daerah yang berdekatan.
2. Kepadatan penduduk Indonesia antara pulau yang satu dan pulau yang
lain tidak seimbang.
Selain itu, kepadatan penduduk antara provinsi yang satu dengan provinsi yang
lain juga tidak seimbang. Hal ini disebabkan karena persebaran penduduk tidak
merata. Sebagian besar penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa dan
Madura. Padahal, luas wilayah pulau Jawa dan Madura hanya sebagian kecil
dari luas wilayah negara Indonesia. Akibatnya, pulau Jawa dan Madura
memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sedangkan di daerah-daerah
lain tingkat penduduknya rendah. Provinsi yang paling padat penduduknya
adalah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam
mendukung kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai
daerah di Indonesia tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih
tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di
Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra.
Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya.
Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau, dapat
berakibat pada terjadinya tekanan=tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa
daya dukung lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan
wilayah ter sebut dalam mendukung kehidupan.
H. Struktur Umur Penduduk dan Permasalahannya
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin secara grafik dapat
digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Piramida penduduk adalah
cara penyajian lain dari struktur umur penduduk. Dasar piramida penduduk
menunjukkan jumlah penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan
kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan
menurut umur.
Kegunaan Dengan melihat proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dalam
tiap kelompok umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh gambaran
mengenai sejarah perkembangan penduduk masa lalu dan mengenai
19
perkembangan penduduk masa yang akan datang. Struktur umur penduduk
saat ini merupakan hasil kelahiran, kematian dan migrasi masa lalu. Sebaliknya,
struktur umur penduduk saat ini akan menentukan perkembangan penduduk
di masa yang akan datang. Indonesia telah mengalami perubahan bentuk
piramida yang disebabkan oleh penurunan kelahiran dan penurunan kematian
bayi beberapa dekade yang lalu. Dalam hal ini dapat diidentifikasi 3 macam
bentuk piramida penduduk secara umum, yaitu:
1. Piramida penduduk yang mempunyai dasar lebar menunjukkan terjadinya
kelahiran yang tinggi diwaktu-waktu yang lalu.
2. Piramida penduduk yang berbentuk kerucut menunjukkan kelahiran besar di
waktu yang lalu tetapi kematian bayi yang tinggi menyebabkan proporsi
penduduk yang dapat hidup terus keusia dewasa dan menjadi tua lebih sedkit.
3. Piramida penduduk dengan badan gemuk dan dasar yang sama atau lebih
kecil dan dengan ujung atas yang membesar menunjukkan bahwa beberapa
waktu yang lalu telah terjadi jumlah kelahiran yang cukup besar, tetapi tingkat
kematian bayi menurun sehingga jumlah bayi yang lahir dan tetap hidup
mencapai usia dewasa lebih banyak dari jumlah sebelumnya.
Dengan melihat gambar piramida penduduk, secara sekilas kita mengetahui
struktur umur penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan pelayanan
kebutuhan dasar penduduk (baik balita, remaja, dewasa, laki-laki dan
perempuan, dan lansia) sekaligus melihat potensi tenaga kerja serta
membayangkan kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus
diciptakan.
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam piramida penduduk adalah
hasil Sensus Penduduk (SP). Untuk membuat piramida penduduk berdasarkan
data SP, data yang dibutuhkan adalah jumlah penduduk menurut jenis kelamin
dan kelompok umur 5 tahunan : 0-4; 5-9; 10-14; 15-19; 20-24; 25-29; 30-34;
35-39; 40-44; 45-49; 50-54; 55-59; 60-64; 65-69; 70-74; 75 tahun ke atas.
20
160,000 300,000
140,000
250,000
120,000
200,000
100,000
80,000 150,000
60,000
100,000
40,000
50,000
20,000
0 0
Jati Waringin Jati Bening Jati Cempaka Jati Bening Baru Jati Makmur Jumlah
140,000
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0
Laki-laki Perempuan Kepala keluarga
Jumlah
Penduduk
Anak-anak di 21
20,379
15,464
25,000
20,000
7,839 7,625
9,952 10,427
13,450
15,000
Jumlah
Penduduk
Remaja di
22
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
Jumlah
0
Usia 15-19 Perempuan
Laki-laki
Laki-laki Perempuan Jumlah
Usia 20-24
Jumlah
Penduduk
Dewasa di
14,000 25,000
12,000
20,000
10,000
15,000
8,000
6,000
10,000
4,000
5,000
2,000
0 0
Usia 25-29 Usia 30-34 Usia 35-39 Usia 40-44 Usia 45-49 Usia 50-54 Usia 55-59
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
23
Jumlah Penduduk Lansia
Di Kecamatan Pondok Gede
4,642
Usia 75 Keatas 1,788
2,854
5,995
Usia 70-74 2,242
3,753
Jumlah
Perempuan
7,576 Laki-laki
Usia 65-69 4,753
2,823
9,944
Usia 60-64 Tahun 5,588
4,526
24
Jumlah
Perempuan
Laki-Laki
25
Chart Title
48% Laki-Laki
52% 14.357
15.679 Perempuan
30%
112
47%
176
24%
89
Bab 3 : Penutup
26
Kesimpulan
Dari penelitian yang sudah kami lakukan ke kecamatan
Pondok Gede tentang data kependudukan kami
menyimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk saat ini masih
saja tinggi terbukti dari hasil data kependudukan diatas,ini
tentu dapat menimbulkan masalah yang pertama banyaknya
jumlah pengangguran karena tempat lapangan pekerjaan tidak
seimbang dengan jumlah angkatan kerja,masalah kedua bisa
menyebabkan banyak nya pengamen,pengemis dan
kriminalitas hal itu di lakukan para angkatan kerja agar
mereka dapat mendapatkan duit untuk menyambung hidupnya
tentu menyebabkan keresahan pada warga akibat banyak
kriminalitas.
Lalu yang tak kalah pentingnya dari hasil data di atas
adalah banyaknya jumlah pengangguran dapat di sebabkan
karna lapangan kerja yang sempit,rendah tingkat pendidikan
dll dan juga banyak perusahaan atau lembaga negara yang
tidak memberikan kesempatan kerja pada generasi ,mengapa
bisa di bilang tidak memberikan kesempatan pada generasi
muda? Ya contohnya saja dalam syarat kerja perusahaan atau
lembaga negara yang menginginkan orang untuk bekerja yang
sudah berpengalaman di bidang seperti 5 tahun,10 tahun
dll.ini faktor utama pengangguran dari hasil kesimpulan kami
Saran
27
Saran dari kami semua adalah yang pertama kita harus
memperhatikan pertumbuhan penduduk kita tidak boleh
beranggapan lagi bahwa “banyak anak banyak rejeki” itu
adalah persepsi orang-orang zaman dulu.Kalau di zaman dulu
benar saja mereka beranggapan banyak anak banyak rejeki
karna pertama zaman dulu orang tidak perlu sekolah saat
zaman pertama kali nya anggapan itu muncul karna dulu
makan saja susah beli baju dll dan mengapa mereka
beranggapan itu karna dulu mayoritas kita bekerja di sektor
Agraris saat mereka mempunyai banyak tentu para orang tua
akan menyuruh anak-anak nya untuk
berkebun,bertani,berladang,merawatnya dll dan membuat
hasil panen mereka akan lebih banyak karna bantuan anak nya
ketimbang para orang tua bekerja sendiri,sehingga berdampak
pula pada jumlah uang yang di dapat semakin banyak hasil
panen tentu semakin banyak pula uang yang di dapat.Jadi itu
kesimpulan kami mengenai banyak anak banyak rejeki.
Maka dari itu kita harus membuang persepsi itu karna
sudah tidak ada hubungannya lagi di masa modern
sekarang.Kedua pemerintah harus membangkitkan lagi
kebijakan keluarga berecana atau “KB” yang sudah mulai
memudar di masyarakat
Lalu untuk mengatasi masalah pengangguran menurut
kami para angkatan kerja harus pintar dalam memilih
pekerjaan agar mereka tidak terbebani dalam melakukan
pekerjaannya yang dapat mereka di pecat,Lalu bagi
perusahaan diharapkan untuk dapat bisa membuka
kesempatan kerja bagi para angkatan kerja baru jangan hanya
mencari yang profesional.Kami rasa itu saja saran-saran yang
dapat kami sampaikan untuk para pembaca
28
Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi
Data kependudukan tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi kami mengenai data
kependudukan kecamatan Pondok Gede.
29