Anda di halaman 1dari 7

Nama : Mannuril Laili Dini

Tugas : Ruang Kolaborasi Topik 4

Lakukan analisis dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Apa yg dimaksud dengan teaching at the right level?

Jawab :

Teaching at right level (TaRL) merupakan pendekatan belajar yang tidak


mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat kemampuan peserta
didik . Inilah yang menjadikan TaRL berbeda dari pendekatan biasanya.

Teaching at the right level adalah proses intervensi yang harus dilakukan
guru dengan memberikan masukan pembelajaran yang relevan dan spesifik untuk
menjembatani perbedaan yang ditemukan. Peserta didik tidak terikat pada tingkatan
kelas, namun di sesuaikan berdasarkan kemampuan peserta didik yang sama. Setiap
fase, ataupun tingkatan tersebut mempunyai capaian pembelajaran yang harus
dicapai. Proses pembelajaran peserta didik akan disusun mengacu pada capaian
pembelajaran tersebut, namun disesuaikan dengan karakteristik, potensi, kebutuhan
peserta didiknya

2. Mengapa capaian pembelajaran dirumuskan per fase?

Jawab :

Capaian pembelajaran dirumuskan per fase untuk membedakannya dengan


ruang lingkup kelas karena peserta didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar
dalam fase pembelajaran yang berbeda. Selain itu, penyusunan Capaian Pembelajaran
(CP) per fase merupakan upaya penyederhanaan sehingga peserta didik dapat
memiliki waktu yang memadai dalam menguasai kompetensi. Penyusunan CP per
fase ini juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai
dengan tingkat pencapaian (Teaching at the Right Level), kebutuhan, kecepatan, dan
gaya belajar mereka.
3. Apa yang anda pahami capaian pembelajaran?

Jawab :

Capaian pembelajaran (learning outcomes) adalah suatu ungkapan


tujuan pendidikan, yang merupakan suatu pernyataan tentang apa yang diharapkan
diketahui, dipahami, dan dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan
suatu periode belajar.

4. Mengapa perlu capaian pembelajaran?

Jawab :

Perlu adanya capaian pembelajaran karena capaian pembelajaran biasanya


digunakan untuk menentukan tingkat kerangka kualifikasi, menetapkan standar
kualifikasi, menjelaskan program dan kursus, mengarahkan kurikulum, dan
menentukan spesifikasi penilaian. Sehingga, ketika mengidentifikasi tujuan belajar
dapat lebih terukur. Ketuntasan capaian pembelajaran dapat diidentifikasi setelah
peserta didik mengikuti proses pembelajaran melalui penilaian dan harus dapat
didemonstrasikan dalam kehidupan nyata.

Selain itu capaian pembelajaran secara tak langsungakan mempengaruhi


metode pengajaran, pembelajaran lingkungan dan praktik penilaian

5. Apa yang dimaksud menyesuaikan pembelajaran dengan situasi dan lingkungan


belajar yang ada?

Jawab :

Menyesuaikan pembelajaran dengan situasi dan lingkungan belajar yang ada


merupakan tempat sebagai faktor penunjang belajar yang nyaman memudahkan
siswa untuk berkonsentrasi dengan mempersiapkan situasi dan lingkungan yang tepat,
siswa akan mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat menikmati proses belajar
yang siswa lakukan.
6. Apa itu capaian pembelajaran setiap fase?

Capaian pembelajaran setiap fase merupakan upaya penyederhanaan sehingga


peserta didik dapat memiliki waktu yang memadai dalam menguasai kompetensi.
Penyusunan Capaian Pembelajaran per fase ini juga memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian (Teaching at the Right
Level), kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajar mereka. Hal ini karena Capaian
Pembelajaran disusun dengan memperhatikan fase-fase perkembangan anak. Selain
itu, penyusunan Capaian Pembelajaran per fase berguna bagi guru dan satuan
pendidikan.

7. Bagaimana cara membuat capaian pembelajaran?

Jawab :

Cara membuat capaian pembelajaran, yaitu

a. Di dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai ditulis dalam paragraf yang memadukan
antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau disposisi untuk belajar.

b. Capaian Pembelajaran dirancang dengan banyak merujuk kepada teori belajar


Konstruktivisme dan pengembangan kurikulum dengan pendekatan “Understanding
by Design” (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins & Tighe (2005). Dalam
kerangka teori ini, “memahami” merupakan kemampuan yang dibangun melalui
proses dan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk
dapat menjelaskan, menginterpretasi dan mengaplikasikan informasi, menggunakan
berbagai perspektif, dan berempati atas suatu fenomena. Dengan demikian,
pemahaman bukanlah suatu proses kognitif yang sederhana atau proses berpikir
tingkat rendah.

c. Merujuk pada Taksonomi Bloom, pemahaman dianggap sebagai


proses berpikir tahap yang rendah (C2). Namun demikian, konteks Taksonomi Bloom
sebenarnya digunakan untuk perancangan pembelajaran dan asesmen kelas yang lebih
operasional, bukan untuk capaian pembelajaran yang lebih abstrak dan umum.
Taksonomi Bloom lebih sesuai digunakan untuk menurunkan atau menerjemahkan
Capaian Pembelajaran ke tujuan pembelajaran yang lebih konkret.

Tujuan menjelaskan kemampuan atau kompetensi yang dituju setelah peserta


didik mempelajari mata pelajaran tersebut secara keseluruhan.

Karakteristik menjelaskan apa yang dipelajari dalam mata pelajaran tersebut,


elemen-elemen atau domain (strands) yang membentuk mata pelajaran dan
berkembang dari fase ke fase.

Capaian per fase disampaikan dalam dua bentuk, yaitu secara keseluruhan dan
capaian per fase untuk setiap elemen. Oleh karena itu, penting untuk pendidik
mempelajari Capaian Pembelajaran untuk mata pelajarannya secara menyeluruh.

Memahami Capaian Pembelajaran adalah langkah pertama yang sangat


penting. Setiap pendidik perlu familiar dengan apa yang perlu mereka ajarkan,
terlepas dari apakah mereka akan mengembangkan kurikulum, alur tujuan
pembelajaran, atau silabusnya sendiri atau tidak.

8. Bagaimana cara menggunakan capaian pembelajaran dengan prinsip pembelajaran?

Jawab :

Cara menggunakan Capaian Pembelajaran dengan prinsip pembelajaran yang


disesuaikan tingkat pencapaian siswa (kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajar sesuai
dengan fase perkembangan anak) :

a. Ciptakan lingkungan yang penuh perhatian, saling peduli, terbuka, dan nyaman
untuk belajar.
b. Tumbuhkan hubungan yang positif dan konsisten dengan anak-anak lain dan orang
dewasa (dalam jumlah yang terbatas).
c. Ciptakan kebiasaan saling menghargai dalam ruang kelas sehingga anak juga belajar
untuk menghormati dan memahami perbedaan-perbedaan yang ada dan mampu
menghargai kelebihan-kelebihan tiap orang.
d. Berikan anak-anak kesempatan untuk bermain bersama, mengerjakan tugas dalam
kelompok kecil, berbicara dengan teman-temannya atau orang dewasa. Melalui hal-
hal tersebut anak belajar bahwa kelebihan dan minatnya berpengaruh terhadap
kelompoknya.
e. Lingkungan belajar harus mempunyai tempat untuk dapat bergerak dan beraktivitas
dengan leluasa namun juga menyediakan tempat dimana mereka dapat beristirahat.
f. Berikan anak keleluasan untuk belajar dengan berbagai cara tetapi sediakan juga
kegiatan yang terjadawal dan rutin.
g. Gunakan metode mengajar yang tepat.
h. Ciptakan lingkungan yang tanggap akan kebutuhan anak dan merangsang
kecerdasan.
i. Gabungkan bermacam-macam pengalaman, material dan strategi mengajar dalam
menyusun kurikulum dan sesuaikan dengan pengalaman-pengalaman yang dipunyai
anak sebelumnya, tingkat kematangan, gaya belajar, kebutuhan, dan minatnya.
j. Gabungkan bahasa dan budaya dari rumah anak dengan sekolah sehingga setiap
anak dapat menyumbangkan keunikannya dan belajar untuk menghargai perbedaan
yang ada.
k. Berikan kesempatan anak untuk memilih dan membuat rencana untuk aktivitas
belajar agar mereka belajar berinisiatif dan ajukan pertanyaan dan komentar yang
merangsang anak berpikir.
l. Berikan perhatian dan dukungan dalam berbagai bentuk seperti pujian dan
kedekatan fisik (misal: membelai kepala anak, memeluk, dll).
m. Sesuaikan derajat kesulitan dengan tingkat keterampilan dan pengetahuan anak agar
anak menjadi percaya diri bila berhasil mengejakan tugas-tugasnya.
n. Kembangkan kemampuan anak untuk bertanggung jawab dan mengatur diri.
o. Susunlah kurikulum yang tepat dan buatlah evaluasi atas proses dan hasil belajar
anak.
SUMMARY TOPIK 4

Pembelajaran berdiferiensiasi adalah pembelajaran yang menyatukan


keragaman peserta didik dengan mengacu pada 3 aspek yaitu: Konten yang berarti
mengetahui karakteristik peserta didik yaitu kesiapan belajar, minat belajar dan profil
belajar peserta didik. Isi yaitu membuat strategi pembelajaran yang menarik sehingga
peserta didik senang dan nyaman dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan
keragaman kemampuan peserta didik yang berbeda-beda dan menuntun peserta didik
dalam proses pembelajaran atau pelaksanaan pembelajaran melihat dari materi
pelajaran, capaian pembelajaran(cp)/ kompetensi dasar (kd) yang ingin dicapai,
kemampuan peserta didik yang berbeda pada anak, dan sarana-prasarana di sekolah.
Serta membuat produk yang sesuai dengan keragaman peserta didik menyesuaikan
gaya belajar peserta didik (gaya belajar visual, gaya belajar kinestetik, dan gaya
belajar auditori)

Pada dasarnya pembelajaran berbasis budaya ini adalah renspon dari


perkembangan informasi dan teknologi yang semakin tahun semakin maju sehingga
mempengaruhi pola pikir generasi bangsa indonesia, penyebabnya banyak sekali
generasi muda tidak tau tentang budaya-budaya lokal yang ada di sekitar wilayah
tinggalnya dan apabila hal ini terjadi terus menerus maka budaya lokal akan tergerus
dimakan zaman. Dalam hal ini pendidik harus merespon dengan membuat strategi
pembelajaran dengan menyesuaikan keadaan lingkungan budaya yang ada di sekitar
tempat tinggal peserta didik serta menyatukan keragaman kebudayaan peserta didik
dalam suatu pembelajaran contohnya adalah materi pembelajaran dikaitkan dengan
budaya yang ada di sekitar tempat tinggal peserta didik serta memberikan pilihan
pembuatan produk evaluasi dengan menyesuaikan alam yang ada di sekitar tempat
tinggal peserta didik.

Pengajaran sesuai level peserta didik tidak di fokuskan pada level usia anak
yang berada di dalam kelas melainkan jauh lebih dari itu yaitu pengelompokan peserta
didik dengan menggunakan beberapa aspek yaitu kesiapan belajar belajar, minat
belajar, profil belajar peserta didik. Setelah pengelompokan pendidik memberikan
proses pembelajaran yang menyesuaikan level pembelajaran peserta didik dan apabila
dalam proses pembelajaran ditemukan peserta didik yang jauh memahami dan kurang
memahami pembelajaran maka dilakukan proses pengayaan dan remdial untuk
peserta didik tersebut

Anda mungkin juga menyukai