Bab 3 Gambaran Lokasi
Bab 3 Gambaran Lokasi
PETA 3.1
TATA GUNA LAHAN LOKASI PERENCANAAN
3.3.1 Topografi
Tujuan dilakukannya pengukuran topografi adalah untuk mengetahui bentuk dan
keadaan permukaan tanah di lokasi perencanaan. Pengukuran topografi ini dipakai untuk
penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman, yang diperuntukkan bagi permukiman
transmigrasi Pola Tanaman. Kondisi topografi pada lokasi perencanaan sangat
berpengaruh pada proses perencanaan pemanfaatan ruang, dimana kondisi topografi
sangat menentukan bagi luasan lahan; area kawasan yang dapat dimanfaatkan sebagai
lkawasan permukiman ataupun kawasan budidaya.
PETA 3.2
KEPEMILIKAN LAHAN
3.3.2 Tanah
Kondisi tanah pada lokasi perencanaan umumnya mempunyai warna cerah,
seperti coklat gelap kekuningan, dan kuning kecoklatan. Warna tanah tersebut termasuk
dalam jenis tanah Kambisol Eutrik, Mediteran Haplik, dan Kambisol Arenik. Kedalaman
efektif tanah sangat dalam, sehingga memungkinkan perakaran tanah akan tumbuh dan
berkembang dengan baik. Tidak dijumpai kotak litik maupun paralitik yang dapat
menghambat perkembangan akar. Tekstur tanah yang dominan adalah lempung liat dan
sebagian kecil luasan terdapat tekstur lempung berpasir, khususnya pada daerah-daerah
disekitar tepi sungai.
Mediteran haplik
Tanah jenis ini terbentuk dari bahan induk batu lumpur, dengan tingkat
perkembangan lebih lanjut (tingkat agrilik). Hal tersebut dapat dilihat dari susunan
horizon yang ada terdiri dari apipedon okrik, dan pada sub horison adalah agrilik
(horizon B agrilik). Jenis tanah ini mempunyai sifat: solum sangat dalam, tekstur
lempung sampai liat berdebu, struktur tanah bergumpal, tingkat perkembangan
lemah, ukuran halus. Konsistensi gembur pada lapisan atas, dan padat pada lapisan
bawah. Warna lapisan atas coklat kelabu hingga coklat pucat, perekatan dalam,
drainase agak cepat sampai, pori mikro banyak, meso dan makro sedikit.
PETA 3.3
TOPOGRAFI
Kambisol eutrik
Tanah jenis ini terbentuk dari bahan induk batu lumpur, dengan tingkat
perkembangan awal. Hal tersebut dapat dilihat dari susunan horizon yang ada terdiri
dari epipedon okrik, dan sub horizon kambik. Jenis tanah ini bersifat: solum sangat
dalam, tekstur lempung berpasir sampai liat berdebu, struktur tanah gumpal, tingkat
perkembangan lemah, dan ukuran halus. Konsistensi gembur pada lapisan atas, dan
padat pada lapisan bawah. Berwarna coklat kelabu pada lapisan atas, dan lapisan
bawah coklat terang kekuningan sampai kuning kecoklatan.
Perakaran dalam, drainase agak cepat sampai, memiliki pori mikroba mikro dan
sedikit makro. Reaksi tanah asam, KTK rendah, tingkat kejenuhan basa tinggi –
sangat tinggi.
Kambisol arenik
Terbentuk dari bahan induk batu pasir dan batu konglomerat, dengan tingkat
perkembangan awal. Hal tersebut dapat dilihat dari susunan horizon yang dicirikan
oleh epipedon okrik, dan pada sub horizon kambik. Jenis tanah ini memiliki sifat:
solum sangat dalam, tekstur lempung berpasir, struktur tanah lapisan atas lemah,
tingkat perkembangan lemah, dan ukuran halus, bagian bawah tidak ada,
konsistensi gembur.
Memiliki warna lapisan atas coklat terang – coklat kekuningan, lapisan bawah coklat
sangat pucat – kuning kecoklatan. Perakaran dalam, drainase cepat, memiliki
banyak pori mikro dan sedikit pori meso dan makro. Reaksi tanah asam, KTK rendah
– sangat rendah, tingkat kejenuhan basa sangat tinggi – sedang.
Sifat fisik tanah merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman, sehingga sifat-sifat fisika tanah tersebut akan
mempengaruhi tindakan pengolahan dan pengelolaan tanah secara keseluruhan. Sifat-
sifat fisika tanah pada lokasi perencanaan adalah sebagai berikut:
Tekstur
Tekstur merupakan perbandingan relatif antar jumlah partikel-partikel tanah
berukuran liat, debu, dan pasir yang dinyatakan dalam persen. Bahan-bahan yang
berukuran lebih besar dari pasir disebut sebagai bahan kasar. Tekstur merupakan
sifat fisika tanah yang hampir tidak dapat dirubah dengan pemberian tindakan
pengolahan tanah dan pengelolaan lainnya. Oleh karena itu, perbandingan fraksi
pasir, debu, dan liat yang seimbang dalam proporsinya akan menciptakan kondisi
serasi tanah, ketersediaan air, permeabilitas, dan ketersediaan unsur hara yang
mampu mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih baik.
Kisaran tekstur tanah berada pada kelas lempung berpasir hingga liat. Pada tanah
yang bertekstur lempung berpasir dan liat, diperlukan penambahan bahan organik.
Penambahan bahan organik pada tekstur ini bertujuan untuk menambah kapasitas
menahan air, dan menyuplai unsur hara. Sedangkan penambahan bahan organik
pada tanah bertekstur liat bertujuan untuk menggemburkan tanah sehingga tercipta
air aerasi tanah yang lebih baik. Air aerasi tanah yang lebih baik akan membantu
perkembangan akar yang lebih baik.
Pori Drainase
Pori tanah merupakan bagian volume tanah yang tidak terisi oleh bahan padat, baik
mineral maupun bahan organik. Ruang pori tersebut merupakan bagian volume
tanah yang akan menyediakan udara dan air bagi kebutuhan tanaman, sehingga
tumbuhan dapat menyerap unsur hara yang dibutuhkannya, yang akhirnya dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Distribusi ruang pori tanah akan sangat
bergantung pada tekstur, struktur, kemantapan agregat tanah, dan bahan organik.
Pori drainase cepat pada tanah di lokasi perencanaan berjumlah antara 8 – 15 %.
Pori drainase lambat antara 3 – 14 %. Pori drainase pada umumnya kurang
mendukung sirkulasi udara dalam tanah. Untuk mengatasi kondisi tersebut, perlu
adanya penambahan bahan organik pada tanah. Penambahan ini disarankan untuk
menggunakan pupuk kandang, sehingga tidak merusak proses kimia tanah, dan
tidak mengganggu ekosistem dan aktifitas organisme tanah.
Permeabilitas
Permeabilitas tanah merupakan kemampuan tanah untuk melalui air secara
horizontal maupun vertikal dalam penampang tanah pada keadaan jenuh.
Permeabilitas akan sangat bergantung pada tekstur, struktur, pemantapan agregat
tanah, distribusi ruang, dan bahan organik. Tanah dengan tekstur lempung, dan
bahan organik yang cukup tinggi akan mempunyai nilai permeabilitas yang makin
baik pula.
Permeabilitas tanah pada lokasi perencanaan berdasarkan hasil analisa laboratorium
adalah sedang, dengan lapisan atas memiliki nilai berkisar antara 5,1 – 7,2 cm/jam.
Pada lapisan tanah bawah memiliki nilai 5,02 – 6,06 cm/jam. Nilai terendah terdapat
pada tanah kambisol haplik.
Kondisi tanah dasar di lokasi perencanaan umumnya berasal dari lempung berliat
dan sebagian berbutir kasar (kerikil), dan dalam keadaan kering relatif berdebu. Pada
waktu hujan akan cenderung berlumpur, namun jika terkena panas akan cepat mengeras.
Dari hasil analisa penetapan pH1, N1, P2O5, K2O, KTK, KB, AI-dd. Dapat dikatakan
bahwa kualitas tanah pada lokasi perencanaan mempunyai kadar kandungan zat hara
yang dapat digunakan untuk pertanian, perikanan, dan peternakan. Dimana tanaman
memerlukan bahan makanan untuk tumbuh. Bahan makanan tanaman, sebagian besar
berada didalam tanah dan udara.
Berikut adalah Data hasil analisa sampel tanah pada lokasi perencanaan, Desa
Lamelay.
Tabel 3.1 Data Analisa Sample Tanah
KODE PARAMETER
NO
SAMPLE N P2O5 K2O KTK KB AI-dd
pH
(% ) (ppm) (% ) (me/100g) (% ) (% )
1 A 4.5 2.15 6.37 14.41 11.70 24.60 7.60
2 B 4.7 2.32 6.26 14.18 12.40 25.30 8.20
Sumber: Hasil Analisa Lab. Lingkungan Hidup Bapedalda Kab. Konawe, 2007
3.3.3 Hidrologi
Air merupakan bahan kebutuhan primer dalam kehidupan. Didalam air terjadi
siklus air, sehingga air tidak bisa murni. Air alam mengandung berbagai zat terlarut dan
tidak terlarut. Secara fisis, air dapat dilihat melalui warna, rasa, bau, kekeruhan, dan suhu
yang tidak tinggi, secara kimia memiliki pH netral, tidak mengandung logam berat, tidak
banyak mengandung oksigen (DO, BOD). Secara biologi, air tidak mengandung
mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit; bakteri patogen. Dengan adanya
kemajuan yang pesat, ternyata timbul masalah baru misalnya pada sumber air yang biasa
dipakai untuk keperluan sehari-hari. Warna air, rasa, dan baunya berubah juga disertai
dengan kenaikan pH. Kondisi ini menunjukkan bahwa air sudah dalam keadaan tercemar.
Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari pembuangan limbah industri yang tidak terawasi,
pemakaian bahan-bahan pertanian yang tidak terarah sehingga menimbulkan
pencemaran yang diakibatkan kontaminasi biologis, kimiawi, dan secara fisis.
Faktor penting dalam menentukan kelayakan sumber daya air, adalah kualitas air.
Nilai kualitas air dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan jenis dan tingkat
perlakuan yang harus diberikan bilamana air tersebut akan digunakan sebagai sumber air
minum, umber air bersih, dan sumber air untuk pertanian. Pengamatan kualitas air
dilakukan dengan mengambil sample di lokasi, dan diuji di laboratorium.
Golongan D : Air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri, dan PLTA.
Kesimpulan yang bisa diambil dari analisa terhadap kualitas standar air di lokasi
perencanaan menunjukkan bahwa diperoleh hasil yang sesuai dengan standar kualitas
yang diinginkan menurut baku mutu. Semua data tersebut diperlakukan sesuai perlakuan
llaboratorium lingkungan dan diamati selama beberapa hari untuk mendapatkan tingkat
akurasi dan ketelitian sesuai dengan ketentuan yang diprasyaratkan.
3.4.1 Iklim
Iklim adalah gejala atmosfer sehari-hari dalam kurun waktu satu tahun pada
wilayah yang relatif luas. Iklim sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan
tanaman, khususnya dalam kaitannya dengan kondisi ketersediaan air bagi tanaman yang
diperlukan dalam proses fotosintesis. Untuk perencanaan kawasan permukiman
transmigrasi yang berdasar pada sektor pertanian, maka iklim merupakan salah satu
faktor yang penting.
Pada lokasi perencanaan, terdapat 5 sampai 6 bulan basah yang terjadi secara
berturut-turut, dan mempunyai 2 sampai 3 bulan kering. Bulan basah adalah bulan
dimana curah hujan lebih besar dari 200 mm, sedangkan bulan lembab adalah bulan
dengan curah hujan antara 100 – 200 mm, dan bulan kering adalah bulan dengan curah
hujan kurang dari 100 mm. Tipe iklim pada wilayah Desa Lamelay termasuk dalam iklim
basah. Klasifikasi ini didasarkan pada klasifikasi Oldemen dan Peta zona agroklimat
oldemen wilayah Sulawesi Tenggara.
permukaan tanah atau permukaan air ke udara. Transpirasi adalah besarnya penguapan
melalui tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi evaptranspirasi adalah suhu udara,
kecepatan angin, dan penyinaran matahari. Diketahui bahwa pada lokasi perencanaan,
kondisi kekurangan pasokan air hujan akan terjadi pada Bulan September – Nopember.
teknologi tersebut secara nyata tidak menguntungkan, memerlukan biaya yang mahal
sehingga tidak terjangkau, dan kurang praktis penerapannya, mereka akan
menghindarinya (Najiati dkk, 2000). Transmigran umumnya berasal dari multi etnis yang
masing-masing membawa budaya dari daerah asalnya. Budaya tersebut dapat berkaitan
langsung dengan sistem usaha tani atau tidak sama sekali. Masuknya teknologi baru ke
permukiman transmigrasi akan dapat bersinggungan dengan budaya baik secara
langsung atau tidak.
Pada lokasi perencanaan, sebagian besar penduduk memeluk agama Islam,
sehingga adat-istiadat penduduk lokal banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai agama Islam,
namun demikian, masih dijumpai sebagian kecil penduduk yang menganut kepercayaan
yang bersifat animisme. Tingkat pendidikan penduduk lokal sendiri dapat dikatakan
rendah, kondisi ini dapat dikatakan sebagai akibat dari jauhnya lokasi sarana pendidikan
dengan lokasi tempat tinggal mereka.
Berdasarkan hasil survey awal dengan penduduk lokal, khususnya dengan para
tokoh masyarakat, diketahui bahwa masyarakat memberi tanggapan positif, dan
mendukung rencana pembukaan permukiman transmigrasi di wilayah mereka. Penduduk
setempat berharap bahwa pembangunan lokasi permukiman transmigrasi tersebut dapat
memacu perkembangan wilayah, serta kegiatan perekonomian wilayah yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Melihat kondisi tersebut, maka pembangunan lokasi permukiman transmigrasi
baru pada Desa Lamelay secara sosial tidak mendapat masalah yang terlalu berarti, akan
tetapi tetap perlu adanya antisipasi dan proses sosialisasi yang akan memperlancar proses
pembauran antara transmigran dengan penduduk lokal, karena walau bagaimanapun
akan tetap terdapat perbedaan budaya dan adat-istiadat.