V Metode
V Metode
Sarana prasarana infrastruktur merupakan suatu dasar atau kerangka pada suatu
permukiman yang bermanfaat sebagai komponen pelayan masyarakat yang
berfungsi mendukung segala aktifitas yang ada dipermukiman tersebut melalui
fasilitas-fasilitas yang disiapkan. Sarana Infrastruktur itu sendiri dibedakan
menjadi 2 (dua) macam:
1. Sarana prasarana yang bersifat fisik merupakan bangunan pendukung
permukiman yang terlihat seperti jalan, drainase, jembatan.
2. Sarana prasarana yang bersifat sistem, dimana sarana prasarana ini
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat tetapi karena sistemnya yang
berjalan baik seperti SAB, telekomunikasi, jaringan IPAL.
Menurut Grigg (2000) ada 6 kategori besar infrastruktur yaitu:
1. Kelompok jalan (jalan, jalan raya, jembatan).
2. Kelompok pelayanan transportasi (transit, jalan rel, pelabuhan,
bandar udara).
3. Kelompok air (air bersih, air kotor, semua sistem air, termasuk jalan air).
4. Kelompok manajemen limbah (sistem manajemen limbah padat).
5. Kelompok bangunan dan fasilitas olahraga luar.
6. Kelompok produksi dan distribusi energi (listrik dan gas)
Sedangkan fasilitas fisik Infrastruktur:
1. Sistem penyediaan air bersih, termasuk dam, reservoir, transmisi,
treatment, dan fasilitas distribusi.
2. Sistem manajemen air limbah, termasuk pengumpulan, treatment,
pembuangan, dan sistem pemakaian kembali.
3. Fasilitas manajemen limbah padat.
4. Fasilitas transportasi, termasuk jalan raya, jalan rel dan bandar udara.
,termasuk didalamnya adalah lampu, sinyal, dan fasilitas control
5. Sistem transit public.
6. Sistem kelistrikan, termasuk produksi dan distribusi.
7. Fasilitas pengolahan gas alam.
8. Fasilitas pengaturan banjir, drainase, dan irigasi.
9. Fasilitas navigasi dan lalu lintas / jalan air.
10. Bangunan publik seperti sekolah, rumah sakit, kantor polisi, fasilitas
pemadam kebakaran.
11. Fasilitas perumahan.
12. Taman, tempat bermain, dan fasilitas rekreasi, termasuk stadion.
PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas umum) merupakan kelengkapan fisik untuk mendukung
terwujudnya perumahan yang sehat, aman dan terjangkau. Dengan demikian ketersediaan
prasarana, sarana, dan utilitas umum merupakan kelengkapan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari upaya pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.
Penyediaan atau bantuan PSU adalah pemberian sebagian dari komponen PSU yang
merupakan satu kesatuan sistem jaringan PSU perumahan dan kawasan permukiman yang
fungsional. (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2011 tentang Pedoman Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman)
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman perkotaan ataupun
perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya
pemenuhan rumah yang layak huni. (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan
Permukiman)
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. (Peraturan Menteri
Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman
Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman)
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan
penghidupan. (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2011 tentang Pedoman Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman)
Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu
untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman. (Peraturan
Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 tentang
Pedoman Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman)
Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi. (Peraturan
Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 tentang
Pedoman Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman)
Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian. (Peraturan
Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 tentang
Pedoman Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman)
Dalam Permendagri No 9 Tahun 2009 tentang Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas
Perumahan dan Permukiman di Daerah, fasilitas umum maupun fasilitas sosial masih
dikategorikan dalam prasarana, yang merupakan kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan perumahan dan permukiman dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Serta, dapat pula sebagai sarana, yaitu fasilitas penunjang yang berfungsi untuk
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya. Fasilitas umum
dan fasilitas sosial merupakan sebuah prasarana atau sarana penunjang layanan kegiatan
yang ada dalam perumahan.
(SNI 03-1733-2004 )
b) Penggolongan
Acuan penggolongan sarana hunian ini berdasarkan beberapa
ketentuan / peraturan yang telah berlaku, berdasarkan tipe wujud fisik
arsitektural dibedakan atas:
1. Hunian Tidak Bertingkat
Hunian tidak bertingkat adalah bangunan rumah yang bagian huniannya
berada langsung di atas permukaan tanah, berupa rumah tunggal,
rumah kopel dan rumah deret. Bangunan rumah dapat bertingkat
dengan kepemilikan dan dihuni pihak yang sama.
2. Hunian Bertingkat
Hunian bertingkat adalah rumah susun (rusun) baik untuk golongan
berpenghasilan rendah (rumah susun sederhana sewa), golongan
berpenghasilan menengah (rumah susun sederhana) dan maupun
golongan berpenghasilan atas (rumah susun mewah apartemen).
Bangunan rumah bertingkat dengan kepemilikan dan dihuni pihak yang
berbeda dan terdapat ruang serta fasilitas bersama.
(SNI 03-1733-2004)
(SNI 03-1733-2004)
3. Sarana peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi
kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang
direncanakan selain
sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat
yang bersangkutan. Oleh karena berbagai macam agama dan kepercayaan yang
dianut oleh masyarakat penghuni yang bersangkutan, maka kepastian tentang
jenis dan jumlah fasilitas peribadatan yang akan dibangun baru dapat dipastikan
setelah lingkungan perumahan dihuni selama beberapa waktu. Pendekatan
perencanaan yang diatur adalah dengan memperkirakan populasi dan jenis
agama serta kepercayaan dan kemudian merencanakan alokasi tanah dan lokasi
bangunan peribadatan sesuai dengan tuntutan planologis dan religius. Dasar
penyediaan ini juga akan mempertimbangkan pendekatan desain keruangan
unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Hal ini dapat terkait dengan
bentukan grup bangunan / blok yang nantinya lahir sesuai konteks
lingkungannya. Penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan
jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang
harus dipenuhi untuk melayani area tertentu.
Jenis sarana peribadatan sangat tergantung pada kondisi setempat dengan
memperhatikan struktur penduduk menurut agama yang dianut, dan tata cara
atau pola masyarakat setempat dalam menjalankan ibadah agamanya.
Adapun jenis sarana ibadah untuk agama Islam, direncanakan sebagai berikut:
a. Kelompok penduduk 250 jiwa, diperlukan musholla/langgar.
b. Kelompok penduduk 2.500 jiwa, disediakan masjid.
c. Kelompok penduduk 30.000 jiwa, disediakan masjid kelurahan
d. Kelompok penduduk 120.000 jiwa, disediakan masjid
kecamatan. Untuk sarana ibadah agama lain, direncanakan sebagai
berikut:
a. Katolik mengikuti paroki.
b. Hindu mengikuti adat.
c. Budha dan kristen protestan mengikuti sistem kekerabatan atau
hirarki lembaga.
Untuk sarana ibadah agama Islam dan Kristen Protestan dan Katolik, kebutuhan
ruang dihitung dengan dasar perencanaan 1,2 m 2/jemaah, termasuk ruang
ibadah, ruang pelayanan dan sirkulasi pergerakan. Untuk sarana ibadah agama
Islam, luas lahan minimal direncanakan sebagai berikut:
a. Musholla/langgar dengan luas lahan minimal 45 m2
b. Masjid dengan luas lahan minimal 300 m2
c. Masjid kelurahan dengan luas lahan minimal 1.800 m2
d. Masjid kecamatan dengan luas lahan minimal 3.600 m2
Untuk agama lain, kebutuhan ruang dan lahan disesuaikan dengan kebiasaan
penganut agama setempat dalam melakukan ibadah agamanya.
(SNI 03-1733-2004)
(SNI 03-1733-2004)
(SNI 03-1733-2004)
(SNI 03-1733-2004)
(SNI 03-1733-2004)
(SNI 03-1733-2004)
Pendataan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) perumahan merupakan upaya awal
dalam menangani kondisi permasalahan penyelenggaraan PSU perumahan. Ketersediaan
PSU merupakan kelengkapan dan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman. Ketersediaan PSU yang belum optimal dapat
menyebabkan beberapa masalah dalam perumahan dan kawasan permukiman misalnya,
kondisi prasarana jalan yang baik hanya dibangun sampai pintu masuk utama, sementara
jalan menuju ke kavling-kavling perumahan adalah jalan berbatu atau bahkan masih tanah.
Ketidaksesuaian standar pada prasarana ini membuat ketidaknyamanan bagi penghuni.
Permasalahan pada PSU diartikan bahwa solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
melakukan pendataan kebutuhan PSU. Oleh karena itu, pendataan PSU sangat penting
untuk dilakukan.
Pendataan PSU perlu dilakukan karena dapat memperoleh informasi terkait ketersediaan
dan kondisi PSU di lingkungan perumahan dan kawasan permukiman. Pendataan PSU yang
dilaksanakan secara rutin akan mendukung terciptanya sistem pelaporan yang
berkelanjutan, tepat waktu, lengkap, dan akurat (Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kota Makassar, 2022). Selain itu pendataan PSU perumahan yang terkoneksi
dengan Sistem Informasi Geografis (SIG), dapat mempermudah pemerintah dalam
melakukan monitoring yang komprehensif. Melalui pendataan PSU, pemerintah akan lebih
mudah dalam mengidentifikasi perumahan dan kawasan permukiman yang membutuhkan
pembangunan atau perbaikan PSU.
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data
yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan), dalam arti yang lebih
sempit adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun,
menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya
data yang diidentifikasi menurut lokasinya dalam sebuah database sistem yang mampu
melakukan berbagai proses yang dapat mengubah data menjadi suatu informasi
yang digunakan untuk mengambil suatu keputusan. Beberapa pengertian SIG
menurut para ahli diantaranya:
1. Pengertian Sistem Informasi Geografis menurut Arronoff (1989), adalah
sebagai suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam
menangani data bereferensi geografis yaitu pemasukan data, manajemen
data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data,
serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang
berhubungan dengan geografi.
2. Pengertian Sistem Informasi Geografis menurut Burroug (1986), adalah
sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan,
mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai
referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan
dan perencanaan. Dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi
geografis beberapa subsistem data input, data output, data management,
data manipulasi dan analysis.
Jenis Sistem Informasi Geografis
a. Sistem manual (analog).
Sistem informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti
peta, lembar transparansi untuk susunan, foto udara, laporan statistik dan
laporan survey lapangan. Semua data tersebut dikompilasi dan dianalisis
secara manual dengan alat tanpa komputer.
b. Sistem otomatis (berbasis digital komputer)
Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya,
sistem informasi geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai
sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat
berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi,
data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi.
Data
manipulation
dan analisis
Sistem Informasi
Data input Data output
Geografis
Data menejemen
Definisi Data
Data merupakan keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang dikumpulkan
dari suatu populasi atau bagian populasi yang akan digunakan untuk menerangkan
ciri- ciri populasi yang bersangkutan. Pengertian data menurut Jogiyanto (2005)
adalah bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak sehingga
perlu diolah lebih lanjut. Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa data merupakan fakta atau keterangan yang dikumpulkan darisuatu populasi
yang perlu diolah lebih lanjut untuk menjelaskan karakteristik populasi tersebut.
Agar data dapat menerangkan ciri-ciri populasi dengan benar, maka data tersebut
harus memenuhi kriteria sebagai berikut. Data yang bersifat objektif adalah data
yang benar-benar sama dengan keadaan yang sebenarnya
a. Mewakili populasi
b. Galat baku (standard error) kecil
c. Tepat waktu
d. Relevan
Unsur Peta
Seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi, yang dimaksud dengan unsur peta
adalah segala sesuatu yang harus ada pada peta atau bagian bagian yang harus
terdapat pada peta. Jika ada salah satu unsur peta yang tidak terpenuhi, maka peta
tersebut tidak baik atau kurang baik. Beberapa unsur dari peta yang terdapat dalam
peta.
1. Judul Peta
Judul dari peta mencerminkan isi utama dari peta, contohnya peta
yang berjudul, suatu wliayah dan menjelaskan tentang wilayah
tersebut.
2. Skala Peta
Skala Peta menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dengan
jarak sesungguhnya dilapangan. Berdasarkan bentuknya, peta
dikelompokan menjadi dua yaitu skala garis dan skala angka.
a. Skala Garis (Skala grafis)
Pengertian dari skala garis adalah skala peta yang berbentuk
garis dengan ukuran perbandingan tertentu. Skala garis
biasanya diletakan pada bagian dalam peta di atas legenda
atau didalam kolom legenda.
b. Skala Angka (Skala Numerik)
Merupakan skala yang berupa angka yang biasanya diletakan
pada bagian atas legenda atau didalam kolom legenda.
3. Penunjuk Arah atau Orientasi
Secara umum peta menggunakan orientasi utara artiya adalah bagian
atas pada peta selalu menunjukkan arah utara. Bentuk atau simbol
orientasi arah peta bermacam macam, salah satunya berupa anak
panah dengan huruf U pada bagian atasnya.
Bentuk Peta
Peta yang sering sekali kita jumpai berbentuk datar atau peta biasa yang
hanya tergambar diatas lembaran kertas. Sebenarnya ada berbagai macam bentuk
bentuk dari peta yang terdapat sekarang ini, di zaman modern ini peta semakin
mudah sekali kita temukan dan mudah sekali di pakai seperti peta digital.
a. Peta Digital
Peta digital adalah peta yang berbentuk film atau disket yang baru busa
dilihat setelah ditayangkan pada layar atau monitor. Sekarang peta digital
lebih modern lagi dari pada peta digital lama, peta digital yang kita bisa
lihat langsung melalui internet adalah peta milik google maps.com, selain
itu peta digital tidak hanya ada di komputer saja, kini peta digital dapat
lebih mudah di akses melalui ponsel (ponsel berbasis android).
b. Peta Datar atau Peta Biasa
Peta biasa adalah peta yang dibuat pada bidang datar, seperti pada kertas
dengan lambang lambang atau simbol simbol untuk menggambarkan
kenampakan bumi.Peta datar juga di sebut peta dua dimensi sebab
mengandung dua unsur, yakni unsur panjang dan unsur lebar.
c. Peta Timbul atau Peta Relief
Peta relief peta timbul atau peta relief adalah peta yang dibuat
berdasarkan bentuk muka bumi yang sebenarnya. Peta tmbul juga
disebut peta tiga dimensi, sebab mengandung 3 unsur, yakni unsur
panjang, lebar, dan unsur tinggi.
Jenis-Jenis Peta
Jenis peta berbeda dengan bentuk peta. jenis peta merupakan
pengelompokkan peta yang didasarkan pada isi serta skala peta. Sedangkan bentuk
peta lebih kepada gambar peta yang nyata. Terdapat dua dasar pengelompokan
jenis dari peta, berdasarkan isinya.
d. Peta Umum (General Maps).
Peta umum merupakan peta yang menggambarkan topografi batas-batas
administrasi suatu wilayah atau negara yang biasa digunakan untuk
bermacam-macam tujuan.
e. Peta Khusus (Special Maps).
Peta khusus adalah peta yang menggambarkan keadaan tertentu atau
keadaan khusus daerah yang dipetakan. Seperti peta yang khusus
menggambarkan keadaan iklim, menggambarkan keadaan penduduk,
menggambarkan hasil pertanian, dan menggambarkan lainya.
1. Peta Statistik Distribusi Kualitatif
Peta khsus yang menggambarkan penyebaran data statistik yang
bersifatkualitatif berbentuk pernyataan ataupun tulisan tanpa
memperhitungkan secara detail mengenai jumlah.
2. Peta Statistik Distributif Kuantitatif
Peta khsus yang menggambarkan penyebaran data data statistik yang
berbentuk angka angja. Data data statistik yang digambarkan berupa
angka angka, seperti jumlah hasil pertanian padi dan penduduk.
3. Charts
Peta yang digunakan untuk navigasi pelayaran dan penerbangan.
4. Peta Angkutan (Transportation Maps)
Peta yang menunjukkan jalan kerata api, jalan mobil,
lintas penerbangan dan sebagainya.
5. Peta Geolog
Peta yang menggambarkan struktur batuan dan sifat-sifatnya yang
dapat mempengaruhi bentuk-bentuk permukaan tanah.
6. Peta Air Tanah
Peta yang menggambarkan lokasi atau sebaran air tanah di suatu
tempat atau daerah.
7. Peta Irigasi
Peta yang menggambarkan tentang aliran sungai, bendungan air
dan saluran irigasi.
8. Peta Kadastral (Cadastral Maps)
Peta digambar dengan skala lebar untuk menunjukkan tanah hak milik.
Diagram Konteks menggaris bawahi sejumlah karakteristik penting dari suatu sistem
(Jogiyanto, 2005):
1. Kelompok pemakai, pihak yang akan memberikan data ke sistem
2. Data, apa saja yang diterima/dihasilkan sistem dari/ke dunia luar
3. Penyimpanan data, tempat sistem harus memberi informasi atau laporan
4. Batasan, yang membedakan antara sistem dan lingkungan
External Entity
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan
asal atau tujuan data
Proses
Simbol ini menujukan proses pengolahan
atau tranformasi data
Data Flow
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan
aliran data yang berjalan
Data Store
Simbol ini menggambarkan data Flow yang sudah
disimpan atau diarsipkan
Pada metode penelitian ini dilakukan rekayasa perangkat lunak yang digunakan
adalah model Waterfall seperti pada gambar berikut ini:
Planning
Analysis
Design
Implementation
System
Keterangan:
1. Planning (Perencanaan)
Tahap perencanaan merupakan proses penting untuk
mengetahui mengapa sistem harus dibuat dan menentukan
bagaimana cara membangun sistem tersebut. Langkah pertama
dari proses tersebut adalah dengan mengidentifikasi peluang
apakah dapat memberikan kemungkinan biaya rendah tetapi
menghasilkan keuntungan.
2. Analysis (analisis)
Analisis sistem dilakukan untuk memberikan jawaban pertanyaan
siapa yang akan menggunakan sistem. Apa yang akan dilakukan
oleh sistem, dimana dan kapan sistem tersebut digunakan. Pada
tahap ini pembuat sistem akan melakukan observasi dan
pengamatan terhadap sistem yang lama, kemudian
mengidentifikasi, memanfaatkan dan mengembangkan peluang,
dan membangun konsep untuk sebuah sistem baru.
3. Design (perancangan)
Tahap perancangan dilakukan untuk menetapkan bagaimana
sistem akan dioperasikan. Hal ini berkaitan dengan menentukan
perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, tampilan program,
form dan laporan yang akan dipakai. Selain itu perlu juga
menspesifikasi program, database dan file yang dibutuhkan.
4. Implementation (penerapan)
Merupakan tahap berikutnya untuk menerjemahkan data atau
pemecahan masalah yang telah dirancang ke dalam bahasa
pemrograman komputer yang telah ditentukan. Semua tahap ini
desain perangkat lunak sebagai sebuah program lengkap atau
unit program.
5. System
Tahapan ini, merupakan hasil sistem yang telah dibuat dalam
bentuk perangkat lunak yang telah dipasang dan digunakan,
termasuk didalamnya proses pemeliharaan dan perbaikan
kesalahan. Perangkat lunak yang telah selesai dibuat dapat
mengalami perubahan-perubahan atau penambahan sesuai
dengan permintaan user atau perubahan sistem.
Mobile Computing
B’Far (2004) Komputasi mobile merupakan interaksi antara manusia-
komputer dimana sebuah komputer diharapkan dapat berubah selama penggunaan
normal. Mobile Computing melibatkan komunikasi mobile, perangkat keras mobile,
dan perangkat lunak mobile. Masalah komunikasi termasuk ad-hoc dan jaringan
infrastruktur serta properti komunikasi, protokol, format data dan teknologi yang
konkret. Hardware meliputi perangkat mobile atau komponen perangkat. Perangkat
lunak mobile berkaitan dengan karakteristik dan persyaratan aplikasi mobile.
Karekteristik Mobile Computing:
Aplikasi Mobile
Simbol ERD
Domain Data
Relasi antara domain data
jQuery
Flanagan (2011) jQuery merupakan library dari JavaScript yang fokus dalam query
objek JavaScript. Selector yang digunakan dalam jQuery biasannya mengakses kelas CSS
untuk menangkap DOM dan mengolahnya dengan method tertentu. Beberapa fitur
yang menjadi inti dari jQuery adalah:
14. Syntax ekspresif (CSS selectors) untuk menunjuk element pada dokumen.
15. Query yang efektif dan efisien dalam menemukan element pada
dokumen.
16. Kumpulan method yang berguna untuk memanipulasi element yang
terpilih.
17. Succinct idiom (method berantai) untuk membuat sequence dari operasi
yang dibuat.
JQuery Mobile
Data
manipulation
dan analisis
Sistem Informasi
Data input Data output
Geografis
Data menejemen
6) Definisi Data
Data merupakan keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang dikumpulkan dari
suatu populasi atau bagian populasi yang akan digunakan untuk menerangkan ciri-
ciri populasi yang bersangkutan. Pengertian data menurut Jogiyanto (2005) adalah
bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak sehingga perlu
diolah lebih lanjut. Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa data
merupakan fakta atau keterangan yang dikumpulkan darisuatu populasi yang perlu
diolah lebih lanjut untuk menjelaskan karakteristik populasi tersebut. Agar data
dapat menerangkan ciri-ciri populasi dengan benar, maka data tersebut harus
memenuhi kriteria sebagai berikut. Data yang bersifat objektif adalah data yang
benar-benar sama dengan keadaan yang sebenarnya
c. Mewakili populasi
d. Galat baku (standard error) kecil
e. Tepat waktu
f. Relevan
• Jenis Data Pada Sistem Informasi Geografis
Jenis Data yang digunakan dalam sistem informasi geografis adalah data spasial
(peta atau geometris) dan data atribut (keterangan atau non-spasial). Perbedaan
diantara dua jenis data tersebut adalah :
• Data Atribut adalah data yang mendeskripsikan
karateristik atau fenomena yang dikandung pada
suatu objek data dalam peta dan tidak
mempunyai hubungan posisi geografis. Contoh
data atribut dari sungai adalah berupa
kedalaman, kualitas air, habitat, komposisi kimia,
konfigurasi biologis dan lain sebagainya. Atribut
dapat dideskripsikan secara kualitatif dan
kuantitatif. Pada pendeskripsian secara
kualitatif, kita mendeskripsikan tipe, klasifikasi,
label suatu
objek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek yang lain,
misalnya kantor Polsek, Puskesmas dan sebagainya. Bila dilakukan
secara kuantitatif, data objek dapat diukur atau dinilai secara skala
kordinat atau tingkatan, interval atau selang dan rasio atau
perbandingan dari suatu titik tertentu. Contohnya populasi sungai 10
sampai 15 ekor ikan, kadar kimia air pada sungai tersebut buruk, dan
sebagainya.
• Data Spasial adalah data sistem informasi yang berkaitan dengan
dimensi ruang, dapat digambarkan dengan berbagai komponen data
spasial. Komponen tersebut adalah :
• Titik
Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana untuk
suatu objek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat
diidentifikasi diatas peta dan dapat ditampilkan pada layar
monitor menggunakan simbol-simbol. Titik tidak dapat mewakili
objek tertentu berdasarkan skala yang ditentukan, misalnya
sudut-sudut bangunan atau suatu gedung pada peta yang
memiliki skala besar.
• Garis
Garis adalah bentuk linear yang akan menghubungkan paling
sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek
satu dimensi. Batas-batas polygon merupakan garis-garis,
demikian pula jaringan listrik, komunikasi pipa air minum, saluran
pembuangan, dan keperluan lainnya.
• Polygon
Polygon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua
dimensi. Sungai, danau, batas provinsi, batas kota, adalah tipe-
tipe entity yang pada umumnya direpresentasikan sebagai
polygon. Suatu polygon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang
saling terhubung diantara ketiga titik tersebut.
• Model Data Sistem Informasi Geografis
Model data yang akan digunakan dari bentuk dunia nyata harus
diimplementasikan ke dalam basisdata. Data ini dimasukkan ke dalam komputer
yang kemudian memanipulasi objek dasar yang memiliki atribut geometri (entity
spasial atau entity geografis). Secara umum persepsi manusia mengenai bentuk
representasi entity spasial adalah konsep raster dan vektor. Sehingga data spasial
direpresentasikan di dalam basisdata sebagai raster atau vektor.
Berikut merupakan model data Sistem Informasi Geografis:
g) Data Raster
Model data raster memberikan informasi spasial apa yang terjadi di
mana saja dalam bentuk gambaran yang digeneralisir. Jika menggunakan
model ini, dunia nyata disajikan sebagai elemen matrik atau sel-sel grid
yang homogen. Data geografi pada data raster ditandai oleh nilai-nilai
(bilangan) elemen matrik persegi panjang dari suatu objek, Secara
konseptual model data raster merupakan model data spasial yang paling
sederhana. Data raster biasanya disimpan sebagai susunan dari nilai-nilai
garis dengan header yang menyimpan metadata tentang susunan
tersebut. Akurasi model data ini sangat bergantung pada resolusi atau
ukuran pixelnya di permukaan bumi.
h) Data Vektor
Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data
spasial dengan menggunakan titik-titik, garis atau kurva, atau poligon
beserta atribut-atributnya. Bentuk-bentuk dasar representasi data
spasial ini, di dalam model data vektor didefinisikan oleh sistem
koordinat kartesian dua dimensi (x,y). garis-garis atau kurva pada data
vektor merupakan sekumpulan titik-titik terurut yang dihubungkan.
Luasan atau polygon pada data vektor juga disimpan sebagai sekumpulan
list (sekumpulan data atau objek yang saling terkait secara dinamis
menggunakan pointer) titik-titik, tetapi dengan asumsi bahwa titik awal
dan titik akhir polygon memiliki nilai koordinat yang sama (polygon
tertutup sempurna).
7) Peta
Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi yang
digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi
simbol sebagai penjelas. Berikut beberapa pengertian peta dari para ahli adalah:
• Menurut International Cartographic Association
Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur tampak abstrak
yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan
permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya
digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.
• Menurut Aryono Prihandito (1988)
Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu,
digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
• Menurut Erwin Raisz (1948)
Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang
diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat
pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelasan.
1) Unsur Peta
Seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi, yang dimaksud dengan unsur peta
adalah segala sesuatu yang harus ada pada peta atau bagian bagian yang harus
terdapat pada peta. Jika ada salah satu unsur peta yang tidak terpenuhi, maka peta
tersebut tidak baik atau kurang baik. Beberapa unsur dari peta yang terdapat dalam
peta.
• Judul Peta
Judul dari peta mencerminkan isi utama dari peta, contohnya peta
yang berjudul, suatu wliayah dan menjelaskan tentang wilayah
tersebut.
• Skala Peta
Skala Peta menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dengan
jarak sesungguhnya dilapangan. Berdasarkan bentuknya, peta
dikelompokan menjadi dua yaitu skala garis dan skala angka.
• Skala Garis (Skala grafis)
Pengertian dari skala garis adalah skala peta yang berbentuk
garis dengan ukuran perbandingan tertentu. Skala garis
biasanya diletakan pada bagian dalam peta di atas legenda
atau didalam kolom legenda.
• Skala Angka (Skala Numerik)
Merupakan skala yang berupa angka yang biasanya diletakan
pada bagian atas legenda atau didalam kolom legenda.
• Penunjuk Arah atau Orientasi
Secara umum peta menggunakan orientasi utara artiya adalah bagian
atas pada peta selalu menunjukkan arah utara. Bentuk atau simbol
orientasi arah peta bermacam macam, salah satunya berupa anak
panah dengan huruf U pada bagian atasnya.
• Bentuk Peta
Peta yang sering sekali kita jumpai berbentuk datar atau peta biasa yang
hanya tergambar diatas lembaran kertas. Sebenarnya ada berbagai macam bentuk
bentuk dari peta yang terdapat sekarang ini, di zaman modern ini peta semakin
mudah sekali kita temukan dan mudah sekali di pakai seperti peta digital.
• Peta Digital
Peta digital adalah peta yang berbentuk film atau disket yang baru busa
dilihat setelah ditayangkan pada layar atau monitor. Sekarang peta digital
lebih modern lagi dari pada peta digital lama, peta digital yang kita bisa
lihat langsung melalui internet adalah peta milik google maps.com, selain
itu peta digital tidak hanya ada di komputer saja, kini peta digital dapat
lebih mudah di akses melalui ponsel (ponsel berbasis android).
• Peta Datar atau Peta Biasa
Peta biasa adalah peta yang dibuat pada bidang datar, seperti pada kertas
dengan lambang lambang atau simbol simbol untuk menggambarkan
kenampakan bumi.Peta datar juga di sebut peta dua dimensi sebab
mengandung dua unsur, yakni unsur panjang dan unsur lebar.
• Peta Timbul atau Peta Relief
Peta relief peta timbul atau peta relief adalah peta yang dibuat
berdasarkan bentuk muka bumi yang sebenarnya. Peta tmbul juga disebut
peta tiga dimensi, sebab mengandung 3 unsur, yakni unsur panjang,
lebar, dan unsur tinggi.
• Jenis-Jenis Peta
Jenis peta berbeda dengan bentuk peta. jenis peta merupakan
pengelompokkan peta yang didasarkan pada isi serta skala peta. Sedangkan bentuk
peta lebih kepada gambar peta yang nyata. Terdapat dua dasar pengelompokan
jenis dari peta, berdasarkan isinya.
• Peta Umum (General Maps).
Peta umum merupakan peta yang menggambarkan topografi batas-batas
administrasi suatu wilayah atau negara yang biasa digunakan untuk
bermacam-macam tujuan.
• Peta Khusus (Special Maps).
Peta khusus adalah peta yang menggambarkan keadaan tertentu atau
keadaan khusus daerah yang dipetakan. Seperti peta yang khusus
menggambarkan keadaan iklim, menggambarkan keadaan penduduk,
menggambarkan hasil pertanian, dan menggambarkan lainya.
• Peta Statistik Distribusi Kualitatif
Peta khsus yang menggambarkan penyebaran data statistik yang
bersifatkualitatif berbentuk pernyataan ataupun tulisan tanpa
memperhitungkan secara detail mengenai jumlah.
• Peta Statistik Distributif Kuantitatif
Peta khsus yang menggambarkan penyebaran data data statistik yang
berbentuk angka angja. Data data statistik yang digambarkan berupa
angka angka, seperti jumlah hasil pertanian padi dan penduduk.
• Charts
Peta yang digunakan untuk navigasi pelayaran dan penerbangan.
• Peta Angkutan (Transportation Maps)
Peta yang menunjukkan jalan kerata api, jalan mobil, lintas
penerbangan dan sebagainya.
• Peta Geolog
Peta yang menggambarkan struktur batuan dan sifat-sifatnya yang
dapat mempengaruhi bentuk-bentuk permukaan tanah.
• Peta Air Tanah
Peta yang menggambarkan lokasi atau sebaran air tanah di suatu
tempat atau daerah.
• Peta Irigasi
Peta yang menggambarkan tentang aliran sungai, bendungan air
dan saluran irigasi.
• Peta Kadastral (Cadastral Maps)
Peta digambar dengan skala lebar untuk menunjukkan tanah hak milik.
8) Perancangan Sistem
• Diagram Konteks
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan
level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau
output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem.
Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus).
Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam
diagram konteks (Jogiyanto, 2005).
Diagram Konteks merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data
dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem secara keseluruhan.
Proses tersebut diberi nomor nol. Semua entitas eksternal yang ditunjukkan
pada diagram konteks berikut aliran data-aliran data utama menuju dan dari
sistem. Diagram tersebut tidak memuat penyimpanan data dan tampak
sederhana untuk diciptakan, begitu entitas-entitas eksternal serta aliran
data-
aliran data menuju dan dari sistem diketahui penganalisis dari
wawancara dengan user dan sebagai hasil analisis dokumen (Jogiyanto,
2005).
External Entity
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan
asal atau tujuan data
Proses
Simbol ini menujukan proses pengolahan
atau tranformasi data
Data Flow
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan
aliran data yang berjalan
Data Store
Simbol ini menggambarkan data Flow yang sudah
disimpan atau diarsipkan
Planning
Analysis
Design
Implementation
System
9) Mobile Computing
B’Far (2004) Komputasi mobile merupakan interaksi antara manusia-
komputer dimana sebuah komputer diharapkan dapat berubah selama penggunaan
normal. Mobile Computing melibatkan komunikasi mobile, perangkat keras mobile,
dan perangkat lunak mobile. Masalah komunikasi termasuk ad-hoc dan jaringan
infrastruktur serta properti komunikasi, protokol, format data dan teknologi yang
konkret. Hardware meliputi perangkat mobile atau komponen perangkat. Perangkat
lunak mobile berkaitan dengan karakteristik dan persyaratan aplikasi mobile.
• Karekteristik Mobile Computing:
Domain Data
Relasi antara domain data
11) jQuery
Flanagan (2011) jQuery merupakan library dari JavaScript yang fokus dalam
query objek JavaScript. Selector yang digunakan dalam jQuery biasannya mengakses
kelas CSS untuk menangkap DOM dan mengolahnya dengan method tertentu.
Beberapa fitur yang menjadi inti dari jQuery adalah:
• Syntax ekspresif (CSS selectors) untuk menunjuk element pada dokumen.
• Query yang efektif dan efisien dalam menemukan element pada
dokumen.
• Kumpulan method yang berguna untuk memanipulasi element yang
terpilih.
• Succinct idiom (method berantai) untuk membuat sequence dari operasi
yang dibuat.
penulis gunakan dalam skripsi ini adalah metode prototype. Prototype dibuat
saat pengguna tidak tahu pasti apa yang dia inginkan, rincian masukannya, rincian
prosesnya, atau apa rincian keluaran yang diinginkan, sehingga pengembang membuat
prototype produk dan menghadirkannya ke hadapan pengguna. Pengguna menilai
prototype itu kemudian menyarankan perbaikan-perbaikan (jika ada). Pengembang
kemudian melakukan perbaikan lagi kemudian dikomunikasikan lagi dengan pengguna.
Sehingga akan didapatkan sistem atau perangkat lunak yang dikehendaki oleh
pengguna.
Protoype memberikan ide bagi pengembang sistem maupun user tentang cara
sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Langkah dalam prototype adalah
seperti berikut (Jogiyanto: 2005):
1. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dasar pemakai. Dalam hal ini
perancangan sistem bekerja dengan pemakai untuk menangkap informasi
dasar yang diperlukan pemakai.
2. Mengembangkan sebuah prototype. Perancangan sistem menciptakan
sebuah prototype dengan cepat. Prototype dapat hanya mancakup fungsi-
fungsi yang paling penting atau mencakup seluruh sistem.
3. Menggunakan prototype. Pada tahapan ini, pemakai diminta untuk bekerja
dengan sistem untuk menentukan cocok tidak nya prototype terhadap
kebutuhan pemakai dan diharapkan pemakai memberisaran- saran untuk
perbaikan prototype.
4. Memperbaiki dan meningkatkan prototype-prototype diperbaiki sesuai
dengan semua perubahan yang diminta atau yang disarankan oleh pemakai.
B. GAGASAN BARU/INOVASI
Dalam mewujudkan perumahan yang layak huni dan berkelanjutan, serta dengan tujuan
untuk penertiban pendataan aset, Pemerintah Pusat melalui Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) saat ini tengah mendorong Pemerintah Daerah untuk mempercepat penyerahan
Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Perumahan dari pengembang kepada Pemerintah
Daerah. Hal ini tertuang pada Permendagri No. 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan
Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah. Berdasarkan
Permendagri tersebut, Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan
lingkungan perumahan dan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Jaringan
jalan, saluran pembuangan air limbah, jaringan drainase, dan tempat pembuangan sampah
adalah beberapa contoh prasarana perumahan. Sarana adalah fasilitas penunjang yang
berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan
budaya. Diantara yang termasuk dalam sarana antara lain sarana perniagaan, sarana
peribadatan, sarana pertamanan, dan sebagainya. Sedangkan utilitas adalah sarana
penunjang untuk pelayanan lingkungan seperti jaringan air bersih, jaringan listrik, pemadam
kebakaran dan sarana penerangan jasa umum (Utary, Doloksaribu, & Nababan, 2020).
Salah satu hal yang menjadi kendala adalah pengembang yang mangkir dan menganggap
penyerahan PSU adalah hal yang belum penting untuk dilakukan. Oleh karena itu data digital
mengenai penyerahan PSU (e-PSU) yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat menjadi
krusial. Sehingga masyarakat yang hendak melakukan pembelian rumah di perumahan teredukasi
dan dapat memilih perumahan yang telah menyerahkan PSU guna memperoleh jaminan
keberlangsungan lingkungan perumahan yang akan ditinggali. Untuk mencapai tujuan
tersebut, diperlukan langkah awal pengenalan metode Sistem Informasi Geografis (SIG)
terhadap pelaku penertib kebijakan yaitu pegawai pada instansi yang membidangi penyerahan
PSU yaitu Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman.
SIG memudahkan untuk penataan ruang wilayah secara digital (Setiawan & Nasoetion, 2022);
(Buana, Sari, & Rahmayuda, 2022). Dimana penataan ruang ini merupakan penempatan struktur
ruang bangunan dan lahan yang disusun sesuai dengan perencanaan untuk melihat apakah
terdapat kesenjangan struktur ruang pada kota atau wilayah (Wati & Garside, 2021). Di
Indonesia sendiri memiliki konsep perencanaan tata ruang yang dikembangkan dari masa ke
masa. Dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur akan mampu mempercepat
terjadinya pengembangan wilayah.
Metode dan tahapan pelaksanaan yang direncanakan mengikuti alur diagram gambar 1
mulai dari tahap awal hingga selesai serta rencana keberlanjutan peningkatan mitra.
1. Sosialisasi kegiatan pengabdian melalui zoom meeting dan membahas topik mengenai
pentingnya SIG untuk pemetaan Sarana Prasarana Utilitas (PSU).
2. Kunjungan pertama ke lokasi pengabdian untuk pengenalan software apa saja yang dapat
digunakan untuk pengolahan data PSU, baik yang membayar maupun gratis. Namun
dalam pelatihan akan menggunakan software QGIS yang gratis dan open source.
5. Kunjungan ketiga, pelatihan digital pengembangan project file dan memulai pengolahan
data – data yang telah terkumpul. Mulai dari mendigitasi peta citra serta pemberian
atribut setiap lokasi PSU yang ditinjau
6. Mendiskusikan secara daring mengenai hasil digitasi dan input atribut PSU dan
melakukan koreksi hasil pemetaan dan analisis.
7. Uji coba atau pengulangan pengolahan data dan analisis pada lokasi perumahan lainnya.
8. Memantau dan mendampingi secara intensif melalui media online dan mengevaluasi
perkembangan dan pemahaman para peserta selama kegiatan pengabdian.
Diagram alir
Perumahan swadaya yang ada terkadang belum memiliki lingkungan yang mendukung
keberlangsungan kegiatan bermukim masyarakat. Kualitas lingkungan yang masih
rendah juga seringkali belum mendapat cukup perhatian dari penghuni itu sendiri.
Penghuni seringkali hanya berpikir mengenai unit rumah yang mereka miliki padahal
kualitas lingkungan dan juga prasarana sarana utilitas memegang peranan penting
dalam keberlangsungan hidup mereka.
Pertumbuhan kebutuhan akan rumah baru yang semakin meningkat tiap tahunnya
seringkali tidak diikuti dengan kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang
memadai. Kelengkapan PSU terkadang menjadi kendala dalam pembangunan
perumahan. Kondisi lingkungan dan PSU yang di bawah standar dapat membuat
semakin buruknya kondisi perumahan.
Di dalam survey ini responden diberikan 25 pertanyaan terkait dengan keberadaan dan
kualitas sarana dan prasarana umum yang ada didalam kawasan perumahan dimana
responden bertempat tinggal untuk mengisi kuisioner dan survey ini dapat membuka
tautan berikut
Setelah membuka link tersebut sebelum mengisi akan terbuka menu lokasi tempat
responden berada sehingga dapat diketahui lokasi pengambilan data.
adapun data yang akan diisi antara lain :
1. Nama [Text] : Diisikan sesuai dengan nama responden dalam survey ini
2. Nama Perumahan [Text] : Diisikan sesuai dengan nama perumahan responden
bertempat tinggal
6. Jalan [Number With Range] : Diisikan sesuai dengan Perkiraan Lebar Prasarana Jalan
(Meter) yang ada di perumahan
7. Perkerasan [Selection] : Diisikan sesuai dengan Jenis Perkerasan Jalan (Meter) yang
ada di perumahan
8. Drainase [Number With Range] : Diisikan sesuai dengan perkiraan lebar dimensi
prasarana drainase (centimeter) yang ada di perumahan
11. Air Bersih [Selection] : Diisikan sesuai dengan jenis sumber air dalam pemenuhan
sarana air bersih didalam perumahan
12. Listrik [Selection] : Diisikan sesuai dengan jenis sumber listrik dalam pemenuhan
sarana energi/kelistrikan didalam perumahan
13. Telekomunikasi [Selection] : Diisikan sesuai dengan jenis sarana telekomunikasi
yang ada didalam perumahan
14. Air Limbah [Selection] : Diisikan sesuai dengan jenis sarana air limbah yang ada
didalam perumahan
15. Kebakaran [Selection] : Diisikan sesuai dengan jenis sarana pemadaman yang ada
didalam perumahan
18. Luas Bangunan [Number] : Diisikan sesuai dengan tipe rumah / luas bangunan yang
dimiliki
19. Luas Tanah [Number] : Diisikan sesuai dengan tipe tanah/ luas tanah yang dimiliki
20. Pendidikan [Selection] : Diisikan sesuai dengan keberadaan sarana pendidikan
didalam perumahan
23. Olahraga [Selection] : Diisikan sesuai dengan keberadaan sarana olahraga didalam
perumahan
24. Perekonomian [Selection] : Diisikan sesuai dengan keberadaan sarana
perekonomian didalam perumahan
25. Sosial Budaya [Selection] : Diisikan sesuai dengan keberadaan sarana sosial budaya
didalam perumahan
Statistik Data
form kuesioner yang sudah diisi akan secara otomatis masuk kedalam sistem MAPID
seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini sehingga pembuat form dan responden
yang mengisi dapat melihat langsung data yang telah diinput
Statistik Data
ini adalah resume statistik yang didapatkan
1. Jalan
2. Perkerasan
3. Drainase
4. Kualitas Drainase
5. Persampahan
6. Air Bersih
7. Listrik
8. Telekomunikasi
9. Air Limbah
10. Kebakaran
10. Penerangan Jalan
12. Ruang Terbuka Hijau
15. Pendidikan
16. Peribadatan
17. Kesehatan
18. Olahraga
19. Perekonomian
20.Sosial Budaya
C. RENCANA KERJA
D. ORGANISASI DAN RENCANA PENGGUNAAN TENAGA AHLI
D.1 Organisasi Pelaksanaan Kerja
CV
Team Leader
OPERATOR/DRAFTER ADMINISTRASI