Anda di halaman 1dari 16

Laporan Reviu

SOP (Standar TAHUN


Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
Lapora
Tanjung Karang
Kelas IA
n
Pelaks
anaan
Lapora
nKegiat
P e lan
aksa
naan
Pengadil
Kegiata
an
n
T a h 1u n
Agama
Tanjung
2020
Karang
Kelas IA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Pengadilan Agama Tanjung Karang Kelas IA adalah salah satu Institusi


Negara yang memiliki tanggung jawab sebagai salah satu pelaksana kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan. Sejalan dengan ketentuan itu salah satu prinsip penting
negara hukum adalah adanya jaminan penyelenggaraan kekuasaan kehakiman
yang merdeka yang bebas dari pengaruh lainnya.

Pengadilan Agama Tanjung Karang Kelas IA dalam pelaksanaan tugas


pokok dan fungsinya, berusaha untuk memberikan pelayanan yang cepat kepada
masyarakat dengan sebaik-baiknya. Disamping itu, Pengadilan Agama Tanjung
Karang Kelas IA dituntut untuk terbuka terhadap transparansi birokrasi dengan
membuka akses seluas-luasnya kepada masyarakat untuk memperoleh informasi
tentang peradilan.

Pengadilan Agama Tanjung Karang Kelas IA berupaya semaksimal mungkin


untuk memberikan pelayanan yang cepat, sederhana serta biaya yang ringan
dengan menggunakan bantuan Aplikasi SIPP, E-Court dan E-Litigasi serta

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X
Laporan Reviu
SOP (Standar TAHUN
Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
menggunakan Teknologi Informasi (TI) untuk menunjang optimalisasi terpenuhinya
Tanjung Karang
kehendak
Kelas IA masyarakat pencari keadilan atau informasi yang akurat dari pengadilan
(Pelayanan Publik yang Prima).

Sebagai bagian dari aparatur penyelenggaraan pemerintahan, Pengadilan


Agama Tanjung Karang Kelas IA juga selalu berupaya untuk mewujudkan tata
pemerintahan yang baik (Good Governance).

Langkah untuk mewujudkan hal tersebut ditegaskan dalam peraturan


perundang-undangan, diantaranya adalah Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang telah diganti dengan
Peraturan Presiden RI Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah yang tujuannya adalah mendorong terciptanya Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintahan
yang baik (Good Governance).

Untuk mewuiudkan Reformasi Birokrasi dan Good Governance


(pemerintahan yang baik) diperlukan sistem pernerintahan yang efektif dan efisien
dalam kaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur negara sehingga
diharapkan dapat memberikan dampak pada penurunan praktek korupsi, kolusi,
dan nepotisme, pelaksanaan anggaran yang tebih baik, program-program
pembangunan masyarakat meningkat, kualitas pengelolaan kebijakan dan
pelayanan publik meningkat. Untuk itu perlu ditetapkan peta proses bisnis dan SOP
(Standar Operasional Prosedur) sebagai acuan untuk pelayanan publik.

Untuk mewujudkan birokrasi yang efektif, efsien, dan menjamin kelancaran,


serta transparansi penyelesaian suatu ienis kegiatan pelayanan intemal dan
ekstemal unit organisasi di lingkungan Kantor Pengadilan Agama Tanjung Karang
Kelas IA, pertu menyusun standar operasional prosedur (SOP).

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X
Laporan Reviu
SOP (Standar TAHUN
Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
Pengertian SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
Tanjung Karang
mengenai
Kelas IA berbagai proses penyelenggaraan aktivitas yang dilakukan di Kantor
Pengadilan Agama Tanjung Karang Kelas IA, bagaimana dan kapan harus
dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. SOP merupakan standar yang
diiadikan acuan datam proses penyelesaian setiap iudul kegiatan dalam organisasi.
Oleh karena itu, penyusunan dan penetapan SOP merupakan suafu keharusan dan
perlu dilakukan evaluasi minimal satu tahun sekali untuk perbaikan.

Pelaksanaan reviu SOP harus dilakukan secara terus menerus dengan


melakukan monitoring secara rutin sehingga proses penerapannya dapat berjalan
dengan baik. Masukan-masukan dalam setiap upaya reviu SOP akan menjadi
bahan yang berharga dalam percepatan dan evaluasi sehingga penyempumaan-
penyempurnaan terhadap SOP dapat dilakukan secera cepat sesuai kebutuhan.
Proses ini harus diarahkan untuk membandingkan dan memastikan kineria
pelaksanaan sesuai dengan maksud dan tujuan yang tercantum dalam Standar
Pelayanan Publik, mengidenifikasi permasalahan yang mungkin timbul, dan
menentukan cara unluk meningkatkan hasil penerapan atau menyediakan
dukungan tambahan.

Untuk itu, sebagai instansi penyelenggara pelayanan publik diperlukan


adanya peningkatan kualitas pelayanan publik di lingkungan Kantor Pengadilan
Agama Tanjung Karang Kelas IA dengan melakukan reviu SOP secara berkala.

1.2. DASAR HUKUM

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X
Laporan Reviu
SOP (Standar TAHUN
Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
c. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 Perubahan Kedua Atas Undang-
Tanjung Karang
Kelas IA Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung;
d. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
e. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman;
f. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 dan Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2006 tentang Peradilan Agama;
g. Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015
tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kepaniteraan Dan Kesekretariatan
Peradilan;

h. SK Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor


1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi Di
Pengadilan;
i. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;
j. Peraturan Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 002
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Di Lingkungan Mahkamah Agung Dan Badan Peradilan Yang
Berada Di Bawahnya;
k. Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Tanjung Karang Kelas IA
Nomor W8-A1/1261/OT.01.3/5/2023 tentang Perubahan Tim Reviu
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pada Pengadilan Agama Tanjung
Karang Kelas IA.

1.3. WAKTU PELAKSANAAN MONEV DAN REVIU SOP

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) dan Reviu Standar Operasional


Prosedur (SOP) Pengadilan Agama Tanjung Karang Kelas IA dilaksanakan sejak
tanggal 12 Mei 2023 s.d. 05 Juni 2023.

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X
Laporan Reviu
SOP (Standar TAHUN
Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
1.4. TUJUAN PELAKSANAAN MONEV DAN REVIU SOP
Tanjung Karang
Kelas IAa. Menjamin standar mutu semua dokumen SOP (Standar Operasional
Prosedur);
b. Melakukan perbaikan layanan publik kepada pengguna;
c. Mempercepat pelayanan publik kepada pengguna;
d. Memudahkan pengguna dalam mengakses pelayanan publik yang ada;
e. Menghasilkan inovasi baru untuk kepuasan pelayanan kepada
pengguna;
f. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan
oleh pegawai dalam melaksanakan tugas;
g. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab;

h. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas;


i. Menciptakan ukuran standar kinerja untuk memperbaiki kinerja serta
membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan;
j. Memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan dapat
berlangsung dalam berbagai situasi;
k. Menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari sisi
mutu, waktu dan prosedur;
l. Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan
standar pelayanan, sehingga sekaligus dapat memberikan informasi
bagi kinerja pelayanan.

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X
Laporan Reviu
SOP (Standar TAHUN
Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
Tanjung Karang
Kelas IA

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. PENGEMBANGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Sebagai standar yang akan dijadikan acuan dalam proses pelaksanaan


tugas keseharian organisasi, maka pengembangan Standar Operasional Prosedur
bukan kegiatan yang langsung jadi (instan), tetapi memerlukan peninjauan berulang
kali sebelum akhirnya menjadi Standar Operasional Prosedur yang sah (valid) dan
diandalkan (reliable). Berdasarkan Peraturan Sekretaris Mahkamah Agung Republik

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X
Laporan Reviu
SOP (Standar TAHUN
Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
Indonesia Nomor 002 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Tanjung Karang
Operasional
Kelas IA Prosedur Di Lingkungan Mahkamah Agung Dan Badan Peradilan Yang
Berada Di Bawahnya dijelaskan bahwa Pengembangan Standar Operasional
Prosedur meliputi tujuh tahapan proses kegiatan yaitu : pembentukan tim,
pengumpulan informasi, identifikasi prosedur dan alternatifnya, analisis dan
pemilihan alternatif, penulisan Standar Operasional Prosedur, pengintegrasian
Standar Operasional Prosedur, pengujian dan Reviu Standar Operasional Prosedur
dan pengesahan Standar Operasional Prosedur.

2.1.1. Pembentukan Tim

Pengembangan Standar Operasional Prosedur dilaksanakan dengan


membentuk tim yang secara khusus menanganinya. Tim pengembangan Standar
Operasional Prosedur dibentuk dari orang-orang yang berada dalam satuan kerja
mulai dari tingkat eselon l sampai dengan eselon lll. Satuan kerja dapat melibatkan
tenaga yang mumpuni / ahli sehingga bisa menghasilkan Standar Operasional
Prosedur yang optimal.

Secara operasional, efektivitas kerja tim sangat tergantung dari tingkat


keterlibatan pimpinan satuan kerja dalam memberikan arahan sejak permulaan tim
dibentuk, sehingga akan memudahkan proses pengembangan Standar Operasional
Prosedur dimaksud. Oleh karena itu, tim harus secara aktif memberikan informasi
mengenai kemajuan penyusunan dari awal kegiatan hingga akhir sampai
memperoleh hasil final.

Pembentukan Tim Pengembangan Standar Operasional Prosedur pada


Pengadilan Agama Tanjung Karang ditetapkan melalui Surat Keputusan Ketua
Pengadilan Agama Tanjung Karang Kelas IA Nomor W8-A1/1261/OT.01.3/5/2023
tentang Perubahan Tim Reviu Standar Operasional Prosedur (SOP) Pada
Pengadilan Agama Tanjung Karang Kelas IA.

2.1.2. Pengumpulan Informasi, ldentifikasi SOP dan Alternatifnya

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh tim dalam mengembangkan


Standar Operasional Prosedur, setelah mereka memperoleh penguatan internal,

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X
Laporan Reviu
SOP (Standar TAHUN
Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
adalah mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan untuk menyusun
Tanjung Karang
Standar
Kelas IA Operasional Prosedur. ldentifikasi informasi yang akan dicari, dapat
dipisahkan mana informasi yang dicari dari sumber primer dan mana yang dicari
dari sumber sekunder.

Jika identifikasi berbagai informasi yang akan dikumpulkan sudah diperoleh,


maka langkah selanjutnya adalah memilih teknik pengumpulan datanya. Ada
berbagai kemungkinan teknik pengumpulan informasi yang dapat digunakan untuk
mengembangkan Standar Operasional Prosedur, seperti melalui curah pendapat
(brainstorming), kelompok diskusi fokus (focus group discussion), wawancara
(interview), penelitian (survey), pembandingan (benchmarking), telaahan dokumen
dan lainnya. Teknik mana yang akan digunakan, sangat terkait erat dengan
instrumen pengumpul informasinya.

2.1.3. Analisis Dan Pemilihan Alternatif

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap alternatif-alternatif


prosedur yang berhasil diidentifikasi untuk dibuatkan standarnya. Rujukan dalam
menentukan alternatif mana yang dipilih antara lain meliputi aspek-aspek:
kelayakan, implementasi, efisiensi dan efektivitas, berorientasi pada pihak yang
dilayani, kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan, dan kelayakan politis.
Dengan membandingkan berbagai alternatif melalui keuntungan dan kerugian yang
kemungkinan terjadi jika diterapkan, selanjutnya dapat dipilih alternatif mana yang
dipandang dapat memenuhi kebutuhan organisasi.

Proses analisis ini akan menghasilkan prosedur-prosedur yang telah dipilih,


baik berupa penyempurnaan prosedur-prosedur yang sudah ada sebelumnya,
pembuatan prosedur-prosedur yang sudah ada namun belum distandarkan, atau
prosedur-prosedur yang belum ada sama sekali/baru.

2.1.4. Penulisan Standar Operasional Prosedur

Setelah berbagai alternatif prosedur dipilih, langkah selanjutnya adalah


menyusun Standar Operasional Prosedur. Pada proses penulisan ini, untuk
memperoleh prosedur yang baik, tim harus kembali mengumpulkan informasi yang

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X
Laporan Reviu
SOP (Standar TAHUN
Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
dirasakan kurang, melakukan analisis, mengidentifikasi dan menetapkan
Tanjung Karang
alternative.
Kelas IA

Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Standar Operasional


Prosedur, adalah tipe dan format Standar Operasional Prosedur. Penulisan Standar
Operasional Prosedur minimal memuat uraian prosedur, syarat-syarat kelengkapan,
dan simbol (dalam flowchart) sehingga mudah dipahami.

2.1.5. Pengintegrasian Standar Operasional Prosedur

Standar Operasional Prosedur yang telah disusun perlu diintegrasikan ke


dalam buku dokumen yang nantinya akan menjadi panduan dalam pelaksanaan
prosedur-prosedur pelaksanaan tugas pokok dan fungsi ataupun penyelenggaraan
pelayanan. Pengintegrasian dilakukan karena satu prosedur dengan prosedur
lainnya yang saling berkaitan, harus diselaraskan sehingga terwujud konsistensi,
dan keseragaman antara satu dengan yang lain, dan tidak saling bertentangan
yang akan menghambat prosedur itu sendiri.

2.1.6. Pengujian Dan Reviu Standar Operasional Prosedur

Standar Operasional Prosedur yang telah dirumuskan oleh tim harus melalui
tahapan pengujian yang dilakukan melalui penerapan langsung pada unit pengguna
atau pelaksana prosedur. Proses pengujian bertujuan untuk mendapatkan
informasi-informasi lebih lanjut yang belum ditampung dalam prosedur atau yang
diperlukan oleh tim sebagai bentuk reviu atas Standar Operasional Prosedur.
Langkah-langkah pengujian dan reviu dilakukan sebagai berikut :

a. Penyiapan dokumen Standar Operasional Prosedur yang sudah diintegrasikan.


b. Simulasi/Ujicoba terhadap Standar Operasional Prosedur
c. Penyempurnaan Standar Operasional Prosedur

Proses pengujian dapat dilakukan berulang kali, sehingga dihasilkan


rumusan yang benar-benar sesuai.

2.1.7. Pengesahan Standar Operasional Prosedur

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X
Laporan Reviu
SOP (Standar TAHUN
Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
Standar Operasional Prosedur yang sudah diuji dan direviu disampaikan
Tanjung Karang
kepada
Kelas IA pimpinan satuan kerja untuk mendapatkan pengesahan. Proses
pengesahan merupakan tindakan pengambilan keputusan oleh pimpinan, meliputi
penelitian dan evaluasi terhadap prosedur yang distandarkan. Standar Operasional
Prosedur yang akan disahkan harus memuat ringkasan eksekutif untuk membantu
pimpinan memahami hasil rumusan sebelum melakukan pengesahan. Meskipun
Standar Operasional Prosedur telah disahkan oleh pimpinan, proses reviu secara
berkelanjutan tetap dilakukan agar diperoleh Standar Operasional Prosedur yang
benar-benar efisien dan efektif.

Agar Standar Operasional Prosedur yang telah disusun dapat lebih


bermanfaat dalam rangka peningkatan pelayanan untuk memenuhi harapan
pengguna layanan, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Standar Operasional Prosedur harus dievaluasi dan dikembangkan terus-


menerus sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam menjawab tantangan
perubahan, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan,
dengan melihat perubahan-perubahan yang terjadi baik dari sisi lingkungan
operasional, kebijakan pemerintah maupun kebutuhan internal organisasi.
b. Standar Operasional Prosedur yang telah disusun perlu dilengkapi dengan
standar mutu antara lain dari sisi output yang dihasilkan, waktu penyelesaian,
kelengkapan, ketepatan, dan kesesuaian dengan peraturan
perundangundangan.

c. Standar Operasional Prosedur yang telah disusun juga harus dilengkapi


dengan standar sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam
melaksanakan prosedur-prosedur yang distandarkan. Jika ternyata prosedur-
prosedur yang telah distandarkan tidak didukung oleh sarana dan prasarana
yang memadai, akan menganggu konsistensi operasional pelaksanaannya dan
secara keseluruhan akan mengganggu proses pelayanan yang diberikan.

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X
Laporan Reviu
SOP (Standar TAHUN
Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
2.2. PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tanjung Karang
Kelas IAPenerapan Standar Operasional Prosedur dalam praktek penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi merupakan langkah selanjutnya setelah secara formal
ditetapkan oleh pimpinan organisasi. Proses penerapan harus dapat memastikan
bahwa output yang dikehendaki dapat diwujudkan yaitu :

a. Setiap pelaksana mengetahui Standar Operasional Prosedur yang baru disusun


dan alasan perubahannya.
b. Salinan/copy Standar Operasional Prosedur disebarluaskan sesuai kebutuhan
dan siap diakses oleh semua pengguna potensial.
c. Setiap pelaksana mengetahui perannya dalam Standar Operasional Prosedur
dan dapat menggunakan semua pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
untuk menerapkannya secara aman dan efektif (termasuk pemahaman akan
akibat yang akan terjadi bila gagal dalam melaksanakan Standar Operasional
Prosedur).
d. Ada mekanisme untuk memonitor/memantau kinerja, mengidentifikasi masalah-
masalah yang mungkin timbul, dan menyediakan dukungan dalam proses
penerapan Standar Operasional Prosedur.

2.3. MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN SOP

Pelaksanaan penerapan Standar Operasional Prosedur harus secara terus-


menerus dipantau sehingga proses penerapannya dapat berjalan dengan baik.
Berbagai masukan dalam setiap upaya monitoring akan menjadi bahan yang
berharga dalam melakukan evaluasi sehingga penyempurnaan terhadap Standar
Operasional Prosedur dapat dilakukan secara cepat dan tepat sesuai kebutuhan.

2.4. KETERKAITAN STANDAR PELAYANAN DENGAN SOP

Adanya standar pelayanan dapat membantu unit-unit penyelenggara


pelayanan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pengguna layanan.
Standar pelayanan harus memuat: persyaratan pelayanan, sarana dan prasarana,
mutu yang diharapkan, prosedur pelayanan, waktu pelayanan, biaya layanan dan

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X
Laporan Reviu
SOP (Standar TAHUN
Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
proses pengaduan. Penyusunan standar pelayanan didasarkan pada Standar
Tanjung Karang
Operasional
Kelas IA Prosedur yang telah disusun

BAB III
PEMBAHASAN

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X
Laporan Reviu
SOP (Standar TAHUN
Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
Urutan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Standar Operasional Prosedur
Tanjung Karang
Kantor
Kelas IA Pengadilan Agama Tanjung Karang Kelas IA yang bertujuan untuk
menentukan Pengembangan dan Reviu Standar Operasional Prosedur Pengadilan
Agama Tanjung Karang Kelas IA dapat dilihat pada Lampiran Laporan Reviu
SOP Tahun 2023

BAB IV
PENUTUP

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X
Laporan Reviu
SOP (Standar TAHUN
Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
4.1. KESIMPULAN
Tanjung Karang
Kelas IA1. Setelah dilakukan Monitoring dan Evaluasi terhadap Standar
Operasional Prosedur (SOP) Pengadilan Agama Tanjung Karang Kelas
IA, maka didapat informasi bahwa terdapat Penambahan SOP dan
Reviu SOP pada Bagian Kepaniteraan maupun di Bagian
Kesekretariatan sebagaimana terlihat didalam table dibawah ini.

Tabel SOP Yang Di Lakukan Reviu Berdasarkan Hasil Monev SOP

Tabel Penambahan SOP / Sub SOP Berdasarkan Hasil Monev SOP

2. Standar Operasional Prosedur yang telah disusun harus dijadikan


acuan dalam menyusun Standar Pelayanan di Pengadilan Agama
Tanjung Karang Kelas IA.

4.2. SARAN

1. Standar Operasional Prosedur harus dievaluasi dan dikembangkan


terus-menerus sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam menjawab
tantangan perubahan, terutama yang berkaitan dengan peningkatan

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X
Laporan Reviu
SOP (Standar TAHUN
Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
kualitas pelayanan, dengan melihat perubahan-perubahan yang terjadi
Tanjung Karang
Kelas IA baik dari sisi lingkungan operasional, kebijakan pemerintah maupun
kebutuhan internal organisasi atau bahkan juga perubahan yang terjadi
karena inovasi-inovasi yang dilakukan oleh lingkungan operasional baik
di Lingkungan Mahkamah Agung Republik Indonesia maupun lingkungan
instansi pemerintah lainnya.
2. Standar Operasional Prosedur yang telah disusun perlu dilengkapi
dengan standar mutu antara lain dari sisi output yang dihasilkan, waktu
penyelesaian, kelengkapan, ketepatan, dan kesesuaian dengan
peraturan perundangundangan.
3. Standar Operasional Prosedur yang telah disusun juga harus dilengkapi
dengan standar sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam
melaksanakan prosedur-prosedur yang distandarkan. Jika ternyata
prosedur-prosedur yang telah distandarkan tidak didukung oleh sarana
dan prasarana yang memadai, akan menganggu konsistensi operasional
pelaksanaannya dan secara keseluruhan akan mengganggu proses
pelayanan yang diberikan.
4. Prosedur penyusunan Standar Operasional Prosedur merupakan sebuah
siklus, yang dimulai dari penilaian kebutuhan Standar Operasional
Prosedur (SOP Need Assessment), pengembangan Standar Operasional
Prosedur (SOP Development), penerapan Standar Operasional Prosedur
(SOP lmplementation), hingga monitoring dan evaluasi Standar
Operasional Prosedur (SOP Monitoring and Evaluation) dan jika dari
hasil evaluasi perlu dilakukan penyempurnaan ataupun pembuatan
Standar Operasional Prosedur yang baru, maka proses dimulai kembali
dari tahapan penilaian kebutuhan Standar Operasional Prosedur.

5. Setiap pelaksana mengetahui perannya dalam Standar Operasional


Prosedur dan dapat menggunakan semua pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki untuk menerapkannya secara aman dan efektif

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X
Laporan Reviu
SOP (Standar TAHUN
Operasional 2023
Prosedur)
Pengadilan Agama
(termasuk pemahaman akan akibat yang akan terjadi bila gagal dalam
Tanjung Karang
Kelas IA melaksanakan Standar Operasional Prosedur).
6. Terdapat Tim yang dibentuk untuk mengawasi dan mengontrol petugas
pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk memastikan
bahwa Standar Operasional Prosedur yang telah ditetapkan benar-benar
telah dilaksanakan dengan baik dan benar.

L a p o r a n R e v i u S O P Ta h u n 2 0 2 3 X

Anda mungkin juga menyukai