Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN


DI RUANG NEONATUS RS ISLAM SITI HAJAR SIDOARJO

Nama Mahasiswa : Namira Salma Salsabila

NIM : P27824622059

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Kebidanan Holistik pada manajemen pelayanan kebidanan ini


dilaksanakan sebagai dokumen/laporan praktik Blok 14 yang telah dilaksanakan
di Ruang Neonatus RSI Siti Hajar Sidoarjo periode praktik tanggal 03 Juli 2023
s.d 28 Juli 2023.
Sidoarjo, 28 Juli 2023

Namira Salma Salsabila


P27824622059

Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan

Erniawati, Amd. Kep Deasy Irawati, M. Keb.


NIK. 96090190 NIP. 197912082002122002

Mengetahui

Kepala Ruang Neonatus


Ketua Program Studi
RSI Siti Hajar Sidoarjo

Inurul Naningsih, AMK Uswatun Khasanah, SST, M. Keb.


NIK. 89100040 NIP. 197910052014022001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan taufiq dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Individu yang berjudul “Praktik
Asuhan Kebidanan Holistik pada Manajemen Pelayanan Kebidanan di Ruang
Neonatus RS Islam Siti Hajar Sidoarjo”. Laporan ini disusun sebagai salah satu
syarat menyelesaikan tugas blok 14 pada Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes
Kemenkes Surabaya. Dalam penyusunan Laporan, penulis banyak mendapat
bimbingan, petunjuk dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Luthfi Rusyadi, SKM, M. Sc selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya.
2. Ibu Dwi Wahyu Wulan S, SST., M. Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
3. Ibu Uswatun Khasanah, SST., M. Kes. selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi
Bidan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
4. Ibu Inurul Naningsih, AMK. selaku Kepala Ruang Neonatus.
5. Ibu Erniawati, Amd. Kep. selaku Pembimbing lahan yang telah memberi
arahan, masukan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini.
6. Ibu Deasy Irawati, M. Keb, selaku pembimbing pendidikan yang telah
memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan
laporan ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Sidoarjo, 28 Juli 2023

Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................5
1.2 Tujuan............................................................................................................6
1.2.1 Tujuan Umum.........................................................................................6
1.2.2 Tujuan Khusus........................................................................................6
1.3 Manfaat..........................................................................................................6
1.4 Waktu dan Tempat.........................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN TEORI.................................................................................................7
2.1 Konsep Dasar Manajemen Pelayanan Kebidanan.........................................7
2.1.1 Definisi Manajemen Pelayanan Kebidanan............................................7
2.1.2 Sasaran Manajemen Kebidanan..............................................................7
2.1.3 Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan.............................................8
2.2 Konsep Dasar Ketua Tim.............................................................................11
2.2.1 Fungsi Ketua Tim..................................................................................11
2.2.2 Uraian Tugas Ketua Tim.......................................................................11
BAB III..................................................................................................................14
PELAKSANAAN DAN ANALISIS PERAN.......................................................14
3.1 Laporan Pelaksanaan....................................................................................14
3.2 Daftar Pasien................................................................................................15
BAB IV..................................................................................................................16
PEMBAHASAN....................................................................................................16
BAB V....................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
5.1 Kesimpulan..................................................................................................18
5.2 Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan reproduksi perempuan dimulai sejak
terbentuknya organ reproduksi, jauh sebelum seorang perempuan dilahirkan dan
berketurunan diperlukan untuk menjaga keberlanjutan generasi agar tidak punah,
hal ini merupakan proses dan fungsi reproduksi perempuan secara alamiah
(KEPMENKES 320, 2020). Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang
digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi (IBI, 2007).
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang bermutu dan
berkesinambungan, bidan harus memahami falsafah, kode etik, dan regulasi yang
terkait dengan praktik kebidanan. Berdasarkan Pasal 46 Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2019 tentang Kebidanan bahwa dalam menyelenggarakan praktik
kebidanan, Bidan memberikan pelayanan meliputi pelayanan kesehatan ibu,
pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana, serta pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang,
dan/atau pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu, dan dalam Pasal
47 mengatakan Bidan dapat berperan sebagai pemberi pelayanan kebidanan,
pengelola pelayanan kebidanan, penyuluh dan konselor, pendidik, pembimbing,
dan fasilitator klinik, penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan
perempuan dan/atau peneliti dalam penyelenggaraan praktik kebidanan
(KEPMENKES 320, 2020).
Perkembangan pelayanan kebidanan sejalan dengan kemajuan pelayanan
obstetri dan ginekologi. Bidan sebagai profesi yang terus berkembang, senantiasa
mempertahankan profesionalitasnya dengan mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Profesionalitas terkait erat dengan kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang profesional (kompetensi profesional). Bidan
profesional yang dimaksud harus memiliki kompetensi klinis (midwifery skills),
sosial-budaya untuk menganalisa, melakukan advokasi dan pemberdayaan dalam
mencari solusi dan inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan,
keluarga dan masyarakat (KEPMENKES 320, 2020).
Untuk melaksanakan asuhan tersebut digunakan metode dan pendekatan
yang disebut manajemen kebidanan. Metode dan pendekatan digunakan untuk
mendalami permasalahan yang dialami oleh klien, dan kemudian merumuskan
permasalahan tersebut serta akhirnya mengambil langkah pemecahannya.
Manajemen kebidanan membantu proses berfikir bidan dalam melaksanakan
asuhan dan pelayanan kebidanan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen kebidanan


dipelayanan kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Melakukan manajemen: leader, manager, pelaksana
2) Melakukan pengkajian kebutuhan organisasi pelayanan kebidanan
3) Melakukan analisa kebutuhan manajemen pelayanan kebidanan
4) Melakukan perencanaan manajemen pelayanan
5) Melakukan pengorganisasian pelayanan kebidanan
6) Melakukan pengelolaan pelayanan kebidanan
7) Melakukan pengendalian dan monitoring pelayanan kebidanan
8) Melakukan evaluasi pelayanan kebidanan
1.3 Waktu dan Tempat
Praktik dilaksanakan di Ruang Neonatus RS Islam Siti Hajar Sidoarjo
pada tanggal 03 Juli sampai dengan 28 Juli 2023.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Manajemen Pelayanan Kebidanan


2.1.1 Definisi Manajemen Pelayanan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi (IBI, 2007). Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan
pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat (Depkes
RI, 2005).
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan, keteranpilan dalam rangkaian tahapan yang logis
untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien (Varney, 1997).

2.1.2 Sasaran Manajemen Kebidanan


Manajemen kebidanan tidak hanya diimplementasikan pada asuhan
kebidanan pada individu akan tetapi dapat juga diterapkan di dalam pelaksanaan
pelayaanan kebidanan yang ditujukan kepada keluarga dan
masyarakat.manajemen kebidanan mendorong para bidan menggunakan cara yang
teratur dan rasional sehingga mempermudah pelaksanaan yang tepat dalam
mencagahkan masalah klien dan kemudian akhirnya tujuan mewujudkan kondisi
ibu dan anak yang sehat dapat tercapai (Arlenti&Zaenal, 2021).
Individu sebagai sasaran didalam asuhan kebidanan disebut klien.yang
dimaksud klien di sini ialah setiap individu yang dilayani oleh bidan baik itu sehat
maupun sakit.klien yang sakit disebut pasien.upaya menyehatkan dan
meningkatkan status kesehatan keluarga akan lebih efektip bila dlakukan melalui
ibu baik didalam keluarga maupun didalam kelompok masyarakat.didalam
pelaksanaan manajemen kebidanan,bidan memandang keluarga dan kelompok
masyarakat sebagai kumpulan individi-individuyang berada di dalam suatu ikatan
sosial dimana ibu memegang peran sentral. Manajemen kebidanan dapat
digunakan oleh bidan di dalam setiap melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit,penyembuhan,pemulihan kesehatan
ibu dan anak dalam lingkup dan tanggungjawab (Arlenti&Zaenal, 2021).
2.1.3 Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan
Langkah I: Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini kita harus mengumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk
memperoleh data dapat dilakukan dengan cara: anamnesa, pemeriksaan fisik
sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus,
pemeriksaan penunjang (Arlenti&Zaenal, 2021).
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada
dokter dalam penatalaksanaan maka kita perlu melakukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan
menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus
yang dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam
tahap selanjutnya, sehingga kita harus melakukan pendekatan yang komprehensif
meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
menggambarkan kondisi / masukan klien yang sebenarnya dan valid. Setelah itu,
kita perlu melakukan pengkajian ulang data yang sudah dikumpulkan apakah
sudah tepat, lengkap dan akurat ataukah belum (Arlenti&Zaenal, 2021).

Langkah II: Interpretasi Data Dasar


Pada langkah ini kita akan melakukan identifikasi terhadap diagnosa atau
masalah berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah
dikumpulkan pada pengumpulan data dasar. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang
spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah
yang terjadi pada klien tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap
membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang
dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
Masalah juga sering menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa
yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnosa kebidanan (Arlenti&Zaenal, 2021).

Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial


Pada langkah ini kita akan mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dapat dilakukan
pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi
masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi
tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi penanganan agar masalah atau
diagnosa potesial tidak terjadi (Arlenti&Zaenal, 2021).

Langkah IV: Mengidentifikasi Perlunya Tindakan Segera

Pada langkah ini kita akan mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh
bidan / dokter dan, atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi,
penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan
prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus.
Pada penjelasan di atas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan
harus sesuai dengan prioritas masalah / kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah
bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi
diagnosa / masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus
merumuskan tindakan emergency / segera untuk ditangani baik ibu maupun
bayinya. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan
secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan (Arlenti&Zaenal, 2021).

Langkah V: Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh yang Ditentukan


Oleh Langkah Sebelumnya
Pada langkah ini kita harus merencanakan asuhan secara menyeluruh yang
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah teridentifikasi atau
diantisipasi pada langkah sebelumnya. Pada langkah ini informasi data yang tidak
lengkap dapat dilengkapi (Arlenti&Zaenal, 2021).
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan konseling
dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan
sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologi. Setiap rencana asuhan haruslah
disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat
dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana
tersebut. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini
harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up
to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien
(Arlenti&Zaenal, 2021).

Langkah VI: Rencana Asuhan Menyeluruh


Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan efisien.
Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak
melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Pelaksanaan
yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan
asuhan klien (Arlenti&Zaenal, 2021).

Langkah VII: Evaluasi Keefektifan Asuhan


Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar-benar efektif dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah proses
penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses
pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis,
karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik, maka
dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik (Arlenti&Zaenal,
2021).
2.2 Konsep Dasar Ketua Tim
2.2.1 Fungsi Ketua Tim
a) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang
didelegasikan oleh kepala ruangan.
b) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi kinerja anggota
tim/pelaksana.
c) Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien.
d) Mengembangkan kemampuan anggota tim/pelaksana.
e) Menyelenggarakan konferensi
2.2.2 Uraian Tugas Ketua Tim
a) Perencanaan
- Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya bersama
kepala ruangan.
- Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untuk
anggota tim/pelaksana.
- Menyusun rencana asuhan keperawatan.
- Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah
kedaruratan.
- Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
- Mengorientasikan pasien baru.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b) Pengorganisasian dan ketenagaan
- Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim.
- Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas untuk anggota
tim/pelaksana sesuai dengan perencanaan terhadap pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
- Melakukan pembagian kerja anggota tim/ pelaksana sesuai dengan
tingkat ketergantungan pasien.
- Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
- Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/pelaksana.
- Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan kepada
anggota tim/pelaksana.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
c) Pengarahan
- Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
- Memberikan informasi kepada anggota tim/ pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan.
- Melakukan bimbingan kepada anggota tim/ pelaksana yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan.
- Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang melaksanakan
tugasnya dengan baik, tepat waktu, berdasarkan prinsip, rasional
dan kebutuhan pasien.
- Memberi teguran kepada anggota tim/pelaksana yang melalaikan
tugas atau membuat kesalahan.
- Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana.
- Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai dengan akhir
kegiatan.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
d) Pengawasan
- Melalui komunikasi; mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan anggota tim/ pelaksana asuhan keperawatan kepada pasien.
- Melalui supervisi: melihat/mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan dan catatan keperawatan yang dibuat oleh anggota
tim/pelaksana serta menerima/ mendengar laporan secara lisan dari
anggota tim/pelaksana tentang tugas yang dilakukan.
- Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada
saat itu juga melalui evaluasi:
 Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/ pelaksana dan
membandingkan dengan peran masing-masing serta dengan
rencana keperawatan yang telah disusun.
 Penampilan kerja anggota tim/ pelaksana dalam melaksanakan
tugas.
 Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan, dan sikap.
 Memberi umpan balik kepada anggota tim/pelaksana.
 Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut.
 Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
 Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik,
otokratik, situasional, dll
BAB III

PELAKSANAAN DAN ANALISIS PERAN

Nama : Namira Salma Salsabila


NIM : P27824622059
Kelompok : XI
Hari/Tanggal : Kamis, 13 Juli 2023
Jabatan : Ketua Tim
Ruangan : Neonatus
3.1 Laporan Pelaksanaan
Kelompok XI yang berjumlah 5 orang ditugaskan dalam 1 shift yaitu
hanya pada shift pagi. Pada hari ini tanggal 13 Juli 2023 pembagian peran dan
tugas di ruang neonatus sebagai berikut:
1) Kepala Ruangan : Nailis’S Arifin
2) Ketua Tim : Namira Salma Salsabila
3) Pelaksana : Nyustin Elsera W
4) Pelaksana : Saniyah Nabilah A
5) Pelaksana PW : Meishafa Nanda M
Kegiatan pada pukul 07.35 – 08.00 WIB adalah serah terima operan jaga
dari shift malam kepada shift pagi, dan keliling pada pasien untuk
memperkenalkan operan jaga. Pukul 08.05 WIB melakukan pre conference
dengan tujuan menyampaikan rencana asuhan keperawatan/program-program
untuk pasien, membagi tugas kepada anggota tim/pelaksana. Pada pukul 10.00
WIB mengikuti visit dokter, mencatat program terapi atau terapi tambahan. Pukul
11.30 WIB membuat laporan dengan hasil visit dokter. Pukul 13.20 WIB
melakukan post conference, menerima dan mencatat laporan hasil implementasi
dari anggota/pelaksana, mencatat masukan dan tambahan dari ketua tim ruangan,
memberikan apresiasi kepada anggota tim atas penyelesaian tugas dan laporan
tugas. Pukul 13.40 WIB melengkapi buku laporan jaga. Pukul 14.30 WIB
memimpin operan jaga dari shift pagi kepada shift siang dan keliling ruangan
pasien untuk memperkenalkan operan jaga dari shift pagi ke shift siang.
3.2 Daftar Pasien

Tabel 3.1 Daftar Pasien pada 13 Juli 2023 di Ruang Neonatus RSI Siti Hajar
No Nama DPJP Diagnosa Keterangan
K/U Cukup. BAB (+) / BAK
(+).
1. By. Ny. Y dr. Rini, Sp.A NA+RI Terapi Cinam 2x135, Glibotic
2x20
Rawat Gabung
K/U Cukup. BAB (+) / BAK
2. By. Ny. S dr. Faizi, Sp.A NA
(+). Rawat Gabung
K/U Cukup. BAB (+) / BAK
3. By. Ny. E dr. Rini, Sp.A NA+BBLR+Asfiksia
(+). Rawat Gabung
K/U Cukup. BAB (+) / BAK
4. By. Ny. T dr. Fadjar, Sp.A NA
(+). Rawat Gabung
K/U Cukup. BAB (+) / BAK
5. By. Ny. R dr. Fadjar, Sp.A NA+RI (+). Rawat Gabung.
Terapi Cefo 2x180
Bayi Lahir SC, Jenis kelamin
laki-laki, AS: 7-8, Jam 10.07
WIB, Ket: Jernih, BB/PB:
6. By. Ny. S I dr. Faizi, Sp.A NA+BBLR+Gemeli I
2330 gr/48 cm, LK/LD:
33,5cm/28 cm, Anus (+), Vit-
K (+), Hb0 (+)
Bayi Lahir SC, Jenis kelamin
laki-laki, AS: 7-8, Jam 10.08
WIB, Ket: Jernih, BB/PB:
7. By. Ny. S II dr. Faizi, Sp.A NA+BBLR+Gemeli II
2480 gr/45 cm, LK/LD: 34
cm/29 cm, Anus (+), Vit-K
(+), Hb0 (+)
BAB IV

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Role Play manajemen pelayanan kebidanan di Ruang


Neonatus dilakukan selama 2 pekan di mulai dari tanggal 10 Juli sampai dengan
22 Juli 2023. Sebelum pelaksanaan role play telah dilakukan pengkajian terlebih
dahulu terkait manajemen pelayanan di Ruang Neonatus RSI Siti Hajar Sidoarjo.
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa di ruang neonatus menggunakan
metode tim dalam pelaksanaan manajemen pelayanan. Sehingga kami membentuk
pembagian peran serta tugas setiap individu dalam kelompok XI.
Menurut Nursalam (2014); Wirmando (2019) bahwa pelaksanaan model
tim harus berdasarkan konsep bahwa ketua tim sebagai perawat profesional harus
mampu menggunakan teknik kepemimpinan, komunikasi yang efektif penting
agar kontiunitas rencana keperawatan terjamin, anggota tim menghargai
kepemimpinan ketua tim. Peran ketua tim yang baik merupakan salah satu faktor
yang mempengahruhi kinerja perawat, khususnya dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
Pembagian peran dan tugas pada hari kamis 13 Juli 2023 adalah 1
mahasiswa berperan sebagai kepala ruangan, 1 mahasiswa berperan sebagai ketua
tim, dan 3 mahasiswa berperan sebagai pelaksana. Penulis sendiri berperan
sebagai ketua tim dimana fungsi pertama ketua tim yaitu membuat perencanaan
berdasarkan tugas dan kewenangannya yang didelegasikan oleh kepala ruangan.
Hal tersebut telah dilakukan dan dibuktikan dengan terlaksananya pre conference
dan post conference serta menetapkan asuhan pada pasien sesuai dengan
penatalaksanaan dan advis yang telah diberikan oleh dokter spesialis anak.
Hal ini dikemukakan oleh Departemen Kesehatan Indonesia (2011)
menyatakan bahwa tugas pokok ketua tim yaitu bersama penanggung jawab
ruangan, kepala ruangan, perawat, anggota tim mengadakan serah terima tugas
pergantian dinas, melakukan pembagian tugas kepada perawat dengan
mempertimbangkan masing-masing kemampuan anggota, melakukan ronde
keperawatan bersama perawat pagi, sore dan malam melaksanakan, mengawasi
dan mengevaluasi pelayanan keperawatan pasien yang sudah diprogramkan dan
membuat pembaharuan sesuai dengan kebutuhan pasien, mendelegasikan
pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota tim, membuat perencian tugas
anggota, menerima konsultasi dari anggota tim memberikan instruksi keperawatan
untuk menerima laporan, memberi pengarahan tentang tugas-tugas anggota tim,
pelaksanaan asuhan keperawatan, serta masalah yang dihadapi, memelihara
komunikasi yang efekstif baik secara vertikal maupun horizontal, mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan perawat pelaksana, mengawasi proses asuhan
keperawatan yang dilakukan anggota tim.
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Melakukan pengkajian manajemen pelayanan di Ruang Neonatus RSI Siti
Hajar dapat dilakukan dengan baik dan tidak mengalami kesulitan dalam
mengumpulkan data.

2. Proses pelaksanaan Role Play manajemen pelayanan di Ruang Neonatus


RSI Siti Hajar telah berlangsung dengan cukup baik.
5.2 Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Melakukan sosialisasi dan mengikutsertakan perawat dalam program
pelatihan, workshop dan lain-lain tentang supervisi keperawatan sehingga
dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor,
kepekaan dan cara berpikir kritis terhadap pengaplikasian konsep teori
kedalam praktik keperawatan dan pelayanan ke pasien.

2. Bagi Perawat Rumah Sakit


Menerapkan pelaksanaan manajemen keperawatan secara teratur sehingga
dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.

3. Bagi Mahasiswa
Dapat di jadikan pedoman sebagai dasar dalam melakukan manajemen
pelayanan yang baik, sehingga intervensi yang diberikan kepada pasien
berjalan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor


HK.01/07/Menkes/320/2020 Tentang Standar Profesi Bidan.

Erita, E. (2019). Buku Materi Pembelajaran Manajemen Keperawatan (Jakarta).


Universitas Kristen Indonesia.

Hidayah, N., Alfianur, & Handayani, F. (2021). Manajemen dan Kepemimpinan


Dalam Keperawatan. CV. Adanu Abinata.

Eko, N. (2018). Hubungan Peran Ketua Tim Terhadap Pendokumentasian


Pengkajian Keperawatan Pada Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap
Dewasa Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Bantul. Institusi: Universitas
Aisiyah Yogyakarta, 1-17. http://digilib.unisayogya.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai